Anda di halaman 1dari 4

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bonus demografi secara umum menggambarkan perubahan komposisi penduduk menurut
umur sebagai akibat dari penurunan angka fertilitas dan peningkatan angka harapan hidup atau
penurunan angka kematian serta arus migrasi. Perubahan tersebut ditandai dengan penurunan
jumlah penduduk usia 0-14 tahun, sebagai akibat penurunan fertilitas, dan peningkatan jumlah
penduduk lanjut usia (lansia). Pada waktu yang bersamaan penduduk usia produktif mengalami
peningkatan. Perubahan komposisi tersebut mengakibatkan menurunan angka ketergantungan
sehingga pada titik tertentu mencapai angka terendah Pada saat angka ketergantungan mencapai
titik terendah, maka pada saat tersebut muncul “windows of opportunity”, atau jendela
kesempatan.
Bonus demografi ini berakhir ketika jumlah penduduk lansia semakin meningkat
sehingga rasio ketergantungan kembali meningkat. Berakhirnya bonus demografi akan
memberikan tekanan baru pada suatu negara berupa pemanfaatnnya untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya bagi pembangunan. Bonus demografi pada sebuah negara dapat
menjadi berkah ataupun bencana. Hal ini dikarenakan bonus demografi memiliki sisi positif dan
negatif. Bonus demografi apabila dapat dimanfaatkan dengan optimal akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang baik.
Kegagalan pemerintah dalam memanfaatkan kesempatan ini akan membawa beban yang
memberatkan negara di masa yang akan datang. Bonus demografi terjadi sewaktu transisi
demografi terjadi, jumlah penduduk usia produktif yang meningkat mmengakibatkan banyaknya
masyarakat yang memberikan efek pembanguanan dibandingkan beban kepada perekonomian
suatu negara. Bonus demografi perlu didukung oleh beberapa aspek lain untuk memberikan efek
maksimal. Bonus demografi berasumsi sebagian besar atau seluruh tenaga kerja medapatkan
kesempatan kerja sehingga terjadi full employment. Hal ini perlu didukung oleh pemerintah dan
faktor utama dalam mendukung bonus demografi adalah kebijakan pemerintah terkait bidang
kesehatan, ekonomi dan pembangunan manusia.
Peningkatan jumlah lansia menjadi salah satu titik perhatian penting. Ada dua isu yang
terkait dengan hal ini, yaitu bagaimana menciptakan lansia yang produktif dan bagaimana
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menyusun suatu sistem jaminan sosial lansia yang mampu memfasilitasi perawatan lansia. Jika
pada tahap pertama bonus demografi, yaitu peningkatan jumlah penduduk usia produktif, dapat
dimanfaatkan secara baik, maka persoalan lansia akan berkurang
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu wilayah dengan penduduk yang berjumlah
besar di Jawa Tengah jumlah penduduk menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten
Boyolali pada tahun 2016 yang mencapai 967.197 Jiwa dan dengan jumlah usia produktif yang
mencapai lebih dari 60% menjadikan Kabupaten Boyolali menjadi salah satu kabupaten di jawa
tengah dengan bonus demografi yang tinggi. Fakta itu dapat diartikan sebagai berkah, namun
juga dapat diartikan sebagai musibah. Berkah karena Boyolali akan memiliki banyak tenaga
kerja yang dapat dijadikan sumber daya bagi industri. Namun, disisi lain besarnya jumlah
penduduk membuat tanggungan pemerintah juga semakin besar, terlebih lagi jika penduduk
tersebut tidak produktif bagi perekonomian.
Di sisi lain, pemerintah Kabupaten Boyolali dalam Rancangan Pembangunan Jangka
Panjang sedang melakukan percepatan proses industrialisasi. Proses ini dimulai dengan
pembangunan infrastruktur secara masif di berbagai daerah sebagai penunjang dari industri.
Pembangunan secara fisik pun sudah dilakukan oleh pemerintah, sejalan dengan BAPENAS
pada tahun 2016 yang menyatakan sebagai tahun pembangunan infrastruktur. Namun,
pembangunan ini akan menjadi tidak berguna jika tidak dibarengi oleh pembangunan modal
manusia (Human Capital) yang mencakup pendidikan dan kesehatan. Terlebih lagi, data dari
BPS Kabupaten Boyolai pada Agustus, 2011 menunjukkan bahwa penduduk usia 15 tahun ke
atas yang bekerja menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan masih didominasi oleh
lulusan SD ke bawah sebanyak 14,2 ribu orang dengan persentase 29,40%. Jika dibandingkan
dengan pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif tinggi tentunya proporsi ini masih
sangat kecil. Menegaskan bahwa pembangunan fisik sebagai penunjang infrastruktur jika tidak
dibarengi oleh pembangunan Human Capital akan menjadi masalah besar pada masa bonus
demografi. Disinilah sebenarnya terjadi kesenjangan antara laju perkembangan industri dan juga
Human Capital.
Salah satu penopang perekonomian di Kabupaten Boyolali selain pertanian dan industri
adalah dalam sektor kerajinan, di Boyolali dikenal sebagai salah satu kabupateng penghasil
kerjinan tembaga yang cukup besar yang pusatnya berada di Desa Cepogo Boyolali,Desa
Cepogo mempunyai luas 3.950.900 Hektar, tanah kas Desa 584.30 ha.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 1.1
Jumlah penduduk berdasarkan jenjang usia dan jenis kelamin.
Jenis Kelamin (ribu)
Sex (thousand) Rasio Jenis
Kecamatan
Kelamin
Subdistrict Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
Male Female Total

