Oleh :
Dibiayai oleh :
NON PNBP Universitas Sumatera Utara
Sesusai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian kepada
Masyarakat Program Berbasis Penelitian
Tahun Anggaran 2017
Nomor : 3222/UN5.2.3.2.1/PPM/2017, Tanggal 24 Juli 2017
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Pengabdian Kepada : IbM Kelompok Usaha Pisang Sale di Desa
Bandar Tinggi
2. Tim Pelaksana
No. Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Alokasi
Asal Waktu
(jam/minggu)
1 Ir.Tugiman, MT. Ketua Material Struktur USU 7
2 Nismah Panjaitan, Anggota 1 Produksi dan USU 8
ST, MT Manajemen
3 Suprianto,ST.,MT. Anggota 2 Material USU 4
RINGKASAN v
BAB 1 PENDAHULUAN 1
Lampiran 1 Biodata 23
Tanaman pisang merupakan tanaman yang sangat mudah dijumpai di desa Bandar
tinggi kecamatan Bandar masilam kabupaten simalungun. Buah pisang dapat diolah
menjadi pisang sale dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah tanaman
tersebut. Mitra pengabdian pada kegiatan ini mengolah pisang sale secara
tradisional, dimana pengeringan masih menggunakan sinar matahari yang tentunya
membutuhkan waktu penjemuran 4-5 hari. Proses pengasapan pisang juga
dilakukan menggunakan rak pengasapan yang sangat terbatas sehingga sangat sulit
bagi mitra untuk meningkatkan kapasitas produksi. Masalah pertama mitra usaha
pisang sale di desa tersebut diantaranya adalah tidak tersedianya peralatan
pengering berbahan bakar gas yang dapat mempersingkat waktu pengeringan serta
sebagai solusi untuk pengeringan pada musim penghujan. Masalah lainnya adalah
kapasitas rak pengasapan yang masih terbatas. Melihat kondisi masyarakat mitra
tersebut maka pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menyediakan peralatan
pengering berbahan bakar gas dan peningkatan kapasitas pengasapan. Selain kedua
solusi tersebut tim juga memberikan materi pelatihan untuk meningkatkan
pemahaman mengenai tatakelola usaha kecil dan menengah (UKM). Hasil
pelaksanaan kegiatan pengabdian telah diperoleh beberapa capaian yang dapat
diuraikan terdiri dari: (1) Pembuatan rumah pengasapan telah selesai dibuat dengan
ukuran 5,7m x 3.m, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pengasapan awal dan
tempat persiapan bahan baku serta penggorengan pisang sale. (2) Pembuatan
peralatan pengering model box bahan bakar gas dengan sirkulasi alami telah selesai
dibuat sebagai solusi permasalahan mitra. Hasil uji coba peralatan diperoleh
kualitas produk lebih higienis dan warna merah kecoklatan, dan waktu pengeringan
selama 6 jam lebih singkat bila dibandingkan metode konvensional selama 28 jam.
Pemasaran
Pisang Sale Pisang Sale
Proses pengasapan dan penjemuran merupakan tahapan yang terpenting pada pembuatan
pisang sale. Pada proses pengasapan pisang yang telah dikupas dilakukan pengasapan
(gambar 1.2) menggunakan kayu bakar, proses ini bertujuan untuk tujuan pengawetan secara
alami sehingga pisang bisa bertahan dalam waktu yang lama. Mitra pengabdian melakukan
pengasapan menggunakan kayu dan sabut kelapa supaya temperatur tidak terlalu tinggi,
sebaliknya mengahasilkan asap lebih banyak sehingga proses pengawaten lebih baik. Proses
pengawetan ini membutuhkan waktu minimal 3-4 jam pengasapan. Pada saat bahan baku
pisang melimpah sering sekali mitra mengalami permasalahan. Permasalahan pertama yang
dihadapi mitra pada proses pengasapan, masalah ketersediaan ruang (space) pengasapan yang
dimiliki mitra menjadi hambatan untuk meningkatkan kapasitas produksi pisang sale. Saat
ini rak yang dimiliki hanya mampu menampung pisang 6-8 rak atau berkisar 14 kg sekali
proses.
Metode pengeringan jenis tersebut memiliki keunggulun karena biaya paling murah
dibanding metode jenis lain, tetapi memiliki kelemahan diantaranya waktu pengeringan
cukup lama (4-5 hari) dan proses sangat bergantung kepada sinar matahari. Pada saat musim
hujan proses pengeringan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi dan saat curah hujan
tinggi kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan sehingga produksi terganggu dan banyak bahan
baku pisang terbuang tidak dapat dimanfaatkan.
Selain permasalahan teknologi produksi, Permasalahan ketiga yang dihadapi mitra
pengabdian adalah tata kelola usaha dimana sistem manajemen usaha yang dilakukan masih
tradisional, hal ini menyebabkan mitra sangat sulit untuk mengembangkan usaha dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dimiliki. Hal ini dikarenakan minimnya pelatihan/training yang
pernah diikuti oleh mitra.
Melihat situasi dan permasalahan yang dihadapi mitra pengabdian maka tim berusaha
untuk memberikan solusi yang meliputi perbaikan sistem pengasapan pisang sale melalui
peningkatan kapasitas rak/ruangan sehingga kapasitas produksi dapat ditingikatkan. Solusi
untuk permasalahan yang kedua melalui penyediaan mesin pengering sistem rak untuk
mengatasi ketergantungan terhadap panas matahari, diharapkan dengan adanya peralatan ini
bisa menjadi solusi untuk pengeringan terutama pada saat musim hujan dan pelatihan system
manajemen usaha yang benar, materi ini akan diberikan oleh tim pengabdi kepada mitra. Pada
akhirnya kapasitas produksi pisang sale “Nur Lena/Sapma “ (gambar 1.4) dapat ditingkatkan
sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan penghasilan mitra pengabdian ini.
Usaha pembuatan pisang sale yang ditekuni mitra merupakan usaha yang
menjanjikan,dikarenakan bahan baku yang tersedia sangat melimpah dan pasar yang masih
luas. Setelah melihat metode proses produksi yang dijalankan masih ditemukan
permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan sesegera mungkin. Berdasarkan uraian
masalah yang menjadi prioritas mitra, maka tim pengadi masyarakat memberikan solusi untuk
mengatasi masalah yang dihadapi terdiri dari:
1. Pembuatan rak/ruang untuk tempat pengasapan pisang yang lebih besar sehingga
kapasitas dapat ditingkatkan.
2. Penyediaan peralatan pengering sistem rak untuk mengatasi ketergantungan
proses pengeringan terhadap sinar matahari pada saat musim hujan.
3. Pelatihan sistem manajemen dan perawatan peralatan pengering pisang sale.
Dari solusi yang ditawarkan diharapkan diperoleh luaran berupa perbaikan sistem kerja pada
proses pembuatan pisang sale yang dikelola oleh mitra. Secara lebih luas luaran kegiatan
pengabdian ini seperti diperlihatkan pada tabel 1 berikut:
Berdasarkan hal-hal di atas maka dibuatlah suatu solusi untuk mengatasi masalah yang
dihadapi mitra melalui studi kepustakaan, pelaksanaan survei, perbaikan sistem pengasapan
dan penyediaan peralatan pengering. Secara umum, solusi yang diberikan kepada mitra terdiri
dari beberapa tahapan dan dapat digambarkan menggunakan diagram fish bone berikut ini
(gambar 3.1) :
Penyediaan peralatan
pengering Perhitungan
Persiapan Survey Lokasi Pemasang kapasitas
pengeringan
an alat
Pre
Quisioner Uji coba
Identifikasi Analisa Proses peralatan Peningkatan
masalah kapasitas produksi
Pembuatan ruang pisang sale
pengasapan “SAPNA”
Laporan kegiatan
Perhitungan Evaluasi system
kebutuhan material pengasapan
Penyuluhan tentang
manajamen Publikasi
Perbaikan sistem Pembuatan Rak
pengasapan pengasapan Penyelesaian
Post Quisioner
Akhir
Gambar 3.1 : Diagram fish bone tahapan kegiatan pengabdian masyarakat
Gambar 3.1 diatas memperlihatkan bagaimana kegiatan akan dilakukan sebagai solusi untuk
permasalahan yang dihadapi oleh Mitra usaha pisang sale di desa Bandar Tinggi kecamatan
Bandar Masilam kabupaten Simalungun. Penjelasan lebih lanjut mengenai kegiatan diuraikan
sebagai berikut :
1. Survey ke tempat mitra di Usaha pembuatan pisang sale desa Bandar Tinggi
kecamatan Bandar Masilam kabupaten Simalungun.
Survey ini merupakan tahapan awal kegiatan dimana pada kegiatan ini bertujuan
untuk melihat secara langsung permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam proses
pembuatan pisang sale. Tahapan survey ini sangat penting dilakukan untuk
mendapatkan solusi yang benar terhadap permasalahan yang dihadapi mitra
pengadian.
2. Pre Quesioner
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana mitra memahami bagaimana
pentingnya proses pengasapan dan mekanisme meningkatkan kapasitas produksi
pisang sale. Quesioner awal ini juga dilakukan untuk melihat pengetahuan mitra
mengenai kebersihan proses pisang sale dan kaitannya dengan kesehatan.
3. Peningkatan kapasitas rak dan ruangan pengasapan
Tahapan ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya pembuatan pembuatan rak-rak
pengasapan menjadi 24 rak dengan susunan berjenjang menjadi 4 tingkat. Pembuatan
ruangan pengasapan dengan ukuran 3 x 3 mtr terbuat dari material utama kayu dan
dibuat tertutup untuk menghasilkan proses pengasapan yang optimum.
4. Penyediaan peralatan pengering
Peralatan ini digunakan untuk mengeringkan pisang sale yang telah melewati proses
pengasapan hingga kadar air < 18%. Peralatan ini diharapan dapat menggantikan
pengeringan sale menggunakan sinar matahari terutama pada musim penghujan.
Peralatan pengering yang akan ditransfer ke mitra memiliki kapasitas 6 rak dengan
sumber panas berasal dari gas/listrik.
5. Analasia perbaikan sistem produksi pisang sale
Tahapan ini dilakukan di tempat usaha mitra pengabdian di desa Bandar Tinggi
dengan melibatkan mitra dalam pelaksanaan. Tahapan pertama yang dilakukan
dengan melakukan analisa kapasitas produksi menggunakan pengasapan sebelum dan
sesudah perbaikan system rak pengasapan, analisa ini sangat penting dilakukan untuk
mengetahui peningkatan produksi yang dicapai. Analisa waktu yang dibutuhkan untuk
pengeringan pisang sale setelah menggunakan peralatan pengering dibandingkan
dengan proses pengeringan menggunakan sinar matahari.
6. Penyuluhan kepada mitra
Kegiatan penyuluhan ini sangat penting dilakukan sebagai bagian dari kegiatan
pengabdian. Penyuluhan ini dilakukan bertujuan untuk menambah pengetahuan
mengenai sistem manajemen usaha kecil dan menengah kepada mitra (UKM).
7. Post Kuesioner
Kegiatan Kuesioner di akhir kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengukur
apakah masalah yang dihadapi mitra sudah terselesaikan, serta melihat peningkatan
kapasitas produksi pisang sale “SAPNA” Ibu LINA desa Bandar Tinggi kecamatan
Bandar masilam kabupaten Simlungun.
8. Publikasi ilmiah
Publikasi merupakan kegiatan akhir dari semua tahapan pada kegiatan akan dibuat
tulisan ilmiah dan akan dipublikasikan ke proseding/jurnal ilmiah nasional.
9. Laporan Akhir
Laporan akhir ini dibuat sebagai salah satu wujud pertanggung jawaban atas dana yang
telah diberikan untuk semua kegiatan pengabdian masyarakat. Format laporan
pengabdian ini akan mengacu kepada buku X panduan penelitian dan pengabdian
masyarakat.
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Gambar 5.2 bahan baku kayu berti untuk rumah pengasapan dan penggorengan
5.1.2. Seng asbes
Bagian atap rumah pengasapan terbuat dari seng asbes (gambar 5.3) yang terdapat di
pasaran. Jenis atap ini memiliki kelebihan diantaranya kemudahan dalam pemasangan
(assembling), tidak dibutuhkan perawatan khusus sehingga dapat meminimalisir biaya
operasional serta ringan. Atap jenis ini juga tidak dapat menyerap panas sehingga cocok
digunakan untuk tempat pengasapan.
Rak tempat
pisang
Tempat
kompor
Gambar 5.6 Peralatan pengering pisang sale tipe box dengan pemanas gas
Dari gambar diatas terlihat bahwa sumber panas berasal dari bagian rak paling
bawah. Panas dialirkan menggunakan sirkulasi alamiah seperti diperlihatkan pada
gambar 5.7. sirkuliasi model ini dapat diaplikasikan dikarenakan temperatur yang ingin
dihasilkan di dalam ruangan (oven) berkisar 60-70oC, kisaran temperatur ini umumnya
digunakan untuk pengeringan berbagai jenis produk termasuk pisang sale. Beberapa
tahapan dalam pengoperasian peralatan ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Hidupkan alat pembaca suhu panas dengan menggunakan sumber arus listrik
2. Atur suhu menjadi 60-70oC
3. Nyalakan api kompor
Setelah ketiga tahapan dilakukan maka sistem pemanas akan bekerja secara otomatis
mengalirkan panas keseluruhan ruangan/rak (gambar 5.7). Kompor gas otomatis apabila
melebihi suhu maksikum yang telah ditetapkan dan menyala kembali apabila suhu sedikit
dibawah temperatur tersebut. Sistem otomatis seperti ini akan menghasilkan
penghematan dari segi konsumsi bahan bakar serta tidak terjadi panas berlebih pada
produk pisang sale yang pada akhirnya kualitas akan lebih terjamin.
Gambar 5.7 Sirkulasi aliran panas di dalam peralatan pengering pisang sale
5.4. Evaluasi efektivitas penggunaan peralatan pengering pada pembuatan pisang sale
Evaluasi dilakukan untuk semua kegiatan untuk melihat seberapa efektif kegiatan
pengabdian yang telah dilakukan dapat meningkatkan produktivitas usaha rumahan pisang
sale di desa Bandar Tinggi. Perbandingan antara metode pembuatan pisang sale secara
konvensioanal dengan menggunakan peralatan pengering type box berbahan bakar gas (tabel
5.1) memperlihatkan penggunaan peralatan pengering telah dapat membantu meningkatkan
kualitas dan kuantitas pisang sale bila dibandingkan metode konvensional yang selama ini
digunakan oleh mitra pengabdian. Kualitas meliputi kehigienisan, tingkat kekeringan dan
waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pisang sale yang siap jual. Hal yang paling urgent
dari kegiatan pengabdian ini adalah mencari solusi dalam proses pengeringan supaya tidak
tergantung kepada intensitas cahaya matahari. Aplikasi peralatan pengering pada pembuatan
pisang sale telah berhasi mengatasi masalah tersebut, sehingga pembuatan pisang sale dapat
terus dilakukan walaupun pada saat musim penghujan dimana cahaya panas matahri sangat
minim.
Tabel 5.1. Perbandingan pembuatan adonan secara konvensional dengan mesin pengering
No. Keterangan Konvensional Mesin pengering
Baik Kurang Baik Kurang
baik baik
1. Kehigienisan √ √
2. Tingkat kekeringan √ √
3. Konsumsi listrik √ √
4. Waktu pengeringan √ √
5. Kapasitas pengeringan √ √
6. Harga / investasi awal - √
7. Ketergantungan dengan cuaca √ √
8. Kemudahan engoperasian √ √
Perbandingan waktu pengeringan yang dibutuhkan pada pembuatan pisang sale diperoleh
dengan cara melakukan serangkaian pengujian langsung hasilnya seperti diperlihatkan pada
gambar 5.8:
1.8 1.6
Massa pisang sale (x103 gr)
1.4
1.5
1
1.2 0.9
0.9
0.6
0.3
0
0 3 11 14
waktu pengeringan (Jam)
Gambar 5.8. Grapik waktu yang dibutuhkan mengeringkan pisang sale menggunakan sinar
matahari
Gambar 5.8 diatas memperlihatkan proses pengeringan pisang sale menggunakan sinar
matahari membutuhkan waktu 28 jam atau setara dengan 4-5 hari. Hal ini akan berbeda
apabila menggunakan bantuan peralatan pengering berbahan bakar gas, dimana waktu
pengeringan bisa dipersingkat seperti diperlihatkan pada gambar 5.9 berikut:
1.6
1.5
1.6
1.3
1.4
Gambar 5.10 Pisang sale menggunakan pengeringan tipe box berbahan bakar gas
Tidak ada perbedaan warna pisang sale baik itu menggunakan pengeringan sinar matahri
maupun mesin (gambar 5.10), ini artinya penggunaan mesin tidak menurunkan kualitas
pisang sale jika dilihat dari segi warna. Faktor warna merupakan satu diantara parameter
kualitas pisang sale, karena konsumen lebih menginginkan pisang sale yang memiliki warna
merah kecoklatan (gambar 5.10) dibanding sale yang berwarna hitam.
5.5. Analisa biaya pembuatan pisang sale
Proses pembuatan pisang sale ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis
produk. Hasil pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel pembuatan pisang sale
sebanyak 15kg buah pisang yang dibeli dari petani yang terdapat disekitar lokasi mitra
pengabdian. Hasil perhitungan analisa biaya diperoleh perincian biaya seperti diperlihatkan
pada tabel 5.2 berikut:
Pembuatan produk pisang sale dengan cara pengasapan telah berhasil meningkatkan nilai
ekonomis hasil pertanian tanaman pisang di desa Bandar Tinggi. Dari hasil perhitungan
terlihat peningkatan penghasilan yang diperoleh petani meningkat lebih dari 100% bila
mengolah pisang matang menjadi pisang sale. Analisa biaya ini sangat penting dilakukan
untuk melihat apakah penggunaan mesin pengering masih layak secara ekonomis atau tidak
sehingga dapat dibuatkan suatu kesimpulan mengenai kegiatan ini. Sebagai catatan hasil
produksi pisang sale mitra masih dipasarkan di sekitar kecamatan Bandar masilam kabupaten
simulungun dan kedepan diharapkan dapat dikembangkan dengan adanya pelatihan dan
peningkatan kapasitas produksi dari hasil kegiatan pengabdian.
6.1. Kesimpulan
Kegiatan pengabdian yang dilakukan pada mitra usaha pisang sale telah selesai dilaksanakan
, sehingga dapat dibuat beberapa kesimpulan yang meliputi :
1. Analisa permasalahan mitra serta rencana solusi yang ditawarkan berupa rumah
pengasapan dan peralatan pengering telah selesai dibuat.
2. Pembuatan rumah pengasapan sekaligus berfungsi sebagai rumah persiapan bahan
baku serta penggorengan produk dengan ukuran 5,7m x 3 m telah selesai dibangun.
3. Pembuatan peralatan pengering model box dengan sirkulasi panas secara alami sudah
selesai dilaksanakan dengan kapasitas 7 rak sesuai dengan yang direncanakan.
4. Pemasangan plank pengabdian telah selesai dilaksanakan.
5. Uji coba langsung peralatan mesin pengering telah berhasil dilakukan.
6. Hasil uji coba diperoleh penggunaan mesin pengering diperoleh waktu pengeringan
selama 6 jam lebih singkat bila dibandingkan menggunakan cahaya sinar matahari
yang membutuhkan waktu 28 jam.
7. Training pengoperasian dan perawatan telah selesai dilaksanakan.
8. Publikasi kegiatan pengabdian pada kegiantan seminar nasional telah selesai
dilaksanakan.
6.2.Saran
Dari hasil pengamatan dilapangan tim pengabdian memberikan beberapa saran untuk
meningkatkan produksi mitra, diantaranya:
1. Perbaikan kemasan produk menggunakan mesin pengemas supaya produk lebih
menarik.
2. Mendaftarkan produk ke Dinkes setempat untuk mendapatkan No. PIRT.
3. Perluasan pasar ke daerah lain sehingga produksi yang telah meningkat dapat
diimbangi dengan penetrasi pasar yang lebih luas.
REFERENSI
Billah, M.T., 2014, Outlook Komoditi Pisang, Pusat data dan sistem informasi pertanian ,
sekretarian jenderal kementerian pertanian, ISSN 1907-1507.
Fahroji, _____, Pasca panen dan pengolahan pisang, balai pengkajian teknologi pertanian
riau, www.academia.edu. diakses tanggal 13 Mei 2017.
Susetyo, P.B., 2014, Perkembangan Kewirausahaan di Sumut Menjanjikan, http://mdn.biz.id.
Online tanggal 2 Febuari 2017.
Widyowijatnoko, A.,______, Konstruksi dinding bambu plaster, modul
pelatihan, Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung, www.
Baboocentral.org, online tanggal 20 Agustus 2017.
LAMPIRAN IV. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENGABDI
1. Ketua Pengabdian masyarakat
A.Identitas Diri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Tinggi
Riwayat Pekerjaan:
Daftar Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian
1 2002 Kaji Eksperimental Getaran Poros - Rotor
2 2003 Analisi Putaran Kritis Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air
3 2004 Analisi Getaran Pada Automobil Dengan Menggunakan
Autosea
4 2005 Analisis Gaya Goncang (Shaking Forces) Pada Motor Dua
Tak Tanpa Bobot Imbang Dan Dengan Bobot Imbang
5 2005 Kekuatan Lelah Baja Struktur Pada Lingkungan Kelembaban Tinggi
Semua Data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Ir.Tugiman, MT.
NIP.19570412 198503 1 004
2. Biodata Anggota Pengabdi 1
Format Biodata
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Nismah Panjaitan, ST, MT
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIDN/NIK/Identitas 198001122014042001/0112018003
lainnya
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universita Universita Sumatera
Sumatera Utara Utara
Bidang Ilmu Teknik Industri Teknik Industri
Tahun Masuk-Lulus 1998-2003 2004-2005
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Estimasi Biaya Studi Pengukuran
Pemulihan Beban Kerja Mental
Tenaga Kerja Operator Filling
Langsung Dursban dan Herbo
dengan Metode pada PT Dow
Activity Based Agrosciences
Costing di PT Indonesia
ATMINDO
Medan
Nama Pembimbing/Promotor Prof. A.Rahim Prof. A.Rahim
Matondang, Matondang, MSIE
MSIE dan Ir. dan Ir. Nazlina,MT
Dini Wahyuni,
MT
C. Pengalaman Penelitian
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml(Juta Rp)
1 2014 Pengembangan Model Fractioanal Factorial PNPB 10.000.000
Design Pada Percobaan N Faktor dengan
Penyelesain Taguchi
F. Pelatihan/Workshop/Seminar Ilmiah
No
Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Waktu dan Tempat
.
Seminar Seleksi Regional Lomba Penelitian 28 Sep 2015
1. Transportasi Tingkat Nasional Tahun 2015 Universitas Sumatera Utara dan
Departemen Perhubungan
Seminar Sosialisasi Lembaga Akreditasi
16 Sep 2015
Mandiri (LAM) Surat Keterangan
2. Persatuan Insinyur Indonesia/PII
Pendamping Ijazah (SKPI) dan Persatuan
Insinyur Indonesia (PII)
2 Day Workshop on Energy Management
2-3 Sep 2015
3 System ISO 50001
Surabaya, Departemen SDM
G. PENGALAMAN KERJA
TAHUN NAMA PERUSAHAAN JABATAN KETERANGAN
TERAKHIR
2014 - sekarang Universitas Sumatera Dosen PNS Total Productive Maintenance,
Utara Teori Jaringan, Otomasi Sistem
Industri, Rekayasa
Produktivitas, Pengantar
Teknik Industri, Simulasi
Komputer.
27 Jan 2012 – Universitas Medan Area Dosen Perencanaan dan Pengendalian
2014 Produk I dan Penelitian
Operasional I, Sistem Manusia
Mesin, Manajemen Teknik
2007 – sekarang Universitas Panca Budi Dosen Teknik Riset Operasi,
Medan Matematika Diskrit, Matriks
dan Transformasi Linier,Etika
Profesi, Aljabar Linier
2007 – sekarang Sekolah Tinggi Teknik Dosen Tata Letak Pabrik, Proses
Harapan Medan Produksi I, II, Analisa
Keputusan, Pengantar Teknik
Industri, Perencanaan dan
Perancangan
Produk,Manajemen Umum,
Metodologi Penelitian,
Manajemen Strategi
2004 – 2012 Sekolah Tinggi Dosen Teknik Riset Operasi,
Manajemen Informatika & Manajemen Umum,
Komputer Potensi Utama Metodologi Penelitian,
Medan Organisasi Komputer,
Manajemen Proyek, Etika &
Pengembangan Diri, Sistem
Informasi Manajemen,
Kepemimpinan, Teori dan
Perilaku Organisasi,
Kewirausahaan, Pengantar
Manajemen
2005 – 2009 Institute Agama Islam Dosen Manajemen Pemasaran, Sejarah
Sumatera Utara /IAIN Matematika
SUMUT
2003 – 2006 Universitas Al- Azhar Dosen Ergonomi, Sistem Produksi,
Medan Teknik Keselamatan Kerja,
Tata Letak Pabrik, Pengantar
Ekonomi
2003 – 2005 Jurnal “SISTEM TEKNIK Tim Editor -
INDUSTRI” USU
2002 – 2003 Laboratorium “TEKNIK Asisten -
KESELAMATAN Laboratorium
KERJA” USU
2001 – 2003 Laboratorium Asisten -
“ERGONOMI” USU Laboratorium
2001-2003 Laboratorium Inti (Core Asisten -
Laboratorium) Laboratorium
H. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
2
3
Dst.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Medan, 26 Oktober 2017
Pengusul,
Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi Medan Universitas Gadjah Mada
Bidang Ilmu Teknik Mesin Teknik Mesin
Tahun Masuk-lulus 1998-2003 2004-2006
Judul Skripsi/Tesin/Disertasi Analisa Loses pada jaringan Pengaruh Implantasi Ion
pipa di pelabuhan belawan Nitrogen Kekerasan dan Laju
dengan menggunakan Keausan Bahan Ring
metode Hardy Cross Bantalan Bola
Nama Pembimbing/Promotor Ir.Zainuddi,MT. Ir.Mudjiana,MSc.
Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jml (juta)
1 2012 Analisa Pengaruh Beban Terhadap Laju Sendiri
Keausan Al-Si Alloy Dengan Metode
Pin On Disk Test
2 2012 Pemanfaatan CaCo3 sebagai Blowing PNBP FT Rp.6.000.000.
Agent pada pembuatan Aluminium USU TA.2012
Foam menggunakan metode Direct
Casting
3 2011 The 6th Regional Seminar On Materials, DIPA USU Rp.5.000.000
Energy, And Structure (Maestruct 2011), Tahun 2011
Studi sifat mekanis Aluminium secrap
dengan penambahan unsure Si
4 2011 Pengaruh Penambahan Si Terhadap Sendiri
Kekasaran
Permukaan Dan Struktur Mikro
Aluminium
5 2011 Pengaruh Putaran Terhadap Laju Sendiri
Keausan Al-Si
Alloy Menggunakan Metode Pin On
Disk Test
Semua Data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Suprianto,ST.,MT.
NIP.197909082008121001
Lampiran 2 : Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada mitra
Kerjasama yang diberikan kepada mitra yaitu berupa penyediaan instalasi air minum
ternak ayam otomatis (gambar L2a,b) dan penyuluhan sistem manajemen UKM
Lokasi pengabdian
Dusun VI, desa Bandar
tinggi, kec.bandar
masilam,
kab.simalungun
Desa Bandar
Tinggi
Lampiran L4 : Photo-photo kegiatan pengabdian
PROSIDING
Amarta Hills Hotel and Resort, Batu
4-6 Oktober 2017
ABSTRAK
Desa Bandar tinggi merupakan satu diantara desa yang terletak di kabupaten
simalungun propinsi sumatera utara. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani
dengan berbagai jenis budidaya tanaman seperti kelapa sawit, singkong dan pisang.
Tanaman pisang merupakan tanaman yang sangat mudah tumbuh di desa tersebut,
dengan perawatan yang relatif mudah bila dibandingkan jenis tanaman lainnya.
Banyaknya petani yang menanam pisang menyebabkan produksi yang melimpah
terutama pada musim penghujan. Sifat pisang yang tidak tahan lama disimpan dan
penanganan pasca panen yang tidak tepat menyebabkan banyak produksi pisang petani
terbuang percuma. Tulisan ini bertujuan untuk mencarikan solusi alternatif mengatasi
masalah tersebut sehingga produksi petani dapat dioptimalkan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan petani.
Metode pengasapan merupakan satu diantara teknik yang dapat dipergunakan untuk
mengatasi masalah tersebut, proses ini meliputi tahapan pengasapan dan penjemuran.
Hasil akhir proses ini merupakan produk yang disebut “Pisang sale” dengan kadar air
yang relatif rendah sehingga tahan disimpan dalam waktu yang lama.Selaian
meningkatkan daya tahan penyimpanan produk, metode ini juga telah berhasil
meningkatkan nilai jual produk.
I. PENDAHULUAN
Desa Bandar tinggi merupakan satu diantara desa di kabupaten simalungun terletak antara
yang berada pada 02o 36’ – 03o 18’ lintang utara dan antara 98 o 32’ – 99o 35’ bujur timur yang
berada pada ketinggian 0-1400 meter diatas permukaan laut. Desa ini memiliki tanah dengan
kandungan humus yang tinggi sehingga sangat subur. kondisi-kondisi ini mengakibatkan desa
tersebut sangat cocok untuk tanaman pisang. Menurut Suhartanto,R.M., dkk (2012) jenis-jenis
pisang yang terdapat di Indonesia sangatlah beragam diantaranya Ambon, Raja, Tanduk,
Barangan, dll. Masalah muncul pada saat panen puncak buah pisang secara bersamaan sehingga
tidak tertampung oleh pengepul. Semankin tua pisang maka tingkat kekerasan akan menurun
(Donowarti, I. dan Qomarudin, 2016) dan buah ini memiliki ketahanan yang tidak lama yang pada
akhirnya segera busuk. Rakhmawati, A. (2013) menyatakan proses pembusukan pada buah- buahan
dapat disebabkan mikroorganisme yang melakukan infeksi laten. Penerapan perlakuan tertentu bisa
memperpanjang kesegaran buah-buahan. Seperti pada buah pisang ambon tanpa perlakuan pasca
panen hanya dapat bertahan hingga 10 hari dan bisa diperpanjang dengan adanya perlakuan
pengasapan (Silsia, D., ). Proses pengawetan menggunakan pengasapan langkah awal dari
usaha mengeringkan buah-buahan. Seperti halnya pada manisan belimbing wuluh durasi
pengeringan mempengaruhi kadar air (Fitriani,S., 2008). Proses pengeringan bertujuan untuk
menurunkan kadar air sehingga mikroorganisme tidak dapat berkembang (Rahmawati, F., ,)
dan dapat meningkatkan keawetan buah pisang. Pembuatan pisang sale merupakan satu diantara
teknik pengawetan pisang. Perbaikan sanitasi dan kehigienisan, pengeringan dan pengasapan yang
cukup dapat mencegah produk berjamur (Koswara, S., 2009). Proses pembuatan pisang sale
terdiri dari dua tahapan utama yaitu pengasapan dan pengeringan. Tahapan pengeringan secara
tradisional dilakukan dengan bantuan sinar matahari, metode ini memiliki kelebihan dari segi
SNTISNTI
dan SATELIT,
dan SATELIT,
4-6 Oktober
4-6 Oktober
2017,2017,
Batu Batu
C-246C-246
Tugiman, Suprianto, Panjaitan, Ariani, Sarjana Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang sale Di Desa Bandar Tinggi
biaya namun membutuhkan waktu yang relatif lama. Sedangkan metode pengeringan lainnya
menggunakan sumber panas lain seperti listrik dan gas, metode ini membutuhkan biaya tambahan
akan tetapi waktu pengeringan lebih cepat dan sangat membantu pada saat musim penghujan dimana
sinar matahari tidak bersinar secara maksimum.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efektivitas pembuatan pisang sale yang terdapat di
desa Bandar tinggi menggunakan dua metode pengeringan yaitu sinar matahari dan mesin
pengering type box berbahan bakar gas. Analisa yang dilakukan meliputi kualitas produk dan
lama pengeringan yang dibutuhkan.
(a) (b)
Gambar 2 Metode pengeringan pisang sale (a) sinar matahari, (b) peralatan pengering tipe box berbahan
bakar gas
Proses penjemuran di bawah sinar matahari menggunakan suhu rata-rata 31oC. Pada saat
penjemuran produk ditutupi menggunakan kain tipis untuk menjaga kehigienisan produk.
Penjemuran dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dan proses penimbangan pisang sale
dilakukan setiap hari untuk mendapatkan kandungan air yang hilang. Penggunaan oven yang terbuat
dari bahan stainless steel (gambar 2b) beroperasi pada suhu konstan 50 oC yang berasal dari
bahan bakar gas dengan jumlah rak tujuh buah yang dilapisi dengan anyaman bambu. Proses
penimbangan dilakukan setiap 1,5 jam untuk melihat kandungan air yang hilang selama proses
berlangsung. Proses penimbangan ini berlangsung hingga kadar air stabil (tidak terjadi lagi
SNTISNTI
dan SATELIT,
dan SATELIT,
4-6 Oktober
4-6 Oktober
2017,2017,
Batu Batu
C-247C-247
Tugiman, Suprianto, Panjaitan, Ariani, Sarjana Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang sale Di Desa Bandar Tinggi
penurunan massa pisang sale). Selama proses pengeringan dilakukan pengamatan secara visual
untuk melihat perubahan warna pada produk.
Tahapan awal proses pembuatan pisang sale adalah pengasapan, proses ini bertujuan untuk
menghilangkan bakteri-bakteri yang terkandung di dalam pisang dan merubah warna pisang
(pemucatan). Hasil proses pengasapan seperti diperlihatkan pada gambar 3 berikut:
(a) (b)
Gambar 3 Warna pisang a) sebelum proses pengasapan, b) setelah pengasapan
Gambar diatas memperlihatkan proses bahan baku pisang sebelum pengasapan (gambar 3a)
berwarna putih dengan sedikti kekuning-kuningan dengan kadar air yang masih tinggi. Setelah
pengasapan (gambar 3b) warna pisang berubah menjadi warna kuning dengan tekstur yang tidak
sepadat sebelum pengasapan. Dari pengamatan visual ini dapat dikatakan bahwa proses ini telah
berhasil merubah warna, massa dan bau dari. Proses pembuatan pisang sale dilanjutkan dengan
proses pengeringan.
B. Proses penjemuran
Proses ini dilakukan dengan bantuan sinar matahari sehingga waktu yang dibutuhkan sangat
bergantung pada intensitas cahaya matahari, namun metode ini memiliki keuntungan dari segi biaya
produksi. Pada penelitian ini telah dilakukan analisa secara visual pisang sale (gambar 4).
(a) (b)
(c)
Gambar 4 Bentuk visual pisang sale pada hari (a) pertama, (b) kedua dan (c) ketiga penjemuran
Proses penjemuran hari pertama menghasilkan perubahan warna pisang lebih pucat kemerah-
merahan (gambar 4a). pada tahapan ini pisang sudah mengalami penyusutan secara volume
SNTISNTI
dan SATELIT,
dan SATELIT,
4-6 Oktober
4-6 Oktober
2017,2017,
Batu Batu
C-248C-248
Tugiman, Suprianto, Panjaitan, Ariani, Sarjana Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang sale Di Desa Bandar Tinggi
sehingga perlu disusun ulang dan supaya penjemuran merata dan lebih cepat kering maka dilakukan
pembalikan (gambar 4b) pada pisang sale dan dijemur pada hari kedua. Efektivitas proses ini sangat
bergantung kepada durasi penjemuran, pada penelitian ini durasi tidaklan sama setiap harinya. Hasil
akhir produk berwarna pucat dan dominan warna merah kecoklatan (gambar
4c), pada hasil akhir kandungan air sudah sangat sedikit sehingga jika dijemur dengan cahaya
matahari tidak terjadi penurunan massa pisang.
Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk pisang sale menggunakan teknik
pengeringan alami (sinar matahari) empat belas jam seperti yang diperlihatkan pada gambar 5
berikut ini.
Gambar 5. Grapik waktu yang dibutuhkan mengeringkan pisang sale menggunakan sinar matahari
SNTISNTI
dan SATELIT,
dan SATELIT,
4-6 Oktober
4-6 Oktober
2017,2017,
Batu Batu
C-249C-249
Tugiman, Suprianto, Panjaitan, Ariani, Sarjana Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang sale Di Desa Bandar Tinggi
pengeringan yang singkat peralatan ini juga menghasilkan pisang sale yang lebih higienis
karena tidak bersentuhan langsung dengan udara terbuka. Warna pisang sale yang
dihasilkan juga tidak berbeda dengan menggunakan sinar matahari (gambar 7) yaitu
berwarna kuning kecoklatan.
Gambar 7 Pisang sale menggunakan pengeringan tipe box berbahan bakar gas
Pembuatan produk pisang sale dengan cara pengasapan telah berhasil meningkatkan nilai
ekonomis hasil pertanian tanaman pisang di desa Bandar Tinggi. Dari hasil perhitungan terlihat
peningkatan penghasilan yang diperoleh petani meningkat lebih dari 100% bila mengolah pisang
matang menjadi pisang sale.
IV. PENUTUP
Hasil penelitian mengenai metode pembuatan pisang sale sebagai usaha meningkatkan nilai
ekonomis buah pisang telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses penjemuran di bawah sinar matahari mengakibatkan perubahan warna pisang sale
dari kekuning-kuningan menjadi merah kecoklatan.
2. Waktu yang dibutuhkan pada proses penjemuran menggunakan sinar matahari minimum
empat belas jam. Proses ini sangat sangat dipengaruhi intensitas cahaya matahari.
3. Proses pengeringan menggunakan mesin membutuhkan waktu enam jam untuk
menghasilkan pisang sale.
4. Pembuatan pisang sale telah berhasil meningkatkan nilai tambah buah pisang lebih dari
100%.
SNTISNTI
dan SATELIT,
dan SATELIT,
4-6 Oktober
4-6 Oktober
2017,2017,
Batu Batu
C-250C-250
DAFTAR PUSTAKA
Donowarti, I.; & Qomarudin, 2016, ―Pengembangan Metode Teknik Image Processing Untuk Pemutuan
(Grading) Buah Pisang Cavendis Segar Secara Nondestruktif‖, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
―AGRIKA‖ , Vol. 10, No.2, pp. 130-143.
Fitriani,S., 2008, ―Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Beberapa Mutu Manisan Belimbing
Wuluh (Averhoa bilimbi L.) Kering‖, SAGU, Vol. 7, No. 1, pp 32-37.
Koswara, S., 2009, Teknologi Pengolahan Sayuran dan Buah-buahan (Teori dan Praktek),
tekpan.unimus.ac.id., (diakses tanggal 30 Agustus 2017).
Rakhmawati, A., 2013, Mikroorganisme Konataminan pada Buah, Jurdik Biologi FMIPA UNY,
staff.uny.ac.id., (diakses tanggal 30 Agustus 2017).
Rahmawati, F., , Pengawetan Makanan dan Permasalahannya, Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana FT UNY, staffnew.uny.ac.id., (diakses tanggal 30 Agustus 2017).
Silsia, D.; Rosalina, Y.; & Muda, F., , Pemanfaatan Asap Cair untuk Mempertahankan Kesegaran
Buah Pisang Ambon Curup, Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, repository.unib.ac.id., (diakses tanggal 30 Agustus 2017).
Suhartanto,R.M.; Sobir,; & Harti H., 2012, ―Teknologi Sehat Budidaya Pisang: dari benih sampai pasca
panen‖, Pusat Kajian Hortikultura Tropika Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Institut Pertanian Bogor.
Tugiman, Suprianto, Panjaitan, Ariani, Sarjana Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang sale Di Desa Bandar Tinggi
SNTISNTI
dan SATELIT,
dan SATELIT,
4-6 Oktober
4-6 Oktober
2017,2017,
Batu Batu
C-252C-252