Anda di halaman 1dari 31

Laporan Akhir

BAB IV
PROFIL KABUPATEN BOYOLALI
4.1. GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara 110022’-110050’ Bujur Timur dan
antara 707’ - 7036’ Lintang Selatan. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan
yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah
Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah-
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan dikembangkannya wisata Solo-Selo (Kabupaten Boyolali)-
Borobudur (Kabupaten Magelang) atau SSB, diharapkan lebih meningkatkan pengembangan
pariwisata di Kabupaten Boyolali. Disamping itu, seiring dengan mulai perencanaan pembangunan
jalan tol Solo-Semarang dan jalan tol Solo-Ngawi yang melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, maka
diharapkan potensi pengembangan Kabupaten Boyolali, terutama dalam sektor perekonomian dan
industri dapat berjalan optimal.
Kabupaten Boyolali dengan bentang Barat-Timur sejauh 48 km dan bentang Utara-Selatan
sejauh 54 km, mempunyai luas wilayah kurang lebih 101.510,20 hektar, dengan batas-batas wilayah,
sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang;
 Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo;
 Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Provinsi D.I. Yogyakarta;
 Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Kabupaten Boyolali secara administratif terbagi dalam 19 kecamatan terdiri 267 desa dan 6
kelurahan. Selengkapnya pembagian administrasi per kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat
pada tabel berikut :
TABEL IV. 1
LUAS WILAYAH KABUPATEN BOYOLALI DIRINCI PER KECAMATAN TAHUN 2013
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%) Desa/Kelurahan Dusun RW RT
1 Selo 5.607,80 5,52 10 33 52 214
2 Ampel 9.039,12 8,90 20 78 154 547
3 Cepogo 5.299,80 5,22 15 45 92 406
4 Musuk 6.504,14 6,41 20 51 93 513
5 Boyolali 2.625,10 2,59 9 21 114 487
6 Mojosongo 4.341,17 4,28 13 34 89 390
7 Teras 2.993,63 2,95 13 36 47 306
8 Sawit 1.723,18 1,70 12 33 43 180
9 Banyudono 2.537,94 2,50 15 57 57 260
10 Sambi 4.649,49 4,58 16 56 60 337
11 Ngemplak 3.852,70 3,80 12 45 109 445
12 Nogosari 5.508,43 5,43 12 47 67 405
13 Simo 4.804,03 4,73 13 69 77 300
14 Karanggede 4.175,61 4,11 16 57 64 275
15 Klego 5.187,73 5,11 13 43 67 294
16 Andong 5.452,78 5,37 16 57 79 343
17 Kemusu 9.908,42 9,76 17 48 62 282
18 Wonosegoro 9.299,79 9,16 18 67 92 364
19 Juwangi 7.999,35 7,88 10 34 43 219
Jumlah 101.510,20 100,00 267 911 1.461 6.567
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Luas yang ada terbagi dalam dua bagian yaitu lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah yang
ada di Kabupaten Boyolali seluas 22.710,16 Ha (22,37%), sedangkan untuk lahan kering seluas
78.800,04 Ha (77,63%). Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-1
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

lahan sawah berpengairan teknis seluas 5.074,253 Ha (22,54%), lainnya berpengairan setengah teknis
seluas 4.652,75 Ha (20,66%), pengairan sederhana seluas 2.665,34 Ha (1,84%), dan tadah hujan seluas
10.118,81 Ha (44,95%). Berikutnya, untuk lahan kering menurut penggunaannya terdiri dari
pekarangan/bangunan seluas 25.271,62 Ha (32,07%), Tegal/Kebun seluas 30.479,77 Ha (20,67%),
Padang/ Gembala seluas 983,33 Ha, Tambak/ Kolam seluas 820,45 Ha, Hutan Negara seluas 14.835,50
Ha, dan penggunaan lainnya seluas 6.409,94 Ha. Selengkapnya gambaran kondisi penggunaan lahan di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tebel dan gambar berikut :
TABEL IV. 2
LUAS TANAH SAWAH DAN TANAH KERING DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 (Ha)
Penggunaan Lahan
No Kecamatan Luas Wilayah
Tanah Sawah Tanah Kering
1 Selo 5.607,80 35,40 5.572,40
2 Ampel 9.039,12 571,06 8.468,06
3 Cepogo 5.299,80 55,80 5.244,00
4 Musuk 6.504,14 0,00 6.504,14
5 Boyolali 2.625,10 294,60 2.330,50
6 Mojosongo 4.341,17 942,75 3.398,41
7 Teras 2.993,63 1.423,03 1.570,60
8 Sawit 1.723,18 1.275,25 447,93
9 Banyudono 2.537,94 1.510,08 1.027,86
10 Sambi 4.649,49 2.204,95 2.444,51
11 Ngemplak 3.852,70 1.403,46 2.449,22
12 Nogosari 5.508,43 2.479,83 3.028,60
13 Simo 4.804,03 2.117,80 2.686,23
14 Karanggede 4.175,61 1.682,34 2.493,27
15 Klego 5.187,73 1.568,10 3.619,63
16 Andong 5.452,78 2.228,72 3.224,06
17 Kemusu 9.908,42 652,43 9.255,99
18 Wonosegoro 9.299,79 1.883,84 7.415,95
19 Juwangi 7.999,35 380,70 7.618,65
Jumlah 101.510,20 22.710,16 78.800,04
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Gambar 4. 1 Kondisi Penggunaan Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Secara spasial kondisi penggunaan lahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Peta Penggunaan
Lahan Kabupaten Boyolali.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-2
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Peta 4. 1 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Boyolali

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020

IV-3
Laporan Akhir

4.2. DEMOGRAFI
Gambaran demografi wilayah Kabupaten Boyolali diperlukan sebagai dasar proyeksi demand
infrastruktur Bidang Cipta Karya dan proyeksi kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya pada masa yang akan datang. Gambaran mengenai kendisi demografi di Kabupaten Boyolali
antara lain berisi mengenai : Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan, Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin, Jumlah Penduduk Miskin, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Persebaran Penduduk.
4.2.1. Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan
Jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2013 sebesar 963.839 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata adalah 949 jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tertinggi
berada di Kecamatan Boyolali (2.311 jiwa/km2), dan yang paling rendah kepadatannya adalah
Kecamatan Juwangi (444 jiwa/km2). Selengkapnya kondisi kepadatan masing-masing kecamatan dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.3
KEPADATAN PENDUDUK PER KECAMATAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
1 Selo 56,08 27.198 485
2 Ampel 90,39 69.861 773
3 Cepogo 53,00 54.033 1.020
4 Musuk 65,04 61.449 945
5 Boyolali 26,25 60.661 2.311
6 Mojosongo 43,41 52.007 1.198
7 Teras 29,94 46.895 1.566
8 Sawit 17,23 32.969 1.913
9 Banyudono 25,38 45.021 1.774
10 Sambi 46,49 48.825 1.050
11 Ngemplak 38,53 72.991 1.895
12 Nogosari 55,08 61.743 1.121
13 Simo 48,04 43.651 909
14 Karanggede 41,76 40.933 980
15 Klego 51,88 46.371 894
16 Andong 54,53 61.967 1.136
17 Kemusu 99,08 46.544 470
18 Wonosegoro 93,00 55.205 594
19 Juwangi 79,99 35.515 444
Jumlah 1.015,10 963.839 949
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Berdasarkan data penduduk menurut kelompok umur dapat diperoleh perbandingan jumlah
penduduk usia produktif dan usia tidak produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok umur di
Kabupaten Boyolali di dominasi oleh penduduk usia produktif, yaitu penduduk usia produktif antara
usia 15–59 tahun. Sedangkan penduduk tidak produktif adalah penduduk yang berusia antara usia 0–
14 tahun dan >60 tahun. Kondisi jumlah penduduk Kabupaten Boyolali menurut kelompok umur
Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL IV.4
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2013
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-4 32.570 31.754 64.324
2 5-9 39.117 37.355 76.472
3 10 - 14 42.307 39.895 82.202
4 15 - 19 41.974 39.480 81.454
5 20 - 24 31.925 31.335 63.260
6 25 - 29 30.897 33.639 64.536
7 30 - 34 35.150 35.951 71.101
8 35 - 39 32.456 33.831 66.287
9 40 - 44 35.354 36.511 71.865
10 45 - 49 32.031 34.746 66.777
11 50 - 54 30.729 32.472 63.201
12 55 - 59 25.175 24.892 50.067
13 60 - 64 19.769 20.220 39.989
14 > 64 44.534 56.770 101.304
Jumlah 473.988 489.851 963.839
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-4
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif di Kabupaten Boyolali
sebanyak 598.548 orang, sedangkan penduduk usia tidak produktif sebanyak 365.291 orang.
Gambaran mengenai kondisi penduduk menurut umur di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 4. 2 Grafik Kondisi Penduduk Menurut Umur Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Sektor pertanian masih menjadi gantungan hidup utama bagi masyarakat di Kabupaten
Boyolali, yaitu sebanyak 244.200 jiwa (29%) telah bekerja pada Sektor Pertanian Tanaman Pangan.
Kemudian sebanyak 63.034 jiwa (8%) bekerja pada Sektor Peternakan. Untuk Sektor Industri
Pengolahan, Sektor Perdagangan, dan Sektor Jasa juga merupakan sektor yang banyak diandalkan,
yaitu masing-masing 3% masyarakat di Kabupaten Boyolali bekerja pada sektor ini. Selengkapnya
kondisi mata pencaharian penduduk di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.5
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA 10 TAHUN KE ATAS TAHUN 2013
Mata Pencaharian
Perdagangan
Perkebunan

Pengolahan
Peternakan
Perikanan
Pertanian

Pertanian

Angkutan
Tanaman

Industri
Lainnya

Lainnya
Pangan

No. Kecamatan Jumlah


Jasa

1 Selo 6.071 0 0 766 9.400 0 300 2.700 245 3.907 23.389


2 Ampel 15.361 270 0 2.698 690 879 1.169 4.194 94 34.448 59.803
3 Cepogo 19.381 2.486 0 9.595 0 2.314 2.598 664 690 5.832 43.560
4 Musuk 6.170 5.641 0 15.975 0 1.026 2.328 2.374 494 18.785 52.793
5 Boyolali 3.989 49 16 1.468 83 3.001 3.081 3.996 540 35.517 51.740
6 Mojosongo 6.524 216 50 2.898 2.245 3.158 4.834 2.583 394 21.828 44.730
7 Teras 9.578 71 96 893 911 11.315 4.902 4.697 355 11.597 44.415
8 Sawit 6.458 892 283 3.037 0 533 4.615 844 310 11.372 28.344
9 Banyudono 3.665 498 63 704 4.275 3.762 4.076 5.657 822 14.074 37.596
10 Sambi 12.270 0 0 3.475 273 3.950 1.182 1.651 139 18.863 41.803
11 Ngemplak 3.416 45 157 918 859 9.489 5.882 9.767 577 29.727 60.837
12 Nogosari 15.700 0 0 194 389 6.123 4.276 4.630 349 20.702 52.363
13 Simo 22.722 0 28 5.805 0 643 1.623 911 287 6.192 38.211
14 Karanggede 9.524 3.525 198 8.258 5.460 1.028 1.222 1.133 138 4.048 34.534
15 Klego 20.617 60 36 216 252 467 2.648 2.574 319 11.870 39.059
16 Andong 24.537 0 0 571 462 1.958 2.433 1.070 246 22.045 53.322
17 Kemusu 20.325 190 418 300 132 2.317 1.488 448 314 12.353 38.285
18 Wonosegoro 26.416 3.908 0 5.210 315 1.108 2.693 594 5.991 5.991 52.226
19 Juwangi 11.476 0 70 53 0 171 1.003 1.130 339 27.816 42.058
Jumlah 244.200 17.851 1.415 63.034 25.746 53.242 52.353 51.617 12.643 316.967 839.068
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-5
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Berdasarkan data Tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Boyolali berjumlah 963.839 jiwa
terdiri dari laki-laki 473.988 jiwa dan perempuan 489.851 jiwa dengan sex ratio jenis kelamin rata-
rata 97. Untuk Kabupaten Boyolali sex ratio adalah 97 artinya jumlah penduduk perempuan 3,00
persen lebih banyak dibanding laki-laki. Kondisi jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio
Kabupaten Boyolali Tahun 2013 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL IV.6
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN SEX RATIO DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Selo 13.367 13.831 27.198 97
2 Ampel 34.252 35.609 69.861 96
3 Cepogo 26.640 27.393 54.033 97
4 Musuk 29.813 31.636 61.449 94
5 Boyolali 29.910 30.751 60.661 97
6 Mojosongo 25.593 26.414 52.007 97
7 Teras 23.476 23.419 46.895 100
8 Sawit 16.332 16.637 32.969 98
9 Banyudono 21.843 23.178 45.021 94
10 Sambi 24.334 24.491 48.825 99
11 Ngemplak 36.270 36.721 72.991 99
12 Nogosari 30.155 31.588 61.743 95
13 Simo 21.056 22.595 43.651 93
14 Karanggede 19.775 21.158 40.933 93
15 Klego 22.853 23.518 46.371 97
16 Andong 30.492 31.475 61.967 97
17 Kemusu 22.941 23.603 46.544 97
18 Wonosegoro 27.270 27.935 55.205 98
19 Juwangi 17.616 17.899 35.515 98
Jumlah 473.988 489.851 963.839 97
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin


Pada Tahun 2013 diketahui bahwa jumlah keluarga sejahtera lebih banyak dibandingkan
dengan banyaknya Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Boyolali, yaitu masing-masing sebanyak 180.
553 jiwa (64%) dan 103.251 jiwa (36%). Tingkat keluarga pra sejahtera paling banyak terdapat di
Kecamatan Kemusu yaitu sebanyak 9.845 jiwa atau sekitar 9,5% dari seluruh jumlah Keluarga Pra
Sejahtera yang ada di Kabupaten Boyolali. Selengkapnya gambaran Jumlah Keluarga Sejahtera dan Pra
Sejahtera per Kecamatan di Kabupaten Boyolali Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.7
BANYAKNYA KELUARGA SEJAHTERA MENURUT TINGKATAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Pra Sejahtera Alasan Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera
No. Kecamatan Jumlah
Ekonomi dan Non Ekonomi I II III III+
1 Selo 3.051 1.896 1.408 1.299 650 8.304
2 Ampel 8.029 3.474 2.871 7.229 621 22.224
3 Cepogo 4.972 5.084 2.776 2.551 515 15.898
4 Musuk 6.261 2.520 2.653 5.800 266 17.500
5 Boyolali 3.497 1.720 1.389 10.150 1.625 18.381
6 Mojosongo 3.738 2.408 2.962 5.572 1.453 16.133
7 Teras 2.972 1.214 2.302 6.922 369 13.779
8 Sawit 1.263 2.375 2.742 2.720 499 9.599
9 Banyudono 2.979 3.684 2.695 4.223 1.308 14.889
10 Sambi 7.260 2.244 1.968 2.233 397 14.102
11 Ngemplak 4.594 2.838 6.141 8.739 196 22.508
12 Nogosari 7.808 3.613 3.736 3.390 789 19.336
13 Simo 2.422 799 1.289 2.702 345 7.557
14 Karanggede 5.121 2.627 2.271 2.395 86 12.500
15 Klego 6.577 1.225 2.233 3.824 276 14.135
16 Andong 7.584 1.919 2.590 5.285 331 17.709
17 Kemusu 9.845 1.986 479 206 0 12.516
18 Wonosegoro 8.971 4.437 1.986 1.563 19 16.976
19 Juwangi 6.307 2.384 790 211 66 9.758
Jumlah 103.251 48.447 45.281 77.014 9.811 283.804
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-6
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk


Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Boyolali tahun 2012-2013 adalah sebesar 0,43%.
Angka pertumbuhan tertinggi terdapat di Kecamatan Ngemplak yaitu sebesar 1,03% dan terendah di
Kecamatan Kemusu yaitu 0,00%. Selengkapnya kondisi pertumbuhan masing-masing kecamatan di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.8
PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Penduduk Pertumbuhan
No. Kecamatan Perubahan
2012 2013 (%)
1 Selo 27.146 27.198 52 0,19
2 Ampel 69.353 69.861 508 0,73
3 Cepogo 53.847 54.033 186 0,35
4 Musuk 61.418 61.449 31 0,05
5 Boyolali 60.265 60.661 396 0,66
6 Mojosongo 51.727 52.007 280 0,54
7 Teras 46.535 46.895 360 0,77
8 Sawit 32.931 32.969 38 0,12
9 Banyudono 44.922 45.021 99 0,22
10 Sambi 48.615 48.825 210 0,43
11 Ngemplak 72.244 72.991 747 1,03
12 Nogosari 61.379 61.743 364 0,59
13 Simo 43.609 43.651 42 0,10
14 Karanggede 40.682 40.933 251 0,62
15 Klego 46.222 46.371 149 0,32
16 Andong 61.918 61.967 49 0,08
17 Kemusu 46.542 46.544 2 0,00
18 Wonosegoro 55.076 55.205 129 0,23
19 Juwangi 35.301 35.515 214 0,61
Jumlah 959.732 963.839 4.107 0,43
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

4.2.5. Persebaran Penduduk


Persebaran penduduk di Kabupaten Boyolali pada masing-masing kecamatan dirasa cukup
merata. Rata-rata jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan adalah sebanyak 50.728 jiwa dan
rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga di Kabupaten Boyolali Tahun 2013 tercatat sebesar 4
jiwa per KK. Banyaknya rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga per kecamatan di
Kabupaten Boyolali Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.9
BANYAKNYA JUMLAH KK DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
No Kecamatan Penduduk Rumah Tangga Rata-rata Anggota Rumah Tangga
1 Selo 27.198 7.782 3
2 Ampel 69.861 21.122 3
3 Cepogo 54.033 15.107 4
4 Musuk 61.449 16.548 4
5 Boyolali 60.661 19.104 3
6 Mojosongo 52.007 16.498 3
7 Teras 46.895 12.611 4
8 Sawit 32.969 9.026 4
9 Banyudono 45.021 13.266 3
10 Sambi 48.825 14.351 3
11 Ngemplak 72.991 21.497 3
12 Nogosari 61.743 18.025 3
13 Simo 43.651 13.019 3
14 Karanggede 40.933 14.462 3
15 Klego 46.371 12.006 4
16 Andong 61.967 17.484 4
17 Kemusu 46.544 11.390 4
18 Wonosegoro 55.205 13.834 4
19 Juwangi 35.515 8.109 4
Jumlah 963.839 275.241 4
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-7
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

4.3. TOPOGRAFI
Kabupaten Boyolali terletak pada ketinggian 75-3119 meter di atas permukaan air laut
(tertinggi di puncak Gunung Merbabu). Dari seluruh desa dan kelurahan yang ada, 224 desa/kelurahan
atau sekitar 83 persen merupakan desa dengan kondisi topografi dataran rendah dan selebihnya
merupakan desa di dataran tinggi. Adapun pengelompokan kecamatan di Kabupaten Boyolali atas
dasar ketinggiannya adalah sebagai berikut :
 Ketinggian antara 75 – 400m dpl yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo,
Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali,
 Ketinggian antara 400 – 700m dpl yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel,
dan Karanggede,
 Ketinggian antara 700 - 1.000m dpl yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo,
 Ketinggian antara 1.000 - 1.300m dpl yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo,
 Ketinggian antara 1.300 - 1.500m dpl yaitu Kecamatan Selo.
 Ketinggian antara 15.500-ke atas Kecamatan Selo hingga puncak Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu dan bagian barat Kecamatan Ampel.
Dilihat dari kelerengannya, Kabupaten Boyolali dibagi menjadi 4 wilayah kemiringan, yaitu:
 Wilayah dengan kemiringan antara 0-8% seluas 32.289 Ha banyak dijumpai di Kecamatan Teras,
Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu,
Wonosegoro dan Juwangi
 Wilayah dengan kemiringan antara 8-15% % seluas 51.264 Ha terdapat di 18 Kecamatan selain
Kecamatan Ngemplak.
 Wilayah dengan kemiringan antara 15-40% seluas 17.040 Ha atau terdapat di Kecamatan Selo,
Ampel, Cepogo, Musuk, Teras, Sambi, Simo, Karanggede, Klego, Kemusu, Wonosegoro dan Juwangi
 Wilayah dengan kemiringan antara >40% seluas 4.745 Ha terdapat 6 kecamatan, yaitu Kecamatan
Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Karanggede, dan Klego.
 Daerah tersebut merupakan wilayah yang harus dilindungi (dihutankan) agar dapat berfungsi
sebagai pelindung hidrologis dan menjaga keseimbangan ekosistim dan lingkungan hidup.
Secara spasial kondisi topografi/ kelerengan dan ketinggian Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada
Peta Kelerengan Kabupaten Boyolali dan Peta Ketinggian Kabupaten Boyolali.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-8
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Peta 4. 2 Peta Kelerengan Kabupaten Boyolali

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-9
Laporan Akhir

Peta 4. 3 Peta Ketinggian Kabupaten Boyolali.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-10
Laporan Akhir

4.4. GEOHIDROLOGI
Wilayah Kabupaten Boyolali termasuk iklim tropis dengan rata-rata curah hujan sekitar 2000
milimeter/tahun. Dari sisi hidrologi, terdapat potensi/kekayaan sumber daya air, meliputi :
 Sumber air dangkal/mata air atau masyarakat setempat menyebutnya umbul, terdapat di Tlatar
(Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan Banyudono), Pantaran
(Kecamatan Ampel),
 Waduk, terdapat di Kedungombo (Kecamatan Kemusu) seluas 3.536 ha, Kedungdowo (Kecamatan
Andong) seluas 48 ha, Cengklik (Kecamatan Ngemplak) seluas 240 ha, dan Bade (Kecamatan
Klego) seluas 80 ha,
 Terdapat 4 (empat) sungai sebagai penyedia air baku yaitu Sungai Serang, Cemoro, Pepe, dan
Gandul.
Sektor-sektor Sumber Daya Air di Kabupaten Boyolali antara lain terdiri dari Sumber Air Tanah,
Air Sungai, dan Air Waduk.
a. Air Tanah
Ditinjau dari kedalaman air tanah, wilayah Boyolali termasuk dalam kategori akuifer berproduksi
sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan keterusan rendah. Muka air tanah umumnya
dangkal, debit air sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik, dengan perincian sebagai berikut :
 Wilayah sebelah Utara termasuk wilayah yang tidak potensial untuk pengembangan air tanah
(0-5 liter/detik) hal ini disebabkan oleh kondisi batuannya berupa litologi endapan aluvial
antar perbukitan, batu gamping berlapis dan endapan vulkanik berukuran halus. Wilayah ini
meliputi: Kecamatan Juwangi, Wonosegoro dan Kemusu.
 Wilayah bagian Tengah termasuk wilayah yang berpotensi untuk pengembangan air tanah
berbagai keperluan permukiman. Debit air berkisar 20-200 m3 per hari dengan produksi
rata-rata 0-10 liter/detik, meliputi Kecamatan Wonosegoro, Karanggede, Klego, Andong,
Simo, Nogosari, Boyolali, dan Sambi. Litologi material hasil aktivitas vulkanik Merapi dan
Merbabu terdiri dari lava, breksi laharik, konglomerat dan batu pasir vulkanik, kontak
dengan perbukitan lipatan dengan litologi yang lebih tua terdiri dari material vulkanik
berukuran halus terdiri lempeng tuffan, lanau tuffan, batu pasir vulkanik halus dan
konglomerat polimik.
 Wilayah yang berpotensi baik untuk pengembangan air bagi irigasi. Debit air berkisar antara
300-800 m3 per hari dengan produksi rata-rata lebih dari 10 liter per detik, meliputi
Kecamatan Teras, Banyudono, dan Sawit. Litologi wilayah tersebut terdiri dari lava andesit,
breksi laharik, konglomerat, dan batu pasir vulkanik yang bagian atasnya tertutup oleh
material fluvio vulkanik Merapi dan Merbabu berupa pasir krikilan sampai pasir bongkah
lepas. Daerah dengan lereng >40% kedalaman air >150 meter meliputi Kecamatan Selo,
Cepogo, Ampel, kerucut gunung berapi dan kaki atas kerucut gunung berapi (G. Merapi dan G.
Merbabu) terdiri dari pasir vulkanik halus sampai kasar, lava andesit ekstrusif dan bongkah-
bongkah andesit. Potensi air tanah ini apabila diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air minum dan air bersih bagi masyarakat.
Air tanah yang ada di Kabupaten Boyolali muncul dalam bentuk mata air. Pada bagian selatan
Kabupaten Boyolali lebih banyak ditemukan mata air dibandingkan dengan bagian utara sehingga
retan timbul kekeringan. Di Boyolali bagian selatan mata air ditemukan di Kecamatan Ampel,
Boyolali, Banyudono, Teras dan Sawit sedangkan di bagian utara ditemukan di Kecamatan
Juwangi, Wonosegoro, dan Kemusu. Mata air ini dimanfaatkan untuk keperluan irigasi desa,
PDAM dan air minum masyarakat. Adapun Mata air di Kabupaten Boyolali antara lain :
 Mata air Tlatar di Kecamatan Boyolali
 Mata air Nepen di Kecamatan Teras
 Mata air Pengging di Kecamatan Banyudono
 Mata air Pantaran, Sipendak dan Simuncar di Kecamatan Ampel
 Mata air Wonopedut di Wonodoyo Kecamatan Cepogo
 Mata air lainnya yang terdapat di Kabupaten Boyolali teridentifikasi sebanyak 104 mata air,
tersebar hampir di seluruh kecamatan.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-11
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

