BAB IV
PROFIL KABUPATEN BOYOLALI
4.1. GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara 110022’-110050’ Bujur Timur dan
antara 707’ - 7036’ Lintang Selatan. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan
yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah
Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah-
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan dikembangkannya wisata Solo-Selo (Kabupaten Boyolali)-
Borobudur (Kabupaten Magelang) atau SSB, diharapkan lebih meningkatkan pengembangan
pariwisata di Kabupaten Boyolali. Disamping itu, seiring dengan mulai perencanaan pembangunan
jalan tol Solo-Semarang dan jalan tol Solo-Ngawi yang melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, maka
diharapkan potensi pengembangan Kabupaten Boyolali, terutama dalam sektor perekonomian dan
industri dapat berjalan optimal.
Kabupaten Boyolali dengan bentang Barat-Timur sejauh 48 km dan bentang Utara-Selatan
sejauh 54 km, mempunyai luas wilayah kurang lebih 101.510,20 hektar, dengan batas-batas wilayah,
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang;
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo;
Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Provinsi D.I. Yogyakarta;
Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Kabupaten Boyolali secara administratif terbagi dalam 19 kecamatan terdiri 267 desa dan 6
kelurahan. Selengkapnya pembagian administrasi per kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat
pada tabel berikut :
TABEL IV. 1
LUAS WILAYAH KABUPATEN BOYOLALI DIRINCI PER KECAMATAN TAHUN 2013
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%) Desa/Kelurahan Dusun RW RT
1 Selo 5.607,80 5,52 10 33 52 214
2 Ampel 9.039,12 8,90 20 78 154 547
3 Cepogo 5.299,80 5,22 15 45 92 406
4 Musuk 6.504,14 6,41 20 51 93 513
5 Boyolali 2.625,10 2,59 9 21 114 487
6 Mojosongo 4.341,17 4,28 13 34 89 390
7 Teras 2.993,63 2,95 13 36 47 306
8 Sawit 1.723,18 1,70 12 33 43 180
9 Banyudono 2.537,94 2,50 15 57 57 260
10 Sambi 4.649,49 4,58 16 56 60 337
11 Ngemplak 3.852,70 3,80 12 45 109 445
12 Nogosari 5.508,43 5,43 12 47 67 405
13 Simo 4.804,03 4,73 13 69 77 300
14 Karanggede 4.175,61 4,11 16 57 64 275
15 Klego 5.187,73 5,11 13 43 67 294
16 Andong 5.452,78 5,37 16 57 79 343
17 Kemusu 9.908,42 9,76 17 48 62 282
18 Wonosegoro 9.299,79 9,16 18 67 92 364
19 Juwangi 7.999,35 7,88 10 34 43 219
Jumlah 101.510,20 100,00 267 911 1.461 6.567
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Luas yang ada terbagi dalam dua bagian yaitu lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah yang
ada di Kabupaten Boyolali seluas 22.710,16 Ha (22,37%), sedangkan untuk lahan kering seluas
78.800,04 Ha (77,63%). Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-1
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
lahan sawah berpengairan teknis seluas 5.074,253 Ha (22,54%), lainnya berpengairan setengah teknis
seluas 4.652,75 Ha (20,66%), pengairan sederhana seluas 2.665,34 Ha (1,84%), dan tadah hujan seluas
10.118,81 Ha (44,95%). Berikutnya, untuk lahan kering menurut penggunaannya terdiri dari
pekarangan/bangunan seluas 25.271,62 Ha (32,07%), Tegal/Kebun seluas 30.479,77 Ha (20,67%),
Padang/ Gembala seluas 983,33 Ha, Tambak/ Kolam seluas 820,45 Ha, Hutan Negara seluas 14.835,50
Ha, dan penggunaan lainnya seluas 6.409,94 Ha. Selengkapnya gambaran kondisi penggunaan lahan di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tebel dan gambar berikut :
TABEL IV. 2
LUAS TANAH SAWAH DAN TANAH KERING DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 (Ha)
Penggunaan Lahan
No Kecamatan Luas Wilayah
Tanah Sawah Tanah Kering
1 Selo 5.607,80 35,40 5.572,40
2 Ampel 9.039,12 571,06 8.468,06
3 Cepogo 5.299,80 55,80 5.244,00
4 Musuk 6.504,14 0,00 6.504,14
5 Boyolali 2.625,10 294,60 2.330,50
6 Mojosongo 4.341,17 942,75 3.398,41
7 Teras 2.993,63 1.423,03 1.570,60
8 Sawit 1.723,18 1.275,25 447,93
9 Banyudono 2.537,94 1.510,08 1.027,86
10 Sambi 4.649,49 2.204,95 2.444,51
11 Ngemplak 3.852,70 1.403,46 2.449,22
12 Nogosari 5.508,43 2.479,83 3.028,60
13 Simo 4.804,03 2.117,80 2.686,23
14 Karanggede 4.175,61 1.682,34 2.493,27
15 Klego 5.187,73 1.568,10 3.619,63
16 Andong 5.452,78 2.228,72 3.224,06
17 Kemusu 9.908,42 652,43 9.255,99
18 Wonosegoro 9.299,79 1.883,84 7.415,95
19 Juwangi 7.999,35 380,70 7.618,65
Jumlah 101.510,20 22.710,16 78.800,04
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Secara spasial kondisi penggunaan lahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Peta Penggunaan
Lahan Kabupaten Boyolali.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-2
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Peta 4. 1 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Boyolali
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
IV-3
Laporan Akhir
4.2. DEMOGRAFI
Gambaran demografi wilayah Kabupaten Boyolali diperlukan sebagai dasar proyeksi demand
infrastruktur Bidang Cipta Karya dan proyeksi kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya pada masa yang akan datang. Gambaran mengenai kendisi demografi di Kabupaten Boyolali
antara lain berisi mengenai : Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan, Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin, Jumlah Penduduk Miskin, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Persebaran Penduduk.
4.2.1. Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan
Jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2013 sebesar 963.839 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata adalah 949 jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tertinggi
berada di Kecamatan Boyolali (2.311 jiwa/km2), dan yang paling rendah kepadatannya adalah
Kecamatan Juwangi (444 jiwa/km2). Selengkapnya kondisi kepadatan masing-masing kecamatan dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.3
KEPADATAN PENDUDUK PER KECAMATAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
1 Selo 56,08 27.198 485
2 Ampel 90,39 69.861 773
3 Cepogo 53,00 54.033 1.020
4 Musuk 65,04 61.449 945
5 Boyolali 26,25 60.661 2.311
6 Mojosongo 43,41 52.007 1.198
7 Teras 29,94 46.895 1.566
8 Sawit 17,23 32.969 1.913
9 Banyudono 25,38 45.021 1.774
10 Sambi 46,49 48.825 1.050
11 Ngemplak 38,53 72.991 1.895
12 Nogosari 55,08 61.743 1.121
13 Simo 48,04 43.651 909
14 Karanggede 41,76 40.933 980
15 Klego 51,88 46.371 894
16 Andong 54,53 61.967 1.136
17 Kemusu 99,08 46.544 470
18 Wonosegoro 93,00 55.205 594
19 Juwangi 79,99 35.515 444
Jumlah 1.015,10 963.839 949
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Berdasarkan data penduduk menurut kelompok umur dapat diperoleh perbandingan jumlah
penduduk usia produktif dan usia tidak produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok umur di
Kabupaten Boyolali di dominasi oleh penduduk usia produktif, yaitu penduduk usia produktif antara
usia 15–59 tahun. Sedangkan penduduk tidak produktif adalah penduduk yang berusia antara usia 0–
14 tahun dan >60 tahun. Kondisi jumlah penduduk Kabupaten Boyolali menurut kelompok umur
Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL IV.4
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2013
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-4 32.570 31.754 64.324
2 5-9 39.117 37.355 76.472
3 10 - 14 42.307 39.895 82.202
4 15 - 19 41.974 39.480 81.454
5 20 - 24 31.925 31.335 63.260
6 25 - 29 30.897 33.639 64.536
7 30 - 34 35.150 35.951 71.101
8 35 - 39 32.456 33.831 66.287
9 40 - 44 35.354 36.511 71.865
10 45 - 49 32.031 34.746 66.777
11 50 - 54 30.729 32.472 63.201
12 55 - 59 25.175 24.892 50.067
13 60 - 64 19.769 20.220 39.989
14 > 64 44.534 56.770 101.304
Jumlah 473.988 489.851 963.839
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-4
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif di Kabupaten Boyolali
sebanyak 598.548 orang, sedangkan penduduk usia tidak produktif sebanyak 365.291 orang.
