Anda di halaman 1dari 21

!

WALI KOTA BOGOR


PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN WALI KOTA BOGOR
NOMOR I3STAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN KERJA SAMA PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1MALI KOTA BOGOR,
Menimbang bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 91 ayat (6)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Bad.an Layanan Umum Daerah, perlu menetapkan Peraturan
\IfaU Kota tentang Pedoman Kerja Sama pada Badan Layanan
Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat Dan Unit Pelaksana Teloris Daerah La.boratorium
Kesehatan Daerah;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme {Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun L999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2AO3 tentang Keuangan
wegara lt embaran Negara Rbpublik Indonesia Tahun 2OO3
Nomor 47, Tambatran I-embaran Negara Republik Indonesia
Nomor a286\;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2AA4 tentang
Perhendahara;ar' Negara {Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2AO4 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a355);
4, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol+ Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 55S7) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor I Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nornor 58, Tarnba1-an Lembaran Negara
Republik trndonesia Nomor 56791;

1
.l

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2Al4 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 92, Tambahan
l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2O2A tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2AL4 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah {Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2O2O Nomor 142, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6523);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja
Sama Daerah {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 62191;
7 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.5l2016
tentang Pengelolaan Aset pada Badan Layanan Umum
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1377);
B. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Lg Tahun 2Ot6
tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah {Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2OL6 Nomor 5a7l;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan l,ayanan Umum {Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);
10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2OO7 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kota Bogor Tahun 2AA7 Nomor l-, Tambahan
l,embaran Daerah Kota Bogor Nomor 4];
11. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2Ol7 tentang
Penyelenggaraarl Urusan Pemerintahan Daerah {Lembaran
Daerah Kota Bogor Tahun 2Ol7 Nomor 5);
12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota
Bogor Tahun 2AL8 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Bogor Nomor 2);
13. Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 114 Tahun 2A2O tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor
2 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
(Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2O2O Nomor 32);

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA


PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA
TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH LABORATORIUM
KESEHATAN DAERAH.

2
J-!

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud d,engan:


1. Daerah Kota adalah Daerah Kota Bogor.
2. Pemerintah Daerah Kota adalah \lrali Kota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan yang mernimpin pelaksanaata urusan pemerintahan i*S
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Wali Kota adalah WaIi Kota Bogor.
4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Bogor.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor.
6. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah
organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu pada Dinas atau Badan Daerah.
7. UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut UPTD
Puskesmas adalah UPTD Puskemas di bawah Dinas.
B. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD
Labkesda adalah UPTD Labkesda di bawah Dinas.
9. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjuinya disingkat BLUD adalah
sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teloris dinas/badan daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya.
10. Barang Mitik Daerah yang selanjutnya disebut BMD adatah semua barang
yang dibeli ataudiperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
1 1. Kerja Sama Operasional yang selanjutnya disebut KSO adalah
pendayaguna.an aset milik pihak lain baik aset berwujud berupa tanah,
gedung/bangunan dan peralatan mesin maupun aset tidak berwujud
berupa perangkat lunak komputer {soflutare), lisensi dan franchise, hasil
kajianlpenelitian yang memberikan manfaat jangka panjang, hak cipta,
paten dan kekayaan intelektual lainnya, merk dagang dan aset tidak
berwujud lainnya dalam rangka fungsi dan tugas BLUD, melalui kerjasama
antara BLUD dengan pihak lain yang dituangkan dalam naskah perjanjian.
t2. Pemanfaatan Barang Milik Daerah selanjutnya disebut Pemanfaatan BMD
adalah pendayagunaan BMD yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi Perangkat Daerah danlatau
optimalisasi Barang Milik Daerah dengan tidak mengubah status
kepemilikan"
13. Kerjasama Sumber Daya Manusia dan/atau Manajemen yang selanjutnya
disebut KSM adalah pendayagunaan aset BLUD dan/atau aset milik pihak
lain dengan mengikutsertakan sumber daya manusia dan/atau
kemampuan manajerial dari BLUD dan/atau pihak lain, dalam rangka
mengembangkan kapasitas layanan dan meningkatkan daya guna, nilai
tamba.h, dan manfaat ekonomi dari aset BLUD
14. Mitra Kerja Sama selanjutnya disebut Mitra adalah pihak lain yang
melakukan perikatan dengan BLUD dalam rangka KSOIKSM lKerya Sama
Pemanfaatan BMD.

3
1 S. Tim Koordinasi Kerja Sama selanjutnya disingkat TKKS adalah tim yang
dibentuk oleh Kepala Dinas untuk membantu Pemimpin BLUD UPTD
Fuskesmas dan Labkesda dalam mempersiapkan kerja sama UPTD
Puskesmas dan Labkesda.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Bagian Kesatu
Maksud

Pasal 2

Maksud dibentuknya Peraturan Wali Kota ini adalah untuk mengoptimalkan


peran BLUD UPTD Puskesmas dan Labkesda guna meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat melalui mekanisme keq'a sarna operasional dan
pemanfaatan BMD dengan pihak lain.

Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3

Tujuan dibentuknya Peraturan Wali Kota ini adalah untuk mengatur tatacara
p*iu.k*u.rraan kerja salna BLUD UPTD Puskesmas dan Labkesda yang telah
*"n.r*pkan pola fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan BLUD dengan pihak
lain d,alam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Wali Kota ini mengatur tata cara pelaksanaan kerja
sama BLUD UFTD Puskesmas dan Labkesda dengan pihak lain, yang meliputi:
a. prinsip kerja sama;
b. bentuk keq'a sama;
c. mitra;
d. perencanaan kerja sama;
e. pelaksanaan kerja sama;
f. pelimpahan kewenangan penandatanganan kerja sama; dan
g. TKKS.

BAB IV
PRINSIP KERJA SAMA

Pasal 5

(1) BLUD UPTD Puskesmas dan Labkesda dapat melakukan ke{a sama
dengan pihak lain, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

4
{ J\

(2) Kery'a sarna sebagaimana dimaksud pada ayat {1}, dilakukan berdasarkan
prinsip:
a. efisiensi yaitu dalam melaksanakan kerja sama, harus
mempertimbangkan nilai e{i.siensi yaitu bagaimana menekan biaya
guna memperoleh suatu hasil tertentu atau bagaimana menggunakan
biaya yang sarna tetapi dapat mencapai hasil yang maksimal;
b. efektivitas yaitu dalam melaksa:rakan kerja sama harus
mempertimbangkan nilai efektivitas yaitu mendorong pemanfaatan
sumber daya secara optimal dan bertanggungjawab untuk
ke sejahteraan masyarakat I
c. sinergi yaitu dalam melaksanakan ke{a sarna, diharapkan untuk bisa
mewujudkan harmoni demi terwujudnya kesejateraan masyarakat;
d. saling menguntungkan yaitu dalam pelaksanaan kerja sama,
pelaksanaannya harus dapat memberikan keuntungan bagi para pihak
dan dapat memberikan manfaat bagi masya.raka!
e. kesepakatan bersama yaitu dalam melaksanakan kerja sarna, harus
dicapai kesepakatan atau persetujuafl para pihak untuk melakukan
kerja sama;
f. itikad baik yaitu dalam melaksanakan kerjasama, para pihak harus
mempunyai kemauan untuk secara sungguh-sungguh melaksanakan
kerja sama;
g. mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yaitu dalam melaksanakan kerja sarna,
harus dapat memberikan dampak positif terhadap upaya mewujudkan
kemakmuran, kesejahteraan masyarakat dan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
h. persamaan kedudukan yaitu dalam melaksanakan ke{a sama, para
pihak w4jib menjunjung persElmaarl dalam kesederajatan dan
kedudukan hukurn;
i. transparansi yaitu dalam melaksanakan kerja salna, para pihak harus
mempunyai keterbukaan dalam pelaksanaan kerjasarna, untuk dapat
mengembangkan kerjasama dengan hasil yang maksimal efektif dan
efisien, maka perlu menerapkan :
j. keterbukaan kepada masyarakat dalam proses dan pelaksanaan kerja
sama sehingga masyarakat bisa berfungsi sebagai kontrol bagr
tindakan yang dilakukan dalam pelayanan publik;
k. kompetisi, semua pihak mendapatkan informasi dan kesempatan yang
sama, kompetisi akan menciptakan keterbukaan dalam proses kerja
sama.
1. keadilan yaitu dalam melaksanakan kerja sama, para pihak wajib
menjunjung persElmaan hak dan kewajiban dalam melaksanakan kerja
sama daerah; dan
m. kepastian hukum yaitu dalam melaksakan kerja sama, para pihak
harus mempunyai pemaharnan bahwa kerja sama yang dilakukan
dapat mengikat secara hukum bagl para pihak yang melakukan
kerjasama.

(3) Prinsip saiing menguntungkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d dapat berbentuk finansial dan/atau nonfinansial.
(4) Pendapatan yang berasal dari kerja sama yang sepenuhnya untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan BLUD UPTD Puskesmas/
Labkesda.

(5) Pendapatan sebagairnana dimaksud pada ayat {4} merupakan pendapatan


BLUD UPTD Puskesmas/ Labkesda.

5
,! .!

BAB V
BENTUK KERJA SAMA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6

(U Kerja sarna dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) dilaksanakan dalam bentuk:
a. KSO terhadap aset pihak lain;
b. Kerja Sama Pemanfaatan BMD; dan
c. KSM.

(21 KSO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan melalui
pengelolaan manajemen dan proses operasional secara bersama dengan
mitra kerjasama dengan tidak menggunakan barang milik daerah.
(3) Kerja Sama Pemanfaatan BMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b dilakukan melalui pendayagunaan barang milik daerah dan/atau
optimalisasi barang milik daerah dengan tidak mengubah status
kepemilikan untuk memperoleh pendapatan dan tidak mengurangi
kualitas pelayanan umum yang menjadi kewqjiban BLUD.

Pasal 7

(1) Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas dan Labkesda melakukan kerja $ama
dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pada BLUD UPTD
Puskesmas dan l-abkesda.

{21 Kerja Sama sebagaimana dimaksud pad.a ayat {1}, dilaksanakan dengan
melibatkan pihak lain sebagai mitra.
(3) Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam
naskah perjanjian antara pemimpin BLUD UPTD Puskesmas dan Labkesda
dengan Mitra.

