Anda di halaman 1dari 15

NERACA

KELOMPOK IV

PANGAN
KOTA
DENPASAR
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
01 02 03
Ni Putu Monica Anak Agung
Ni Luh Putu
Bhuana Sagung Intan
Vina Puriasih
Gunawardhani
2006541110 Gayatri
2006541124 2006541139

04 05
I Nyoman
Maria Quinones
Adijaya
August
2006541141 Pradhika
2006541176
TOPICS
NERACA ALASAN TERJADINYA
PANGAN SURPLUS ATAU DEFISIT
1 3

2 4
TOPOGRAFI DENPASAR DATA KEBUTUHAN
& &
SYARAT TUMBUH PADI PRODUKSI PANGAN
3
Neraca Pangan
Neraca Pangan merupakan suatu neraca yang
menyediakan informasi mengenai perkiraan jumlah persediaan
dan kebutuhan pangan pokok di suatu wilayah pada periode
waktu tertentu.
Early Warning System
Masalah Pangan | Ketersediaan Pangan | Pasokan Pangan

TERKENDALI & TIDAK INFLANSI TINGGI


Neraca
Pangan
Surplus dan Defisit
 Surplus merupakan suatu keadaan ketika ketersediaan pangan melebihi
kebutuhan pangan yang dibutuhkan setiap orang di suatu wilayah.

 Defisit merupakan suatu keadaan ketika ketersediaan pangan tidak dapat


mencukupi kebutuhan pangan yang dibutuhkan setiap orang di suatu
wilayah.
• Ketersediaan pangan menyangkut luas lahan dan jumlah produk
yang dihasilkan (kedua variabel tersebut dikalikan).
• Kebutuhan pangan menyangkut jumlah penduduk dan jumlah
kebutuhan pangan setiap orang (kedua variabel tersebut
dikalikan).
Topografi Denpasar
Topografi Kemiringan Iklim Suhu
Topografi Kota Kemiringan lereng Kota Denpasar Suhu udaranya
Denpasar sebagian di beberapa tempat beriklim tropis berkisar antara
besar (82,2%) terutama di tebing dengan dua musim 25,5 – 29,7o C
berupa dataran sungai dapat yaitu musim hujan dengan suhu rata-
dengan kemiringan mencapai 2 - 15%. dan musim rata 27,6o C dan
lereng secara kemarau (Dinas kelembaban udara
umum berkisar 0 - Kebersihan dan rata-rata 78% (BPS
2% ke arah Pertamanan Kota Kota Denpasar,
Selatan, sebagian Denpasar, 2015). 2015).
lagi kemiringan
lerengnya 2 - 8%.
Syarat Tumbuh Tanaman Padi
 Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum 11°-25°C untuk perkecambahan, 22°-23 C untuk
pembungaan, 20°-25°C untuk pembentukan biji, dan suhu yang lebih panas dibutuhkan untuk semua pertumbuhan
karena merupakan suhu yang sesuai bagi tanaman padi khususnya di daerah tropika. Suhu udara dan intensitas
cahaya di lingkungan sekitar tanaman berkorelasi positif dalam proses fotosintesis, yang merupakan proses pemasakan
oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman dan produksi buah atau biji (Aak, 1990).
 Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air dengan
curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki
sekitar 1500-2000 mm tahun-1 dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl dan tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dengan
perbandingan tertentu dan diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar 18-22 cm
dengan pH 4-7 (Surowinoto, 1982).
 Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan salah satu syarat bagi peningkatan produksi padi. Iklim
dan cuaca merupakan lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman yang sulit dimodifikasi sehingga secara
langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Di Indonesia faktor curah hujan
dan kelembaban udara merupakan parameter iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pangan khususnya. Hal ini disebabkan faktor iklim tersebut memiliki peranan paling besar dalam
menentukan kondisi musim di wilayah Indonesia (Suparyono dan Agus Setyono, 1994).
Data Luas Panen
TABEL 1Produksi dan Produktivitas Padi
Luas Panen Produksi padi Produktivitas Produksi Beras
NO Kabupaten/Kota
(ha) (ton-GKG) (Kuintal/ha) (ton)
1 Jembrana 10.450 58.159 55.65 32.799
2 Tabanan 29.039 169.265 58.28 95.458
3 Badung 15.317 99.406 64.89 56.061
4 Gianyar 20.566 133.659 64.99 75.378
5 Klungkung 4.178 25.734 61.59 14.513

