Anda di halaman 1dari 66

79

BAB 4

SUMBER DAYA ALAM

4.1. Pertanian
Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang strategis di Kabupaten
Sumbawa. Penyerapan tenaga kerja pada sektor ini cukup tinggi. Sektor pertanian
mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Sumbawa, dengan
konstribusi hampir mencapai 40% dan sekitar 60% nya adalah pertanian tanaman pangan
(padi dan palawija).

A. Pertanian Tanaman Pangan


Sektor pertanian merupakan semua kegiatan pertanian yang mencakup
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan. Subsektor tanaman pangan mencakup tanaman padi (padi sawah dan
padi ladang), jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.

Tabel 4. 1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Produksi Luas Panen Produktivitas


No Komoditas
(Ton) (Ha) (Kw/ Ha)
1 Padi 302.341 61.463 49,19
2 Jagung 564.888 89.409 63,18
3 Kedelai 633 442 14,31
4 Kacang Hijau 9.789 6.427 15,23
5 Kacang Tanah 315 210 15,03
6 Ubi Kayu 1.993 111 179,54
7 Ubi Jalar 2.350 89 265,54
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

1. Padi
Komoditas padi memiliki peranan pokok dalam pemenuhan kebutuhan
pangan penduduk, sehingga dari sisi ketahanan pangan fungsinya sangat
penting dan strategis. Seiring pertumbuhan penduduk, Pemerintah Kabupaten
Sumbawa terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
pangan, perluasan areal dan manajemen lahan serta penyempurnaan

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


80

manajemen, sehingga pembangunan pertanian yang dicita-citakan dapat


terwujud.
Luas panen padi terus
mengalamai penurunan dalam
4 tahun terakhir sejak
peingkatan luas panen tahun
2017. Berdasarkan
perbandingan luas panen padi
pada tahun 2020 dan tahun
2019 terjadi penurunan luas
panen sebesar 12.705 Ha Gambar 4. 1 Produksi Padi Kabupaten Sumbawa

(-17,13%), dimana luas panen


pada tahun 2020 seluas 61.463 Ha dan Tahun 2019 seluas 74.168 Ha.
Demikian pula dengan produksi padi pada tahun 2020, mengalami penurunan
sebesar 35.406 Ton (-10,48%) dibandingkan tahun sebelumnya, dengan
produksi pada tahun 2020 sebesar 302.341 Ton dan tahun 2019 sebesar
337.747 Ton.
Berbeda dengan Luas Panen dan Produksi, Produktivitas padi mengalami
peningkatan sebesar 3,65 kw/ha (8,01%) dibandingkan tahun sebelumnya,
dengan produktivitas pada tahun 2020 sebesar 49,19 kw/ha dan tahun 2019
sebesar 45,54 kw/ha, sebagaimana tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 2 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


81

Produksi padi terbesar di Kabupaten Sumbawa pada kecamatan Empang


sebesar 31.552 Ton dengan proporsi sebesar 10,44%, diikuti oleh Kecamatan
Plampang sebesar 10,18%, Kecamatan Moyo Hulu dan Kecamatan Moyo Hilir
masing-masing sebesar 9,96% dan 9,84%. Sementara proporsi kecamatan
lainnya berkisar dari 0,39% - 6,11%, dan Kecamatan Labangka merupakan
kecamatan dengan proporsi produksi terendah sebesar 0,39% dari total
produksi, sebagaimana proporsi berikut.

Gambar 4. 3 Proporsi Produksi Padi Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Sementara dari sisi Luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Plampang


seluas 6.580 Ha dan terendah di Kecamatan Labangka seluas 275 Ha. Untuk
produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Lunyuk sebesar 54,00 kw/ha
dan terendah di Kecamatan Batu Lanteh 41,20 kw/ha, sebagaimana tabel
berikut.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


82

Tabel 4. 2 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Kabupaten


Sumbawa Tahun 2020

Luas Panen Produktivitas Produksi


No Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)
1 Sumbawa 626 51,62 3.231
2 Unter Iwes 2.038 49,20 10.028
3 Labuan Badas 406 44,59 1.810
4 Utan 1.882 50,17 9.442
5 Rhee 832 49,79 4.142
6 Alas 1.813 50,94 9.235
7 Buer 1.289 50,13 6.462
8 Alas Barat 1.803 49,89 8.995
9 Moyo Hilir 5.857 50,82 29.765
10 Moyo Utara 2.272 50,75 11.531
11 Moyo Hulu 5.827 51,69 30.121
12 Ropang 1.947 45,41 8.842
13 Lantung 1.173 42,93 5.036
14 Lenangguar 2.295 46,43 10.655
15 Lunyuk 3.702 54,00 19.993
16 Orong Telu 1.566 46,79 7.328
17 Lape 3.303 49,32 16.289
18 Lopok 3.697 49,93 18.459
19 Plampang 6.580 46,79 30.790
20 Maronge 2.202 50,41 11.099
21 Labangka 275 43,33 1.192
22 Empang 6.385 49,42 31.552
23 Tarano 2.079 46,63 9.694
24 Batu Lanteh 1.614 41,20 6.650
Jumlah 61.463,0 49,19 302.341
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

2. Jagung
Komoditas tanaman bahan makanan palawija yang sangat potensial
lainnya adalah jagung. Pada tahun 2020 luas panen jagung mengalami
penurunan sebesar 20.626 Ha (-18,75%) dibandingkan tahun sebelumnya,
dimana luas panen pada tahun 2020 seluas 89.409 Ha dan tahun 2019 seluas
110.035 Ha, dalam rentang waktu 2016-2020 luas panen jagung mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 5,43 % pertahun.
Sejalan dengan menurunnya luas panen, produksi jagung juga menurun
sebesar 132.3222 Ton (-18,98%) dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
BAB 4. SUMBER DAYA ALAM
83

dengan total produksi pada tahun 2020 sebesar 564.888 Ton dan tahun 2019
sebesar 697.210 Ton. Meskipun laju pertumbuhan produksi jagung pada
tahun 2020 terpantau menurun, komoditas jagung masih menjadi tanaman
pangan dengan produksi terbesar di Sumbawa. Jagung dirasa memberikan
keuntungan yang lebih besar dengan biaya perawatan yang tidak terlalu
banyak seperti tanaman padi.

Gambar 4. 4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Kecamatan Lunyuk masih menjadi produsen jagung


terbesar di Kabupaten Sumbawa hingga di tahun 2020
dengan produksi sebesar 159.398,24 Ton dengan proporsi
sebesar 28,22% diikuti oleh Kecamatan Labangka sebesar
12,59% dan Kecamatan Plampang 10,12%. Proporsi
kecamatan lain berkisar mulai dari 0,07% (Kecamatan
Ropang) hingga 6,51% (Kecamatan Moyo Hilir). Pada tahun
2020 di Kecamatan Lantung tidak dilakukan penanaman
jagung. secara lengkapnya tergambar pada gambar berikut.
Gambar 4. 5 Produksi Jagung

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


84

Gambar 4. 6 Proporsi Produksi Jagung Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Dari sisi luas panen Kecamatan Lunyuk memiliki luasan terbesar yaitu
24.704 Ha dan Kecamatan terendah luasan panennya adalah Kecamatan
Ropang seluas 55 Ha, sementara Kecamatan Lantung tidak melakukan
penanaman komoditas jagung pada tahun 2020. Untuk produktivitas tertinggi
di Kecamatan Labuhan Badas sebesar 68,21 kw/ha dan Kecamatan Lopok
dengan produktivitas terendah sebesar 58,23 kw/ha, sebagaimana tabel
berikut.

Tabel 4. 3 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Luas Panen Produktivitas Produksi


N0 Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)
1 Sumbawa 1.242 67,01 8.323
2 Unter Iwes 2.689 66,48 17.877

3 Labuan Badas 1.699 68,21 11.588

4 Utan 5.681 60,47 34.351

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


85

Luas Panen Produktivitas Produksi


N0 Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)

5 Rhee 2.329 60,77 14.154

6 Alas 704 60,20 4.238

7 Buer 1.262 58,56 7.390

8 Alas Barat 3.102 60,79 18.858

9 Moyo Hilir 6.082 60,50 36.795

10 Moyo Utara 2.788 58,72 16.371

11 Moyo Hulu 1.593 65,59 10.448

12 Ropang 55 66,86 368

13 Lantung - - -

14 Lenangguar 1.107 63,42 7.020

15 Lunyuk 24.704 64,52 159.398

16 Orong Telu 655 64,45 4.221

17 Lape 1.326 59,90 7.943

18 Lopok 2.863 58,23 16.671

19 Plampang 8.794 65,00 57.164

20 Maronge 2.000 67,63 13.525

21 Labangka 11.187 63,57 71.115

22 Empang 4.968 63,06 31.329

23 Tarano 2.473 61,00 15.085

24 Batu Lanteh 106 61,62 653

Jumlah 89.409 63,18 564.888


Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

3. Kedelai
Komoditas kedelai di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020 mengalami
penurunan yang sangat signifikan, hal ini ditandai dari menurunnya luas panen
sebesar 567 Ha (-56,19%) dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada
tahun 2020 seluas 442 Ha dan tahun 2019 seluas 1.009 Ha, akan tetapi dalam
rentang waktu 2016-2020 terjadi peningkatan rata-rata luas panen sebesar
92,53% pertahun. Produksi kedelai, juga mengalami penurunan sebesar 675
Ton (-51,60%), dengan total produksi pada tahun 2020 sebesar 633 Ton dan
tahun 2019 sebesar 1.308 Ton, akan tetapi dalam rentang waktu 2016-2020

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


86

rata-rata meningkat sebesar 68,36% pertahun. Dari sisi produktivitas kedelai


meningkat sebesar 1.36 kw/ha (10,47%) dibandingkan tahun sebelumnya,
dimana produktivitas kedelai pada tahun 2020 sebesar 12,96 kw/ha dan tahun
2019 sebesar 14,32 kw/ha, sebagaimana tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 7 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Produksi kedelai terbesar di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020


terdapat di Kecamatan Plampang sebesar 348,54 Ton dengan proporsi
sebesar 55,06%, diikuti oleh Kecamatan Ropang sebesar 25,55%, Kecamatan
Maronge, Moyo Hulu, Alas Barat, Buer dengan proporsi berada pada kisaran
0,81% - 15,28%, dan hanya terdapat 6 kecamatan yang melakukan
penanaman kedelai di tahun 2020, sebagaimana tergambar sebagai berikut.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


87

Gambar 4. 8 Proporsi Produksi Kedelai Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Untuk luas panen terbesar adalah di Kecamatan Plampang seluas 244


Ha dan produktivitas tertinggi adalah di Kecamatan Buer sebesar 17,50
kw/ha, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4. 4 Luas Panen,Produktivitas dan Produksi Kedelai


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Produksi Luas Panen Produktivitas


No Komoditas
(Ton) (Ha) (Kw/ Ha)
1 Padi 302.341 61.463 49,19
2 Jagung 564.888 89.409 63,18
3 Kedelai 633 442 14,31
4 Kacang Hijau 9.789 6.427 15,23
5 Kacang Tanah 315 210 15,03
6 Ubi Kayu 1.993 111 179,54
7 Ubi Jalar 2.350 89 265,54
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

4. Kacang Hijau
Pada tahun 2020, terjadi peningkatan luas panen kacang hijau sebesar
4.344 Ha (208,55%) dibandingkan tahun sebelumnya, dimana luas panen
pada tahun 2020 seluas 6.427 Ha dan tahun 2019 seluas 2.083 Ha. Demikian
pula dalam rentang waktu 2016-2020 terjadi penurunan rata-rata luas panen
sebesar 13.56% pertahun. Untuk produksi kacang hijau, bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 6.835 Ton (231,42%),

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


88

dimana pada tahun 2019 sebesar 2.954 Ton dalam rentang waktu 2016-2020
sebesar 27,80% pertahun.
Demikian pula dengan produktivitas kacang hijau mengalami dengan
peningkatan sebesar 1,05 kw/ha (7,40%) dibandingkan tahun sebelumnya,
dimana produktivitas kacang hijau pada tahun 2020 sebesar 15,23 kw/ha dan
tahun 2019 sebesar 14,18 kw/ha, dengan rata-rata peningkatan produktivitas
kacang hijau dalam rentang waktu 2016-2020 sebesar 13,63% pertahun,
sebagaimana tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 9 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Hijau


Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Produksi Kacang Hijau terbesar pada tahun 2020 terdapat di Kecamatan


Labangka sebesar 2.458,92 Ton dengan proporsi sebesar 25,12%, diikuti
oleh Kecamatan Moyo Hilir sebesar 17,12%, dan Kecamatan Lape sebesar
14,83%, sementara kecamatan lain dari Plampang hingga Lantung
menyumbang produksi kacang hijau dengan proporsi berkisar antara 0,01% -
12,59%, dan terdapat 9 (sembilan) kecamatan yang tidak menghasilkan
komoditas kacang hijau, sebagaimana tergambar berikut.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


89

Gambar 4. 10 Proporsi Produksi Kacang Hijau Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Untuk luas panen terbesar dan produktivitas tertinggi kacang hijau di


Kecamatan Labangka dengan luas panen sebesar 1.540 Ha dan
produktivitas sebesar 15,97 kw/ha, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4. 5 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Luas Panen Produktivitas Produksi


No Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)

1 Labangka 1.540 15,97 2.458,92


2 Moyo Hilir 1.094 15,32 1.676,14
3 Lape 919 15,80 1.452,11
4 Plampang 851 14,48 1.232,86
5 Maronge 751 15,39 1.156,03
6 Lopok 456 14,47 659,26
7 Moyo Hulu 409 13,97 570,76
8 Moyo Utara 110 14,80 162,81

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


90

Luas Panen Produktivitas Produksi


No Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)

9 Empang 93 14,12 131,71


10 Alas Barat 86 14,43 124,70
11 Alas 66 13,64 89,71
12 Tarano 20 14,15 27,78
13 Buer 19 14,36 26,97
14 Utan 13 13,78 17,59
15 Lantung 1 14,52 1,43
TOTAL 6.427 15,23 9.788,76
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

5. Kacang Tanah
Komoditas kacang tanah, pada tahun 2020 mengalami penurunan, baik
luas panen, produksi sementara produktivitasnya meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya. Peningkatan rata-rata Luas Panen, Produksi dan
Produktivitas Kacang Tanah dalam rentang waktu 2016-2020 masing-masing
sebesar 9,82% pertahun, 10,95% pertahun dan 6,19% pertahun,
sebagaimana tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 11 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah di Kabupaten Sumbawa
Tahun 2016-2020

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


91

Produksi kacang tanah terbesar di Kabupaten Sumbawa pada tahun 202


terdapat di Kecamatan Labangka sebesar 101,49 Ton dengan proporsi
32,19%, diikuti Kecamatan Labuhan Badas sebesar 15,28%, Kecamatan Utan
sebesar 14,49%, sementara kecamatan lainnya menyumbang produksi
kacang tanah dengan kisaran proporsi sebesar 0,34% -13,85% dan terdapat
14 kecamatan yang tercatat memproduksi kacang tanah di tahun 2020,
sebagaimana tabel berikut.

Gambar 4. 12 Proporsi Produksi Kacang Tanah Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Luas panen terbesar masih dimiliki oleh Kecamatan Labangka seluas 78


Ha dan produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Maronge sebesar
19,87% kw/ha, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4. 6 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Luas Panen Produktivitas Produksi


No Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)
1 Labangka 78 13,01 101,49

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


92

Luas Panen Produktivitas Produksi


No Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)
2 Labuhan Badas 34 14,17 48,18
3 Utan 25 18,27 45,68
4 Plampang 22 19,85 43,67
5 Unter Iwes 15 13,67 20,51
6 Rhee 10 13,62 13,62
7 Tarano 5 19,69 9,84
8 Sumbawa 6 13,70 7,95
9 Buer 4 17,39 6,96
10 Alas 3 18,26 5,48
11 Moyo Hulu 4 12,47 4,99
12 Maronge 2 19,87 3,97
13 Empang 1 19,14 1,91
14 Lape 1 10,70 1,07
TOTAL 210 15,03 315,32
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

6. Ubi Kayu

Ubi kayu di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020 mengalami penurunan


baik luas panen, produksi dan produktivitas dibandingkan tahun sebelumnya,
yakni masing-masing sebesar 14,61%, 34,48% dan 23,27%. Sebagaimana
tergambar sebagai berikut.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


93

Gambar 4. 13 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu di Kabupaten Sumbawa
Tahun 2016-2020

Kecamatan Labuhan Badas sebagai produsen ubi kayu terbesar di


Kabupaten Sumbawa dengan bobot produksi sebesar 977,64 Ton atau
49,06% dari total produksi ubi kayu, diikuti Kecamatan Labangka sebesar
14,46%, Kecamatan Alas Barat sebesar 13,11%, sementara proporsi produksi
kecamatan lainnya adalah antara 0,82 – 6,70%, dan tercatat 11 (sepuluh)
kecamatan yang memproduksi ubi kayu pada tahun 2020, sebagaimana
gambaran berikut ini.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


94

Gambar 4. 14 Proporsi Produksi Ubi Kayu Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Untuk luas panen terbesar terdapat di Kecamatan Labuan Badas seluas


55 Ha sementara produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Lopok
sebesar 194,15 kw/ha, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4. 7 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Luas Panen Produktivitas Produksi


No Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)

1 Labuan Badas 55 177,75 977,64


2 Labangka 15 192,16 288,25
3 Alas Barat 15 174,19 261,28
4 Rhee 7 190,70 133,49
5 Maronge 6 180,64 108,38
6 Buer 4 159,47 63,79
7 Moyo Hulu 3 191,98 57,59
8 Lape 2 193,62 38,72
9 Alas 2 140,17 28,03
10 Lopok 1 194,15 19,41

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


95

Luas Panen Produktivitas Produksi


No Kecamatan
(Ha) (Kw/Ha) (Ton)

11 Moyo Utara 1 163,20 16,32


TOTAL 111 179,54 1.992,92
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

7. Ubi Jalar
Berbeda dengan komoditas lain yang mengalami penurunan produksi dan
produktivitas di tahun 2020, Komoditas Ubi Jalar mengalami peningkatan yang
signifikan baik pada luas panen, produksi maupun produktivitasnya
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni masing-masing sebesar
1383,33%, 1795,19% dan 27,77%, sebagaimana tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 15 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Jalar di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Hanya ada 2 kecamatan yg memproduksi ubi jalar di Kabupaten


Sumbawa pada tahun 2020 yaitu Kecamatan Tarano dan Kecamatan Alas
Barat. Kecamatan Tarano berkontribusi sebesar 95,48% dari total produksi
ubi jalas di Kabupaten Sumbawa tahun 2020 dan selebihnya berasal dari

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


96

produksi di Kecamatan Alas Barat. Luas panen, produksi dan produktivitas


disajikan sebagaimana gambar berikut.

Gambar 4. 16 Proporsi Produksi Ubi Jalar Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tabel 4. 8 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Luas
Produktivitas Produksi
No Kecamatan Panen
(Kw/Ha) (Ton)
(Ha)
1 Tarano 84,50 265,54 2.243,81
2 Alas Barat 4,00 265,56 106,22
TOTAL 89 265,54 2.350,04
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

B. Pertanian Tanaman Holtikultura


Tanaman yang termasuk dalam Komoditas Hortikultura terdiri dari komoditas
sayuran dan buah-buahan semusim, komoditas buah-buahan dan sayuran tahunan,
Tanaman biofarmaka (tanaman obat) dan tanaman hias. Pada Profil ini disajikan data
komoditas holtikultura dari jenis buah-buhan, sayuran dan tanaman biofarmaka.
Kabupaten Sumbawa memiliki tanah yang cenderung subur untuk ditanami
tanaman tropikal dari jenis buah-buahan dan sayuran. Mangga mendominasi
produksi buah-buahan di Kabupaten Sumbawa dalam lima tahun terakhir. Kecamatan
dengan produksi mangga terbesar antara lain Kecamatan Lunyuk, Plampang,
Labuhan Badas, Utan dan Kecamatan Sumbawa. Menyusul produksi mangga ada
nangka dengan total produksi 19.112,40 Ton, sawo sebesar 7.488,10 dan pisang
BAB 4. SUMBER DAYA ALAM
97

sebesar 5.228,20 Ton, sebagaimana tergambar produksi buah-buahan sebagai


berikut.

Tabel 4. 9 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Perkebunan


Jenis Buah-Buahan Tahun 2020

Jumlah
Jumlah Luas
Tanaman Produktivitas Produksi
No Komoditas Tanaman Panen
Menghasilkan (Kw/Ha) (Ton)
(Pohon) (Ha)
(Pohon)
1 Alpukat 2.809 1.360 13,60 94,56 128,60
2 Belimbing 1.009 730 2,43 580,27 141,20
3 Durian 10.679 2.400 24,00 105,08 252,20
4 Jambu Biji 70.623 45.926 153,09 148,45 2272,50
5 Jambu Air 5.829 4.122 41,22 33,26 137,10
6 Jeruk Siam 22.656 8.453 28,18 296,13 834,40
7 Jeruk Besar 946 563 1,88 940,5 176,50
8 Mangga 466.769 258.768 2.588 144 37.202
9 Manggis 3.309 305 3,05 92,79 28,30
10 Nangka 143.864 88.593 885,93 215,73 19.112,40
11 Pepaya 31.277 20.965 17,47 433,87 758,00
12 Pisang 150.307 79.153 79,15 660,52 5.228,20
13 Rambutan 10.467 5.029 50,29 115,11 578,90
14 Sawo 58.518 40.827 408,27 183,41 7.488,10
15 Sirsak 11.283 7.729 25,76 116,56 300,30
16 Sukun 931 580 5,80 117,93 68,40
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Demikian pula dengan sayuran di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020,


dimana sayuran bawang merah merupakan jenis sayuran dengan produksi tertinggi
di Kabupaten Sumbawa sebesar 23.713 Ton yang mana mengalami peningkatan
sebesar 16,25% dibanding tahun 2019. Sementara dari tanaman biofarmaka hanya
tiga tanaman yang diperhatikan produksinya yaitu Jahe, Lengkuas dan Kunyit. Lebih
rinci luas panen, produksi dan produktivitas tanaman pertanian jenis holtikultura
disajikan pada tabel 4.9 hingga tabel 4.11.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


98

Tabel 4. 10 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas


Perkebunan Jenis Sayur Tahun 2020

Produksi Luas Panen Produktivitas


No Komoditas
(Ton) (Ha) (Kw/Ha)
1 Bawang Merah 23.713 2.367 100,18
2 Tomat 2.407 37 650,62
3 Cabai Rawit 1.745 231 75,55
4 Bawang Putih 712 106 67,15
5 Terung 483 29 166,38
6 Ketimun 291 11 264,64
7 Kacang Panjang 280 41 68,37
8 Sawi 259 26 99,54
9 Cabai Besar 174 26 66,88
10 Kangkung 97 4 242,75
11 Bayam 88 11 80,36
12 Kubis 15 1 151,00
13 Kembang Kol 13 1 126,00
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Tabel 4. 11 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Biofarmaka

Produksi Luas Panen Produktivitas


No Komoditas
(Ton) (Ha) (Kw/Ha)
1 Jahe 25,00 6,13 40,79
2 Lengkuas 14,26 1,41 100,81
3 Kunyit 44,72 4,62 96,81
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Kawasan pertanian tanaman pangan dan holtikultura di Kabupaten Sumbawa


terletak di Kecamatan Alas, Alas Barat, Batulanteh, Buer, Empang, Labuan Badas,
Lantung, Lape, Lenangguar, Lopok, Luyuk, Maronge, Moyo Hulu, Moyo Hilir, Moyo
Utara, Orong Telu, Plampang, Rhee, Ropang, Sumbawa, Tarano, Unter Iwes, Utan.
Kawasan pertanian di Kabupaten Sumbawa yang seluas 80.290,44 Ha diarahkan
untuk:

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


99

- pengembangan tanaman pangan seperti padi dan palawija


- pengembangan tanaman pangan dilengkapi dengan sistem irigasi teknis,
beririgasi setengah teknis, beririgasi sederhana, dan tadah hujan
- perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan
- pengembangan tanaman sayur-sayuran, buah-buahan serta biofarmaka dan
tanaman hias
- pengembangan tanaman dengan sistem pergiliran, tumpang sari dan
sebagainya
- pemanfaatan pertanian lahan kering yang tersebar diseluruh wilayah
kecamatan
- pengembangan kawasan agropolitan khususnya pada pusat sentra produksi
pertanian

4.2. Perkebunan
Subsektor perkebunan diharapkan akan menjadi andalan ekspor Kabupaten
Sumbawa, terutama tanaman kelapa, kopi, kapuk, kemiri, dan kapas yang terus mengalami
peningkatan rata-rata dari tahun ke tahun, sedangkan komoditas lainnya mengalami
penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena pengaruh
iklim yang ekstrim yang berdampak terhadap hasil tanaman perkebunan tersebut.