Pasa1 I
(1) Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan yang
dihasilkan dari kerja sama ditetapkan oleh Kepala Dinas berdasarkan
rekomendasi TKKS sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat {1} merupakan tarif yang tidak
diatur dalam Peraturan \fali Kota

Bagran Kedua
KSO Terhadap Aset Pihak Lain

Pasal 9

(1) KSO terhadap aset pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) huruf a dilakukan melalui pengelolaan manajemen dan proses
operasional secara bersanta dengan mitra kerjasama, yarrg meliputi:
a. KSO terhadap aset pihak lain yang berwujud meliputi tanah,
gedung/hanguna"n dan/atau peralatan atau mesin.
6
b. KSo terhadap aset pihak lain yang tidak berwujud meliputi:
1. perangkat lunak komputer (safttuarel;
2. lisensi dan franchise;
3. hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang;
4. hak cipta, paten dan hak kekayaan intelektual lainnya;
5. merk dagang;
6. karya seni yang mempunyai nilai sejarah/budaya; dan
7. aset tak berwujud lainnya.
(21 KSO terhadap aset pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara BLUD up?D Fuskesmas/Labkesda
mendayagunakan aset milik Mitra, untuk selanjutnya digunakan dalam
pemberian pelayanan umum BLUD UPTD Puskesmas dan Labkesda sesuai
jangka waktu tertentu yang disepakati.

(3) KSO terhadap aset pihak lain sebaqaimana dimaksud pada ayat t1)
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLUD uprD
Puskesmas/Labkesda.
b. jangka waktu KSO dapat dilakukan berdasarkan periodesitas
pendayagunaan per tahun, per bulan, per hari, atau per jam.
c. jangka waktu KSO sebagaimana dimaksud pada huruf b paling lama 5
{lima} tahun sejak ditandatanganinya perjanjian.
d. jangka waktu KSO sebagaimana dimaksud pada huruf b apabila telah
berakhir dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi.

(4) Setelah berakhirnya jangka waktu KSO sebagaimana dimaksud pada ayat
3 huruf c BLUD UPTD Puskesmas/Labkesda dapat memiliki asset yang
dikerjasamakan sesuai kesepakatan dengan Mitra.

(5) Pengelolaan asset sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan


sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Kerja Sama Pemanfaatan BMD

Pasal 10

{1) Kerja Sama Pemanfaatan BMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) huruf b, meliputi:
a. tanah dan/atau bangunan; dan
b. selain tanah dan/atau bangunan.
{2) Kerja Sama Pemanfaatan BMD berupa tanah dan/atau bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat {1) huruf a, dapat dilakukan untuk
sebagian atau keseluruhannya.

(3) Dalam hal Kerja Sama Pemanfaatan BMD berupa sebagian tanah dan/atau
bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat {2}, luas tanah danlatau
bangunan yang menjadi objek pemanfaatan BMD adalah sebesar luas
bagian ta"nah dal/atau bangunan yang dimanfaatkan.

(4) Kerja sama Pemanfaatan BMD sebagaimana dimaksud pada ayat tl)
mengikuti peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan
barang milik daerah.

r-7
I
BAB VI
MITRA

Pasal 11

Mitra, terdiri dari:


a. Pemerintah Daerah lain;
b. Badan Usaha Milik Negara;
c. Badan Usaha Milik Daerah;
d. Badan Layanan Umum;
e. BLUD;
f. perusahaan swasta;
g. yayasan;
h. koperasi; dan,/atau
i. perorangan.

BAB VIT
PERENCANAAN KERJA SAMA

Pasal 12
(U Pemimpin BLUD menyusun rencana kerja sama yang paling sedikit
menjelaskan secara ringkas mengenai maksud dan tujuan, bentuk, dan
hasil analisis dan evaluasi dari aspek teknis, aspek keuangan, dan aspek
hukum.
(2) Analisis dan evaluasi dari aspek teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
(U termasuk berupa spesifikasi teknis/kualifikasi dan/atau kegiatan
terkait objek kery'a sarna.
(3) Analisis dan evaluasi dari aspek keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (U termasuk proyeksi pendapatan dan biaya yang timbul dari
pelaksanaan kerja sarna.
(4) Analisis dan evaluasi dari aspek hukum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) termasuk kelengkapan bukti kepemilikan aset, resiko, dan/atau rekam
jejak Mitra.
(5) Rencana Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan
dalam Rencana Bisnis Anggaran danlatau perubahan Rencana Bisnis
Anggaran.

BAB VIII
PELAKSANAAN KERJA SAlVlA

Bagian Kesatu
Pelaksanaan KSO atau KSM terhadap Aset Pihak Lain

Pasal 13

tl) Dalam pelaksanaan


KSO atau KSM terhadap aset pihak lain, selain
mendapatkan kompensasi tetap, pemimpin BLUD uprD
Fuskesmasllabkesda dapat mengenakan imbal hasil kepada Mitra.

{2) Besaran imbal hasil sebtrgaimena dimaksud pad* ayat {1) ditetapkan
dengan memperhitungkart :
a. omzet;

8
b. keuntungan; atau
c. biaya operasional.

(3) Besaran imbal hasil sebagaimana dimaksud pada ayat


{21, dilaksanakan
dengan prinsip saring menguntungkan yantr dituangkan'ddr*
perjanjian kerja sarna. naskah

(4) Besaran imbal hasil ditetapkan oleh pemimpin BLUD UPTD


Puskesmas/Labkesda.

Bagian Kedua
Pelaksanaan Kerja Sama pemanfaatan BMD
Pasal 14

Pelaksanaan Keq'a sama Pemanfaatan BMD dilakukan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan BMb.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan KSM

Pasal 15
BLUD UPTD Puskesmas/Labkesda dapat melakukan KSM dalam bentuk:
a. pendayagunaan BMD dan/atau aset milik Mitra dalam rangka
menghasilkan layanan, dengan menggunakanl menyertakan sumber dlya
manusia dan/atau kemanrpuan manajerial yang dimiliki BLUD UptO
PuskesmaslLabkesda;
b. pendayagunaan BMD danf atau aset milik Mitra dalam rangka
menghasilkan layanan, dengan menggunakwrl menyertakan sumber dlya
manusia dan/atau kemampuan manajerial yang dimiliki Mitra.

Pasal 16

t1) KSM yang menggunakan aset milik Mitra dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dilakukan berdasarkan keputusan pemimpin BLUD uprD
PuskesmaslLabkesda;
b. jangka waktu KSM palflng lama 5 (lima] tahun sejak ditandatanganinya
pe{anjian;
c. jangka waktu KSM sebagaimana dimaksud pada huruf b apabila telah
berakhir dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi dan
penyesuaian klausul dalam perjanjian.

{21 Setelah berakhirnya jangka waktu KSM sebagaimana dimaksud pada ayat
t huruf b BLUD UPTD Puskesmasll"abkesda dapat memiliki aset yang
dikerjasamakan sesuai kesepakatan dengan Mitra

Pasal 17

KSM yang mendayagunakan Blvtn dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan


perundang-undan gan yang mehgatur pengelolaan BMD,

I
Pasal 18
BLUD UPTD Puskesmas/Labkesda mendapatkan imbalan dari pelaksanaan
KSM sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 sesuai dengan pery'anjian.

Bagran Keempat
Pemilihan Mitra

Paragraf 1
KSO atau KSM

Pasal 19

(1) Pemilihan Mitra kerjasama KSO atau KSM da.pat dilakukan dengan cara:
a. penunjukan langsung;
b. lelang umum;
c. lelang terbatas.
(21 Pemilihan Mitra dengap cara penunjukan langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan syarat:
a. barang atau asset yang dikeq'asamakan merupakan barang I aset
berwujud; dan
b. besaran nilai investasi tidak lebih dari Rp1.000.000.000,00 (1 milyar
rupiah).
(3) Pemilihan Mitra dengan cara lelang umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilakukan dengan syarat:
a. barang atau aset yang dikeq"asamakaa merupakan barang / aset
berwujud; dan
b. besaran nilai investasi diatas dari Rp1.000.000.000,00 (1 milyar
rupiah).
(41 Pemilihan Mitra dengan c&ra lelang terbatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c dilakukan dengan syarat:
a. barang atau aset yang dike{asamakan merupakan barang / aset tidak
berwujud; dan
b. besaran nilai investasi diatas dari Rp1.O00.00O.000,00 (1 milyar
rupiah).

Paragraf 2
Kerja Sama pemanfaatan BMD
Pasal 20

Pemilihan Mitra kerja sama pemanfaatan BMD dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan barang
milik daerah

10
Bagian Kelima
Tata Cara Pemiliha:r Mitra Kerja Sama
Paragraf 1

KSO atau KSM

Pasal 21

(i) BLUD UPTD Fuskesmas/I-a.bkesda berwena:rg dalam melaksanakan


pemilihan pihak lain selaku mitra keda sama'
(2) pemilihan mitra keda salna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:


a. persiaPan terdiri dari:
i . pemetaaan kebutuhan yang akan dikerja.samakan;
2 . penyusunan pedoman pelaksanaart kerja sama;
b. pemilihan mitra i<etja dengan cara mengundang seluruh calon
".*"
mitra yang telah mengqjukan penawaran kerja salna untuk
memaparkan materi ke{a sa'ma;
c. penyiapan perjanjian yang d"ilaksanakan oleh TKKS setelah terdapat
penetapan pemilihan mitra kerja safila;
d. penandatanganan perjanjian; dan
e. pelaksanaan kerja safiIa.
(3) pemilihan mitra kerja sama dilaksalakan oleh TKKS sesuai dengan obyek
yang dikerjasamakan dan hasilnya ditetapkan oleh Pemimpin BLUD UPTD
Puskesmas/Labkesda.

{41 Tata cara Pemilihan Mitra KSO dan KSM terhadap aset mitra melalui lelang
umum dan lelang terbatas tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.

Paragraf 2
Kerja Sama Pemanfaatan BMD
Pasal 22

Tata cara pemilihan mitra kerja sama pemanfaatan BMD dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan BMD.
Bagian Keenam
Naskah Pedanjian Kerja Sama
Pasal 23

(u Pelaksanaan Kerja Sama dituangkan dalam Naskah Perjanjian.

{2) Naskah perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. para pihak dalam petjanjian;
b. obyek kerja sama;
c. bentuk kerja sama;
d. jangka waktu kerja sama;
e. volume kegiatan;

11
f. besaran kompensasi tetap, imbal hasil, bentuk imbalan lainya dgdrrl
atau besaran biaya yang harus dikeluarkan kepada pihak lain;
g. jadwal pembayaran kompensasi tetap, imbal hasil, bentuk imbalan
lainya dan/ atau besaran biaya yang harus dikeluarkan kepada pihak
lain;
h. hak dan kewa,iiban para pihak yang terikat daram peq'anjian;
i. evaluasi;
j. terminasi atau pengakhiran kontrak lebih awal;
k. sanksi;
1. force majeur;
m. penyelesaian perselisihan.

BAB IX
PELIMPAHAN KE\MENANGAN PENANDATANGANAN KERJA SAMA

Pasal 24
wali Kota melimpahkan penandatanganan kerja sama BLUD upTD
Puskesmas/Lahkesda dengan mitra kepada Pemimpin BLUD dalam rangka
meningkatkan pelayanan.

BAB X
TKKS

Pasal 25

tl) Da]am rangka menyiapkan kerja sarna UPTD Puskesmas/Labkesd.a Kota


Bogor dengan pihak lain dapat dibentuk TKKS yang ditetapkan oleh Kepa1a
Dinas.

(2'l TKKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. melakukan inventarisasi dan pemetaan bidanglpotensi yang akan
diselenggarakan melalui kerja sarta;
b. menyusun prioritas objek yang akan diselenggarakan melalui kerja
sama;
c. memberikan saran terhadap proses pemilihan mitra kerja sama;
d. menyiapkan kerangka acuan/proposrf objek keq'a
e. menilai proposal yang di ajukan oleh pihak lain; "*i;
f. menyiapkan materi rancangan pefanjian ke{a sama;
g. memberikan rekomendasi kepada pemimpin BLUD uprD
Puskesmas/ Labkesda untuk penandatanganan pedanj ian kerj asama.
(3) Segala biaya yang timbul berkenaan dengan pembentukan TKKS
sebagaimana dimaksud pada ayat (U, dibebankan pada Anggaran
Pendapatan BLUD UPTD Puskesmas/Labkesda atau yang bersumber dari
pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.

t2
BAB XI
KE.TENTUAN PERALIHAN

Pasal 26

KSO/Kerja Sama Pemanfaatan BMD/KSM yang telah dilaksanakan oleh


BLUD
UPTD Puskesmas/I"abkesda sebelum berlak"ry" Peraturan wali Kota
ini,
berlaku dengan ketentuan da:r dalam jangka rnraktu paling lambat I (satu) tetap
tahun
|:Tus menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan Wali Kota
ini.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27
Peraturan wati Kota ini mulai berlaku pada tanggat diundangkan.
Agar setiap oraIlg mengetahqinya, memerintahkan pengundangan peraturan
wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Eogor.

Ditetapkan di Bogor
pada tanggal I November 2o2L

*
/r
or sF
4Betl.
Diundangkan di Bogor
pada tanggal 1

BOGOR,

SOFIAH D.
BOGOR
MOR 13s
OG

13
LAh4PIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR
NOMOR : 135 Tahun 2O2l
TANGGAL : 8 November 2O2L
TENTANG : PEDOMAN KERJA SANIA PADA BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN UNIT
PELAKSANA TENNIS DAERAH LABORATORIUM
KESEHATAN DAERAH

TATA CARA PEMILIHAN MITRA KSO DAN KSM TERHADAP ASET MITRA

A. TATA CARA PEMILIHAN MITRA KSO DAN KSM TERHADAP ASET MITRA
MELALUI LELANG UMUM
I. Tahap Persiapan, meliputi:

a. Pembentukan TKKS.

b. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja KSO/KSM.

c. Penyusunan dokumen pemilihan calon mitra KSO/KSM, paling sedikit


Lrerisi:
i. Kuaiiiikasi Caion iviitra, terciiri ciari:
a) berbadan hukum;
b) memenuhi legalitas perizinan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan seperti randa Daftar perusahan/Nomor
induk Berusaha yang masih berlaku;
ci riierniiiki iiornor Fokok Wajib pajak;
d) Surat Keterangan Domisili Perusahaan;
e) keterangan tidak sedang dalam pangawasan pengadilan tidak
dalam keadaan pailit dan tidak sedang dihentikan kegiatan
usahanya;
LJ HLrrryc{La"o.rr Lrud"i! rrld"bLi1{. L.taiiiiiii (iaiLai- iiiiaiff;
g) pernyataan Pakta Integritas;
h) mempunyai pengalaman dalam bidang usahanya baik
dilingkungan pemerintah maupun swasta.

2. Jadu,al Pemilihan
Jadnal Pemilihan ditetapkan oleh TKKS, meliputi:
a) Pengumuman di papan pangumuman dan webslfe resmi uF{|D
Puskesmasllabkesda selama 5 hari;
b) Pendaftaran dan pengamtrilan dokumen pemilihan;
c) Pemberian penjeiasan;
d) Pemasukan Proposal;
e) Evaluasi Pemeriksaan Administrasi dan penilaian proposal;
f) Pembuktian Kualifikasi dan Presentasi;
g) Klarifikasi dan Negosiasi;
h) Pembuatan Berita Acara Hasil Pemilihan/Pelelangan;
r) Penetapan dan Pengumuman Pemenang;
j) Masa Sanggah;
k) Penunjukan Mitra Kerjasama;
1) Penandatanganan Naskah Perjanjian.

l4
3. Metode Penilaian dan Evaluasi
Proses Metode Penilaian dan evaluasi adalah meliputi:
a) EvaluasiAdministrasi
Penilaian mengenai syarat-syarat adminstrasi diiakukan dengan
menggunakan sistem gugur, apabila salah satu unsur atau lebih
yang dipersyarakan tidak terpenuhi.
b) Evaiuasi Teknis
Dilakukan penilaian kualitas penawaran teknis dengan sistem
kemudian dipilih penawaran-penawaran yang lulus ambang
batas nilai teknis (passfng gradeJ
Asnek iPeni!+ipn
vrrii*i*i telrnie
LuiiiiiJ e,.{ Ie}r iiiuiiijij
l;,.L:-.ia:i r-nalinrrti.
Ll..
(1) Pengalaman Perusahaan;
{2J Pendekatan dan Metodologi, seperti:
(a) Tanggapan atas Kerangka Acuan Kerja;
(b) Kualitas Metodologi;
{c} Rencana Kerja_;
(d) Organisasi pelaksana proyek;
(e) Alih Pengetahuan;
(3) Jadwal Pelaksanaall;
(a) Kualifikasi Tenaga Ahli:
(5) Spesifikasi Teknis Oh;rek yang dikeqjasamakan.
c) Evaluasi Presentasi
Dilakukan penilaian kualitas penawaran presentasi dengan
sistem kemudian dipilih penawaran-penawaran yang lulus
ambang batas nilai presentasi Qtassing gracle)
Aspek Peni-laran presentasr ada-lah mehputr :

