Anda di halaman 1dari 14

MINI-RISET

PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING DAN PENANAMAN MODAL


DALAM NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Diajukan Untuk Memenuhi Penilaian Akhir Semester
Mata Kuliah Ekonometrika I

Dosen Pengampu:

Tasmillah, S.S.T., M.E.

Disusun Oleh:

Muhammad Nur Hidayat

225020507111021

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023
PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING DAN PENANAMAN
MODAL DALAM NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI INDONESIA
Muhammad Nur Hidayat
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang
Program Studi Ekonomi Islam
mnhidayat@student.ub.ac.id

1 Desember 2023

Abstrak

Angka pertumbuhan ekonomi menjadi indikator bagaimana baik dan buruknya kesejahteraan suatu
negara dipandang, pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat dipantau melalui performa Produk
Domestik Bruto. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang konsisten tangguh dan stabil di tengah
ketidaktauhan akan adanya gejolak yang akan datang nantinya. Investasi menjadi syarat yang harus
dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang tangguh atau steady
growth dalam jangka panjang. Di Indonesia Investasi dilaksanakan melalui peneranan Penanaman
Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri. Dengan mengelola data PMA,PMDN dan
PDRB di tahun 2022 dan mengkolaborasi penelitian yang serupa dari periode 2017 hingga 2019. ,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Penanaman Modal Asing dan Penanaman
Modal Dalam Negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan membandingkan
pengaruhnya pada tahun 2022 dengan 2019, dimana kedua periode tersebut memiliki perbedaan
kondisi iklim investasi yang diakibatkan gejolak-gejolak seperti Covid-19 hingga Konflik Rusia-
Ukraina.

A. PENDAHULUAN
Harrod-Domar, dalam teorinya mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi
supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang tangguh atau steady growth
dalam jangka panjang yaitu perlunya investasi (Murni, 2016). Investasi tersebut dapat berupa
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Luar Negeri (PMA).
Penanaman Modal Dalam Negeri merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Sedangkan Penanaman Modal Asing
(PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di Indonesia oleh penanam
modal asing. PMA dapat dilakukan dengan menggunakan modal asing sepenuhnya atau
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
PMA dan PMDN memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
PMA, PMDN, dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi provinsi di Indonesia. Dengan adanya PMDN, akan menambah stok modal dan
meningkatkan produktivitas. Investasi berupa PMDN juga berperan penting dalam
menentukan jumlah output dan pendapatan. Meskipun PMDN masih relatif kalah dengan
PMA sebagai penggerak ekonomi Indonesia, realisasi investasi PMDN terus mengalami
pertumbuhan sejak tahun 2012 sampai dengan 2019. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa PMDN berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di beberapa
provinsi di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Yuliani tahun 2023. Hasil dari penelitian
Yuliani menunjukkan bahwa Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam
Negeri di 34 provinsi yang ada di Indonesia pada tahun 2019 berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel Produk Domestik Regional Bruto.
Pengaruh positif Penanaman Modal Asing dan Dalam Nnegeri di Indonesia
diperkuat dengan analisa investasi, dimana kondisi penanaman modal di Indonesia
menempati posisi yang baik, didasarkan pada survei CEO World Magazine, dalam BPKM
(2020) bahwa Indonesia menempati posisi ke-4 dari 67 negara sebagai negara yang memiliki
daya tarik kuat di bidang investasi dengan skor 84.4. Dalam sisi pertumbuhan ekonomi, PMA
dan PMDN ini ditunjukkan pada tahun 2017 yang mana PMA dan PMDN pada tahun
tersebut mengalami peningkatan berturut-turut 1,07% dan 20,48% menjadi 11,31% dan
21,32% yang kemudian diikuti oleh pertumbuhan ekonomi dari 4,79% menjadi 5,07%.
Secara tidak langsung, antara PMA dan PMDN serta pertumbuhan ekonomi seperti terdapat
sebuah hubungan.
Dari hasil penelitian sebelumnya oleh Yuliani dan survei CEO World Magazine,
Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing di Indonesia berpengaruh
positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada rentang tahun 2017 hingga 2019. Untuk
menguji konsistensi pengaruh PMA dan PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Dilakukanlah penelitian ini untuk menganalisa bagaiamana PMA dan PMDN
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode
selanjutnya yaitu 2022, yang pastinya pada periode tersebut, dunia investasi menghadapi
tantangan baru yaitu adanya gejolak-gejolak yang berpengaruh pada iklim investasi di
Indonesia seperti Covid-19 hingga konflik Rusia-Ukraina.

