WALIKOTA PONTIANAK
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TENTANG
WALIKOTA PONTIANAK,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB III
PEMBERIAN TPP
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
(1) Guru, Pengawas Sekolah, Penilik Sekolah dan Pamong Belajar yang sudah memiliki
sertifikat pendidik diberikan TPP berdasarkan pertimbangan obyektif lainnya.
(2) Pertimbangan obyektif lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tunjang
profesi dalam bentuk sertifikasi yang bersumber dari APBN melalui DAK Nonfisik.
(3) TPP diberikan kepada Guru, Pengawas Sekolah, Penilik Sekolah dan Pamong
Belajar yang belum bersertifikat pendidik dengan nilai TPP dihitung berdasarkan
Beban Kerja dengan prosentase sebesar 20% (dua puluh persen) yang
diperhitungkan sesuai Kelas Jabatannya dan nilai Koefisien Beban Kerja Jabatan,
dengan kewajiban melaporkan kehadiran setiap hari menggunakan aplikasi HADIR,
formulasi perhitungan sebagaimana diatur dalam lampiran II dimaksud merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(4) Pemberian TPP bagi semua jabatan pelaksana di Unit Sekolah pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan diperhitungkan dengan mempertimbangkan nilai
Koefisien Beban Kerja Jabatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(5) Pemberian TPP bagi semua CPNS di seluruh Perangkat Daerah diperhitungkan
dengan memperhitungkan nilai Koefisien Beban Kerja Jabatan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
(6) TPP bagi Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Kota Pontianak dan
UPT Mata diberikan dengan memperhitungkan nilai Koefisien Beban Kerja Jabatan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dimaksud merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(7) TPP bagi Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pontianak
diberikan 30% (tiga puluh persen) dari basic TPP dengan memperhitungkan nilai
Koefisien Beban Kerja Jabatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 8
Dalam hal anggaran tersedia, Pajak Penghasilan atas TPP dapat dibebankan pada
APBD.
BAB IV
BASIC TPP
Pasal 9
(1) Penetapan besaran Basic TPP didasarkan pada parameter sebagai berikut:
a. kelas jabatan;
b. indeks kapasitas fiskal daerah;
c. indeks kemahalan konstruksi; dan
d. indeks penyelenggaraan pemerintah daerah.
(2) Besaran tertinggi TPP berdasarkan kelas jabatan yang dapat diberikan
menggunakan Rumus:
(Besaran Tunjangan Kinerja Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia perkelas Jabatan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan) x (indeks kapasitas fiskal daerah) x (indeks
kemahalan konstruksi) x (indeks penyelenggara pemerintah daerah).
(3) Besaran tertinggi TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I
dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB V
KOMPONEN TPP
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
Bagian Kedua
Beban Kerja
Pasal 11
(1) TPP berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a
adalah sebesar 100% (seratus persen) dari basic TPP Daerah.
(2) TPP berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada seluruh Pegawai ASN Daerah dan CPNS Daerah. yang melaksanakan
tugas melampaui beban kerja minimal 112,5 (seratus dua belas koma lima) jam
perbulan atau 6.750 (enam ribu tujuh ratus lima puluh) menit perbulan atau
batas waktu kerja normal minimal 170 (seratus tujuh puluh) jam perbulan.
(3) Beban kerja minimal Pegawai ASN sebagaimana dimaksud ayat (2)
diperhitungkan dari alokasi Jam Kerja Efektif Pegawai ASN minimal dalam satu
bulan, sedangkan waktu kerja normal diperhitungkan dari jam kerja normal
termasuk istirahat yang berlaku di Daerah dalam 20 (dua puluh) hari kerja.
(4) Jam Kerja Efektif Pegawai ASN Daerah adalah minimal 121,6 (seratus dua
puluh satu koma enam) jam per bulan atau 7.300 (tujuh ribu tiga ratus) menit
per bulan dengan asumsi 20 hari kerja.
Pasal 12
Bagian Ketiga
Prestasi Kerja
Pasal 13
(1) TPP berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b
adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari Basic TPP Daerah.
(2) TPP berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada Pegawai ASN yang memiliki prestasi kerja yang tinggi sesuai bidang
keahliannya atau menemukan inovasi dan diakui oleh pimpinan di atasnya.
(3) Pegawai ASN yang diberi TPP beradasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diusulkan oleh masing-masing Kepala Perangkat Daerah secara
selektif dan terukur melalui Sekretaris Daerah Kota Pontianak dan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Daerah.
Pasal 14
Besaran TPP berdasarkan prestasi kerja dihitung dengan menggunakan Rumus sebagai
berikut:
TPPPK = (10%) x Basic TPP
Keterangan:
TPPPK = Alokasi TPP berdasarkan Prestasi Kerja
Bagian Keempat
Kondisi Kerja
Pasal 15
(1) TPP berdasarkan kondisi kerja diberikan kepada Pegawai ASN yang melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang dengan kondisi sebagai berikut:
a. berkaitan langsung dengan penyakit menular;
b. memiliki resiko kesehatan yang berkaitan langsung dengan bajan kimia
berbahaya/radiasi/bahan radioaktif;
c. beresiko dengan keselamatam/keamanan kerja;
d. beresiko dengan aparat pemeriksa dan penegak hukum;
e. dan memiliki beban kerja berlebih akibat jumlah pegawai yang tidak sesuai
dengan kebutuhan;
(3) TPP berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada:
a. Sekretaris Daerah Kota Pontianak sebesar 20% (dua puluh persen) dari basic
TPP Daerah;
b. Pegawai ASN lainnya yang bekerja pada Sekretariat Daerah Kota Pontianak,
sebesar 5% (lima persen) dari basic TPP Daerah;
c. Pegawai ASN pada Dinas Kesehatan di luar UPTD, BKD, BKPSDM, BAPPEDA,
SATPOLPP, Dinas Perhubungan, DISKOMINFO, BPBD, Inspektorat, DLH,
DPMTKPTSP, dan DISDUKCAPIL sebesar 5% (lima persen) dari basic TPP
Daerah;
Pasal 16
Besaran TPP berdasarkan Kondisi Kerja dihitung dengan menggunakan Rumus sebagai
berikut:
TPPKK = (prosentase kondisi kerja PD) x Basic TPP
Keterangan:
TPPKK = Alokasi TPP berdasarkan Kondisi Kerja
Bagian Kelima
Kelangkaan Profesi
Pasal 17
(1) TPP berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf
d diberikan minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari basic TPP Daerah.
(2) TPP berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada:
a. Sekretaris Daerah Kota Pontianak sebesar 100% (seratus persen) dari basic
TPP Daerah.
b. Pejabat Pengelola Barang dan Jasa/Kelompok Kerja Pemilihan pada Bagian
Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kota Pontianak sebesar 55%
(lima puluh lima persen) dari basic TPP Daerah.
c. Semua Dokter spesialis diberikan sebesar 50% dari basic TPP Daerah.
Pasal 18
Bagian Keenam
Pertimbangan Objektif Lainnya
Pasal 19
Pasal 20
BAB VI
PENILAIAN TPP
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 21
Bagian Kedua
Penilaian Produktivitas Kerja
Pasal 22
(8) Hasil perhitungan produktivitas kerja bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dikategorikan sebagai berikut:
a. diatas 90% (sembilan puluh persen) kategori sangat tinggi, dihitung 100%
(seratus persen);
b. diatas 80% (delapan puluh persen) sampai dengan 90% (sembilan puluh persen)
dikategorikan tinggi, dihitung 90% (sembilan puluh persen);
c. diatas 70% (tujuh puluh persen) sampai dengan 80% (delapan puluh persen)
kategori sedang, dihitung 80% (delapan puluh persen);
d. diatas 60% (enam puluh persen) sampai dengan 70% (tujuh puluh persen)
kategori cukup, dihitung 70% (tujuh puluh persen);
e. diatas 50% (lima puluh persen) sampai dengan 60% (enam puluh persen) kategori
rendah, dihitung 60% (enam puluh persen); dan
f. dibawah 50% (lima puluh persen) kategori sangat rendah dan dihitung 0% (nol)
persen.
(9) Hasil perhitungan produktivitas kerja bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
khusus untuk Staf Ahli dikategorikan sebagai berikut:
a. diatas 90% (sembilan puluh persen) sampai dengan 100% (seratus persen)
dikategorikan tinggi, dihitung 100% (seratus persen);
b. diatas 80% (delapan puluh persen) sampai dengan 90% (sembilan puluh persen)
dikategorikan tinggi, dihitung 90% (sembilan puluh persen);
c. diatas 65% (enam puluh lima persen) sampai dengan 80% (delapan puluh persen)
kategori cukup, dihitung 80% (delapan puluh persen);
d. diatas 50% (lima puluh persen) sampai dengan 65 (enam puluh lima persen)
kategori rendah, dihitung 65% (enam puluh lima persen); dan
e. dibawah 50% (lima puluh persen) kategori sangat rendah dan dihitung 0% (nol)
persen.
TPP Produktivitas Kerja = besaran TPP x (60 (enam puluh) persen x (kategori capaian
akumulasi aktivitas harian dalam 1 bulan))
Pasal 23
(1) Setiap Pegawai ASN melaporkan pelaksanaan tugas/Aktivitas Harian secara mandiri
ke dalam aplikasi PNK-ERK paling lambat sampai dengan 3 (tiga) kali 24 (dua puluh
empat) jam sejak berakhirnya jam kerja.
(2) Pelaporan Aktivitas Harian sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan cara
memilih jenis Aktivitas Harian Utama atau Aktivitas Harian Tambahan, memasukkan
jumlah ouput kerja, merincikan waktu pelaksanaannya serta mendeskripsikan
Aktivitas Harian yang dilakukan.
(3) Setiap Aktivitas Harian masing-masing jabatan wajib divalidasi oleh pejabat penilai
secara obyektif, paling lambat sampai dengan 5 (lima) kali 24 (dua puluh empat) jam
sejak berakhirnya jam kerja pada hari aktivitas diisikan ke dalam sistem. Apabila
sampai dengan tenggat tersebut tidak ada keputusan dari atasan langsung, maka
aktivitas harian yang dilaporkan dianggap disetujui.
(4) Khusus Sekretaris Daerah, Pejabat Eselon II pada perangkat daerah dan Asisten pada
Sekretariat Daerah tidak melaporkan aktivitas harian, hanya memvalidasi aktivitas
harian bawahannya langsung dan produktivitas kerjanya diakumulasikan dari
bawahan langsungnya.
(5) Staf ahli tetap membuat laporan aktivitas harian kerja melalui PNK-ERK sesuai
dengan uraian aktivitas yang tersedia pada Bank Aktivitas dan penilaiannya
berdasarkan kategori sebagaimana dimaksud Pasal 22 ayat ayat (9)
Pasal 24
(1) Pejabat penilai bertanggung jawab atas kebenaran laporan hasil pelaksanaan
tugas/aktivitas harian Pegawai ASN yang dinilainya.
(2) Validasi oleh pejabat penilai sebagaimana dimaksud pasal 23 ayat (3) dilakukan
dengan cara menyetujui atau menolak laporan hasil pelaksanaan tugas yang
disampaikan melalui aplikasi PNK-ERK.
(3) Dalam hal memerlukan klarifikasi kebenaran Aktivitas Harian, maka Pejabat
Penilai berhak meminta konfirmasi dan klarifikasi, apabila tidak ada
respon/perbaikan dari Pegawai ASN yang dinilai, maka aktivitas harian dapat
ditolak dengan wajib disertai alasan penolakan.
(4) Pejabat Penilai yang melakukan validasi dalam PNK-ERK sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran IV yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(5) Dalam hal Pejabat Penilai mengalami kekosongan atau berhalangan, penilaian
dilakukan oleh Plt./Plh./Pj.
(6) Dalam keadaan tertentu, penilaian produktivitas kerja dilaporkan secara
manual.
(7) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (7) antara lain:
a. sistem aplikasi mengalami kerusakan/tidak berfungsi; atau
b. pegawai belum terdaftar dalam sistem aplikasi.
(8) Format laporan penilaian produktifitas kerja secara manual sebagaimana
dimaksud pasal (6) tercantum dalam Lampiran V yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(9) Pegawai ASN dibebaskan dari kewajiban mengisikan Aktivitas Harian ke dalam
PNK-ERK apabila:
a. ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas ke luar daerah lebih dari 8
(delapan) jam atau 1 (satu) hari penuh, yang bersangkutan berkewajiban
melaporkan bukti penugasan tersebut kepada Admin TPP-PD serta tetap
berkewajiban membuat laporan perjalanan dinas.
b. ditugaskan mengikuti Pendidikan dan pelatihan yang pelaksanaanya lebih
dari 8 (delapan) jam atau 1 (satu) hari penuh, yang bersangkutan
berkewajiban melaporkan bukti penugasan tersebut kepada Admin TPP-PD
serta tetap berkewajiban membuat laporan hasil mengikuti Pendidikan dan
pelatihan.
c. sedang dalam masa cuti atau tugas belajar, kepada yang bersangkutan
berkewajiban melaporkan surat cuti dan tugas belajar kepada Admin TPP-
PD untuk dicatatkan ke dalam aplikasi SIAP.
Bagian Ketiga
Penilaian Disiplin Kerja
Pasal 25
(1) Penilaian disiplin Kerja dilakukan berdasarkan pada perekaman
kehadiran/presensi yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yatu pada saat masuk
kerja dan pada saat pulang kerja menggunakan aplikasi HADIR.
(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan hasil
rekapitulasi bulanan kehadiran Kerja.
(3) Dalam melakukan penghitungan skor disiplin kerja, cuti tahunan, cuti alasan
penting, cuti sakit, cuti bersama, cuti melahirkan, cuti besar dan dinas luar
meliputi tugas belajar, diklat, workshop, perjalanan dinas luar
daerah/perjalanan dinas luar negeri dan melaksanakan tugas kedinasan
lainnya, dihitung sebagai hari masuk kerja.
(4) Apabila Penilaian Produktivitas Pegawai ASN mendapatkan kategori sangat
rendah sebagaimana di atur dalam Pasal 22 ayat (8) atau ayat (9), maka Pegawai
ASN bersangkutan akan mendapatkan nilai Disiplin Kerja 0% (nol persen)
(5) TPP berdasarkan Disiplin Kerja dihitung dengan rumus:
TPP Disiplin Kerja = Besaran TPP x (40 % - akumulasi pengurangan TPP
berdasarkan Indikator Disiplin Kerja dalam 1 bulan).
Pasal 26
Pasal 27
(1) Jumlah jam kerja Pegawai selama 1 (satu) minggu dikurangi waktu istirahat
formal adalah 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam.
(2) Jam kerja Pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dengan ketentuan:
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis, jam kerja: 07.15 WIB - pukul 15.30
WIB dengan alokasi Waktu Istirahat Formal selama 30 (tiga puluh) menit.
b. Hari jumat Jam kerja: 07.15 WIB - 14.45 WIB dengan alokasi Waktu
Istirahat Formal selama 1 (satu) jam.
(3) Pengaturan jam kerja pada Perangkat Daerah tertentu di luar ketentuan
sebagaimana diatur dalam pasal (2) diatur dalam Keputusan Walikota.
(4) Pegawai ASN yang melakukan presensi masuk kerja setelah pukul 07.15 WIB
dinyatakan terlambat masuk kerja.
(5) Pegawai ASN yang melakukan presensi pulang kerja sebelum pukul 15.30 WIB
pada hari Senin sampai dengan hari Kamis atau sebelum pukul 14.45 WIB pada
hari Jumat dinyatakan pulang sebelum waktunya.
(6) Jam kerja pada bulan Ramadhan diatur tersendiri yang pelaksanaannya
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
PENGURANGAN TPP
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 28
(2) Total pengurangan pemberian TPP dari faktor sebagaimana dimaksud pada
pasal (1) huruf a, huruf b dan huruf c adalah sebanyak-banyaknya 100%
(seratus persen) dalam 1 (satu) bulan, apabila berdasarkan hasil perhitungan
terdapat pengurangan lebih dari itu, maka akan dilakukan pengurangan TPP
sebesar 100% (seratus persen)
Bagian Kedua
Presensi Kerja
Pasal 29
(1) Pengurangan untuk faktor presensi kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 28
huruf a dilakukan dengan ketentuan:
a. Pegawai ASN yang tidak masuk kerja tanpa keterangan mendapat
pengurangan TPP sebesar 10% (sepuluh) untuk setiap 1 (satu) hari
ketidakhadiran, dan paling banyak sebesar 100% (seratus persen) untuk
tiap 1 (satu) bulan tidak masuk kerja.
b. Pegawai ASN yang tidak mengikuti apel gabungan dikenakan pengurangan
sebesar 2% (dua persen) dari komponen TPP berdasarkan Disiplin Kerja,
kecuali karena tugas luar yang dibuktikan dengan disposisi/surat
tugas/undangan atau bukti pendukung lainnya yang sah.
c. Pegawai ASN yang terlambat masuk kerja, dikenakan pengurangan TPP
dengan ketentuan sebagai berikut:
d. Pegawai ASN yang pulang kerja sebelum waktunya, maka akan dilakukan
pengurangan TPP dengan ketentuan sebagai berikut:
Persentase Pengurangan
Lama Pulang Sebelum Waktunya
(per hari)
1 menit s.d ≤ 30 menit 1,25%
31 menit s.d ≤ 60 menit 2,5%
61 menit s.d ≤ 90 menit 3,75%
91 menit s.d ≤ 120 menit 5%
≥ 121 menit atau tidak melakukan perekaman
kehadiran 7%
e. Pegawai ASN yang tidak masuk kerja karena cuti sakit diatur sebagai
berikut:
Jumlah Cuti Prosentase Pengurangan
(berturut-turut di luar cuti bersama) (per bulan)
≤ 7 hari kerja 0%
8 – 14 hari kerja 20%
15 – 20 hari kerja 40%
≥ 21 – 30 hari kerja 60%
≥ 31 – 40 hari kerja 80%
≥ 41 hari kerja 100%
f. Pegawai ASN yang tidak masuk kerja karena Sakit tertular COVID-19 diatur
sebagai berikut:
Kondisi tertular harus dibuktikan dengan surat hasil Test Swap Antigen
atau hasil Test PCR yang menyatakan terkonfirmasi.
g. Pegawai ASN yang tidak masuk kerja karena cuti tahunan diatur sebagai
berikut:
Prosentase Pengurangan
Jumlah Cuti
(per bulan)
≤ 3 hari kerja 0%
4 – 7 hari kerja 15%
8 – 14 hari kerja 25%
≥ 14 hari kerja 50%
i. Pegawai ASN yang tidak masuk kerja karena cuti besar, cuti melahirkan,
cuti diluar tanggungan negara, tugas belajar, dan diberhentikan sementara;
tidak pada awal bulan pada bulan tersebut akan dilakukan pengurangan
TPP sebesar 4% (empat persen) untuk tiap hari tidak masuk kerja tidak
termasuk cuti Bersama
(2) Pengurangan untuk komponen presensi kerja sebagaimana dimaksud pada
Pasal 25 huruf a sampai dengan huruf i dikenakan dari Indikator Disiplin Kerja
Bagian Kedua
Hukuman Disiplin
Pasal 30
Bagian Ketiga
Tambahan Pengurangan Lainnya
Pasal 31
BAB VIII
PENAMBAHAN PEMBERIAN TPP
Pasal 32
(1) Bagi PNS yang ditunjuk sebagai Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah diberikan TPP
sesuai dengan jabatan Sekretaris Daerah.
(2) Pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung yang merangkap sebagai
Plt./Plh./Pj. menerima TPP tambahan 20% (dua puluh persen) dari Basic TPP
pada Jabatan yang dirangkapnya.
(3) Pejabat setingkat yang merangkap Plt./Plh./Pj. jabatan lain, menerima TPP
yang lebih tinggi, ditambah 20% (dua puluh persen) dari Basic TPP yang lebih
rendah pada jabatan definitive atau jabatan yang dirangkapnya.
(4) Pejabat satu tingkat di bawah jabatan definitif yang berhalangan tetap atau
berhalangan sementara, yang merangkap sebagai Plt./Plh./Pj. hanya menerima
TPP pada jabatan TPP yang tertinggi.
(5) Penambahan TPP bagi PNS yang merangkap sebagai Plt./Plh./Pj. dibayarkan
terhitung mulai tanggal menjabat sebagai Plt./Plh./Pj.
(6) TPP bagi Plt./Plh./Pj. sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3)
dan ayat (4) diberikan kepada PNS yang menjabat dalam jangka waktu paling
singkat 30 (tiga puluh) hari kalender atau 1 (satu) bulan kalender.
(7) Apabila jabatan Plt./Plh./Pj. selama minimal 30 (tiga puluh) hari diemban sejak
pertengahan bulan, penambahan TPP diperhitungkan pada bulan berikutnya
BAB IX
PENGHENTIAN PEMBERIAN TPP
Pasal 33
(3) Penghentian sementara pemberian TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan dicabut apabila Pegawai yang bersangkutan kembali menjalankan tugas.
(4) Apabila Pegawai ASN meninggal dunia maka kepada yang bersangkutan
diberikan TPP dengan indikator produktivitas dan indikator disiplin kerja
dihitung penuh 100% (seratus persen) pada bulan berjalan.
(5) Pegawai ASN yang meninggal dunia bukan pada saat melaksanakan tugas,
diberikan tambahan TPP sebesar 1 kali penerimaan TPP bulan terakhir pegawai
tersebut menerima TPP.
(6) Pegawai ASN yang meninggal dunia pada saat melaksanakan tugas, diberikan
tambahan TPP sebesar 3 (tiga) kali penerimaan bulan sebelumnya setelah
ditetapkan Keputusan Walikota tentang Penetapan Tewas Bagi PNS.
BAB X
PEMBAYARAN TPP
Bagian Kesatu
Tata Cara Pembayaran TPP
Pasal 34
(1) Jumlah total TPP yang dibayarkan dihitung secara kumulatif dalam 1 (satu)
bulan dan dibayarkan berdasarkan hasil penilaian Produktifitas Kerja dan hasil
penilaian Disiplin Kerja dengan rumus:
Total TPP = { Besaran TPP x [(prosentase total hasil penilaian produktivitas
kerja) + (prosentase total hasil penilaian disiplin kerja)] x Koefisien
Beban Kerja Jabatan } - PPh.
(2) TPP dibayarkan sebulan sekali pada bulan berikutnya sesuai dengan Format
Daftar Penerimaan sebagaimana termuat dalam aplikasi SIM TPP.
(3) Daftar Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan ke BKD
selambat-lambatnya tanggal 10 (sepuluh) dengan melampirkan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dari Kepala Perangkat Daerah.
