2.1. Geografi Daerah Penelitian Lokasi eksplorasi batu andesit berada di Dusun Sonyo yang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dari Provinsi D.I Yogyakarta. Adapun Dusun Sonyo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kabupaten Magelan, Desa Giri Mulyo,Desa Samigaluh 2. Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo, Desa Kokap 3. Sebelah Selatan : Wates, Panjatan, Samudera Indonesia
2.1.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi Eksplorasi berada di Dusun Sonyo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta. Luas area eksplorasi adalah 90.000 m 2 . Berikut adalah peta untuk lokasi daerah ekplorasi :
Kesampaian daerah kerja dari jogja sekitar 30 km yang dicapai dengan jalan Jogja - Kulonprogo melewati Kabupaten Kulonprogo, kemudian menggunakan jalan utama Kecamatan Sentolo dengan jarak tempuh 13 km sampai desa Sidomulyo. Kemudian dari Sidomulyo ditempuh jalan berbatu dengan jarak tempuh 2 km. Waktu total yang diperlukan dari jogja kurang lebih 1,5 jam. Sedangkan Kondisi jalan ke lokasi penelitian (Yogya Sidomulyo) sendiri terdiri atas : 1. Jalan dari Yogya ke Kabupaten Kulonprogo dilalui melalui jalan beraspal (jalur lintas antar propinsi ) 2. Jalan dari Kabupaten Kulonprogo ke kecamatan Pengasih melewati desa Sentolo melewati jalan yang beraspal 3. Jalan dari Desa Sidomulyo ke Dusun Sonyo melalui jalan yang kondisinya berbatu dan berlumpur. 4. Kondisi jalan di lokasi penelitian masih berupa tanah dan batu dengan sebelah ruasnya terdapat jurang dan belum ada tanggul pengaman,
2.1.2. Keadaan Daerah Penelitian a. Kependudukan Berdasarkan pada laporan kecamatan Pengasih dalam tahun 2012, jumlah penduduk di Desa Sidomulyo sebanyak 49.789 orang, terdiri dari 24.511 laki-laki dan 25.278 perempuan, dengan 5.307 kepala keluarga. Berdasarkan komposisi penduduk, jumlah usia dewasa lebih banyak dari usia anak-anak. Dalam komposisi tersebut usia 7-19 tahun termasuk kelompok pendidikan sebanyak 1.556 orang. Kelompok tenaga kerja yang berusia 15-56 sebanyak 4.083. Untuk lebih lengkapnya komposisi penduduk berdasarkan kelompok pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.1, berdasarkan kelompok tenaga kerja pada Tabel 2.2. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia Kelompok Pendidikan
No. Tingkat Usia (tahun) Jumlah (jiwa) Prosentase (%) 1 00 03 2689 5,40 2 04 06 926 1,86 3 07 12 5452 10,95 4 13 15 6507 13,07 5 16 18 6552 13,16 6 19 keatas 30734 61,73 Jumlah 49789 100 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia Kelompok Tenaga Kerja No. Tingkat Usia (tahun) Jumlah (jiwa) Prosentase (%) 1 10 14 6422 12,89 2 15 19 8862 17,79 3 20 26 7552 15,17 4 27 40 6427 12,91 5 41 56 5780 11,61 6 57 keatas 13925 27,97 Jumlah 49789
100 Sumber : data monografi Kec. Pengasih tahun 2014
b. Iklim dan Curah Hujan Desa Sidomulyo mempunyai iklim tropis dengan musim hujan dari bulan November sampai dengan bulan Mei dan musim kemarau dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober. Temperatur udara berkisar antara 26-33. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.363 mm sampai 3.383 mm, dengan rata-rata pertahun sebesar 2.073 mm. Jumlah hari hujan tahunan berkisar antara 74 hari sampai 170 hari, dengan rata-rata pertahun sebesar 100,18 hari
Tabel 2.3 Tabel Data Curah Hujan
Tahun Curah Hujan (mm) Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2001 567 522 406 123 52,5 34 116,5 0 0 803 399 360 2002 689 210 314 220 32 0 14 0 0 33 389 389 2003 405 275 219 66 57 0 0 0 15 205 218,5 516,5 2004 273 282,5 278 0 155,5 7 0 3,5 0 0 184 506 2005 296 241 156 125 0 173 40 0 15 140 443 532 2006 339 220 325 158 56 17 9 0 0 0 15 235 2007 135 104 459 258 9 32 9 0 0 65 207 613 2008 419 238 271 88 0 0 0 0 0 141 475 353 2009 222 296 160 212 92 62 27 0 0 0 220 72 2010 243 128 183 153 276 77 16 18 253 350 172 255 2011 313 493 305 260 302 2 2 0 0 1 375 514 Rata-rata 354,64 273,59 279,64 151,18 93,82 36,73 21,23 1,95 25,73 158,00 281,59 395,05 Curah Hujan Rata-rata per Tahun Sumber : Dinas Pertanian dan Kelautan Ke. Pengasih, Kab. Kulonprogo Musim Hujan merupakan musim yang sangat penting untuk penduduk Sidomulyo. Air hujan digunakan untuk kegiatan sehari hari oleh penduduk sekitar. Wilayah Sidomulyo merupakan wilayah sulit untuk mendapatkan air serta belum tersedianya jaringan air bersih (PDAM), sehingga warga Sidomulyo memiliki bak penampungan untuk menampung air hujan yang akan digunakan untuk kegiatan sehari hari.
