PROVINSI BANTEN
TENTANG
BUPATI TANGERANG,
6.Undang-Undang...
-2-
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB II
PEMBERIAN BBM
Pasal 2
Pasal 3
BAB III...
-6-
BAB III
KONDISI KENDARAAN DINAS
Pasal 4
Pasal 5
BAB IV
PENGANGGARAN
Pasal 6
BAB V
PELAKSANAAN PEMBERIAN BBM
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Melalui Bukti Struk Pembelian
dan Perjanjian Kerja Sama
Pasal 7
Bagian Kedua
Pelaksanaan Pembayaran
Pasal 8
(6)Pada...
-8-
BAB VI
PENGENDALIAN
Pasal 9
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Ditetapkan di Tigaraksa
pada tanggal 5 Juni 2018
Ttd
KOMARUDIN
Diundangkan di Tigaraksa
pada tanggal 5 Juni 2018
SEKRETARIS DAERAH,
Ttd
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI TANGERANG
NOMOR 29 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR
MINYAK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN TANGERANG
ANTARA
OPD ……………………………………………….
DENGAN
PT PERTAMINA RETAIL
Nomor ……………………………………….
Nomor ……………………………………….
Pada hari ini tanggal ……………… bulan ………….. tahun ……………………….. yang
bertanda tangan di bawah ini :
Berdasarkan...
- 10 -
BAB I
RUANG LINGKUP
Pasal 1
Ruang Lingkup pekerjaan dalam perjanjian ini adalah penyediaan PIHAK KEDUA
sepakat untuk menyediakan Bahan Bakar Minyak bagi Kendaraan Dinas PIHAK
KESATU di SPBU.
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 2
(1) Pelaksanaan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA dengan cara memberikan Kartu Tanda
Pengenal pengisian Bahan Bakar Minyak kepada PIHAK KESATU untuk pengisian
Bahan Bakar Minyak.
(2) Kartu Tanda Pengenal pengisian bahan bakar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), berisi informasi mengenai Kendaraan Dinas dan saldo dalam satuan liter yang
akan diisikan bahan bakar.
Pengisian bahan bakar dengan Kartu Tanda Pengenal pengisian Bahan Bakar
Minyak akan lakukan dengan cara :
a. pemegang Kendaraan Dinas milik PIHAK KESATU akan memperlihatkan
Kartu Tanda Pengenal pengisian Bahan Bakar Minyak kepada Petugas
SPBU PIHAK KEDUA;
b. petugas SPBU akan melakukan pengecekan Kartu Tanda Pengenal pengisian
bahan bakar dan mencocokan data-data tersebut dengan kendaraan dinas
yang akan diisikan bahan bakar;
c. setelah pencocokan data sebagaimana dimaksud pada huruf b sesuai maka
dilakukan pengisian bahan bakar pada kendaraan dinas;dan
d. setelah pengisian selesai petugas SPBU akan menyerahkan bukti pengisian
bahan bakar dari dispenser bahan bakar yang akan ditandatangani oleh
pemegang kendaraan dinas, 1 (satu) lembar akan diserahkan kepada
pemegang kendaraan dinas, dan 1 (satu) lembar akan disimpan oleh
Petugas SPBU.
BAB II
HARGA BAHAN BAKAR DAN CARA PEMBAYARAN
Pasal 3
Para Pihak sepakat bahwa harga bahan bakar yang diberlakukan dalam Perjanjian
ini adalah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau
Pertamina dari waktu ke waktu berdasarkan peraturan perundang-undangan.
BAB III...
- 11 -
BAB III
TATA CARA PEMBAYARAN
PASAL 4
BAB IV
JAMINAN
Pasal 5
PIHAK KESATU memberikan Uang Muka Kerja kepada PIHAK KEDUA dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. PIHAK KESATU menyetorkan Uang Muka Kerja kepada PIHAK KEDUA yang
nilainya diambil dari jumlah kendaraan dinas pada Tahun 2018 dengan jumlah
liter keseluruhan dikalikan perhitungan harga satuan bahan bakar untuk
kebutuhan 1 (satu) bulan yaitu sebesar Rp………………….. (Nominal) sesuai
dengan data yang tercantum dalam Lampiran Perjanjian ini ke rekening milik
PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) Perjanjian ini
setelah ditandatanganinya Perjanjian ini oleh Para Pihak;
b. PIHAK KEDUA berhak untuk tidak melayani pengisian bahan bakar kendaraan
dinas milik PIHAK KESATU apabila PIHAK KESATU belum menyetorkan Uang
Muka Kerja pada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
c. Uang Muka Kerja akan disimpan oleh PIHAK KEDUA tanpa membayar
kewajiban membayar bunga dan akan dipakai sebagai jaminan bagi hal-hal yang
wajib dipenuhi oleh PIHAK KESATU sebagaimana tercantum dalam perjanjian
ini.
d.Apabila...
