TENTANG
PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI
PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA DEPOK
2
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5161);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 224);
3
14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6622);
15. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2020 tentang Gaji
dan Tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 218);
16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun 2011
tentang Pedoman Analisis Jabatan;
17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011
tentang Pedoman Evaluasi Jabatan;
18. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai
Negeri;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012
tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2013 tentang
Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2016 tentang
Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Instansi Pemerintah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019
tentang Sistem Informasi Pemerintah Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1273);
4
23. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kota Depok (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2016
Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Depok Nomor 4 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Depok (Lembaran Daerah Kota
Depok Tahun 2021 Nomor 4);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN
PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
DAERAH KOTA DEPOK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah Kota adalah Daerah Kota Depok.
2. Wali Kota adalah Wali Kota Depok.
3. Pemerintah Daerah Kota adalah Wali Kota sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
selanjutnya disingkat PPPK adalah Warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas jabatan
pemerintahan.
5
6. Tambahan Penghasilan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat TPP PPPK
adalah penghasilan yang diberikan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan umum Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja.
7. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat
PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
menetapkan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai ASN dan pembinaan manajemen
ASN diinstansi Pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Beban Kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.
9. Beban kerja normal adalah waktu yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan dalam batas rentang waktu
antara 87,9 jam perbulan sampai dengan 112,5 jam
perbulan.
10. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi,
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
Pegawai dalam suatu satuan organisasi.
11. Kelas Jabatan adalah penentuan dan pengelompokan
tingkat jabatan berdasarkan nilai suatu jabatan.
12. Basic TPP adalah penghitungan besaran TPP yang
didasarkan pada parameter Kelas Jabatan, Indeks
Kapasitas Fiscal Daerah, Indeks Kemahalan Konstruksi,
dan Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
13. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka
menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau
keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi serta
bersifat mandiri dan untuk kenaikan jabatan dan
pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.
14. Pejabat Fungsional adalah Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang memangku jabatan fungsional
dilingkungan Pemerintah Kota Depok.
6
15. Masa Kinerja adalah kurun waktu satu bulan kalender
dari kegiatan pada jam kerja yang dinilai untuk
diberikan penghargaan kesejahteraan.
16. Hari Kinerja adalah waktu masuk kerja bagi setiap
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja untuk
menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
17. Jam Kerja adalah waktu di mana setiap Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja wajib datang
melaksanakan tugas dan pulang sesuai ketentuan jam
kerja serta tidak berada ditempat lain/umum bukan
karena dinas.
18. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan
dalam jangka waktu tertentu.
19. Penghasilan penuh adalah gaji pokok dan penghasilan
lain yang berhak diterima berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
20. Tugas Kedinasan adalah tugas yang diberikan oleh
atasan yang berwenang dan berhubungan dengan
perintah kedinasan, peraturan perundang-undangan di
bidang kepegawaian atau peraturan yang berkaitan
dengan kepegawaian, peraturan kedinasan, tata tertib di
lingkungan kantor, atau standar prosedur kerja (Standar
Operating Procedure atau SOP).
21. Tanpa Alasan Yang Sah adalah bahwa alasannya tidak
dapat dipertanggung jawabkan.
22. Terlambat Datang dan/atau Tidak Apel Pagi Kecuali
Karena Alasan Kedinasan adalah datang lewat dari jam
kerja yang ditentukan dan/atau tidak melaksanakan apel
pagi kecuali karena alasan kedinasan yang dibuktikan
dengan bukti keterangan yang sah.
23. Pulang Cepat Tanpa Alasan Yang Sah adalah pulang
sebelum waktunya atau berada di tempat lain/umum
bukan karena dinas dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
24. Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Yang Sah adalah tidak
masuk kerja dengan atau tanpa alasan yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
7
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud dari Peraturan Wali Kota ini adalah mengatur
tentang pemberian TPP PPPK di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kota Depok.
(2) Pemberian TPP PPPK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan:
a. kualitas pelayanan kepada masyarakat;
b. disiplin Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja;
c. kinerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja;
d. kesejahteraan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja;
e. integritas Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja; dan
f. tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah.
BAB II
Kriteria Pemberian TPP PPPK
Bagian Kesatu
Jenis TPP PPPK
Pasal 3
Jenis TPP PPPK di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota
Depok, terdiri dari:
a. TPP PPPK berdasarkan Beban Kerja;
b. TPP PPPK berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya;
c. TPP PPPK berdasarkan Kondisi Kerja.
Bagian Kedua
TPP PPPK Berdasarkan Beban Kerja
Pasal 4
(1) TPP PPPK berdasarkan beban kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, diberikan kepada PPPK
di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota.
8
(2) TPP PPPK berdasarkan beban kerja sebagaimana pada
ayat (1) diberikan kepada Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang melaksanakan tugas melampaui
batas waktu normal paling sedikit 170 jam perbulan
(seratus tujuh puluh jam perbulan).
(3) Penerima dan Besaran TPP PPPK berdasarkan beban kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Wali Kota.
Bagian Ketiga
TPP PPPK Berdasarkan Pertimbangan Obyektif Lainnya
Pasal 5
(1) TPP PPPK berdasarkan pertimbangan obyektif lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, diberikan
kepada :
a. PPPK yang melaksanakan tugas pemungutan pajak
daerah dan/atau retribusi daerah;
b. PPPK yang menyelenggarakan pelayanan publik
urusan administrasi kependudukan;
c. PPPK lainnya yang diperkenankan menerima
tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan
objektif lainnya
dengan berpedoman pada ketentuan perundangan yang
berlaku.
(2) Perhitungan dan pemberian TPP PPPK berdasarkan
pertimbangan obyektif lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a berpedoman pada Keputusan Wali
Kota terkait Penerima dan Besarnya Pembayaran Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
(3) Penerima dan Besaran TPP PPPK berdasarkan
pertimbangan objektif lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Wali Kota.
9
Pasal 6
(1) TPP PPPK berdasarkan kondisi kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, diberikan kepada semua
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kota yang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab memiliki resiko
kerja yang tinggi seperti resiko kesehatan, keamanan jiwa,
dan lainnya sesuai kriteria.
(2) Kriteria TPP PPPK berdasarkan kondisi kerja sebagaimana
pada ayat (1), sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan penyakit
menular;
b. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia
berbahaya/radiasi, bahan radioaktif;
c. Pekerjaan yang beresiko dengan keselamatan kerja;
d. Pekerjaan yang beresiko dengan aparat pemeriksa dan
penegak hukum.
(3) Penerima dan Besaran TPP PPPK berdasarkan kondisi
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Wali Kota.
BAB III
PERHITUNGAN TPP PPPK DAN KOMPONEN TPP PPPK
Pasal 7
(1) TPP PPPK sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dihitung
berdasarkan kelas jabatan masing-masing dan Basic TPP
Pemerintah Kota Depok dengan parameter sebagai
berikut:
a. Kelas jabatan;
b. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah;
c. Indeks Kemahalan Kontruksi; dan
d. Indeks Penyelenggaraan Pemerintah.
(2) Basic TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
menggunakan rumus:
10
Besaran Tunjangan Kinerja BPK perkelas Jabatan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan) x (indeks
kapasitas fiskal daerah) x (indeks kemahalan konstruksi)
x (indeks penyelenggaraan pemerintah daerah).
(3) Tata cara perhitungan TPP PPPK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pemberian TPP.
(4) Rincian besaran TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam Keputusan Wali Kota.
Pasal 8
(1) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja berhak
menerima dengan penuh tambahan penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, apabila memenuhi
komponen disiplin dengan bobot sebesar 40% (empat
puluh persen) dan komponen kinerja dengan bobot
sebesar 60% (enam puluh persen)
(2) Komponen disiplin diukur berdasarkan absensi dari
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja selama masa
kinerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan di
tempat kerjanya.
(3) Komponen kinerja diukur berdasarkan laporan
pelaksanaan tugas yang disampaikan kepada atasan
langsung, sesuai dengan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan Wali Kota ini.
(4) Penilaian komponen disiplin dan komponen kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (3), diukur melalui system dalam jaringan dan/atau
luar jaringan.
(5) Sistem sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan
lebih lanjut dengan Keputusan Wali Kota.
11
Pasal 9
(1) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja sebagai
berikut:
a. yang melaksanakan cuti dan/atau cuti bersama yang
telah ditetapkan oleh pemerintah, melaksanakan
Pendidikan dan Pelatihan, Tugas Belajar serta Dinas
Luar;
b. yang menduduki jabatan guru pada sekolah serta
mendapat hari libur sekolah berdasarkan kalender
pendidikan dan cuti tahunan;
berhak menerima tambahan penghasilan dengan penuh
tanpa dikenakan komponen pengurangan disiplin dan
kinerja
(2) Cuti, Pendidikan dan Pelatihan, Tugas Belajar serta Dinas
Luar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan
dengan bukti keterangan yang sah.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), sebagai berikut:
a. bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
yang melaksanakan Cuti Sakit sama dengan atau
lebih dari 1 (satu) bulan, diberikan TPP PPPK
berdasarkan beban kerja sebesar 80% (delapan
puluh persen) serta tidak berhak menerima TPP
Berdasarkan Beban Kerja serta TPP Berdasarkan
pertimbangan objektif lainnya;
b. bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
yang melaksanakan Cuti Besar diberikan TPP PPPK
berdasarkan beban kerja dari komponen disiplin
sebesar 40% (empat puluh persen) serta tidak berhak
menerima TPP PPPK Berdasarkan pertimbangan
obyektif lainnya dan TPP PPPK Berdasarkan Kondisi
Kerja.