(4) Dalam hal tanggal 10 (sepuluh) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertepatan
pada hari libur, maka penyampaian Daftar Penerimaan dilaksanakan pada hari
kerja berikutnya.
(5) Batas waktu penyampaian daftar penerimaan dan surat perintah pencairan
dana pada tanggal 15 (lima belas) setiap bulannya.
(6) Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI dimaksud merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(7) TPP bulan Desember dibayarkan pada bulan Januari tahun berikutnya.
Pasal 35
Pasal 36
(1) Bagi CPNS dan PPPK, TPP dibayarkan sesuai dengan Jabatan yang tercantum
pada Surat Keputusan Pengangkatan sebagai CPNS dan terhitung mulai tanggal
Surat Pernyataan Menjalankan Tugas.
(2) Pembayaran TPP bagi PPPK dan CPNS formasi jabatan pelaksana dibayarkan
sebesar 80% (delapan puluh persen) dari nilai TPP kelas jabatannya sampai
dengan terbitnya Surat Keputusan Pengangkatan dari CPNS menjadi PNS.
(3) Pembayaran TPP bagi PPPK dan CPNS formasi jabatan fungsional dibayarkan
sebesar 80% (delapan puluh persen) dari kelas jabatan yang diturunkan 1 (satu)
tingkat lebih rendah dari kelas jabatan fungsionalnya.
(4) Pembayaran TPP bagi PNS Formasi Jabatan Fungsional tertentu yang belum
diangkat ke dalam Jabatan Fungsional Tertentu dibayarkan 1 (satu) kelas
dibawah kelas jabatan Fungsional Tertentu yang akan didudukinya.
(5) Pembayaran TPP bagi tenaga Fungsional Tertentu yang belum memiliki SK
jabatan Fungsional, diberikan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai TPP
kelas jabatan terendah pada jabatan fungsionalnya.
(6) Dalam hal setelah terbitnya keputusan belum ditetapkan kelas jabatan
dan/atau tidak tersedianya kotak/wadah jabatan pada peta jabatan, TPP
diberikan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai TPP kelas jabatan terendah.
Bagian Kedua
Penundaan Pembayaran
Pasal 37
Bagian Ketiga
Kekurangan dan Kelebihan Pembayaran TPP
Pasal 38
(1) Apabila akibat kondisi keuangan Daerah terjadi kekurangan bayar maka
kekurangan TPP tidak dapat dibayarkan.
(2) Apabila terjadi kelebihan bayar maka kelebihan TPP harus disetorkan kembali
ke kas umum daerah.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 39
(1) Selain mendapatkan TPP, Pegawai juga dapat diberikan Penghasilan Lainnya
berupa remunerasi secara selektif yang ditetapkan lebih lanjut dengan
Peraturan Walikota.
(2) Selain mendapatkan TPP, Pegawai juga dapat diberikan Penghasilan Lainnya
berupa honorarium secara selektif yang ditetapkan lebih lanjut dengan
Keputusan Walikota
(3) Jika terjadi pergantian atau perubahan jabatan, apabila pejabat baru
dilantik/ditetapkan dan melaksanakan tugas pada atau sebelum tanggal 15
(lima belas) maka pejabat baru tersebut berhak atas pemberian TPP pada
jabatan baru, sedangkan apabila pejabat baru dilantik/ditetapkan dan
melaksanakan tugas setelah tanggal 15 (lima belas) maka pejabat baru tersebut
akan menerima TPP jabatan baru mulai bulan berikutnya.
(4) Kebenaran data secara formal maupun material menjadi tanggung jawab
masing-masing Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja.