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Selo 14 756 14 652 29 408 100.71


2. Ampel 38 487 39 792 78 279 96.72
3. Cepogo 27 962 28 288 56 250 98.85
4. Musuk 27 794 28 911 56 705 96.14
5. Boyolali 33 466 34 907 68 373 95.87
6. Mojosongo 25 618 26 811 52 429 95.55
7. Teras 21 845 22 786 44 631 95.87
8. Sawit 15 088 15 665 30 753 96.32
9. Banyudono 24 199 25 156 49 355 96.20
10. Sambi 20 775 21 913 42 688 94.81
11. Ngemplak 41 989 42 728 84 717 98.27
12. Nogosari 32 708 32 872 65 580 99.50
13. Simo 22 636 23 013 45 649 98.36
14. Karanggede 19 376 19 587 38 963 98.92
15. Klego 19 866 20 722 40 588 95.87
16. Andong 26 914 28 423 55 337 94.69
17. Kemusu 19 919 20 685 40 604 96.30
18. Wonosegoro 24 938 25 782 50 720 96.73
19. Juwangi 16 188 16 473 32 661 98.27
Boyolali 474 524 489 166 963 690 97.01

Sumber : https://boyolalikab.bps.go.id
Dengan jumlah penduduk yang besar menjadikan Kabupaten Boyolali sebagai salahsatu
Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Jawa Tengah, dengan laju pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi di Boyolali menyebabkan permasalahan yang muncul mengenai
lapangan pekerjaan. Sektor pertanian cukup banyak menyerap tenaga kerja, namun belum
mampu menyerap keseluruhan dari jumlah angkatan kerja yang tersedia, sehingga hal tersebut
dapat memacu tumbuhnya angka pengangguran. Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas
yang menjadikan latar belakang peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Bonus
Demografi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Studi Deskriptif Kualitatif Laju Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Boyolali.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.2. Rumusan Masalah


Dari adanya latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Bagaimana Kondisi Bonus Demografi di Kabupaten Boyolali terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah ?
2. Bagaimana Manfaat Bonus Demografi Bagi Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten
Boyolali ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan mengenai bonus demografi sebagai
kesempatan memacu pertumbuhan industri pengerajin tembaga di Kabupaten Boyolali.
2. Tujuan Fungsional
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat,
khususnya dalam hal ketenagakerjaan Di Kabupaten Boyolali, antara lain :
1. Untuk mengidentifikasi Kondisi Bonus Demografi di Kabupaten Boyolali terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah.
2. Untuk Mengidentifikasi Manfaat Bonus Demografi Bagi Pertumbuhan Ekonomi
Daerah di Kabupaten Boyolali.
1.4. Manfaat Penelitian
 Manfaat Teknis
a. Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada sebelumnya sehubungan dengan
masalah yang dibahas dalam penelitian.
b. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian berikutnya yang sejenis.
c. Untuk memperkaya khasanah keilmuan terutama pengetahuan tentang tingkat
usai, jenis kelamin, dan pendidikan angkatan kerja terhadap kesempatan kerja di
Kabupaten Boyolali.
 Manfaat Praktis
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar masukan dan
sumbangan pemikiran mengenai permasalahan ketenagakerjaan.
b. Bagi peneliti diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan dan memperluas
wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai