04020220023@student.uinsby.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat Surabaya yang
mengakibatkan merosotnya pertumbuhan perekonomian Kota Surabaya selama pandemic Covid-19 dan pada sector
apa saja yang dapat mengstabilkan laju perekonomian Kota Surabaya yang ditunjang dengan menggunakan data-
data terkait. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kuantitatif deskriptif dibantu dengan
tinjauan studi literatur sederhana yang sesuai dengan materi atau pembahasan penelitian. Hasil penelitian dampak
yang dirasakan masyarakat dalam bidang ekonomi cenderung negative. Berlakunya kebijakan pemerintah guna
mencegah percepatan penyebaran Covid-19 di Surabaya, mengakibatkan banyak karyawan yang terpaksa
diberhentikan kerja guna mengatisipasi banyak kerugian yang ditanggung perusahan tersebut. Oleh karena itu,
masyarakat dituntut untuk mencari pekerjaan lain, sedangkan pada masa pandemic saat ini mencari pekerjaan
merupakan hal yang sangat susah untuk dilakukan. Sehingga dari dampak yang terjadi menyebabkan presentase
angka kemiskinan dan pengangguran di Surabaya meningkat pada tahun 2020 pasca pandemic, sehingga dapat
menghambat lajunya pertumbuhan perekonomian di Surabaya. Namun, masih ada beberapa sector pendukung
melajunya pertumbuhan ekonomi Surabaya melalui sector antara lain; kesehatan, pendidikan dan teknologi
komunikasi dan informasi. Dalam beberapa sector tersebut diharapkan dapat membantu memulihkan kembali
perekonomian Kota Surabaya.
A. LATAR BELAKANG
Globalisasi merupakan proses yang dialami oleh masyarakat di seluruh dunia, dan ditandai dengan
perkembangan teknologi informasi dan pesatnya perkembangan industri di suatu wilayah. Globalisasi
membawa tantangan dan masalah baru yang harus dihadapi dan diselesaikan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal oleh masyarakat di
seluruh dunia sehingga wacana globalisasi sebagai suatu proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang secara fundamental dapat mengubah dunia. Globalisasi melibatkan semua
aspek kehidupan yang penting dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan bidang lainnya. Banyak orang
menyadari bahwa globalisasi telah membawa banyak efek positif, antara lain komunikasi yang lebih kompleks,
lalu lintas yang lebih cepat, dan banyak lagi. Namun sebelum kita sadari, globalisasi juga membawa banyak
dampak negatif. (Nurhaidah, 2015). Salah satu dampak besar globalisasi adalah penyebaran virus Covid-19 ke
seluruh tanah air. Pada awal tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sebuah virus
telah menjadi pandemi global, penyakit Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 seperti yang biasa dikenal.
Indonesia baru saja mengumumkan bahwa kasus pertama Covid-19 terdeteksi pada Maret 2020, dan kebijakan
yang diterapkan sejak saat itu berfokus pada penanganan dan penanggulangan Covid-19. Pandemi Covid-19
tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi
global yang akan melambat (Neli, 2021).
Pandemi Covid-19 berdampak besar bagi perekonomian nasional Indonesia. Surabaya, salah satu kota
besar di Indonesia dipastikan terjangkit penyebaran virus Covid-19. Pesatnya penyebaran Covid-19 membuat
pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berupa pembatasan pergerakan
aktivitas sosial, transportasi dan acara yang mengarah pada pertemuan massal. Pemerintah juga telah
menghambat pertumbuhan ekonomi di Surabaya dengan menutup sekolah dan kantor perusahaan,
memberlakukan kebijakan penguncian atau membatasi acara komunitas besar. Seiring dengan kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah, banyak warga Surabaya yang kehilangan pekerjaan, baik karena perusahaan mem-PHK
karyawannya maupun karena tidak mendapatkan penghasilan bagi para pelaku usaha atau UKM. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat Surabaya
sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya yang ditunjang dengan
menggunakan data-data terkait.
B. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi kuantitatif deskriptif untuk menggali
objek sumber-sumber data yang terkait dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2016) metode kuantitatif
deskriptif adalah metode yang menggunakan pendekatan analisis data sekunder atau metode penelitian yang
menggunakan data sekunder sebagai sumber utama. Sebagai penyempurna, maka penelitian juga dibantu
dengan adanya tinjauan menggunakan metode studi literatur sederhana sesuai dengan materi atau pembahasan
yang sesuai dengan penelitian. Setiap kajian atau literatur yang diperoleh, diproses dan diolah oleh penulis. Baik
dengan dikompulasi, dianalisis hingga bisa menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai studi literatur tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data di media atau berita online yang berhubungan dengan
perubahan masyarakat pasca pandemic covid-19 di Kota Surabaya khususnya dalam bidang perekonomian.
Berdasarkan data dari LKPJ Walikota Surabaya (2020), kota Surabaya secara geografis terletak antara
07°9' s.d 07°21' Lintang Selatan dan 112°36' s.d 112°54' Bujur Timur, secara umum kondisi topografi Kota
Surabaya memiliki ketinggian tanah antara 0-20 meter di atas permukaan laut, sedangkan pada daerah pantai
ketinggiannya berkisar antara 1-3 meter di atas permukaan laut. Wilayah barat Kota Surabaya memiliki
kemiringan sebesar 12,77 persen dan sebelah selatan sebesar 6,52 persen. Kedua wilayah tersebut merupakan
daerah perbukitan landai dengan ketinggian 25-50 meter di atas permukaan laut dan pada kemiringan 5-15
persen. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surabaya luas wilayah Kota Surabaya Tahun 2014 - 2034 bahwa luas wilayah Kota Surabaya
meliputi daratan seluas + 33.451,14 Ha dengan wilayah laut sejauh 1/3 dari wilayah kewenangan Provinsi Jawa
Timur. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penggabungan Kelurahan
Di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, bahwawilayah Kota Surabaya terbagi menjadi 31 Kecamatan dan
154 Kelurahan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Menurut data dari BPS tahun 2020 kota Surabaya, penduduk Kota Surabaya pada tahun 2020 berdasarkan
jenis kelamin meliputi 1.496.742 jiwa penduduk perempuan dan 1.473.988 jiwa penduduk laki-laki. Sedangkan
berdasarkan data dari LKPJ Walikota Surabaya tahun 2020, komposisi penduduk berdasarkan persebaran tiap
kecamatan menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Tambaksari yaitu 225.507
jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Gayungan yaitu 43.553 jiwa.
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin per wilayah disajikan pada gambar berikut.
Tabel 1.1
Berdasarkan data dari LKPJ Walikota Surabaya (2020), berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan untuk kategori tingkat pendidikan tinggi (diploma dan sarjana), tertinggi didominasi
tingkat pendidikan Diploma IV/Sarjana S1 sebanyak 286.308 jiwa. Sedangkan untuk tingkat pendidikan
menengah dan dasar, didominasi oleh tingkat pendidikan SMA/sederajat sebanyak 834.514 orang, tidak/belum
sekolah sebanyak 746.591 orang dan tamat SD/sederajat sebanyak 432.417 orang. Komposisi penduduk
berdasarkan kelompok pendidikan ditunjukkan oleh table berikut.
Gambar 1.2
Berdasarkan data dari BPS kota Surabaya tahun 2019 tercatat bahwa jumlah profesi ketenagakerjaan di
Kota Surabaya mayoriyas mempunyai profesi sebagai karyawan/buruh pabrik.
Tabel 1.3
Kegiatan Komoditas Ekspor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2019 dan 2020
Ekspor Non Migas Tahun 2019 Ekspor Non Migas Tahun 2020
Komoditas Nilai Komoditas Nilai
U$$ U$$
Perhiasan dan Permata 3.244.071.633 Perhiasan/Permata 2.452.561.212
Kayu dan Barang dari 1.331.369.181 Kayu, Barang dari Kayu 1.397.433.943
Kayu
Tembaga 1.140.058.222 Tembaga 1.276.700.289
Ikan dan Udang 1.116.009.704 Ikan dan Udang 1.121.760.696
Kertas dan Karton 926.473.185 Lemak minyak 990.267.259
hewan/nabati
Lemak dan Minyak 873.574.182 Kertas/Karton 874.571.725
Nabati
Daging dan Ikan 670.117.991 Daging dan Ikan Olahan 782.602.149
Olahan
Mesin dan Peralatan 641.841.378 Bahan kimia organik 625.873.372
Listrik
Bahan Kimia Organik 638.856.628 Perabot, penerangan Rumah 610.277.933
Perabot dan 581.055.754 Kendaraan dan 494.717.751
PeneranganRumah Bagiannya
Jumlah 10 Komoditas 12.242.935.237 Jumlah 10 Komoditas 10.262.766.328
Jumlah Komoditas 6.416.883.330 Jumlah Komoditas Lainnya 6.652.208.579
Lainnya
Nilai Total Ekspor 18.120.064.879 Nilai Total Ekspor Non 17.278.974.907
Non Migas
Migas
Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Surabaya Tahun 2020
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, banyak perubahan yang telah kita lalui bersama selama ini. Covid-19
memaksa orang untuk hidup lebih baik, hidup lebih sehat dan mengurangi mobilitas kita. Masyarakat Indonesia
telah berulang kali mengalami perubahan, dan perubahan tersebut tidak terbatas pada kelompok kecil dan
menengah, perubahan tersebut telah terjadi pada semua lapisan dan strata masyarakat. Covid-19 tidak hanya
menyasar nyawa manusia, tetapi secara perlahan melumpuhkan masyarakat dan mengalami keterpurukan.
Surabaya merupakan salah satu kota yang paling terdampak wabah tersebut. Pemulihan ekonomi masyarakat
Surabaya jelas membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendongkrak perekonomian yang saat ini terpuruk
akibat Covid-19. Covid-19 telah memaksa perusahaan-perusahaan di Jawa Timur untuk mengurangi jumlah
karyawan untuk mencegah kerugian besar. Dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, perusahaan mau tidak
mau menerapkan PHK besar-besaran, dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah mengurangi
kapasitas penjualan karena pembeli yang lesu, sehingga tidak jarang banyak UMKM yang tutup karena
rendahnya pertumbuhan ekonomi pendapatan. . Kalau pekerjaan yang dimiliki tidak stabil maka akan memicu
kesulitan ekonomi dalam keluarga. Disamping itu pada masa pandemic seperti saat ini, mencari pekerjaan
merupakan hal yang sangat susah untuk dilakukan, jika melihat sebaran data dari gambar 1.2 dimana para warga
masyarakat Surabaya memiliki tingkat pendidikan di bawah SMA.
Penurunan pendapatan dan banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan juga mempengaruhi akan
meningkatnya jumlah pengangguran di Kota Surabaya. Dapat dijelaskan oleh data survey tingkat pengangguran
terbuka yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, dimana pada tahun 2020 tingkat pengangguran terbuka
(TPT) Kota Surabaya pada tahun 2020 meningkat signifikan. Tercatat, tingkat pengangguran pada tahun 2020
mengalami kenaikan mencapai 9,79% dari sebelumnya 5,47% ditahun 2019. Hal ini yang harus menjadi
perhatian untuk tahun-tahun selanjutnya, bagaimana dampak ekonomi yang disebabkan karena pandemi covid-
19 ini bisa segera ditangani secara optimal. Berdasarkan data BPS Kota Surabaya tahun 2020 mencatat, angka
kemiskinan di Kota Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2021 mengalami kenaikan menjadi 5,23% dari
sebelumnya 5,02%. BPS Kota Surabaya memprediksi angka kemiskinan akan terus meningkat seiring kenaikan
angka Covid-19 di Kota Surabaya. Covid-19 sangat mempengaruhi kenaikan angka kemiskinan di Kota
Surabaya, yang berdampak pada perputaran ekonomi di Kota terbesar pertama di Jawa Timur. Dengan
demikian, angka kemiskinan 5,23 persen dari total jumlah penduduk di Kota Surabaya sebanyak 2,87 juta jiwa
Kota Surabaya masuk pada kategori masyarakat miskin, angka ini jauh mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2019. Berikut table jumlah presentase penduduk miskin di Surabaya pada tahun
2014-2021.
Gambar 1.3
Persentase Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Kota Surabaya dan Jawa Timur Tahun 2016-
2020
Laju pertumbuhan perekonomian Surabaya pada tahun 2020 mengalami perlambatan cukup signifikan
dibanding tahun 2019. Hal ini dibuktikan dengan banyak dampak yang dirasakan masyarakat Surabaya selama
pandemic Covid-19 menyerang Kota Surabaya. Berdasarkan data dari LPJ Walikota Surabaya (2020)
perekonomian nasional dan provinsi pada tahun 2020 sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.4 berikut.
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2016-2020
Namun demikian, masih ada beberapa sektor yang dapat membantu menstabilkan kondisi perekonomian
Surabaya karena banyaknya dampak yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Surabaya. Pertama,
sektor kesehatan yang pendapatannya cukup besar karena merupakan sektor bisnis yang terkait langsung
dengan upaya penanggulangan Covid-19. Rencana tanggap Covid-19 skala besar yang dilaksanakan oleh
Pemkot Surabaya, seperti pembukaan laboratorium kesehatan untuk pemberian cotton bud gratis, penyemprotan
disinfektan, masker, dan hand sanitizer kepada warga Surabaya, telah mendorong tumbuhnya layanan
kesehatan. Besarnya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan menjadikan layanan medis sebagai area bisnis
12,00% 11,85%
11,20% 10,98% 11,09%
10,20%
10,00%
8,00%
5,63% 5,39% 4,88% 4,52% 5,02%
6,00%
4,00%
2,00%
KESIMPULAN
Salah satu dampak dari globalisasi adalah menyebarnya pandemic Corona Virus Deasae atau bisa dikenal
sebagai Covid-19. Virus ini menyebabkan dampak yang besar terhadap perekonomian nasional di Indonesia.
Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang terkonfirmasi terinfeksi akan penyebaran virus Covid-
19. Demi mencegah percepatan penyebaran virus ini pemerintah membuat kebijakan dengan menerapkan
menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pembatasan tersebut berupa pembatasan
pergerakan aktivitas sosial, transportasi, dan kegiatan yang menyebabkan adanya perkumpulan dalam skala besar.
Pemerintah juga menetapkan kebijakan lockdown atau pembatasan kegiatan kemasyarakatan berskala besar dengan
menutup sekolah, kantor perusahaan sehingga menghambat pertumbuhan perekonomian di Surabaya. Dengan
berlakunya kebijakan-kebijakan yang telah dibuat pemerintah menyebabkan banyak warga Surabaya yang harus
kehilangan pekerjaan, baik karena dilakukan PHK oleh perusahaan, atau karena tidak mendapatkan pemasukan bagi
para pelaku usaha atau UKM. Dari dampak yang dirasakan masyarakat Surabaya pasca pandemic, membuat
meningkatnya tingkat kemiskinan dan pengangguran Kota Surabaya di tahun 2020. Namun, dengan merosotnya
perekonomian Surabaya masa pandemic masih ada beberapa sector pendukung menstabilkan perekonomian
Surabaya. Sektor tersebuat antara lain sector kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi dan yang terakhir pada
sector pendidikan. Dalam beberapa sector tersebut diharapkan dapat membantu memulihkan kembali perekonomian
Kota Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Neli Muna. 2021. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Akibat Kebijakan Pemerintah
terhadap Pandemi Covid-19. Journal of Social Science Teaching Vol 5 No 2, Universitas Diponegoro
:Semarang.
Azizah, Fadila Nur, dkk. 2020. Strategi UMKM untuk Meningkatkan Perekonomian selama Pandemi Covid-19 pada
saat New Normal. Jurnal Ekonomi Vol 5 No 1, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Farida. 2020. Pengaruh Ekonomi Terhadap Pendidikan Anak Di Masa Pandemi Covid-19. Man 3 Pekanbaru.
Hadiwardoyo, Wibowo. 2020. Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19. Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Jannah, Firda Miftakhul. 2020. Peningkatan Ekonomi Di Tengah Pandemi Dalam Menunjang Pergerakan
Pertumbuhan Ekonomi Di Surabaya. Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 7, Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya.
Kementrian Bidang Maritim dan Investasi. 2020. Tingkatkan Investasi pada Sektor Pendidikan, Kemenko Marves
Fokus pada Peningkatan Kualitas SDM, https://maritim.go.id/tingkatkan-investasi-pada-sektor-
pendidikan-kemenko-marves-fokus/ diakses pada tanggal 10 April 2022
Mareta, Setia Nilga. 2011. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Dan Penentuan Sektor Unggulan Kota Surabaya
Tahun 2007-2011. Universitas Negeri Surabaya.
Nurhaidah, M. Insya Musa. 2015. Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia. Jurnal Pesona
Dasar Vol 3 No 3, Universitas Syiah Kuala.
Pemerintah Kota Surabaya. 2021. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota 2020.
Puspaningtyas, Anggraeny. 2021. Optimalisasi Sektor Unggulan Kota Surabaya dalam Pemulihan Ekonomi Pasca
Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol 11 No 1, UPN Veteran
Sakti, Luxy Pujo. 2021. Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Pandemi Covid-19 Di Kota Malang. Jurnal
Administrasi dan Kebijakan Publik Vol 6 Nomor 2, Universitas Muhammadiyah Malang.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Rizal, Nuri Yussofa. 2021. Pandemi Covid-19 Mengakibatkan Melemahnya Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Di
Wilayah Kejeran, Kota Surabaya. Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 8, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya.
Yanuarita, Heylen Amildha. 2020. Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Budaya Di Kota Malang Dan
Konsep Strategis Dalam Penanganannya. Universitas Kadiri.