B. METODOLOGI
1. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan penelitian merupakan data makro yang dihimpun dari Badan
Pusat Statistika yang bersifat cross-section yang mencakup data dari 34 Provinsi di
Indonesia pada tahun 2022. Variabel dependen dari penelitian ini merupakan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), sedangkan variabel independennya yaitu Penanaman
Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berikut data dalam
satuan Milyar Rupiah yang digunakan sebagai bahan penelitian ini.
Tabel 1.1 Data Penelitian

No Provinsi PDRB PMA PMDN


1 ACEH 211750,02 1903377,3 4424,2
2 SUMATERA UTARA 955193,09 19631934,68 22789,2
3 SUMATERA BARAT 285378,64 1426041,3 2559,8
4 RIAU 991589,59 41001670,73 43062
5 JAMBI 276316,37 584736,6 8882,7
6 SUMATERA SELATAN 591603,48 18292410,53 23526
7 BENGKULU 90111,95 778654,35 6957,3
8 LAMPUNG 414131,42 3696370,65 5809,2
9 KEP. BANGKA BELITUNG 95285,43 1934702,475 6309
10 KEP. RIAU 308842,68 13932244,5 4817,4
11 DKI JAKARTA 3186469,91 55849803,68 89223,6
12 JAWA BARAT 2422782,32 97473502,88 80808,3
13 JAWA TENGAH 1560899,02 35233363,5 24992,3
14 DI YOGYAKARTA 165690,21 1699017,825 2275
15 JAWA TIMUR 2730907,09 46749094,5 65355,9
16 BANTEN 747250,29 50876559,23 31283,9
17 BALI 245233,24 6705079,125 6002,1
18 NUSA TENGGARA BARAT 156944,05 10510342,05 11031,5
19 NUSA TENGGARA TIMUR 118718,2 1093397,775 3459,3
20 KALIMANTAN BARAT 255797,28 11120437,13 9382,9
21 KALIMANTAN TENGAH 199947,9 8178854,025 6556,8
22 KALIMANTAN SELATAN 251256,54 3104175,675 12310,4
23 KALIMANTAN TIMUR 921332,98 18887588,85 39595,6
24 KALIMANTAN UTARA 138718,18 6421660,875 7526,4
25 SULAWESI UTARA 157028,36 1567750,425 5042,1
26 SULAWESI TENGAH 323617,16 111666790,5 3758,6
27 SULAWESI SELATAN 605144,68 6995955,75 7528
28 SULAWESI TENGGARA 158761,13 13095414,83 7596
29 GORONTALO 47574,43 1534933,575 1113,5
30 SULAWESI BARAT 54070,98 422144,025 1313,3
31 MALUKU 53692,91 1094889,45 611
32 MALUKU UTARA 70902,61 66938915,63 3414,9
33 PAPUA BARAT 91291,75 1071022,65 2139,1
34 PAPUA 262515,82 18802563,38 1311,8
Badan Pusat Statistik 2023

2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode analisis statistik yang digunakan untuk
menggambarkan, mendemonstrasikan, atau meringkas data. Analisis ini bertujuan untuk
memberikan deskripsi atau gambaran mengenai subjek penelitian berdasarkan data
variabel yang diperoleh dari kelompok subjek tertentu. Analisis deskriptif dapat
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabel histogram, nilai mean, nilai
standar deviasi dan lain. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan analisis deskriptif
adalah mendapatkan gambaran lengkap dari data baik dalam bentuk verbal atau numerik
yang berhubungan dengan data yang kita teliti.

3. Uji Asumsi Klasik


Setelah semua variabel telah terpenuhi datanya, dilakukan serangkaian uji, dimulai
dengan Uji Asumsi Klasik.Uji asumsi klasik ini merupakan uji prasyarat yang dilakukan
sebelum melakukan analisis lebih lanjut terhadap data yang telah dikumpulkan.
Pengujian asumsi klasik ini ditujukan agar dapat menghasilkan model regresi yang
memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Model regresi yang
memenuhi kriteria BLUE dapat digunakan sebagai estimator yang terpercaya dan handal
dimana estimator tersebut dinyatakan tidak bias, konsisten, berdistribusi normal dan
juga efisien. Untuk mengetahui apakah model regresi yang akan digunakan telah
memenuhi kriteria BLUE maka perlu dilakukan serangkaian pengujian yaitu Uji
Normalitas, Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastisitas
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, model regresi
yang baik memiliki distribusi data normal (Ghozali, 2018).
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Jarque-Bera dalam aplikasi
Eviews. Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual
secara sederhana dapat dilihat dengan membandingkan nilai Probabilitas J-B
(Jarque-Bera) hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Apabila nilai Prob. J-B
hitung lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa residual
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
variabel independen saling berkolerasi, maka variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel 90 independen dengan nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2018)
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan
melihat kolom Centered VIF (Variance Inflation Factor) pada output pengujian
data. Apabila nilai Varianve Inflation Factor dibawah 10 maka tidak terjadi
Multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedasitas.
Dalam penelitian ini digunakan ujji White untuk mengetahui apakah terjadi
Heteroskedastisitas pada data. Melalui uji white, penelitian dilakukan dengan
menganalisa nilai probabilitas Chi-Square. Apabila nilai probabilitas lebih besar
dari nilai alpha yaitu 0,05 , maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4. Model Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda sebagai metode
analisis dalam menguji hipotesis. Menurut Ghozali (2018 : 8) analisis linear
berganda (multiple regression) digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu
variabel bebas terhadap variabel terikat. Tujuan dilakukannya analisis regresi linear
berganda adalah untuk mengetahui ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara
variabel PMA dan PMDA terhadapa variabel PDRB.
Persamaan regresi linear bergandanya dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = PDRB
α = Intersep (konstanta)
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Penanaman Modal Asing (PMA)
X2 = Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
e = Error

5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah cabang ilmu Statistik Inferensial yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah
menerima atau menolak pernyataan tersebut. Tujuan dari hipotesis adalah untuk
menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data
dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima dari asumsi yang telah
dibuat.
a. Uji T (Parsial)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,
2018:99).
Uji T dapat dilakukan dengan Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05)
dengan tingkat signifikan t yang diketahui secara langsung pada output estimasi
eviews. dengan kriteria :
- Nilai signifikan t < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara individu dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
- Nilai signifikan t > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara individu dan signifikan tidak
mempengaruhi variabel dependen.
b. Uji F (Simultan)
Menurut Ghozali (2018 : 98), uji statistik F digunakan untuk menguji
apakah semua variabel independen yang ada pada model regresi mempunyai
pengaruh secara serentak atau bersama terhadap variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan cara membandingkan nilai Sig F dalam tabel Anova dengan
taraf signifikansi atau peluang kesalahan yang ditetapkan peneliti sebesar 5% (α
= 0,05).
- Jika nilai Sig F > α (0,05), maka hipotesis ditolak. Artinya secara
bersamasama semua variabel independen (X) tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Y).
- Jika nilai Sig F < α (0,05), maka hipotesis diterima. Artinya secara
bersamasama semua variabel independen (X) berpengaruh terhadap
variabel dependen (Y).

6. Uji Koefesien Determinasi


Menurut Ghozali (2018 : 97), koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pada
penelitian ini menggunakan adjusted R2. Karena menurut Ghozali (2018 : 97),
kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti meningkat. Oleh sebab itu banyak peneliti menganjurkan
untuk menggunakan adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi.
C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu pendekatan statistik yang digunakan untuk
menggambarkan atau menjelaskan data secara rinci. Tujuan utama dari analisis ini
adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang subjek penelitian berdasarkan data
variabel yang dikumpulkan dari kelompok subjek yang spesifik. Hasil analisis deskriptif
dari data penelitian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Analisis Deskriptif

PDRB PMA PMDN


Mean 1.256.645 1.576.288 8.943.481
Median 1.244.319 1.583.895 8.817.902
Maximum 1.497.442 1.853.103 1.139.890
Minimum 1.077.005 1.295.310 6.415.097

Dari tabel diatas, didapatkan Mean dari Produk Domestik Bruto sebesar 12,56645
dengan nilai maksimum sebesar 14,97442 dan nilai minimum sebesar 10.77005. Mean
dari Penanaman Modal Asing sebesar 15,76288 dengan nilai maksimum sebesar
18,53103 dan nilai minimum sebesar 12,953103. Mean dari Penanaman Modal Dalam
Negeri sebesar 8,943481 dengan nilai maksimum sebesar 11,39890 dan nilai minimum
sebesar 6,415097.

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regresi,
suatu variabel independen dan variabel dependen ataupun keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak normal Ghozali (2016).

Dari hasil uji normalitas di atas, didapatkan nilai Jarque-Bera sebesar


0,577372 dengan probabilitas sebesar 0,749247. Dengan hasil tersebut nilai
probabilitas yaitu 0,749247 lebih besar dari 0,05. dapat disimpulkan data dari 34
Provinsi di Indonesia terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Dari hasil coefficient diagnostic didapatkan nilai Centered Variance


Inflation Factors sebesar 1,697350. Dengan hasil tersebut nilai Variant Inflation
Factor (VIF) lebih kecil dari 10 dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas
pada variabel Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri
terhadap variabel Produk Domestik Regional Bruto.

c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedasitas.

Dari hasil uji heteroskedastisitas mengunakan uji white, didapatkan nilai


Probabilitas Chi-Square dari Obs*R Squared sebesar 0,2175. Dengan hasil tersebut
nilai Probabilitas Chi-Square dari Obs*R Squared sebesar 0,2175 lebih besar dari
0,05, dapat disimpulkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas antara variable
Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Produk Domestik
Regional Bruto.

3. Uji Regresi Berganda


a. Regresi Linier Berganda

Setelah data diolah didapatkankan estimation output seperti pada diatas. Hasilnya
didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 4.162229 + 0.165062.PMA + 0, 648782.PMDN


Keterangan:
Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PMA = Penanaman Modal Asing
PMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dianalisa degan output sebagai
berikut:
- Nilai konstanta atau C diperoleh sebesar 4.162229, yang bisa diartikan jika
variabel Penanaman Modal Asign dan Penanaman Modal Dalam Negeri bernilai
0, maka variabel Produk Domestik Regional Bruto akan sebesar 4.162229.
- Nilai koefisien regresi variabel PMA diperoleh sebesar 0.165062, yang bisa
diartikan jika variabel Penanaman Modal Asing mengalami peningkatan satu
satuan, maka variabel Produk Domestik Regional Bruto akan mengalami
kenaikkan sebesar 0.165062.
- Nilai koefisien regresi variabel PMDN diperoleh sebesar 0,648782, yang bisa
diartikan jika variabel Penanaman Modal Dalam Negeri mengalami peningkatan
satu satuan, maka variabel Produk Domestik Regional Bruto akan mengalami
kenaikkan sebesar 0,648782.
b. Uji T (Parsial)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,
2018:99).

Berdasarkan hasil estimation output, didapatkan nilai probabilitas variabel


PMA diperoleh 0,0411 yang lebih kecil dari 0,05, Sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima yang dapat disimpulkan variabel PMA dapat dinyatakan berpengaruh
signifikan terhadap variabel PDRB. Begitu pula dengan variabel PMDN, dengan
nilai probabilitas sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05, Sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima yang dapat disimpulkan dapat variabel PMDN berpengaruh signifikan
terhadap variabel PDRB. Dengan demikian Penanaman Modal Asing dan
Penanaman Modal Dalam Negeri berpengaruh secara signifikan terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).

c. Uji F (Simultan)
Menurut Ghozali (2018 : 98), uji statistik F digunakan untuk menguji
apakah semua variabel independen yang ada pada model regresi mempunyai
pengaruh secara serentak atau bersama terhadap variabel dependen

Berdasarkan hasil estimation output, didapatkan nilai F-Statistic sebesar


54,85839 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,000000 yang lebih kecil dari nilai
signifikan yaitu 0,05. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dan dapat disimpulkan
variabel PMA dan PMDN secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap
variabel PDRB.

d. Uji Koefesien Determinasi (R)


Menurut Ghozali (2018 : 97), koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Pada penelitian ini menggunakan adjusted R2. Karena menurut Ghozali
(2018 : 97), kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat. Oleh sebab itu
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan adjusted R2 pada saat
mengevaluasi model regresi.

