Anda di halaman 1dari 12

WALI KOTA TEBING TINGGI

PROVINS! SUMATERA UTARA

PERATURAN WALI KOTA TEEING TINGGI

NOMOR 7 TAHUN 2 0 2 0

TENTANG

PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS

DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H . KUMPULAN PANE

KOTA TEBING TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA TEBING TINGGI,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat ( 1 ) huruf

b Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit dan Pasal 2 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79

Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah, perlu

adanya pengaturan tentang pembagian jasa pelayanan

kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H . Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi;

b. bahwa Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi telah

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan Keputusan Wali Kota

Tebing Tinggi Nomor 9 0 0 / 8 3 2 Tahun 2 0 1 0 ;

c. bahwa untuk meningkatkan mutu profesionalisme dan

menjamin keadilan bagi pegawai dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka pegawai

berhak mendapatkan jasa pelayanan setelah melakukan tugas

dan fungsinya;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Wali Kota tentang Pembagian Jasa Pelayanan

Kesehatan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H . Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi;

Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1 9 4 5 ;

2. Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil Dalam

Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1 9 5 6 Nomor 6 0 , Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1 0 9 2 ) ;


3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4 2 8 6 ) ;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2 0 0 4 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4 3 5 5 ) ;

5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4 4 3 1 ) ;

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor

5063);

7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

1 5 3 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5072);

8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2 0 1 4 tentang Aparatur Sipil

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5 4 9 4 ) ;

9. Undang-Undang Nomor 2 3 Tahun 2 0 1 4 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 2 4 4 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2 0 1 4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5 6 7 9 ) ;

10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 0 1 4

Nomor 2 9 8 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5 6 0 7 ) ;

1 1 . Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2 0 1 4 tentang Keperawatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

3 0 7 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5612);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1979 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Tebing Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1979 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3 1 3 3 ) ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2 0 0 5 Nomor 4 8 , Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 74

Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 2 3 Tahun 2 0 0 5 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5 3 4 0 ) ;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017

Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 6 0 4 1 ) ;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2 0 1 9 ten tang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 8 Tahun 2 0 1 6

tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6 4 0 2 ) ;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6 3 2 2 ) ;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan ienteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ten tang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 3 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2 0 1 4 tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018

tentang Badan Layanan Umum Daerah;

20. P e r a t u r an Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 3 Tahun 2016

tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Tebing Tinggi;

21. Peraturan Wali Kota Tebing Tinggi Nomor 28 Tahun 2016

tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Tebing

Tinggi sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan dengan Peraturan Wali Kota Tebing Tinggi Nomor 52

Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Wali

Kota Nomor 28 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi

Perangkat Daerah Kota Tebing Tinggi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEMBAGIAN JASA

PELAYANAN KESEHATAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS

DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H . KUMPULAN PANE

KOTA TEBING TINGGI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi.

2. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah otonom.
3. Wali Kota adalah Wali Kota Tebing Tinggi.

4. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD

adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. H . Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

5. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat

UPTD adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu

pada Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi.

6. Direktur adalah Direktur Unit Pelaksana Teknis Daerah

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota

Tebing Tinggi.

7. Pejabat Struktural adalah Wakil Direktur, Kepala

Bagian/Bidang, Kepala Sub Bagian/Seksi pada Unit

Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.

Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

8. Dokter adalah dokter spesiaiis, dokter umum, dokter gigi,

dokter gigi spesialis yang meru pakan pegawai tetap atau

dokter yang sudah mendapat surat tugas atau keputusan dari

direktur Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. H . Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

9. Pegawai adalah pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota

Tebing Tinggi yang berstatus pegawai Aparatur Sipil Negara

dan pegawai Badan Layanan Umum Daerah.

10. B a d an Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat

BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana

teknis dinas daerah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola

pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan

pengelolaan daerah pada umumnya.

11. Jasa langsung adalah jasa yang diberikan kepada pemberi

pelayanan langsung sebagai dokter spesialis, dokter umum,

dokter gigi, dokter gigi spesialis, bidan dan perawat.

12. Jasa tidak langsung adalah jumlah jasa tidak langsung dari

jasa pelayanan kesehatan yang diperuntukkan bagi seluruh

pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi dengan

mekanisme pembagian berdasarkan indeks.

13. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang

selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum


yang
i
dihentuk
i i' i ii
untul
i i
menyelenggarakan
ii r e
i • io i 4
program
i iii
jgminan
j ~di. i.

kesehatan.

14. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik dan mental

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

15. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka

observasi, diagnosis, pengobatan dan atau rehabilitasi medis.

16. Jasa pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana

pelayanan dan pendukung pelayanan di Unit Pelaksana

Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H . Kumpulan

Pane Kota Tebing Tinggi atas jasa yang diberikan kepada

pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan,

konsultasi, visite, rehabilitasi medik dan pelayanan lainnya.


17. Indeks adalah variabel yang ditetapkan untuk menghitung

besaran jasa tidak langsung pegawai.

18. Indeks dasar adalah pemberian indeks pada pegawai

berdasarkan gaji pokok yang diterimanya.

19. lndeks kompetensi adalah pemberian indeks pada pegawai

berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang dicapai oleh

seorang pegawai dan sudah dilaporkan dan sudah diakui

instansi yang berwenang.

20. Indeks resiko adalah pemberian indeks pada pegawai

berdasarkan penilaian resiko kerja yang berdampak pada

kesehatan.

21. Indeks emergensi adalah pemberian indeks pada pegawai

berdasarkan tugas kesehariannya yang membutuhkan tingkat

kecepatan, ketepatan dan penyegeraan pelayanan dalam

rangka penyelamatan jiwa atau kegawatdaruratan lainnya.

22. Indeks posisi adalah pemberian indeks pada pegawai

berdasarkan jenjang jabatan yang disandangnya dalam

organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. H . Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

23. Indeks tugas tambahan adalah pemberian indeks pada

pegawai yang memiliki tugas utama dan diberikan tugas

tam bahan se bagai ketua dan sekretaris komi te dan S PI.

24. Indeks kehadiran tepat waktu adalah pemberian indeks pada

pegawai berdasarkan kehadiran dan ketepatan waktu pegawai

dalam apel pagi dan masukjam dinas bagi pegawai yang dinas

sore dan malam.

25. Indeks masa kerja adalah indeks yang diberikan kepada

pegawai berdasarkan masa kerja dalam menjalankan

tugasnya di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H . Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi.

26. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota Tebing

Tinggi.

27. Peraturan Wali Kota adalah Peraturan Wali Kota Tebing Tinggi.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Tujuan pembagian jasa pelayanan kesehatan adalah untuk:

a. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD dan untuk

membangun citra pelayanan publik pemerintah daerah

kepada masyarakat;

b. meningkatkan kinerja RSUD secara keseluruhan;

c. meningkatkan kesejahteraan pegawai RSUD;

d. meningkatkan motivasi dan disiplin kerja dalam mewujudkan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan sesuai

tanggung jawab profesi dan tugas pokok masing-masing; dan

e. meningkatnya indeks kepuasan masyarakat kepada mutu dan

akses pelayanan kesehatan di R S U D .


BAB III

SUMBER DAN PENERIMA JASA

PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 3

Jasa pelayanan kesehatan pada RSUD bersumber dari hasil klaim

kepada BPJS Kesehatan.

Pasal 4

Jasa pelayanan kesehatan diberikan kepada seluruh pegawai

RSUD.

BAB IV

SISTEM PEMBAGIAN JASA PELAYANAN

KESEHATAN

Pasal 5

(1) Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ditetapkan sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari

total klaim yang disetujui berdasarkan berita acara pengajuan

klaim dikurangi dengan biaya Kerja Sama Operasional (KSO)

yang dibayarkan kepada pihak ketiga.

(2) Uraian jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud

pada ayat ( 1 ) terdiri dari:

a. jasa medis; dan

b. jasa bersama.

(3) Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dihitung oleh tim penghitung dari Sistem Informasi

Manajemen RSUD sesuai tarif dalam Peraturan Daerah atau

Peraturan W ali Kota.

(4) Tim penghitung sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

ditetapkan oleh Direktur.

(5) Selisih antara jasa pelayanan kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat ( 1) dengan uraian jasa pelayanan

kesehatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dimasukkan ke dalam jasa tidak langsung.

Pasal 6

(1) Jasa medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)

huruf a diberikan kepada Dokter.

(2) Jasa bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)

huruf b, terdiri dari:

a. 60% ( enam puluh persen) diberikan kepada bidan

dan/atau perawat; dan

b. 40% (empat puluh persen) dijadikan jasa tidak langsung.

BABV

MEKANISME PEMBAGIAN JASA PELAYANAN

KESEHATAN

Pasal 7

Jasa pelayanan kesehatan terbagi menjadi:

a. jasa langsung; dan


b. jasa tidak langsung.

Pasal 8

(1) Jasa langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a

di peruntukkan bagi:

a. dokter;

b. bidan; dan/atau

c. perawat.

(2) Jasa dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

diberikan 1 0 0 % ( seratus persen) sesuai tarif dalam Peraturan

Daerah atau Peraturan Wali Kota.

(3) Jasa bidan dan/atau perawat sebagaimana dimaksud pada

ayat ( 1 ) huruf b dan huruf c ditetapkan sebesar 60% (enam

puluh persen) dari jasa bersama sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a, dengan pembagian sebagai

berikut:

a. biaya tindakan kebidanan dan/atau keperawatan

diberikan 50% (lima puluh persen) kepada bidan

dan/atau perawat yang melaksanakan tindakan

kebidanan dan/ atau keperawatan;

b. kepala ruangan diberikan 1 5 % (lima belas persen) setelah

dikurangi biaya tindakan kebidanan dan/ atau

keperawatan;

c. ketua tim, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. untuk ruangan dengan 1 (satu) orang ketua tim

diberikan 7,5% (tujuh koma lima persen) setelah

dikurangi biaya tindakan kebidanan dan/atau

keperawatan; dan

2. untuk ruangan dengan 2 (dua) orang ketua tim,

masing-masing diberikan 5% (lima persen) setelah

dikurangi biaya tindakan kebidanan dan/ atau

keperawatan.

(4) Sisa pembagian jasa bidan dan/atau perawat sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dibagi rata sesuai jumlah bidan

dan/ atau perawat di ruangan.

Pasal 9

( 1) J asa tidak langsung se bagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf b diperuntukkan bagi jajaran manajemen dan seluruh

pegawai RSUD termasuk unsur administrasi serta unsur

penunjang pemberian pelayanan secara tidak langsung.

(2) Jasa tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari:

a. jasa direktur;

b. jasa struktural;

c. jasa farmasi;

d. jasa gizi;

e. jasa tim penghitung; dan

f. jasa tidak langsung pegawai.

(3) Jasa direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari jasa tidak langsung.

(4) Jasa struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

ditetapkan sebesar 12% (dua belas persen) dari jasa tidak

langsung.
(5) Jasa farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari jasa tidak langsung.

(6) Jasa gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d

ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari jasa tidak langsung.

(7) Jasa tim penghitung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) e

ditetapkan sebesar 8% (delapan persen) dari jasa tidak

langsung.

(8) Jasa tidak langsung pegawai sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf f ditetapkan sebesar 65% (enam puluh lima

persen) dari jasa tidak langsung.

Pasal 10

Pembagian jasa struktural sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (4) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. w a ki l direktur, masing-masing sebesar 8% (delapan persen);

b. kepala bagian dan kepala bidang, masing-masing sebesar 7%

(tujuh persen ); dan

c. kepala sub bagian dan kepala seksi, masing-masing sebesar

3 , 5 % (tiga koma lima p ersen) .

Pasal 11

(1) Jasa tidak langsung pegawai sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (8) diperuntukkan bagi seluruh pegawai RSUD.

(2) Jasa tidak langsung pegawai sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah perkalian antara nilai indeks dengan indeks

individu yang besarannya dinamis setiap bulan berdasarkan

perolehan j asa pelayanan keseha tan.

(3) Nilai indeks sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah

pembagian antara j uml ah kesel uruhan jasa tidak langs u ng

pegawai dengan total i n deks RSUD.

(4) Total indeks RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

adalah penjumlahan seluruh indeks individu pegawai RSUD.

(5) Indeks individu sebagaimana dim ak sud pada ayat (2) adalah

penjumlahan perolehan indeks yang dicapai oleh masing­

masing pegawai berdasarkan perhitungan setiap komponen

indeks indi v idu.

(6) Komponen indeks individu sebagaimana dimaksud pada ayat

( 5) terdiri dari :

a. indeks dasar;

b. indeks kompetensi;

c. indeks resik o;

d. indeks emergensi ;

e. indeks p o sisi ;

f. indeks tugas tambahan;

g. indeks kehadiran tepat waktu dan;

h. indeks masa k e rj a .

(7) Nilai dan rating komponen indeks individu sebagaimana

dimaksud pada ayat (6) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota

ini.
BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 1 2

Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan W ali Kata ini dengan penempatannya dalam Berita

Daerah Kata Tebing Tinggi.

Ditetapkan di Tebing Tinggi

pada tanggal 29 Januari 2 0 2 0

WALI KOTA TEBING TINGGI,

ttd.

UMAR ZUNAIDI HASIBUAN

Diundangkan di Tebing Tinggi

pada tanggal 29 Januari 2 0 2 0

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA TEBING TINGGI,

ttd.

MUHAMMAD DIMIYATHI

BERITA DAERAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2 0 2 0 NOMOR 7

.ai dengan aslinya

: Hukum,
·

, \

· . !.t .

t '

agih
·h/
I

.-hz
�-..... -
LAMPIRAN

PERATURAN WALI KOTA TEBING TINGGI

NOMOR 7 TAHUN 2 0 2 0

TENTANG

PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN

PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H.

KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI

NILAI DAN RATING KOMPONEN INDEKS INDIVIDU

PADA UPTD RSUD DR. H . KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI

I. INDEKS DASAR

NO GAJI POKOK NILAI RATING

Basic index atau indeks dasar untuk penghargaan

sebagai insentif dasar bagi seluruh pegawa1 yang

standarnya diadopsi dari gaj pokok pegawa1 yang

bersangkutan dengan ketentuan setiap Rp. 100.000,­


1. - 1
(seratus ribu rupiah) gaji pokok sama dengan 1 (satu)

nilai index, pegawai non PNS gaji pokoknya disamakan

dengan gaji pokok terendah PNS di UPTD RSUD Dr. H.

Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

II . INDEKS KOMPETENSI

NO TINGKAT PENDIDIKAN NILAI RATING

1. SD s / d SMA 1

2. D l s / d D3 2

3. D4 s/ d S 1 (Sarjana) 3
2

4. Dokter Umum, Dokter Gigi, Apoteker, S . K e p NERS, S2 4

Dokter Spesialis, Sub Spesialis, dan Dokter Gigi


5. 5
Spesialis, S3

Catatan Pendidikan harus sesuai dengan kefungsian profesinya dan sudah

disesuaikan di Badan Kepegawaian Daerah

III. INDEKS RESIKO

NO RESIKO NILAI RATING

1. Grade I
2
Adm. Perkantoran, Petugas Kebun, Security, Portir

2. Grade II

Rekam Medis, Adm. Keuangan, Gizi, Fisiotrapi, Farmasi, 2.5

Ambulance, Rawat Jalan, Laboratorium Non Shift

3. Grade I II : 3

Rawat Inap, Hemodialisa, Laboratorium Shift, CSSD, 3

Pemulasaraan Jenazah dan Sanling

4. Grade I V :

IBS, I G D , ICU, PICU, NICU, NCCU, Radiologi, Laundry, 3.5

Incenerator dan IPAL


IV. INDEKS EMERGENCY

NO INDEKS EMERGENSI NILAI RATING

1. Grade I

Adm. Perkantoran, Petugas Kebun, IPSRS Non Shift, 2

Farmasi Non Shift, Portir Non Shift

2. Grade II :

Adm. Keuangan, Gizi, Laundry, Farmasi Shift, Rawat

Jalan, CSSD Radiologi Non Shift, Laboratorium Non 2,5


3
Shift, Pemulasaraan Jenazah, Ambulance, Security,

Portir Shift, IPSRS Shift, IPAL, Incinerator, Fisioterapi

3. Grade I II :
3
R.Inap, Radioligi Shift, Laboratorium Shift

4. Grade I V :
3,5
IBS, I G D , ICU, PICU, NICU

V. INDEKS POSISI

NO POSISI NILAI RATING

Tenaga fungsional dan staf struktural yang tidak


1. 2
memegang Jabatan

2. Manager On Duty ( M O D ) , Penanggung Jawab 2,5

3. Case Manager, Pengawas Keperawatan, Kepala

Ruangan, Kepala Instalasi, Anggota Komite, Bendahara

Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, Pembantu 3

Pengurus Barang, Koordinator, Kepala Unit, Kepala SMF 3


dan Tim Penghitung J asa

4. Kepala Sub Bagian / Seksi 4

5. Kepala Bagian / Bidang 5

6. Direktur dan W akil Direktur 6

VI. TUGAS TAMBAHAN

NO TUGAS TAMBAHAN NILAI RATING

1. Tidak mempunyai tugas tambahan 0

2. Mempunyai tugas tambahan 5


VII. KEHADIRAN TEPAT WAKTU

NO KEHADIRAN DALAM APEL PAGI/ JAM DIN AS NILAI RATING

1. 0% 0

2. < 50% 0,5

3. 50% - 69% 1,5 2

4. 70% - 89% 2,5

5. 90%- 100% 3

VIII. INDEKS MASA KERJA

NO MASA KERJA DI RUMAH SAKIT NILAI RATING

1. s/d 1 tahun 0

2. 1 tahun lebih s/ d 5 tahun 1

3. 5 tahun lebih s / d 1 0 tahun 2

4. 1 0 tahun lebih s / d 1 5 tahun 3


3
5. 1 5 tahun lebih s / d 20 tahun 4

6. 20 tahun lebih s/ d 2 5 tahun 5

7. 2 5 tahun lebih s/ d 30 tahun 6

8. 3 0 tahun lebih s / d 3 5 tahun 7

Keterangan:

Penetapan kriteria berdasarkan pada:

Jabatan : Keputusan Pejabat yang berwenang dan Keputusan Direktur

Pendidikan : ljazah yang telah disesuaikan

PNS/Non PNS : Keputusan Pejabat Berwenang

Togas Shift : Penugasan Kepala Satuan Kerja

Resiko : Berdasarkan Keadaan di Lapangan

WALI KOTA TEBING TINGGI,

ttd.

UMAR ZUNAIDI HASIBUAN

dengan aslinya

Ia81an Hukum,

agih
. ,

'c w//
· . 2 -- - .

Anda mungkin juga menyukai