- 12 -
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
Pasal 7
e.PIHAK KEDUA...
e. PIHAK KEDUA wajib melayani seluruh kendaraan dinas PIHAK KESATU yang
melakukan pengisian bahan bakar dengan membawa Kartu Tanda Pengenal
pengisian bahan bakar, di SPBU PIHAK KEDUA sebagaimana terlampir dalam
Lampiran Perjanjian ini sesuai dengan waktu operasional SPBU;
f. PIHAK KEDUA wajib membuatkan laporan mengenai jumlah penggunaan bahan
bakar yang telah diisikan pada kendaraan dinas PIHAK KESATU setiap hari
berdasarkan rekapan laporan system dari PIHAK KEDUA;
g. Apabila terjadi kehilangan Kartu Tanda Pengenal pengisian bahan bakar yang
diakibatkan kelalaian/kesalahan pemegang dan/atau PIHAK KESATU, maka
setelah diberitahukan oleh PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA menerbitkan RFID
Card Pengganti;
h. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK KESATU, apabila
dispenser bahan bakar di SPBU tidak berfungsi dan tidak dapat melayani
kendaraan dinas PIHAK KESATU;
i. PIHAK KEDUA akan melakukan koordinasi kepada PIHAK KESATU apabila
ditemukan kecurangan-kecurangan dalam penggunaan Kartu Tanda Pengenal
pengisian bahan bakar dalam pelaksanaan Perjanjian ini;
BAB V
JANGKA WAKTU
Pasal 8
(1) Jangka waktu kerjasama menurut Perjanjian ini adalah selama 1 (satu)
tahun terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini.
(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diperpanjang
untuk jangka waktu yang sama berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK
yang kemudian akan dituangkan dalam Perjanjian Baru pada setiap
tahun anggaran berjalan.
Pasal 9
(1) PIHAK KESATU dan/atau PIHAK KEDUA setiap waktu dapat untuk mengakhiri
Perjanjian ini, jika terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Terbukti lalai melaksanakan salah satu dari kewajibannya atau melanggar
salah satu ketentuan yang tersebut dalam Perjanjian ini;
b. Karena sebab apapun juga dinyatakan oleh instansi yang berwenang tidak
lagi berhak dan berwenang untuk mengurus dan menguasai sendiri harta
kekayaannya, baik itu sebagian maupun seluruhnya; dan
c. Berdasarkan kesepakatan Para Pihak untuk mengakhiri Perjanjian.
(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maupun
jangka waktu yang berakhir sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), maka
Para Pihak wajib menyelesaikan semua kewajibannya yang belum diselesaikan
sampai dengan berakhirnya Perjanjian.
BAB VI...
- 14 -
BAB VI
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
Pasal 10
(1) Keadaan Kahar (force majeure) dalam Perjanjian ini adalah peristiwa yang
terjadi di luar kemampuan Para Pihak yang berakibat tidak dapat dipenuhinya
hak dan kewajiban Para Pihak, termasuk pula gangguan komunikasi, sabotase,
dan ketentuan Pemerintah yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Perjanjian
ini.
(2) Apabila terjadi keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), maka pihak yang terkena keadaan kahar (force majeure) wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya disertai keterangan
resmi dari pejabat yang berwenang.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 11
(1) Para Pihak setuju untuk menyelesaikan semua masalah atau perbedaan
pendapat yang timbul dari Perjanjian ini secara damai dengan cara
musyawarah sebelum mengajukan permasalahannya kepada badan peradilan
yang berwenang;
(2) Apabila Para Pihak tidak dapat menyelesaikan masalah atau perbedaan
pendapat secara musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui Pengadilan Negeri;
Pasal 12
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur dalam suatu
Addendum Perjanjian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
(2) Perjanjian ini mulai berlaku PADA tanggal ditetapkan dan ditandatanganinya
Perjanjian ini.
(3) Setiap pemberitahuan yang diperlukan atau diberikan oleh satu pihak kepada
pihak lainnya, dialamatkan kepada :
PIHAK KESATU :
PIHAK KEDUA :
Demikian...
- 15 -
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari
dan tanggal seperti tersebut pada awal Perjanjian ini, dalam rangkap rangkap
2 (dua) bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama kepada PARA PIHAK.
…………………………….. .........................................
Ttd
KOMARUDIN
- 16 -