c. Vegetasi Pada umumnya Flora yang terdapat di desa Sidomulyo adalah tanaman keras seperti kelapa, mangga, kacang tanah, alpokat, rambutan, jeruk siam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3, tabel 2.4, dan tabel 2.5. Tabel 2.4 Luas Tanam Menuru Komoditas Pertanian
No Komoditas Luas (Ha) Produksi (Kw) 1. 2. 3. 4. Bawang merah Kacang Panjang Cabe Kelapa 1 2,5 2 303 28 62 38,5 5722 Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sidomulyo 2012
Tabel 2.5 Luas Tanam Menuru Komoditas Buah Buahan
No Komoditas Jumlah Pohon Produksi (Kw) 1. 2. 3. 4 5. Mangga Alpokat Rambutan Duku Jeruk Siam 7.624 51 1.160 4 1.179 4.272,87 25,05 1.243,59 2,25 550.10 Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sidomulyo 2012
Tabel 2.6 Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman Perkebunan
No Komoditas Luas (Ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lada Kakao Cengkeh Jahe Laos Kencur 2,8 328,25 106 47,2 39,9 11,1 Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sidomulyo 2012
Di desa Sidomulyo dilakukan sistim tanam tumpangsari, sehingga di selasela kelapa ditanami tanaman produksi, sehingga lahan yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh penduduk. Fauna yang terdapat di desa Sidomulyo sebagian besar adalah hewan ternak karena selain sebagai petani penduduk bekerja sebagai peternak, Penjelasan tentang hewan ternak dapat dilihat di tabel 2.7 Tabel 2.6. Jenis Populasi Ternak
No Ternak Jumlah (ekor) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sapi Ayam Kambing Domba Itik Kelinci 614 25.767 1.329 505 458 107 Sumber : Daftar Isian Potensi Desa Sidomulyo 2012
d. Tata Guna Lahan Ketika musim hujan oleh masyarakat sebagian besar ditanami Coklat, padi atau sayuran, sedangkan pada musim kemarau ditanami ketela rambat, jagung atau kacang Wilayah penyelidikan berdasaran hasil survey bulan januari 2014 masih berupa lahan-lahan pertanian yang umumnya sawah tadah hujan dan tegalan. Sawah tadah hujan tanah. Di sekitar areal persawahan juga ada yang ditanami pohon kelapa, pohon jati, akasia, mahoni, dan randu. Untuk tegalan masyarakat lebih cenderung menanami lahannya dengan ketela pohon, jagung dan diselingi pohon buah- buahan seperti pohon pisang dan pepaya.
2.2. Geologi Regional 2.2.1. Fisiografi Wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai enam jenis tanah yaitu tanah Alluvial, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran, dan Lathosol.Jenis tanah Lathosol merupakan jenis tanah yang dominan di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Temon, Pengasih, Kokap, Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh seluas 24.400 Ha (41,62%). Urutan terluas kedua yaitu seluas 12.899 Ha (22%) adalah tanah Grumosol, berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff. Tanah jenis ini tersebar di Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan. Tanah Litosol berasal dari batuan induk batugamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Panjtan, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan dengan total luasan 3.512 Ha (5,99%). Sedangkan jenis tanah Alluvial terdapat di Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Pengasih, dan Kokap dengan total luasan 7.880 Ha (13,44%). Jenis tanah Regosol ditemui di seluruh Kecamatan kecuali di Kecamatan Lendah dan Kalibawang dengan total luasan 8.636 Ha (14,73%). Tanah Regosol ini adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Morfologi umum wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah daerah datar yang dikelilingi oleh pegunungan yang sebagian besar terletak di wilayah utara. Hamparan wilayah tersebut menurut ketinggian tanahnya adalah 17,58 % berada pada ketinggian <7 m diatas permukaan air laut (dpal), 15,20 % berada pada ketinggian 8 25 m dpal, 22,84 % berada pada ketinggian 26-100 m dpal, 330 % berada pada ketinggian 101-500 m dpal, dan 11,37 % berada pada ketinggian >500 m dpal. Masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Kulon Progo memiliki beberapa tingkat ketinggian medan yang bervariasi. Topografi wilayah Kabupaten Kulon Progo dibagi menjadi tiga bagian menurut keadaan topografinya yaitu bagian utara, bagian tengah dan bagian selatan. Ketinggian merupakan hal yang berperan dalam pemisaHan bagian-bagian daerah. Desa Sedangsari yang termasuk Kecamatan Pengasih temasuk dalam kelompok bagian tengah menurut topografinya. Dengan merupakan daerah ketinggian antara 100 - 500 meter dari permukaan air laut.
2.2.2. Stratigafi Stratigrafi regional daerah Kulonprogo telah di teliti oleh beberapa ahli dengan berbagai pendekatan, diantaranya Bemmelen (1949), Marks (1957), Suyanto dan Roskamil (1977), Raharjo dkk (1977), Harsono dan Riyanto (1981) dan Soeria Atmadja dkk (1991). Secara garis besar stratigrafi regional Kulonprogo dari tua ke muda adalah sebagai berikut : Formasi Nanggulan Formasi Andesit Tua Formasi Jonggrangan Formasi Sentolo Formasi Gunungapi Kuarter Muda 2.2.3. Struktur Geologi Di daerah Sonyo dijumpai beberapa batuan beku, batuan sedimen yang dominasi oleh batu pasir, breksi andesit, batu gamping serta napal. Kedudukan batuan sedimen tersier ini diterobos oleh batuan beku berupa andesit porfir serta dasit dibeberapa tempat. Batuan beku diperkirakan merupakan batuan terobosan hasil aktifitas gunung api tersier. Didaerah Sonyo II dijumpai batuan andesit berwarna abu-abu, massif, dijumpai beberapa lubang gas (vasikuler), tekstur porfiro afantik, dengan mineral dominan terdiri dari plagioklas serta piroksen. Gambar berikut menunjukkan Peta Geologi D.I. Yogyakarta yang memberikan persebaran batuan secara umum di wilayah Kulon Progo dan sekitarnya.