TESIS
ARBIANDI
NIM.B2052211029
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Luas Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat dan Perusahaan Swasta 14
Kabupaten/Kota di Kalbar Tahun 2019-2021
Perkebunan perusahaan
Perkebunan rakyat (Ribu Ha)
No Kab/Kota swasta (Ribu Ha)
2019 2020 2021 2019 2020 2021
1 Sambas 23.573 27.116 27.279 67.391 68.999 68.676
2 Bengkayang 98.417 98.417 49.433 68.925 75.058 79.065
3 Landak 35.587 35.587 31.301 94.055 97.367 104.407
4 Mempawah 4.267 4.525 5.041 16.365 16.356 16.072
5 Sanggau 149.597 149.864 139.859 118.310 114.404 140.821
6 Ketapang 103.640 278.889 263.242 366.835 374.460 386.001
7 Sintang 47.543 47.543 62.480 131.449 128.150 137.653
8 Kapuas Hulu 11.821 12.242 20.803 76.364 72.885 67.182
9 Sekadau 37.072 37.072 33.782 65.825 71.781 71.985
10 Melawi 10.095 14.815 21.677 40.760 27.656 29.370
11 Kayong Utara 8.206 8.206 8.236 35.115 37.054 28.660
12 Kubu Raya 27.756 27.577 29.040 87.270 82.103 83.219
13 Kota Pontianak - - - - - -
Kota - - -
14 6.764 4.749 5.009
Singkawang
Tabel 1.2
Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat dan Perusahaan Swasta 20
Kecamatan di Kabupaten Ketapang Tahun 2021
Tabel 1.3
Jumlah Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat dan Perusahaan Swasta
20 Kecamatan di Kabupaten Ketapang Tahun 2021
4 Singkup 2.415 -
8 Pemahan 10.950 -
11 Benua Kayong - -
13 Delta Pawan - -
17 Hulu Sungai - -
kecamatan dengan areal perkebunan kelapa sawit perusahaan swasta paling luas
pata tahun 2021 yaitu sebesar 70.075 ribu ha. Adapun terdapat lima kecamatan
yang tidak memiliki kepemilikian perkebunan kelapa sawit perusahaan swasta
sama sekali. Kecamatan tersebut diantaranya ada Pemahan, Sungai Melayu
Rayak, Benua Kayong, Delta Pawan, dan Hulu Sungai.
Berdasarkan pemaparan yang telah penulis sampaikan di latar belakang,
maka menarik untuk diteliti lebih lanjut terkait dampak perkebunan kelapa sawit
terhadap kesejahteraan masyarakat di kabupaten ketapang (studi kasus di
kecamatan Nanga Tayap).
Tabel 1.3
Perusahaan Kelapa Sawit di Kecamatan Nanga Tayap
Kabupaten Ketapang Tahun 2021
No Nama Perusahaan
(2008) luas lahan menjadi tolak ukur untuk melihat besar kecilnya usaha
pertanian. Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang
digunakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan yang diperoleh.
b. Produksi
Produksi merupakan suatu siklus kegiatan ekonomi untuk
menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-
faktor produksi. Setiap kegiatan produksi sangat bergantung pada faktor-
faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.
Faktor produksi dalam usaha tani kelapa sawit terdiri dari alam atau
lahan, sarana produksi, dan tenaga kerja (Heriyanto, 2015). Dengan
meningkatnya output yang dihasilkan dapat mendorong peningkatan
kesempatan kerja. Produksi dalam penelitian ini adalah suatu proses yang
dihasilkan oleh petani sawit dalam menghasilkan TBS yang memiliki
nilai jual.
Menurut Yana (2008) biaya produksi merupakan biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi atau semua beban yang ditanggung
oleh produsen untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Sehingga
biaya produksi dapat diartikan sebagai semua biaya yang disebabkan
karena adanya proses produksi.
c. Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu indikator dalam mengukur
tingkat kesejahteraan individu maupun masyarakat. Menurut Budiono
dalam Dimas (2020), bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan
faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor produksi. Menurut
Winardi dalam Budiono (2004,182) pendapatan adalah hasil berupa uang
atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-
faktor produksi.
Kesejahteraan petani yang diukur menggunakan tingkat
pendapatan tentu saja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti luas
panen perkebunan dan jumlah produksi perkebunan yang merupakan
faktor internal dari mempengruhi hasil usaha para petani. Sementara itu
12
dari segi eksternal, pendapatan petani yang menjadi tolak ukur tingkat
kesejahteraan ini ditentukan oleh harga jual output pertanian dan harga
untuk biaya yang dikeluarkan selama masa merawat hingga panen hasil
pertanian.
d. Harga
Harga suatu barang yang diperdagangkan ditentukan dari
keseimbangan pasar. Keseimbangan pasar terjadi saat jumlah penawaran
barang sama dengan jumlah permintaan barang (Boediono, 1990). Kotler
(2001), mengungkapkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakn produk atau jasa tersebut
3. Konsep Kesejahteraan
Kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang meliputi program dan
pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan sosial,
ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar untuk memelihara
masyarakat ( Zastrow,2000 ). Todaro (2003) mengemukakan bahwa kesejahteraan
masyarakat menengah kebawah dapat direpresentasikan dari tingkat hidup
masyarakat. Tingkat hidup masyarakat ditandai dengan terentaskannya dari
kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi, dan tingkat produktivitas masyarakat.
Memahami realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan
antara lain: (1) sosial ekonomi rumah tangga atau masyarakat, (2) struktur
kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga
masyarakat, (3) potensi regional (sumberdaya alam, lingkungan, infrastruktur)
yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi, dan (4) kondisi
kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan pemasaran pada skala
lokal, regional dan global (Taslim, 2004).
13
Luas Lahan
(X1)
H
1
Produksi TBS H
(X2) 2
Kesejahteraan
H Masyarakat (Y)
Harga TBS 3
(X3)
Biaya Operasional H
(X4) 4
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual
2.3.2. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual penelitian yang
16
N = Populasi
n = Sampel
637
n= 2
1+ 637 x 0,1
637
n=
1+ 6,37
637
n=
7,37
n = 86,43 = 86
heteroskedastisitas.
Y : Kesejahteraan masyarakat
a : Konstanta
b1,... b4 : Koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 4
X1 : Luas Lahan
X2 : Produksi TBS
X3 : Harga TBS
X4 : Biaya Operasional
e : Error term (residual)
2. Uji t-statistik
Uji t-statistik digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel
independent secara parsial (terpisah) terhadap variabel dependentnya. Dalam
penelitian ini penulis ingin melihat pengaruh luas lahan, produksi TBS, harga
TBS, dan biaya operasional terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan
Nanga Tayap, Ketapang. Uji t-statistik dilakukan dengan melihat perbandingan
antara t-hitung dengan t-tabel pada level signifikan 5%.
21
3. Uji F-statistik
Uji F-statistik digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel
independent secara bersama-sama terhadap variabel dependentnya. Dalam
penelitian ini akan dilihat pengaruh luas lahan, produksi TBS, harga TBS, dan
biaya operasional terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Nanga Tayap,
Ketapang. Uji F-statistik dilakukan dengan melihat antar F-hitung dengan F-tabel
pada level signifikan 5%.
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya untuk rata - rata umur petani kelapa sawit mandiri di Kecamatan
Nanga Tayap kelompok kategori sedang 32 - 42 tahun berjumlah 871 dengan
responden sebanyak 23 responden diperoleh rata - rata umur petani kelapa sawit
mandiri di kelompok kategori sedang yaitu pada umur 38 tahun atau 26, 74
persen, dan untuk rata - rata umur petani kelapa sawit mandiri di Kecamatan
Nanga Tayap kelompok kategori rendah 43-53 tahun berjumlah 614 dengan
responden sebanyak 13 responden diperoleh rata - rata umur petani kelapa sawit
mandiri di kelompok kategori rendah yaitu pada umur 47 tahun atau 15, 12
persen.
4.1.2. Asal
Asal dalam penelitian ini adalah domisli petani kelapa sawit mandiri di
Kecamatan Nanga Tayap yang dijadikan responden. Tabel 4.2. menggambarkan
asal petani kelapa sawit mandir di Kecamatan Nanga Tayap yang dilakukan
wawancara dengan menggunakan quesioner adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Asal petani kelapa sawit mandiri Kecamatan Nanga Tayap
responden yang terdiri atas tiga kategori luas lahan perkebunan kelapa sawit
mandiri tertinggi yaitu 8-10 Hektar sebanyak 9 orang atau 10,47 persen diikuti
luas lahan petani kelapa sawit mandiri kategori sedang 5 - 7 Hektar sebayak 8
orang atau 9,3 persen dan Petani kelapa sawit mandiri kategori rendah 2 - 4
Hektar yaitu 2 - 4 Hektar sebanyak 69 orang atau 80,23 persen.
Untuk mengetahui rata - rata Luas Lahan petani kelapa sawit mandiri di
Kecamatan Nanga Tayap dilakukan dengan cara membandingkan luas total lahan
di masing - masing kategori dengan jumlah responden disetiap kategori. Rata -
rata luas lahan petani Kelapa sawit mandiri di Kecamatan Nanga Tayap pada
kategori tinggi dengan luas 8 - 10 hektar berjumlah 87 hektar dengan responden
sebanyak 9 responden di peroleh rata- rata luas lahan sebesar 8,7 hektar atau 10,47
persen.
Selanjutnya untuk rata-rata umur petani kelapa sawit mandiri di kecamatan
Nanga Tayap dengan kategori sedang 5-7 hektar berjumlah 8 orang atau 9,30
persen dan untuk rata- rata luas lahan petani kelapa sawit mandiri di kecamatan
Nanga Tayap dengan kategori rendah 2- 4 hektare berjumlah 69 respoden atau
80,23 persen.
4.1.6. Produksi.
Produksi dalam penelitian ini adalah hasil yang dipanen dari usaha
perkebunan kelapa sawit mandiri oleh petani kelapa sawit mandiri di di
Kecamatan Nanga Tayap yang ditunjukan dengan jumlah tonase. Hasil
wawancara dengan menggunakan Quesioner terhadap petani kelapa sawit
mandiri di Kecamatan Nanga Tayap terkait dengan produksi perkebunan
ditampilkan dengan Tabel 4.6. berikut
Tabel. 4.6.
Jumlah produksi Petani Kelapa Sawit Mandiri di Kecamatan Nanga Tayap
27
Nanga Tayap terkait dengan harga tandan buah segar (TBS) di Kecamatan
Nanga Tayap sebagai berikut.
Tabel. 4.7.
Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Di Kecamatan Nanga Tayap
Tabel Harga
Harga Frekuensi Persentase (%)
2000 50 58,14
2100 27 31,40
2200 9 10,47
86 100,00
variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
grafik, dengan secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot.
Tolerance VIF
dibawah atau disekitar angka 0 (nol), kemudian untuk penyebaran titik-titik data
tidak membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas dalam model regresi berganda penelitian ini.
4.2.3. Pengujian Hipotesis
Dalam menguji hipotesis digunakan analisis regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dimana dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah harga, kualitas
produk, kualitas pelayanan, dan lokasi. Keputusan pembelian menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini. Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini
dibentuk berdasarkan hasil olahan SPSS 25 berikut ini.
Tabel 4.3.
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficien
Model ts t Sig.
sebesar 0,999 hal ini menunjukan bahwa kemampuan variabel bebas yaitu luas lah
an, produksi, harga, dan biaya mempengaruhi kesejahteraan masyarakat sebesar
sebesar 99 persen sedangkan sisanya 1 persen dijelaskan oleh faktor-faktor yang
tidak digunakan dalam penelitian ini.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS
25 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t-statistik dari variabel Luas Lahan (X1)
adalah sebesar 0,009. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan standar error
yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 5 % (0,05). Sesuai dasar pengambilan
keputusan yang telah ditetapkan, maka variabel Luas Lahan dalam penelitian ini
memiliki pengaruh yang signifikan pada Kesejahteraan masyarakat Kecamatan
Nanga Tayap Kabupaten Ketapang.
Penelitian ini sejalan dengan Kosmayanti dan Cut Ermiati (2017) yang m
eneliti petani sawit di Desa Pangkatan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten
Labuhan Batu Utara bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan petani di Desa Pangkatan, Kecamatan Pangkatan,
Kabupaten Labuhan Batu Utara. Penelitian ini juga tidak sesuai dengan Munardi
& Diana Sitomurang (2018) bahwa luas lahan berpengaruh signifikan terhadap p
endapatan petani di Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil.
Dalam penelitian ini luas lahan memiliki pengaruh yang signifikan terhad
ap kesejahteraan masyarakat. Pada dasarnya semakin luas lahan yang digarap ole
h para petani maka akan semakin banyak hasil panen yang diperoleh. Hal terseb
ut menyebabkan meningkatnya penghasilan yang diperoleh oleh para petani yan
g berdampak terhadap kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidu
pnya dan menjadikan masyarakat mampu mencapai kesejahteraannya. Disampin
g dengan memiliki luas lahan yang besar dan dari segi pengolahan lahan dilakuk
an secara maksimal maka menyebabkan hasil panen yang bertambah yang berpe
ngaruh terhadap penghasilan petani sawit yang semakin meningkat.
4.3.2 Pengaruh Produksi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS
39
25 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t-statistik dari variabel produksi (X2)
adalah sebesar 0,002. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan standar error
yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 5 % (0,05). Sesuai dasar pengambilan
keputusan yang telah ditetapkan, maka variabel produksi dalam penelitian ini
memiliki pengaruh yang signifikan pada Kesejahteraan masyarakat Kecamatan
Nanga Tayap Kabupaten Ketapang.
Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan Mohammad Wahed (2015)
bahwa variabel produksi berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani di
(NTP). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hartati dkk (2017) jumlah
produksi yang dijadikan sebagai variabel intervening dapat menjelaskan
pengaruh tidak langsung variabel lainnya terhadap kesejaheraan petani di Kota
Denpasar.
Semakin banyaknya hasil produksi kelapa sawit yang dihasilkan selama s
ebulan atau dalam masa panen maka semakin meningkat pula penghasilan yang
dapat diperoleh para petani sawit. Dikarenakan para petani sawit dapat menjual
dalam jumlah yang lebih banyak maka akan berpengaruh terhadap pendapatan m
asyarakat sehingga meningkatkan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutu
hannya.
4.3.3 Pengaruh Harga Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS
25 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t-statistik dari variabel Luas Lahan (X1)
adalah sebesar 0,083. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan standar error yang
telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 5 % (0,05). Sesuai dasar pengambilan
keputusan yang telah ditetapkan, maka variabel harga dalam penelitian ini
memiliki pengaruh yang tidak signifikan pada Kesejahteraan masyarakat Kecamat
an Nanga Tayap Kabupaten Ketapang.
Penelitian ini sejalan dengan Surya, Dalilul Falihin, dan Syarifah Balkis
yang meneliti di Desa Sinabatta, Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
Terdapat pengaruh yang kuat antara harga kelapa sawit terhadap tingkat kesejahte
raan masyarakat. Penelitian ini juga sejalan dengan temuan Erlinda dkk (2021) di
Desa Janji, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu bahwa harga berpeng
40
aruh positif dan signifikan. Pada dasarnya ketika harga naik maka pendapatan yan
g diperoleh masyarakat juga semakin meningkat. Namun, pada penelitian ini dida
patkan bahwa harga tidak berpengaruh signifikn terhadap kesejahteraan masyarak
at diduga oleh harga jual sawit yang cenderung tidak stabil. Sehingga harga tidak
berpengaruh siginifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
4.3.4. Pengaruh Biaya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS
25 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t-statistik dari variabel biaya (X4)
adalah sebesar 0,006. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan standar error
yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 5 % (0,05). Sesuai dasar pengambilan
keputusan yang telah ditetapkan, maka variabel biaya dalam penelitian ini
memiliki pengaruh yang signifikan pada Kesejahteraan masyarakat Kecamatan
Nanga Tayap Kabupaten Ketapang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hamdi Sari Maryoni (2016) bahw
a produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani sawit Desa
Kepenuhan Raya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Krim dkk
(2022) biaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Ke
tika biaya yang dikeluarkan oleh para petani sawit semakin banyak dengan mem
berikan biaya pemeliharaan seperti pemupukan dan penyemprotan hama sawit y
ang sebaik mungkin maka akan berimplikasi terhadap tanaman sawit yang memi
liki kualitas yang baik dan hasil panen yang didapat lebih banyak maka berpenga
ruh terhadap pendapatan para petani.
