MENETAPKAN KEADAAN
A. Pengumpulan Data
1. Data Kebijakan Pemerintah
Data Kebijakan Pemerintah yaitu tentang Rencana kegiatan
Operasional Pembangunan Pertanian yang telah ditetapkan pemerintah di
Wilayah tertentu. Kebijakan pemerintah sendiri merupakan suatu
keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud
dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum. Berdasarkan
data yang ada, kebijakan pemerintah di Kecamatan Weru terbagi menjadi
2 (dua) yaitu kebijakan pembangunan pertanian dan kebijakan peyuluhan
pertanian, antara lain sebagai berikut :
a. Kebijakan pembangunan pertanian, terdiri dari :
1) Perencanaan program ketahanan pangan Kabupaten Sukoharjo.
2) Program penyuluhan pertanian Kabupaten Sukoharjo.
3) Kebijakan lain yang terkait dengan penyuluhan pertanian
Kecamatan Weru.
b. Kebijakan Penyuluhan Pertanian, terdiri dari :
1) Terwujudnya program penyuluhan pertanian seseuai kebutuhan
petani.
2) Tersusunnya rencana kerja penyuluhan pertanian di wilayah kerja
masing-masing.
3) Tersedianya data peta wilayah pengembangan teknologi spesifik
lokasi sesuai dengan pengwilayahan komoditas unggulan.
4) Terdesiminasinya informasi teknologi pertanian secara merata dan
sesuai dengan kebutuhan petani.
5) Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian petani,
kelompok tani, kelompok usaha/asosiasi petani dan usaha formal,
koperasi dan kelembagaan formal lainnya.
6) Terwujudnya kemitraan usaha antara petani dengan pengusaha yang
saling menguntungkan.
7) Terwujudnya akses petani ke lembaga keuangan, informasi, sarana
produksi pertanian dan pemasaran.
8) Meningkatnya produktifitas agribisnis komoditas unggulan di
masing-masing wilayah kerja.
9) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani di masing-
masing wilayah.
2. Data Keadaan Wilayah
a. Letak Geografis
Desa Grogol merupakan desa yang terletak di Kecamatan Weru
Kabupaten Sukoharjo yang berbatasan dengan :
Utara : Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten dan
Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo
Timur : Desa Karangtengah, Kecamatan Weru, Kabupaten
Sukoharjo
Selatan : Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten
Gunungkidul
Barat : Desa Bendungan, Kecamatan Cawa, Kabupaten Klaten
(Penulisannya dirapihin lagi ya)
b. Tata Guna Lahan
Desa Grogol memiliki tata guna lahan yang terbagi menjadi tanah
sawah, tanah kering, hutan negara, perkebunan negara/swasta, dan lain
(sungai, jalan, kuburan, dll). Namun demikian yang terhitung disini
adalah luas daerah tanah sawah, tanah kering, dan lain-lain. Tanah
sawah sendiri terdiri dari irigasi teknis, irigasi setengah teknis,
sederhana dan tadah hujan. Sedangkan tanah kering terdiri dari
pekarangan/bangunan, tegalan, padang gembala, tambak/kolam, dan
rawa.
Tabel 2. Data Tata Guna Lahan di Desa Grogol Kecamatan Weru
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016
No Jenis Daerah Luas Daerah (ha)
1. Tanah Sawah 146,5538
a. Irigasi Teknis 110,5038
b. Irigasi setengah teknis -
c. Sederhana -
d. Tada Hujan
2. Tanah Kering
a. Pekarangan/Bangunan 61,8542
b. Tegalan/kebunan -
c. Tambak/Kolam -
d. Rawa -
3. Lain-Lain 4,4975
Sumber: Monografi Desa
Dari data Tabel di atas dapat diketahui luas daerah di grogol
sebagian besar merupakan tanah sawah yaitu sebesar 146,5538 ha.
Sedangkan yang lainnya adalah tanah kering dan sungai maupun jalan-
jalan. (minimal 3 kalimat)
c. Perhubungan Jalan, Listrik dan Telepon
Desa Grogol yang terletak di Kabupaten Sukoharjo merupakan
desa yang letaknya di ujung utara kecamatan weru. Desa grogol
memiliki infrastruktur yang cukup baik, hal ini disebabkan desa Grogol
merupakan perbatasan langsung kabupaten sukoharjo dengan kabupaten
lainnya seperti kabupaten Gunungkidul dan Klaten.
Tabel 3. Data Sarana dan Prasarana di Desa Grogol Kecamatan Weru
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016
No Indikator Kondisi
1. Jalan Sangat Baik
2. Listrik Ada
3. Telepon Ada
Sumber: Monografi Desa
Tabel di atas menunjukkan keadaan perhubungan jalan di Desa
Grogol dengan sangat baik karena mayoritas jalan disana sudah hamper
di aspal semuanya. Desa Grogol memiliki sarana listrik dan juga sarana
telepon. (minimal 3 kalimat)
3. Data Keadaan Penduduk
a. Keadaan Penduduk Menurut Umur
Umur seseorang akan menentukan bagaimana sikap
seseorang. Pada umumnya orang muda sikapnya radikal darpada
sikap orang yang telah tua, masalah umur akan berpengaruh pada
sikap seseorang (Walgito, 2005). Pada perencanaan program,
keadaan penduduk menurut umur diperlukan untuk mengetahui
jumlah penduduk yang sudah masuk dalam usia kerja atau dengan
kata lain untuk mengetahui jumlah penduduk produktif dan jumlah
penduduk non produktif.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Desa Grogol
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016
No Kelompok Umur Jumlah
1. 0-4 230
2. 5-9 200
3. 10-14 391
4. 15-19 369
5. 20-24 374
6. 25-29 397
7. 30-39 334
8. 40-49 383
9. 50-59 551
10. >60 542
Sumber: Monografi Desa
Dari data Tabel jumlah penduduk menurut umur Tahun
2016 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling banyak
terdapat pada kelompok umur 50 – 59 tahun yaitu sebesar 551
jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat
pada kelompok umur 5 - 9 tahun yaitu sebesar 200 jiwa. Dari tabel
diatas juga dapat dihitung bahwa penduduk non produktif (0-14
tahun dan >60 tahun) di desa Grogol sebesar 1363 jiwa, sedangkan
penduduk produktif (15 – 59 tahun) di desa Grogol sebesar 2408
jiwa. Dengan demikian, keadaan penduduk menurut umur ini dapat
digunakan untuk menghitung ABT (Angka Beban Tanggungan)
suatu wilayah, berikut ABT Desa Grogol Kecamatan Weru
Kabupaten Sukoharjo :
ABT = ∑ Penduduk non Produktif x 100
∑ Penduduk Produktif
= 1363 x 100
2408
= 56,60
Angka Beban Tanggungan (ABT) merupakan perbandingan
antara penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan > 60 tahun)
dengan penduduk usia produktif (usia 15-59 tahun) dikalikan 100.
Angka Beban Tanggungan (ABT) di Desa Grogol pada tahun
2009 adalah 56,60 %. Sehingga Angka Beban Tanggungan (ABT)
yang ditanggung oleh masyarakat di Desa Grogol termasuk dalam
kategori sedang.
Angka Beban Tanggungan (ABT) ini mempunyain arti
bahwa tiap 100 penduduk usia produktif di Desa Grogol
menanggung 56 penduduk usia non produktif. Semakin banyak
usia non produktif, maka Angka Beban Tanggungan (ABT) akan
semakin besar. Sebaliknya jika penduduk usia non produktif
sedikit, maka Angka Beban Tanggungan (ABT) akan semakin
kecil.
b. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Keadaan penduduk menurut jenis kelamin dibagi menjadi
dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk menurut
jenis kelamin ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara
penduduk berjenis kelamin laki-laki dan penduduk berjenis
kelamin perempuan. Sehingga dapat diketahui pula perbandingan
laki-laki dan perempuan dalam melakukan pekerjaannya.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Grogol
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016 tabel
jangan kepotong ya dk
No Penduduk Jumlah
1. Laki-laki 1787
2. Perempuan 1983
Total 3770
Sumber: Monografi Desa
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk laki-laki sebesar 1787 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebesar 1983 jiwa dengan total 3770 jiwa. Keadaan
penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk
menghitung sex ratio di Desa Grogol Kecamatan Weru Kabupaten
Sukoharjo :
Sex ratio = Jumlah laki-laki x 100%
Jumlah Perempuan
= 1787
1983
= 90,11 %
Sex ratio merupakan perbandingan antara penduduk laki-
laki dengan penduduk perempuan yang dapat dicari dengan
menggunakan jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan
kemudian dibuat perbandingannya. Jika sex ratio di Desa Grogol
adalah 90,11 %, maka artinya dalam 100 penduduk perempuan
terdapat 90 penduduk laki-laki. Hal ini berarti pembagian kerja
antara perempuan dan laki-laki tidak sama, sehingga yang lebih
berperan adalah perempuan.
c. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kecepatan adopsi dan inovasi dari sasaran
penyuluhan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka kecepatan
adopsi dan inovasi dari sasaran penyuluhan akan semakin tinggi
dan begitu pula sebaliknya. Pengetahuan merupakan salah satu
komponen prilaku petani yang turut menjadi faktor dalam adopsi
inovasi. Tingkat pengetahuan petani mempengaruhi petani dalam
mengadopsi teknologi baru dan kelanggengan usahataninya.
Adapun tingkat pendidikan yang ada di Desa Grogol adalah
sebagai berikut:
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Grogol Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun
2016
No Pendidikan Jumlah
1. TK 0
2. Belum Tamat SD 29
3. Tamat SD/Sederajat 285
4. Tamat SMP/Sederajat 213
5. Tamat SMA/Sederajat 573
6. Tamat Perguruan Tingi 157
Sumber: Monografi Desa
Dari Tabel data di atas menunjukkan tingkat pendidikan
masyarakat di Desa Grogol yang paling banyak yaitu telah tamat
SMA/sederajat dengan jumlah 573 orang dan yang paling sedikit
belum tamat SD/sederajat yaitu sebanyak 29 orang. Berdasarkan
data tersebut dapat dikatan tingkat pendidikan masyarakat di Desa
Grogol cukup baik, dimana tamatan Perguruan Tinggi juga
jumlahnya cukup banyak. Tingkat pendidikan yang relatif tinggi
mempengaruhi kecepatan petani dalam mengadopsi inovasi yang
ada.
d. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk
memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu
dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan
penduduk dan keadaan demografinya (Daldjoeni, 1987). Berbagai
macam dan jumlah mata pencaharian dapat digunakan sebagai
tolak ukur kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Keadaan
penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk mengetahui
tingkat social ekonomi dan karakteristik desa dengan melihat mata
pencahariannya yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mata pencaharian yang mereka miliki mencerminkan tingkat
kesejahteraan penduduk Desa Grogol karena salah satu indikator
dalam kesejahteraan penduduk adalah berdasarkan pendapatan
yang mereka peroleh. Sehingga apabila semakin mapan seseorang
dalam bermata pencaharian, maka semakin mapan pula
kesejahteraan hidup mereka.
Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa
Grogol Tahun 2016
No Pekerjaan Jumlah
1. Petani 345
2. Buruh Tani 472
3. Nelayan 608
4. Pengusaha 584
5. Buruh Industri 476
6. Buruh Bangunan 118
7. Pedagang 137
8. Pengangkutan 57
9. Pegawai Negeri Sipil 76
10. Pensiunan 26
11. Lainnya -
Sumber: Monografi Desa
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa mata
pencaharian masyarakat yang paling banyak dilakukan yaitu
sebagai nelayan sebanyak 608 orang dan yang paling sedikit yaitu
sebagai pensiunan 26 orang. Dari data diatas dapat diketahui
bahwa penduduk di Desa Grogol cukup sejahtera karena
masyrakat disana sudah tidak hanya bergantung pada pertanian
melainkan banyak yang sudah mulai menggeluti mata pencaharian
lain. Dapat dilihat pada tabel diatas petani dibandingkan dengan
pengusaha dan nelayan sudah cukup jaub berbeda di Desa Grogol.
4. Data Kelembagaan Desa
a. Kelembagaan Pemerintah
Kelembagaan pemerintah merupakan sebuah instansi yang
dibuat untuk memudahkan masyarakat Desa Grogol dalam
melakukan birokrasi yang ada di desa mereka. Sehingga dengan
adanya kelembagaan pemerintah yang jelas dan baik, maka
masyarakat Desa Grogol semakin mudah dalam melakukan
kegiatan bermasyarakat dan birokrasi.
Tabel 8. Data Lembaga Pemerintahan di Desa Grogol Kecamatan
Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016
No Pemerintah Desa Jumlah
1. Kepala Dukuh 8
2. RK 8
3. RT 20
Sumber: Monografi Desa
Dari data kelembagaan pemerintahan di atas, diketahui
jumlah Kepala Dukuh di Desa Grogol sebanyak 8 orang. Jumlah
RK dan RT masing-masing 8 dan 20.
b. Kelembagaan Pertanian
Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang
terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk
memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan
penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Kelembagaan
pertanian di Desa Grogol Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo
memiliki kelembagaan berupa kelompok tani. Kelompok
tani adalah beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun
diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian dalam
tujuan, motif, dan minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan
surat keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagai wadah
komunikasi antarpetani.
Kelompok-kelompok tani ini memiliki anggota yaitu petani
yang berada di desa tersebut. Dalam setiap kelompok tani terdapat
kelompok tani yang homogen yaitu kelompok tani yang
anggotanya memiliki usahatani dengan komoditas yang sama.
Selain itu terdapat kelompok tani heterogen yaitu kelompok tani
yang anggotanya memiliki usahatani dengan komoditas yang
berbeda.
Tabel 9. Data Kelembagaan Pertanian di Desa Grogol Kecamatan
Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016
No Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota
1. Prasajo 63
2. Marsudi Tani 91
3. Taru Mulyo 119
4. Ngupoyo Bogo 49
5. Rahayu 30
352
Sumber: Monografi Desa
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa Desa Grogol
memiliki kelembagaan pertanian yaitu kelompok tani yang
berjumlah 5 buah. Kelompok tani tersebut antara lain Prasajo
beranggota 63 orang, Marsudi Tani beranggota 91 orang, Taru
Mulyo beranggota 119 orang, Ngupoyo Bogo beranggota 49 orang
dan Rahayu beranggota 30 orang.
c. Kelembagaan Ekonomi
Kelembagaan ekonomi di Desa Grogol Kecamatan Weru
Kabupaten Sukoharjo merupakan lembaga perekonomian atau
usaha perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat Desa Grogol
. Usaha di bidang perekonomian ini merupakan mata pencaharian
yang dimiliki oleh masyarakat. Semakin banyak dan beragam
usaha yang mereka laukan, maka semakin sejahtera pula
masyarakat di Desa Grogol .
Tabel 10. Data Kelembagaan Ekonomi di Desa Grogol Kecamatan
Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016
No Lembaga Jumlah
1. Toko 18
2. Kios 49
3. Koperasi Simpan Pinjam 13
4. Badan Kredit 2
Sumber: Monografi Desa
Data di atas menunjukkan kelembagaan pertanian yang
terdapat di Desa Grogol antara lain Toko, kios, koperasi simpan
pinjam dan badan kredit. Sedangkan jumlah yang paling banyak
yaitu kios sebanyak 49 buah. Minimal 3 kalimat
5. Data Keadaan Usahatani
a. Keadaan Hewan Ternak dan Jumlah Produksi.
Keadaan hewan ternak yang terdapat di Desa Grogol
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo antara lain terdiri dari
hewan besar dan hewan kecil. Hewan ternak dalah hewan yang
dengan sengaja dipelihara sebagai sumberpangan, sumber bahan
baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha
pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan (atau perikanan,
untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari
kegiatan pertanian secara umum. yg digarisbawah kenapa ya
Tabel 12. Data Keadaan Hewan Ternak di Desa Grogol
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016
No Jenis Hewan Produksi (ekor)
1. Sapi Biasa 137
2. Kambing Domba 149
3. Ayam Kampung 1204
4. Itik 51
Sumber: Monografi Desa
Dari tabel di atas dapat diketahui jenis hewan ternak yang
paling banyak dihasilkan di Desa Grogol yaitu ayam kampung
dengan jumlah produksi 1204 ekor. Minimal 3 kalimat
B. Perumusan keadaan
Tempat yang diteliti pada Praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program
Penyuluhan Pertanian ini yaitu kelompok tani Prasajo, Marsudi Tani dan Taru
Mulyo di Desa Grogol , Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.
1. Adapun jenis tanaman yang di tanam di desa ini yaitu padi sebesar 80%,
selebihnya 20% untuk tanaman sayur dan buah-buahan. Benih padi yang
biasa digunakan oleh petani di Desa Grogol adalah varietas inpari, IR64
dan situbagendit. Teknik pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani
pada tanaman pangan yaitu dengan cara membajak dengan alat traktor.
2. Siten penanaman bibit dilakukan dengan system jajarlegowo yaitu jarak
tanamnya 2:1, 3:1, 4:1, dan 5:1. Kedalaman penanaman bibit juga perlu
diperhatikan yaitu sekitar 5 cm. di desa Grogol dalam 1 tahun terdapat 3
musim tanam yaitu 2 kali padi dan 1 kali palawija.
3. Pengelolaan irigasi di Desa Grogol sudah cukup baik. Dimana di Desa
Grogol kebersihan saluran irigasi merupakan tanggung jawab seluruh
petani. Sehingga saluran irigasi dan embung yang ada di Desa Grogol
dapat sangat mendukung kegiatan pertanian di daerah tersebut. Embung
yang berada di Desa Grogol sangat bermanfaat pada saat musim kemarau,
embung yang terdapat di Desa Grogol memiliki panjang 115 m, lebar 80 m
dengan kedalaman 2,5 m.
4. Petani-petani di Desa Grogol melalui GAPOKTAN diberikan pelatihan
pembuatan pupuk organik oleh Lembaga Joglo Tani sehingga mereka
dapat memproduksi pupuk organic buatan sendiri. Rumah kompos
merupakan nama tempat pembuatan produk pupuk organi dengan
didukung oleh peralatan yang memadai yang telah diberikan oleh
Lembaga Joglo Tani. Hal ini membantu kebutuhan pupuk organik di Desa
Grogol, yang sudah tercukupi dengan adanya rumah kompos ini. Selain di
Desa Grogol, daerah di luar desa Grogol juga sudah mulai memakai
produk buatan rumah kompos ini, sehingga pesanan pupuk organik setiap
tahunnya meningkat. Namun demikian, kegiatan produksi pupuk tidak bisa
berjalan secara rutin karena keterbatasan bahan baku, modal dan tenaga
kerja.
5. Sebagian besar petani belum berpartisipasi aktif dalam kelompok tani
dimana sebesar 50% petani antusias mendengarkan penyuluh dalam
memberikan informasi terkait cara peningkatan usahatani dan
pengendalian hama dan penyakit. Di Desa Grogol anggota kelompok tani
belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang menunjang system
integritas tanaman padi dan ternak sapi. Kegiatan itu meliputi seperti tidak
mau memelihara ternak secara berkelompok karena lebih memilih dengan
cara tradisional dan individu. Kelompok tani yang tergabung dalam
gapoktan juga masih monoton pada kegiatannya masing-masing, belum
terjadi kesinambungan atau sinergitas yang nyata diantara kelompok tani.
Tingkat keeratan hubungan antar anggota Kelompok Tani sudah cukup
baik, tetapi karena kesibukan yang berbeda dari masing-masing petani
maka intensitas pertemuan hanya dilakukan 1x dalam seminggu.
Kemampuan petani dalam menyerap teknologi baru masih rendah, petani
masih monoton melakukan sesuatu hanya berdasarkan pengalaman masa
lalu. Persepsi terkait apa yang disampaikan penyuluh hanya dapat
dilakukan apabila sudah ada bukti nyata keberhasilan program tersebut.
6. Kondisi jalan Desa Grogol yang baik memberikan kemudahan bagi
kegiatan transportasi pertanian. Walaupun cukup jauh dari pusat kota, akan
tetapi dengan kondisi jalan yang sebagian besar aspal menjadikan
kemudahan bagi kegiatan pertanian.
V. PENGENDALIAN (115)
HAMA DAN PENYAK
Berapa kali Saudara a. Sesuai anjuran (baik terserang 18
1. melakukan pemberantasan penyakit atau tidak)
hama/penyakit? b. Tidak sesuai anjuran (bila terserang 8
hama/penyakit)
c. Tidak dilakukan 0
2. Berapakah dosis spray a. Sesuai anjuran ( 1 lt/kl spray) 18
setiap frekuensi b. Lebih dari anjuran 15
penyemprotan? c. Kurang dari anjuran 10
3 Alat apa yang Saudara a. Dengan alat semprot (hand 18
pakai dalam sprayer/motor sprayer)
penyemprotan? b. Dengan alat tradisional 5
4 Kapan Saudara melakukan a. Sesuai anjuran (tepat waktu dan 12
penyemprotan? interval)
b. Tidak sesuai anjuran 5
5 Apakah Saudara a. Sesuai dengan hama/penyakit yang 6
menggunakan pestisida menyerang
yang sesuai dengan b. Tidak sesuai dengan hama/penyakit 0
hama/penyakitnya? yang menyerang
VI PANEN (50)
1 Kapan Saudara melakukan a. Pada saat malai telah menguning dan 25
panen? tidak terjadi hujan
b. Saat malai telah menguning tanpa 5
menghiraukan hujan turun atau tidak
2 Bagaimana Cara Saudara a. Dengan Sabit 15
memanen b. Dengan Tangan Saja 5
.
VII. PEMASARAN (24)
1. Bagaimana sistem a. Dijual ke pengumpul 8
penjualan terhadap hasil b. Dijual sendiri/diecer 6
panen Saudara? c. Ditebaskan 2
2. Kemanakah saudara a. Ke daerah luar kabupaten 4
memasarkan b. Hanya sampai dalam Kabupaten 3
hasil/produksi? setempat
c. Di desa/ tempat sendiri 1