BAB IV
Kecamatan Klojen Kota Malang yang terbagi dalam 8 rukun warga (RW) dan 74
rukun tetangga (RT), dengan kondisi geografis terletak 467 meter di atas
permukaan laut (m dpl), memiliki curah hujan sebesar ± 1.835 mm/tahun serta
Bareng memiliki luas wilayah sekitar 106.500 m 2 atau 106,5 Ha dapat dikatakan
tegal/kebun.
2
peruntukan lahan pertanian, hutan kota, taman rekreasi dan pemakaman tidak
ditemukan di wilayah ini, yang ada hanya ditemukan 3 (tiga) buah lapangan olah
raga, 1 (satu) buah taman kota dan 2 (dua) buah jalur hijau.
18.693 jiwa (4551 KK) yang terdiri dari 9139 orang penduduk laki-laki dan 9554
orang penduduk perempuan. Dari jumlah 4551 orang kepala keluarga tersebut
VIII, sedangkan sebagian kecil kepala keluarga tinggal di pemukiman yang telah
tahun berjumlah paling banyak, artinya potensi usia produktif pada wilayah
3
Kelurahan Bareng sangat besar dan ini merupakan modal dalam pengembangan
dan 17,60%.
adalah bahwa masih ditemukan adanya warga yang belum melek huruf atau buta
Pengelolaan Pertamanan Kota Dan Dekorasi Kota. Dalam pasal 5 dan pasal 6
Perda tersebut dijelaskan bahwa setiap orang atau Badan yang membangun
tanaman berdasarkan luas tanah yang dimiliki oleh setiap pemilik rumah tinggal
sebagai berikut:
sedangkan untuk media tanam di areal jalan masuk gang atau di atas selokan
dalam rapat tingkat RT/RW atau dasa wisma atau karang taruna.
tingkat RW, selanjutnya usulan-usulan yang telah dipilih dan disepakati bersama
oleh salah satu ketua RW bahwa dalam forum inilah terdapat proses
dalam pemanfaatan ruang terbuka hijau, juga disampaikan oleh salah seorang
dipahami bahwa hanya sebagian kecil saja dari anggota dasa wisma yang
mereka. Tetapi kondisi ini tidak berbanding lurus dengan pengalaman dan
kemauan diri mereka untuk aktif dalam upaya menciptakan lingkungan sekitar
yang bersih, asri, nyaman dan sehat, artinya sebagian besar mereka memiliki
validitas dan reliabilitas untuk memperoleh tingkat ketepatan dan keajegan yang
tinggi. Validitas dan reliabilitas data hasil penelitian dapat diketahui melalui
mentah seperti dalam tabel L1 (Lampiran 1). Kemudian skor yang diperoleh diuji
Berikut ini hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner penelitian
Tabel 4.4. Hasil Analisis Korelasi Item Instrumen dengan Total Skor Item
seluruh variabel baik bebas maupun terikat terhadap semua item atau
derajat ketepatan antara data sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data
RTH (Y) dengan seluruh itemnya, koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh telah di
atas 0.3.
reliabel, karena nilai alpha semua instrumen telah di atas 0.6. Dengan demikian
keempat variabel yang diteliti adalah reliabel sehingga dapat digunakan untuk
No Responden
Jenis Kelamin
. Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 37 46,25
2. Perempuan 43 53,75
Jumlah 80 100
Sumber: Data primer diolah
No Responden
Umur
. Jumlah Persentase
Jumlah 80 100
Sumber: Data primer diolah
keseluruhan responden berada pada usia antara 21-40 tahun atau merupakan
mayoritas responden. Hal ini diharapkan pada saat usia produktif mereka akan
mereka sendiri.
No Responden
Status Rumah
. Jumlah Persentase
Jumlah 80 100
Sumber: Data primer diolah
rumah sendiri atau sebesar 73,75% dari seluruh responden yang diteliti,
bersama keluarga (rumah milik orang tua atau mertua responden). Hal ini
No Responden
Lama Tinggal
. Jumlah Persentase
Jumlah 80 100
Sumber: Data primer diolah
lebih dari 20 tahun. Hal ini diharapkan mereka juga akan mengetahui dan terlibat
No Tingkat Responden
. Pendidikan Jumlah Persentase
1. Tamat SD 5 6,25
2. Tamat SLTP 26 32,50
3. Tamat SMU 37 47,50
4. Tamat D3/S1 11 13,75
5. Tamat S2 0 0
Jumlah 80 100
Sumber: Data primer diolah
12
memiliki sumber daya manusia yang realtif cukup berkembang untuk dapat
Responden
No. Tingkat Penghasilan
Jumlah Persentase
Jumlah 80 100
Sumber: Data primer diolah
Deskripsi atau gambaran dari masing-masing variabel yang diteliti bisa dilihat
1 2 3 4 Rata-
Item rata
f % f % f % f % skor
56,
Tingkat Pengetahuan 6 7,5 6 7,5 45 23 28,8 3,06
3
33,
Pengalaman 5 6,3 9 11,3 27 39 48,8 3,25
8
35,
Kemauan Diri 4 5,0 7 8,8 28 41 51,3 3,33
0
22,
Adaptasi Lingkungan 6 7,5 6 7,5 18 50 62,5 3,40
5
Rata-rata variabel 3,24
Sumber: Data Primer diolah
Keterangan: skala 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = tinggi, 4 = sangat tinggi
jawaban D (4) mencapai 28,8%, serta jawaban A (1) dan B (2) masing-masing
mencapai 7,5%.
pilihan jawaban B (2) mencapai 11,3% dan sebesar 6,3% memilih jawaban A (1).
14
Untuk item ketiga, yaitu tentang kemauan diri untuk berperan serta dalam
pilihan jawaban B (2) mencapai 8,8% dan sebesar 5% memilih jawaban A (1).
Untuk item keempat, yaitu tentang tingkat penyesuaian diri atau adaptasi
sedangkan pilihan jawaban C (3) mencapai 22,5% dan sebesar 7,5% memilih
jawaban A (1).
1 2 3 4 Rata-
Item rata
f % f % f % f % skor
Frek. Pertemuan 5 6,2 11 13,8 47 58,8 17 21,3 2,95
Frek. Kehadiran 6 7,5 13 16,3 32 40,0 29 36,2 3,05
Kemukakan Pendapat 4 5 13 16,3 37 46,2 26 32,5 3,06
Tukar Pendapat 9 11,3 7 8,8 27 33,8 37 46,3 3,15
Rata-rata variabel 3,05
Sumber: Data Primer diolah
Keterangan: skala 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = tinggi, 4 = sangat tinggi
yang memilih jawaban C (3) mencapai 58,8%, jawaban D (4) mencapai 21,3%,
sedangkan pilihan jawaban B (2) mencapai 13,8% dan sebesar 6,2% memilih
jawaban A (1).
yang memilih jawaban C (3) mencapai 40%, jawaban D (4) mencapai 36,2%,
15
sedangkan pilihan jawaban B (2) mencapai 16,3% dan sebesar 7,5% memilih
jawaban A (1).
yang memilih jawaban D (4) mencapai 46,3%, jawaban C (3) mencapai 33,8%,
sedangkan pilihan jawaban A (1) mencapai 11,3% dan sebesar 8,8% memilih
jawaban B (2).
1 2 3 4 Rata-
Item rata
f % f % f % f % skor
Rumuskan Masalah 5 6,3 11 13,8 58 70 8 10 2,84
Tk. Kebersamaan 7 8,8 11 13,8 46 57,5 16 20,0 2,89
Pemecahan Masalah 4 5 12 15 36 45 28 35 3,10
Musyawarah Mufakat 6 7,5 7 8,8 25 31,3 42 52,5 3,29
Rata-rata variabel 3,03
Sumber: Data Primer diolah
Keterangan: skala 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = tinggi, 4 = sangat tinggi
pilihan jawaban D (4) mencapai 10% dan sebesar 6,3% memilih jawaban A (1).
16
yang memilih jawaban C (3) mencapai 57,5%, jawaban D (4) mencapai 20%,
sedangkan pilihan jawaban B (2) mencapai 13,8% dan sebesar 8,8% memilih
jawaban A (1).
pilihan jawaban B (2) mencapai 15% dan sebesar 5% memilih jawaban A (1).