Tabel 4. 12 Perkembangan Komoditas Perkebunan Kabupaten


Sumbawa Tahun 2016-2020

Tahun
No Komoditas
2016 2017 2018 2019 2020
1 Kelapa 4.028,00 4.028,00 3.846,05 3.950,86 4.238,78
2 Pinang 46,64 46,64 23,81 27,59 86,73
Kopi
3 (Robusta 1.480,88 1.696,68 2.139,43 3.075,79 2.466,94
dan Arabika)
4 Kapuk 161,06 161,06 101,73 90,74 87,88
5 Asam 515,83 513,25 961,79 591,64 417,16
6 Kemiri 467,21 452,24 920,07 839,21 779,13
7 Jambu Mete 2.098,98 2.103,77 2.163,78 1.873,92 1.929,86
8 Tembakau 48,29 311,10 - 198,43 -

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


100

9 Wijen 4,41 2,00 - 0,50 -


10 Jarak pagar 449,88 449,88 490,37 228,79 87,31
11 Vanili - - - 0,65 0,07
12 Kakao - - - 0,39 0,30
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Komoditi perkebunan di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020 masih didominasi


oleh kelapa dengan produksi sebesar 4.238,78 Ton dengan produksi terbesar terdapat di
Kecamatan Labuhan Badas sebesar 1.166,70 ton atau meningkat 7,16% dibanding tahun
2019 diikuti produksi kopi (arabika dan robusta) 2.466,94 ton namun produksinya menurun
19,79% bila dibanding tahun 2019. Disusul produksi jambu mete, kemiri dan asam seperti
yang tersaji dalam table 4.12. Produksi komoditas perkebunan seperti kopi, kapuk, asam,
kemiri, jarak pagar, vanili dan kokoa mengalami penurunan produksi berkisar dari 3,15%
hingga 89,23%. Sementara kelapa, pinang dan jambu mete mengalami peningkatan
produksi dengan peningkatan terbesar dari pinang sebesar 2 kali lipat dibanding produksi
tahun 2019.
Lebih rinci produksi dari masing-masing komoditas di setiap kecamatan tersaji dalam
tabel-tabel di bawah ini.
1. Kelapa

Tabel 4. 13 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kelapa di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Lenangguar 12,45 49.000 3.935,74
2 Alas Barat 120,00 405.700 3.380,83
3 Plampang 201,10 590.586 2.936,78
4 Labangka 20,75 59.147 2.850,46
5 Maronge 9,80 27.348 2.790,61
6 Orong telu 6,50 16.000 2.461,54
7 Tarano 256,35 464.694 1.812,73
8 Lantung 13,10 22.000 1.679,39
9 Ropang 15,40 23.620 1.533,77
10 Sumbawa 58,60 88.683 1.513,36
11 Rhee 70,00 90.395 1.291,36

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


101

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
12 Labuhan Badas 978,00 1.166.702 1.192,95
13 Alas 50,00 52.900 1.058,00
14 Batu Lanteh 24,00 25.360 1.056,67
15 Lopok 99,60 104.170 1.045,88
16 Moyo Hulu 125,00 117.418 939,34
17 Empang 98,45 91.925 933,72
18 Moyo Hilir 97,70 88.700 907,88
19 Lape 130,00 115.350 887,31
20 Buer 197,00 170.258 864,25
21 Lunyuk 262,65 178.000 677,71
22 Unter Iwes 113,00 75.000 663,72
23 Moyo Utara 117,05 58.525 500,00
24 Utan 333,00 157.296 472,36
Total 3.409,50 4.238.777 37.386,36
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

2. Pinang

Tabel 4. 14 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Pinang di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Lunyuk 0,50 35.000 70.000,00
2 Moyo Utara 9,00 36.000 4.000,00
3 Sumbawa 0,75 1.310 1.746,67
4 Plampang 0,25 400 1.600,00
5 Alas 5,50 3.500 636,36
6 Alas Barat 7,50 4.500 600,00
7 Untir Iwes 1,50 800 533,33
8 Lape 4,50 1.800 400,00
9 Batu Lanteh 1,00 400 400,00
10 Utan 2,50 479 191,60

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


102

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
11 Lantung 10,35 1.800 173,91
12 Buer 10,00 739 73,94
TOTAL 53,35 86.728,40 80.355,82
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

3. Kopi

Tabel 4. 15 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kopi di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Batu Lanteh 2.421,65 2.065.338 1.662,76
2 Ropang 155,00 198.000 1.277,42
3 Lenangguar 50,05 44.250 884,12
4 Lantung 23,00 20.000 869,57
5 Alas 169,00 117.000 692,31
6 Moyo Hulu 1,20 650 541,67
7 Rhee 4,00 1.722 430,50
8 Buer 86,00 12.984 150,98
9 Orong telu 75,00 7.000 93,33
Total 2.985 2.466.944 6.602,65
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

4. Kapuk

Tabel 4. 16 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kapuk di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Alas Barat 2,50 3.500 1.400,00
2 Maronge 25,00 27.400 1.096,00

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


103

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
3 Lape 9,50 7.800 821,05
4 Alas 5,00 4.000 800,00
5 Empang 11,50 9.200 800,00
6 Tarano 11,50 7.800 678,26
7 Ropang 1,25 750 600,00
8 Moyo Hilir 1,25 450 360,00
9 Batu Lanteh 6,50 1.820 280,00
10 Lopok 7,50 2.000 266,67
11 Lab. Badas 33,00 8.200 248,48
12 Utan 62,25 10.460 168,03
13 Lantung 18,00 2.000 111,11
14 Orong telu 8,50 500 58,82
15 Moyo Hulu 23,00 1.200 52,17
16 Rhee 27,00 800 29,63
Total 253,25 87.880 7.770,24
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

5. Asam

Tabel 4. 17 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Asam di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Alas Barat 3,00 19.500 6.500,00
2 Lantung 4,00 16.856 4.214,00
3 Alas 5,00 18.000 3.600,00
4 Moyo Utara 34,00 68.000 2.000,00
5 Lunyuk 4,50 8.500 1.888,89
6 Ropang 30,00 45.000 1.500,00
7 Untir Iwes 7,35 10.640 1.447,62
8 Moyo Hilir 4,20 5.700 1.357,14
9 Plampang 39,06 48.897 1.251,84
10 Tarano 29,10 35.000 1.202,75

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


104

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
11 Lenangguar 24,00 23.000 958,33
12 Empang 13,00 10.850 834,62
13 Lape 40,08 30.200 753,49
14 Rhee 40,95 24.907 608,23
15 Buer 47,00 16.424 349,45
16 Sumbawa 9,00 3.000 333,33
17 Batu Lanteh 5,50 1.650 300,00
18 Labuhan Badas 47,75 13.700 286,91
19 Moyo Hulu 12,40 3.500 282,26
20 Utan 67,00 10.034 149,76
21 Maronge 52,50 3.800 72,38
Total 519,39 417.158 29.891,01
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

6. Kemiri

Tabel 4. 18 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kemiri di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Alas Barat 2,00 8.000 4.000,00
2 Lenangguar 6,10 7.600 1.245,90
3 Batu Lanteh 557,75 641.413 1.150,00
4 Lunyuk 31,89 32.000 1.003,45
5 Buer 6,00 5.922 987,00
6 Tarano 5,00 4.800 960,00
7 Ropang 60,53 58.000 958,20
8 Plampang 1,31 650 496,18
9 Rhee 52,60 14.742 280,27
10 Orong telu 32,00 6.000 187,50
Total 755,18 779.127 11.268,50
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


105

7. Jambu Mete

Tabel 4. 19 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jambu Mete di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Orong Telu 19,25 60.200 3.127,27
2 Lunyuk 33,40 46.800 1.401,20
3 Empang 67,00 88.500 1.320,90
4 Labuhan Badas 814,00 1.020.869 1.254,14
5 Tarano 35,35 36.000 1.018,39
6 Alas 15,00 15.000 1.000,00
7 Maronge 19,30 18.750 971,50
8 Alas Barat 8,00 7.500 937,50
9 Lape 142,23 102.500 720,66
10 Plampang 126,88 88.446 697,08
11 Moyo Hulu 34,38 22.500 654,45
12 Buer 55,00 35.646 648,11
13 Sumbawa 30,50 18.600 609,84
14 Batu Lanteh 68,00 40.800 600,00
15 Lantung 30,00 16.350 545,00
16 Moyo Utara 25,75 12.875 500,00
17 Utan 156,00 74.851 479,81
18 Lenangguar 11,54 5.400 467,94
19 Moyo Hilir 45,60 20.500 449,56
20 Lopok 99,00 42.800 432,32
21 Rhee 376,00 139.120 370,00
22 Untir Iwes 44,75 15.000 335,20
23 Labangka 645,05 850 1,32
Total 2.901,98 1.929.856 18.542,18
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


106

8. Jarak Pagar

Tabel 4. 20 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kelapa di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Kecamatan Menghasilkan
(Kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Lopok 6,22 20.000 3.215,43
2 Ropang 6,03 4.200 696,52
3 Moyo Utara 16,44 9.864 600,00
4 Lape 29,74 17.000 571,62
5 Moyo Hilir 11,19 5.000 446,83
6 Orong telu 48,23 20.750 430,23
7 Labangka 51,90 10.500 202,31
Total 169,75 87.314 6.162,94
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Untuk produksi Vanili dan Kakao masing-masing hanya terdapat di Kecamatan Batu
Lanteh dan Lantung dengan luas panen, produksi dan produktivitas sebagai berikut.

Tabel 4. 21 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Vanili dan Kakao di


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Tanaman
Produksi Produktivitas
No Komoditas Menghasilkan
(Kg) (Kg/Ha)
(Ha)
1 Vanili
• Batu Lanteh 3,63 65 17,91
2 Kakao
• Lantung 1,00 300 300,00
Sumber Data: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Adapun total kawasan perkebunan di Kabupaten Sumbawa seluas 59.213 Ha


dimanfaatkan untuk pengembangan komoditi unggulan seperti kopi, kelapa, pinang, kapuk,
jambu mete, kemiri, wijen dan jarak, kelapa, dan kakao dengan fokus di masing-masing
kecamatan yaitu:

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


107

- tanaman unggulan kelapa, jambu mete di Kecamatan Sumbawa, Kecamatan


Utan, Kecamatan Rhee dan Kecamatan Alas Barat
- tanaman unggulan kopi di Kecamatan Alas, Kecamatan Buer, Kecamatan Utan,
Kecamatan Rhee, Kecamatan Batu Lanteh, dan Kecamatan Ropang
- tanaman pinang di Kecamatan Utan, Kecamatan Rhee, Kecamatan Batu
Lanteh, Kecamatan Lape, Kecamatan Lopok, Kecamatan Ropang dan
Kecamatan Lunyuk
- peningkatan kawasan kebun campur melalui pola pemanfaatan dengan
penerapan sistem keragaman produk, sistem pergiliran di wilayah bagian
timur Sumbawa dan bagian selatan Sumbawa
- pengembangan perkebunan dilakukan dengan mengembangkan industri
pengolahan hasil komoditi, yang berlokasi di Kecamatan Labangka,
Kecamatan Batu Lanteh, Kecamatan Ropang, Kecamatan Lunyuk dan
Kecamatan Labuhan Badas
- pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat kegiatan
ekonomi, yang berlokasi di Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Labangka,
Kecamatan Lenangguar dan Kecamatan Lunyuk

4.3. Kehutanan
Hutan Kabupaten Sumbawa memiliki luas 501.468,95 ha, merupakan kawasan hutan
terluas di Provinsi NTB yaitu 46,79% dari total luas kawasan hutan NTB (1.071.722,83 ha).
Luas kawasan hutan Sumbawa 75,47% dari total luas wilayah administratif Kabupaten
Sumbawa yang terdiri dari daratan Pulau Sumbawa serta pulau-pulau sedang dan kecil
disekitarnya dengan luas wilayah 6.643,98 km2 atau 664.398 ha.

Secara umum tipologi hutan wilayah Kabupaten Sumbawa bervariasi terdiri dari
beberapa tipe hutan yaitu : hutan tropika basah (tropical humid forest) yang menempati
wilayah pada ketinggian > 500 m dpl, hutan musim (monsoon forest) yang menempati
wilayah dengan ketinggian 5 - 500 m dpl, hutan tropika kering (tropical semi arid forest)
yang menempati wilayah sangat kering di bagian timur Pulau Sumbawa dengan ketinggian
5 - 200 m dpl dan hutan bakau (mangrove) yang menempati beberapa bagian wilayah
pantai. Sebaran spesies (jenis) tanaman / vegetasi yang tersebar berdasarkan tipologi hutan
tersebut bermacam-macam. Jenis tanaman yang umum mendiami beberapa tipologi

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


108

memiliki nilai ekonomis dan ekologis, secara umum antara lain; hutan tropik kering famili
Legum (polong-polongan) Fabaceae, Meliaceae, dll; hutan berduri dengan tegakan tinggi
rata-rata 10-15 meter dengan penampakan kulit mengelupas dan berduri Kesambi
(Schleichera oleosa), Pulai (Alstonia sp), Asam (Tamarindus sp); hutan Riparian dicirikan
dengan pohon menjulang tinggi misalnya Binong ( Tetrameles Nudiflora), Serianthes sp,
Lagerstroemia sp, Eugunia Subglauca. Hutan tropik lembab Kelicung (Dyospyros sp),

Gaharu (Aquilaria Caryota), Ipil (Instia Bijuga), Jati (Tectona Grandis), Bayur
(Pterospermum sp ), Mahoni ( Swetenia Mahagoni) dan Kelicung (Dyospiros Malabarica);
terdapat juga asosiasi-asosiasi Dipterocarpacea, asosiasi Rajumas/Rimas (Duabanga
Moluccana).

Disamping itu, terdapat juga potensi kawasan hutan eks. Perum Perhutani seluas
18.159,64 ha dengan jenis tanaman Jati ( Tectona Grandis), Mahoni (Swetenia Mahagoni),
Gmelia dan Johar. Adapun jenis hasil hutan bukan kayu yang menjadi unggulan Kabupaten
Sumbawa meliputi Rotan (Calamus sp), Gaharu (Gyrinops sp ), Kemiri (Aleurites Moluccana)
dan madu dari lebah hutan (Apis Dorsata dan Apis Cerana) serta satwa liar yang berpotensi
untuk diperdagangkan yaitu sarang burung walet ( Callo Calia) dan berbagai jenis burung
tidak dilindungi.

Sesuai kewenangan Kehutanan, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk hasil


hutan non kayu dalam kawasan serta kewenangan kayu di luar kawasan hutan. Kontribusi
sektor Kehutanan dan Perkebunan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkisar 2,5% -
3,45% terhadap total PAD Sumbawa. Jenis komoditi yakni Rotan, Madu, Jenis Kayu Lunak,
Kayu Jati serta Liana, melalui skema perijinan IPKTM (Ijin Pemanfaatan Kayu Tanah Milik),
ijin pengumpul/pengecer serta ijin pengiriman barang luar daerah.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


109

Tabel 4. 22 Luas Hutan Kabupaten Sumbawa Menurut Kelompok Hutan


Hutan Konservasi (Ha) Hutan Lindung Jumlah
Hutan Produksi (Ha)
No. Kelompok Hutan RTK Kawasan Suaka Alam Kawasan Pelestarian Alam (Ha) Luas Keterangan
Taman Buru
CA SM TN TWA THR Terbatas Tetap ( Ha )
1. Pelaning 5 - - - - - - 1.537,00 1.720,00 - 3.257,00
2. Ngali 12 - - - - - - - - 1.135,10 1.135,10
3. Serading 36 - - - - - - - - 826,00 826,00
4. Pusuk Pao 38 - - - - - - 5.368,60 - 2.072,30 7.440,90
5. Riwo 43 - - - - - - - 2.566,50 - 2.566,50
6. Rentung Sebokas 46 - - - - - - - 22.350,00 - 22.350,00
7. Buinsoway 57 - - - - - - 1.788,80 - 3.813,90 5.602,70
8. Pulau Moyo 58 - - - - - 22.537,90 - - - 22.537,90
9. Selalu Legini 59 - - - - - - 74.193,71 53.344,91 19.944,58 147.483,20
Klongkang Puncak 60
10. - - - - - - 32.250,00 14.098,47 5.097,59 51.446,06
Ngengas
11. Batulante 61 - - - 100,50 - - 19.779,70 10.469,15 1.891,40 32.240,75
12. Kerawak Utuk 62 - - - - - - - - 2.811,63 2.811,63
13. Dodo Jaranpusang 64 - - - - - - 61.233,70 45.870,50 12.571,10 119.675,30
14. Ampang Kampaja 70 - - - - - - 29.103,47 12.802,90 11.113,00 53.019,37
15. Pulau Panjang Dsk. 1.641,25 - - - - - - 1.544,69 - 3.185,94
73
16. Pantai Alas Dsk 74 - - - - - - 869,91 - - 869,91
Olat Lake / Olat
17. - - - - - - - - 3.451,78 3.451,78
Cabe 78
Gili Ngara/ Olat
18. - - - - - - - - 2.617,80 2.617,80
Puna 79
P. Rai Rakit
19. - - - - - - - - 4.745,31 4.745,31
Kwangko 80
20. Santong Labubaron - - - - - - - 6.959,70 - 6.959,70
81
21. Samoko Lito 89 - - - - - - - - 251,50 251,50
22. Pulau Ngali 92 - - - - - - 994,60 - - 994,60
Kawasan
23. TL. Pulau Moyo - - - 6.000,00 - - - - - 6.000,00
- perairan laut
Jumlah 1.641,25 - - 6.100,50 - 22.537,90 227.119,49 171.726,82 72.342,99 501.468,95

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov. NTB, 2019

4.4. Peternakan
Pembangunan peternakan di Kabupaten Sumbawa dititikberatkan pada
pengembangan komoditas unggulan spesifik lokalita dengan pola ekstensifikasi dan semi
intensif pada upaya eksplorasi, pemuliabiakan dan pengembangan ternak serta pola
Intensifikasi ternak untuk tujuan agribisnis. Kebijakan ini didasarkan karena daya dukung
lahan yang cukup luas sebagai padang pengembalaan, disertai kesesuaian topografi,
agroklimat dan sosio kultural masyarakatnya.
Pada Tahun 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2909;
2910 dan 2017/kpts/OT.140/6/2011 telah ditetapkan rumpun sapi Sumbawa, kerbau
Sumbawa dan kuda Sumbawa sebagai sumber daya genetik hewani unggul asal Kabupaten
Sumbawa, sehingga dengan adanya penetapan rumpun ternak tersebut, Kabupaten
Sumbawa berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan sesuai dengan potensi
yang dimiliki oleh ternak tersebut.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


110

Kabupaten Sumbawa dinilai sebagai Kabupaten yang berhasil di dalam membangun


peternakan bersama-sama dengan seluruh komponen baik eksekutif, legislatif dan
masyarakat/peternak, sehingga pada tahun 2013 Kabupaten Sumbawa mendapatkan
apresiasi dari Komunitas Pengembang Usaha Peternakan Indonesia (KPUPI) berupa
penghargaan Adipraja Satwa Sewaka atau Indolivestock Services Award. KPUPI adalah
suatu Komunitas yang terdiri dari organisasi pengusaha, pemerhati dan para peneliti pada
bidang peternakan. Penghargaan ini diberikan kepada Pemerintah daerah yang
berkomitmen tinggi terhadap perkembangan peternakan di wilayahnya. Demikian juga pada
tahun 2014 Kabupaten Sumbawa mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat dengan
ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh kabupaten terpilih untuk wilayah pengembangan
ternak kerbau di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Selain itu Kabupaten Sumbawa juga menerima penghargaan sebagai pendataan ternak
terbaik di Indonesia yang direkomendasikan oleh Litbang KPK. Pendataan ini dilakukan
terhadap jumlah populasi,
pertumbuhan dan
perkembangan ternak yang
dilakukan melalui sistem
pengkartuan/registrasi
Ternak, yakni dengan
pemberian kartu pada pemilik
ternak, sehingga masing-
masing ternak mempunyai

Gambar 4. 17 Sapi Sumbawa kartu identitas ternak yang


memuat keterangan-
keterangan dan status kepemilikannya. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut disertai
dengan vaksinasi pada daerah endemi. Kegiatan ini merupakan salah satu ciri khas
masyarakat Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya.
Kawasan peternakan dengan luasan kurang lebih 22.450,54 Ha diarahkan:
- pengembangan sentra produksi peternakan atau kawasan ternak unggulan di
Kecamatan Empang, Kecamatan Moyo Utara, Kecamatan Lopok, Kecamatan
Utan dan Kecamatan Plampang
- pola pemeliharaan secara intensif dan semi intensif di wilayah sekitar kota dan
kawasan barat dan kawasan timur Kabupaten Sumbawa

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


111

- pola pemeliharaan secara ekstensif dan pola kawasan dengan sistem lar di
wilayah Kabupaten Sumbawa.
Perkembangan populasi ternak besar, ternak kecil dan unggas di Kabupaten
Sumbawa dari tahun 2016-2020 tergambar sebagai berikut.

Tabel 4. 23 Populasi Ternak Besar di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Jenis ternak Populasi (ekor)


No.
besar 2016 2017 2018 2019 2020
1 Sapi Sumbawa 6.727 6.826 8.160 14.498 18.263
2 Sapi Bali 228.042 228.814 239.542 242.796 246.019
3 Kerbau 43.340 38.706 37.558 35.984 27.839
4 Kuda 30.083 21.697 20.206 18.582 14.378
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa

Sapi Bali
Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu kabupaten sebagai sumber bibit di
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pulau Sumbawa ditetapkan sebagai tempat
pemurnian sapi bali. Oleh karena itu perbibitan sapi di Kabupaten Sumbawa telah
diatur dan diawasi secara ketat.
Populasi Sapi Bali mengalami pertumbuhan sebesar 1,33% dibandingkan tahun
sebelumnya dengan rata-rata peningkatan dalam kurun waktu 2016-2020 sebesar
1,93% pertahun. Adapun kecamatan dengan populasi sapi bali tertinggi yakni di
Kecamatan Plampang sebanyak 29.292 populasi dengan proporsi sebesar
11,91%, diikuti Kecamatan Moyo Hilir sebanyak 26.472 populasi dengan proporsi
sebesar 10,76%, dan Kecamatan Moyo Hulu sebanyak 22.711 populasi dengan
proporsi sebesar 9,23% dari total populasi sapi bali, sebagaimana tergambar
sebagai berikut.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


112

Gambar 4. 18 Populasi Sapi Bali Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Sapi Sumbawa
Sapi Sumbawa yang sebelumnya dikenal dengan nama sapi hissar merupakan
rumpun sapi lokal yang berkembang di Pulau Sumbawa dan diternakkan secara murni
oleh masyarakat di Pulau Sumbawa secara turun temurun sampai sekarang. Sapi
Sumbawa disukai dan dikembangkan karena kemampuan beradaptasinya sangat baik
serta menghasilkan jenis susu daerah tropis. Populasi Sapi Sumbawa tumbuh sebesar
25,97% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan rata-rata peningkatan
selama kurun waktu 2016-2020 sebesar 31,16% pertahun. Kecamatan dengan
populasi Sapi Sumbawa tertinggi terdapat di Kecamatan Moyo Utara sejumlah 4.573
ekor dengan proporsi sebesar 25,04%, diikuti Kecamatan Lopok sebesar 15,59% dan
Moyo Hilir sebesar 10,13%, sementara kecamatan lainnya proporsi dari 0,07%-
6,37%, sebagaimana tergambar sebagai berikut.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


113

Gambar 4. 19 Populasi Sapi Sumbawa Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten


Sumbawa Tahun 2020

Kerbau Sumbawa
Kerbau Sumbawa merupakan ternak lokal yang menjadi kebanggaan daerah
Sumbawa. Berdasarkan perkembangannya, populasi kerbau dari tahun ke tahun
terus mengalami penurunan populasi. Penurunan populasi kerbau ini antara lain
disebabkan karena adanya pergeseran fungsi sebagai alat pembajakan sawah ke
sistem mekanisasi seperti Hand Traktor oleh sebagian besar masyarakat ternak,
sehingga mereduksi peran dan dominasi kerbau sebagai alat pembajakan. Kerbau
dalam perkembangannya lebih banyak digunakan pada acara-acara bersifat budaya
seperti barapan kerbau.
Populasi Kerbau Sumbawa terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun,
hal ini terlihat dari menurunnya populasi di tahun 2020 sebesar 22,64% dari Tahun
sebelumnya. Demikian pula dalam rentang 5 tahun terakhir yang menurun sebesar

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


114

10,12%. Untuk kecamatan dengan populasi terbesar terdapat di Kecamatan Moyo


Hilir sebesar 4.482 ekor dengan proporsi sebesar 16,10%, diikuti oleh Kecamatan
Empang sebesar 13,90%, Lape sebesar 12,40% dan Moyo Hulu sebesar 11,93%,
sementara Kecamatan Lainnya dengan proporsi dari 0,10%-7,69%, sebagaimana
tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 20 Populasi Kerbau Sumbawa Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa


Tahun 2020

Kuda Sumbawa
Kuda Sumbawa dengan kemampuan beradaptasi cukup baik pada
keterbatasan lingkungan dengan keunggulan daya angkut, tarik dan lari serta dapat
menghasilkan susu kuda liar yang sudah terkenal karena menjadi salah satu ikon
Kabupaten Sumbawa.
Populasi Kuda Sumbawa mengalami penurunan dibdandingkan dengan tahun
sebelumnya, yakni sebesar 22,62%, dengan penurunan rata-rata dalam kurun waktu
5 tahun terakhir sebesar 16,35% pertahun. Adapun populasi kuda sumbawa terbesar
terdapat di Kecamatan Ropang sebesar 4.266 ekor dengan proporsi sebesar 29,67%,

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


115

diikuti oleh Kecamatan Lantung sebesar 10,63%, dan Lopok sebesar 7,60%,
sementara kecamatan lainnya dengan proporsi antara 0,25%-5,72%, sebagaimana
tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 21 Populasi Kuda Sumbawa Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa


Tahun 2020

Tabel 4. 24 Populasi Ternak Kecil di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Jenis ternak populasi (ekor)


No.
kecil 2016 2017 2018 2019 2020
1 Babi 10.868 12.669 10.743 11.053 7.875
2 Kambing 37.379 37.469 35.278 33.965 29.267
3 Domba 1.592 1.553 1.396 920 680
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa

Babi, Kambing, dan Domba yang masuk dalam kelompok ternak kecil
seluruhnya mengalami penurunan populasi di tahun 2020 hingga 28,75% jika
dibandingkan dengan populasi di tahun 2019. Populasi terbesar dari ternak kecil di
Kabupaten Sumbawa terjadi di tahun 2017 untuk Babi dan Kambing sementara
PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021
116

populasi terbesar Domba terjadi di tahun 2016 bila dilihat dalam lima tahun terakhir
ini.
Perkembangan produksi daging di Kabupaten Sumbawa mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya seperti produksi daging sapi yang
meningkat sebesar 13,63%, Kerbau sebesar 8,97%, Kuda sebesar 91,92% dan Ayam
Ras sebesar 12,87%, sementara produksi daging Kambing menurun sebesar 4,52%,
ayam buras sebesar 3% dan itik sebesar 79,59%, sebagaimana sebagai berikut.

Tabel 4. 25 Produksi Daging di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Produksi
2016 2017 2018 2019 2020
Daging (kg)
Sapi 759.057 836.311 903.145 1.139.232 1.294.514
Kerbau 590.717 510.628 438.671 438.157 477.448
Kuda 11.723 8.420 10.450 5.195 9.970
Kambing 18.356 19.344 23.792 38.301 36.571
Domba 176 - - 50 530
Ayam Buras 2.891.473 1.984.471 1.984.471 1.800.872 1.746.846
Ayam Ras 1.298.937 1.676.317 1.365.747 976.960 1.102.724
Itik 66.540 63.816 52.360 56.731 1.102.724
Jumlah 5.636.979 5.099.307 4.778.636 4.455.498 4.680.183
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa

Untuk produksi telur di Kabupaten Sumbawa dalam kurun waktu 2016-2020


mengalami peningkatan rata-rata sebesar 10,37% per tahun, walaupun produksi
telur Ayam buras dan dan Itik di tahun 2020 mengalami penurunan masing-masing
sebesar 13,43% dan 9,28%, akan tetapi produksi telur Ayam Ras Petelur meningkat
cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 415,75%,
sebagaimana terlihat pada produksi telur pada tabel berikut.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


117

Tabel 4. 26 Produksi Telur di Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

Produksi Telur
2016 2017 2018 2019 2020
(kg)
Ayam Buras 625.989 429.628 375.177 378.183 327.380
Ayam Ras Petelur 8.942 48.049 8.619 93.085 480.082
Itik 66.540 63.816 52.360 56.731 51.468
Jumlah 701.471 541.493 436.156 527.999 858.930
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa

Selain populasi ternak, keberadaan padang pengembalaan (lar) yang merupakan padang
pengembalaan umum milik bersama masyarakat sekitar seluas 26.470 Ha yang tersebar di
60 lokasi, ditambah dengan potensi padangan lainnya merupakan daya dukung bagi
pembangunan peternakan di Kabupaten Sumbawa, dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 4. 27 Padang Pengembalaan Ternak (lar) di Kabupaten Sumbawa

No Kecamatan Nama Lar Luas (Ha)


1 Alas Barat
Mapin Kebak Bara Mayung 75
Ai Selayar 100
2 Utan
1. Motong Sepakat 300
2. Tengah Lemak Segolong 351
3. Stowe Brang Jorok Jati 197
4. Sabedo Sampar Sabedo 175
3 Rhee
1. Luk Sampar Kuang Rea 358
2. Rhee Sampar Bulu 411
4 Moyo Hilir
1. Tanjung Bele Tanah renting 50
2. Ngeru, Kakiang Puna 500
5 Moyo Utara
1. Pungkit/ Olat Cabe, Pusuk Pepar 1.000
Sebewe dan Kukin
2. Penyaring Lenang Nap 100
3. Kukin Padak Tui 150
6 Moyo Hulu
1. Semamung Kuang Ai Suir 100
2. Lito Penua 50
Labakung 100
3. Batu Tering Sangka Bulan 30
Ragan Goa 100
Seberak 100
PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021
118

No Kecamatan Nama Lar Luas (Ha)


7. Lenangguar
1. Lenagguar Sedado, Sering 1.000
Uma Ramung 500
2. Tatebal Buin Balit, Temutung 500
Sampar Bukal 1.500
8. Lantung
1. Lantung Sampar Kelisu 1.000
Sampar Liang, Jonge 1.000
9 Ropang
1. Lebin Keke, Sampar Selam, 3.000
Sebunga.
Sampar Pola, Telamir, 2.000
Popok, Penak
2. Pemangong Polintung 500
10 Lunyuk
1. Jelapang Jalapang 8
2. Plara Sampar Rau 10
3. Krida Lenang Kaliang 50
4. Mekar Sari Lapan Jontal 75
11 Lopok
1. Lopok Batuapi, lenanggoal, Mate- 800
jaran, Jeruk Bang, Liang
Bungir, Liang Layar
2. Mamak Serara 260
Ponto 370
12 Lape
1. Labuhan Kuris Pulau Ngali 600
Pulau Liang 400
Badi 300
Maja 300
13 Maronge
1. Maronge Tanak Dewa 400
2. Labuhan Sangoro Sampar Gurin 450
14 Plampang
1. Sejari Sejari 500
2. Plampang Ai Ampuk 400
3. Muer Padak Liyen 300
Lutuk Kele 200
Bukit Barisan 200
4. Muer dan Simu Panto 1.000
5. Muer dan Brangkolong Biara 200
6. Teluk Santong Dsn. L. Ala 100
15 Empang
1. Gapit Padak Nyarinying 200
2. Boal Kukit 200
Tiu Batang 300

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


119

No Kecamatan Nama Lar Luas (Ha)


Ai Pusai 500
3. Lamenta Ai Nyir 500
4. Jotang Melung 100
Somang 200
5. Ongko Semangi 300
16 Tarano
1. Bantulanteh Prapat 500
2. L. Aji/L. Jambu Gili Rakit 1.500
Jumlah Seluruh 26.470
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa

Lokasi Kawasan Peternakan yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan


Bupati Sumbawa terdapat di 6 (enam) kecamatan sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4. 28 Lokasi Kawasan Peternakan yang telah Ditetapkan di Kab.


Sumbawa

Luas
No Kecamatan Status Keterangan
(Ha)
1 Utan Kawasan Peternakan 113 SK Bupati Sumbawa No. 1766
Kuang Bira Th. 2010, Tanggal 14 Desember
2010
2 Moyo Utara Kawasan Peternakan 1.007 SK Bupati Sumbawa No. 650
Limung Th. 2009, Tanggal 26 Juni 2009
3 Lopok Kawasan Peternakan 384 SK Bupati Sumbawa No. 126
Badi Th. 2009
4 Alas Kawasan Peternakan 40 SK Bupati Sumbawa No. 852
Nange Sejahtera Th. 2012, Tanggal 19 Juni 2012
5 Rhee Kawasan Peternakan 27 SK Bupati Sumbawa No. 853
Turin Tawir Th. 2012, Tanggal 19 Juni 2012
6 Moyo Hulu Kawasan Peternakan 50 SK Bupati Sumbawa No. 854
Olat Monte Th. 2012, Tanggal 19 Juni 2012
Jumlah 1.621
Sumber Data: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa

4.5. Perikanan
Kabupaten Sumbawa terdiri dari 24 Kecamatan, 18 kecamatan atau 75% merupakan
kecamatan pesisir yang berada di pesisir utara dan selatan. Dari 18 kecamatan tersebut
terdapat 63 desa yang tergolong desa pesisir atau 38,2% dari jumlah desa yang ada di
Kabupaten Sumbawa. Luasnya perairan pesisir dan lautan menjadikan Kabupaten
Sumbawa berpeluang dalam mengembangkan potensi pesisir dan lautan untuk berbagai
PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021
120

kegiatan perikanan baik penangkapan ikan maupun kegiatan budidaya yang memberikan
konstribusi besar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan bidang kelautan dan perikanan diarahkan kepada penataan sarana


dan prasarana untuk peningkatan produksi dan produktivitas yang antara lain ditempuh
melalui pembinaan masyarakat nelayan dan pembudidaya dalam rangka intensifikasi,
ekstensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi usaha, serta peningkatan sistem dan upaya
pengamanan wilayah perairan melalui aktivasi dan penumbuhan kelompok pengawas.
Terkait optimalisasi sistem pengendalian dan pengasawasan di wilayah perairan Kabupaten
Sumbawa, maka telah ditetapkan beberapa pusat pengendalian pengawasan seperti di:

1. Labuhan Padi Kecamatan Utan


2. Labuhan Sumbawa Kecamatan Labuhan Badas.
3. Labuhan Terata Kecamatan Plampang
4. Labuhan Jambu Kecamatan Tarano
5. Labuhan Prajak Kecamatan Moyo Hilir.

Pengendalian dan Pengawasan terhadap Perairan laut serta perusakan lingkungan


darat dilakukan oleh PPNS Perikanan dan TIM KAMLADU serta partisipasi aktif masyarakat
dalam suatu sistem pengawasan masyarakat (Siswasmas), sehingga dengan adanya
Siswasmas akan tumbuh kesadaran masyarakat dalam bentuk Kelompok Masyarakat
Pengawas (POKMASWAS). Sementara dalam upaya peningkatan aksesibilitas masyarakat
terpencil yang menghuni pulau-pulau kecil ataupun wilayah-wilayah pulau kecil yang belum
berpenghuni, pemerintah daerah berupaya melaksanakan penataan wilayah melalui
pembangunan infrastruktur pulau-pulau kecil tersebut untuk kegiatan ekonomi kreatif,
seperti Pulau Panjang dan Pulau Kalong untuk kegiatan budidaya rumput laut, Pulau Rakit
untuk kegiatan budidaya Kerapu, Pulau Keramat yang telah dipromosikan untuk kegiatan
pariwisata, serta Pulau Dangar Rea yang telah diusahakan untuk kegiatan budidaya mutiara.

Terhadap potensi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kabupaten Sumbawa


pada tahun 2020, terinci pada tabel berikut.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


121

Tabel 4. 29 Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan


Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Potensi (Ha) Dimanfaatkan


No. Sumber Daya Produksi Produksi
Luas (Ha) Luas (Ha) % %
(Ton) (Ton)
A. Perikanan Tangkap
I Perikanan Laut
a. P. Pantai 677.600,00 24.864 677.600,00 100,0 44.800,00 180,1
8
b. P. Lepas Pantai 900.000,00 30.789 658.534,48 73,17 10.519,10 34,17
c. ZEE 7.400.000,0 203.390 37.435,18 0,51 4.574,09 2,25
Jumlah (I) 8.977.600,0 259.043,00 1.373.569,66 15,30 59.893,19 23,12
II Perairan Umum
a. Waduk Dam 1.074,31 1.611,47 763,18 71,04 1.907,53 118,3
7
b. Sungai 900,00 900,00 821,76 91,31 445,21 49,47
c. Laguna 50,00 50,00 24,00 48,00 33,87 67,74
Jumlah (II) 2.024,31 2.561,47 1.608,94 79,48 2.386,61 93,17
Jumlah (A) 8.979.624,31 261.604,47 1.375.178,60 15,3 62.279,80 23,80
1
B. Perikanan Budidaya
I Budidaya Laut
a. Budidaya 114.950,00 897.000,00 9.886,94 66,13 465.000,00 51,84
Rumput Laut
b. Budidaya 1.200,00 15.080,00 285,57 23,80 405,00 2,69
Kerapu
c. Budidaya Bawal 0,00 0,00 0,20 - 27,80 -
Bintang
d. Budidaya 5.700,00 13,40 2.418,60 42,43 8,00 59,70
Mutiara
Jumlah (I) 21.850,00 912.093,40 12.591,31 57,63 465.440,80 51,03
II Perairan Air Tawar
a. Kolam 1.522,92 5.856,00 307,25 20,18 1.878,94 32,09
b. Sawah/Mina 398,20 398,20 9,92 2,49 38,17 9,59
Padi
c. Keramba/ KJA 406,20 812,00 22,15 5,45 121,88 15,01
Jumlah (II) 2.327,32 7.066,20 339,32 14,58 2.038,99 28,86
III Perairan Air Payau

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


122

Potensi (Ha) Dimanfaatkan


No. Sumber Daya Produksi Produksi
Luas (Ha) Luas (Ha) % %
(Ton) (Ton)
a. Tambak 10.375,00 140.000,00 3.695,45 35,62 135.270,76 96,62
Jumlah (III) 10.375,00 140.000,00 3.695,45 35,62 135.270,76 96,62
Jumlah (B) 34.552,32 1.059.159,60 16.626,08 48,11 602.750,55 56,90

Total Perikanan 9.014.176,63 1.320.764,07 1.391.804,68 15,44 665.030,35 50,35


Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa

Sumber daya lahan perikanan di Kabupaten Sumbawa dalam pemanfaatannya masih


relatif kecil sebesar 15,44% dari luas potensi yang dimiliki. Proporsi ini tidak berubah
dibanding proporsi luas pemanfaatan tahun 2019. Begitu pula dari sisi produksi mengalami
penurunan sebesar 109.318,7 Ton atau sebesar 16,43% dari tahun sebelumnya yakni dari
774.349,05 Ton pada tahun 2019 menjadi 665.030,35 Ton pada tahun 2020 atau
termanfaatkan sebesar 50,35% dari potensi produksi yang ada. Penyumbang terbesar
produksi perikanan pada tahun 2020 berasal dari hasil perikanan budidaya sebesar
602.750,55 Ton (90,64%), sementara dari perikanan tangkap sebesar 62.279,80 Ton
(9,36%), sebagaimana tergambar sebagai berikut.

800.000

700.000

600.000

500.000

400.000

300.000

200.000

100.000

0
2016 2017 2018 2019 2020
Perikanan Budidaya (Ton) 686.434,46 695.041,89 705.360,00 715.507,18 602.750,55
Perikanan Tangkap (Ton) 53.820,20 55.443,80 57.051,20 58.841,87 62.279,80

Gambar 4. 22 Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


123

1. Potensi Perikanan Tangkap (Perikanan Laut dan Perikanan Umum)

Potensi perairan Kabupaten Sumbawa belum dimanfaatkan secara optimal,


karena masih terkonsentrasi pada penangkapan di wilayah perairan pantai utara,
sedangkan perairan lepas pantai dan perairan ZEE belum dimanfaatkan secara
optimal. Hal ini masih terkendala pada kepemilikan armada penangkapan dan alat
tangkap yang masih tergolong skala kecil, sehingga jumlah produksi yang diperoleh
tidak optimal.

Pengembangan penangkapan ikan di Kabupaten Sumbawa dilakukan dengan


konsep pengembangan wilayah, meliputi 4 wilayah pengembangan, yaitu

a) Wilayah pengembangan penangkapan ikan Sumbawa Bagian Barat dengan


pusat pengembangan di Kecamatan Alas Barat. Adapun daerah yang termasuk
dalam wilayah ini adalah Kecamatan Alas, Buer dan Utan.
b) Wilayah pengembangan penangkapan ikan Sumbawa Bagian Tengah dengan
pusat pengembangan di Kecamatan Labuhan Badas. Adapun daerah yang
termasuk dalam wilayah ini adalah Kecamatan Rhee, Moyo Utara dan Moyo
Hilir.
c) Wilayah pengembangan penangkapan ikan Sumbawa Bagian Timur dengan
pusat pengembangan Kecamatan Plampang (Teluk Santong). Adapun daerah
yang termasuk dalam wilayah ini adalah Kecamatan Tarano, Plampang,
Maronge dan Lape.
d) Wilayah pengembangan penangkapan ikan Sumbawa Bagian Selatan dengan
pusat pengembangan di Kecamatan Lunyuk. Adapun daerah yang termasuk
dalam wilayah ini adalah Kecamatan Labangka dan Ropang.

Jenis tangkapan yang dominan antara lain adalah jenis ikan kembung, kerapu,
tongkol, kakap, lencam, ubur-ubur, layang, lemuru serta jenis ikan karang. Kegiatan
usaha penangkapan ikan ini seluruhnya dilakukan oleh nelayan dengan jumlah
nelayan seluruhnya mencapai 9.504 orang (5.001 RTP), sebagaimana tergambar
dibawah ini dalam kondisi 5 tahun terakhir.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


124

Gambar 4. 23 Perkembangan RTP dan Jumlah Nelayan Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa

Sementara itu, potensi penangkapan ikan di perairan umum sampai dengan


tahun 2020 seluas 2.024,31 Ha, potensi produksinya sebesar 2.386,61 ton. Kegiatan
penangkapan ikan di perairan umum banyak dilakukan di bendungan-bendungan
besar seperti: Bendungan Batu Bulan dengan volume air 56 juta m³, Bendungan
Mamak dengan volume air 32,5 juta m³, Bendungan Tiu Kulit dengan volume air 10,8
juta m³, dan Bendungan Gapit dengan volume air 10,3 juta m³. Sistem budidaya
yang memungkinkan untuk dilakukan adalah budidaya keramba jaring apung (KJA)
dengan komoditas budidaya berupa ikan mas (Cyprinus carpio L.), nila gift
(Oreochromis niloticus) dan nila merah (Tilapia nilatica).

2. Potensi Perikanan Budidaya


A. Budidaya Perairan Laut
Potensi luas areal untuk pengembangan budidaya laut sebesar 21.850,00
Ha dengan potensi produksi sebesar 912.093,40 ton/tahun. Potensi yang
besar tersebut baru dimanfaatkan sebesar 12.591,31 Ha (57,63%) dengan
produksi sebesar 465.440,80 Ton (51,03%). Adapun jenis komoditas yang
diusahakan antara lain mutiara, ikan kerapu, Bawal Bintang dan rumput
laut.
a. Budidaya Mutiara
Potensi areal untuk budidaya mutiara di Kabupaten Sumbawa sebesar
± 5.700 Ha, dengan potensi produksi sebesar 13,40 ton. Potensi yang

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


125

dimiliki tersebut baru dimanfaatkan seluas ± 2.418,60 Ha atau 42,43%


dengan total produksi sebesar 8,00ton atau 59,70% dari potensi
produksi.

Gambar 4. 24 Perkembangan Produksi Mutiara (Ton) Kabupaten Sumbawa Tahun


2016-2020

Usaha budidaya mutiara saat ini masih dilakukan oleh pihak swasta
pada 13 Kecamatan namun pada tahun 2020 hanya 4 Kecamatan (Alas:
1,90 ton, Alas Barat : 1,04 ton, Buer : 1,50 ton dan Moyo Hilir : 3,56
ton) saja yang melakukan produksi. Budidaya mutiara masih belum
diusahakan oleh masyarakat pesisir karena terkendala oleh besarnya
investasi usaha yang dilakukan serta teknologi budidaya mutiara yang
belum dikuasai, sehingga sangat berpeluang bagi investor dalam
pengembangan hatchery mutiara di Kabupaten Sumbawa karena
kebutuhan benih dapat dipenuhi dari dalam kabupaten.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


126

Mutiara (Ton)

Alas
3,56
Alas Barat

Buer

Moyohilir
1,50 1,90

1,04

Gambar 4. 25 Produksi Mutiara (Ton) berdasarkan Kecamatan Tahun 2020

b. Budidaya Kerapu

Kegiatan usaha budidaya kerapu di Kabupaten Sumbawa memiliki luas


potensi sebesar ± 1.200 Ha, dengan produksi sebesar 405,00 Ton atau
2,68% dari potensi produksi sebesar 15.080 Ton. Sampai dengan tahun
2020 usaha budidaya kerapu di Kabupaten Sumbawa seluruhnya
dilakukan oleh perusahaan swasta sebanyak 6 (enam) perusahaan
dengan jumlah investasi sebesar Rp. 3.049.000.000,-. Sebanyak 3
(tiga) perusahaan yang masih aktif yaitu PT. Tirta Mina di Pulau Rakit
Desa Labuhan Jambu Kecamatan Tarano, PT. SAL di Desa Labuhan
Kuris Kecamatan Lape dan PT. Lesatari Prima Tama di Desa Luk
Kecamatan Rhee.

Gambar 4. 26 Perkembangan Produksi Kerapu (Ton) Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020


BAB 4. SUMBER DAYA ALAM
127

Perkembangan budidaya kerapu di kabupaten sumbawa sangat lambat,


sementara kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat lebih banyak
sebagai penampungan kerapu hidup hasil tangkapan dan dipasarkan
pada perusahaan pemasaran kerapu hidup.

Berdasarkan kajian Indonesia Mariculture Association Kabupaten


Sumbawa berpotensi dalam pengembangan kawasan budidaya ikan
laut seperti kerapu karena mempunyai beberapa pulau kecil seperti
Pulau Rakit, Pulau Ngali, Pulau Liang, Pulau Dangar, Pulau Panjang dan
Pulau Belang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan 9.000
buah jaring dengan estimasi produksi maksimal 180 kg/jating/tahun
atau total 1.450 ton pertahun, dan sampai saat ini baru 2 (dua) pulau
yang dimanfaatkan yaitu Pulau Rakit dan Pulau Liang. Produksi Ikan
Kerapu di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020 didominasi oleh
produksi pada kecamatan Tarano, kemudian diikuti oleh kecamatan
Rhee, Alas, dan Lape. Beberapa kecamatan lain yang juga ikut
berkontribusi dalam peningkatan produksi ikan kerapu di Kabupaten
Sumbawa tahun 2020 adalah kecamatan Buer, Maronge, Utan, Moyo
Hilir.

Kerapu (Ton)
153,19
Alas
Buer
Utan
7,22 85,38 Rhee
37,01 Moyohilir
Lape
Maronge
5,42 7,67
101,91 7,20 Tarano

Gambar 4. 27 Produksi Kerapu (Ton) Berdasarkan Kecamatan Tahun 2016-2020

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


128

c. Budidaya Rumput Laut


Kegiatan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Sumbawa sampai
saat ini berkembang cukup baik, dengan potensi areal sebesar ±
14.950 Ha, dan baru dimanfaatkan sebesar 9.886,94 Ha atau 66,13%
(tidak ada peningkatan signifikan dibanding tahun 2019) dengan total
produksi sebesar 465.000,00 ton atau 51,84% dari potensi produksi.

Adapun jumlah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang usaha


pengumpulan, pembelian dan pemasaran rumput laut hingga tahun
2019 sebanyak 7 perusahaan. Pada tahun 2020 usaha budidaya
dilakukan oleh pelaku usaha skala rumah tangga yang menjual hasil
budidaya rumputnya di luar 7 perusahaan tersebut. Lokasi usaha
budidaya rumput laut tersebar di 10 Kecamatan (Tarano, Plampang,
Maronge, Lape, Moyo Hilir Labuhan Badas, Utan, Buer, Alas dan Alas
Barat).

13.150,08 9.063,49
5.549,96 Alas
4.664,34
Alas Barat
22.445,85
Buer

108.323,67 Utan

Labuhan
92.935,23
Badas
Moyohilir
68.984,54
Lape

Plampang
60.136,35 79.746,49
Maronge

Tarano

Gambar 4. 28 Produksi Rumput Laut (Ton) Berdasarkan Kecamatan Tahun 2016-2020

Pembangunan perikanan juga diarahkan pada penumbuhan industri


kelautan dan perikanan, yakni dengan ditetapkannya Kabupaten
Sumbawa sebagai Kabupaten percontohan industrialisasi rumput laut
di Indonesia oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun
BAB 4. SUMBER DAYA ALAM
129

2012. Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk


melakukan rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana yang
mendukung persiapan kawasan industrialiasi perikanan tersebut,
khususnya komoditas rumput laut. Untuk lebih jelasnya tergambar
produksi selama 5 tahun terakhir sebagai berikut.

Gambar 4. 29 Perkembangan Produksi Rumput Laut (Ton) Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

d. Budidaya Bawal Bintang


Produksi budidaya bawal bintang yang hanya di produksi di Kecamatan
Rhee, terlihat produksinya dalam 5 tahun terakhir, sebagaimana
tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 30 Perkembangan Produksi Bawal Bintang (Ton) Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2020

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


130

B. POTENSI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR

Luas potensi budidaya ikan air tawar yang terdiri dari budidaya ikan di
kolam, sawah/mina padi dan keramba/KJA di Kabupaten Sumbawa sebesar
2.327,32 Ha dengan tingkat pemanfaatan budidaya air tawar seluas 339,32
Ha atau tumbuh sebesar 14,58% dengan produksi sebesar 3.168,61 ton atau
44,84% dari potensi produksi sebesar 7.066,20 Ton. Nilai pemanfaatan baik
luas perairan budidaya maupun hasil produksi mengalami penurunan
dibanding tahun 2019. Secara umum kegiatan budidaya ikan air tawar
dilakukan oleh masyarakat dengan penerapan sistem teknologi tradisional dan
tradisional plus sehingga belum terlihat peningkatan jumlah produksi yang
optimal.

Tabel 4. 30 Produksi Budidaya Ikan di Kolam


Menurut Kecamatan Tahun 2020

Produksi (Ton)
Luas
Potensi
No Kecamatan Areal Ikan
(Ha) Ikan Ikan Ikan
(Ha) lain Jumlah
Nila Mas Lele
(tawes)
1 Lunyuk 100,13 14,00 29,28 5,02 25,17 9,85 69,32
2 Orong Telu 30,55 12,89 24,18 4,13 44,11 9,75 82,17
3 Alas 54,13 24,39 54,04 7,81 44,00 18,55 124,40
4 Alas Barat 64,38 19,42 40,01 7,25 20,19 25,38 92,83
5 Buer 49,68 19,35 35,95 8,14 15,85 12,52 72,46
6 Utan 107,73 13,25 32,51 8,03 18,03 15,32 73,89
7 Rhee 26,78 13,55 68,04 21,64 28,82 22,02 140,52
8 Labuhan 6,18 11,86 32,94 14,61 28,98 40,26 116,79
Badas
9 Batulanteh 22,18 7,00 18,85 6,13 28,93 11,59 65,50
10 Sumbawa 21,53 9,79 51,80 22,16 51,00 51,01 175,97
11 Unter Iwes 47,93 9,81 31,57 11,04 21,37 16,86 80,84
12 Moyo Hilir 179,63 12,80 24,23 8,03 19,13 12,38 63,77
13 Moyo Utara 93,07 15,96 17,94 7,70 19,96 12,54 58,14
14 Moyo Utara 56,28 16,90 62,84 14,17 53,95 15,57 146,53
15 Ropang 16,38 7,80 23,32 7,58 11,34 5,69 47,93
16 Lantung 10,20 7,92 23,61 7,70 22,85 5,23 59,39
17 Lenangguar 17,13 6,40 25,70 5,97 12,84 7,73 52,24

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


131

Produksi (Ton)
Luas
Potensi
No Kecamatan Areal Ikan
(Ha) Ikan Ikan Ikan
(Ha) lain Jumlah
Nila Mas Lele
(tawes)
18 Lape 55,44 12,47 32,93 8,90 16,24 15,94 74,01
19 Lopok 221,74 27,99 55,34 14,72 48,19 17,52 135,77
20 Plampang 58,33 10,75 31,36 8,37 15,87 11,79 67,39
21 Labangka 5,88 5,88 19,38 5,47 13,96 4,00 42,81
22 Maronge 75,18 7,89 23,68 7,36 12,33 10,34 53,71
23 Empang 194,38 11,65 36,32 8,16 20,86 11,55 76,89
24 Tarano 8,08 8,34 25,19 6,91 17,01 16,61 65,72
Jumlah 1.522,92 308,06 821,01 227,00 610,98 380,00 2.308,99
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa

Tabel 4. 31 Produksi Mina Padi Menurut Kecamatan Tahun 2020

Kecamatan/ Luas Pemanfaatan


No Jumlah RTP Produksi (Ton)
Desa (Ha)
1 Alas
- Marente 22 3,6 13,62
2 Lunyuk
- Padasuka 20 2,1 12,00
- Perung 10 2,79 8,81
3 Sumbawa
- Lempeh 7 1,5 3,74
Jumlah 59 9,99 38,17
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa

Tabel 4. 32 Produksi Budidaya Ikan diKeramba Air Deras Tahun 2020

Kecamatan/ Jumlah Produksi


No Jumlah KJA Luas (m²)
Desa RTP (Ton)
1 Alas
- Marente 24 24 73 9,8
- Juran Alas 13 17 76 4,73
2 Lunyuk

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


132

Kecamatan/ Jumlah Produksi


No Jumlah KJA Luas (m²)
Desa RTP (Ton)
- Lunyuk Ode 30 36 110 10,17
3 Sumbawa
- Lempeh 3 5 22 2,38
4 Moyo Hulu
- Maman 22 22 102 9,47
- Marga Karya 14 14 63 4,73
5 Lenangguar 20 20 70 7,06
6 Empang 10 10 40 3,75
Jumlah 136 148 556 52,09
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa

Tabel 4. 33 Produksi Budidaya Ikan di KJA


Menurut Kecamatan Tahun 2020

Luas
Jumlah Jumlah
Kecamatan/ pemanfaatan Produksi
No RTP Pemanfaatan KJA
Desa (m²) (Ton)
(unit) (Ha)

1 Empang
- Gapit 4 2 120 8,15
2 Marong
- Simu 10 4 120 11,12
3 Lopok
- Tabose 5 2 150 6,92
4 Moyo Hulu
- Maman 52 14 750 24,4
- Pelita 21 4 250 10,71
- Marga Karya 13 8 420 8,49
Jumlah 105 34 1.181 69,79
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa

Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar baik di kolam, minapadi maupun
keramba masih belum signifikan hal ini disebabkan karena beberapa faktor
yaitu tingkat penerapan teknologi belum optimal dan pemasaran hasil produksi
sangat terbatas serta kalah saing dengan ikan laut.
BAB 4. SUMBER DAYA ALAM
133

C. POTENSI BUDIDAYA AIR PAYAU

Luas potensi areal untuk budidaya tambak di Kabupaten Sumbawa cukup


besar yaitu mencapai 10.375,00 Ha yang tersebar di 14 (empat belas)
kecamatan. Kecamatan tersebut terdiri dari Kecamatan Alas, Alas Barat, Buer,
Utan, Rhee, Labuhan Badas, Moyo Hilir, Moyo Utara, Lape, Plampang,
Labangka, Maronge, Empang, dan Tarano. Dari total luas potensi areal untuk
budidaya tambak tersebut yang telah dimanfaatkan baru sekitar 3.695,45 Ha
atau 35,62% dengan jumlah produksi sebesar 132.294,88 ton atau 94,50%
dari potensi produksi yang dimiliki, meliputi komoditas udang sebesar
130.000,00 ton dan komoditas Bandeng sebesar 5.270,76 ton.

Adapun produksi udang di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020,


menunjukkan peningkatan produksi sebesar 3,08% dibandingkan tahun 2019
dan produksinya meningkat rata-rata dalam periode 5 tahun terakhir sebesar
10,82% pertahun, sebagaimana tergambar sebagai berikut.

Gambar 4. 31 Produksi Udang (Ton) Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

produksi Ikan Bandeng di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2020, mengalami


penurunan produksi sebesar 14,83% dibandingkan tahun 2019 atau
produksinya meningkat rata-rata dalam periode 5 tahun terakhir sebesar
17,67% pertahun, sebagaimana tergambar sebagai berikut.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


134

Gambar 4. 32 Produksi Bandeng (Ton) Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2020

Selain memiliki potensi hayati yang berlimpah dari sektor kelautan dan
perikanan, terdapat juga potensi non hayati yaitu pengembangan garam
rakyat diwilayah pesisir. Adapun potensi yang dapat dikembangkan untuk
usaha garam sebesar 3.500 Ha yang tersebar dari Kecamatan Alas sampai
Tarano. Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) merupakan
salah satu program pemberdayaan yang difokuskan pada peningkatan
kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak garam.

Tabel 4. 34 Produksi, Luas Lahan, dan Pelaku Usaha Garam di Kabupaten


Sumbawa Tahun 2020

Luas Nilai
Pelaku Usaha Produksi
Kecamatan/Desa Lahan Produksi
(Orang)/RTTP (Ton)
(Ha) (Ribu Rp)
Utan/ Desa Labuhan
Bajo 6,79 10 200,00 100.000
Lape/ Desa Labuhan
Kuris 21,60 10 400,00 200.000
Tarano/ Desa Lab.
Bontong 224,70 180 3.467,00 1.386.800
Plampang/ CV. Sira
80,00 1 1.500,00 600.000
Kristal Nusantara

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


135

Jumlah 333,09 201 5.567,00 2.286.800


2019 333,09 209 8.150,00 4.107.500
2018 101,94 228 5.200,00 4.658.950
2017 101,94 228 1.701,00 3.402.000
2016 101,94 228 1.506,60 1.099.082,8
Sumber Data: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa

3. Sarana Dan Prasarana Penangkapan Ikan

Untuk mendukung potensi sumberdaya kelautan dan perikanan tentunya


harus ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana lainnya seperti:

a. Sarana Penangkapan Ikan


Sarana produksi penangkapan seperti armada penangkapan dan alat tangkap
yang diguanakn nelayan di Kabupaten Sumbawa dapat digambarkan sebagai
berikut:
- Jukung : 609 unit
- Perahu Motor Tempel : 2.553 unit
- Kapal Motor : 1.635 unit
- Alat Penangkapan : 8.171 unit
b. Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Tempat pelelangan ikan yang dibangun pemerintah daerah Kabupaten
Sumbawa sampai dengan tahun 2017 berjumlah 12 (dua belas) unit, terdapat
di
- TPI Labuhan Terata;
- TPI Labuhan Mapin;
- TPI Lunyuk;
- TPI Tanjung Pengamas;
- TPI Teluk Santong;
- TPI Labuhan Jambu;
- TPI Labuhan Sangoro;
- TPI Prajak;
- TPI Pidang;
- TPI Pulau Bungin;
- TPI Pulau Kaung dan
- TPI Labuhan Buak.
PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021
136

Pada tahun 2020 ada 6 (enam) TPI yang masih beroperasi dan 6 lainnya dalam
kondisi rusak, sehingga total TPI yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pendaratan ikan tersisa 6 unit.

c. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Pelabuhan Perikanan Pantai


Pangkalan pendaratan ikan
(PPI) merupakan pusat kegiatan
pendaratan/ bongkar dan
perdagangan ikan hasil
tangkapan nelayan. Sebagai
pusat aktivitas perikanan
tangkap PPI merupakan tempat
Gambar 4. 33 Sarana dan Prasarana Penangkapan Ikan
yang strategis sebagai
pembangkit perekonomian wilayah, sehingga perlu dilengkapi dengan fasilitas-
fasilitas untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. Hingga tahun 2020 PPI di
Kabupaten Sumbawa berjumlah 2 buah yaitu PPI Labuhan Mapin dan PPI
Tanjung Pengamas. Sedangkan PPI Teluk Santong telah mengalami
peningkatan kelas dari Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) kelas D menjadi
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) kelas C yang berada di bawah kewenangan
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. Kondisi ketiga PPI/PPP saat ini
dalam keadaan baik.
d. Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN
Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) merupakan tempat pembelian BBM
(Solar) dengan harga subsidi. Pembangunan SPDN bertujuan untuk
mengurangi permasalahan yang dihadapi para nelayan dalam membutuhkan
BBM dengan harga lebih murah sehingga produktivitas dan pendapatan para
nelayan meningkat. SPDN yang telah dibangun berjumlah 2 (dua) unit
terdapat di Pantai Goa Desa Karang Dima Kecamatan Labuhan Badas dan di
Teluk Santong Kecamatan Plampang.

Untuk pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, masih


didominasi usaha skala mikro dan kecil, yang memiliki beberapa keterbatasan baik
menyangkut kualitas sumberdaya manusia, permodalan, akses pasar dan lain
sebagainya. Hal ini menyebabkan produktivitas usaha di bidang pengolahan dan

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


137

pemasaran hasil perikanan pada umumnya masih rendah. Adapun sentra pengolahan
yang ada di Kabupaten Sumbawa adalah:

a. Sentra pengolah terasi dan masin di wilayah Kec. Tarano meliputi Lab. Bontong
dan Lab. Aji.
b. Sentra pengolahan rumput laut di Ngeru dan Lab. Terata.
c. Sentra pengolahan bandeng presto di Penyaring, Lab. Kuris dan Lab. Mapin.
d. Sentra wisata kuliner ikan bakar pantai Goa Desa Karang Dima.
e. Sentra ikan kering dan pindang di Lab. Sumbawa, Sangoro, Jontal, Teluk
Santong, Lab. Jambu, P.Kaung, Bungin, Lab. Bajo, dan Lab. Mapin.

Sebagian besar pelaku usaha pengolahan hasil perikanan masih menerapkan


teknologi sederhana yang menghasilkan produksi primer, sehingga nilai tambah
ekonomi yang diperoleh rendah. Hal ini mendorong terjadinya pemborosan
sumberdaya perikanan, karena untuk mendapatkan margin yang besar dalam usaha
pengolahan diperlukan tingkat eksploitasi yang besar juga.

4.6. Pertambangan dan Energi


Bidang pertambangan dan energi di Kabupaten Sumbawa cukup potensial, dan
mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga perlu penanganan lebih dari pemerintah daerah.
Namun, usaha untuk mengoptimalkan pendapatan dari bidang ini cukup sulit karena
terbentur oleh keterbatasan sumber daya manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitas
juga karena pertimbangan kelestarian alam karena bidang pertambangan penggalian
khususnya mempunyai daya rusak yang tinggi.

Sektor pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi sebesar 2,99% terhadap


total PDRB Sumbawa. Sektor tersebut merupakan pendukung sektor konstruksi, sehingga
sektor pertambangan penggalian akan bergerak linier dengan peningkatan pada sektor
konstruksi. Tercatat pada Tahun 2016, pemanfaatan bahan galian golongan C mencapai
606.412,38 m³ , yang terdiri batu kali/gunung, kerikil, pasir urug, pasir pasang, sirtu, tanah
urug, tanah liat. Besaran volume bahan galian pada tahun tersebut meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya. Penerimaan pajak daerah mineral bukan logam dan batuan selama tiga
tahun terakhir terpantau semakin menurun. Penurunan tajam terjadi pada Tahun 2020.
Penerimaan pajak daerah mineral logam dan batuan pada Tahun 2020 sebesar 1,43 milyar.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


138

Rencana peruntukan pertambangan dan energi yaitu kawasan pertambangan mineral


logam, mineral bukan logam dan batuan, kawasan panas bumi, kawasan pembangkit listrik,
meliputi:

1) Potensi pertambangan mineral logam, mineral bukan logam, dan kawasan batuan
meliputi:
a. Sumbawa Bagian Selatan yaitu Kecamatan Lunyuk, Ropang, Lantung, OrongTelu,
Lenangguar, Batu Lanteh dan Kecamatan Moyo Hulu.
b. Sumbawa Bagian Utara yaitu Kecamatan Sumbawa, Unter Iwes, Moyo Hilir dan
Kecamatan Moyo Utara
c. Sumbawa Bagian Timur yaitu Kecamatan Lopok, Lape, Maronge, Plampang,
Empang, Labangka, dan Kecamatan Tarano
d. Sumbawa Bagian Barat pada Kecamatan Rhee, Utan, Buer, Alas dan Kecamatan
Alas Barat.
2) Kawasan panas bumi di kembangkan di Kecamatan Maronge

Beberapa potensi sumber daya energi seperti sumber energi panas bumi, sumber daya
angin dan sumber daya surya sebagai berikut.
Potensi energi panas bumi
terdapat di Kecamatan Maronge
dengan potensi 6 Mwe untuk
pemanfaatan langsung. Energi
panas bumi sangat berpeluang
untuk dikembangkan karena
ketersediaannya yang sangat
Gambar 4. 34 Potensi Energi Panas Bumi di Kecamatan Maronge
besar. Dari hasil survei
teridentifikasi 251 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia terdapat 3 (tiga) lokasi
berada di Nusa Tenggara Barat, 1 (satu) di antaranya terdapat di Kabupaten
Sumbawa di Kecamatan Maronge.
Berdasarkan hasil penyelidikan energi panas bumi yang ada di Desa Maronge
yang diindikasikan dengan munculnya berupa mata air panas dan umumnya bertipe
bikarbonat dengan temperature 35–43OC. Estimasi temperatur reservoir
berdasarkan hasil perhitungan geothermal dengan menggunakan silica mixing sekitar
102˚C dengan potensi energi sebesar 6 MWe.

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


139

Tabel 4. 35 Potensi Sumber Daya Energi Angin di Kabupaten Sumbawa

Daya
No Kecamatan Kecepatan Angin (knots)
(watt)
1 Alas Barat 17 376,177
2 Labuhan Alas 20 612,541
3 Lape 15 258,415
4 Plampang 16 313,621
5 Labangka 19 525,177
6 Empang 17 376,177

Tabel 4. 36 Potensi Sumber Daya Surya di Kabupaten Sumbawa

Energi
No Kecamatan Desa
(MWh/Th)
1 Batulanteh Baturotok, Tepal, 3.125,20
Baodesa
2 Moyo Hilir Penyaring 2.212,56
3 Moyo Hulu Mokong 5.254,20

Listrik sebagai sumber


penerangan dan energi memegang
peranan yang sangat krusial untuk
menunjang aktivitas ekonomi dan
kegiatan sehari-hari masyarakat.
Pelanggan listrik PLN di Kabupaten
Sumbawa Tahun 2020 sebesar
174.233 pelanggan. Terjadi
peningkatan yang cukup signifikan Gambar 4. 35 PLN UP 3 Sumbawa

dibandingkan tahun sebelumnya.


Jumlah tenaga listrik terjual sebesar 275.782.371 kwh dan nilai produksinya meningkat
hingga mencapai angka 261 milyar rupiah. Dari berbagai kategori pelanggan PLN: kategori
rumah tangga, industri, publik, dan multiguna, jumlah pelanggan didominasi oleh rumah
tangga, sebesar 172.749 pelanggan atau sekitar 99 %. Terjadi peningkatan pada semua
kategori pelanggan. Secara jumlah pelanggan memang rumah tangga mendominasi, tetapi

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


140

secara jumlah pemakaian listrik didominasi kategori pelanggan industri, yaitu sebesar
57.992.802 kwh dengan nilai 65 milyar rupiah.

Tabel 4. 37 Nilai Produksi Tenaga Listrik Terjual di Kabupaten Sumbawa


Tahun 2020

Kategori Jumlah Tenaga Listrik


Nilai Produksi (Rp)
Pelanggan Pelanggan Terjual (KWh)

Rumah Tangga 172.749 202.724.976 175.362.253.809

Industri 156 57.992.802 65.017.646.938


Publik 1.284 11.568.209 15.585.145.564
Multiguna 44 3.496.384 5.172.581.631

Jumlah 174.233 275.782.371 261.137.627.942


Sumber: PT. PLN (Persero) Area Sumbawa

Produksi air dari PDAM Sumbawa Tahun 2020 sedikit menurun dibandingkan tahun
sebelumnya. Namun, perluasan wilayah penyaluran air terus dilakukan. Hasilnya pada
Tahun 2020 jumlah pelanggan naik menjadi 21.577 dari tahun sebelumnya. Jumlah
pemakaian air pada tahun tersebut mencapai 4.541.929 m3 dengan nilai mencapai
13.344,08 juta rupiah. Pada Tahun 2020, kenaikan pelanggan tidak berpengaruh terhadap
kenaikan pemakaian air maupun pada nilai penjualan air.

Gambar 4. 36 Perkembangan Pemakaian Air dan Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten


Sumbawa Tahun 2020
Sumber Data: PDAM Kabupaten Sumbawa, diolah

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


141

4.7. Lingkungan Hidup


1. Persampahan
Pengelolaan sampah di Kabupaten Sumbawa secara kelembagaan
dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 63
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsi, pengelolaan sampah dilaksanakan oleh Bidang Pengelolaan Sampah dan
Limbah B3 serta UPTD Persampahan
yang bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Dinas Lingkungan
Hidup. Secara umum tugas pokok dan
fungsi dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan
fisik meliputi penanganan (pelayanan
pesrsampahan) dan pengurangan
sampah yang lebih menitikberatkan
kepada pembinaan dan peningkatan Gambar 4. 37 Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah

kapasitas seluruh stakeholder


pengelolaan persampahan.
Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Sumbawa telah menyediakan armada pengangkut sampah berupa truk dump
sebanyak 12 unit, truk arm rool sebanyak 6 unit, kendaraan roda tiga (gerobak)
sebanyak 28 unit dan alat berat sebanyak 3 unit. Tersedia pula TPS mini sejumlah 16
unit, kontainer 25 unit dan bank sampah sebanyak 15 unit yang dikelola secara
mandiri oleh masyarakat dan tersebar di seluruh Kabupaten Sumbawa. Selain dari
sarana dan prasarana yang disediakan upaya penanganan sampah oleh Dinas
Lingkungan Hidup juga ditambah dengan dibentuknya Tim Sapu Bersih (Saber)
Sampah yang bertugas membersihkan semua sampah yang ada di pinggir jalan
dengan petugas penyapu jalan berjumlah 46 orang.
Hingga tahun 2020 Kabupaten Sumbawa memiliki 2 TPA yang aktif beroperasi
yaitu TPA Raberas dan TPA Lekong. TPA Raberas yang terletak di Kecamatan
Sumbawa memiliki luas ±6 Ha dengan kapasitas ± 15.000 m³ menerima kiriman
sampah dari Kecamatan di bagian tengah dan timur seperti kecamatan Sumbawa,
Labuhan Badas, Unter Iwes, Moyo Utara, Lopok dan Plampang. Sedangkan TPA

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


142

Lekong yang terletak di Kec. Alas Barat memiliki luas ± 6 Ha dengan kapasitas ±
12.500 m³ menerima sampah dari kecamatan timur seperti Kecamatan Alas Barat,
Alas dan Utan.
Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa, rata-rata
jumlah sampah per bulan yang dihasilkan di Kabupaten Sumbawa tahun 2020 adalah
44.598,74 m³ dengan jumlah sampah terlayani sebesar 7.884,42 m³ itu artinya
hanya 17,67% sampah yang terlayani dari total sampah yang dihasilkan masyarakat
Kabupaten Sumbawa. Sampah-sampah ini terdiri dari sampah hasil rumah tangga,
pertanian, peternakan, pasar atau pertokoan. Jumlah tersebut belum sebanding
dengan sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Sumbawa terutama dengan kondisi TPA Raberas yang saat ini sudah mencapai
kapasitas maksimumnya sehingga sangat diperlukan alternatif TPA lain atau upaya
lain dalam menanggulangi permasalahan sampah di Kabupaten Sumbawa.
Permasalahan pengelolaan sampah masuk ke dalam Proyek Strategis
Penunjang Program Pembangunan NTB dan Nasional. Proyek-proyek tersebut antara
lain pembangunan TPA Lekong di Alas Barat, Pembangunan TPA Bagian Timur
Sumbawa, dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Untuk
pembangunan TPA Bagian Timur Sumbawa.

2. Akses air minum dan sistem pembuangan air limbah


Akses air minum dan sistem pembuangan air limbah yang memadai
merupakan salah satu faktor penunjang bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Pada Tahun 2020, sekitar 47,02 % rumah tangga di Kabupaten Sumbawa telah
menggunakan air minum yang bersumber dari sumur/mata air terlindung. Kemudian
yang menggunakan sumber air minum dari air kemasan/isi ulang dan leding
mencapai 52,97 %. Dari tahun ke tahun pemakaian air minum kemasan kian
meningkat seiring menurunnya pemakaian air sumur sebagai sumber air minum
utama.
Daerah perkotaan memiliki pola yang sangat berbeda dengan perdesaan. Di
daerah perkotaan, lebih dari separuh rumah tangga menjadikan air kemasan/air isi
ulang juga leding sebagai sumber air minum. Besarnya penggunaan air sumur/mata
air di daerah perdesaan sangat dipengaruhi oleh kecenderungan air tanah di
perdesaan lebih bagus juga karena akses fasilitas air bersih (air leding/hidran) yang

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM


143

masih belum menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Sumbawa. Air leding/PAM


baru menyentuh daerah perkotaan dan sebagian kecil perdesaan.
Pada Tahun 2020, sebanyak 91,75 % rumah tangga telah mempunyai sumber
air minum yang layak. Air minum kemasan/isi ulang merupakan air bersih tetapi
bukan air layak karena tidak sustainable. Kebutuhan air untuk minum juga
mandi/mencuci bisa berasal dari sumber yang berbeda. Pada Tahun 2020, rumah
tangga di Sumbawa sebagian besar menggunakan air sumur bor/pompa/sumur untuk
keperluan mandi/mencuci yaitu sebesar 70,98%. Disusul oleh air leding sebesar
18,31%.
Tersedianya fasilitas
untuk buang air besar
merupakan salah satu
indikator lingkungan yang
layak dan sehat. Tidak
tersedianya fasilitas untuk
buang air besar menjadikan
lingkungan tersebut rentan
terhadap penyebaran Gambar 4. 38 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas
BAB di Kabupten Sumbawa Tahun 2020
penyakit seperti diare. Sumber Data: Badan Pusat Statistik (Susenas 2020)

Idealnya setiap rumah tangga memiliki fasilitas BAB sendiri dengan tangki
pembuangan minimal berjarak 10 meter dari sumber air .
Hingga Tahun 2020, hampir semua rumah tangga telah memiliki fasilitas BAB.
Dari 86,14 % rumah tangga yang telah memiliki fasilitas BAB, 85,85%nya adalah
milik sendiri. Sementara itu 13,86 % rumah tangga di Kabupaten Sumbawa yang
tidak mempunyai fasilitas buang air besar.
Fasilitas buang air besar juga harus didukung oleh tempat pembuangan akhir
tinja yang memenuhi kriteria. Tempat pembuangan akhir tinja yang dianjurkan
adalah tangki/SPAL. Tangki/SPAL ini juga harus memiliki jarak yang cukup dengan
sumber air yang digunakan karena tinja yang dibuang mengandung bakteri yang
menyebabkan banyak penyakit. Sebanyak 98 % rumah tangga telah menggunakan
tangki/SPAL di Tahun 2020.

PROFIL KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2021


144

BAB 4. SUMBER DAYA ALAM

Anda mungkin juga menyukai