(4) Tata Cara pelaksanaan cuti Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
12
Pasal 10
(1) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang dijatuhi
hukuman disiplin hanya berhak diberikan TPP PPPK
berdasarkan beban kerja dari komponen kinerja yakni
sebesar 60% (enam puluh persen)dan tidak berhak
menerima TPP PPPK berdasarkan pertimbangan objektif
lainnya serta TPP PPPK Berdasarkan Kondisi Kerja,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk hukuman disiplin sedang selama 1 (satu) bulan;
b. untuk hukuman disiplin berat selama 2 (dua) bulan.
13
Pasal 12
(1) Tata cara penghitungan komponen pengurangan
disiplin dan kinerja sebagai berikut :
(2)
NO JENIS PENILAIAN BOBOT Jumlah KET
Pengurangan
I KOMPONEN 40% TAMBAHAN TENAGA
PENGURANGAN DISIPLIN PENGHASILAN FUNGSIONAL
TERTENTU
1. Terlambat Datang Per hari 1% Bukti Kehadiran di
dan/atau Tidak Apel Pagi Tempat/Lap. Apel
Kecuali Karena Alasan
Kedinasan
2. Pulang Cepat Tanpa Per hari 2% Daftar Kehadiran
Alasan Yang Sah
3. Meninggalkan Tugas Per hari 2% Daftar Kehadiran
Kedinasan Tanpa Alasan
Yang Sah
4. Tidak Masuk Kerja Tanpa Per hari 5% Daftar Kehadiran
Alasan yang Sah
II KOMPONEN PENGURANGAN 60% TAMBAHAN TENAGA KET
KINERJA PENGHASILAN FUNGSIONAL
TERTENTU
Penyelesaian Pekerjaan yang Per hari 5% Pejabat Penilai
dibuktikan sengan Laporan
Pelaksanaan Tugas (Laporan
Mingguan)
Pasal 13
(1) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
berdasarkan Keputusan terkait Gratifikasi dan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi mempunyai
kewajiban Pembebanan atas Tuntutan Perbendaharaan
dan Tuntutan Ganti Rugi namun tidak memenuhi
kewajibannya, dikenakan pengurangan TPP PPPK
sebesar 5% (5 persen) sampai dengan selesainya
permasalahan gratifikasi dan TPTGR dimaksud atau
kesanggupan yang bersangkutan untuk memenuhi
keputusan penyelesaian masalah dimaksud.
14
BAB IV
TATA CARA PEMBAYARAN TPP PPPK
Pasal 14
(1) Permintaan pembayaran TPP PPPK untuk Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja didasarkan pada
daftar penilaian yang dibuat dan ditandatangani oleh
pejabat penilai serta disetujui oleh pejabat
penanggungjawab.
(2) Pejabat penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah atasan langsung dari Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang dinilai.
(3) Pejabat penanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) adalah atasan langsung dari pejabat penilai.
(3) Tata cara permintaan pembayaran TPP PPPK ditetapkan
sebagai berikut :
a. pejabat penilai membuat dan menandatangani daftar
penilaian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja di lingkungan kerjanya sesuai dengan Format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Wali Kota ini;
b. pejabat penilai mengusulkan daftar penilaian
sebagaimana dimaksud pada huruf a kepada
penanggungjawab untuk mendapat persetujuan;
c. berdasarkan daftar penilaian sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, bendahara pengeluaran di
masing-masing satuan kerja mengajukan Surat
Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Pasal 15
TPP PPPK dibebankan pada anggaran Satuan Kerja yang
tercantum dalam APBD.
15
Pasal 16
(1) TPP PPPK dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya dari masa kinerja.
(2) Pembayaran TPP PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dikecualikan untuk bulan Desember.
(3) Pembayaran TPP PPPK untuk bulan Desember,
dibayarkan pada akhir Desember, dengan
mempertimbangkan komponen disiplin dan komponen
kinerja sampai dengan tanggal 23 Desember.
(4) Pengurangan Komponen disiplin dan komponen kinerja
untuk tanggal 24 sampai dengan 31 Desember,
diperhitungkan pada Pembayaran TPP PPPK bulan
Januari tahun anggaran berikutnya.
Pasal 17
Kebenaran data termasuk data penilaian pegawai secara
formal maupun material menjadi tanggung jawab masing-
masing Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Pelaksanaan Pemberian TPP PPPK berdasarkan Peraturan
Wali Kota ini mulai berlaku dan dibayarkan pada bulan Juli
2021 berdasarkan penilaian Komponen disiplin dan
komponen kinerja bulan Juni 2021.
16
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Depok.
Ditetapkan di Depok
pada tanggal 28 Juni 2021
WALI KOTA DEPOK,
TTD
TTD
TTDtttt
SRI UTOMO
BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2021 NOMOR 32
17
LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA DEPOK
NOMOR 32 TAHUN 2021
TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA DEPOK
DAFTAR FORMAT
TTD
18
FORMAT I
Nama :
NI PPPK :
Unit Kerja :
Bulan :
PARAF PEJABAT
TANGGAL URAIAN KEGIATAN HASIL
PENILAI
…../…../….. - ……………….
- ……………….
- ……………….
…../…../….. - ……………….
- ……………….
- ……………….
Keterangan : Nama :
C : Cuti = Orang
PDDK : Pendidikan dan Pelatihan = Orang
DL : Dinas Luar = Orang
S : Sakit = Orang
TD/TAP : Terlambat Datang/ Terlambat Apel Pagi= Orang
TMTA : Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Yang Sah= Orang
19
FORMAT II
Hari :
Tanggal :
KEHADIRAN KETERANGAN
NO. NAM A JABATAN
HADIR TIDAK HADIR C PDDK DL S TD/TAP TM TA
Keterangan : Nama :
C : Cuti = Orang
PDDK : Pendidikan dan Pelatihan = Orang
DL : Dinas Luar = Orang
S : Sakit = Orang
TD/TAP : Terlambat Datang/ Terlambat Apel Pagi = Orang
TMTA : Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Yang Sah = Orang
B. BENTUK FORM DAFTAR HADIR PAGI
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Keterangan : Pejabat Penanggungjawab
C : Cuti
PDDK : Pendidikan dan Pelatihan
DL : Dinas Luar Nama Jelas
S : Sakit Pangkat
TD/TAP : Terlambat Datang/ Terlambat Apel Pagi NIP.
TMTA : Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Yang Sah
PCTA : Pulang Cepat Tanpa Alasan Yang Sah
MKTA : Meninggalkan Tugas Kedinasan Tanpa Alasan Yang Sah
21
C. BENTUK FORM DAFTAR HADIR SORE
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Keterangan : Pejabat Penanggungjawab
C : Cuti
PDDK : Pendidikan dan Pelatihan
DL : Dinas Luar Nama Jelas
S : Sakit Pangkat
TD/TAP : Terlambat Datang/ Terlambat Apel Pagi NIP.
TMTA : Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Yang Sah
PCTA : Pulang Cepat Tanpa Alasan Yang Sah
MKTA : Meninggalkan Tugas Kedinasan Tanpa Alasan Yang Sah
22
FORMAT III
2 … … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. …
… … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. …
… … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. … Rp. …
Keterangan :
TD/TAP : Terlambat Datang/ Terlambat Apel Pagi
TMTA : Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Yang Sah
PCTA : Pulang Cepat Tanpa Alasan Yang Sah
MKTA : Meninggalkan Tugas Kedinasan Tanpa Alasan Yang Sah
23
B. BENTUK FORMAT DAFTAR TAMBAHAN PENGHASILAN
PD / SATUAN KERJA :
BULAN :
DAFTAR TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN OBYEKTIF LAINNYA
JUMLAH YANG
PENGURANGAN PENGURANGAN DITERIMA SETELAH JUMLAH YANG
NO. NAMA NI PPPK JABATAN BESARAN PAJAK
KOMPONEN DISIPLIN KOMPONEN KINERJA PENGURANGAN DITERIMA
KOMPONEN
24
Nama :
NI PPPK :
Unit Kerja :
Bulan :
II KOMPONEN KINERJA
Penyelesaian Pekerjaan yang dibuktikan dengan laporan Pelaksanaan Tugas (Laporan
Mingguan) …….%
JUMLAH …….%
BOBOT [PENILAIAN KINERJA (40%-Jumlah%) …….%
TOTAL PENILAIAN …….%
Mengetahui
Pejabat Penanggungjawab Pejabat Penilai
Mengetahui
Pejabat Penanggungjawab Pejabat Penilai
26