1) Demo Kinerja;
2j Demo Konektifitas;
3) Presentasi Maintanance;
4) Presentasi Metode Tahapan Pengerjaan;
5i Presenrasi Objek.
d) Evaluasi Harga
Dilakukan penilaian penawaran biaya terhadap peserta yang
lulus ambang batas teknis (passing gradeJ.

e) Perhitungan Nilai Skor


Dilakukan penjumlahan atau perhitungan kombinasi nilai
penawaran teknis, penawaran presentasi dan penawaran biaya,
dengan cara perhitungan sebagai berikut:
lTrT Ar ArlrTrn
r1rL11_( t1r\r1rr\ {I\rjl-j !_1_-"-
ir\Ila-r/ siiul r'ellaw-arai-i ,Tr_!--._=.=^.
If_--^-=_^_-_--
ieKilis n^1^_4
x _uouul
Penawaran Teknis) + {Nilai/skor Penawaran
Presentasi x Bobot Penawaran Presentasi) +
{Nilai/skor Penawaran Biaya x Bobot penawaran
Biaya)

q Pembobotan nilai/skor teknis, presentasi dan biaya sesuai


dengan bobot yang telah ditentukan daiam Dokumen pemilihan.
Pada saat menyusun Dokumen Pemilihan, acuan yang
digunakan untuk pembobotan sesuai dengan rentang sebagai
?rprilzrrf.
1) Bobot penawaran teknis antara 0,3O sampai 0,50;
2l Bobot penawaran presentasi antara 0,30 sampai 0,50;
3) Bobot pena\ /aran biaya antara 0,20 sampai 0,50;
4\ Penawara-n biaya terendah diberikan nilai/skor tertinggi.
15
g) Diadakan klarifikasi dan negosiasi terhadap peserta yang
mempunyai nilai kombinasi penawaran teknis dan penawaran
biaya terbaik.
h) Kiarifikasi dan negosiasi tidak boleh mengubah sasaran KAK.
Pada prinsipn3'a harga satuan tidak boleh dinegosiasi, kecuali
untul< bia5ra langsung non personil i.ang Capat drlanti Can bia5.,a
iangsung personil yang dinilai tidak wajar.
4. Draft Naskah perjanjian Kerja Sama
Draft Naskah perjanjian Kerjasama Disiapkan oleh rKKS yang
memuat:
a) Para pihak dalam perJan3tan;
b) Obyek Kerjasama Operasional;
c) Bentuk Kerjasama Operasional;
d) Jangka Waktu Kerjasama Operasional;
e) Volume Kegiatan;
U Besaran kompensasi tetap, imbai hasii, bentuk imbaian iainya
dan/ atau besaran biaya yang harus dikeluarkan kepada pihak
lain;
g) Jadwal pembayaran kompensasi tetap, imbal hasii, bentuk
imbalan iain-va d,an/ atau besaran biaya yang harus dikeluarkan
kepatia piirak iain;
h) Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;
i) Evaluasi;
j) Terminasi (klausul mengenai pengakhiran kontrak lebih a,,val);
k) Sanksi;
!!t) r---- - --- -: --,..,
t'ur Lc t t LttJctli ,
m) Penyelesaian perselisihan.
ii. Tahap Pemilihan
a. Pengumuman Secara terbuka melaiui Media cetak atau website UPTD
Puskesmas/Labkesda, Pengumuman sekurang kurangnya berisi:
1. Paket pekerjaan yang akan dikerjasamakan;
2. Lokasi Pekerjaan;
3. Kualifikasi Penyedia Jasa KSO;
4. Jadw'al pemiiihan KSO;
5. Perkrraan nitai peker;aan.
b. Pendaftaran calon mitra KSO
TKKS menerima pendaftaran terhadap peminat KSO/KSM dan kepada
setiap pendaftar di berikan dokumen pemilihan dan KAK.

c. Pery'elasan KAK, Pemaparan model KSOIKSM dan dokumen pemilihan


kepada calon mitra yang telah mendaftar kepada TKKS.

d. Pernasukan proposal dengan rneiarnpirkan persyaratan yang tertera


dalem dcJ<r rrr. en ne-r'vri lihe-
e Pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis oleh TKKS,
meliputi:
1. Pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis sesuai
dengan tatacara dan ketentuan yang telah ditetapkan daiam
dokumen pemilihan
2. Menetapkan Bobot Nilai sesuai evaluasi dokumen penawaran.
16
f. Undangan kepada peserta KSO/KSM yang memiliki Bobot Nilai tertinggi
untuk pemaparan model KSO/KSM dan tatacara kerja KSO/KSM.
g. Negosiasi Teknis dan Harga
Tim melaksanakan Negosiasi terhadap calon KSO/KSM terhadap Teknis
dan Harga atau nilai manfaat iain yang terbaik terhadap rumah sakit.

h. Pengumuman Penetapan Mitra KSO/KSM terpilih di Papan


Pengumuman UffD Puskesmas/Labkesda atau usebsite UPTD
Puskesmas/Labkesda.
Tim mengurri.umkan calon Mitra KSO/KSM yang diangeao pantas
menjadi Mitra KSO/KSM.

1. Penetapan Mitra KSO


1. Penetapan Mitra KSO berdasarkan surat dari TKKS Calon mitra KSO 'L^-,.^-^".^
,{.:+,,.1,,1-^- 1-^^^,,i^ -^*i**;- DT T In l-^i^1-^+
Jarr6 ulLL{JLrA(All ^r,lJs"L1'l- yLIrilrrgiil uu\JUl lJLJd.rJd.L _yarr6 rJLr w\Jrr(;Lrr6.
2. Surat penetapan mitra KSO ditandatangani oleh pernimpin
BLUD / pejabat yang berwenang.

j. Penandatanganan Naskah Perjanjian

III. Tahap Pelaksanaan


a. Pelaksanaan KSO/KSM sesuai perjanjian kerjasama.

b. Monitoring Pelaksanan KSO/KSM secara Periodik.

c Dalam hal jumlah calon mitra yan,g memasukan proposal penawaran


kurang dari 2 (dua) peselta maka dilaksanakan 1 {satu) kali pendaftaran
ulang calon mitra KSOIKSM.

d. Dalam hal calon mitra yang telah dinyatakan menang mengundurkan


diri, maka secara otomatis calon mitra urutan berikutnya menjadi
pemenang.

e. Apabila pendaftar uiang calon mitra yang mendaftar hanya 1 (satu)


peserta maka dilaksanakan penunj ukan langsung.

f. Penjadwalan tahapan ditetapkan oieh TKKS.

B. TATA CARA PEMILIHAN MITRA KSO DAN KSM TERHADAP ASET MITRA
MELALUI LELANG TERBATAS
I. Tahap Persiapan, meliputi:
a. Pembentukan TKKS.
h,. Penyusunan Kerangka Acuan Kery'a KSO/KSM.
c" Penyusunan dokumen pemilihan calon mitra KSO/KSM, paling sedikit
berisi:
i. Kuaiifikasi Calon Mitra, terdiri dari:
a) berbarian hukurn;
L7
b) memenuhi legalitas perrzinan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan seperti Tanda Daftar Perusahan/Nomor
Induk Berusaha yang masih trerlaku;
c) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
d) Surat Keterangan Domisili Perusahaan;
keterangan tidak sedang dalam pangawasan pengadiian tidak
") dalam keadaan pariit dan tr<iak sedang dthentrkan kegratan
usahanyal
0 pernyataan tidak masuk dalam daftar hitam;
g) pernyataan Pakta Integritas;
t t mempunyai pengaiaman dalam bidang usahanya Lraik
diiingkungan pemerintah maupun swasta.

2. Jadwal Pemilihan
Jadwal Pemilihan ditetapkan oleh TKKS, meiiputi:
a) TKKS rnengundang beberapa calon Mitra yang memenuhi kriteria
untuk kerja sama;
b) Pendaftaran dan pengamhilan dokumen pemilihan;
c) Pemberian penjelasan;
d) Pemasukan Proposal;
e) Evaluasi Pemeriksaan Administrasi dan penilaian proposal;
t, Pembukttan Kualrtrkasr dan Presentasl;
g) Klarifikasi dan Negosiasi;
h) Pembuatan Berita Acara Hasil Pemilihan/Peielangan;
i) Penetapan dan Pengumuman Pemenang;
j) Masa Sanggah;
k1 Penunjukan iviitra Kerjasama;
1) Penandatanganan Naskah Perjanjian.
3. Metode Penilaian dan Evaluasi
Prnses Metode Penilaian dan evaiuasi adalah meiiputi:
a) Evaiuasi aciministrasi
Penilaian mengenai syarat-syarat adminstrasi dilakukan dengan
menggunakan sistem gugur, apabila salah satu unsur atau lebjh
yang dipersyarakan tidak terpenuhi.

b) Bvaluasi Teknis
Dilakukan penilaian kualitas penawaran teknis dengan sistem
kemudian dipilih penawaran-penawaran yang lulus ambang
batas nilai teknis fu:assing grade\
Aspek Penilaian teknis adalah meliputi:
(1) Pengalaman Perusahaan;
\'2) Pendekatan clan Metodologr, sepertl:
(a) Tanggapan atas KAK;
(b) Kualitas Metodologi;
{c) Rencana Kerja;
(d) Organisasi pelaksana proyek;
(ei aiih Pengetahuan;
(3) Jadwal Pelaksanaan;
(4) Kualifikasi Tenaga Ahli;
{5) Spesifikasi Teknis Obyek yang dikerjasamakan.

