Anda di halaman 1dari 7

5

BAB II

DEMOGRAFI

A. GRAFIK DAN TOPOGRAFI


Kabupaten Gowa terletak pada 5°33' - 5°34' Lintang Selatan dan 120°38' - 120°33'
Bujur Timur. Kabupaten Gowa terdiri dari wilayah dataran rendah dan wilayah dataran
tinggi dengan ketinggian anatar 10-2800 meter diatas permukaan air laut. Namun
demikian wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar merupakan dataran tinggi yaitu sekitar
72,26% terutama di bagian timur hingga selatan karena merupakan Pegunungan
Tinggimoncong, Pegunungan Bawakaraeng-Lompobattang dan Pegunungan Batureppe-
Cindako. Dari total luas Kabupaten Gowa 35,30% mempunyai kemiringan tanah di atas
40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya dan
Tompobulu. Kabupaten Gowa dilalui oleh banyak sungai yang cukup besar yaitu ada 15
sungai. Sungai dengan luas daerah aliran yang terbesar adalah Sungai Jeneberang yaitu
seluas 881 km² dengan panjang sungai utama 90 Km.
Puskesmas Batumalonro merupakan salah satu Puskesmas dari dua puluh lima
Puskesmas yang ada di Kabupaten Gowa, yang terletak pada 5 026’15,7” Lintang selatan
dan 199039’27,8” Bujur timur dengan letak administrative di Desa Batumalonro,
Kecamatan Biringbulu. Wilayah kerja Puskesmas Batumalonro terdiri dari dua Desa
dengan sebelas Dusun dengan luas wilayah keseluruhan 45,63 km 2 dengan luas wilayah
Desa Batumalonro 25,13 km2, dan Desa Baturappe 20,50 km 2. yang dikelilingi perbukitan
yang tingginya rata-rata 1.000 mdpl dan 165 mdpl dari permukaan air laut.

5
6

Jarak antara Puskesmas dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa sejauh 47,3
kilometer dengan jarak tempuh kendaraan roda empat selama kurang lebih dua jam
perjalanan.

Wilayah kerja Puskesmas Batumalonro meliputi dua Desa, yakni Desa Batumalonro
dan Desa Baturappe yang berbatasan lansung :

1. Sebelah utara : Bungayya, Kec. Sapaya, Kab. Gowa


2. Sebelah Timur : Desa Berutallasa, Kec. Biringbulu, Kab. Gowa
3. Sebelah Selatan : Desa Marayoka, Kec. Bangkala, Kab. Jeneponto
4. Sebelah Barat : Desa Ko’mara, Kec. Polobangkeng Barat, Kab. Takalar

B. KEADAAN PENDUDUK
Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal pokok,
yaitu jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan
dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi, dan persebaran penduduk
yang kurang merata.
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Laju pertumbuhan
penduduk sangat berguna untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang
akan datang.
Berdasarkan data dari Desa Batumalonro dan Desa Baturappe, Registrasi
penduduk tahun 2017 sebanyak 6.287 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 2.971 jiwa (47,26 %), dan perempuan sebanyak 3316 jiwa (52,74 %)
dengan Sex Ratio antara laki-laki dan perempuan adalah 112. Sedangkan data yang
di himpun dari pendataan PIS-PK Tahun 2018, ditemukan penurunan jumlah
penduduk yang drastic dengan jumlah 4.475 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 2.136 jiwa (47,73 %), dan jumlah penduduk perempuan adalah 2.339 jiwa
(52,27 %) dengan sex ratio antara laki laki dan perempuan adalah 91.
Hal ini disebabkan kebiasaan masyarakat yang mencari sumber penghidupan di
luar daerah lain. hal ini umum terjadi di daerah dataran tinggi yang ada di Kabupaten
Gowa dimana pada suatu musim, masyarakat berbondong-bondong merantau ke
berbagai provinsi di Indonesia dan bahkan ke luar negeri.
Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada table II.A.1.
TABEL II.B.1
JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUMALONRO TAHUN 2018
7

Jumlah Penduduk
No Tahun Jumlah Sex Ratio
Laki-laki Perempuan
1 2 3 4 5 7
1 2017 2.971 3.316 6.287 112
2 2018 2.136 2.339 4.475 91
Sumber : Data PIS-PK Tahun 2018

2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur


Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk
piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk yang telah dilakukan,
dapat disusun sebuah piramida penduduk tahun 2018. Dasar piramida menunjukkan
jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk
laki-laki dan badan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk
perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri
dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar
bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi.
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi/
rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan
angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah penduduk produktif
(umur 15–64 tahun) dengan umur tidak produktif (umur 0–14 tahun dan umur 65
tahun ke atas).
TABEL II.B.2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUMALONRO TAHUN 2018

N Jumlah Penduduk Rasio Jenis


Kelompok Umur Jumlah
o Laki-laki Perempuan Kelamin
1 2 3 4 5 6
1 0-4 141 149 290 94,6
2 5-9 180 160 340 112,5
3 10 - 14 203 171 374 118,7
4 15 - 19 205 238 443 86,1
5 20 - 24 135 178 313 75,8
6 25 - 29 152 178 330 85,4
7 30 - 34 148 182 330 81,3
8 35 - 39 175 203 378 86,2
9 40 - 44 211 237 448 89,0
10 45 - 49 192 179 371 107,3
11 50 - 54 99 114 213 86,8
12 55 - 59 83 101 184 82,2
13 60 - 64 61 66 127 92,4
14 65 - 69 51 49 100 104,1
15 70 - 74 51 66 117 77,3
16 75+ 49 68 117 72,1

Jumlah 2.136 2.339 4.475 91,3


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 43
Sumber : Data PIS-PK Tahun 2018
8

Pada grafik II.B.2 menunjukkan komposisi penduduk menurut kelompok umur


menunjukkan tertinggi pada umur produktif (umur 15 -64 tahun). Jumlah penduduk
usia tidak produktif (usia 0-14 tahun) dengan laki-laki berjumlah 524 jiwa (11,71%)
dan perempuan berjumlah 480 jiwa (10,73%) dengan jumlah keseluruhan usia tidak
produktif 1.004 jiwa (22,43%), sedangkan usia produktif (usia 15-64 tahun) dengan
jumlah laki-laki 1.461 jiwa (32,65%) dan jumlah perempuan 1.676 jiwa (37,45%).
GRAFIK II.B.1
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUMALONRO TAHUN 2018

75+

70 - 74

65 - 69

60 - 64

55 - 59

50 - 54

45 - 49

40 - 44

35 - 39

30 - 34

25 - 29

20 - 24

15 - 19

10 - 14

5-9

0-4

300 200 100 0 100 200 300

Sumber : Data PIS-PK Tahun 2018

3. Persebaran dan Kepadatan Penduduk


Pada data Grafik II.A.2 di Desa Baturappe penyebaran penduduk
terbesar ada di Dusun Baturappe dengan jumlah 655 jiwa (14%) dan
penyebaran penduduk terkecil ada di Dusun Karetojeng dengan jumlah 272
jiwa (6%).

GRAFIK II.A.2
PERSEBARAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/ KOTA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUMALONRO TAHUN 2018
9

Bontotangga Bungasunggu
7% 10%
Bangkowa
8%
Malonjo
9%
Balangjuju
7%
Karetojeng
6%

Bontosuro
11% Biboro
8%

Pimpinga Parangloe
9% 11%

Baturappe
14%

Sumber : Data PIS-PK Tahun 2018

Dari grafik II.A.3 dapat dilihat besarnya angka beban tanggungan menurut jenis
kelamin dan kelompok usia produktif dan nonproduktif di Sulawesi Selatan untuk
kondisi Tahun 2018. Rasio beban tanggungan atau disebut juga rasio tanggungan
keluarga adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (penduduk
usia muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia produktif.

P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)

P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)

P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64 tahun)

TABEL II.A.3
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF DI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUMALONRO TAHUN 2018

N
Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
o
1 2 3 4 5
1 10-14 Tahun 203 171 374
2 15-65 Tahun 1.461 1.676 3.137
3 65 Tahun ke atas 151 183 334
 Jumlah 1.815 2.030 3.845
 Angka Beban Tanggungan 22,57
Sumber : Data PIS-PK Tahun 2018
10

Kepadatan penduduk mempengaruhi kondisi sosial budaya suatu daerah.


Semakin padat penduduk suatu daerah maka akan semakin banyak fasilitas umum
yang diperlukan, seperti perumahan, drainase, jalan, sanitasi, sekolah, dan masih
banyak fasilitas lainnya. Kepadatan penduduk baik yang semakin padat ataupun
semakin jarang penduduk selalu memiliki dampak positif dan negatif.

Penduduk adalah orang yang tinggal di suatu daerah dan biasanya secara hukum
berhak tinggal di daerah tersebut dengan bukti surat resmi seperti bukti
kewarganegaraan, domisili/ KTP, atau bukti resmi lainnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Kepadatan Penduduk adalah jumlah orang yang tinggal per satuan
luas pada wilayah suatu daerah. Biasanya satuan untuk kepadatan penduduk adalah
jiwa/ hektar, orang /hektar, jiwa/ km 2 , atau orang/ km2 . Semakin besar angkanya
maka semakin padat kependudukannya. Di Indonesia, angka kepadatan penduduk
daerah perkotaan umumnya relatif lebih besar daripada angka kepadatan penduduk
daerah pedesaan. Cara menghitung Kepadatan penduduk suatu daerah baik itu desa/
kelurahan/ kecamatan/ kota /kabupaten/ provinsi/ negara/ wilayah lainnya dapat
menggunakan rumus berikut ini :

Dimana : 
KP : Kepadatan Penduduk
P  : Jumlah Penduduk
L  : Luas wilayah/ daerah 

Kepadatan penduduk terbanyak ada di Desa Batumalonro dengan 129


jiwa/km2 dan. Sedangkan di Desa Batumalonro sebanyak 82 jiwa/ km 2,
GRAFIK II.A.4
KEPADATAN PENDUDUK MENURUT DESA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUMALONRO TAHUN 2018
11

Batumalonro
Baturappe 39%
61%

Sumber : Data PIS-PK Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai