BAB 4
4.1. Pertanian
Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang strategis di Kabupaten
Sumbawa. Penyerapan tenaga kerja pada sektor ini cukup tinggi. Sektor pertanian
mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Sumbawa, dengan
konstribusi hampir mencapai 40% dan sekitar 60% nya adalah pertanian tanaman pangan
(padi dan palawija).
1. Padi
Komoditas padi memiliki peranan pokok dalam pemenuhan kebutuhan
pangan penduduk, sehingga dari sisi ketahanan pangan fungsinya sangat
penting dan strategis. Seiring pertumbuhan penduduk, Pemerintah Kabupaten
Sumbawa terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
pangan, perluasan areal dan manajemen lahan serta penyempurnaan
2. Jagung
Komoditas tanaman bahan makanan palawija yang sangat potensial
lainnya adalah jagung. Pada tahun 2020 luas panen jagung mengalami
penurunan sebesar 20.626 Ha (-18,75%) dibandingkan tahun sebelumnya,
dimana luas panen pada tahun 2020 seluas 89.409 Ha dan tahun 2019 seluas
110.035 Ha, dalam rentang waktu 2016-2020 luas panen jagung mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 5,43 % pertahun.
Sejalan dengan menurunnya luas panen, produksi jagung juga menurun
sebesar 132.3222 Ton (-18,98%) dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
BAB 4. SUMBER DAYA ALAM
83
dengan total produksi pada tahun 2020 sebesar 564.888 Ton dan tahun 2019
sebesar 697.210 Ton. Meskipun laju pertumbuhan produksi jagung pada
tahun 2020 terpantau menurun, komoditas jagung masih menjadi tanaman
pangan dengan produksi terbesar di Sumbawa. Jagung dirasa memberikan
keuntungan yang lebih besar dengan biaya perawatan yang tidak terlalu
banyak seperti tanaman padi.
Gambar 4. 4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020
Dari sisi luas panen Kecamatan Lunyuk memiliki luasan terbesar yaitu
24.704 Ha dan Kecamatan terendah luasan panennya adalah Kecamatan
Ropang seluas 55 Ha, sementara Kecamatan Lantung tidak melakukan
penanaman komoditas jagung pada tahun 2020. Untuk produktivitas tertinggi
di Kecamatan Labuhan Badas sebesar 68,21 kw/ha dan Kecamatan Lopok
dengan produktivitas terendah sebesar 58,23 kw/ha, sebagaimana tabel
berikut.
13 Lantung - - -
3. Kedelai
Komoditas kedelai di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020 mengalami
penurunan yang sangat signifikan, hal ini ditandai dari menurunnya luas panen
sebesar 567 Ha (-56,19%) dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada
tahun 2020 seluas 442 Ha dan tahun 2019 seluas 1.009 Ha, akan tetapi dalam
rentang waktu 2016-2020 terjadi peningkatan rata-rata luas panen sebesar
92,53% pertahun. Produksi kedelai, juga mengalami penurunan sebesar 675
Ton (-51,60%), dengan total produksi pada tahun 2020 sebesar 633 Ton dan
tahun 2019 sebesar 1.308 Ton, akan tetapi dalam rentang waktu 2016-2020
Gambar 4. 7 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020
4. Kacang Hijau
Pada tahun 2020, terjadi peningkatan luas panen kacang hijau sebesar
4.344 Ha (208,55%) dibandingkan tahun sebelumnya, dimana luas panen
pada tahun 2020 seluas 6.427 Ha dan tahun 2019 seluas 2.083 Ha. Demikian
pula dalam rentang waktu 2016-2020 terjadi penurunan rata-rata luas panen
sebesar 13.56% pertahun. Untuk produksi kacang hijau, bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 6.835 Ton (231,42%),
dimana pada tahun 2019 sebesar 2.954 Ton dalam rentang waktu 2016-2020
sebesar 27,80% pertahun.
Demikian pula dengan produktivitas kacang hijau mengalami dengan
peningkatan sebesar 1,05 kw/ha (7,40%) dibandingkan tahun sebelumnya,
dimana produktivitas kacang hijau pada tahun 2020 sebesar 15,23 kw/ha dan
tahun 2019 sebesar 14,18 kw/ha, dengan rata-rata peningkatan produktivitas
kacang hijau dalam rentang waktu 2016-2020 sebesar 13,63% pertahun,
sebagaimana tergambar sebagai berikut.
5. Kacang Tanah
Komoditas kacang tanah, pada tahun 2020 mengalami penurunan, baik
luas panen, produksi sementara produktivitasnya meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya. Peningkatan rata-rata Luas Panen, Produksi dan
Produktivitas Kacang Tanah dalam rentang waktu 2016-2020 masing-masing
sebesar 9,82% pertahun, 10,95% pertahun dan 6,19% pertahun,
sebagaimana tergambar sebagai berikut.
Gambar 4. 11 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah di Kabupaten Sumbawa
Tahun 2016-2020
6. Ubi Kayu
Gambar 4. 13 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu di Kabupaten Sumbawa
Tahun 2016-2020
7. Ubi Jalar
Berbeda dengan komoditas lain yang mengalami penurunan produksi dan
produktivitas di tahun 2020, Komoditas Ubi Jalar mengalami peningkatan yang
signifikan baik pada luas panen, produksi maupun produktivitasnya
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni masing-masing sebesar
1383,33%, 1795,19% dan 27,77%, sebagaimana tergambar sebagai berikut.
Luas
Produktivitas Produksi
No Kecamatan Panen
(Kw/Ha) (Ton)
(Ha)
1 Tarano 84,50 265,54 2.243,81
2 Alas Barat 4,00 265,56 106,22
TOTAL 89 265,54 2.350,04
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
Jumlah
Jumlah Luas
Tanaman Produktivitas Produksi
No Komoditas Tanaman Panen
Menghasilkan (Kw/Ha) (Ton)
(Pohon) (Ha)
(Pohon)
1 Alpukat 2.809 1.360 13,60 94,56 128,60
2 Belimbing 1.009 730 2,43 580,27 141,20
3 Durian 10.679 2.400 24,00 105,08 252,20
4 Jambu Biji 70.623 45.926 153,09 148,45 2272,50
5 Jambu Air 5.829 4.122 41,22 33,26 137,10
6 Jeruk Siam 22.656 8.453 28,18 296,13 834,40
7 Jeruk Besar 946 563 1,88 940,5 176,50
8 Mangga 466.769 258.768 2.588 144 37.202
9 Manggis 3.309 305 3,05 92,79 28,30
10 Nangka 143.864 88.593 885,93 215,73 19.112,40
11 Pepaya 31.277 20.965 17,47 433,87 758,00
12 Pisang 150.307 79.153 79,15 660,52 5.228,20
13 Rambutan 10.467 5.029 50,29 115,11 578,90
14 Sawo 58.518 40.827 408,27 183,41 7.488,10
15 Sirsak 11.283 7.729 25,76 116,56 300,30
16 Sukun 931 580 5,80 117,93 68,40
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
4.2. Perkebunan
Subsektor perkebunan diharapkan akan menjadi andalan ekspor Kabupaten
Sumbawa, terutama tanaman kelapa, kopi, kapuk, kemiri, dan kapas yang terus mengalami
peningkatan rata-rata dari tahun ke tahun, sedangkan komoditas lainnya mengalami
penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena pengaruh
iklim yang ekstrim yang berdampak terhadap hasil tanaman perkebunan tersebut.
Tahun
No Komoditas
2016 2017 2018 2019 2020
1 Kelapa 4.028,00 4.028,00 3.846,05 3.950,86 4.238,78
2 Pinang 46,64 46,64 23,81 27,59 86,73
Kopi
3 (Robusta 1.480,88 1.696,68 2.139,43 3.075,79 2.466,94
dan Arabika)
4 Kapuk 161,06 161,06 101,73 90,74 87,88
5 Asam 515,83 513,25 961,79 591,64 417,16
6 Kemiri 467,21 452,24 920,07 839,21 779,13
7 Jambu Mete 2.098,98 2.103,77 2.163,78 1.873,92 1.929,86
8 Tembakau 48,29 311,10 - 198,43 -
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Lenangguar 12,45 49.000 3.935,74
2 Alas Barat 120,00 405.700 3.380,83
3 Plampang 201,10 590.586 2.936,78
4 Labangka 20,75 59.147 2.850,46
5 Maronge 9,80 27.348 2.790,61
6 Orong telu 6,50 16.000 2.461,54
7 Tarano 256,35 464.694 1.812,73
8 Lantung 13,10 22.000 1.679,39
9 Ropang 15,40 23.620 1.533,77
10 Sumbawa 58,60 88.683 1.513,36
11 Rhee 70,00 90.395 1.291,36
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
12 Labuhan Badas 978,00 1.166.702 1.192,95
13 Alas 50,00 52.900 1.058,00
14 Batu Lanteh 24,00 25.360 1.056,67
15 Lopok 99,60 104.170 1.045,88
16 Moyo Hulu 125,00 117.418 939,34
17 Empang 98,45 91.925 933,72
18 Moyo Hilir 97,70 88.700 907,88
19 Lape 130,00 115.350 887,31
20 Buer 197,00 170.258 864,25
21 Lunyuk 262,65 178.000 677,71
22 Unter Iwes 113,00 75.000 663,72
23 Moyo Utara 117,05 58.525 500,00
24 Utan 333,00 157.296 472,36
Total 3.409,50 4.238.777 37.386,36
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
2. Pinang
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Lunyuk 0,50 35.000 70.000,00
2 Moyo Utara 9,00 36.000 4.000,00
3 Sumbawa 0,75 1.310 1.746,67
4 Plampang 0,25 400 1.600,00
5 Alas 5,50 3.500 636,36
6 Alas Barat 7,50 4.500 600,00
7 Untir Iwes 1,50 800 533,33
8 Lape 4,50 1.800 400,00
9 Batu Lanteh 1,00 400 400,00
10 Utan 2,50 479 191,60
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
11 Lantung 10,35 1.800 173,91
12 Buer 10,00 739 73,94
TOTAL 53,35 86.728,40 80.355,82
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
3. Kopi
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Batu Lanteh 2.421,65 2.065.338 1.662,76
2 Ropang 155,00 198.000 1.277,42
3 Lenangguar 50,05 44.250 884,12
4 Lantung 23,00 20.000 869,57
5 Alas 169,00 117.000 692,31
6 Moyo Hulu 1,20 650 541,67
7 Rhee 4,00 1.722 430,50
8 Buer 86,00 12.984 150,98
9 Orong telu 75,00 7.000 93,33
Total 2.985 2.466.944 6.602,65
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
4. Kapuk
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Alas Barat 2,50 3.500 1.400,00
2 Maronge 25,00 27.400 1.096,00
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
3 Lape 9,50 7.800 821,05
4 Alas 5,00 4.000 800,00
5 Empang 11,50 9.200 800,00
6 Tarano 11,50 7.800 678,26
7 Ropang 1,25 750 600,00
8 Moyo Hilir 1,25 450 360,00
9 Batu Lanteh 6,50 1.820 280,00
10 Lopok 7,50 2.000 266,67
11 Lab. Badas 33,00 8.200 248,48
12 Utan 62,25 10.460 168,03
13 Lantung 18,00 2.000 111,11
14 Orong telu 8,50 500 58,82
15 Moyo Hulu 23,00 1.200 52,17
16 Rhee 27,00 800 29,63
Total 253,25 87.880 7.770,24
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
5. Asam
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Alas Barat 3,00 19.500 6.500,00
2 Lantung 4,00 16.856 4.214,00
3 Alas 5,00 18.000 3.600,00
4 Moyo Utara 34,00 68.000 2.000,00
5 Lunyuk 4,50 8.500 1.888,89
6 Ropang 30,00 45.000 1.500,00
7 Untir Iwes 7,35 10.640 1.447,62
8 Moyo Hilir 4,20 5.700 1.357,14
9 Plampang 39,06 48.897 1.251,84
10 Tarano 29,10 35.000 1.202,75
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
11 Lenangguar 24,00 23.000 958,33
12 Empang 13,00 10.850 834,62
13 Lape 40,08 30.200 753,49
14 Rhee 40,95 24.907 608,23
15 Buer 47,00 16.424 349,45
16 Sumbawa 9,00 3.000 333,33
17 Batu Lanteh 5,50 1.650 300,00
18 Labuhan Badas 47,75 13.700 286,91
19 Moyo Hulu 12,40 3.500 282,26
20 Utan 67,00 10.034 149,76
21 Maronge 52,50 3.800 72,38
Total 519,39 417.158 29.891,01
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
6. Kemiri
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Alas Barat 2,00 8.000 4.000,00
2 Lenangguar 6,10 7.600 1.245,90
3 Batu Lanteh 557,75 641.413 1.150,00
4 Lunyuk 31,89 32.000 1.003,45
5 Buer 6,00 5.922 987,00
6 Tarano 5,00 4.800 960,00
7 Ropang 60,53 58.000 958,20
8 Plampang 1,31 650 496,18
9 Rhee 52,60 14.742 280,27
10 Orong telu 32,00 6.000 187,50
Total 755,18 779.127 11.268,50
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
7. Jambu Mete
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Orong Telu 19,25 60.200 3.127,27
2 Lunyuk 33,40 46.800 1.401,20
3 Empang 67,00 88.500 1.320,90
4 Labuhan Badas 814,00 1.020.869 1.254,14
5 Tarano 35,35 36.000 1.018,39
6 Alas 15,00 15.000 1.000,00
7 Maronge 19,30 18.750 971,50
8 Alas Barat 8,00 7.500 937,50
9 Lape 142,23 102.500 720,66
10 Plampang 126,88 88.446 697,08
11 Moyo Hulu 34,38 22.500 654,45
12 Buer 55,00 35.646 648,11
13 Sumbawa 30,50 18.600 609,84
14 Batu Lanteh 68,00 40.800 600,00
15 Lantung 30,00 16.350 545,00
16 Moyo Utara 25,75 12.875 500,00
17 Utan 156,00 74.851 479,81
18 Lenangguar 11,54 5.400 467,94
19 Moyo Hilir 45,60 20.500 449,56
20 Lopok 99,00 42.800 432,32
21 Rhee 376,00 139.120 370,00
22 Untir Iwes 44,75 15.000 335,20
23 Labangka 645,05 850 1,32
Total 2.901,98 1.929.856 18.542,18
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
8. Jarak Pagar
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(Kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Lopok 6,22 20.000 3.215,43
2 Ropang 6,03 4.200 696,52
3 Moyo Utara 16,44 9.864 600,00
4 Lape 29,74 17.000 571,62
5 Moyo Hilir 11,19 5.000 446,83
6 Orong telu 48,23 20.750 430,23
7 Labangka 51,90 10.500 202,31
Total 169,75 87.314 6.162,94
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
Untuk produksi Vanili dan Kakao masing-masing hanya terdapat di Kecamatan Batu
Lanteh dan Lantung dengan luas panen, produksi dan produktivitas sebagai berikut.
Tanaman
Produksi Produktivitas
No Komoditas Menghasilkan
(Kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Vanili
• Batu Lanteh 3,63 65 17,91
2 Kakao
• Lantung 1,00 300 300,00
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa
4.3. Kehutanan
Hutan Kabupaten Sumbawa memiliki luas 501.468,95 ha, merupakan kawasan hutan
terluas di Provinsi NTB yaitu 46,79% dari total luas kawasan hutan NTB (1.071.722,83 ha).
Luas kawasan hutan Sumbawa 75,47% dari total luas wilayah administratif Kabupaten
Sumbawa yang terdiri dari daratan Pulau Sumbawa serta pulau-pulau sedang dan kecil
disekitarnya dengan luas wilayah 6.643,98 km2 atau 664.398 ha.
Secara umum tipologi hutan wilayah Kabupaten Sumbawa bervariasi terdiri dari
beberapa tipe hutan yaitu : hutan tropika basah (tropical humid forest) yang menempati
wilayah pada ketinggian > 500 m dpl, hutan musim (monsoon forest) yang menempati
wilayah dengan ketinggian 5 - 500 m dpl, hutan tropika kering (tropical semi arid forest)
yang menempati wilayah sangat kering di bagian timur Pulau Sumbawa dengan ketinggian
5 - 200 m dpl dan hutan bakau (mangrove) yang menempati beberapa bagian wilayah
pantai. Sebaran spesies (jenis) tanaman / vegetasi yang tersebar berdasarkan tipologi hutan
tersebut bermacam-macam. Jenis tanaman yang umum mendiami beberapa tipologi
memiliki nilai ekonomis dan ekologis, secara umum antara lain; hutan tropik kering famili
Legum (polong-polongan) Fabaceae, Meliaceae, dll; hutan berduri dengan tegakan tinggi
rata-rata 10-15 meter dengan penampakan kulit mengelupas dan berduri Kesambi
(Schleichera oleosa), Pulai (Alstonia sp), Asam (Tamarindus sp); hutan Riparian dicirikan
dengan pohon menjulang tinggi misalnya Binong ( Tetrameles Nudiflora), Serianthes sp,
Lagerstroemia sp, Eugunia Subglauca. Hutan tropik lembab Kelicung (Dyospyros sp),
Gaharu (Aquilaria Caryota), Ipil (Instia Bijuga), Jati (Tectona Grandis), Bayur
(Pterospermum sp ), Mahoni ( Swetenia Mahagoni) dan Kelicung (Dyospiros Malabarica);
terdapat juga asosiasi-asosiasi Dipterocarpacea, asosiasi Rajumas/Rimas (Duabanga
Moluccana).
Disamping itu, terdapat juga potensi kawasan hutan eks. Perum Perhutani seluas
18.159,64 ha dengan jenis tanaman Jati ( Tectona Grandis), Mahoni (Swetenia Mahagoni),
Gmelia dan Johar. Adapun jenis hasil hutan bukan kayu yang menjadi unggulan Kabupaten
Sumbawa meliputi Rotan (Calamus sp), Gaharu (Gyrinops sp ), Kemiri (Aleurites Moluccana)
dan madu dari lebah hutan (Apis Dorsata dan Apis Cerana) serta satwa liar yang berpotensi
untuk diperdagangkan yaitu sarang burung walet ( Callo Calia) dan berbagai jenis burung
tidak dilindungi.
4.4. Peternakan
Pembangunan peternakan di Kabupaten Sumbawa dititikberatkan pada
pengembangan komoditas unggulan spesifik lokalita dengan pola ekstensifikasi dan semi
intensif pada upaya eksplorasi, pemuliabiakan dan pengembangan ternak serta pola
Intensifikasi ternak untuk tujuan agribisnis. Kebijakan ini didasarkan karena daya dukung
lahan yang cukup luas sebagai padang pengembalaan, disertai kesesuaian topografi,
agroklimat dan sosio kultural masyarakatnya.
Pada Tahun 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2909;
2910 dan 2017/kpts/OT.140/6/2011 telah ditetapkan rumpun sapi Sumbawa, kerbau
Sumbawa dan kuda Sumbawa sebagai sumber daya genetik hewani unggul asal Kabupaten
Sumbawa, sehingga dengan adanya penetapan rumpun ternak tersebut, Kabupaten
Sumbawa berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan sesuai dengan potensi
yang dimiliki oleh ternak tersebut.
- pola pemeliharaan secara ekstensif dan pola kawasan dengan sistem lar di
wilayah Kabupaten Sumbawa.
Perkembangan populasi ternak besar, ternak kecil dan unggas di Kabupaten
Sumbawa dari tahun 2016-2020 tergambar sebagai berikut.
Sapi Bali
Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu kabupaten sebagai sumber bibit di
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pulau Sumbawa ditetapkan sebagai tempat
pemurnian sapi bali. Oleh karena itu perbibitan sapi di Kabupaten Sumbawa telah
diatur dan diawasi secara ketat.
Populasi Sapi Bali mengalami pertumbuhan sebesar 1,33% dibandingkan tahun
sebelumnya dengan rata-rata peningkatan dalam kurun waktu 2016-2020 sebesar
1,93% pertahun. Adapun kecamatan dengan populasi sapi bali tertinggi yakni di
Kecamatan Plampang sebanyak 29.292 populasi dengan proporsi sebesar
11,91%, diikuti Kecamatan Moyo Hilir sebanyak 26.472 populasi dengan proporsi
sebesar 10,76%, dan Kecamatan Moyo Hulu sebanyak 22.711 populasi dengan
proporsi sebesar 9,23% dari total populasi sapi bali, sebagaimana tergambar
sebagai berikut.
Gambar 4. 18 Populasi Sapi Bali Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2020
Sapi Sumbawa
Sapi Sumbawa yang sebelumnya dikenal dengan nama sapi hissar merupakan
rumpun sapi lokal yang berkembang di Pulau Sumbawa dan diternakkan secara murni
oleh masyarakat di Pulau Sumbawa secara turun temurun sampai sekarang. Sapi
Sumbawa disukai dan dikembangkan karena kemampuan beradaptasinya sangat baik
serta menghasilkan jenis susu daerah tropis. Populasi Sapi Sumbawa tumbuh sebesar
25,97% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan rata-rata peningkatan
selama kurun waktu 2016-2020 sebesar 31,16% pertahun. Kecamatan dengan
populasi Sapi Sumbawa tertinggi terdapat di Kecamatan Moyo Utara sejumlah 4.573
ekor dengan proporsi sebesar 25,04%, diikuti Kecamatan Lopok sebesar 15,59% dan
Moyo Hilir sebesar 10,13%, sementara kecamatan lainnya proporsi dari 0,07%-
6,37%, sebagaimana tergambar sebagai berikut.
Kerbau Sumbawa
Kerbau Sumbawa merupakan ternak lokal yang menjadi kebanggaan daerah
Sumbawa. Berdasarkan perkembangannya, populasi kerbau dari tahun ke tahun
terus mengalami penurunan populasi. Penurunan populasi kerbau ini antara lain
disebabkan karena adanya pergeseran fungsi sebagai alat pembajakan sawah ke
sistem mekanisasi seperti Hand Traktor oleh sebagian besar masyarakat ternak,
sehingga mereduksi peran dan dominasi kerbau sebagai alat pembajakan. Kerbau
dalam perkembangannya lebih banyak digunakan pada acara-acara bersifat budaya
seperti barapan kerbau.
Populasi Kerbau Sumbawa terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun,
hal ini terlihat dari menurunnya populasi di tahun 2020 sebesar 22,64% dari Tahun
sebelumnya. Demikian pula dalam rentang 5 tahun terakhir yang menurun sebesar
Kuda Sumbawa
Kuda Sumbawa dengan kemampuan beradaptasi cukup baik pada
keterbatasan lingkungan dengan keunggulan daya angkut, tarik dan lari serta dapat
menghasilkan susu kuda liar yang sudah terkenal karena menjadi salah satu ikon
Kabupaten Sumbawa.
Populasi Kuda Sumbawa mengalami penurunan dibdandingkan dengan tahun
sebelumnya, yakni sebesar 22,62%, dengan penurunan rata-rata dalam kurun waktu
5 tahun terakhir sebesar 16,35% pertahun. Adapun populasi kuda sumbawa terbesar
terdapat di Kecamatan Ropang sebesar 4.266 ekor dengan proporsi sebesar 29,67%,
diikuti oleh Kecamatan Lantung sebesar 10,63%, dan Lopok sebesar 7,60%,
sementara kecamatan lainnya dengan proporsi antara 0,25%-5,72%, sebagaimana
tergambar sebagai berikut.
Babi, Kambing, dan Domba yang masuk dalam kelompok ternak kecil
seluruhnya mengalami penurunan populasi di tahun 2020 hingga 28,75% jika
dibandingkan dengan populasi di tahun 2019. Populasi terbesar dari ternak kecil di
Kabupaten Sumbawa terjadi di tahun 2017 untuk Babi dan Kambing sementara
PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021
116
populasi terbesar Domba terjadi di tahun 2016 bila dilihat dalam lima tahun terakhir
ini.
Perkembangan produksi daging di Kabupaten Sumbawa mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya seperti produksi daging sapi yang
meningkat sebesar 13,63%, Kerbau sebesar 8,97%, Kuda sebesar 91,92% dan Ayam
Ras sebesar 12,87%, sementara produksi daging Kambing menurun sebesar 4,52%,
ayam buras sebesar 3% dan itik sebesar 79,59%, sebagaimana sebagai berikut.
Produksi
2016 2017 2018 2019 2020
Daging (kg)
Sapi 759.057 836.311 903.145 1.139.232 1.294.514
Kerbau 590.717 510.628 438.671 438.157 477.448
Kuda 11.723 8.420 10.450 5.195 9.970
Kambing 18.356 19.344 23.792 38.301 36.571
Domba 176 - - 50 530
Ayam Buras 2.891.473 1.984.471 1.984.471 1.800.872 1.746.846
Ayam Ras 1.298.937 1.676.317 1.365.747 976.960 1.102.724
Itik 66.540 63.816 52.360 56.731 1.102.724
Jumlah 5.636.979 5.099.307 4.778.636 4.455.498 4.680.183
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
Produksi Telur
2016 2017 2018 2019 2020
(kg)
Ayam Buras 625.989 429.628 375.177 378.183 327.380
Ayam Ras Petelur 8.942 48.049 8.619 93.085 480.082
Itik 66.540 63.816 52.360 56.731 51.468
Jumlah 701.471 541.493 436.156 527.999 858.930
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
Selain populasi ternak, keberadaan padang pengembalaan (lar) yang merupakan padang
pengembalaan umum milik bersama masyarakat sekitar seluas 26.470 Ha yang tersebar di
60 lokasi, ditambah dengan potensi padangan lainnya merupakan daya dukung bagi
pembangunan peternakan di Kabupaten Sumbawa, dengan rincian sebagai berikut.
Luas
No Kecamatan Status Keterangan
(Ha)
1 Utan Kawasan Peternakan 113 SK Bupati Sumbawa No. 1766
Kuang Bira Th. 2010, Tanggal 14 Desember
2010
2 Moyo Utara Kawasan Peternakan 1.007 SK Bupati Sumbawa No. 650
Limung Th. 2009, Tanggal 26 Juni 2009
3 Lopok Kawasan Peternakan 384 SK Bupati Sumbawa No. 126
Badi Th. 2009
4 Alas Kawasan Peternakan 40 SK Bupati Sumbawa No. 852
Nange Sejahtera Th. 2012, Tanggal 19 Juni 2012
5 Rhee Kawasan Peternakan 27 SK Bupati Sumbawa No. 853
Turin Tawir Th. 2012, Tanggal 19 Juni 2012
6 Moyo Hulu Kawasan Peternakan 50 SK Bupati Sumbawa No. 854
Olat Monte Th. 2012, Tanggal 19 Juni 2012
Jumlah 1.621
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
4.5. Perikanan
Kabupaten Sumbawa terdiri dari 24 Kecamatan, 18 kecamatan atau 75% merupakan
kecamatan pesisir yang berada di pesisir utara dan selatan. Dari 18 kecamatan tersebut
terdapat 63 desa yang tergolong desa pesisir atau 38,2% dari jumlah desa yang ada di
Kabupaten Sumbawa. Luasnya perairan pesisir dan lautan menjadikan Kabupaten
Sumbawa berpeluang dalam mengembangkan potensi pesisir dan lautan untuk berbagai
PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021
120
kegiatan perikanan baik penangkapan ikan maupun kegiatan budidaya yang memberikan
konstribusi besar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Perikanan Budidaya (Ton) 686.434,46 695.041,89 705.360,00 715.507,18 602.750,55
Perikanan Tangkap (Ton) 53.820,20 55.443,80 57.051,20 58.841,87 62.279,80
Jenis tangkapan yang dominan antara lain adalah jenis ikan kembung, kerapu,
tongkol, kakap, lencam, ubur-ubur, layang, lemuru serta jenis ikan karang. Kegiatan
usaha penangkapan ikan ini seluruhnya dilakukan oleh nelayan dengan jumlah
nelayan seluruhnya mencapai 9.504 orang (5.001 RTP), sebagaimana tergambar
dibawah ini dalam kondisi 5 tahun terakhir.
Gambar 4. 23 Perkembangan RTP dan Jumlah Nelayan Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa
Usaha budidaya mutiara saat ini masih dilakukan oleh pihak swasta
pada 13 Kecamatan namun pada tahun 2020 hanya 4 Kecamatan (Alas:
1,90 ton, Alas Barat : 1,04 ton, Buer : 1,50 ton dan Moyo Hilir : 3,56
ton) saja yang melakukan produksi. Budidaya mutiara masih belum
diusahakan oleh masyarakat pesisir karena terkendala oleh besarnya
investasi usaha yang dilakukan serta teknologi budidaya mutiara yang
belum dikuasai, sehingga sangat berpeluang bagi investor dalam
pengembangan hatchery mutiara di Kabupaten Sumbawa karena
kebutuhan benih dapat dipenuhi dari dalam kabupaten.
Mutiara (Ton)
Alas
3,56
Alas Barat
Buer
Moyohilir
1,50 1,90
1,04
b. Budidaya Kerapu
Kerapu (Ton)
153,19
Alas
Buer
Utan
7,22 85,38 Rhee
37,01 Moyohilir
Lape
Maronge
5,42 7,67
101,91 7,20 Tarano
13.150,08 9.063,49
5.549,96 Alas
4.664,34
Alas Barat
22.445,85
Buer
108.323,67 Utan
Labuhan
92.935,23
Badas
Moyohilir
68.984,54
Lape
Plampang
60.136,35 79.746,49
Maronge
Tarano
Gambar 4. 29 Perkembangan Produksi Rumput Laut (Ton) Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020
Gambar 4. 30 Perkembangan Produksi Bawal Bintang (Ton) Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020
Luas potensi budidaya ikan air tawar yang terdiri dari budidaya ikan di
kolam, sawah/mina padi dan keramba/KJA di Kabupaten Sumbawa sebesar
2.327,32 Ha dengan tingkat pemanfaatan budidaya air tawar seluas 339,32
Ha atau tumbuh sebesar 14,58% dengan produksi sebesar 3.168,61 ton atau
44,84% dari potensi produksi sebesar 7.066,20 Ton. Nilai pemanfaatan baik
luas perairan budidaya maupun hasil produksi mengalami penurunan
dibanding tahun 2019. Secara umum kegiatan budidaya ikan air tawar
dilakukan oleh masyarakat dengan penerapan sistem teknologi tradisional dan
tradisional plus sehingga belum terlihat peningkatan jumlah produksi yang
optimal.
Produksi (Ton)
Luas
Potensi
No Kecamatan Areal Ikan
(Ha) Ikan Ikan Ikan
(Ha) lain Jumlah
Nila Mas Lele
(tawes)
1 Lunyuk 100,13 14,00 29,28 5,02 25,17 9,85 69,32
2 Orong Telu 30,55 12,89 24,18 4,13 44,11 9,75 82,17
3 Alas 54,13 24,39 54,04 7,81 44,00 18,55 124,40
4 Alas Barat 64,38 19,42 40,01 7,25 20,19 25,38 92,83
5 Buer 49,68 19,35 35,95 8,14 15,85 12,52 72,46
6 Utan 107,73 13,25 32,51 8,03 18,03 15,32 73,89
7 Rhee 26,78 13,55 68,04 21,64 28,82 22,02 140,52
8 Labuhan 6,18 11,86 32,94 14,61 28,98 40,26 116,79
Badas
9 Batulanteh 22,18 7,00 18,85 6,13 28,93 11,59 65,50
10 Sumbawa 21,53 9,79 51,80 22,16 51,00 51,01 175,97
11 Unter Iwes 47,93 9,81 31,57 11,04 21,37 16,86 80,84
12 Moyo Hilir 179,63 12,80 24,23 8,03 19,13 12,38 63,77
13 Moyo Utara 93,07 15,96 17,94 7,70 19,96 12,54 58,14
14 Moyo Utara 56,28 16,90 62,84 14,17 53,95 15,57 146,53
15 Ropang 16,38 7,80 23,32 7,58 11,34 5,69 47,93
16 Lantung 10,20 7,92 23,61 7,70 22,85 5,23 59,39
17 Lenangguar 17,13 6,40 25,70 5,97 12,84 7,73 52,24
Produksi (Ton)
Luas
Potensi
No Kecamatan Areal Ikan
(Ha) Ikan Ikan Ikan
(Ha) lain Jumlah
Nila Mas Lele
(tawes)
18 Lape 55,44 12,47 32,93 8,90 16,24 15,94 74,01
19 Lopok 221,74 27,99 55,34 14,72 48,19 17,52 135,77
20 Plampang 58,33 10,75 31,36 8,37 15,87 11,79 67,39
21 Labangka 5,88 5,88 19,38 5,47 13,96 4,00 42,81
22 Maronge 75,18 7,89 23,68 7,36 12,33 10,34 53,71
23 Empang 194,38 11,65 36,32 8,16 20,86 11,55 76,89
24 Tarano 8,08 8,34 25,19 6,91 17,01 16,61 65,72
Jumlah 1.522,92 308,06 821,01 227,00 610,98 380,00 2.308,99
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa
Luas
Jumlah Jumlah
Kecamatan/ pemanfaatan Produksi
No RTP Pemanfaatan KJA
Desa (m²) (Ton)
(unit) (Ha)
1 Empang
- Gapit 4 2 120 8,15
2 Marong
- Simu 10 4 120 11,12
3 Lopok
- Tabose 5 2 150 6,92
4 Moyo Hulu
- Maman 52 14 750 24,4
- Pelita 21 4 250 10,71
- Marga Karya 13 8 420 8,49
Jumlah 105 34 1.181 69,79
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa
Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar baik di kolam, minapadi maupun
keramba masih belum signifikan hal ini disebabkan karena beberapa faktor
yaitu tingkat penerapan teknologi belum optimal dan pemasaran hasil produksi
sangat terbatas serta kalah saing dengan ikan laut.
BAB 4. SUMBER DAYA ALAM
133
Gambar 4. 31 Produksi Udang (Ton) Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2020
Gambar 4. 32 Produksi Bandeng (Ton) Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2020
Selain memiliki potensi hayati yang berlimpah dari sektor kelautan dan
perikanan, terdapat juga potensi non hayati yaitu pengembangan garam
rakyat diwilayah pesisir. Adapun potensi yang dapat dikembangkan untuk
usaha garam sebesar 3.500 Ha yang tersebar dari Kecamatan Alas sampai
Tarano. Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) merupakan
salah satu program pemberdayaan yang difokuskan pada peningkatan
kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak garam.
Luas Nilai
Pelaku Usaha Produksi
Kecamatan/Desa Lahan Produksi
(Orang)/RTTP (Ton)
(Ha) (Ribu Rp)
Utan/ Desa Labuhan
Bajo 6,79 10 200,00 100.000
Lape/ Desa Labuhan
Kuris 21,60 10 400,00 200.000
Tarano/ Desa Lab.
Bontong 224,70 180 3.467,00 1.386.800
Plampang/ CV. Sira
80,00 1 1.500,00 600.000
Kristal Nusantara
Pada tahun 2020 ada 6 (enam) TPI yang masih beroperasi dan 6 lainnya dalam
kondisi rusak, sehingga total TPI yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pendaratan ikan tersisa 6 unit.
pemasaran hasil perikanan pada umumnya masih rendah. Adapun sentra pengolahan
yang ada di Kabupaten Sumbawa adalah:
a. Sentra pengolah terasi dan masin di wilayah Kec. Tarano meliputi Lab. Bontong
dan Lab. Aji.
b. Sentra pengolahan rumput laut di Ngeru dan Lab. Terata.
c. Sentra pengolahan bandeng presto di Penyaring, Lab. Kuris dan Lab. Mapin.
d. Sentra wisata kuliner ikan bakar pantai Goa Desa Karang Dima.
e. Sentra ikan kering dan pindang di Lab. Sumbawa, Sangoro, Jontal, Teluk
Santong, Lab. Jambu, P.Kaung, Bungin, Lab. Bajo, dan Lab. Mapin.
1) Potensi pertambangan mineral logam, mineral bukan logam, dan kawasan batuan
meliputi:
a. Sumbawa Bagian Selatan yaitu Kecamatan Lunyuk, Ropang, Lantung, OrongTelu,
Lenangguar, Batu Lanteh dan Kecamatan Moyo Hulu.
b. Sumbawa Bagian Utara yaitu Kecamatan Sumbawa, Unter Iwes, Moyo Hilir dan
Kecamatan Moyo Utara
c. Sumbawa Bagian Timur yaitu Kecamatan Lopok, Lape, Maronge, Plampang,
Empang, Labangka, dan Kecamatan Tarano
d. Sumbawa Bagian Barat pada Kecamatan Rhee, Utan, Buer, Alas dan Kecamatan
Alas Barat.
2) Kawasan panas bumi di kembangkan di Kecamatan Maronge
Beberapa potensi sumber daya energi seperti sumber energi panas bumi, sumber daya
angin dan sumber daya surya sebagai berikut.
Potensi energi panas bumi
terdapat di Kecamatan Maronge
dengan potensi 6 Mwe untuk
pemanfaatan langsung. Energi
panas bumi sangat berpeluang
untuk dikembangkan karena
ketersediaannya yang sangat
Gambar 4. 34 Potensi Energi Panas Bumi di Kecamatan Maronge
besar. Dari hasil survei
teridentifikasi 251 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia terdapat 3 (tiga) lokasi
berada di Nusa Tenggara Barat, 1 (satu) di antaranya terdapat di Kabupaten
Sumbawa di Kecamatan Maronge.
Berdasarkan hasil penyelidikan energi panas bumi yang ada di Desa Maronge
yang diindikasikan dengan munculnya berupa mata air panas dan umumnya bertipe
bikarbonat dengan temperature 35–43OC. Estimasi temperatur reservoir
berdasarkan hasil perhitungan geothermal dengan menggunakan silica mixing sekitar
102˚C dengan potensi energi sebesar 6 MWe.
Daya
No Kecamatan Kecepatan Angin (knots)
(watt)
1 Alas Barat 17 376,177
2 Labuhan Alas 20 612,541
3 Lape 15 258,415
4 Plampang 16 313,621
5 Labangka 19 525,177
6 Empang 17 376,177
Energi
No Kecamatan Desa
(MWh/Th)
1 Batulanteh Baturotok, Tepal, 3.125,20
Baodesa
2 Moyo Hilir Penyaring 2.212,56
3 Moyo Hulu Mokong 5.254,20
secara jumlah pemakaian listrik didominasi kategori pelanggan industri, yaitu sebesar
57.992.802 kwh dengan nilai 65 milyar rupiah.
Produksi air dari PDAM Sumbawa Tahun 2020 sedikit menurun dibandingkan tahun
sebelumnya. Namun, perluasan wilayah penyaluran air terus dilakukan. Hasilnya pada
Tahun 2020 jumlah pelanggan naik menjadi 21.577 dari tahun sebelumnya. Jumlah
pemakaian air pada tahun tersebut mencapai 4.541.929 m3 dengan nilai mencapai
13.344,08 juta rupiah. Pada Tahun 2020, kenaikan pelanggan tidak berpengaruh terhadap
kenaikan pemakaian air maupun pada nilai penjualan air.
Lekong yang terletak di Kec. Alas Barat memiliki luas ± 6 Ha dengan kapasitas ±
12.500 m³ menerima sampah dari kecamatan timur seperti Kecamatan Alas Barat,
Alas dan Utan.
Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa, rata-rata
jumlah sampah per bulan yang dihasilkan di Kabupaten Sumbawa tahun 2020 adalah
44.598,74 m³ dengan jumlah sampah terlayani sebesar 7.884,42 m³ itu artinya
hanya 17,67% sampah yang terlayani dari total sampah yang dihasilkan masyarakat
Kabupaten Sumbawa. Sampah-sampah ini terdiri dari sampah hasil rumah tangga,
pertanian, peternakan, pasar atau pertokoan. Jumlah tersebut belum sebanding
dengan sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Sumbawa terutama dengan kondisi TPA Raberas yang saat ini sudah mencapai
kapasitas maksimumnya sehingga sangat diperlukan alternatif TPA lain atau upaya
lain dalam menanggulangi permasalahan sampah di Kabupaten Sumbawa.
Permasalahan pengelolaan sampah masuk ke dalam Proyek Strategis
Penunjang Program Pembangunan NTB dan Nasional. Proyek-proyek tersebut antara
lain pembangunan TPA Lekong di Alas Barat, Pembangunan TPA Bagian Timur
Sumbawa, dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Untuk
pembangunan TPA Bagian Timur Sumbawa.
Idealnya setiap rumah tangga memiliki fasilitas BAB sendiri dengan tangki
pembuangan minimal berjarak 10 meter dari sumber air .
Hingga Tahun 2020, hampir semua rumah tangga telah memiliki fasilitas BAB.
Dari 86,14 % rumah tangga yang telah memiliki fasilitas BAB, 85,85%nya adalah
milik sendiri. Sementara itu 13,86 % rumah tangga di Kabupaten Sumbawa yang
tidak mempunyai fasilitas buang air besar.
Fasilitas buang air besar juga harus didukung oleh tempat pembuangan akhir
tinja yang memenuhi kriteria. Tempat pembuangan akhir tinja yang dianjurkan
adalah tangki/SPAL. Tangki/SPAL ini juga harus memiliki jarak yang cukup dengan
sumber air yang digunakan karena tinja yang dibuang mengandung bakteri yang
menyebabkan banyak penyakit. Sebanyak 98 % rumah tangga telah menggunakan
tangki/SPAL di Tahun 2020.