Gambaran mengenai kondisi penduduk menurut umur di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 4. 2 Grafik Kondisi Penduduk Menurut Umur Kabupaten Boyolali Tahun 2013
Sektor pertanian masih menjadi gantungan hidup utama bagi masyarakat di Kabupaten
Boyolali, yaitu sebanyak 244.200 jiwa (29%) telah bekerja pada Sektor Pertanian Tanaman Pangan.
Kemudian sebanyak 63.034 jiwa (8%) bekerja pada Sektor Peternakan. Untuk Sektor Industri
Pengolahan, Sektor Perdagangan, dan Sektor Jasa juga merupakan sektor yang banyak diandalkan,
yaitu masing-masing 3% masyarakat di Kabupaten Boyolali bekerja pada sektor ini. Selengkapnya
kondisi mata pencaharian penduduk di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.5
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA 10 TAHUN KE ATAS TAHUN 2013
Mata Pencaharian
Perdagangan
Perkebunan
Pengolahan
Peternakan
Perikanan
Pertanian
Pertanian
Angkutan
Tanaman
Industri
Lainnya
Lainnya
Pangan
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-5
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-6
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-7
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
4.3. TOPOGRAFI
Kabupaten Boyolali terletak pada ketinggian 75-3119 meter di atas permukaan air laut
(tertinggi di puncak Gunung Merbabu). Dari seluruh desa dan kelurahan yang ada, 224 desa/kelurahan
atau sekitar 83 persen merupakan desa dengan kondisi topografi dataran rendah dan selebihnya
merupakan desa di dataran tinggi. Adapun pengelompokan kecamatan di Kabupaten Boyolali atas
dasar ketinggiannya adalah sebagai berikut :
Ketinggian antara 75 – 400m dpl yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo,
Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali,
Ketinggian antara 400 – 700m dpl yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel,
dan Karanggede,
Ketinggian antara 700 - 1.000m dpl yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo,
Ketinggian antara 1.000 - 1.300m dpl yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo,
Ketinggian antara 1.300 - 1.500m dpl yaitu Kecamatan Selo.
Ketinggian antara 15.500-ke atas Kecamatan Selo hingga puncak Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu dan bagian barat Kecamatan Ampel.
Dilihat dari kelerengannya, Kabupaten Boyolali dibagi menjadi 4 wilayah kemiringan, yaitu:
Wilayah dengan kemiringan antara 0-8% seluas 32.289 Ha banyak dijumpai di Kecamatan Teras,
Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu,
Wonosegoro dan Juwangi
Wilayah dengan kemiringan antara 8-15% % seluas 51.264 Ha terdapat di 18 Kecamatan selain
Kecamatan Ngemplak.
Wilayah dengan kemiringan antara 15-40% seluas 17.040 Ha atau terdapat di Kecamatan Selo,
Ampel, Cepogo, Musuk, Teras, Sambi, Simo, Karanggede, Klego, Kemusu, Wonosegoro dan Juwangi
Wilayah dengan kemiringan antara >40% seluas 4.745 Ha terdapat 6 kecamatan, yaitu Kecamatan
Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Karanggede, dan Klego.
Daerah tersebut merupakan wilayah yang harus dilindungi (dihutankan) agar dapat berfungsi
sebagai pelindung hidrologis dan menjaga keseimbangan ekosistim dan lingkungan hidup.
Secara spasial kondisi topografi/ kelerengan dan ketinggian Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada
Peta Kelerengan Kabupaten Boyolali dan Peta Ketinggian Kabupaten Boyolali.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-8
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-9
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-10
Laporan Akhir
4.4. GEOHIDROLOGI
Wilayah Kabupaten Boyolali termasuk iklim tropis dengan rata-rata curah hujan sekitar 2000
milimeter/tahun. Dari sisi hidrologi, terdapat potensi/kekayaan sumber daya air, meliputi :
Sumber air dangkal/mata air atau masyarakat setempat menyebutnya umbul, terdapat di Tlatar
(Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan Banyudono), Pantaran
(Kecamatan Ampel),
Waduk, terdapat di Kedungombo (Kecamatan Kemusu) seluas 3.536 ha, Kedungdowo (Kecamatan
Andong) seluas 48 ha, Cengklik (Kecamatan Ngemplak) seluas 240 ha, dan Bade (Kecamatan
Klego) seluas 80 ha,
Terdapat 4 (empat) sungai sebagai penyedia air baku yaitu Sungai Serang, Cemoro, Pepe, dan
Gandul.
Sektor-sektor Sumber Daya Air di Kabupaten Boyolali antara lain terdiri dari Sumber Air Tanah,
Air Sungai, dan Air Waduk.
a. Air Tanah
Ditinjau dari kedalaman air tanah, wilayah Boyolali termasuk dalam kategori akuifer berproduksi
sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan keterusan rendah. Muka air tanah umumnya
dangkal, debit air sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik, dengan perincian sebagai berikut :
Wilayah sebelah Utara termasuk wilayah yang tidak potensial untuk pengembangan air tanah
(0-5 liter/detik) hal ini disebabkan oleh kondisi batuannya berupa litologi endapan aluvial
antar perbukitan, batu gamping berlapis dan endapan vulkanik berukuran halus. Wilayah ini
meliputi: Kecamatan Juwangi, Wonosegoro dan Kemusu.
Wilayah bagian Tengah termasuk wilayah yang berpotensi untuk pengembangan air tanah
berbagai keperluan permukiman. Debit air berkisar 20-200 m3 per hari dengan produksi
rata-rata 0-10 liter/detik, meliputi Kecamatan Wonosegoro, Karanggede, Klego, Andong,
Simo, Nogosari, Boyolali, dan Sambi. Litologi material hasil aktivitas vulkanik Merapi dan
Merbabu terdiri dari lava, breksi laharik, konglomerat dan batu pasir vulkanik, kontak
dengan perbukitan lipatan dengan litologi yang lebih tua terdiri dari material vulkanik
berukuran halus terdiri lempeng tuffan, lanau tuffan, batu pasir vulkanik halus dan
konglomerat polimik.
Wilayah yang berpotensi baik untuk pengembangan air bagi irigasi. Debit air berkisar antara
300-800 m3 per hari dengan produksi rata-rata lebih dari 10 liter per detik, meliputi
Kecamatan Teras, Banyudono, dan Sawit. Litologi wilayah tersebut terdiri dari lava andesit,
breksi laharik, konglomerat, dan batu pasir vulkanik yang bagian atasnya tertutup oleh
material fluvio vulkanik Merapi dan Merbabu berupa pasir krikilan sampai pasir bongkah
lepas. Daerah dengan lereng >40% kedalaman air >150 meter meliputi Kecamatan Selo,
Cepogo, Ampel, kerucut gunung berapi dan kaki atas kerucut gunung berapi (G. Merapi dan G.
Merbabu) terdiri dari pasir vulkanik halus sampai kasar, lava andesit ekstrusif dan bongkah-
bongkah andesit. Potensi air tanah ini apabila diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air minum dan air bersih bagi masyarakat.
Air tanah yang ada di Kabupaten Boyolali muncul dalam bentuk mata air. Pada bagian selatan
Kabupaten Boyolali lebih banyak ditemukan mata air dibandingkan dengan bagian utara sehingga
retan timbul kekeringan. Di Boyolali bagian selatan mata air ditemukan di Kecamatan Ampel,
Boyolali, Banyudono, Teras dan Sawit sedangkan di bagian utara ditemukan di Kecamatan
Juwangi, Wonosegoro, dan Kemusu. Mata air ini dimanfaatkan untuk keperluan irigasi desa,
PDAM dan air minum masyarakat. Adapun Mata air di Kabupaten Boyolali antara lain :
Mata air Tlatar di Kecamatan Boyolali
Mata air Nepen di Kecamatan Teras
Mata air Pengging di Kecamatan Banyudono
Mata air Pantaran, Sipendak dan Simuncar di Kecamatan Ampel
Mata air Wonopedut di Wonodoyo Kecamatan Cepogo
Mata air lainnya yang terdapat di Kabupaten Boyolali teridentifikasi sebanyak 104 mata air,
tersebar hampir di seluruh kecamatan.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-11
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
b. Air Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya
sedemikian rupa, sehingga merupakan kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang
melalui daerah tersebut. Sungai merupakan bagian dari DAS sebagai tempat atau wadah dan
jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara yang dibatasi kanan dan kirinya oleh
garis sempadan. Sungai juga berfungsi sebagai pematusan pada saat musim hujan. Di Kabupaten
Boyolali terdapat 6 wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Serang dan Braholo, DAS
Cemoro, DAS Butak, DAS Pepe, DAS Tempel dan Kali Larangan/Gede, dan DAS Gandul.
c. Air Waduk
Waduk merupakan danau buatan yang dipergunakan untuk menampung air, hal ini dimaksudkan
untuk keperluan irigasi, pembangkit tenaga listrik, usaha perikanan dan tempat wisata. Waduk
yang terdapat di Kabupaten Boyolali yaitu :
Waduk Kedungombo, memiliki luas genangan seluruhnya ada 6.576 ha, meliputi tiga wilayah
yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Grobogan. Khususnya
Kabupaten Boyolali seluas 3.536 ha di Kecamatan Kemusu.