1 2 3 4 Rata-
Item rata
f % f % f % f % skor
Kesamaan Pendapat 4 5,0 7 8,8 64 80,0 5 6,3 2,88
Rencana Kerja 5 6,3 14 17,5 49 61,3 12 15,0 2,85
Kemandirian Program 3 3,8 14 17,5 36 45,0 27 33,8 3,09
Swadaya Masyarakat 5 6,3 9 11,3 13 16,3 53 66,3 3,43
Rata-rata variabel 3,06
Sumber: Data Primer diolah
Keterangan: skala 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = tinggi, 4 = sangat tinggi
Untuk item ketiga belas, yaitu tentang kegiatan pertemuan rutin untuk
responden yang memilih jawaban C (3) mencapai 80%, jawaban B (2) mencapai
17
8,8%, sedangkan pilihan jawaban D (4) mencapai 6,3% dan sebesar 5% memilih
jawaban A (1).
data, responden yang memilih jawaban C (3) mencapai 61,3%, jawaban B (2)
mencapai 17,5%, sedangkan pilihan jawaban D (42) mencapai 15% dan sebesar
responden yang memilih jawaban C (3) mencapai 45%, jawaban D (4) mencapai
33,8%, sedangkan pilihan jawaban B (2) mencapai 17,5% dan sebesar 3,8%
mencapai 16,3%, sedangkan pilihan jawaban B (2) mencapai 11,3% dan sebesar
1 2 3 4 Rata-
Item rata
f % f % f % f % skor
Kesesuaian implementasi 4 5 8 10 28 30 44 55 3,35
Kendala 5 6,3 9 11,3 8 10,0 58 72,5 3,49
Keuntungan 4 5,0 7 8,8 4 5,0 65 81,3 3,63,
Keberhasilan 5 6,3 6 7,5 12 15,0 57 71,3 3,51
Rata-rata variabel 3,50
Sumber: Data Primer diolah
Keterangan: skala 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = tinggi, 4 = sangat tinggi
18
memilih jawaban D (4) mencapai 55%, jawaban C (3) mencapai 30%, sedangkan
pilihan jawaban B (2) mencapai 10% dan sebesar 5% memilih jawaban A (1).
mencapai 11,3%, sedangkan pilihan jawaban C (3) mencapai 10% dan sebesar
sedangkan pilihan jawaban B (2) mencapai 7,5% dan sebesar 6,3% memilih
jawaban A (1).
Rata-rata
Skor
Variabel skor yang Deskripsi
tertinggi
diperoleh
Kesiapan Sumber Daya
4 3,24 Tinggi
Manusia
Interaksi Warga 4 3,05 Tinggi
Pengambilan Keputusan 4 3,03 Tinggi
19
(1) Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel kemandirian warga (X4)
bawah ini:
a. Dari nilai Sig t sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa variabel X 4
b. Dari nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.674 atau 67.4%. Artinya
(2) Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel kemandirian warga (X4)
bawah ini:
a. Dari nilai Sig t sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa variabel X 4
b. Dari nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.652 atau 65.2%. Artinya
(3) Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel kesiapan SDM (X 1),
variabel kemandirian warga (X4), dan variabel interaksi warga (X2) terhadap
bawah ini:
21
a. - Dari nilai Sig t untuk X1 sebesar 0.009. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
- Dari nilai Sig t untuk X2 sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
- Dari nilai Sig t untuk X4 sebesar 0.073. Jadi Sig t > 5%. Artinya bahwa
b. Dari nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.796 atau 79.6%. Artinya
bahwa variabel X3 dipengaruh sebesar 79.6% oleh X1, X2, dan X4 sedangkan
sisanya 34.8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar X1, X2, dan X4 yang
diteliti.
(4) Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel kesiapan SDM (X 1),,
RTH (Y) dilakukan uji terhadap model persamaan 4. Hasil uji path analysis
a. - Dari nilai Sig t untuk X1 sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
- Dari nilai Sig t untuk X2 sebesar 0.134. Jadi Sig t > 5%. Artinya bahwa
. - Dari nilai Sig t untuk X3 sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
- Dari nilai Sig t untuk X4 sebesar 0.003. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
b. Dari nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.913 atau 91.3%. Artinya
sedangkan sisanya 8.7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar X 1, X2, X3, dan
X4 yang diteliti.
R21 = 0.674
R22 = 0.652
R23 = 0.796
R24 = 0.913
Sehingga diperoleh
Kelurahan Bareng yang dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar
99.7%, dengan kata lain informasi yang terkandung dalam data 99.7% dapat
dijelaskan oleh model tersebut. Sedangkan yang 0.3% dijelaskan oleh variabel
Gambar 4.1 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
Pada tabel berikut ini dapat dilihat hasil pengukuran pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara langsung, tanpa melalui variabel
lain.
Tabel 4.22. Hasil Analisis Pengaruh Langsung Variabel Dependen dan Variabel
Independen
Variabel Variabel
Beta Sig t Keterangan
Independen Dependen
X4 X1 0.821 0.000 Signifikan
X4 X2 0.807 0.000 Signifikan
X1 X3 0.293 0.009 Signifikan
X2 X3 0.472 0.000 Signifikan
X4 X3 0.177 0.073 Tidak Signifikan
X1 Y 0.320 0.000 Signifikan
X2 Y 0.118 0.134 Tidak Signifikan
X3 Y 0.383 0.000 Signifikan
X4 Y 0.198 0.003 Signifikan
Sumber: Data primer diolah
tidak langsung juga signifikan. Sebaliknya jika salah satu di antara pengaruh
variabel X1
0.821 0.293
Kemandirian Warga (X4) Kesiapan SDM (X1) Pengambilan Keputusan (X3)
variabel X2
0.807 0.472
Kemandirian Warga (X4) Interaksi Warga (X2) Pengambilan Keputusan (X3)
searah. Semakin tinggi X4, semakin tinggi pula X3, jika X2 juga semakin
0.472
Interaksi Warga (X2) Pengambilan Keputusan (X30.198
) Implementasi Kebijakan (Y)
tidak signifikan dibuang, sehingga diperoleh model yang didukung oleh data
0.320
0.821
0.293
0.807 0.472
Tdk langsung melalui X3 sebesar 0.093
Interaksi Warga (X2)
0.198
hipotesis yang yang diajukan telah dilakukan uji analisis jalur sebagaimana
terlihat hasilnya pada poin 4.3.4 dan pada model gambar 4.5 tersebut di atas.
linieritas terpenuhi, jika nilai p-value lebih besar dari 5%. Hasil Pengujian yang
kebebasan terpenuhi jika nilai Durbin Watson terletak di antara dU dan 4-dU
(nilai dU diperoleh dari tabel statistika Durbin Watson). Hasil Pengujian yang
angka signifikan kurang dari 0,05 (model linier signifikan), sehingga model tepat
bila digunakan untuk uji regresi linier atau asumsi linieritas memenuhi
persyaratan.
31
RTH.
merupakan suatu keharusan agar berbagai ide dan aspirasi orisinil stakeholders
setempat seperti misalnya melalui forum kota atau rembug masyarakat. Dalam
konteks ini pembinaan peran serta masyarakat dalam penataan ruang telah
Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat yang
Klojen, Kota Malang mendukung pendapat Cormick (Arimbi, 2008) dan Mitchell
melakukan pembagian antara skor tertinggi kriterium dengan skor data yang
diperoleh. Skor tertinggi kriterium untuk variabel bebas ( kesiapan SDM, interaksi
diperoleh dari perkalian antara skala jawaban pertanyan (4), item pertanyaan
untuk partisipasi (20), dan jumlah responden (80), yaitu (4 x 20 x 80). Sedangkan
kebijakan RTH berdasarkan data lapangan adalah 3968 (Lampiran 1, Tabel L1).