6 Bangli 4.042 21.631 53.51 12.199


7 Karangasem 8.536 52.091 61.02 29.377
8 Buleleng 16.187 90.708 56.03 51.155
9 Denpasar 4.005 29.949 74.77 16.890
Provinsi Bali 112.321 680.602 61.19 383.829
Analisa Tabel 1
Analisis ketersediaan beras dilakukan dengan menghitung
produksi beras di Provinsi Bali pada tahun 2022. Produksi beras di
Bali diperoleh dengan memperhatikan nilai susut gabah, sehingga
menghasilkan produksi netto beras pada masing-masing
Kabupaten/Kota di Bali. Selain itu faktor pengeluaran/ekspor dan
pemasukan/impor beras juga menjadi indikator dalam menentukan
ketersediaan beras. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa Kota
Denpasar memiliki jumlah produksi padi sebesar 16.890 ton dengan
luas panen sebesar 4.005 ha.
Kebutuhan Beras
TABEL 2 Per Ton
Proyeksi Kebutuhan beras Kebutuhan beras per
NO Kabupaten/Kota
penduduk perkapita pertahun ton
1 Jembrana 327.900 87.84 28.803
2 Tabanan 469.300 87.84 41.223
3 Badung 549.500 87.84 48.268
4 Gianyar 524.000 87.84 46.028
5 Klungkung 214.000 87.84 18.798

6 Bangli 267.100 87.84 23.462


7 Karangasem 511.300 87.84 44.913
8 Buleleng 825.100 87.84 72.477
9 Denpasar 726.800 87.84 63.842
Provinsi Bali 4.415.100 387.814
Analisa Tabel 2
Jumlah penduduk di Kota Denpasar cukup
tinggi mengakibatkan kebutuhan beras di Kota
Denpasar sangat besar, hal ini dapat dilihat pada
data BPS Provinsi Bali. Untuk mengetahui tingkat
kebutuhan beras di Bali, diperlukan perhitungan
jumlah penduduk dan konversi kebutuhan beras
perkapita. Berdasarkan Tabel 2 dapat disimpulkan
bahwa Denpasar merupakan kabupaten atau kota
kedua setelah Buleleng yang memiliki jumlah
kebutuhan beras terbesar yaitu sebanyak 63.842 ton.
Analisa Neraca Beras
TABEL 3 di Provinsi Bali 2022
Produksi beras Kebutuhan Beras per
NO Kabupaten/Kota Neraca (ton) Keterangan
(ton) ton
1 Jembrana 32.799 28.803 3.996 Surplus
2 Tabanan 95.458 41.223 54.235 Surplus
3 Badung 56.061 48.268 7.793 Surplus
4 Gianyar 75.378 46.028 29.350 Surplus
5 Klungkung 14.513 18.798 (-4.285) Defisit
6 Bangli 12.199 23.462 (-11.263) Defisit

7 Karangasem 29.377 44.913 (-15.536) Defisit


8 Buleleng 51.155 72.477 (-21.322) Defisit
9 Denpasar 16.890 63.842 (-46.952) Defisit
Provinsi Bali 383.829 387.814 (-3.985) Defisit
Analisa Tabel 3
Keseimbangan neraca beras diperoleh dengan mengurangi jumlah produksi
total beras yang telah digabungkan dengan stok dan kegiatan ekspor impor dan jumlah
konsumsi/kebutuhan beras pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Bali.
Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa Kota Denpasar merupakan kota dengan
defisit paling tinggi yaitu dengan jumlah produksi padi setara beras sebesar 16.890 ton,
sedangkan kebutuhan berasnya sebesar 63.842 ton. Jadi defisit neraca berasnya sebesar
46.952 ton.
Hal ini di dorong oleh kondisi Kota Denpasar yang menjadi berbagai pusat
kegiatan maupun pusat pemerintahan di Provinsi Bali, sehingga penduduk di Bali
mayoritas lebih terkonsentrasi di kota Denpasar yang menyebabkan kebutuhanpangan
berasnya juga sangat tinggi. Konsentrasi penduduk di kota Denpasar tentu akan
menambah kebutuhan akan lahan untuk pemukiman, pendidikan maupun fasilitas
umum lainnya. Hal ini tentu akan berpotensi untuk mengurangi lahan pertanian
termasuk sawah di Kota Denpasar.
THAN
K
YOU

Anda mungkin juga menyukai