(5) Apabila dalam 1 (satu) bulan terdapat libur atau cuti bersama maka kinerja
yang dihargai sesuai dengan hari kerja efektif.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 40
(1) Apabila terjadi perubahan nomenklatur, struktur organisasi Perangkat Daerah
dan perubahan nomenklatur jabatan pada Perangkat Daerah yang
menyebabkan diperlukannya penyesuaian pengaturan sistem secara
menyeluruh maka pemberian TPP pada bulan-bulan tersebut diberikan
berdasarkan laporan Produktivitas Kerja manual yang divalidasi Pejabat Penilai
selama paling lama 3 (tiga) bulan dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
(2) Apabila akibat perubahan ketentuan TPP sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Walikota ini, menyebabkan diperlukannya penyesuaian pengaturan
sistem secara menyeluruh maka pemberian TPP pada bulan-bulan tersebut
diberikan berdasarkan laporan Produktivitas Kerja manual yang divalidasi
Pejabat Penilai selama paling lama 3 (tiga) bulan dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V dimaksud merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
(3) Apabila terjadi keterlambatan pembayaran TPP bulan Januari maka
pembayaran TPP akan diberikan pada bulan Februari bersamaan dengan
pembayaran TPP bulan Februari.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Pasal 42
Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal Desember 2020
WALIKOTA PONTIANAK,
Diundangkan di Pontianak
pada tanggal Desember 2020
MULYADI
Keterangan :
Basic TPP = (Besaran Tunjangan Kinerja Badan Pemeriksaan Pegawai per kelas
Jabatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan) X (indeks
kapasitas fiskal daerah) X (indeks kemahalan konstruksi) X (indeks
penyelenggaraan pemerintah daerah)
Rumus:
Basic TPP = (Besaran Tunjangan Kinerja Badan Pemeriksa Keungan per kelas
Jabatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan) X (indeks
kapasitas fiskal daerah) X (indeks kemahalan konstruksi) X (indeks
penyelenggaraan pemerintah daerah)
Jadi Basic TPP PNS Pemerintah Kota Pontianak untuk kelas jabatan 15
adalah Rp. 20.295.198,-
Rumus:
Besaran TPP = Basic TPP x [(TPP berdasarkan Beban Kerja) + (TPP berdasarkan
Prestasi Kerja) + (TPP berdasarkan Kondisi kerja) + (TPP
berdasarkan Kelangkaan Profesi) + (TPP berdasarkan Pertimbangan
Obejektif)]
Besaran TPP untuk Kelas Jabatan 11 Pada Inspektorat :
= Basic TPP Kelas 11 x [(TPP berdasarkan Beban Kerja) + (TPP
berdasarkan Prestasi Kerja) + (TPP berdasarkan Kondisi kerja) + (TPP
berdasarkan Kelangkaan Profesi) + (TPP berdasarkan Pertimbangan
Objektif)]
= Rp. 8.572.410 x [ 100% + 0% + 10% + 0 + 5% ]
= Rp. 8.572.410 x 115%
= Rp. 9.858.272,-
Jadi Besaran TPP PNS Pemerintah Kota Pontianak untuk kelas jabatan 11
di Inspektorat adalah Rp. 9.858.272,-
WALIKOTA PONTIANAK,
PROSENT
BEBAN KOEFISIE
KELAS BESARAN ASE TPP
BASIC TPP KERJA N BEBAN NILAI TPP
NAMA JABATAN JABAT TPP DARI
(Rp) 100% KERJA (Rp)
AN (Rp) BEBAN
(Rp) JABATAN
KERJA (%)
WALIKOTA PONTIANAK,
PERANGKAT DAERAH/
No JABATAN PEJABAT PENILAI
UNIT KERJA
1. Sekretariat Daerah a. Sekretaris Daerah Akumulasi dari bawahan langsung
b. Staf Ahli Sekretaris Daerah
c. Asisten Sekretaris Daerah Akumulasi dari bawahan langsung
d. Kepala Bagian Asisten Sekda yang membidangi
e. Kepala Sub Bagian Kepala Bagian
f. Jabatan Fungsional Ahli Kepala Bagian
g. Jabatan Fungsional Terampil Kepala Sub Bagian
h. Jabatan Pelaksana Kepala Sub Bagian
WALIKOTA PONTIANAK,
BULAN :
HARI :
TANGGAL :
NAMA :
NIP :
JABATAN :
UNIT KERJA :
DURASI AKTIVITAS
NO WAKTU AKTIVITAS OUTPUT
(menit)
Jumlah ……..
…………………………………………. ………………………………………….
NIP. ……………………………………. NIP. …………………………………….
Keterangan:
- Kolom aktivitas diisi akitivitas kerja sesuai TUPOKSI jabatan, mengacu pada Bank Aktivitas Harian
- Jumlah: diisi total penjumlahan waktu yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas dalam 1 hari kerja
B. CONTOH FORMAT LAPORAN CAPAIAN AKTIVITAS KERJA BULANAN MANUAL
NAMA :
NIP :
JABATAN :
UNIT KERJA :
BULAN :
1 2 3 4 5
1 Senin 365
2 Selasa 365
3 Rabu 365
4 Kamis 365
5 Jumat 365
6 Senin 365
7 Selasa 365
8 Rabu 365
9 Kamis 365
10 Jumat 365
11 Senin 365
12 Selasa 365
13 Rabu 365
14 Kamis 365
15 Jumat 365
16 Senin 365
17 Selasa 365
18 Rabu 365
19 Kamis 365
20 Jumat 365
JUMLAH …............... …...............
CAPAIAN PRODUKTIVITAS BULANAN ( A ) …...............
KATEGORI PRODUKTIVITAS KERJA ( B ) …...............
NILAI KATEGORI PRODUKTIVITAS KERJA ( C ) …...............
NILAI INDIKATOR PRODUKTIVITAS KERJA ( D ) …...............
Menyetujui,
Pejabat Penilai (Nama Jabatan)
(Nama Jabatan) (Unit Kerja)
…………………………………………. ………………………………………….
NIP. ……………………………………. NIP. …………………………………….
Keterangan:
Kolom 4 = diisi jumlah capaian produktivitas harian sebagaimana dalam Format A
(A) = (jumlah kolom 4) / (jumlah kolom 5) x 100%
(B) = diisi berdasarkan kriteria pasal 22 ayat (8) atau ayat (9)
(C) = diisi berdasarkan nilai kriteria pasal 22 ayat (8) atau ayat (9)
(D) = Nilai (C) x 60%
C. FORMAT LAPORAN REKAPITULASI CAPAIAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA PERANGKAT DAERAH
Keterangan:
Kolom 4 diisi capaian total realisasi jam kerja per pegawai dalam satu bulan sebagaimana tertuang dalam Format B
Kolom 5 diisi jumlah jam kerja efektif dalam satu bulan per pegawai sebagaimana tertuang dalam Format B Pontianak, …………………………
Kolom 6 diisi capaian produktifitas bulanan per pegawai sebagaimana tertuang dalam Format B Kepala (Perangkat Daerah)
Kolom 7 diisi Kategori Produktifitas Kerja per pegawai sebagaimana tertuang dalam Format B
Kolom 8 diisi Nilai Kategori Produktifitas Kerja per pegawai sebagaimana tertuang dalam Format B ………………………………………….
Kolom 9 diisi Nilai Indikator Produktifitas Kerja per pegawai NIP. ……………………………………
D. FORMAT REKAPITULASI PENILAIAN DISPLIN KERJA PEGAWAI PADA PERANGKAT DAERAH
Keterangan
Kolom 4 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf a Kolom 13 : diisi sesuai ketentuan Pasal 25 ayat (1) huruf d
Kolom 5 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf b Kolom 14 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf i
Kolom 6 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf c Kolom 15 : diisi sesuai ketentuan Pasal 30 ayat (1)
Kolom 7 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf d Kolom 16 : diisi sesuai ketentuan Pasal 31 ayat (2)
Kolom 8 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf e Kolom 17 : diisi sesuai ketentuan Pasal 31 ayat (2)
Kolom 9 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf f Kolom 18 : diisi sesuai ketentuan Pasal 31 ayat (3)
Kolom 10 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf g Kolom 19 : penjumlahan Kolom 4 s.d Kolom 18
Kolom 11 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29ayat (1) huruf h Kolom 20 : Kolom 19 X 40%
Kolom 12 : diisi sesuai ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf c Kolom 21 : Kolam 3 - Kolom 20
Pontianak, …………………………
Kepala (Perangkat Daerah)
………………………………………….
NIP. ……………………………………
FORMAT DAFTAR TPP YANG DITERIMA OLEH PEGAWAI (MANUAL)
Keterangan :
Kepala (Perangkat Daerah) Bendahara Pengeluaran
Kolom 3 diisi kelas jabatan sesuai yang diemban masing-masing PNS
Kolom 4 diisi basic TPP berdasarkan masing-masing kelas jabatan sesuai Lampiran I
Kolom 5 diisi bobot Beban Kerja sesuai ketentuan Pasal 11
Kolom 6 diisi bobot Prestasi Kerja sesuai ketentuan Pasal 13 …………………………………………. ………………………………………….
Kolom 7 diisi nilai prosentase yang diberikan ke beberapa Perangkat Daerah sesuai Pasal 15 NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
Kolom 8 diisi nilai prosentase yang diberikan ke beberapa Perangkat Daerah sesuai Pasal 17
Kolom 9 diisi nilai prosentase yang diberikan ke beberapa Perangkat Daerah sesuai Pasal 19
Kolom 11 diisi nilai total Disiplin Kerja sesuai Lampiran II Format D
Kolom 12 diisi nilai total Produktivitas Kerja sesuai Lampiran II Format C
Kolom 13 diisi bagi PNS yang merangkat sebagai Plt./Plh./Pj. sesuai ketentuan Pasal 32
WALIKOTA PONTIANAK,
Nama : …….
NIP : …….
Pangkat/Golongan : …….
Unit Kerja : …….
Jabatan : …….
Apabila dikemudian hari ternyata surat ini tidak benar, maka saya akan
mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Kepala ……………………….
Kota Pontianak
Nama
NIP. …
WALIKOTA PONTIANAK,