Anda di halaman 1dari 12

Laporan Akhir

BAB IV
PROFIL KOTA SALATIGA
4.1. GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Secara geografis Kota Salatiga terletak pada posisi 110 º 27’ 56,81" - 110º 32’ 4,84” Bujur
Timur dan 7º 17’ 4,14” - 7º 23’ 23,25” Lintang Selatan. Secara geografis, letak Kota Salatiga cukup
strategis karena berada pada jalur transportasi darat utama Jakarta – Semarang – Solo – Surabaya
dan terletak diantara dua kota pusat pengembangan yaitu Kota Semarang dan Surakarta. Adapun
batas-batas administrasi Kota Salatiga adalah:
 sebelah Utara : Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang;
 sebelah Timur : Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang;
 sebelah Selatan : Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang; dan
 sebelah Barat : Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Secara administrasi, wilayah Kota Salatiga terdiri 4 kecamatan dan 22 kelurahan dengan
luas wilayah 56,781 km² (5.678 Ha). Selengkapnya pembagian administrasi per kecamatan di Kota
Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV. 1
LUAS WILAYAH KOTA SALATIGA DIRINCI PER KECAMATAN TAHUN 2012
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)
1 Argomulyo 1.852,690 32,63
2 Tingkir 1.054,852 18,58
3 Sidomukti 1.145,850 20,18
4 Sidorejo 1.624,718 28,61
Jumlah 5.678,110 100,00
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Luas yang ada terbagi dalam dua bagian yaitu lahan sawah dan bukan lahan sawah, lahan
sawah seluas 7,870 km2 (14 persen) dan bukan lahan sawah seluas 48,911 km² (86 persen).
Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah
berpengairan teknis (46,68 persen), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah
hujan dan lain-lain. Berikutnya, lahan kering yang dipakai untuk tegal/ kebun sebesar 34,32
persen dari total bukan lahan sawah. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi lahan di Kota Salatiga
Tahun 2012, dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV. 2
LUAS TANAH SAWAH DAN TANAH KERING DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012 (Ha)
No Kecamatan Lahan Sawah Lahan Kering Jumlah
1 Argomulyo 29,67 1.823,01 1.852,68
2 Tingkir 311,94 742,91 1.054,85
3 Sidomukti 62,12 1.083,73 1.145,86
4 Sidorejo 383,29 1.241,43 1.624,72
Jumlah 787,03 4.891,08 5.678,11
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-1
Laporan Akhir

4.2. DEMOGRAFI
4.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di Kota Salatiga Tahun 2012 sebesar 173.874 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata adalah 31 jiwa/ha. Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang terpadat
berada di Kecamatan Tingkir (38 jiwa/ha), dan yang paling rendah kepadatannya adalah
Kecamatan Argomulyo (22 jiwa/ha). Selengkapnya kondisi kepadatan masing-masing kecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV. 3
KEPADATAN PENDUDUK PER KECAMATAN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha)
1 Argomulyo 1.852,69 41.580 22
2 Tingkir 1.054,85 40.398 38
3 Sidomukti 1.145,85 39.208 34
4 Sidorejo 1.624,72 52.688 32
Jumlah 5.678,11 173.874 127
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.2.2. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan data Tahun 2012 jumlah penduduk Kota Salatiga berjumlah 173.874 jiwa
terdiri dari laki-laki 85.299 jiwa dan perempuan 88.575 jiwa dengan sex ratio jenis kelamin 96,30.
Rasio Jenis Kelamin (sex ratio), menggambarkan banyaknya laki-laki per 100 perempuan. Sebagian
besar wilayah kecamatan masih menunjukkan pola sex ratio dibawah 100 (lebih banyak
perempuan dibandingkan laki-laki). Untuk Kota Salatiga sex ratio adalah 96 artinya jumlah
penduduk perempuan 4,00 persen lebih banyak dibanding laki-laki.
TABEL IV. 4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN SEX RATIO DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Argomulyo 20.678 20.902 41.580 98,93
2 Tingkir 19.874 20.524 40.398 96,83
3 Sidomukti 19.111 20.097 39.208 95,09
4 Sidorejo 25.636 27.052 52.688 94,77
Jumlah 85.299 88.575 173.874 96,30
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga di Kota Salatiga tahun 2012 tercatat sebesar
4 jiwa per KK. Banyaknya rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga per kecamatan di
Kota Salatiga Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV. 5
BANYAKNYA JUMLAH KK DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012
No Kecamatan Penduduk Rumah Tangga Rata-rata Anggota Rumah Tangga
1 Argomulyo 41.580 10.501 4
2 Tingkir 40.398 10.372 4
3 Sidomukti 39.208 10.297 4
4 Sidorejo 52.688 16.754 3
Jumlah 173.874 47.924 4
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur


Berdasarkan data penduduk menurut kelompok umur dapat diperoleh perbandingan
jumlah penduduk usia produktif dan usia tidak produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-2
Laporan Akhir

umur di Kota Salatiga di dominasi oleh penduduk usia produktif, yaitu penduduk usia produktif
antara usia 15–59 tahun. Sedangkan penduduk tidak produktif adalah penduduk yang berusia
antara usia 0–14 tahun dan >60 tahun.
TABEL IV. 6
JUMLAH PENDUDUK KOTA SALATIGA MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2012
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-4 7.232 6.787 14.019
2 5-9 6.893 6.523 13.416
3 10 - 14 6.758 6.487 13.245
4 15 - 19 7.753 8.103 15.856
5 20 - 24 7.884 8.485 16.369
6 25 - 29 7.810 8.074 15.884
7 30 - 34 7.399 7.267 14.666
8 35 - 39 6.395 6.537 12.932
9 40 - 44 6.227 6.679 12.906
10 45 - 49 5.243 5.938 11.181
11 50 - 54 4.980 5.160 10.140
12 55 - 59 3.947 3.764 7.711
13 60 - 64 2.096 2.400 4.496
14 > 64 4.682 6.371 11.053
Jumlah 85.299 88.575 173.874
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif di Kota Salatiga
sebanyak 117.645 orang, sedangkan penduduk usia tidak produktif sebanyak 56.229 orang.
Gambaran mengenai kondisi penduduk menurut umur di Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 4. 1 Grafik Kondisi Penduduk Menurut Umur Kota Salatiga Tahun 2012

4.3. TOPOGRAFI
Secara topografi, wilayah Kota Salatiga berada pada ketinggian 450 - 825 m dpl.
Berdasarkan ketinggiannya Kota Salatiga terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu :
 Daerah Bergelombang (± 65%), terdiri dari : Kelurahan Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga,
Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo dan Kauman Kidul.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-3
Laporan Akhir

 Daerah Miring (± 25 %), terdiri dari : Kelurahan Tegalrejo, Mangunsari dan Sidorejo Lor,
Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah dan Cebongan.
 Daerah Datar (± 10%), terdiri dari : Kelurahan Kalicacing, Noborejo, Kalibening dan Blotongan.
Sedangkan secara morfologis, Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki Gunung
Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung
Rong dan berketinggian antara : 450 - 825 m dpl (dari permukaan laut). Untuk gambaran
mengenai kondisi topografi di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL IV. 7
TOPOGRAFI KOTA SALATIGA
No Kecamatan Ketinggian (dpl)
1 Sidorejo 450-712,5 m
2 Tingkir 510-700 m
3 Argomulyo 595-850 m
4 Sidomukti 515 -650 m
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.4. GEOHIDROLOGI
Kota Salatiga termasuk dalam DAS Rawapening dan DAS Tuntang. Luas kawasan
perencanaan Rawapening 39.298,08 ha yang merupakan kawasan hulu dan hilir dari sub DAS
Rawapening. Kawasan Rawapening terdiri dari 11 kecamatan dan 27 kelurahan/desa yang ada di
Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga, dan terdiri dari 9 sub sub DAS Rawapening. Sedangkan
DAS Tuntang yang merupakan Wilayah Sungai Jragung, Sungai Tuntang, Sungai Serang, Sungai
Lusi, dan Sungai Juwana, (WS Jratun-Seluna). Hulu DAS Tuntang berada di Kabupaten Semarang
(Rawapening), sedangkan bagian tengah dan hilir DAS berada di Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Demak.
DAS Tuntang terletak pada posisi 110° 18' 26" - 110° 51' 01" Bujur Timur dan antara 6° 45'
31'' - 7° 26' 55'' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 156.789,50 Ha dan debit maksimum sebesar
12,49 m3/det dan debit minimum adalah 0,50 m3/det. DAS Tuntang memiliki sungai utama dan
anak sungai yang melewati daerah aliran Sungai Tuntang.
Di Kota Salatiga mengalir beberapa sungai yang berair sepanjang tahun yang umumnya
sudah dimanfaatkan untuk keperluan pengairan. Sungai-sungai tersebut antara lain adalah Kali
Kedawung, Kali Tengah, Kali Buntang, Kali Sraten, Kali Ajiawur, Kali Londo dan Kali Senjoyo. Dari
kondisi yang ada, sungai-sungai tersebut tidak potensial untuk dikembangkan sebagai sumber air
baku guna mencukupi kebutuhan air Kota Salatiga.
Selain sungai, Kota Salatiga juga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk
dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas airnya, serta lokasi
pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga. Sehingga cukup memudahkan
pengambilannya. Beberapa mata air yang digunakan oleh PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air
baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih yaitu :
1. Mata Air Senjoyo (145 l/dt)
2. Mata Air Kaligojek (20 l/dt)
3. Mata Air Kalitaman (25 l/dt)
4. Mata Air Kaligetek (20 l/dt)
5. Mata Air Kalisombo (barat=35 l/dt; timur =15 l/dt)

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-4
Laporan Akhir

4.5. GEOLOGI DAN JENIS TANAH


Kota Salatiga memiliki ketinggian yang beragam yakni berkisar antara 450 m dpl hingga 825
m dpl. Hal ini dikarenakan letak Kota Salatiga sendiri yang berada di kaki Gunung Merbabu dan
gunung-gunung kecil lainnya, yakni Gunung Gajah Mungkur, Gunung Telomoyo, dan Gunung
Payung Rong. Bentuk topografi Kota Salatiga dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol
coklat berupa tufa vulkanis intermedier, yang memiliki tekstur remah dan konsehtensinya
gembur, produktifitas tanah sedang sampai tinggi. Bentuk stuktur tanah latozol coklat tua berada
di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan tanaman campuran.

4.6. KLIMATOLOGI
Kota Salatiga memiliki iklim tropis dan berhawa sejuk, terpengaruh kondisi geografis daerah
perbukitan, pengaruh musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun serta berada di
dataran tinggi. Curah hujan di Kota Salatiga pada Tahun 2012 berjumlah 2.030 mm dengan rata-
rata curah hujan 25,70 mm/hari. Untuk lebih jelasnya, mengenai kondisi curah hujan dan hari
hujan yang terjadi di Kota Salatiga dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV. 8
CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012
Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan
Januari 370 19 19,47
Februari 276 9 30,67
Maret 660 25 26,40
April 356 20 17,80
Mei 153 7 21,86
Juni 27 2 13,50
Juli 0 0 0
Agustus 0 0 0
September 44 3 14,67
Oktober 190 11 17,27
November 309 13 23,77
Desember 220 15 14,67
2012 2.030 79 25,70
2011 2.605 124 21,01
2010 3.577 172 21,01
2009 1.935 104 19,00
2008 4.831 220 21,96
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.7. SOSIAL DAN EKONOMI


4.7.1. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Pada Tahun 2012 di ketahui bahwa perbandingan jumlah keluarga sejahtera I dan Keluarga
Pra Sejahtera di Kota Salatiga hampir seimbang, yaitu masing-masing sebanyak 8.275 jiwa (54%)
dan 6.989 jiwa (46%). Tingkat keluarga pra sejahtera paling banyak terdapat di Kecamatan
Sidorejo yaitu sebanyak 2.203 jiwa atau sekitar 32% dari seluruh jumlah Keluarga Pra Sejahtera
yang ada di Kota Salatiga. Selengkapnya gambaran mengenai Jumlah Keluarga Sejahtera dan Pra
Sejahtera per Kecamatan di Kota Salatiga Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-5
Laporan Akhir

TABEL IV. 9
JUMLAH KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012
No Kecamatan Keluarga Sejahtera I Keluarga Pra Sejahtera Jumlah
1 Argomulyo 1.767 1.592 3.359
2 Tingkir 2.109 1.800 3.909
3 Sidomukti 1.870 1.394 3.264
4 Sidorejo 2.529 2.203 4.732
Jumlah 8.275 6.989 15.264
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.7.2. Agama dan Kepercayaan Masyarakat


Penduduk di Kota Salatiga sebagian besar memeluk agama Islam sebesar 144.695 jiwa
(78%), yang diikuti dengan penduduk beragama Kristen sebanyak 29.629 jiwa (16%) dan Katholik
sebanyak 9.879 jiwa (5%) dan sisanya sebanyak 1.608 jiwa memeluk agama Budha, Hindu, dan
Kong Hu Cu. Selengkapnya, banyaknya jumlah penduduk menurut agama di Kota Salatiga dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV. 10
JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012
No Kecamatan Islam Kristen Katolik Budha Hindu Kong Hu Cu
1 Argomulyo 35.815 7.736 1.700 181 36 5
2 Tingkir 35.831 6.400 3.147 248 12 0
3 Sidomukti 32.546 8.513 1.898 302 29 0
4 Sidorejo 40.503 6.980 3.134 557 235 3
Jumlah 144.695 29.629 9.879 1.288 312 8
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.2.4. Mata Pencaharian Penduduk


Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 ini proprosi besar bermata
pencaharian buruh industri yakni sebanyak 26.780 jiwa (19%). Mata pencaharian terbanyak yang
lain adalah sebagai buruh bangunan/lepas dan pedagang. Selengkapnya kondisi mata pencaharian
penduduk di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL IV. 11
PENDUDUK USIA DI BAWAH 18 TAHUN YANG BEKERJA MENURUT MATA PENCAHARIAN PER KECAMATAN
DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012
Mata Pencaharian
Buruh Industri
Petani Sendiri

Transportasi
Buruh Tani

Pensiunan
Pengusaha/

Pedagang

Lain-lain
wiraswasta

Bangunan

PNS/TNI/
POLRI
Buruh

No Kecamatan

1 Argomulyo 1.578 480 2.251 6.815 599 109 320 1.634 617 10.516
2 Tingkir 197 304 3.061 5.650 2.315 1.440 402 1.224 827 18.520
3 Sidomukti 731 1.602 1.085 6.752 3.621 4.423 2.397 2.904 1.522 14.317
4 Sidorejo 1.078 2.210 1.786 7.563 3.608 3.972 1.885 3.349 2.720 13.929
Jumlah 3.584 4.596 8.183 26.780 10.143 9.944 5.004 9.111 5.686 57.282
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-6
Laporan Akhir

4.7.3. Keuangan Daerah


A. PDRB Kota Salatiga
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Salah satu tolok ukur perbaikan ekonomi suatu wilayah adalah pertumbuhan PDRB atau
yang lebih familiar dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Pertumbuhan
PDRB terbagi dua, yang pertama yaitu pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku, yakni
pertumbuhan yang dihitung dengan harga berlaku/harga pasar, dan sering dikatakan sebagai
pertumbuhan semu karena didalamnya masih mengandung besaran inflasi. Yang kedua adalah
pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Konstan, yang merupakan pertumbuhan riil atau
pertumbuhan sesungguhnya, karena mengabaikan kenaikan harga barang dan jasa.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga selama beberapa kurun waktu terakhir dapat
dipertahankan pada angka positif. Laju pertumbuhan perekonomian yang positif ini merupakan
hasil dari kerja keras seluruh perangkat perekonomian baik dunia usaha maupun pemerintah
daerah yang dapat memanfaatkan peluang serta menentukan kebijakan dengan tepat. Tetapi ada
beberapa aspek yang perlu digarisbawahi terkait dengan pertumbuhan ekonomi terlepas dari
berapa besar nilai pertumbuhannya, yaitu ada pertumbuhan ekonomi yang baik, yaitu
pertumbuhan ekonomi pada sektor-sektor atau kegiatan ekonomi yang banyak menyerap tenaga
kerja, seperti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Industri ataupun sektor ekonomi
lainnya, sehingga akan memiliki pengaruh ganda terutama didalam penyerapan tenaga kerja. Dan
pertumbuhan ekonomi yang kurang baik, ketika pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor-sektor
kurang bisa menyerap tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga berlaku tertinggi terjadi pada Sektor Jasa-jasa
yang mengalami peningkatan setiap tahunnya disusul oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran dan Sektor Industri Pengolahan. Sektor yang memberikan kontribusi terkecil dalam
pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Kondisi PDRB
atas dasar harga berlaku Kota Salatiga Tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut.
TABEL IV. 12
PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2012 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 85.074,71 89.024,36 97.207,72 110.468,55 116.527,09
2 Pertambangan & Penggalian 948,29 988,53 1.061,28 1.106,31 1.093,89
3 Industri Pengolahan 273.701,34 284.382,66 308.543,65 344.618,31 377.523,04
4 Listrik Gas & Air Bersih 96.485,05 100.437,81 114.639,14 121.109,62 131.603,27
5 Konstruksi 86.218,07 98.218,07 111.683,70 122.228,06 136.103,82
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 279.806,09 306.226,25 342.005,38 374.295,88 416.422,24
7 Pengangkutan & Komunikasi 177.287,37 195.069,19 210.339,85 235.339,27 261.845,43
8 Lembaga Keuangan, Persewaan 158.613,36 174.433,45 192.672,37 211.947,03 231.936,46
& Jasa Perusahaaan
9 Jasa - Jasa 383.036,92 412.006,60 471.122,48 508.153,34 566.482,88
Jumlah 1.541.171,20 1.660.786,92 1.849.275,57 2.029.266,37 2.239.538,12
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2009-2013

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-7
Laporan Akhir

Gambar 4. 2 Grafik Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Sedangkan Pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan, tertinggi terjadi pada Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Industri Pengolahan yang mengalami peningkatan
setiap tahunnya disusul oleh Sektor Jasa-jasa dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Kondisi
PDRB atas dasar harga konstan Kota Salatiga Tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
TABEL IV. 13
PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2012 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 51.150,87 51.498,01 52.168,09 52.565,95 53.303,65
2 Pertambangan & Penggalian 525,83 526,59 526,92 527,69 512,15
3 Industri Pengolahan 171.322,03 175.969,61 180.162,84 188.224,62 196.967,38
4 Listrik Gas & Air Bersih 43.952,09 44.461,63 49.084,80 49.882,67 52.890,16
5 Konstruksi 47.746,46 52.400,67 57.687,89 61.411,16 65.659,36
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 159.005,88 168.304,09 179.167,66 187.607,13 199.370,45
7 Pengangkutan & Komunikasi 127.110,14 133.785,22 139.783,67 148.326,29 158.330,17
8 Lembaga Keuangan, Persewaan 80.439,11 85.945,59 90.590,18 96.811,17 102.837,67
& Jasa Perusahaaan
9 Jasa - Jasa 150.902,46 156.561,58 163.847,99 175.667,94 186.182,16
Jumlah 832.154,87 869.452,99 913.020,04 961.024,62 1.016.053,15
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2009-2013

Gambar 4. 3 Grafik Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga tahun 2012 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami kenaikan dari

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-8
Laporan Akhir

tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,26 persen, sedangkan di
tahun 2012 menjadi 5,73 persen.
Pertumbuhan riil sektoral tahun 2012 mengalami fluktuasi dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi sebesar 6,92 persen, dengan peranannya
terhadap PDRB sekitar 6,46 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan
sumbangan tertinggi terhadap ekonomi Kota Salatiga yaitu sebesar 19,62 persen, dengan laju
pertumbuhan sebesar 6,27 persen. Sektor jasa-jasa yang juga merupakan sektor dominan
memberikan sumbangan yang cukup signifikan yaitu menjadi sebesar 18,32 persen dengan
pertumbuhan riil sebesar 5,99 persen. Kondisi laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan
Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL IV. 14
LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2012
No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 6,67 0,68 1,30 0,76 1,40
2 Pertambangan & Penggalian 0,34 0,14 0,06 0,15 -2,94
3 Industri Pengolahan 1,65 2,71 2,38 4,47 4,64
4 Listrik Gas & Air Bersih 10,16 1,16 10,40 1,63 6,03
5 Konstruksi 8,23 9,75 10,09 6,45 6,92
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,30 5,85 6,45 4,71 6,27
7 Pengangkutan & Komunikasi 6,86 5,25 4,48 6,11 6,74
8 Lembaga Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaaan 8,04 6,85 5,40 6,87 6,23
9 Jasa - Jasa 2,48 3,75 4,65 7,21 5,99
Jumlah 4,98 4,48 5,01 5,26 5,73
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2009-2013

B. Laju Inflasi Daerah


Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau statis.
Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran angka inflasi ataupun deflasi. Angka
inflasi/deflasi sangat berpengaruh terhadap perekonomian makro. Jika terjadi inflasi tinggi, maka
akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, biasanya tingkat daya beli masyarakat akan
turun disebabkan nilai uang yang dibelanjakan turun. Sebaliknya jika tidak ada inflasi atau terjadi
deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi perkembangan ekonomi dan apabila terjadi deflasi
terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi.
Informasi inflasi sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian daerah. Besarnya angka inflasi
dipengaruhi oleh perubahan harga menurut kelompok barang. Secara umum naiknya indeks harga
masing-masing kelompok barang pada tahun 2012 lebih tinggi bila dibandingkan tahun
sebelumnya. Angka inflasi pada tahun ini terutama karena meningkatnya harga kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 10,95 persen. Sedangkan kenaikan indeks terendah
tercatat pada kelompok kesehatan sebesar 0,8 persen.
Laju inflasi kumulatif tercatat sebesar 6,76 persen atau jauh lebih tinggi dibanding dua
tahun sebelumnya yang tercatat inflasi 3,09 persen (2012) dan 1,01 persen (2011). Untuk laju
inflasi year on year Tahun 2013 Kota Salatiga tinggi dibanding year to year Tahun 2012 yang
tercatat sebesar 3,89 persen dan tahun 2011 yang tercatat inflasi sebesar 4,96 persen. Inflasi
yang terjadi di Kota Salatiga dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2013 termasuk dalam
kategori inflasi ringan (kurang dari 10%). Kondisi inflasi yang terjadi ini memberikan efek positif
yang mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-9
Laporan Akhir

membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Perkembangan
inflasi Kota Salatiga, selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :
TABEL IV. 15
PERKEMBANGAN INFLASI KOTA SALATIGA TAHUN 2011-2013
No Bulan 2011 2012 2013
1 Januari 0,60 0,40 0,89
2 Februari -0,24 0,25 0,93
3 Maret -0,05 0,28 0,63
4 April -0,52 0,36 -0,32
5 Mei 0,14 0,31 -0,07
6 Juni 0,41 0,61 0,99
7 Juli 0,68 0,84 3,55
8 Agustus 0,59 0,77 0,81
9 September 0,44 -0,14 -0,49
10 Oktober -0,11 0,04 0,06
11 Nopember 0,49 0,06 0,27
12 Desember 0,39 0,26 0,21
Kumulatif 2,82 4,04 7,67
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Gambar 4. 4 Grafik Perkembangan Inflasi Kota Salatiga Tahun 2012

C. PAD Kota Salatiga


 Realisasi Penerimaan
Pendapatan Kota Salatiga mengalami pertumbuhan cukup signifikan selama kurun waktu
2010-2013. Pendapatan asli daerah (PAD) dan penerimaan dana perimbangan bertumbuh cukup
besar, sehingga sangat mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan pelayanan publik
kepada masyarakat. Pendapatan daerah pada tahun 2010 berjumlah Rp. 436.160.124.600,-
meningkat menjadi Rp. 496.936.015.921,- pada tahun 2011, dan realisasi tahun 2012 adalah Rp
562.323.845.006,- dan pada tahun 2013 menjadi Rp. 603.204.201.915 atau naik sebesar 10% dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. PAD naik dari Rp 51.549.747.508,- pada tahun 2010
menjadi Rp. 60.611.340.067,- pada tahun 2011, Rp 77.798.870.961,- pada tahun 2012 dan
menjadi Rp. 106.100.450.499,- dengan rata-rata kenaikannya 21% tiap tahun. Pendapatan
transfer juga mengalami kenaikan tiap tahunnya dari Rp. 359.954.691.998,- pada tahun 2010
meningkat setiap tahun dan pada tahun 2013 menjadi Rp. 497.103.751.416,- dengan peningkatan
rata-rata sebesar 10% tiap tahun. Kondisi realisasi anggaran pendapatan daerah Kota Salatiga
Tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-10
Laporan Akhir

TABEL IV. 16
REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2013
Uraian 2013 (Rp) 2012 (Rp) 2011 (Rp) 2010 (Rp)
PENDAPATAN 603.204.201.915,00 562.323.845.006,00 496.936.015.921,00 436.160.124.600,00
PENDAPATAN ASLI DAERAH 106.100.450.499,00 77.798.870.961,00 60.611.340.067,00 51.549.747.508,00
Pendapatan Pajak Daerah 24.383.336.212,00 18.695.207.840,00 15.900.467.916,00 9.206.459.923,00
Pendapatan Retribusi Daerah 13.120.666.772,00 10.185.796.292,00 7.558.789.810,00 7.283.075.519,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
4.272.634.922,00 3.386.255.556,00 2.964.213.854,00 2.469.461.328,00
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 64.323.812.593,00 45.531.611.273,00 34.187.868.487,00 32.590.750.738,00
PENDAPATAN TRANSFER 497.103.751.416,00 484.524.974.045,00 417.562.170.854,00 359.954.691.998,00
Transfer Pemerintah Pusat - Dana
403.863.968.133,00 387.037.577.686,00 308.552.525.942,00 285.798.621.729,00
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak 27.724.214.657,00 32.771.843.178,00 20.582.494.864,00 26.035.796.351,00
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 849.126.476,00 915.958.508,00 1.776.381.078,00 511.516.378,00
Dana Alokasi Umum 358.331.867.000,00 325.710.016.000,00 262.653.050.000,00 238.069.009.000,00
Dana Alokasi Khusus 16.958.760.000,00 27.639.760.000,00 23.540.600.000,00 21.182.300.000,00
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 54.303.589.000,00 46.948.716.000,00 45.090.453.960,00 23.319.876.400,00
Dana Otonomi Khusus - - - -
Dana Penyesuaian 54.303.589.000,00 46.948.716.000,00 45.090.453.960,00 23.319.876.400,00
Transfer Pemerintah Provinsi 38.936.194.283,00 50.538.680.359,00 45.156.685.952,00 26.180.508.775,00
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 28.205.198.085,00 28.815.306.359,00 24.142.436.952,00 13.279.856.775,00
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 10.730.996.198,00 21.723.374.000,00 21.014.249.000,00 12.900.652.000,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH - - 18.762.505.000,00 24.655.685.094,00
Pendapatan Hibah - - - 24.655.685.094,00
Pendapatan Dana Darurat - -
Pendapatan Lainnya - - 18.762.505.000,00
Sumber : LKPJ Kota Salatiga 2011-2013

Gambar 4. 5 Grafik Perkembangan Realisasi Penerimaan Kota Salatiga Tahun 2010-2013

 Realisasi Pengeluaran Rutin


Perkembangan realisasi pengeluaran daerah terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal dan
Belanja Tidak terduga. Pada Tahun 2010, belanja operasi sebesar Rp. 418.615.915.631,-
meningkat sampai dengan tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 551.634.845.320,-. Pada tahun 2013
mengalami penurunan menjadi Rp. 529.237.634.485,- atau mengalami kenaikan 7% pertahun.
Perkembangan belanja modal mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2010
sebesar Rp. 89.642.823.676,- mengalami penurunan sebesar Rp. 77.409.470.909,- dan mengalami
kenaikan lagi menjadi Rp. 124.905.280.107,- pada tahun 2012 dan menurun kembali di tahun

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-11
Laporan Akhir

2013 menjadi Rp. 69.203.906.339,-. Perkembangan belanja tidak langsung sebesar


1.132.892.300,- pada tahun 2011, pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp.
6.494.926.347,- dan mengalami penurunan menjadi Rp. 14.457.080,- Selengkapnya realisasi
pengeluaran rutin di Kota Salatiga pada tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel dan gambar
berikut :
TABEL IV. 17
REALISASI PENGELUARAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2013
Uraian 2013 (Rp) 2012 (Rp) 2011 (Rp) 2010 (Rp)
BELANJA 529.237.634.485,00 551.634.845.320,00 458.618.399.163,00 418.615.915.631,00
BELANJA OPERASI 460.019.271.066,00 420.234.638.866,00 380.076.035.954,00 328.973.091.955,00
Belanja Pegawai 326.682.673.013,00 309.315.405.554,00 278.029.858.532,00 241.205.368.023,00
Belanja Barang 112.206.179.848,00 93.621.867.979,00 83.537.355.548,00 69.513.635.702,00
Belanja Subsidi - - -
Belanja Bunga - - - -
Belanja Hibah 19.062.817.000,00 15.823.569.000,00 10.292.912.725,00 8.954.166.355,00
Belanja Bantuan Sosial 1.234.885.000,00 498.856.802,00 6.825.816.368,00 8.181.675.964,00
Belanja Bantuan Keuangan 832.716.205,00 974.939.531,00 1.390.092.781,00 1.118.245.911,00
Bantuan Keuangan Kepada Vertikal Dalam Negri - -
BELANJA MODAL 69.203.906.339,00 124.905.280.107,00 77.409.470.909,00 89.642.823.676,00
Belanja Tanah 614.573.659,00 2.081.264.867,00 404.658.950,00 4.597.077.250,00
Belanja Peralatan dan Mesin 18.207.545.480,00 30.091.349.533,00 24.457.427.292,00 14.922.453.788,00
Belanja Gedung dan Bangunan 7.816.917.550,00 29.364.900.491,00 18.243.905.248,00 21.298.693.974,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 41.925.580.200,00 62.941.248.166,00 32.140.112.699,00 47.708.661.624,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 600.639.450,00 377.767.050,00 1.824.232.420,00 407.752.040,00
Belanja Aset Lainnya 38.650.000,00 48.750.000,00 339.134.300,00 708.185.000,00
BELANJA TIDAK TERDUGA 14.457.080,00 6.494.926.347,00 1.132.892.300,00 -
Belanja Tidak Terduga 14.457.080,00 6.494.926.347,00 1.132.892.300,00 -
TRANSFER - - - -
TRANSFER BAGI HASIL KE KEL/DESA - - - -
Bagi Hasil Pajak - - - -
Bagi Hasil Retribusi - - - -
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - - - -
Surplus (Defisit) 73.966.567.430,00 10.688.999.686,00 19.555.111.758,00 (7.111.476.125,00)
Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2010-2013

Gambar 4. 6 Grafik Perkembangan Realisasi Belanja Kota Salatiga Tahun 2010-2013

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Salatiga Tahun 2014 IV-12

Anda mungkin juga menyukai