18
ar:

c) Evaluasi presentasi
Dilakukan penilaian kuaritas penawaran presentasi
sistem kemudian dipilih penawaran-pena\^,aran yangdengan
iulus
ambang batas nilai presentaii
{passing $rade}
Aspek Penilaian presentasi aaaiah meiifuti :
1) Demo Kineqja;
2) Demo Konektifitas;
3) PresentasiMaintanance;
4) Presentasi Metode Tahapan pengerjaan;
5) Presentasi Objek.
d) Evaluasi Harga
Dilakukan penilaian penawaran biaya terhadap peserta yang
luius ambang batas teknis {passing giade}.
e) Perhitungan Nilai Skor
Dilakukan penjumlahan atau perhitungan kombinasi nilai
pena!'varanteknis, peiiaivaran pi-eseiitasi daa pena-v,,,s.raa bia5ra,
dengan cara perhitungan sebagai berikut:
NILAI AKHIR = {Nilai/skor penawaran Teknis x Bobot
Penawaran Teknis) + {Nilai/skor penawaran
Presentasi x Bobot penanvaran presentasi) +
Penar'r''aran Bia5'a :r Bobet Pena''^''a:-an
$lli:iiskor
f) Pembobotan nilai/skor teknis, presentasi dan biaya sesuai
dengan bobot yang telah ditentukan dalam Dokumen pemilihan.
Pada saat menyusun Dokumen pemilihan, acuan yang
digunakan untuk pembobotan sesuai dengan rentang sebagal
berikut:
1) Bobot pena\\.raran teknis antara 0,30 sampai 0,50;
2l Bobot penawaran presentasi antara 0,30 sampai 0,50;
3) Bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,50;
4) Penawaran braya terenciah diberikan nriar/skor tertinggi.
g) Diadakan klarifikasi dan negosiasi terhadap peserta yang
mempunyai nilai kombinasi penawaran teknis dan penawaran
bia.va terbaik.

h) Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh mengubah sasaran KAK.


Pada prinsipnya harga satuan tidak boleh dinegosiasi, kecuali
untuk bia1,a langsung non personil yang dapat diganti dan biaya
langsung personil yang dinilai tidak wajar.

4 Draft Naskah Perjanjian Kerja Sama


Draft Naskah Perjanjian Kerjasama Disiapkan oieh TKKS yang
mernuat-:
a) Para pihak dalam perjanjian;
b) Obyek Kerjasama Operasional;
c) Bentuk Kerjasama Operasional;
d) Jangka Waktu lr.eqasama Uperasronai;
e) Volume Kegiatan;
fl Besaran kompensasi tetap, imbal hasil, bentuk imbalan lainya
dan/ atau Lresaran biaya yang harus dikeluarkan kepada pihak
lain;
g) iaciwai pembayaran kompensasi rerap, imkrai hasil, benruk
imbalan lainya danl atau besaran biaya yang harus dikeluarkan
kepada pihak lain;
79
h) Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;
i) Evaluasi;
j) Terminasi {kta usul mengenai pengakhiran kontrak lebih awai);
k) Sanksi;
l) Force majeur;
m) Penyelesaian perselisihan.

II. Tahap Pemilihan


a' mengundang beberapa calon Mitra yang memenuhi kriteria
Io5*
Va1f1A eaffi6
Jkiii{
untuk
Undangan paling sedikit memuat:
1 Paket pekerjaan yang akan dikerjasamakan;
2. Lokasi pekerjaan;
3. Kualifikasi penyedia Jasa KSO;
4. .Iadr.r,.:al pemiliha,n KSO;
5. Perkiraan nilai pekerjaan.
b. Pendaftaran calon mitra KSO
TKKSRS menerima pendaftaran terhadap peminat KSO/KSM
dan
kepada setiap pendaftar di berikan dokumen pemilihan dan KAK.

c. Penjelasan KAK, Pemaparan model KSO/KSM dan dokumen pemilihan


kepada calon mitra yang telah mendaftar kepada TKKS.

d' Pemasukan proposal dengan melampirkan persyaratan yang tertera


ciaiam ciokumen pemiiihan.
e Pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis oleh TKKS,
meliputi:
1" Pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis sesuai
dengan tat-acara dan ketent,-ian l,ang telah ditetapkan dalam
dokumen pemilihan
2. Menetapkan Bobot Nilai sesuai evaluasi dokumen penawaran.
f. Undangan kepada peserta KSO/KSM yang memiliki Bobot Nilai tertinggi
untuk pemaparan model KSO/KSM dan tatacara kerja KSO/KSM.
d
b Negosiasi Teknis dan Harga
Tim melaksanakan Negosiasi terhadap calon KSO/KSM terhadap Teknis
dan Harga atau niiai manfaat lain yang terbaik terhadap rumah sakit.
h Pengumuman Penetapan Mitra KSO/KSM terpilih di Papan
Pengumuman U},fD Puskesmas/Labkesda atau uebstte UPlll
Puskesmas/Labkesda.
TKKS mengumumkan calon Mitra KSO/KSM yang dianggap pantas
menjadi Mitra KSO/KSM.
1. Penetapan Mitra KSO
1. Penetapan Mitra KSO berdasarkan surat dari TKKS Calon mitra KSO
yang ditujukan kepada pemimpin BluD/pejabat yang berwenang.
2. Surat penetapan mitra KSO ditandatangani oleh pemimpin
BLUD /pejabat yang berwenang.

J Penandatanganan Naskah Perjanjian.

2A
III. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan KSOIKS sesuai perjanj ian kerj asama

b. Monitoring KSO/KSM secara Periodik

C Dalam hal jumlah calon mitra yang memasukan proposal penawaralr


kurang d,ai2 (dua) peserta maka dilaksanakan 1 (satu) kali pendaftaran
ulang calon mitra KSO/KSM.

d. Dalam hal calon mitra yang telah dinyatakan menang mengundurkan


diri, maka secara otomatis calon mitra urutan berikutnya menjadi
pemenang.

e. Apabila pendaftar calon mitra yang mendaftar hanya 1 {satu}


peserta maka penunjukan langsung.

f. Penjadwalan tahapan tetapkan oleh TKKS.

2l

Anda mungkin juga menyukai