b. Air Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya
sedemikian rupa, sehingga merupakan kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang
melalui daerah tersebut. Sungai merupakan bagian dari DAS sebagai tempat atau wadah dan
jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara yang dibatasi kanan dan kirinya oleh
garis sempadan. Sungai juga berfungsi sebagai pematusan pada saat musim hujan. Di Kabupaten
Boyolali terdapat 6 wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Serang dan Braholo, DAS
Cemoro, DAS Butak, DAS Pepe, DAS Tempel dan Kali Larangan/Gede, dan DAS Gandul.
c. Air Waduk
Waduk merupakan danau buatan yang dipergunakan untuk menampung air, hal ini dimaksudkan
untuk keperluan irigasi, pembangkit tenaga listrik, usaha perikanan dan tempat wisata. Waduk
yang terdapat di Kabupaten Boyolali yaitu :
 Waduk Kedungombo, memiliki luas genangan seluruhnya ada 6.576 ha, meliputi tiga wilayah
yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Grobogan. Khususnya
Kabupaten Boyolali seluas 3.536 ha di Kecamatan Kemusu.
 Waduk Kedungdowo, memiliki luas 48 ha terdapat di Kecamatan Andong.
 Waduk Cengklik, memiliki luas 240 ha terdapat di Kecamatan Ngemplak.
 Waduk Bade, memiliki luas 80 ha terdapat di Kecamatan Klego.
Di Kabupaten Boyolali terdapat banyak danau/waduk/situ/embung yang keberadaannya dapat
digunakan untuk pengairan pada saat musim kemarau, sehingga usaha pertanian masih tercukupi
kebutuhan airnya. Adapun danau/waduk/situ/embung yang ada di Kabupaten Boyolali dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.10
INVENTARISASI DANAU/ WADUK/ SITU/ EMBUNG DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
No Nama Danau/ Waduk/ Situ/ Embung Kecamatan Luas (Ha) Volume (m3)
1 Waduk Kedung Ombo Kemusu 3.536 723.000.000
2 Waduk Cengklik Ngemplak 336 9.299.240
3 Waduk Bade Klego 80 2.844.400
4 Drajitan Musuk 0,12 1.200
Randusari 1 Musuk 0,1 500
5 Barat Blimbing Musuk 0,1 1.500
6 Karang Kendal Musuk 0,1 550
7 Bendosari Musuk 0,05 200
8 Setro Musuk 0,2 5.000
9 Karanganyar 1 Musuk 0,1 500
10 Ngipik Musuk 0,15 600
11 Karanganyar 2 Musuk 0,05 250
12 Wonodadi Musuk 0,15 300
13 Tagunggede Musuk 0,01 200
14 Keposong 1 Musuk 1 1.000
15 Keposong 2 Musuk 2 2.400
16 Randusari 2 Musuk 0,2 400
17 Kewarangan Musuk 0,2 350
18 Tegalsari Musuk 0,2 300
19 Karangasem Musuk 0,15 250
20 Tegalrejo Musuk 0,3 5.000
21 Blabur Musuk 0,1 200
22 Lampargede Musuk 0,2 1.500
23 Randukuning Musuk 0,1 9.000
24 Soko Musuk 0,6 10.000
25 Sambirejo Musuk 0,01 100
26 Pager Jurang Musuk 0,15 3.125
27 Timur Sodong Musuk 0,1 150
28 Manggung Musuk 0,15 200
29 Kepoh Musuk 0,1 150
30 Sukorejo Musuk 0,05 75
31 Dukuh Rejo Musuk 0,05 75
32 Brongkol Musuk 0,2 200
33 Ngargowinangun Musuk 0,03 50
34 Sangen Musuk 0,2 200
35 Wonorejo Musuk 0,15 200
36 Madang Musuk 0,1 150

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-12
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

No Nama Danau/ Waduk/ Situ/ Embung Kecamatan Luas (Ha) Volume (m3)
37 Janur Musuk 0,1 200
38 Sidomulyo Musuk 0,15 150
39 Magomulyo Musuk 0,1 200
40 Banyusri Musuk 0,12 175
41 Tempel Musuk 0,1 200
42 Kalianyar Musuk 0,1 150
43 Gendulan Musuk 0,25 325
44 Tritis Musuk 0,1 100
45 Jamprongan Musuk 0,1 100
46 Weru Musuk 0,1 100
47 Sumur Musuk 0,05 50
48 Badranrejo Musuk 0,05 50
49 Sumur Wetan Musuk 0,06 60
50 Banjar Musuk 0,15 150
51 Doyosari Musuk 0,1 100
52 Tembelang Musuk 0,1 100
53 Dk. Poko Musuk Musuk 2,3 2.000
54 Check Dam Gupaan Andong 0,5 6.250
55 Jatisari Sambi 0,625 6.250
56 Tretes Sambi 0,3 3.650
57 Glintang Sambi 0,3 338
58 Bangsalan Teras 0,3 338
59 Singosari Mojosongo 0,6 600
60 Selo Selo 0,2 180
61 Kiringan Boyolali 1,2 12.600
62 Kiringan Boyolali 0,1 2.000
63 Kadipaten Andong 0,1 180
64 Klumpit Karangede 0,2 180
65 Demangan Sambi 0,15 180
66 Sukorame Musuk 0,2 180
67 Kembang Ampel 0,18 180
68 Mliwis Cepogo 0,1 180
69 Juwangi Juwangi 0,125 180
70 Dologan Karanggede 0,175 180
71 Jurug Mojosongo 1,5 1.560
72 Kalangan Klego 0,5 550
73 Kendel Kemusu 1 10.000
Sumber : DPU dan ESDM Kab. Boyolali, SLHD Kabupaten Boyolali, 2014

4.5. GEOLOGI DAN JENIS TANAH


Sebagian besar wilayah Kabupaten Boyolali adalah dataran rendah dan dataran bergelombang
dengan perbukitan yang tidak begitu terjal. Pemanfaatan bagian barat merupakan daerah pegunungan,
dengan puncaknya Gunung Merapi (2.911 m) dan Gunung Merbabu (3.141 m), keduanya adalah
gunung berapi aktif. Sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan, bagian dari rangkaian
Pegunungan Kendeng. Di bagian utara juga terdapat Waduk Kedungombo. Jenis tanah yang ada di
Kecamatan Boyolali terdiri dari jenis tanah regosol, grumosol, litosol, andosol dan mediteran yang
secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tanah asosiasi litosol dan glumosol kelabu tua merupakan 6,18% dari wilayah Kabupaten Boyolali
yang menyebar di wilayah-wilayah Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro dan
Juwangi.
b. Tanah regosol kelabu meliputi lahan seluas 10,00 persen dari wilayah Kabupaten Boyolali yang
menyebar di wilayah-wilayah Cepogo, Ampel, Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, dan Sawit.
c. Tanah regosol kelabu dan litosol meliputi lahan seluas 7,63% dari wilayah Kabupaten Boyolali
terdiri dari wilayah-wilayah Selo, Cepogo, dan Musuk.
d. Tanah regosol cokelat kekelabuan, meliputi lahan seluas 6,81% dari wilayah Kabupaten Boyolali
terdiri dari wilayah-wilayah Cepogo, Boyolali, Musuk, Mojosongo, Teras, Banyudono, dan Sawit.
e. Tanah kompleks regosol kelabu dan grumosol tua meliputi lahan seluas 20,65% wilayah
Kabupaten Boyolali terdiri dari wilayah-wilayah Juwangi, Wonosegoro, dan Kemusu.
f. Tanah andosol cokelat meliputi lahan seluas 3,73% wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari
wilayah-wilayah Selo, Ampel, dan Cepogo.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-13
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

g. Tanah kompleks andosol kelabu tua dan litosol meliputi lahan seluas 5,92% wilayah Kabupaten
Boyolali terdiri dari wilayah-wilayah Selo, Ampel, dan Cepogo.
h. Tanah grumosol kelabu tua dan litosol meliputi lahan seluas 1,47% wilayah Kabupaten Boyolali
terdiri dari wilayah-wilayah Andong dan Klego.
i. Tanah grumosol kelabu tua meliputi lahan seluas 1,47% wilayah Kabupaten Boyolali terdapat
pada wilayah Juwangi.
j. Tanah asosiasi grumosol kelabu tua, mediteran cokelat meliputi lahan seluas 8,62% wilayah
Kabupaten Boyolali terdiri dari wilayah-wilayah Simo, Sambi, Nogosari, dan Ngemplak.
k. Tanah mediteran cokelat tua meliputi lahan seluas 24,42% wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari
wilayah-wilayah Wonosegoro, Karanggede, Kemusu, Klego, Andong, Simo, Nogosari, Sambi,
Ngemplak, Banyudono, Teras, dan Mojosongo.
l. Tanah litosol cokelat meliputi lahan seluas 4,31% wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari
wilayah-wilayah Ampel, Selo, dan Cepogo.
m. Struktur tanah di Kabupaten Boyolali bagian timur laut tepatnya di sekitar wilayah Kecamatan
Karanggede dan Simo pada umumnya berupa tanah lempung. Pada bagian tenggara yaitu di
sekitar wilayah Kecamatan Banyudono dan Sawit struktur tanahnya berupa tanah geluh. Pada
bagian barat laut yaitu di sekitar wilayah Kecamatan Musuk dan Cepogo struktur tanahnya berupa
tanah berpasir. Dan pada bagian utara yaitu di sepanjang perbatasan dengan wilayah Kabupaten
Grobogan struktur tanahnya berupa tanah berkapur.
Secara spasial kondisi geologi dan jenis tanah Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Peta
Geologi Kabupaten Boyolali dan Peta Jenis Tanah Kabupaten Boyolali.

4.6. KLIMATOLOGI
Karakteristik iklim biasa dihubungkan dengan vegetasi atau faktor-faktor yang mempengaruhi
vegetasi. Dari semua faktor klimatologi terdapat tiga faktor yang penting bagi kehidupan vegetasi,
yaitu : temperatur, curah hujan, dan masa kering. Ketiga faktor ini dipakai sebagai kriteria untuk
menentukan bioclimate (iklim hayati). Berdasarkan iklim hayati tersebut, Kabupaten Boyolali dapat
digolongkan atas wilayah-wilayah iklim sebagai berikut :
 Wilayah dengan curah hujan 1.500-2.000 milimeter/tahun (lembab) dengan bulan kering 3-4
bulan, meliputi daerah Kecamatan Boyolali, Sambi, Nogosari, Simo, Klego, Kemusu, dan Juwangi.
 Wilayah dengan curah hujan lebih dari 2.000 milimeter/tahun (sangat lembab) dengan bulan
kering 2-4 bulan, meliputi daerah Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras,
Sawit, Banyudono, Ngemplak, Karanggede, Andong, dan Wonosegoro.
Rata-rata Curah hujan di kabupaten Boyolali pada tahun 2013 adalah sebesar 25,70 mm/th
dengan curah hujan tertinggi terjadi Januari-Maret. Untuk lebih jelasnya, mengenai kondisi curah
hujan dan hari hujan yang terjadi di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.11
CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Rata-rata Curah
No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hh)
Hujan (mm/th)
1 Januari 431 21 20,52
2 Februari 323 17 19,00
3 Maret 317 17 18,65
4 April 276 17 16,24
5 Mei 239 13 18,38
6 Juni 133 8 16,63
7 Juli 79 6 13,17
8 Agustus 60 4 15,00
9 September 0 0 0,00
10 Oktober 212 9 23,56
11 November 213 11 19,36
12 Desember 286 18 15,89
Jumlah 2.030 79 25,70
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Secara spasial kondisi klimatologi Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Peta Curah Hujan
Kabupaten Boyolali.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-14
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Peta 4. 4 Peta Geologi Kabupaten Boyolali

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-15
Laporan Akhir

Peta 4. 5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Boyolali

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-16
Laporan Akhir

Peta 4. 6 Peta Curah Hujan Kabupaten Boyolali

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 IV-17
Laporan Akhir

4.7. SOSIAL DAN EKONOMI


Bab ini menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat masyarakat
Kabupaten Boyolali sedangkan gambaran ekonomi menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi
daerah. Kondisi perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, laju tingkat investasi
(ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi ekonomi (pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan
jasa, pariwisata).
4.7.1. Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan memudahkan sesorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan.
Pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal baru. Secara
keseluruhan lulusan Perguruan Tinggi/D-IV dan Akademi/Diploma di Kabupaten Boyolali cukup
merata, dengan lulusan terbanyak ada di Kecamatan Teras. Tingkat kualitas pendidikan yang cukup
tinggi telah menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan cukup tinggi. Hal ini dapat
kita lihat dari kuantitas jumlah lulusan perguruan tingg maupun diploma yaitu masing-masing
sebanyak 22.921 jiwa (3%) dan 22.684 (3%). Selengkapnya kondisi mengenai perkembangan tingkat
pendidikan masyarakat di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.12
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2013
Tidak / Belum
No. Kecamatan PT/DIV Akademi/ Diploma SLTA SLTP SD Jumlah
Tamat SD
1 Selo 110 100 1.353 3.008 10.907 9.888 25.366
2 Ampel 272 161 188 3.168 22.522 32.376 58.687
3 Cepogo 971 567 6.607 7.646 21.621 12.326 49.738
4 Musuk 692 697 4.497 6.338 19.970 25.145 57.339
5 Boyolali 2.597 2.091 14.805 11.166 13.697 11.992 56.348
6 Mojosongo 1.231 1.762 8.654 8.655 16.230 12.279 48.811
7 Teras 8.313 7.049 9.088 6.506 8.905 7.034 46.895
8 Sawit 736 794 6.355 5.909 9.044 7.980 30.818
9 Banyudono 902 915 7.545 8.650 12.465 12.116 42.593
10 Sambi 695 744 8.316 10.604 12.934 12.221 45.514
11 Ngemplak 1.156 1.316 12.304 18.311 24.093 10.073 67.253
12 Nogosari 604 884 7.180 12.240 19.817 16.561 57.286
13 Simo 1.904 2.014 8.432 9.831 10.757 8.297 41.235
14 Karanggede 479 518 7.430 9.341 15.206 4.955 37.929
15 Klego 537 1.037 4.017 6.901 17.142 13.308 42.942
16 Andong 967 909 8.099 10.130 17.312 19.660 57.077
17 Kemusu 196 326 4.088 4.514 20.428 12.502 42.054
18 Wonosegoro 266 551 8.083 11.512 21.626 9.438 51.476
19 Juwangi 293 249 1.659 3.170 8.464 19.219 33.054
Jumlah 22.921 22.684 128.700 157.600 303.140 257.370 892.415
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

4.7.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin


Tingkat kemiskinan Kabupaten Boyolali pada tahun 2012 berada diangka 13,88% dan turun
sebesar 0,61% pada tahun 2013 menjadi 13,27%. Jika menggunakan standar target yang termuat pada
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2009-2014, angka kemiskinan
nasional ditargetkan turun menjadi sebesar 8% (target ideal) sampai dengan 10% (target konservatif).
Berdasarkan data Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten
Boyolali Tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Boyolali tahun 2013 adalah 963.839 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk miskin Kabupaten Boyolali 126.500 jiwa atau sebesar 13,27%, berada di
bawah rata-rata capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,44% akan tetapi masih berada di atas rata-
rata capaian nasional sebesar 11,47%. Capaian Kabupaten Boyolali pada tahun 2013 jika dibandingkan
dengan Kabupaten sekitarnya, posisi relatifnya masih lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten
Magelang (13,96%), Klaten (15,60%), Wonogiri (14,01%) dan Sragen (15,93%).

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-18
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Berdasarkan tren perkembangannya, persentase penduduk miskin di Kabupaten Boyolali dalam


lima tahun terakhir (2009-2013) cenderung menurun. Tahun 2009 sebesar 15,96%, tahun 2008
sebesar 18,06%, tahun 2009 sebesar 17,08% tahun 2010 sebesar 13,72%, dan tahun 2013 sebesar
13,27%, kondisi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 4. 3 Grafik Perkembangan Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Boyolali Tahun 2002-2013

Dilihat dari efektivitasnya, penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Boyolali cenderung


efektif dengan mengalami perbaikan setiap tahunnya. Capaian penurunan tersebut diharapkan tetap
konsisten dipertahankan untuk memacu tahun berikutnya agar tingkat kemiskinan mengalami
penurunan.

4.7.3. Perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali


Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Salah satu tolok ukur perbaikan ekonomi suatu wilayah adalah pertumbuhan PDRB atau yang
lebih familiar dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Pertumbuhan PDRB terbagi
dua, yang pertama yaitu pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku, yakni pertumbuhan
yang dihitung dengan harga berlaku/harga pasar, dan sering dikatakan sebagai pertumbuhan semu
karena didalamnya masih mengandung besaran inflasi. Yang kedua adalah pertumbuhan PDRB Atas
Dasar Harga (ADH) Konstan, yang merupakan pertumbuhan riil atau pertumbuhan sesungguhnya,
karena mengabaikan kenaikan harga barang dan jasa.
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga berlaku tertinggi terjadi pada Sektor Pertanian yang
mengalami peningkatan setiap tahunnya disusul oleh Sektor Perdagangan, Sektor Industri Pengolahan
Sektor Jasa-jasa dan sektor lainnya. Sektor yang memberikan kontribusi terkecil dalam pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Boyolali adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Kondisi PDRB atas dasar
harga berlaku Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel dan gambar
berikut:
TABEL IV.13
PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008-2012 (Juta Rupiah)
Tahun
No Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 2.280.069 2.546.284 3.011.970 3.287.454 3.532.962
1.1 Bahan Makanan 1.419.497 1.610.798 2.040.655 2.210.437 2.370.376
1.2 Perkebunan Rakyat 125.834 134.766 141.312 159.874 171.407
1.3 Peternakan 659.543 717.888 714.000 787.256 849.475
1.4 Kehutanan 37.270 39.893 49.240 55.978 60.231

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-19
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Tahun
No Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
1.5 Perikanan 37.925 42.939 66.763 73.909 81.473
2 Pertambangan 54.538 61.294 73.031 81.232 87.019
2.1 Penggalian 54.538 61.294 73.031 81.232 87.019
3 Industri Pengolahan 1.018.709 1.080.339 1.146.565 1.299.897 1.458.666
3.1 Makanan/Minuman dan Tembakau 124.079 131.585 139.652 158.327 178.773
3.2 Tekstil/Pakaian Jadi/Kulit 742.740 787.675 835.960 947.755 1.060.666
3.3 Kayu/Bambu/Furniture 56.335 59.743 63.405 71.884 80.448
3.4 Kertas/Percetakan 36.368 38.568 40.932 46.406 52.418
3.5 Kimia/Pupuk/Karet 2.751 2.917 3.096 3.510 4.070
3.6 Barang Bukan Logam 23.532 24.956 26.486 30.028 34.695
3.7 Logam Dasar 0 0 0 0 0
3.8 Alat Angkutan/Mesin/Perakitan 14.262 15.125 16.052 18.199 20.736
3.9 Pengolahan Lainnya 18.642 19.770 20.982 23.788 26.860
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 75.257 83.142 91.784 98.587 105.511
4.1 Listrik 69.946 76.711 82.465 87.942 94.001
4.2 Air Bersih 5.311 6.431 9.319 10.645 11.510
5 Bangunan/Konstruksi 155.552 181.359 203.122 225.138 250.482
6 Perdagangan 1.622.836 1.772.357 1.938.519 2.193.318 2.480.850
6.1 Besar/Eceran 1.534.216 1.677.252 1.817.028 2.066.086 2.348.249
6.2 Restoran/Rumah Makan 86.615 92.879 118.807 124.096 129.036
6.3 Hotel/Losmen 2.005 2.226 2.684 3.136 3.565
7 Angkutan dan Komunikasi 193.885 204.480 214.426 239.500 269.461
7.1 Angkutan Jalan Raya 179.412 188.763 197.105 220.998 249.501
7.2 Pos dan Telekomunikasi 13.507 14.657 16.119 17.280 18.713
7.3 Jasa Penunjang Angkutan 966 1.060 1.202 1.222 1.247
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 393.298 462.540 531.410 589.250 652.394
8.1 Bank 97.719 112.621 121.067 143.775 168.254
8.2 Lembaga Keuangan Non Bank 16.253 17.373 18.987 21.955 25.665
8.3 Sewa Bangunan 252.135 300.331 357.476 384.987 415.064
8.4 Jasa Perusahaaan 27.191 32.215 33.880 38.533 43.411
9 Jasa-jasa 642.295 751.074 890.859 1.013.956 1.139.534
9.1 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 518.375 604.020 730.929 834.493 936.849
9.2 Sosial kemasyarakatan 63.722 77.121 80.034 83.840 87.391
9.3 Hiburan Rekreasi 2.636 2.828 3.253 3.175 3.214
9.4 Perorangan dan Rumah Tangga 57.562 67.105 76.643 92.448 112.080
PDRB 6.436.439 7.142.869 8.101.686 9.028.332 9.976.879
PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 948.259 950.656 952.040 955.344 958.077
PDRB PER KAPITA (Rp) 6.798.297 7.513.620 8.509.815 9.450.424 10.413.441
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2009-2013

Gambar 4. 4 Grafik Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Boyolali Tahun 2008-2012

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali selama beberapa kurun waktu terakhir dapat
dipertahankan pada angka positif. Laju pertumbuhan perekonomian yang positif ini merupakan hasil
dari kerja keras seluruh perangkat perekonomian baik dunia usaha maupun pemerintah daerah yang
dapat memanfaatkan peluang serta menentukan kebijakan dengan tepat. Tetapi ada beberapa aspek
yang perlu digarisbawahi terkait dengan pertumbuhan ekonomi terlepas dari berapa besar nilai
pertumbuhannya, yaitu ada pertumbuhan ekonomi yang baik, yaitu pertumbuhan ekonomi pada
sektor-sektor atau kegiatan ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti sektor Perdagangan,

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-20
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Hotel dan Restoran, sektor Industri ataupun sektor ekonomi lainnya, sehingga akan memiliki pengaruh
ganda terutama didalam penyerapan tenaga kerja. Dan pertumbuhan ekonomi yang kurang baik,
ketika pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor-sektor kurang bisa menyerap tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali Tahun 2012 yang ditunjukkan oleh laju
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada Tahun 2008-2011 perkembangan PDRB atas dasar harga
konstan selalu menunjukkan angka positif (kenaikan).
Struktur perekonomian kabupaten Boyolali dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan dari
tahun 2007 sampai tahun 2011 berdasarkan lapangan usahanya penggerak utamanya adalah sektor
pertanian 31,8%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 24,3% dan industri pengolahan
16,3%. Dengan melihat kondisi geografis kabupaten Boyolali yang mayoritas merupakan lahan kering,
maka selain mempertahankan pertumbuhan sektor pertanian, pemerintahan Kabupaten Boyolali juga
mengembangan sektor sektor potensial lainnya seperti industri pengolahan dan pertambangan yang
saat ini mempunyai pertumbuhan cukup besar yaitu sebesar 4,48% dan 4,21%. Kondisi laju
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2008-2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL IV.14
PERKEMBANGAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008-2011
Tahun
No Lapangan Usaha
2008 2009 2010 2011 Laju (%)
1 Pertanian 1.328.683.026 1.356.585.370 1.385.073.663 1.414.160.210 2,10
2 Pertambangan 35.458.142 36.950.930 38.502.869 40.119.990 4,21
3 Industri Pengolahan 638.447.911 667.050.377 696.934.234 728.156.888 4,48
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 50.808.090 54.791.444 59.065.177 63.695.887 7,84
5 Bangunan/Konstruksi 107.703.660 111.182.488 113.739.685 116.378.446 2,32
6 Perdagangan 971.814.681 1.006.508.465 1.042.440.817 1.079.655.954 3,57
7 Angkutan dan Komunikasi 105.867.359 110.049.120 114.396.060 118.914.705 3,95
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 250.737.193 267.135.405 284.606.060 303.219.297 6,54
9 Jasa-jasa 409.852.796 459.158.087 514.257.057 575.967.904 12,03
PDRB 3.899.372.858 4.069.411.686 4.249.015.622 4.440.269.279
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2009-2012

4.7.4. Laju Tingkat Investasi (ICOR)


Tingginya nilai investasi di Kabupaten Boyolali, baik dari penanaman modal asing (PMA)
maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), cukup berhasil menekan angka pengangguran di
Boyolali. Investasi itu mampu menyerap ribuan tenaga kerja sekaligus mengurangi jumlah
pengangguran. Data di BPS dan Dinsosnakertrans Boyolali menunjukkan : pada 2011 tercatat,
penduduk Boyolali berumur 15 tahun ke atas yang bekerja, ada sebanyak 462.374 orang, sedangkan
pengangguran terbuka 25.562 orang. Di 2012, jumlah penduduk Boyolali usia 15 tahun ke atas yang
bekerja, meningkat menjadi 497.984 orang dan jumlah pengangguran menurun ke angka 23.550.
Jumlah penduduk yang bekerja pada 2013 naik lagi menjadi 500.041 orang dan jumlah pengangguran
28.852 orang. Pada 2014 lalu, jumlah yang bekerja menjadi sebanyak 693.473 orang, dan jumlah
pengangguran turun menjadi sekitar 23.000 orang. Total Investasi Komulatif PMA dan PMDN sampai
dengan Bulan Desember 2014 adalah sebesar Rp. 4,351,858,192,958 dan U$ 55.275.500. Selengkapnya
laju tingkat investasi di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada beberapa tabel berikut :
TABEL IV.15
PERKEMBANGAN JUMLAH INVESTOR DAN NILAI INVESTASI PMDN
Tahun Investor Masuk Per Tahun Jumlah Investor Investasi Masuk Per Tahun Jumlah Investasi
2005 6 6 407.300.000.000 407.300.000.000
2006 0 6 0 407.300.000.000
2007 2 8 68.500.000.000 475.800.000.000
2008 460 468 126.559.524.650 602.359.524.650
2009 621 1.089 83.664.000.000 686.023.524.650
2010 767 1.856 153.452.340.100 839.475.864.750
2011 859 2.715 250.265.940.608 1.089.741.805.358
2012 1.056 3.771 273.254.000.000 1.362.995.805.358
2013 938 4.709 1.121.680.000.000 2.484.675.805.358
2014 804 5.513 1,170,394,000,000 3.655.069.805.358
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Boyolali, 2014

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-21
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

TABEL IV.16
PERKEMBANGAN REALISASI INVESTOR (PMA) di KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010-2014
Tahun Jumlah Proyek Realisasi Investasi Investasi Kumulatif (us $)
2010 1 US $ 920.000 US $ 50.024.000
2011 1 US $ 245.000 US $ 50.269.000
2012 1 US $ 6.500 US $ 50.275.500
2013 1 Rp. 76.784.387.600 US $ 50.275.500 dan Rp. 76.784.387.600
2014 4 US $ 5.000.000 dan Rp. 620.000.000.000 US $ 55.275.500 dan Rp. 696.784.387.600
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Boyolali, 2014

Besarnya investasi yang masuk ke Kabupaten Boyolali dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya
adalah lokasi yang cukup strategis di jalur utama Jawa Tengah, sehingga para investor sangat mudah
mengirimkan barangnya kepada para konsumen di luar daerah. Selain itu, juga dipengaruhi oleh
mudahnya perizinan yang ada di Boyolali dan banyaknya perusahaan yang digratiskan dalam proses
perizinan.

4.7.5. Laju Inflasi Daerah


Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau statis. Kondisi
tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran angka inflasi ataupun deflasi. Angka inflasi/deflasi
sangat berpengaruh terhadap perekonomian makro. Jika terjadi inflasi tinggi, maka akan berpengaruh
terhadap daya beli konsumen, biasanya tingkat daya beli masyarakat akan turun disebabkan nilai uang
yang dibelanjakan turun. Sebaliknya jika tidak ada inflasi atau terjadi deflasi, hal ini juga tidak
menguntungkan bagi perkembangan ekonomi dan apabila terjadi deflasi terus menerus akan
menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi.
Perkembangan harga berbagai komoditas di Boyolali pada Maret 2014 secara umum
mengalami kenaikan. Pada bulan Maret 2014 di Kabupaten Boyolali mengalami inflasi sebesar 0,28%
atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 138,59 pada bulan Februari 2014 menjadi
138,98 pada bulan Maret 2014. Laju inflasi tahun kalender sebesar 1,82% Inflasi terjadi karena adanya
kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok Bahan Makanan 0,26%,
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,45% kelompok Perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar 0,08%, kelompok sandang 0,81%, kelompok kesehatan 1,25%, dan kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga 0,03%. Sedangkan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan stabil
sebesar 0,00%.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain : beras, cabe rawit, bawang
putih, minyak goreng, kacang hijau. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain
: daging ayam ras, telur ayam ras, cabe merah, bawang merah. Pada bulan Maret 2014 kelompok –
kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok Bahan Makanan
0,078 %, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0863 %, kelompok perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar 0,016 %, kelompok sandang 0,043 %, kelompok kesehatan 0,0592 % dan
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,0022 %.
Pada bulan Desember 2014 Kabupaten Boyolali terjadi inflasi sebesar 2,38 persen dan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,84. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan
oleh kenaikan indeks pada kelompok Bahan Makanan sebesar 5,54 persen, kelompok Transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,68, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan tembakau
sebesar 1,37 persen, kelompok Perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,14 persen,
kelompok sandang sebesar 0,59 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen, kelompok
Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga sebesar 0,02 persen. Laju inflasi tahun kalender kabupaten
Boyolali sebesar 7,45 persen dan laju inflasi “year on year” sebesar 7,45 persen. Secara umum di Jawa
Tengah terjadi Inflasi di bulan Desember 2014 ini sebesar 2,25 persen sedangkan Nasional sebesar
2,46 persen. Kondisi inflasi yang terjadi ini memberikan efek positif yang mendorong perekonomian
lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,
menabung dan mengadakan investasi. Perkembangan inflasi Kabupaten Boyolali, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel dan gambar berikut :

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-22
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Gambar 4. 5 Grafik Inflasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012 - 2014

4.7.6. Potensi Ekonomi


Kabupaten Boyolali memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk masa sekarang
maupun pada masa mendatang. Adapun potensi ekonomi tersebut antara lain :
A. Pertanian
Kabupaten Boyolali merupakan wilayah yang masih menyimpan potensi yang sangat besar bagi
usaha pertanian, khususnya pertanian padi. Hal ini terlihat bahwa Kabupaten Boyolali terdapat
beberapa kecamatan yang sudah mempunyai Lumbung Pangan Masyarakat Desa (LPMB). Potensi
pertanian Kabupaten Boyolali meliputi tanaman pangan, sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman
perkebunan. Produksi Padi sawah di Kabupaten Boyolali tersebar diseluruh kecamatan, kecuali di
Kecamatan Musuk dan Selo. Luas panen padi sawah secara keseluruhan adalah 43.110 Ha dengan
produksi sebanyak 244.736 Ton. Selain itu terdapat pula padi ladang dengan luas panen 4.930 Ha dan
produksinya sebanyak 22.486 Ton. Produk tanaman pangan lain di Kabupaten Boyolali, selain padi
meliputi : Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, dan Kedelai yang secara lengkap dapat dilihat
pada tabel berikut :
TABEL IV.17
LUAS PANEN DAN PRODUKSI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai
Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen
Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi
(Ton)

(Ton)

(Ton)

(Ton)

(Ton)

(Ton)

(Ton)
No. Kecamatan
(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

1 Selo - - - - 133 600 20 303 9 129 - - - -


2 Ampel 833 4.610 250 1.193 4.352 23.482 305 5.177 - - 190 259 - -
3 Cepogo 2 11 105 503 1.891 8.856 157 2.617 - - 10 12 7 8
4 Musuk - - 652 3.112 3.448 16.338 191 3.255 3 42 2 2 42 49
5 Boyolali 711 4.012 115 550 1.012 5.438 227 4.174 - - 217 306 85 108
6 Mojosongo 1.797 10.177 612 2.922 929 5.866 932 17.789 13 140 198 300 - -
7 Teras 2.601 14.992 - - 381 2.437 33 553 - - - - - -
8 Sawit 1.557 10.056 - - 137 814 - - - - - - - -
9 Banyudono 3.078 19.918 - - 351 2.388 3 57 3 43 29 43 - -
10 Sambi 3.654 20.164 - - 38 204 59 838 - - 47 66 241 229
11 Ngemplak 3.346 18.899 - - 109 657 47 767 - - 186 272 26 26
12 Nogosari 5.082 29.813 329 1.570 97 545 36 619 - - 963 1.506 41 42
13 Simo 4.381 24.701 103 492 145 778 635 10.789 - - 336 510 105 158
14 Karanggede 3.302 18.239 - - 207 1.041 113 1.897 - - 28 39 24 27
15 Klego 3.167 17.299 307 1.467 613 2.907 783 12.933 22 315 292 393 16 24
16 Andong 4.396 23.829 850 3.380 1.371 6.632 641 10.019 - - 553 759 - -
17 Kemusu 1.254 6.831 300 1.432 3.052 15.894 177 3.020 - - 33 43 75 82
18 Wonosegoro 3.126 17.063 617 2.572 3.037 16.239 310 5.085 - - 41 54 430 480
19 Juwangi 823 4.122 690 3.293 2.444 12.018 235 1.988 - - 57 76 867 1.085
Jumlah 43.110 244.736 4.930 22.486 23.747 123.134 4.904 81.880 50 669 3.182 4.640 1.959 2.318
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
Kabupaten Boyolali mempunyai jenis tanah dan struktur tanah yang bagus, sehingga Kabupaten
Boyolali menjadi wilayah yang potensial dan sangat cocok sebagai daerah pengembangan holtikultura.
Berbagai sayur mayur dan buah-buahan dapat tumbuh subur di Kabupaten Boyolali. Adapun sayur-

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-23
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

sayuran tersebut antara lain : Bawang Merah, Bawang Daun, Kentang, Wortel, Kobis, Sawi, Cabe,
Tomat, Terung, Buncis, Mentimun, Labu Siam, Kangkung, Bayam, dan berbagai sayuran lainnya.
Selengkapnya potensi sayuran yang ada di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.18
LUAS PANEN DAN PRODUKSI SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Bawang Merah Bawang Daun Kentang Wortel Kobis Sawi Cabe
Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen
Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi
No. Kecamatan
(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)
(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)
1 Selo 197 18.326 761 78.766 23 3.680 1.713 248.260 1.142 143.525 687 80.963 101 10.741
2 Ampel 2 230 25 2.050 - - 15 1.080 358 20.915 8 193 434 19.505
3 Cepogo 147 3.841 70 3.875 - - 30 2.775 55 6.263 164 14.118 227 15.876
4 Musuk 4 284 20 1.323 - - - - 3 404 - - 1.496 194.554
5 Boyolali - - - - - - - - - - - - 108 4.269
6 Mojosongo - - - - - - - - - - 22 937 147 9.374
7 Teras - - - - - - - - - - - - 7 176
8 Sawit - - - - - - - - - - - - 12 165
9 Banyudono - - - - - - - - - - - - 7 189
10 Sambi - - - - - - - - - - - - - -
11 Ngemplak - - - - - - - - - - 60 6.000 - -
12 Nogosari - - - - - - - - - - 100 4.421 3 78
13 Simo - - - - - - - - - - 4 109 5 128
14 Karanggede - - - - - - - - - - - - - -
15 Klego - - - - - - - - - - - - - -
16 Andong - - - - - - - - - - - - - -
17 Kemusu - - - - - - - - - - - - 7 457
18 Wonosegoro 2 110 - - - - - - - - - - 1 15
19 Juwangi - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 352 22.791 876 86.014 23 3.680 1.758 252.115 1.558 171.107 1.045 106.741 2.555 255.527
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

TABEL IV.19
LUAS PANEN DAN PRODUKSI SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 (Lanjutan)
Tomat Terung Buncis Mentimun Labu Siam Kangkung Bayam
Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen

Luas Panen
Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi
No. Kecamatan
(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)

(Kw)
(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)
1 Selo 75 18.091 7 1.035 134 16.378 27 4.571 70 119.100 - - - -
2 Ampel 5 960 8 1.332 23 1.688 - - 3 2.375 - - - -
3 Cepogo 47 14.432 8 6.092 57 4.962 4 595 12 2.467 - - - -
4 Musuk - - - - 15 3.283 - - 7 7.640 - - - -
5 Boyolali 11 610 7 335 - - 8 395 - - - - - -
6 Mojosongo 22 3.273 25 3.352 - - 26 3.460 - - - - - -
7 Teras 3 35 7 115 - - 5 130 - - - - - -
8 Sawit 3 23 14 211 - - 13 198 - - 3 154 - -
9 Banyudono 1 3 4 30 - - 3 25 - - - - - -
10 Sambi - - - - - - - - - - 18 725 - -
11 Ngemplak - - - - - - - - - - 39 3.900 58 580
12 Nogosari - - - - - - - - - - 35 4.484 107 3.985
13 Simo - - - - - - - - - - 8 716 8 193
14 Karanggede - - 1 36 - - - - - - - - - -
15 Klego - - - - - - - - - - - - - -
16 Andong - - - - - - - - - - 2 16 4 8
17 Kemusu - - 1 57 - - - - - - 1 92 1 60
18 Wonosegoro - - 1 13 - - - - - - - - - -
19 Juwangi - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 167 37.427 83 12.608 229 26.311 86 9.374 92 131.582 106 10.087 178 4.826
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Selain sayuran, Kabupaten Boyolali juga kaya akan berbagai jenis tanaman buah, antara lain :
Alpukat, Manggis, Rambutan, Duku, Durian, Pisang, Jambu Biji, Jambu Air, Sawo, Pepaya, Mangga,
Nangka, Belimbing, Melon, dan berbagai buah lainnya. Budidaya buah pisang hampir dapat ditemui di
seluruh kecamatan. Terdapat pula buah langka yang hidup di Kabupaten Boyolali seperti buah manggis
yang tumbuh di Kecamatan Ampel, Musuk, dan Boyolali. Adapun luas panen dan produksi buah-
buahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-24
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

TABEL IV.20
LUAS PANEN DAN PRODUKSI BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 (Kw)

Rambutan

Jambu Biji

Belimbing
Jambu Air
Manggis
Alpukat

Mangga

Nangka
Pepaya
Durian

Pisang

Melon
Duku

Sawo
No. Kecamatan

1 Selo 45 - - - 6 4.524 443 - - - - 1.988 - -


2 Ampel 36.128 53 240 - 9.948 51.151 321 - 88 11.509 31 - - -
3 Cepogo 1.050 - - - 875 9.460 - 1 - 2.687 12 5.450 - -
4 Musuk 59.566 42 745 135 503 23.703 1.404 144 157 2.693 3944 1.168 72 -
5 Boyolali 470 28 2.630 125 1.019 3.507 398 13 1500 79.175 1465 7.000 6 -
6 Mojosongo 792 - 6.800 - 2.953 129 80 24 13 188.970 18318 3.250 78 -
7 Teras - - - - - 8.210 395 1 310 18.530 370 2.082 228 -
8 Sawit - - - - - 562 18 14 6 47 350 25 10 -
9 Banyudono 8 - 150 - 30 420 - 16 86 700 1.150 290 - -
10 Sambi 25 - 498 - 168 9.043 26 - 370 - 11.835 3.768 26 -
11 Ngemplak - - - - 500 1.240 1.312 784 540 600 2.300 632 432 200
12 Nogosari - - 201 - 24 5.103 52 - 501 113 5.020 960 99 1739
13 Simo 15 - 1.422 - 1.202 6.118 6 38 92 721 3.159 5.230 23 122
14 Karanggede 5 - 1.600 - 1.250 5.795 293 14 347 1.722 7.250 445 16 -
15 Klego - - - - 918 18.202 - - 738 153 18.053 - - 242
16 Andong - - 2.277 - - 988 166 - - 67 17.699 47 9 1940
17 Kemusu - - - - - 9.661 473 50 29 - 7.000 582 - 1595
18 Wonosegoro - - 71 - - 13.524 46 4 7 - 1.550 840 - 1040
19 Juwangi - - - - - 90.850 190 - - - 48.500 4.080 - 4391
Jumlah 98.104 123 16.634 260 19.396 262.190 5.623 1.103 4.784 307.687 148.006 37.837 999 11.269
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Tanaman tembakau di Kabupaten Boyolali dihasilkan di Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk,
Boyolali, Mojosongo, Teras, Sawit, dan Banyudono. Produksi pada tahun 2013 adalah sebanyak
3.262.080 kg dengan areal seluas 3.733,50 hektar. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan Kabupaten Boyolali Tahun 2014 di ketahui bahwa perkebunan tembakau yang ada di
boyolali adalah berupa tembakau rajangan dan tembakau asepan. Selengkapnya potensi tanaman
perkebunan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.21
LUAS PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Kelapa Cengkeh Teh Tembakau Kencur Jahe
Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)
Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi
(Butir)

No. Kecamatan
(Kw)

(Kw)

(Kg)

(Kg)

(Kg)
1 Selo - - 45,00 250,00 - - 1.050,00 860.760 - - 3,80 117.010
2 Ampel 458,20 184.700 160,00 576,00 14,50 188,50 493,50 394.800 - - 55,00 550.000
3 Cepogo 55,50 23.050 40,00 120,00 - - 1.140,00 991.800 - - 27,00 350.000
4 Musuk 180,00 8.400 10,69 51,31 0,70 9,10 385,00 207.900 - - 5,00 111.250
5 Boyolali 127,65 110.289 4,81 13,47 - - 75,00 50.250 1,21 17.480 2,88 37.300
6 Mojosongo 41,00 - 10,00 23,00 - - 57,00 44.880 - - - -
7 Teras 44,80 3.098 - - - - 123,00 184.500 - - - -
8 Sawit 170,00 29.239 - - - - 177,00 295.590 - - - -
9 Banyudono 42,50 15.504 - - - - 76,00 118.560 - - - -
10 Sambi 35,00 18.827 - - - - - - 3,23 31.689 0,06 3.074
11 Ngemplak - - - - - - - - - - - -
12 Nogosari 6,55 527 - - - - - - 158,00 3.026.000 - -
13 Simo 128,70 56.628 - - - - - - 8,00 64.540 0,15 1.041
14 Karanggede 224,00 1.712 3,00 9,00 - - - - - - 0,50 5.000
15 Klego 255,00 30.456 1,33 3,59 - - - - 23,00 647.105 - -
16 Andong 43,75 - - - - - - - 14,00 182.000 6,00 72.000
17 Kemusu 156,10 2.142 - - - - - - - - - -
18 Wonosegoro 894,00 35.100 - - - - - - - - - -
19 Juwangi 88,00 22.088 - - - - 157,00 113.040 - - - -
Jumlah 2.950,75 541.760 275 1.046,37 15,20 197,60 3.733,50 3.262.080 207,44 3.968.814 100,39 1.246.675
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-25
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

TABEL IV.22
LUAS PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
(Lanjutan 1)
Kopi Robusta Kopi Arabika Jambu Mete Kenanga Kapuk Randu Khina Pace

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)
Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi

Produksi
(Ton)

(Ton)

(Ton)

(Ton)
No. Kecamatan

(Kg)

(Kg)

(Kg)
1 Selo 2,50 750 13,00 19,50 - - - - - - 3,10 - - -
2 Ampel 131,10 29.498 74,60 26,10 - - - - 14,00 5,63 - - - -
3 Cepogo 5,00 1.000 5,25 1,01 - - 22,00 3.200 - - - - - -
4 Musuk - - 10,03 2,16 - - - - 76,00 0,00 - - - -
5 Boyolali 3,09 773 - - - - - - 2,10 0,00 - - - -
6 Mojosongo 8,30 2.490 - - 11,00 2.200 2,00 450 - - - - - -
7 Teras - - - - 1,60 160 4,00 800 - - - - - -
8 Sawit - - - - - - 1,00 45 - - - - - -
9 Banyudono - - - - - - 11,55 283 6,40 1,67 - - - -
10 Sambi - - - - - - - - - - - - - -
11 Ngemplak - - - - - - - - - - - - 1,00 9.000
12 Nogosari - - - - 7,75 19.375 - - - - - - - -
13 Simo - - - - 16,02 31.252 - - 5,30 4,62 - - - -
14 Karanggede 1,00 360 - - - - - - 2,00 0,00 - - - -
15 Klego 1,00 62 - - 33,09 43.700 - - 3,14 0,58 - - - -
16 Andong - - - - 29,75 39.000 - - - - - - - -
17 Kemusu - - - - - - - - - - - - - -
18 Wonosegoro - - - - - - - - - - - - - -
19 Juwangi - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 151,99 34.933 102,88 48,77 99,21 135.687 40,55 4.778 108,94 12,50 3,10 0,00 1,00 9.000
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014
TABEL IV.23
LUAS PANEN DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
(Lanjutan 2)
Kantil Lengkuas Temu Lawak Kapulogo
Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)

Luas (Ha)
Produksi

Produksi

Produksi

Produksi
(Ton)

(Ton)

(Ton)

(Ton)
No. Kecamatan

1 Selo - - - - - - - -
2 Ampel - - - - 15,00 280.000 - -
3 Cepogo - - 1,00 16.000 15,00 163.200 - -
4 Musuk - - - - - - - -
5 Boyolali - - 0,16 8.800 0,11 4.025 0,12 815
6 Mojosongo - - - - - - - -
7 Teras - - - - - - - -
8 Sawit - - - - - - - -
9 Banyudono 2,60 0,09 - - - - - -
10 Sambi - - 0,20 2.304 0,16 1.600 0,00 33
11 Ngemplak - - - - - - - -
12 Nogosari - - - - - - - -
13 Simo - - 0,21 1.352 0,27 2.456 - -
14 Karanggede - - - - - - - -
15 Klego - - - - - - - -
16 Andong - - - - - - - -
17 Kemusu - - - - - - - -
18 Wonosegoro - - - - - - - -
19 Juwangi - - - - - - - -
Jumlah 2,60 0,09 1,57 28.456 30,54 451.281 0,12 848
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

B. Peternakan
Boyolali dikenal sebagai kota susu, karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu
sapi segar di Jawa Tengah. Peternakan sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran
tinggi yang berudara dingin, karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal dari wilayah sub-
stropis Australia dan Selandia Baru. Selain itu susu dapat di olah menjadi keju oleh pabrik keju asal
Boyolali yaitu keju Indrakila, didaerah Kecamatan Ampel juga terdapat sentra industri Abon dan
Dendeng.
Kabupaten Boyolali mempunyai potensi peternakan. Sektor peternakan telah menyumbang PDRB
Kabupaten sebesar 10,4 %. Produk yang merupakan unggulan di Kabupaten Boyolali adalah Sapi
Perah. Sapi perah dibudidayakan hampir disebagian besar kecamatan. Populasi ternak saat ini
mencapai 88.533 ekor dengan peternak sebanyak 35.221 peternak. Pada sektor peternakan yang

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-26
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

menjadi andalan adalah sapi potong yang produksi dagingnya telah mencapai 8.301.600 kg/tahun. Di
Propinsi Jawa Tengah Kab Boyolali menduduki peringkat ke 4 (empat) dalam jumlah sapi potong. Saat
ini jumlah peternak mencapai 49.655 orang dengan populasi ternak sebanyak 98.248 ekor. Secara
rinci kondisi ternak dan unggas di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.24
BANYAKNYA TERNAK DAN UNGGAS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Ayam
Sapi Sapi Ayam Burung
No. Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Kelinci Ras Itik
Potong Perah Buras Puyuh
Petelur
1 Selo 1.765 8.362 - 8 613 388 - 174 78.730 60.251 556 -
2 Ampel 5.882 14.421 30 35 7.031 5.618 40 205 298.608 7.868 1.422 107.623
3 Cepogo 892 17.915 - 9 11.653 782 121 217 642.791 108.053 4.829 2.691
4 Musuk 6.114 28.440 - 32 25.972 1.022 - 390 97.123 115.304 970 6.726
5 Boyolali 1.426 6.463 11 204 3.763 762 102 188 1.363.093 108.468 1.585 45.740
6 Mojosongo 6.525 12.576 38 36 3.481 1.960 117 42 35.028 77.979 3.143 183.632
7 Teras 4.193 216 200 28 4.407 1.078 1.642 719 14.864 94.914 30.058 375.606
8 Sawit 587 15 209 51 2.162 1.298 5.159 118 - 78.205 22.902 36.323
9 Banyudono 838 40 134 106 3.718 2.610 2.152 20 85.479 88.420 52.668 99.552
10 Sambi 6.888 3 187 24 4.397 2.728 64 23 - 77.088 6.352 16.547
11 Ngemplak 2.140 3 67 23 1.751 1.915 327 36 400.595 136.237 34.685 187.332
12 Nogosari 7.579 - - - 4.379 3.318 - 24 - 99.747 6.957 87.444
13 Simo 6.554 66 74 16 2.905 3.857 - 396 1.579.899 99.807 5.934 222.771
14 Karanggede 4.519 8 168 - 3.395 4.521 - 1.535 221.862 101.875 13.012 47.085
15 Klego 9.185 5 10 - 3.702 5.758 - 15 - 140.512 884 133.857
16 Andong 10.578 - - - 6.345 5.374 - 53 52.832 86.971 5.117 64.574
17 Kemusu 8.609 - - - 5.120 5.651 - 30 102.719 82.986 1.327 40.359
18 Wonosegoro 8.447 - 42 12 5.164 5.149 - 87 160.925 106.876 3.056 4.036
19 Juwangi 5.527 - 52 18 9.276 2.551 - 661 - 71.195 1.900 -
Jumlah 98.248 88.533 1.222 602 109.234 56.340 9.724 4.933 2.050.257 1.742.756 197.357 1.661.898
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Produksi susu sebagian besar berasal dari Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Boyolali, dan
Mojosongo. Produksi susu berdasarkan Penerimaan susu dari KUD pada tahun 2013 adalah sebanyak
47.404.826 liter dengan rata-rata produksi tiap harinya adalah sebanyak 129.876 liter/hari.

C. Pertambangan
Kabupaten Boyolali memiliki potensi tambang seperti : Andesit, Batu Belah / Batukali, Tras,
Tanah Urug, Sirtu, Batugamping, Bentonit, Tanah Diatomae, Lempung/ Tanah Liat, dan lainnya. Akan
tetapi Potensi yang ada belum dapat dieksplorasi dengan baik. Mungkin karena SDM yang kurang dan
Biaya Eksplorasi yang menelan biaya sangat besar. Sedangkan yang dieksplorasi secara massal hanya
Bahan Galian Golongan C, seperti batu belah, dan tanah urug.
Sebenarnya beberapa waktu yang lalu telah ditemukan sumber minyak di Boyolali, tepatnya di
Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro. Debit Minyak itu sekitar 24-25 ml per detik. Diperkirakan
minyak tersebut keluar melalui rembesan rekahan batu bantaran. Minyak bumi memang bisa muncul
karena tingginya kandungan bintonik di wilayah Wonosegoro. Hasil kajian Badan Perencana dan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Boyolali, wilayah Wonosegoro telah ditemukan kandungan bintonik
seluas sekitar 4.900 hektare. Bintonik itu sendiri ialah salah satu elemen padat yang dapat
diformulasikan untuk menjernihkan minyak mentah. Di Desa Repaking, kecamatan Wonosegoro itu
sendiri masyarakat desa setempat menggunakan minyak mentah tersebut untuk kegiatan sehari-
hari,seperti memasak,dan untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Mereka mendapatkan minyak mentah
tersebut dari sekitar mata air.dan dengan peralatan sederhana mereka menyuling minyak mentah
tersebut untuk memisahkan minyak dengan air. Berikut adalah beberapa potensi tambang yang ada di
Kabupaten Boyolali.
TABEL IV.25
POTENSI TAMBANG DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Potensi Keterangan
1. Andesit Lokasi : Kecamatan Sambi (12 Ha), Mojosongo (0,51 Ha), Ampel (0,55 Ha), dan Karanggede (4,51 Ha)
2. Batu Belah Lokasi : Kecamatan Ampel (2Ha), Klego (0,51 Ha), dan Andong (7,5 Ha)
/ Batukali
3. Tras Lokasi : Kecamatan Mojosongo (2Ha)
4. Tanah Urug Lokasi : Kecamatan Nogosari (125 Ha), Ngemplak (75 Ha), dan Banyudono (75 Ha)
5. Sirtu Lokasi : Kecamatan Musuk (2 Ha), Ampel (3,5 Ha), Mojosongo (0,5 Ha), Banyudono (15 Ha), Sambi (111 Ha)
6. Batugamping Lokasi : Kecamatan Juwangi (200 Ha)

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-27
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Potensi Keterangan
7. Bentonit Lokasi : Kecamatan Simo (900 Ha), Klego (500 Ha), Karanggede (375 Ha), Wonosegoro (775 Ha), dan
Kemusu (150 Ha)
8. Tanah Lokasi : Kecamatan Mojosongo (1.512 Ha)
Diatomae
9. Lempung/ Lokasi : Kecamatan Ngemplak (41 Ha), dan Sambi (75 Ha)
Tanah Liat
Sumber : Analisis Berbagai Sumber, 2014

D. Industri
Kabupaten Boyolali banyak terdapat industri, baik itu jenis industri besar, industri sedang
maupun industri kecil. Gamelan merupakan salah satu produk yang dapat diandalkan dari Boyolali.
Industri kecil ini sudah ada sejak 1980 hingga sekarang keberadaannya tetap dilestarikan oleh para
perajin. Jumlah pengusaha ada dua orang di Desa jagoan, Kecamatan Sambi Boyolali membuat
produknya, sedangkan di Desa Dukuh, Banyudono mengerjakan peakitan dan finishing gamelan.
Dukuh Tumang, Desa/Kecamatan Cepogo merupakan sentra penghasil produk kerajinan tembaga dan
kuningan yang sudah terkenal baik di tingkat lokal maupun regional atau mancanegara. Karena,
komoditas itu merupakan unggulan dari Kabupaten Boyolali. Jenis yang dihasilkan sangat beragam
antara lain, lampu hias, relief, bak mandi, kaligrafi, tempat buah, vas bunga, dan aksesoris lainnya.
Produksi ini melalui eksportir sebagian sudah diekspor ke beberap negara antara lain Belanda,
Perancis, Korea, Amerika Serikat, dan Canada. Desa Cepogo merukan jalur wisata Solo-Selo-Borobudur
(SSB), sehingga sering dilewati atau dikunjungi oleh turis baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Bahkan, para tamu dari dans atau instansi untuk studi banding, magang atau sekaligus. Adapun
produksi kerajinan tembaga adalah > 400.000 buah/tahun dengan Jumlah unit usaha sebanyak 360
industri.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas unggulan yang berkualitas ekspor. Jenis atsiri yang
dikembangkan di wilayah Boyolali, antara lain bunga kenanga, nilam, ilang-ilang, dan daun cengkeh.
Desan Bendan Kecamatan Banyudono merupakan penghasil minyak atsiri kenangan, karena di daerah
itu banyak ditanam pohohn kenangan, di mana dahulu masyarakat hanya mengenal bungan kenangan
sebagai bungan tabur, akan tetapi setelah melalui proses penyulingan dapat dibuat sebagai minyak
atsiri yang memiliki nilai produksi jauh lebih tinggi. Minyak atsiri nilam dan ilang-ilang diproduksi di
Desa jelok, Kecamatan Cepogo dan minyak daun cengkeh banyak diproduksi di Desa Musuk,
Kecamatan Musuk. Sebagian besar minyak atsiri dijual melalui eksportir baik dari Kota Surabaya,
Yogyakarta, dan Malang untuk negara tujuan Perancis, Singapura, dan USA. Adapun produksi dari
industri ini mencapai 113,65 ton/tahun. Selengkapnya gambaran mengenai industri kecil di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV.26
BANYAKNYA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Banyaknya Jumlah Besarnya Investasi
No Jenis Industri
Industri Tenaga Kerja (000 Rp)
A. Industri Agro
1 Ind. Pengolahan Daging
- Abon dan Dendeng 13 136 510.820.000
2 Ind. Susu dan Makanan dari Susu /Kerupuk Susu 2 11 24.000.000
3 Ind. Pengolahan Padi, Tepung dan Makanan lainnya
- Makanan Ternak 4 18 170.000.000
4 Ind. Makanan lainnya
- Roti 130 573 1.673.906.000
- Es Mambo 10 60 49.300.000
- Gula Merah 28 158 101.750.000
- Mie Basah 11 35 16.474.000
- Tahu 114 342 1.710.000.000
- Tempe 532 1.265 1.808.078.000
- Marning 15 39 67.455.000
- Kerupuk Tarung/Bandung 128 812 1.172.112.400
- Kerupuk Kulit Sapi 8 38 214.500.000
- Kerupuk Rambak 127 427 1.950.768.800
-Karak 51 165 265.500.000
- Ceriping Singkong 82 203 194.807.000
- Rengginang 75 198 129.039.000
- Emping Melinjo 82 188 276.550.000

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-28
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Banyaknya Jumlah Besarnya Investasi


No Jenis Industri
Industri Tenaga Kerja (000 Rp)
- Sambal Kacang 1 2 2.000.000
- Brem 1 2 8.000.000
- Sari Kelapa 80 226 161.625.000
- Kecap 23 51 84.362.500
- Mento 99 291 78.995.000
- Kue Basah 68 140 324.500.000
- Tape Ketela 130 573 1.673.906.000
- Telur Asin 10 60 49.300.000
5 Ind. Minuman
- Jamu Gendong 40 52 29.900.000
- Jamu Kapsul 3 19 104.000.000
6 Ind. Pengolahan Tembakau
- Tembakau Oven & Rajang 150 2.921 14.529.700.000
- Rokok 3 548 1.615.000.000

B. Industri Kimia dan Hasil hutan


1 Ind. Penggergajian dan Pengawetan
- Pengolahan Kayu 24 143 1.033.000.000
2 Ind. Barang-barang dari Kayu dan Barang Anyaman
- Industri Anyaman Bambu 527 900 1.104.072.000
- Industri Kerajinan dari Kayu 4 39 424.500.000
- Industri Bak Truk 2 4 15.000.000
3 Ind. Penerbitan
- Industri Jasa Penunjang Percetakan 31 58 185.250.000
4 Ind. Barang-barang Kimia Lainnya
- Ind. Minyak Atsiri Kenanga 1 6 50.000.000
- Ind. Minyak Atsiri Nilam 1 12 2.550.000
- Ind. Minyak Atsiri Daun cengkeh 2 18 52.550.000
- Ind. Minyak Atsiri Lainnya 9 104 435.000.000
5 Ind. Pengolahan Tanah Liat
- Ind.Batu Bata dari Tanah Liat 65 171 246.390.000
- Ind. Genteng dari Tanah Liat 11 47 128.605.000
6 Ind. Semen
- Batako 149 377 1.094.278.000
- Ind. Barang-barang dari Semen 8 39 406.459.000
7 Ind. Furniture
- Ind. Furniture dari Kayu 585 2.513 19.103.240.000
8 Ind. Barang dari dari Batu
- Ind. Barang dari dari Batu Untuk Kep. Rmt Tangga 9 32 159.000.000

C. Industri Logam Mesin dan Perekayasaan


1 Ind. Barang-barang Logam Siap Pasang Untuk Bangunan
- Ind. Barang-barang dari Logam Alumunium Siap Pasang Untuk Bangunan
(Rolling Door) 6 15 64.500.000
2 Ind. Barang Logam Lainnya
- Ind. Kerajinan dari Tembaga dan Kuningan 133 733 3.905.000.000
- Ind. Alat Dapur 354 871 1.035.750.000
- Ind. Alat Pertanian Dari Logam (Pande Besi) 32 99 120.000.000

D. Industri Elektronika dan Aneka


1 Ind. Pakaian Jadi
- Ind. Pakaian Jadi dari Tekstil 75 1.123 4.180.950.000
- Ind. Pakaian Dalam (BH) 13 97 565.000.000
2 Ind. Alas Kaki
- Ind. Alas Kaki Untuk Keperluan Sehari-hari (Sepatu) 8 26 188.000.000
3 Ind. Pengolahan Lainnya
- Ind. Kerajinan yang Tidak Termasuk Golongan Manapun (Kerajinan Ijuk) 9 36 185.500.000
- Ind. Tas dan Dompet 34 103 222.800.000
- Ind. Kertas Seni 2 6 65.000.000
- Ind. Mainan Anak & Jas Hujan Dari Plastik 6 274 830.500.000
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

Kabupaten Boyolali saat ini sudah menjadi tujuan bagi para investor, baik itu nasional maupun
internasional. Hal ini sejalan dengan banyaknya industri skala besar maupun menengah yang sudah
berdiri maupun yang rencana akan didirikan. Saat ini ada sekitar 16 industri besar yang tersebar di
Kecamatan Ampel, Boyolali, Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, dan Ngempak. Keberadaan industri
besar ini telah menyerap sekitar 17.748 tenaga kerja. Sedangkan untuk industri sedang saat ini
hamper terdapat di seluruh kecamatan yaitu sebanyak 111 indutri dengan penyerapan tenaga kerja
sebanyak 2.443 pekerja. Selengkapnya kondisi mengenai banyaknya industri besar dan sedang di
Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-29
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

TABEL IV.27
BANYAKNYA INDUSTRI BESAR DAN INDUSTRI SEDANG DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Industri Besar Industri Sedang
No. Kecamatan Jumlah Tenaga Output Jumlah Tenaga Output
Industri Kerja (Juta.Rp.) Industri Kerja (Juta.Rp.)
1 Selo - - - - - -
2 Ampel 1 1.455 86.871 14 62 7.524
3 Cepogo - - - 6 78 2.934
4 Musuk - - - 1 14 1.408
5 Boyolali 1 768 24.358 11 186 26.400
6 Mojosongo 3 4.995 184.724 16 260 11.507
7 Teras 5 5.377 1.351.282 11 152 14.342
8 Sawit 1 117 1.116 7 974 79.601
9 Banyudono 4 3.797 599.854 9 572 16.955
10 Sambi - - - - - -
11 Ngemplak 1 1.239 36.763 18 87 2.208
12 Nogosari - - - 11 18 1.067
13 Simo - - - 6 21 122
14 Karanggede - - - - - -
15 Klego - - - - - -
16 Andong - - - 1 19 1.751
17 Kemusu - - - - - -
18 Wonosegoro - - - - -
19 Juwangi - - - - - -
Jumlah 16 17.748 2.284.968 111 2.443 165.817
Sumber : Kabupaten Boyolali Dalam Angka, 2014

E. Pariwisata
Pariwisata Boyolali dibagi menjadi ke dalam 3 (tiga) wisata yaitu : wisata alam pegunungan,
wisata tirta dan wisata ziarah. Wisata alam pegunungan di Kabupaten Boyolali menyajikan indahnya
panorama Gunung Merapi sebagai gunung teraktif di dunia yang menyimpan segudang misteri yang
menjadikan daya tarik tersendiri. Boyolali adalah salah satu DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Jawa
Tengah terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki pemandangan alam yang
eksotis. Kabupaten Boyolali juga memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Adi Sumarmo yang
berjarak 25 km dari Kota Budaya Surakarta (Solo) yang merupakan koridor jalur wisata Solo - Selo -
Borobudur (SSB). Berikut adalah beberapa potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Boyolali.
TABEL IV.28
POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
Potensi Keterangan
1. Tlatar Terletak di Dukuh Tlatar Desa Kebon Bimo Kec Boyolali dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km kearah
utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang suasan pedesaana, aroma kelezatan masakan
ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh
merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata Tlatar.
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga. Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even
Padusan.Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul Pengging dan Pantaran. Acara ini bertujuan
untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Ada 2 buah pemandian (two pools for bathing), yaitu :
- Pemandian Umbul Pengilon
- Pemandian Umbul Asem
Fasilitas (facilities) :
- Rumah Makan Lesehan. / Traditional Restaurant.
- Pemancingan / Fishing Sites.
- Kios Cenderamata / Souvenir Store.
- Kolam Renang Anak dan Dewasa/ (Two bathing sites for kids and matures).
2. Makam Ki Objek wisata religi yang satu ini terletak di Desa Pentaran Kecamatan Ampel atau sekitar 17 kilometer kea rah
Ageng barat Kota Boyolali. Sambil berziarah ke makam Ki Ageng Pantaran atau Syekh Maulana Ibrahim , serta
Pantaran beberapa kerabat yang lain, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki Gunung Merbabu dan
air terjun Si Pendok. Pada tanggal 20 Sura atau minggu ketiga bulan Muharram, di makam ini digelar tradisi
Bukak Luwur yaitu mengganti kelambu putih penutup makam. Kain penutup yang sudah tidak dipakai
kemudian dipotong-potong menjadi ukuran kecil kemudian dibagikan kepada pengunjung yang diyakini
membawa berkah bagi mereka yang menerimanya.
3. Petilasan Pada zaman Kerajaan Demak dahulu Sultan Demak dan Wali Songo menganggap kalau Syeh Siti Jenar adalah
Kiai Kebo orang yang berbahaya, Syeh Siti Jenar bersama-sama dengan para pengikutnya harus ditangkap dan dihukum
Kanigoro mati. Kiai Ageng Kebo Kanigoro adalah murid dari Kiai Ageng Pengging dan Kiai Ageng Pengging adalah murid
dari Syeh Siti Jenar. Seperti yang telah diceritakan tadi bahwa mereka telah menjadi buruan keraton dan akan
ditangkap dan dihukum mati sebab telah menganut ajaran Syeh Siti Jenar. Maka dari itu Kiai Ageng Kebo
Kanigoro beserta para pengikutnya yang setia melarikan diri kemanapun juga untuk mencari tempat

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-30
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020
Laporan Akhir

Potensi Keterangan
bersembunyi. Dalam pelariannya suatu ketika Kyii Ageng Kebo Kanigoro telah sampai di sebelah utara lereng
Gunung Merapi dan dalam keadaan terpojok oleh karena kejaran prajurit Kerajaan Demak. Di daerah tersebut
Kiai Ageng Kebo Kanigoro membangun rumah guna tempat persembunyian dan mengajarkan ilmunya dan
mengadakan tapa brata mohon perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, yang mana selama ini Kiai Ageng Kebo
Kanigoro selalu berpindah-pindah tempat. Suatu ketika Kiai Ageng Kebo Kanigoro berkata bahwa bila suatu
saat tempat ini ramai dihuni oleh orang maka tempat ini diberikan nama Dusun Pojok (sampai saat ini tempat
kediaman Kiai Ageng Kebo Kanigoro masih dilestarikan dan utuh, dikeramatkan dan nama daerah tersebut
tetap Dusun Pojok, Desa/Kecamatan Selo hingga saat ini. Menurut cerita Kiai Ageng Kebo Kanigoro muksa,
menghilang dengan raganya dalam upaya menghindar dari kejaran musuh. Setiap hari Jumat Legi
diselenggarakan selamatan apem dan ketan di tempat tersebut atau petilasan Kiai Ageng Kebo Kanigoro
dipimpin oleh juru kunci.
4. Woterboom Woterboom terletak di Desa Pelem, Kecamatan Simo, atau sekitar 10 kilometer sebelah utara Kota Boyolali.
Restu Woterboom ini memiliki fasilitas sukup lengkap dan baru diresmikan pemakaiannya pada tanggal 25 Juli
Wijaya 2011. Keberadaan pusat rekreasi tepat di pinggir jalan Simo- Boyolali, cukup mudah terjangkau bagi
masyarakat dari daerah perbatasan, seperti Karanganyar, Semarang, dan Sragen. Permainan air khusus anak-
anak disediakan kolam renang dan fasilitas berselancar dari menara. Lantas untuk orang dewasa disediakan
kolam renang standar semi olympic. Bagi yang hobi olah raga fustal, di kompleks waterboom juga disediakan
arena futsal standar nasional. Para pengunjung tak perlu membawa makanan dari rumah. Sebab, di kompleks
waterboom disediakan kios lengkap dengan sajian kuliner. Tak hanya itu, bagi yang browsing internet dapat
mampir ke warnet lantai dasar. Instansi atau masyarakat yang ingin menggelar rapat kami sediakan aula
kapasitas 100 orang di lantai dua.
5. Air Terjun Objek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer ke arah barat dari Kecamatan Selo. Daerah
Kedung wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara 2 kabupaten,yaitu Boyolali
Kayang dan Magelang. Air Terjun Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih alami dan belum
dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan menuju ke objek wisata tersebut seperti layaknya jalan di daerah
perkampungan. Di sekitar objek wisata ini terdapat tanah datar yang cocok untuk area perkemahan. Potensial
untuk aktivitas camping, hiking, climbing. Fasilitas yang tersedia berupa penginapan/ homestay, perkemahan,
dan warung. Waktu yang paling ramai dikunjungi adalah hari sabtu-minggu dan hari libur nasional terutama
bagi pasangan muda-mudi.
6. Waduk Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, ke arah timur laut
Cengklik Kota Boyolali, Bila dari Bandara Adi Sumarmo ± 1,5 KM (di sebelah barat bandara tepatnya). Waduk dengan
luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578
ha, bisa untuk latihan sky air. Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama
Haji Donohudan, Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: wisata air (water resort), pemancingan
(fishing area), rumah makan lesehan (floating restaurant).
7. Waduk Terletak di Desa Bade Kecamatan Klego sekitar 40 km ke arah utara dari Kota Boyolalisebagai sarana irigasi
Badhe bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam yang mempesona. Failitas
yang terdapat disini adalah: rumah makan, wisata air, pemancingan, dan area lomba burung.
8. Waduk Obyek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, sekitar ± 50 km ke arah utara
Kedung Kota Boyolali menjanjikan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. Fasilitas: bumi
Ombo perkemahan, hutan wisata, tempat pemancingan, rumah makan apung, wisata air.
9. Waduk Wisata ini yang terletak di desa Sidorejo, Juwangi, Boyolali. sekitar + 10 km ke utara dari (waduk kedung
Sidorejo ombo) dan di sini bisa menikmatti pemandangan, air terjun pleret dan menikmati warung makan di atas
kincir air raksasa
10. Agrowisata Kabupaten Boyolali terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari
Sapi Perah Kabupaten Boyolali adalah 13 km ke arah Barat. Jalan ke Cepogo menanjak karena topografinya merupakan
Cepogo pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga memungkinkan pemeliharaan sapi
perah. Cepogo ditetapkan menjadi lokasi agrowisata sapi perah.
11. Agrowisata Terletak di kawasan objek wisata Selo, 25 km ke arah Barat dari Kabupaten Boyolali. Para pengunjung dapat
Sayur Selo menikmati dan memetik sendiri aneka ragam sayuran, antara lain : wortel, kol, daun adas, dan lain-lain
12. Agrowisata Jarak 10 km ke arah Timur Kabupaten Boyolali. Agro wisata padi merupakan wahana yang tepat untuk
Padi menumbuh-kembangkan kecintaan generasi muda pada padi. Dengan adanya agro wisata padi, generasi muda
akan dapat berinteraksi langsung dengan obyek wisata.
13. Kampung Kampung lele terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit. Kampung lele merupakan usaha kementrian
Lele perikanan Indonesia untuk memenuhi target 2015 sebagai penghasil perikanan terbesar. Pembudidayaan
ikan lele di Kampung Lele dianggap berhasil memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan baik lokal
maupun nasional. Bahkan keberhasilan pembudidayaan ikan lele di kampung lele tidak hanya dikenal di skala
nasional, melainkan hingga kawasan Asia Tenggara. Kolam pembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah,
kolam semen dan kolam tanah dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah yang berfungsi agar
dinding kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam yang terbuat dari semen atau kolam permanen memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat membuat daya tahan tubuh kuat, tidak
berlemak tetapi mudah mengalami kebocoran karena lele memiliki sifat menggali tanah. Kolam permanen
lebih tahan lama untuk penggunaan dalam waktu jangka panjang, tidak mudah bocor dinding-dinding kolam,
mudah dalam penanganan dan pembersihan tetapi kolam permanen ikan yang dihasilkan tidak tahan
penyakit dan daging berlemak
14. Pemandian Umbul Pengging terletak di Banyudono, merupakan wahana wisata kreasi air. Penging memiliki keunggulan
Umbul dimana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta (Pemandian Tirto Marto). Sehingga
Pengging disekitar Pengging ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan
Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.
15. Dan wisata
lainnya
Sumber : Analisis Berbagai Sumber, 2014

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya IV-31
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020

Anda mungkin juga menyukai