Waduk Kedungdowo, memiliki luas 48 ha terdapat di Kecamatan Andong.
Waduk Cengklik, memiliki luas 240 ha terdapat di Kecamatan Ngemplak.
Waduk Bade, memiliki luas 80 ha terdapat di Kecamatan Klego.
Di Kabupaten Boyolali terdapat banyak danau/waduk/situ/embung yang keberadaannya dapat
digunakan untuk pengairan pada saat musim kemarau, sehingga usaha pertanian masih tercukupi
kebutuhan airnya. Adapun danau/waduk/situ/embung yang ada di Kabupaten Boyolali dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.10
INVENTARISASI DANAU/ WADUK/ SITU/ EMBUNG DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
No Nama Danau/ Waduk/ Situ/ Embung Kecamatan Luas (Ha) Volume (m3)
1 Waduk Kedung Ombo Kemusu 3.536 723.000.000
2 Waduk Cengklik Ngemplak 336 9.299.240
3 Waduk Bade Klego 80 2.844.400
4 Drajitan Musuk 0,12 1.200
Randusari 1 Musuk 0,1 500
5 Barat Blimbing Musuk 0,1 1.500
6 Karang Kendal Musuk 0,1 550
7 Bendosari Musuk 0,05 200
8 Setro Musuk 0,2 5.000
9 Karanganyar 1 Musuk 0,1 500
10 Ngipik Musuk 0,15 600
11 Karanganyar 2 Musuk 0,05 250
12 Wonodadi Musuk 0,15 300
13 Tagunggede Musuk 0,01 200
14 Keposong 1 Musuk 1 1.000
15 Keposong 2 Musuk 2 2.400
16 Randusari 2 Musuk 0,2 400
17 Kewarangan Musuk 0,2 350
18 Tegalsari Musuk 0,2 300
19 Karangasem Musuk 0,15 250
20 Tegalrejo Musuk 0,3 5.000
21 Blabur Musuk 0,1 200
22 Lampargede Musuk 0,2 1.500
23 Randukuning Musuk 0,1 9.000
24 Soko Musuk 0,6 10.000
25 Sambirejo Musuk 0,01 100
26 Pager Jurang Musuk 0,15 3.125
27 Timur Sodong Musuk 0,1 150
28 Manggung Musuk 0,15 200
29 Kepoh Musuk 0,1 150
30 Sukorejo Musuk 0,05 75
31 Dukuh Rejo Musuk 0,05 75
32 Brongkol Musuk 0,2 200
33 Ngargowinangun Musuk 0,03 50
34 Sangen Musuk 0,2 200
35 Wonorejo Musuk 0,15 200
36 Madang Musuk 0,1 150
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-12
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
No Nama Danau/ Waduk/ Situ/ Embung Kecamatan Luas (Ha) Volume (m3)
37 Janur Musuk 0,1 200
38 Sidomulyo Musuk 0,15 150
39 Magomulyo Musuk 0,1 200
40 Banyusri Musuk 0,12 175
41 Tempel Musuk 0,1 200
42 Kalianyar Musuk 0,1 150
43 Gendulan Musuk 0,25 325
44 Tritis Musuk 0,1 100
45 Jamprongan Musuk 0,1 100
46 Weru Musuk 0,1 100
47 Sumur Musuk 0,05 50
48 Badranrejo Musuk 0,05 50
49 Sumur Wetan Musuk 0,06 60
50 Banjar Musuk 0,15 150
51 Doyosari Musuk 0,1 100
52 Tembelang Musuk 0,1 100
53 Dk. Poko Musuk Musuk 2,3 2.000
54 Check Dam Gupaan Andong 0,5 6.250
55 Jatisari Sambi 0,625 6.250
56 Tretes Sambi 0,3 3.650
57 Glintang Sambi 0,3 338
58 Bangsalan Teras 0,3 338
59 Singosari Mojosongo 0,6 600
60 Selo Selo 0,2 180
61 Kiringan Boyolali 1,2 12.600
62 Kiringan Boyolali 0,1 2.000
63 Kadipaten Andong 0,1 180
64 Klumpit Karangede 0,2 180
65 Demangan Sambi 0,15 180
66 Sukorame Musuk 0,2 180
67 Kembang Ampel 0,18 180
68 Mliwis Cepogo 0,1 180
69 Juwangi Juwangi 0,125 180
70 Dologan Karanggede 0,175 180
71 Jurug Mojosongo 1,5 1.560
72 Kalangan Klego 0,5 550
73 Kendel Kemusu 1 10.000
Sumber : DPU dan ESDM Kab. Boyolali, SLHD Kabupaten Boyolali, 2014
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-13
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
g. Tanah kompleks andosol kelabu tua dan litosol meliputi lahan seluas 5,92% wilayah Kabupaten
Boyolali terdiri dari wilayah-wilayah Selo, Ampel, dan Cepogo.
h. Tanah grumosol kelabu tua dan litosol meliputi lahan seluas 1,47% wilayah Kabupaten Boyolali
terdiri dari wilayah-wilayah Andong dan Klego.
i. Tanah grumosol kelabu tua meliputi lahan seluas 1,47% wilayah Kabupaten Boyolali terdapat
pada wilayah Juwangi.
j. Tanah asosiasi grumosol kelabu tua, mediteran cokelat meliputi lahan seluas 8,62% wilayah
Kabupaten Boyolali terdiri dari wilayah-wilayah Simo, Sambi, Nogosari, dan Ngemplak.
k. Tanah mediteran cokelat tua meliputi lahan seluas 24,42% wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari
wilayah-wilayah Wonosegoro, Karanggede, Kemusu, Klego, Andong, Simo, Nogosari, Sambi,
Ngemplak, Banyudono, Teras, dan Mojosongo.
l. Tanah litosol cokelat meliputi lahan seluas 4,31% wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari
wilayah-wilayah Ampel, Selo, dan Cepogo.
m. Struktur tanah di Kabupaten Boyolali bagian timur laut tepatnya di sekitar wilayah Kecamatan
Karanggede dan Simo pada umumnya berupa tanah lempung. Pada bagian tenggara yaitu di
sekitar wilayah Kecamatan Banyudono dan Sawit struktur tanahnya berupa tanah geluh. Pada
bagian barat laut yaitu di sekitar wilayah Kecamatan Musuk dan Cepogo struktur tanahnya berupa
tanah berpasir. Dan pada bagian utara yaitu di sepanjang perbatasan dengan wilayah Kabupaten
Grobogan struktur tanahnya berupa tanah berkapur.
Secara spasial kondisi geologi dan jenis tanah Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Peta
Geologi Kabupaten Boyolali dan Peta Jenis Tanah Kabupaten Boyolali.
4.6. KLIMATOLOGI
Karakteristik iklim biasa dihubungkan dengan vegetasi atau faktor-faktor yang mempengaruhi
vegetasi. Dari semua faktor klimatologi terdapat tiga faktor yang penting bagi kehidupan vegetasi,
yaitu : temperatur, curah hujan, dan masa kering. Ketiga faktor ini dipakai sebagai kriteria untuk
menentukan bioclimate (iklim hayati). Berdasarkan iklim hayati tersebut, Kabupaten Boyolali dapat
digolongkan atas wilayah-wilayah iklim sebagai berikut :
Wilayah dengan curah hujan 1.500-2.000 milimeter/tahun (lembab) dengan bulan kering 3-4
bulan, meliputi daerah Kecamatan Boyolali, Sambi, Nogosari, Simo, Klego, Kemusu, dan Juwangi.
Wilayah dengan curah hujan lebih dari 2.000 milimeter/tahun (sangat lembab) dengan bulan
kering 2-4 bulan, meliputi daerah Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras,
Sawit, Banyudono, Ngemplak, Karanggede, Andong, dan Wonosegoro.
Rata-rata Curah hujan di kabupaten Boyolali pada tahun 2013 adalah sebesar 25,70 mm/th
dengan curah hujan tertinggi terjadi Januari-Maret. Untuk lebih jelasnya, mengenai kondisi curah
hujan dan hari hujan yang terjadi di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.11
CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Rata-rata Curah
No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hh)
Hujan (mm/th)
1 Januari 431 21 20,52
2 Februari 323 17 19,00
3 Maret 317 17 18,65
4 April 276 17 16,24
5 Mei 239 13 18,38
6 Juni 133 8 16,63
7 Juli 79 6 13,17
8 Agustus 60 4 15,00
9 September 0 0 0,00
10 Oktober 212 9 23,56
11 November 213 11 19,36
12 Desember 286 18 15,89
Jumlah 2.030 79 25,70
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Secara spasial kondisi klimatologi Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Peta Curah Hujan
Kabupaten Boyolali.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-14
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-15
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-16
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-17
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-18
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Gambar 4. 3 Grafik Perkembangan Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Boyolali Tahun 2002-2013
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-19
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Tahun
No Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
1.5 Perikanan 37.925 42.939 66.763 73.909 81.473
2 Pertambangan 54.538 61.294 73.031 81.232 87.019
2.1 Penggalian 54.538 61.294 73.031 81.232 87.019
3 Industri Pengolahan 1.018.709 1.080.339 1.146.565 1.299.897 1.458.666
3.1 Makanan/Minuman dan Tembakau 124.079 131.585 139.652 158.327 178.773
3.2 Tekstil/Pakaian Jadi/Kulit 742.740 787.675 835.960 947.755 1.060.666
3.3 Kayu/Bambu/Furniture 56.335 59.743 63.405 71.884 80.448
3.4 Kertas/Percetakan 36.368 38.568 40.932 46.406 52.418
3.5 Kimia/Pupuk/Karet 2.751 2.917 3.096 3.510 4.070
3.6 Barang Bukan Logam 23.532 24.956 26.486 30.028 34.695
3.7 Logam Dasar 0 0 0 0 0
3.8 Alat Angkutan/Mesin/Perakitan 14.262 15.125 16.052 18.199 20.736
3.9 Pengolahan Lainnya 18.642 19.770 20.982 23.788 26.860
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 75.257 83.142 91.784 98.587 105.511
4.1 Listrik 69.946 76.711 82.465 87.942 94.001
4.2 Air Bersih 5.311 6.431 9.319 10.645 11.510
5 Bangunan/Konstruksi 155.552 181.359 203.122 225.138 250.482
6 Perdagangan 1.622.836 1.772.357 1.938.519 2.193.318 2.480.850
6.1 Besar/Eceran 1.534.216 1.677.252 1.817.028 2.066.086 2.348.249
6.2 Restoran/Rumah Makan 86.615 92.879 118.807 124.096 129.036
6.3 Hotel/Losmen 2.005 2.226 2.684 3.136 3.565
7 Angkutan dan Komunikasi 193.885 204.480 214.426 239.500 269.461
7.1 Angkutan Jalan Raya 179.412 188.763 197.105 220.998 249.501
7.2 Pos dan Telekomunikasi 13.507 14.657 16.119 17.280 18.713
7.3 Jasa Penunjang Angkutan 966 1.060 1.202 1.222 1.247
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 393.298 462.540 531.410 589.250 652.394
8.1 Bank 97.719 112.621 121.067 143.775 168.254
8.2 Lembaga Keuangan Non Bank 16.253 17.373 18.987 21.955 25.665
8.3 Sewa Bangunan 252.135 300.331 357.476 384.987 415.064
8.4 Jasa Perusahaaan 27.191 32.215 33.880 38.533 43.411
9 Jasa-jasa 642.295 751.074 890.859 1.013.956 1.139.534
9.1 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 518.375 604.020 730.929 834.493 936.849
9.2 Sosial kemasyarakatan 63.722 77.121 80.034 83.840 87.391
9.3 Hiburan Rekreasi 2.636 2.828 3.253 3.175 3.214
9.4 Perorangan dan Rumah Tangga 57.562 67.105 76.643 92.448 112.080
PDRB 6.436.439 7.142.869 8.101.686 9.028.332 9.976.879
PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 948.259 950.656 952.040 955.344 958.077
PDRB PER KAPITA (Rp) 6.798.297 7.513.620 8.509.815 9.450.424 10.413.441
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2009-2013
Gambar 4. 4 Grafik Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2012
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali selama beberapa kurun waktu terakhir dapat
dipertahankan pada angka positif. Laju pertumbuhan perekonomian yang positif ini merupakan hasil
dari kerja keras seluruh perangkat perekonomian baik dunia usaha maupun pemerintah daerah yang
dapat memanfaatkan peluang serta menentukan kebijakan dengan tepat. Tetapi ada beberapa aspek
yang perlu digarisbawahi terkait dengan pertumbuhan ekonomi terlepas dari berapa besar nilai
pertumbuhannya, yaitu ada pertumbuhan ekonomi yang baik, yaitu pertumbuhan ekonomi pada
sektor-sektor atau kegiatan ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti sektor Perdagangan,
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-20
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Hotel dan Restoran, sektor Industri ataupun sektor ekonomi lainnya, sehingga akan memiliki pengaruh
ganda terutama didalam penyerapan tenaga kerja. Dan pertumbuhan ekonomi yang kurang baik,
ketika pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor-sektor kurang bisa menyerap tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali Tahun 2012 yang ditunjukkan oleh laju
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada Tahun 2008-2011 perkembangan PDRB atas dasar harga
konstan selalu menunjukkan angka positif (kenaikan).
Struktur perekonomian kabupaten Boyolali dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan dari
tahun 2007 sampai tahun 2011 berdasarkan lapangan usahanya penggerak utamanya adalah sektor
pertanian 31,8%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 24,3% dan industri pengolahan
16,3%. Dengan melihat kondisi geografis kabupaten Boyolali yang mayoritas merupakan lahan kering,
maka selain mempertahankan pertumbuhan sektor pertanian, pemerintahan Kabupaten Boyolali juga
mengembangan sektor sektor potensial lainnya seperti industri pengolahan dan pertambangan yang
saat ini mempunyai pertumbuhan cukup besar yaitu sebesar 4,48% dan 4,21%. Kondisi laju
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2008-2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL IV.14
PERKEMBANGAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008-2011
Tahun
No Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 Laju (%)
1 Pertanian 1.328.683.026 1.356.585.370 1.385.073.663 1.414.160.210 2,10
2 Pertambangan 35.458.142 36.950.930 38.502.869 40.119.990 4,21
3 Industri Pengolahan 638.447.911 667.050.377 696.934.234 728.156.888 4,48
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 50.808.090 54.791.444 59.065.177 63.695.887 7,84
5 Bangunan/Konstruksi 107.703.660 111.182.488 113.739.685 116.378.446 2,32
6 Perdagangan 971.814.681 1.006.508.465 1.042.440.817 1.079.655.954 3,57
7 Angkutan dan Komunikasi 105.867.359 110.049.120 114.396.060 118.914.705 3,95
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 250.737.193 267.135.405 284.606.060 303.219.297 6,54
9 Jasa-jasa 409.852.796 459.158.087 514.257.057 575.967.904 12,03
PDRB 3.899.372.858 4.069.411.686 4.249.015.622 4.440.269.279
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2009-2012
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-21
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
TABEL IV.16
PERKEMBANGAN REALISASI INVESTOR (PMA) di KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010-2014
Tahun Jumlah Proyek Realisasi Investasi Investasi Kumulatif (us $)
2010 1 US $ 920.000 US $ 50.024.000
2011 1 US $ 245.000 US $ 50.269.000
2012 1 US $ 6.500 US $ 50.275.500
2013 1 Rp. 76.784.387.600 US $ 50.275.500 dan Rp. 76.784.387.600
2014 4 US $ 5.000.000 dan Rp. 620.000.000.000 US $ 55.275.500 dan Rp. 696.784.387.600
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Boyolali, 2014
Besarnya investasi yang masuk ke Kabupaten Boyolali dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya
adalah lokasi yang cukup strategis di jalur utama Jawa Tengah, sehingga para investor sangat mudah
mengirimkan barangnya kepada para konsumen di luar daerah. Selain itu, juga dipengaruhi oleh
mudahnya perizinan yang ada di Boyolali dan banyaknya perusahaan yang digratiskan dalam proses
perizinan.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-22
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
No. Kecamatan
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-23
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
sayuran tersebut antara lain : Bawang Merah, Bawang Daun, Kentang, Wortel, Kobis, Sawi, Cabe,
Tomat, Terung, Buncis, Mentimun, Labu Siam, Kangkung, Bayam, dan berbagai sayuran lainnya.
Selengkapnya potensi sayuran yang ada di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.18
LUAS PANEN DAN PRODUKSI SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Bawang Merah Bawang Daun Kentang Wortel Kobis Sawi Cabe
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
No. Kecamatan
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
1 Selo 197 18.326 761 78.766 23 3.680 1.713 248.260 1.142 143.525 687 80.963 101 10.741
2 Ampel 2 230 25 2.050 - - 15 1.080 358 20.915 8 193 434 19.505
3 Cepogo 147 3.841 70 3.875 - - 30 2.775 55 6.263 164 14.118 227 15.876
4 Musuk 4 284 20 1.323 - - - - 3 404 - - 1.496 194.554
5 Boyolali - - - - - - - - - - - - 108 4.269
6 Mojosongo - - - - - - - - - - 22 937 147 9.374
7 Teras - - - - - - - - - - - - 7 176
8 Sawit - - - - - - - - - - - - 12 165
9 Banyudono - - - - - - - - - - - - 7 189
10 Sambi - - - - - - - - - - - - - -
11 Ngemplak - - - - - - - - - - 60 6.000 - -
12 Nogosari - - - - - - - - - - 100 4.421 3 78
13 Simo - - - - - - - - - - 4 109 5 128
14 Karanggede - - - - - - - - - - - - - -
15 Klego - - - - - - - - - - - - - -
16 Andong - - - - - - - - - - - - - -
17 Kemusu - - - - - - - - - - - - 7 457
18 Wonosegoro 2 110 - - - - - - - - - - 1 15
19 Juwangi - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 352 22.791 876 86.014 23 3.680 1.758 252.115 1.558 171.107 1.045 106.741 2.555 255.527
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
TABEL IV.19
LUAS PANEN DAN PRODUKSI SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 (Lanjutan)
Tomat Terung Buncis Mentimun Labu Siam Kangkung Bayam
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Luas Panen
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
No. Kecamatan
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Kw)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
1 Selo 75 18.091 7 1.035 134 16.378 27 4.571 70 119.100 - - - -
2 Ampel 5 960 8 1.332 23 1.688 - - 3 2.375 - - - -
3 Cepogo 47 14.432 8 6.092 57 4.962 4 595 12 2.467 - - - -
4 Musuk - - - - 15 3.283 - - 7 7.640 - - - -
5 Boyolali 11 610 7 335 - - 8 395 - - - - - -
6 Mojosongo 22 3.273 25 3.352 - - 26 3.460 - - - - - -
7 Teras 3 35 7 115 - - 5 130 - - - - - -
8 Sawit 3 23 14 211 - - 13 198 - - 3 154 - -
9 Banyudono 1 3 4 30 - - 3 25 - - - - - -
10 Sambi - - - - - - - - - - 18 725 - -
11 Ngemplak - - - - - - - - - - 39 3.900 58 580
12 Nogosari - - - - - - - - - - 35 4.484 107 3.985
13 Simo - - - - - - - - - - 8 716 8 193
14 Karanggede - - 1 36 - - - - - - - - - -
15 Klego - - - - - - - - - - - - - -
16 Andong - - - - - - - - - - 2 16 4 8
17 Kemusu - - 1 57 - - - - - - 1 92 1 60
18 Wonosegoro - - 1 13 - - - - - - - - - -
19 Juwangi - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 167 37.427 83 12.608 229 26.311 86 9.374 92 131.582 106 10.087 178 4.826
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Selain sayuran, Kabupaten Boyolali juga kaya akan berbagai jenis tanaman buah, antara lain :
Alpukat, Manggis, Rambutan, Duku, Durian, Pisang, Jambu Biji, Jambu Air, Sawo, Pepaya, Mangga,
Nangka, Belimbing, Melon, dan berbagai buah lainnya. Budidaya buah pisang hampir dapat ditemui di
seluruh kecamatan. Terdapat pula buah langka yang hidup di Kabupaten Boyolali seperti buah manggis
yang tumbuh di Kecamatan Ampel, Musuk, dan Boyolali. Adapun luas panen dan produksi buah-
buahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-24
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
TABEL IV.20
LUAS PANEN DAN PRODUKSI BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 (Kw)
Rambutan
Jambu Biji
Belimbing
Jambu Air
Manggis
Alpukat
Mangga
Nangka
Pepaya
Durian
Pisang
Melon
Duku
Sawo
No. Kecamatan
Tanaman tembakau di Kabupaten Boyolali dihasilkan di Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk,
Boyolali, Mojosongo, Teras, Sawit, dan Banyudono. Produksi pada tahun 2013 adalah sebanyak
3.262.080 kg dengan areal seluas 3.733,50 hektar. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 di ketahui bahwa perkebunan tembakau yang ada di
boyolali adalah berupa tembakau rajangan dan tembakau asepan. Selengkapnya potensi tanaman
perkebunan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.21
LUAS PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Kelapa Cengkeh Teh Tembakau Kencur Jahe
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
(Butir)
No. Kecamatan
(Kw)
(Kw)
(Kg)
(Kg)
(Kg)
1 Selo - - 45,00 250,00 - - 1.050,00 860.760 - - 3,80 117.010
2 Ampel 458,20 184.700 160,00 576,00 14,50 188,50 493,50 394.800 - - 55,00 550.000
3 Cepogo 55,50 23.050 40,00 120,00 - - 1.140,00 991.800 - - 27,00 350.000
4 Musuk 180,00 8.400 10,69 51,31 0,70 9,10 385,00 207.900 - - 5,00 111.250
5 Boyolali 127,65 110.289 4,81 13,47 - - 75,00 50.250 1,21 17.480 2,88 37.300
6 Mojosongo 41,00 - 10,00 23,00 - - 57,00 44.880 - - - -
7 Teras 44,80 3.098 - - - - 123,00 184.500 - - - -
8 Sawit 170,00 29.239 - - - - 177,00 295.590 - - - -
9 Banyudono 42,50 15.504 - - - - 76,00 118.560 - - - -
10 Sambi 35,00 18.827 - - - - - - 3,23 31.689 0,06 3.074
11 Ngemplak - - - - - - - - - - - -
12 Nogosari 6,55 527 - - - - - - 158,00 3.026.000 - -
13 Simo 128,70 56.628 - - - - - - 8,00 64.540 0,15 1.041
14 Karanggede 224,00 1.712 3,00 9,00 - - - - - - 0,50 5.000
15 Klego 255,00 30.456 1,33 3,59 - - - - 23,00 647.105 - -
16 Andong 43,75 - - - - - - - 14,00 182.000 6,00 72.000
17 Kemusu 156,10 2.142 - - - - - - - - - -
18 Wonosegoro 894,00 35.100 - - - - - - - - - -
19 Juwangi 88,00 22.088 - - - - 157,00 113.040 - - - -
Jumlah 2.950,75 541.760 275 1.046,37 15,20 197,60 3.733,50 3.262.080 207,44 3.968.814 100,39 1.246.675
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-25
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
TABEL IV.22
LUAS PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
(Lanjutan 1)
Kopi Robusta Kopi Arabika Jambu Mete Kenanga Kapuk Randu Khina Pace
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
No. Kecamatan
(Kg)
(Kg)
(Kg)
1 Selo 2,50 750 13,00 19,50 - - - - - - 3,10 - - -
2 Ampel 131,10 29.498 74,60 26,10 - - - - 14,00 5,63 - - - -
3 Cepogo 5,00 1.000 5,25 1,01 - - 22,00 3.200 - - - - - -
4 Musuk - - 10,03 2,16 - - - - 76,00 0,00 - - - -
5 Boyolali 3,09 773 - - - - - - 2,10 0,00 - - - -
6 Mojosongo 8,30 2.490 - - 11,00 2.200 2,00 450 - - - - - -
7 Teras - - - - 1,60 160 4,00 800 - - - - - -
8 Sawit - - - - - - 1,00 45 - - - - - -
9 Banyudono - - - - - - 11,55 283 6,40 1,67 - - - -
10 Sambi - - - - - - - - - - - - - -
11 Ngemplak - - - - - - - - - - - - 1,00 9.000
12 Nogosari - - - - 7,75 19.375 - - - - - - - -
13 Simo - - - - 16,02 31.252 - - 5,30 4,62 - - - -
14 Karanggede 1,00 360 - - - - - - 2,00 0,00 - - - -
15 Klego 1,00 62 - - 33,09 43.700 - - 3,14 0,58 - - - -
16 Andong - - - - 29,75 39.000 - - - - - - - -
17 Kemusu - - - - - - - - - - - - - -
18 Wonosegoro - - - - - - - - - - - - - -
19 Juwangi - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 151,99 34.933 102,88 48,77 99,21 135.687 40,55 4.778 108,94 12,50 3,10 0,00 1,00 9.000
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
TABEL IV.23
LUAS PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
(Lanjutan 2)
Kantil Lengkuas Temu Lawak Kapulogo
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Luas (Ha)
Produksi
Produksi
Produksi
Produksi
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
No. Kecamatan
1 Selo - - - - - - - -
2 Ampel - - - - 15,00 280.000 - -
3 Cepogo - - 1,00 16.000 15,00 163.200 - -
4 Musuk - - - - - - - -
5 Boyolali - - 0,16 8.800 0,11 4.025 0,12 815
6 Mojosongo - - - - - - - -
7 Teras - - - - - - - -
8 Sawit - - - - - - - -
9 Banyudono 2,60 0,09 - - - - - -
10 Sambi - - 0,20 2.304 0,16 1.600 0,00 33
11 Ngemplak - - - - - - - -
12 Nogosari - - - - - - - -
13 Simo - - 0,21 1.352 0,27 2.456 - -
14 Karanggede - - - - - - - -
15 Klego - - - - - - - -
16 Andong - - - - - - - -
17 Kemusu - - - - - - - -
18 Wonosegoro - - - - - - - -
19 Juwangi - - - - - - - -
Jumlah 2,60 0,09 1,57 28.456 30,54 451.281 0,12 848
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
B. Peternakan
Boyolali dikenal sebagai kota susu, karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu
sapi segar di Jawa Tengah. Peternakan sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran
tinggi yang berudara dingin, karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal dari wilayah sub-
stropis Australia dan Selandia Baru. Selain itu susu dapat di olah menjadi keju oleh pabrik keju asal
Boyolali yaitu keju Indrakila, didaerah Kecamatan Ampel juga terdapat sentra industri Abon dan
Dendeng.
Kabupaten Boyolali mempunyai potensi peternakan. Sektor peternakan telah menyumbang PDRB
Kabupaten sebesar 10,4 %. Produk yang merupakan unggulan di Kabupaten Boyolali adalah Sapi
Perah. Sapi perah dibudidayakan hampir disebagian besar kecamatan. Populasi ternak saat ini
mencapai 88.533 ekor dengan peternak sebanyak 35.221 peternak. Pada sektor peternakan yang
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-26
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
menjadi andalan adalah sapi potong yang produksi dagingnya telah mencapai 8.301.600 kg/tahun. Di
Propinsi Jawa Tengah Kab Boyolali menduduki peringkat ke 4 (empat) dalam jumlah sapi potong. Saat
ini jumlah peternak mencapai 49.655 orang dengan populasi ternak sebanyak 98.248 ekor. Secara
rinci kondisi ternak dan unggas di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.24
BANYAKNYA TERNAK DAN UNGGAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Ayam
Sapi Sapi Ayam Burung
No. Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Kelinci Ras Itik
Potong Perah Buras Puyuh
Petelur
1 Selo 1.765 8.362 - 8 613 388 - 174 78.730 60.251 556 -
2 Ampel 5.882 14.421 30 35 7.031 5.618 40 205 298.608 7.868 1.422 107.623
3 Cepogo 892 17.915 - 9 11.653 782 121 217 642.791 108.053 4.829 2.691
4 Musuk 6.114 28.440 - 32 25.972 1.022 - 390 97.123 115.304 970 6.726
5 Boyolali 1.426 6.463 11 204 3.763 762 102 188 1.363.093 108.468 1.585 45.740
6 Mojosongo 6.525 12.576 38 36 3.481 1.960 117 42 35.028 77.979 3.143 183.632
7 Teras 4.193 216 200 28 4.407 1.078 1.642 719 14.864 94.914 30.058 375.606
8 Sawit 587 15 209 51 2.162 1.298 5.159 118 - 78.205 22.902 36.323
9 Banyudono 838 40 134 106 3.718 2.610 2.152 20 85.479 88.420 52.668 99.552
10 Sambi 6.888 3 187 24 4.397 2.728 64 23 - 77.088 6.352 16.547
11 Ngemplak 2.140 3 67 23 1.751 1.915 327 36 400.595 136.237 34.685 187.332
12 Nogosari 7.579 - - - 4.379 3.318 - 24 - 99.747 6.957 87.444
13 Simo 6.554 66 74 16 2.905 3.857 - 396 1.579.899 99.807 5.934 222.771
14 Karanggede 4.519 8 168 - 3.395 4.521 - 1.535 221.862 101.875 13.012 47.085
15 Klego 9.185 5 10 - 3.702 5.758 - 15 - 140.512 884 133.857
16 Andong 10.578 - - - 6.345 5.374 - 53 52.832 86.971 5.117 64.574
17 Kemusu 8.609 - - - 5.120 5.651 - 30 102.719 82.986 1.327 40.359
18 Wonosegoro 8.447 - 42 12 5.164 5.149 - 87 160.925 106.876 3.056 4.036
19 Juwangi 5.527 - 52 18 9.276 2.551 - 661 - 71.195 1.900 -
Jumlah 98.248 88.533 1.222 602 109.234 56.340 9.724 4.933 2.050.257 1.742.756 197.357 1.661.898
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Produksi susu sebagian besar berasal dari Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Boyolali, dan
Mojosongo. Produksi susu berdasarkan Penerimaan susu dari KUD pada tahun 2013 adalah sebanyak
47.404.826 liter dengan rata-rata produksi tiap harinya adalah sebanyak 129.876 liter/hari.
C. Pertambangan
Kabupaten Boyolali memiliki potensi tambang seperti : Andesit, Batu Belah / Batukali, Tras,
Tanah Urug, Sirtu, Batugamping, Bentonit, Tanah Diatomae, Lempung/ Tanah Liat, dan lainnya. Akan
tetapi Potensi yang ada belum dapat dieksplorasi dengan baik. Mungkin karena SDM yang kurang dan
Biaya Eksplorasi yang menelan biaya sangat besar. Sedangkan yang dieksplorasi secara massal hanya
Bahan Galian Golongan C, seperti batu belah, dan tanah urug.
Sebenarnya beberapa waktu yang lalu telah ditemukan sumber minyak di Boyolali, tepatnya di
Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro. Debit Minyak itu sekitar 24-25 ml per detik. Diperkirakan
minyak tersebut keluar melalui rembesan rekahan batu bantaran. Minyak bumi memang bisa muncul
karena tingginya kandungan bintonik di wilayah Wonosegoro. Hasil kajian Badan Perencana dan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Boyolali, wilayah Wonosegoro telah ditemukan kandungan bintonik
seluas sekitar 4.900 hektare. Bintonik itu sendiri ialah salah satu elemen padat yang dapat
diformulasikan untuk menjernihkan minyak mentah. Di Desa Repaking, kecamatan Wonosegoro itu
sendiri masyarakat desa setempat menggunakan minyak mentah tersebut untuk kegiatan sehari-
hari,seperti memasak,dan untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Mereka mendapatkan minyak mentah
tersebut dari sekitar mata air.dan dengan peralatan sederhana mereka menyuling minyak mentah
tersebut untuk memisahkan minyak dengan air. Berikut adalah beberapa potensi tambang yang ada di
Kabupaten Boyolali.
TABEL IV.25
POTENSI TAMBANG DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Potensi Keterangan
1. Andesit Lokasi : Kecamatan Sambi (12 Ha), Mojosongo (0,51 Ha), Ampel (0,55 Ha), dan Karanggede (4,51 Ha)
2. Batu Belah Lokasi : Kecamatan Ampel (2Ha), Klego (0,51 Ha), dan Andong (7,5 Ha)
/ Batukali
3. Tras Lokasi : Kecamatan Mojosongo (2Ha)
4. Tanah Urug Lokasi : Kecamatan Nogosari (125 Ha), Ngemplak (75 Ha), dan Banyudono (75 Ha)
5. Sirtu Lokasi : Kecamatan Musuk (2 Ha), Ampel (3,5 Ha), Mojosongo (0,5 Ha), Banyudono (15 Ha), Sambi (111 Ha)
6. Batugamping Lokasi : Kecamatan Juwangi (200 Ha)
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-27
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Potensi Keterangan
7. Bentonit Lokasi : Kecamatan Simo (900 Ha), Klego (500 Ha), Karanggede (375 Ha), Wonosegoro (775 Ha), dan
Kemusu (150 Ha)
8. Tanah Lokasi : Kecamatan Mojosongo (1.512 Ha)
Diatomae
9. Lempung/ Lokasi : Kecamatan Ngemplak (41 Ha), dan Sambi (75 Ha)
Tanah Liat
Sumber : Analisis Berbagai Sumber, 2014
D. Industri
Kabupaten Boyolali banyak terdapat industri, baik itu jenis industri besar, industri sedang
maupun industri kecil. Gamelan merupakan salah satu produk yang dapat diandalkan dari Boyolali.
Industri kecil ini sudah ada sejak 1980 hingga sekarang keberadaannya tetap dilestarikan oleh para
perajin. Jumlah pengusaha ada dua orang di Desa jagoan, Kecamatan Sambi Boyolali membuat
produknya, sedangkan di Desa Dukuh, Banyudono mengerjakan peakitan dan finishing gamelan.
Dukuh Tumang, Desa/Kecamatan Cepogo merupakan sentra penghasil produk kerajinan tembaga dan
kuningan yang sudah terkenal baik di tingkat lokal maupun regional atau mancanegara. Karena,
komoditas itu merupakan unggulan dari Kabupaten Boyolali. Jenis yang dihasilkan sangat beragam
antara lain, lampu hias, relief, bak mandi, kaligrafi, tempat buah, vas bunga, dan aksesoris lainnya.
Produksi ini melalui eksportir sebagian sudah diekspor ke beberap negara antara lain Belanda,
Perancis, Korea, Amerika Serikat, dan Canada. Desa Cepogo merukan jalur wisata Solo-Selo-Borobudur
(SSB), sehingga sering dilewati atau dikunjungi oleh turis baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Bahkan, para tamu dari dans atau instansi untuk studi banding, magang atau sekaligus. Adapun
produksi kerajinan tembaga adalah > 400.000 buah/tahun dengan Jumlah unit usaha sebanyak 360
industri.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas unggulan yang berkualitas ekspor. Jenis atsiri yang
dikembangkan di wilayah Boyolali, antara lain bunga kenanga, nilam, ilang-ilang, dan daun cengkeh.
Desan Bendan Kecamatan Banyudono merupakan penghasil minyak atsiri kenangan, karena di daerah
itu banyak ditanam pohohn kenangan, di mana dahulu masyarakat hanya mengenal bungan kenangan
sebagai bungan tabur, akan tetapi setelah melalui proses penyulingan dapat dibuat sebagai minyak
atsiri yang memiliki nilai produksi jauh lebih tinggi. Minyak atsiri nilam dan ilang-ilang diproduksi di
Desa jelok, Kecamatan Cepogo dan minyak daun cengkeh banyak diproduksi di Desa Musuk,
Kecamatan Musuk. Sebagian besar minyak atsiri dijual melalui eksportir baik dari Kota Surabaya,
Yogyakarta, dan Malang untuk negara tujuan Perancis, Singapura, dan USA. Adapun produksi dari
industri ini mencapai 113,65 ton/tahun. Selengkapnya gambaran mengenai industri kecil di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.26
BANYAKNYA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Banyaknya Jumlah Besarnya Investasi
No Jenis Industri
Industri Tenaga Kerja (000 Rp)
A. Industri Agro
1 Ind. Pengolahan Daging
- Abon dan Dendeng 13 136 510.820.000
2 Ind. Susu dan Makanan dari Susu /Kerupuk Susu 2 11 24.000.000
3 Ind. Pengolahan Padi, Tepung dan Makanan lainnya
- Makanan Ternak 4 18 170.000.000
4 Ind. Makanan lainnya
- Roti 130 573 1.673.906.000
- Es Mambo 10 60 49.300.000
- Gula Merah 28 158 101.750.000
- Mie Basah 11 35 16.474.000
- Tahu 114 342 1.710.000.000
- Tempe 532 1.265 1.808.078.000
- Marning 15 39 67.455.000
- Kerupuk Tarung/Bandung 128 812 1.172.112.400
- Kerupuk Kulit Sapi 8 38 214.500.000
- Kerupuk Rambak 127 427 1.950.768.800
-Karak 51 165 265.500.000
- Ceriping Singkong 82 203 194.807.000
- Rengginang 75 198 129.039.000
- Emping Melinjo 82 188 276.550.000
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-28
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Kabupaten Boyolali saat ini sudah menjadi tujuan bagi para investor, baik itu nasional maupun
internasional. Hal ini sejalan dengan banyaknya industri skala besar maupun menengah yang sudah
berdiri maupun yang rencana akan didirikan. Saat ini ada sekitar 16 industri besar yang tersebar di
Kecamatan Ampel, Boyolali, Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, dan Ngempak. Keberadaan industri
besar ini telah menyerap sekitar 17.748 tenaga kerja. Sedangkan untuk industri sedang saat ini
hamper terdapat di seluruh kecamatan yaitu sebanyak 111 indutri dengan penyerapan tenaga kerja
sebanyak 2.443 pekerja. Selengkapnya kondisi mengenai banyaknya industri besar dan sedang di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-29
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
TABEL IV.27
BANYAKNYA INDUSTRI BESAR DAN INDUSTRI SEDANG DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Industri Besar Industri Sedang
No. Kecamatan Jumlah Tenaga Output Jumlah Tenaga Output
Industri Kerja (Juta.Rp.) Industri Kerja (Juta.Rp.)
1 Selo - - - - - -
2 Ampel 1 1.455 86.871 14 62 7.524
3 Cepogo - - - 6 78 2.934
4 Musuk - - - 1 14 1.408
5 Boyolali 1 768 24.358 11 186 26.400
6 Mojosongo 3 4.995 184.724 16 260 11.507
7 Teras 5 5.377 1.351.282 11 152 14.342
8 Sawit 1 117 1.116 7 974 79.601
9 Banyudono 4 3.797 599.854 9 572 16.955
10 Sambi - - - - - -
11 Ngemplak 1 1.239 36.763 18 87 2.208
12 Nogosari - - - 11 18 1.067
13 Simo - - - 6 21 122
14 Karanggede - - - - - -
15 Klego - - - - - -
16 Andong - - - 1 19 1.751
17 Kemusu - - - - - -
18 Wonosegoro - - - - -
19 Juwangi - - - - - -
Jumlah 16 17.748 2.284.968 111 2.443 165.817
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
E. Pariwisata
Pariwisata Boyolali dibagi menjadi ke dalam 3 (tiga) wisata yaitu : wisata alam pegunungan,
wisata tirta dan wisata ziarah. Wisata alam pegunungan di Kabupaten Boyolali menyajikan indahnya
panorama Gunung Merapi sebagai gunung teraktif di dunia yang menyimpan segudang misteri yang
menjadikan daya tarik tersendiri. Boyolali adalah salah satu DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Jawa
Tengah terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki pemandangan alam yang
eksotis. Kabupaten Boyolali juga memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Adi Sumarmo yang
berjarak 25 km dari Kota Budaya Surakarta (Solo) yang merupakan koridor jalur wisata Solo - Selo -
Borobudur (SSB). Berikut adalah beberapa potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Boyolali.
TABEL IV.28
POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Potensi Keterangan
1. Tlatar Terletak di Dukuh Tlatar Desa Kebon Bimo Kec Boyolali dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km kearah
utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang suasan pedesaana, aroma kelezatan masakan
ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh
merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata Tlatar.
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga. Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even
Padusan.Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul Pengging dan Pantaran. Acara ini bertujuan
untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Ada 2 buah pemandian (two pools for bathing), yaitu :
- Pemandian Umbul Pengilon
- Pemandian Umbul Asem
Fasilitas (facilities) :
- Rumah Makan Lesehan. / Traditional Restaurant.
- Pemancingan / Fishing Sites.
- Kios Cenderamata / Souvenir Store.
- Kolam Renang Anak dan Dewasa/ (Two bathing sites for kids and matures).
2. Makam Ki Objek wisata religi yang satu ini terletak di Desa Pentaran Kecamatan Ampel atau sekitar 17 kilometer kea rah
Ageng barat Kota Boyolali. Sambil berziarah ke makam Ki Ageng Pantaran atau Syekh Maulana Ibrahim , serta
Pantaran beberapa kerabat yang lain, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki Gunung Merbabu dan
air terjun Si Pendok. Pada tanggal 20 Sura atau minggu ketiga bulan Muharram, di makam ini digelar tradisi
Bukak Luwur yaitu mengganti kelambu putih penutup makam. Kain penutup yang sudah tidak dipakai
kemudian dipotong-potong menjadi ukuran kecil kemudian dibagikan kepada pengunjung yang diyakini
membawa berkah bagi mereka yang menerimanya.
3. Petilasan Pada zaman Kerajaan Demak dahulu Sultan Demak dan Wali Songo menganggap kalau Syeh Siti Jenar adalah
Kiai Kebo orang yang berbahaya, Syeh Siti Jenar bersama-sama dengan para pengikutnya harus ditangkap dan dihukum
Kanigoro mati. Kiai Ageng Kebo Kanigoro adalah murid dari Kiai Ageng Pengging dan Kiai Ageng Pengging adalah murid
dari Syeh Siti Jenar. Seperti yang telah diceritakan tadi bahwa mereka telah menjadi buruan keraton dan akan
ditangkap dan dihukum mati sebab telah menganut ajaran Syeh Siti Jenar. Maka dari itu Kiai Ageng Kebo
Kanigoro beserta para pengikutnya yang setia melarikan diri kemanapun juga untuk mencari tempat
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-30
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir
Potensi Keterangan
bersembunyi. Dalam pelariannya suatu ketika Kyii Ageng Kebo Kanigoro telah sampai di sebelah utara lereng
Gunung Merapi dan dalam keadaan terpojok oleh karena kejaran prajurit Kerajaan Demak. Di daerah tersebut
Kiai Ageng Kebo Kanigoro membangun rumah guna tempat persembunyian dan mengajarkan ilmunya dan
mengadakan tapa brata mohon perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, yang mana selama ini Kiai Ageng Kebo
Kanigoro selalu berpindah-pindah tempat. Suatu ketika Kiai Ageng Kebo Kanigoro berkata bahwa bila suatu
saat tempat ini ramai dihuni oleh orang maka tempat ini diberikan nama Dusun Pojok (sampai saat ini tempat
kediaman Kiai Ageng Kebo Kanigoro masih dilestarikan dan utuh, dikeramatkan dan nama daerah tersebut
tetap Dusun Pojok, Desa/Kecamatan Selo hingga saat ini. Menurut cerita Kiai Ageng Kebo Kanigoro muksa,
menghilang dengan raganya dalam upaya menghindar dari kejaran musuh. Setiap hari Jumat Legi
diselenggarakan selamatan apem dan ketan di tempat tersebut atau petilasan Kiai Ageng Kebo Kanigoro
dipimpin oleh juru kunci.
4. Woterboom Woterboom terletak di Desa Pelem, Kecamatan Simo, atau sekitar 10 kilometer sebelah utara Kota Boyolali.
Restu Woterboom ini memiliki fasilitas sukup lengkap dan baru diresmikan pemakaiannya pada tanggal 25 Juli
Wijaya 2011. Keberadaan pusat rekreasi tepat di pinggir jalan Simo- Boyolali, cukup mudah terjangkau bagi
masyarakat dari daerah perbatasan, seperti Karanganyar, Semarang, dan Sragen. Permainan air khusus anak-
anak disediakan kolam renang dan fasilitas berselancar dari menara. Lantas untuk orang dewasa disediakan
kolam renang standar semi olympic. Bagi yang hobi olah raga fustal, di kompleks waterboom juga disediakan
arena futsal standar nasional. Para pengunjung tak perlu membawa makanan dari rumah. Sebab, di kompleks
waterboom disediakan kios lengkap dengan sajian kuliner. Tak hanya itu, bagi yang browsing internet dapat
mampir ke warnet lantai dasar. Instansi atau masyarakat yang ingin menggelar rapat kami sediakan aula
kapasitas 100 orang di lantai dua.
5. Air Terjun Objek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer ke arah barat dari Kecamatan Selo. Daerah
Kedung wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara 2 kabupaten,yaitu Boyolali
Kayang dan Magelang. Air Terjun Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih alami dan belum
dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan menuju ke objek wisata tersebut seperti layaknya jalan di daerah
perkampungan. Di sekitar objek wisata ini terdapat tanah datar yang cocok untuk area perkemahan. Potensial
untuk aktivitas camping, hiking, climbing. Fasilitas yang tersedia berupa penginapan/ homestay, perkemahan,
dan warung. Waktu yang paling ramai dikunjungi adalah hari sabtu-minggu dan hari libur nasional terutama
bagi pasangan muda-mudi.
6. Waduk Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, ke arah timur laut
Cengklik Kota Boyolali, Bila dari Bandara Adi Sumarmo ± 1,5 KM (di sebelah barat bandara tepatnya). Waduk dengan
luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578
ha, bisa untuk latihan sky air. Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama
Haji Donohudan, Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: wisata air (water resort), pemancingan
(fishing area), rumah makan lesehan (floating restaurant).
7. Waduk Terletak di Desa Bade Kecamatan Klego sekitar 40 km ke arah utara dari Kota Boyolalisebagai sarana irigasi
Badhe bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam yang mempesona. Failitas
yang terdapat disini adalah: rumah makan, wisata air, pemancingan, dan area lomba burung.
8. Waduk Obyek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, sekitar ± 50 km ke arah utara
Kedung Kota Boyolali menjanjikan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. Fasilitas: bumi
Ombo perkemahan, hutan wisata, tempat pemancingan, rumah makan apung, wisata air.
9. Waduk Wisata ini yang terletak di desa Sidorejo, Juwangi, Boyolali. sekitar + 10 km ke utara dari (waduk kedung
Sidorejo ombo) dan di sini bisa menikmatti pemandangan, air terjun pleret dan menikmati warung makan di atas
kincir air raksasa
10. Agrowisata Kabupaten Boyolali terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari
Sapi Perah Kabupaten Boyolali adalah 13 km ke arah Barat. Jalan ke Cepogo menanjak karena topografinya merupakan
Cepogo pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga memungkinkan pemeliharaan sapi
perah. Cepogo ditetapkan menjadi lokasi agrowisata sapi perah.
11. Agrowisata Terletak di kawasan objek wisata Selo, 25 km ke arah Barat dari Kabupaten Boyolali. Para pengunjung dapat
Sayur Selo menikmati dan memetik sendiri aneka ragam sayuran, antara lain : wortel, kol, daun adas, dan lain-lain
12. Agrowisata Jarak 10 km ke arah Timur Kabupaten Boyolali. Agro wisata padi merupakan wahana yang tepat untuk
Padi menumbuh-kembangkan kecintaan generasi muda pada padi. Dengan adanya agro wisata padi, generasi muda
akan dapat berinteraksi langsung dengan obyek wisata.
13. Kampung Kampung lele terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit. Kampung lele merupakan usaha kementrian
Lele perikanan Indonesia untuk memenuhi target 2015 sebagai penghasil perikanan terbesar. Pembudidayaan
ikan lele di Kampung Lele dianggap berhasil memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan baik lokal
maupun nasional. Bahkan keberhasilan pembudidayaan ikan lele di kampung lele tidak hanya dikenal di skala
nasional, melainkan hingga kawasan Asia Tenggara. Kolam pembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah,
kolam semen dan kolam tanah dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah yang berfungsi agar
dinding kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam yang terbuat dari semen atau kolam permanen memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat membuat daya tahan tubuh kuat, tidak
berlemak tetapi mudah mengalami kebocoran karena lele memiliki sifat menggali tanah. Kolam permanen
lebih tahan lama untuk penggunaan dalam waktu jangka panjang, tidak mudah bocor dinding-dinding kolam,
mudah dalam penanganan dan pembersihan tetapi kolam permanen ikan yang dihasilkan tidak tahan
penyakit dan daging berlemak
14. Pemandian Umbul Pengging terletak di Banyudono, merupakan wahana wisata kreasi air. Penging memiliki keunggulan
Umbul dimana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta (Pemandian Tirto Marto). Sehingga
Pengging disekitar Pengging ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan
Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.
15. Dan wisata
lainnya
Sumber : Analisis Berbagai Sumber, 2014
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-31
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020