BAB V
PENUTUP
41
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Luas Lahan secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan bagi
kesejahteraan petani kelapa sawit mandiri artinya dengan semakin luasnya luas
lahan perkebunan yang dimiliki petani kelapa sawit mandiri maka akan
berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit mandiri di
Kecamatan Nanga Tayap
2. Produksi petani kelapa sawit mandiri secara parsial dan simultan berpengaruh
signifikan pada petani kelapa sawit mandiri di Kecamatan Nanga Tayap
artinya semakin banyak petani kelapa sawit mandiri menghasilkan produksi
tandan buah segar yang di hasilkan maka kesejahteraan petani kelapa sawit di
Kecamatan Nanga Tayap semakin sejahtera.
3. Harga secara parsial dan simultan tidak berpenggaruh signifikan pada
kesejahteraan petani kelapa sawit mandiri di Kecamatan Nanga Tayap artinya
harga kelapa sawit tidak terlalu berpengaruh dikarenakan sering terjadi harga
yang tidak stabil hal ini yang membuat harga kurang berpengaruh secara
signifikan terhadap petani kelapa sawit mandiri di Kecamatan Nanga Tayap.
4. Biaya berpengaruh secara signifikan terhadap proses produksi kelapa sawit
artinya biaya yang di alokasikan untuk proses pemeliharaan kebun petani
sawit mandiri sengat menetukan kesejahteraan karena semakin banyak dana
yang di alokasikan untuk biaya pemeliharaan maka hasil petani sawit mandiri
yang akan di dapatkan dari biaya yang dikeluarkan tersebut akan semakin
meningkat.
5.2. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat disampaikan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Berbagai kebijakan yang dipandang perlu terkait dengan luas lahan petani kelapa
sawit mandiri antara lain pengelolaan perkebunan kelapa sawit mandiri melalui
penyempuranaan alokasi dasar alokasi dasar guna mendorong upaya peningkatan
kualitas petani sawit kelapa mandiri dan penguatan kualitas SDM seluruh petani
kelapa sawit yang ada di Kecamatan Nanga Tayap. Kemudian petani kelapa sawit
42
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto, H., Asrol, A., Karya, D., & Ningsih, V. Y. (2018). Analisis Faktor
Produksi Kalapa Sawit Rakyat Menurut Tipologi Lahan di Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of
Suboptimal Lands, 7(1), 14-25.
Kosmayanti, K., & Ermiati, C. (2017). Pengaruh Modal dan Luas Lahan terhadap
Pendapatan Petani Sawit di Desa Pangkatan Kecamatan Pangkatan
Kabupaten Labuhan Batu Utara. Jurnal PLANS: Penelitian Ilmu
Manajemen dan Bisnis, 12(1), 7-12.
Ritonga, E. S., Triyanto, Y., & Sitanggang, K. D. (2021). Pengaruh Harga Dan
Produktivitas Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Janji
Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu. JURNAL
MAHASISWA AGROTEKNOLOGI (JMATEK), 2(1), 1-11.
Surya, S., Falihin, D., & Balkis, S. Pengaruh Harga Kelapa Sawit Terhadap
Tingkat Kesejahteraan Petani Sawit Desa Sinabatta Kecamatan Topoyo
Kabupaten Mamuju Tengah. Social Landscape Journal, 2(1), 14-21.
Lampiran 2 Uji Regresi Linier Berganda, Uji t-statistik, dan Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
46
Lampiran 3 Uji F-statistik
ANOVAa
Total 2613362523255814 85
0,000
Lampiran 4 Uji R2
Model Summaryb
47
Luas
Nama Pendapatan Lahan
No (Y) (X1) Produksi (X2) Harga (X3) Biaya (X4)
48
27 Karim 13.200.000 2 6.6 2.000 4.200.000
49
55 Mustapa Sika 16.000.000 2 8 2.000 5.000.000
Hendra
57 Pamungkas 14.000.000 2 7 2.000 4.375.000
50
83 Ijal 33.600.000 4 16 2.100 7.400.000
51