3968
= ------- x 100%
6400
= 62%
kategori tinggi, yakni sebesar 62%. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan
penghitungan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.17 dan tabel 4.23 serta
total skor kriterium tertinggi dengan total skor hasil masing-masing item dari
Proporsi
No. Variabel Item
(%)
1) Tingkat Pengetahuan
Kesiapan Sumber Daya Manusia 2) Pengalaman
1. 20.51
(X1) 3) Kemauan Diri
4) Adaptasi Lingkungan
5) Frekuensi Pertemuan
Interaksi Warga 6) Frekuensi Kehadiran
2. 19.21
(X2) 7) Kemukakan Pendapat
8) Tukar Pendapat
9) Rumuskan Masalah
Pengambilan Keputusan 10) Tingkat Kebersamaan
3. 19.05
(X3) 11) Pemecahan Masalah
12) Musyawarah Mufakat
13) Kesamaan Pendapat
Kemandirian Warga 14) Rencana Kerja
4. 19.25
(X4) 15) Kemandirian Program
16) Swadaya Masyarakat
Sumber: Data Primer diolah
salah satu faktor nyata yang dapat dirasakan untuk membangun ruang
melaksanakan kegiatan. Selain itu, terdapat faktor pendukung lain yang juga
responden 3,24 dengan Skala likert termasuk dalam penilaian tinggi. Proporsi
nilai rata-rata sebesar 6,58%. Diagram pada gambar 4.6 berikut ini
Hasil penelitian ini mendukung teori Michelsen (1976: 90) bahwa pola dan
gaya hidup masyarakat bawah yang menganut pola hidup komunal sangat erat
pemeliharaan lingkungan tempat tinggal mereka, dan hasil survei Cohen dan
6.58
47.80 8.78
sangat rendah
rendah
tinggi
sangat tinggi
36.90
35
2) Interaksi Warga
merupakan salah satu faktor nyata yang dapat dirasakan untuk membangun
melaksanakan kegiatan. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan faktor lain
Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang dinilai oleh responden 3,05
urun rembug warga tentang RTH dengan nilai rata-rata sebesar 34,10%.
Diagram pada gambar 4.7 berikut ini menggambarkan kuantitas interaksi warga
7.53
13.73
34.10 sangat rendah
rendah
tinggi
sangat tinggi
44.73
36
oleh masyarakat yang berbeda kelas, dan Tibbalds (2001:1) bahwa taman/ruang
terbuka dipahami oleh masyarakat sebagai bagian dari bidang publik ruang
program pembangunan.
3) Pengambilan Keputusan
Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang dinilai oleh responden 3,03
antar warga dengan nilai rata-rata sebesar 50,95%, sedangkan proporsi terbesar
(1977), Cormick (1979), Goulet (1989), dan Wingert (1979) tentang partisipasi
musyawarah mufakat.
38
4) Kemandirian Warga
Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang dinilai oleh responden 3,06
kegiatan penataan RTH dengan nilai rata-rata sebesar 30,35%. Diagram pada
5.35 13.78
sangat rendah
30.35 rendah
tinggi
sangat tinggi
50.65
Hasil penelitian ini mendukung teori Smith (1982), Korten (1989), Howell
(1987), dan Pinkerton (1989) bahwa partisipasi masyarakat akan ditentukan oleh
pandang pelaksana di lapangan; dan (2) implementasi dari sudut pandang aktor-
manfaat yang diperoleh setelah implementasi dicapai. Tabel 4.28 berikut ini
40
Proporsi
No. Variabel Item
(%)
17) Kesesuaian
implementasi
Implementasi Kebijakan RTH
1. 18) Kendala 22.00
(Y) 19) Keuntungan
20) Merasakan Keberhasilan
Sumber: Data Primer diolah
Kecamatan Klojen, Kota Malang dinilai oleh responden 3,50 dengan Skala Likert
warga tentang RTH dengan nilai rata-rata sebesar 5,65%. Diagram pada gambar
lingkungan pemukiman.
5.65 9.40 15
sangat rendah
rendah
tinggi
sangat tinggi
70.03
41
ditunjukkan dengan nilai koefisien determinan total sebesar 99,7%. Hal ini
42
Malang melalui uji analisis jalur (path analysis) diperoleh hasil sebagai berikut:
SDM (X1). Hasil uji path analysis diperoleh nilai Sig t sebesar 0.000. Jadi Sig
t < 5%. Artinya bahwa variabel X4 berpengaruh terhadap X1. Karena koefisien
semakin tinggi X4, semakin tinggi pula X1. Sedangkan nilai R Square
warga (X2). Hasil uji path analysis diperoleh nilai Sig t sebesar 0.000. Jadi Sig
t < 5%. Artinya bahwa variabel X4 berpengaruh terhadap X2. Karena koefisien
semakin tinggi X4, semakin tinggi pula X2. Sedangkan nilai R Square
3). Variabel kesiapan SDM (X1), variabel kemandirian warga (X4), dan variabel
a) Dari nilai Sig t untuk X1 sebesar 0.009. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
b) Dari nilai Sig t untuk X2 sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
c) Dari nilai Sig t untuk X4 sebesar 0.073. Jadi Sig t > 5%. Artinya bahwa
pengaruhnya searah, semakin tinggi nilai variabel X4, semakin tinggi pula
searah. Semakin tinggi X4, semakin tinggi pula X3, jika X2 juga semakin
Artinya bahwa variabel X3 dipengaruh sebesar 79.6% oleh X1, X2, dan X4
4). Variabel kesiapan SDM (X1), variabel pengambilan keputusan (X3), variabel
terhadap variabel Implementasi Kebijakan RTH (Y). Hasil uji path analysis
a) Dari nilai Sig t untuk X1 sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
b) Dari nilai Sig t untuk X2 sebesar 0.134. Jadi Sig t > 5%. Artinya bahwa
c) Dari nilai Sig t untuk X3 sebesar 0.000. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
d) Dari nilai Sig t untuk X4 sebesar 0.003. Jadi Sig t < 5%. Artinya bahwa
Artinya bahwa variabel Y dipengaruhi sebesar 91.3% oleh X1, X2, X3 dan
mereka sebaik mungkin dan peduli pada permasalahan kualitas hidup manusia
dan lingkungannya.
berarti ketiga aspek tersebut memegang peran yang sangat penting dan
yang disepakati oleh warga Kelurahan Bareng. Artinya, semakin tinggi dan cepat
tingkat kesepakatan yang diambil warga akan juga membawa pengaruh terhadap
interaksi demikian, dalam konteks budaya bangsa kita lebih tepat dikatakan
sebagai kerja bersama-sama atau gotong royong. Dapat dikatakan bahwa gerak
47
lingkungannya sendiri.
rendah, dengan tingkat proporsi sebesar 6,58% (gambar 4.6), namun tingkat
dibuktikan dengan nilai yang tinggi, yakni pada tingkat proporsi sebesar 70,03%
(gambar 4.10).
penelitian sebelum ini, dapat dilihat sebagaimana yang ada pada tabel 4.29
berikut:
4.29 maupun hasil yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat kesamaan nilai
baik mulai tahap perencanaan, kemudian pada tahap implementasi sampai pada
tahap evaluasi, seperti yang terjadi pada kasus hasil penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian lain, yakni yang dilakukan oleh Soekamto (et. al., 2004)
(2000), Hanim (2003), Sam Beckman (2004), dan Soegijoko (2005). Penelitian
50
P2KP.
kelembagaan yang mengelola DAS; sementara Sam Beckman (2004) fokus pada
masyarakat dan Kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP); dan Soegijoko
Kedua, partisipasi masyarakat yang dikaji oleh 2 (dua) peneliti terdahulu, yakni
koefisien determinasi total (R2) sebesar 99,7%. Dapat pula dikatakan bahwa
informasi yang terkandung dalam data 99,7% dapat oleh model hipotesis.
51
A. Perspektif Teori
masyarakat.
(2007:196), Smith (1982), Korten (1989), Howell (1987), dan Pinkerton (1989),
serta Soekamto (et. al., 2004), Sinapoy (1999), Sahnung (2000), Hanim (2003),
Sam Beckman (2004), dan Soegijoko (2005). Sebaliknya, penelitian ini tidak
menghasilkan temuan yang sama dengan yang dilakukan oleh Mony (2007).
B. Implikasi Praktik
Kelurahan Bareng, Klojen, Kota Malang menjadi sebuah bentuk partisipasi yang
52
aktif dan mandiri, relevansi tentang RTH harus terus disosialisasikan agar dapat
dipahami, diterima dan menjadi kesadaran bersama tentang manfaat dan nilai