Diketahui nilai Adjusted R-Squared sebesar 0,765486. Maka dapat


disimpulkan bahwa variabel Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam
Negeri mampu menjelaskan variabel Produk Domestik Regional Bruto sebesar
76,54% dan sisanya yaitu 23,46% dijelaskan oleh variabel-variabel di luar penelitian
ini.
4. Pembahasan
1. Pengaruh Penananman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Pada hasil estimasi output didapatkan koefesien variabel Penanaman Modal Asing
sebesar 0.165062 dengan signifikansi sebesar 0,0411. Angka tersebut membuktikan
bahwa pada tahun 2022 Penanaman Modal Asing masih memiliki dampak positif
dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di 34 Provinsi di
Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian Yuliani dengan berdasarkan data 2019.
Dengan demikian, Penanaman Modal Asing pada tahun 2022 tetap berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia walaupun iklim invesatasi
Indonesia telah mengalami tantangan-tantangan besar pada rentang tahun 2019
hingga 2022 seperti Covid 19 hingga Konflik Rusia-Ukraina.
2. Pengaruh Penananman Modal Dalam Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Pada hasil estimasi output didapatkan koefesien variabel Penanaman Modal Dalam
Negeri sebesar 0,648782 dengan signifikansi sebesar 0,0000. Angka tersebut
membuktikan bahwa pada tahun 2022 Penanaman Modal Dalam Negeri masih
memiliki dampak positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto
di 34 Provinsi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian Yuliani dengan
berdasarkan data 2019. Dengan demikian, Penanaman Modal Dalam Negeri pada
tahun 2022 tetap berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
walaupun iklim invesatasi Indonesia telah mengalami tantangan-tantangan besar
pada rentang tahun 2019 hingga 2022 seperti Covid 19 hingga Konflik Rusia-
Ukraina.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Penanaman Modal Asing dan Penanaman
Modal Dalam Negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domestik
Regional Bruto dari 34 Provinsi di Indonesia pada tahun 2022. Hal ini dapat disimpulkan
Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri masih berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kesamaan hasil penelitian ini
dengan penelitian Yuliana pada tahun 2023 dengan menggunakan data PMA dan PMDN
2019, menunjukkan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang
merupakan satu sektor ekonomi utama yaitu investasi, merupakan syarat tercapainya
pertumbuhan yang tangguh atau steady growth dalam jangka panjang, seperti yang
dikemukakan oleh Harrod-Domar. Namun, penelitian ini tidak serta merta menjadi patokan
PMA dan PMDN akan terus konsisten berperan terhadap pertumbuhan perekonomian
Indonesia, karena masih ada syarat lain yang bisa menjaga ekonomi tetap steady growth dan
ketergantungan ekonomi terhadap satu determinan ditentukan oleh kebijakan serta fokus
negara dalam memaksimalkan potensi masing-masing negara,seperti Indonesia apalagi
perekonomian terdiri atas struktur-struktur yang berkolerasi satu sama lain.
E. DAFTAR PUSTAKA
Yuliani, N. M., Fuadi, A. B., Arkan, M. N., Ghaisani, S., Helmi, Y., Pembangunan,
E., Ekonomi, F., & Bisnis, D. (n.d.). Pengaruh PMA dan PMDN Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi 34 Provinsi di Indonesia The Influence of FDI and
PMDN on Economic Growth in 34 Provinces Indonesia.
https://ojs.ejournalunigoro.com/index.php/JEMeS

Akuntansi, S., Ekonomi, F., Maranatha, K., Kambono, H., & Ekonomi Program
Studi Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Jl drg Suria Sumantri No, F.
(2020). Pengaruh Investasi Asing dan Investasi Dalam Negeri terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Elyzabet Indrawati Marpaung. 12(1), 137–
145. http://journal.maranatha.edu

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007


TENTANG PENANAMAN MODAL. (n.d.).
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2007/25TAHUN2007UU.HTM

Anggaran, K., Keahlian, B., Perwakilan, D., & Ri, R. (n.d.). PENGARUH
INVESTASI, TENAGA KERJA, SERTA EKSPOR TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI The Effect of Investment, Employment, and
Exports on Economic Growth Rendy Alvaro (Vol. 6, Issue 1).

Anda mungkin juga menyukai