Anda di halaman 1dari 49

BAB IV

PROFIL KABUPATEN
4.1. GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH
Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan ini adalah wilayah Kabupaten Grobogan yang berada
di sebelah Timur dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan terletak diantara dua pegunungan Kendeng
yang membujur dari arah barat ke timur. Secara geografis, Kabupaten Grobogan terletak diantara
110° 15' Bujur Timur - 111° 25' Bujur Timur dan 7° - 7° 30' Lintang Selatan. Adapun batas-batas
administrasi sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kab. Pati, Kab. Demak, Kab. Kudus & Kab. Blora
 Sebelah Selatan : Kab. Semarang, Kab. Boyolali, Kab. Sragen & Kab. Ngawi
 Sebelah Barat : Kab. Semarang & Kab. Demak
 Sebelah Timur : Kab. Blora
Secara administratif Kabupaten Grobogan memiliki 19 Kecamatan dan 280 Desa/Kelurahan
serta memiliki luas wilayah meliputi 197.586, 420 ha. Nama dan luas wilayah untuk masing-masing
kecamatan adalah seperti berikut ini :

Tabel 4.1 Luas Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Grobogan


Tahun 2011
Nama Tanah Basah Tanah Kering Total Wilayah
No
Kecamatan (ha) (ha) (ha)
1 Kedungjati 388.226 12.646.216 13.034,442
2 Karangrayung 2.355.000 11.704.342 14.059.342
3 Penawangan 4.623.000 2.797.450 7.420.450
4 Toroh 4.330.000 7.600.891 11.930,891
5 Geyer 1.911.300 17.707.676 19.618,976
6 Pulokulon 5.685.000 7.681.100 13.366.100
7 Kradenan 3.915.000 6.858.672 10.773.672
8 Gabus 3.901.000 12.635.770 16.536.770
9 Ngaringan 4.080.000 7.592.120 11.672,460
10 Wirosari 4.112.000 11.318.410 15.430,410
11 Tawangharjo 2.502.000 5.858.051 8.360.051
12 Grobogan 2.871.000 7.585.180 10.456,180
13 Purwodadi 4.442.000 3.322.630 7.764,630
14 Brati 2.472.000 3.017.610 5.489.610
15 Klambu 2.360.000 2.296.356 4.656,356
16 Godong 6.510.000 2.169.490 8.679.490
17 Gubug 3.482.000 3.628.165 7.110.165
18 Tegowanu 2.721.000 2.445.980 5.166,980
19 Tanggungharjo 775,000 5.287.876 6.062,876
Jumlah 63.435.526 134.153.985 197.589.511
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2010

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


IV - 1
Kabupaten Grobogan Tahun 2015-2018
Sedangkan untuk nama-nama desa di Kabupaten Grobogan dapat dilihat seperti dibawah ini :

Tabel 4.2 Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2011


No Kecamatan Kelurahan / Desa Kelurahan / Desa Kelurahan / Desa
1.Kel.Purwodadi 7.Ds. Nglobar 13.Ds.Ngembak
2.Kel.Danyang 8.Ds. Warukaranganyar 14.Ds.Putat
3.Kel.Kalongan 9.Ds. Nambuhan 15.Ds.Pulorejo
1 Purwodadi
4_Kel.Kuripan 10.Ds. Kandangan 16.Ds.Cingkrong.
5.Ds.Karanganyar 11.Ds. Ngraji 17.Ds.Candisari
6.Ds.Kedungrejo 12.Ds.Genuksuran
1.Ds.Sindurejo 7.Ds. Depok 13.Ds.Kenteng
2.Ds.Genengadal 8.Ds. Tambirejo 14.Ds.Genengsari
3.Ds.Dimoro 9.Ds. Plosoharjo 15.Ds.Bandungharjo
2 Toroh 4.Ds.Pilangpayng 10.Ds. Boloh 16.Ds.Katong
5.Ds.Sugihan 11.Ds. Tunggak
6.Ds.Krangganhajo 12.Ds. Ngrandah
1.Ds.Geyer 6.Ds. Monggot 11.Ds.Bangsri
2.Ds.Ledokdawan 7.Ds. Ngrandu 12.Ds.Suru
3 Geyer 3.Ds.Sobo 8.Ds. Jambangan 13.Ds.Rambat
4.Ds.Kalangbancar 9.Ds. Asemrudung
5.Ds.Juwono 10.Ds.Karanganyar
1.Kel.Grobogan 5.Ds. Lebengjumuk 9.Ds.Teguhan
2.Ds.Karangrejo 6.Ds. Lebak 10.Ds.Ngabenrejo
4 Grobogan
3.Ds.Sumberjatipohon 7.Ds. Putatsari 11.Ds.Getasrejo
4.Ds.Sedayu 8.Ds. Tanggungharjo 12.Ds.Rejosari
1.Ds.Kronggen 4.Ds. Lemahputih 7. Ds. Katekan
5 Brati 2.Ds.Karangsari 5.Ds. Temon 8. Ds. Kronggen
3.Ds.Tirem 6.Ds. Menduran 9. Ds. Tegalsumur
1.Ds.Kandangrejo 4.Ds. Penganten 7. Ds. Terkesi
6 Klambu 2.Ds.Selojari 5.Ds. Klambu 8. Ds.Jenengan
3.Ds.Taruman 6.Ds. Menawan 9. Ds. Wandankemiri
1.Kel Wirosari 6.Ds. Kalirejo 11.Ds.Karangasem
2.Kel.Kunden 7.Ds. Kropak 12.Ds.Dokoro
7 Wirosari 3.Ds.Sambirejo 8.Ds. Dapumo 13.Ds.Tanbakselo
4.Ds.Tanjungrejo 9.Ds. Mojorebo 14.Ds.Tegalrejo
5.Ds.Tambakrejo 10. Ds. Gedangan
1.Ds.Pulorambe 5. Ds. Tawangharjo 9.Ds.Godan
2.Ds.Mayahan 6. Ds. Tarub 10.Ds.Kemadohbatur
8 Tawangharjo 3.Ds.Jono 7. Ds. Pojok
4.Ds.Selo 8. Ds. Plosorejo
1.Ds.Sendangrejo 5. Ds. Trowofu 9.Ds.Ngarap-arap
2.Ds.Sarirejo 6. Ds. Pendem 10.Ds.Belor
9 Ngaringan 3.Ds.Kalangdosari 7. Ds. Bandungsari 11.Ds.Tanjungharjo
4.Ds.Kalanglundo 8. Ds. Ngaringan 12.Ds.Sumberagung
1.Ds.Bago 7. Ds. Banjarsari 13.Ds.Tanjungsari
2.Ds.Simo 8. Ds. Kradenan 14.Ds.Grabagan
3.Ds.Rejosari 9. Ds. Sambungbangi
10 Kradenan 4.Ds.Pakis. 10. Ds. Sengonwetan
5.Ds.Crewek 11.Ds.Banjardowo
6.Ds.Kuwu 12.Ds.Kalisari
1.Ds.Randurejo 6. Ds. Mangunrejo 11.Ds.Sembungharjo
2.Ds.Pojok 7. Ds. Jetaksari 12.Ds.Panunggalan
11 Pulokulon 3.Ds.Jatiharjo 8. Ds. Pulokulon 13.Ds.Mlowo Karang Talun
4.Ds.Sidorejo 9. Ds. Jambon
No Kecamatan Kelurahan / Desa Kelurahan / Desa Kelurahan / Desa
5.Ds.Tuko 10. Ds. Karangharjo
1.Ds.Gabus 7. Ds. Sulursari 13.Ds.Karangrejo
2.Ds.Pandanarum 8. Ds. Nglinduk 14.Ds.Banjarejo
3.Ds.Keyongan 9. Ds. Pelem
12 Gabus 4.Ds.Suwatu 10. Ds. Tahunan
5.Ds.Tunggulrejo 11. Ds. Bendoharjo
6.Ds.Tlogotirto 12.Ds.Kalipang
1.Ds.Tunggu 11. Ds. Gundi 21.Ds.Dorolegi
2.Ds.Paesan 12. Ds. Jatilor 22.Ds.Sumberagung
3.Ds.Latak 13. Ds. Kopek 23.Ds.Harjowinangun
4.Ds.Sumurgede 14. Ds. Beringin 24.Ds.Karanggeneng
5.Ds.Sambung 15. Ds. Klampok 25.Ds.Wanutunggal
13 Godong 6.Ds.Ketanggirejo 16. Ds. Kemloko 26.Ds.Manggarwetan
7.Ds.Anggaswangi 17. Ds. Godong 27.Ds.Manggarmas
8.Ds.Guci 18. Ds. Bugel 28.Ds.Tinanding
9.Ds.Werdoyo 19. Ds. Ketitang
10.Ds. Guyangan 20.Ds.Rajek
1.Ds.Penawangan 8.Ds. Jipang 15.Ds.Lajer
2.Ds.Ngeluk 9.Ds. Tunggu 16.Ds.Winong
3.Ds.Wolo 10.Ds. Watupawon 17.Ds.Karangpaing
14 Penawangan 4.Ds.Pulutan 11.Ds. Leyangan 18.Ds.Kluwan
5.Ds.Wedoro 12.Ds. Kr. wader 19.Ds.Pengkol
6.Ds.Curut 13.Ds. Bologarang 20.Ds.Toko
7.Ds.Kramat 14.Ds. Sedadi
1.Ds.Sumberjosari 8.Ds. Parakan 15.Ds.Sendangharjo
2.Ds.Mangin 9.Ds. Ketro 16.Ds.Karanganyar
3.Ds.Cekel 10.Ds. Mojoagung 17.Ds.Putatnganten
15 Karangrayung 4.Ds.Telawah 11.Ds. Pangkalan 18.Ds.Temurejo
5.Ds.Karangsono 12.Ds. Rawon 19.Ds.Gunung Tumpeng
6.Ds.Jetis 13.Ds. Dempel
7.Ds.Nampu 14.Ds. Termas
1.Ds.Gubug 8.Ds. Glapan 15.Ds.Tambakan
2.Ds.Kuawaron 9.Ds. Penadaran 16.Ds.Tlogomulyo
3.Ds.Kunjen 10.Ds. Ngroto 17.Ds.Ringinharjo
16 Gubug 4.Ds.Papanrejo 11.Ds. Trisari 18.Ds.Baturagung
5.Ds.Kemiri 12.Ds. Rowosari 19.Ds.Ginggangtani
6.Ds.Mlilir 13.Ds. Pranten 20.Ds.Ringinkidul
7.Ds.Saban 14.Ds. Jatipecaron 21.Ds.Jeketro
1.Ds.Kedungjati 5. Ds. Jumo 9.Ds.Kentengsari
2.Ds.Klitikan 6. Ds. Wates 10.Ds.Karanglangu
17 Kedungjati 3.Ds.Deras 7. Ds. Prigi 11.Ds.Panimbo
4.Ds.Kalimaro 8. Ds. Ngombak 12.Ds.Padas
1.Ds.Ngambakrejo 4. Ds. Kaliwenang 7. Ds. Padang
18 Tanggungharjo 2.Ds.Kapung 5. Ds. Sugihmanik 8. Ds. Ringinpitu
3.Ds.Mrisi 6. Ds. Brabo 9. Ds. Tanggungharjo
1.Ds.Medani 7.Ds. Gebangan 13.Ds.Cangkring
2.Ds.Tlogorejo 8.Ds. Kejawan 14.Ds.Tajemsari
3.Ds.Mangunsari 9.Ds. Pepe 15.Ds.Karangpasar
19 Tegowanu 4.Ds.Sukorejo 10.Ds. Curug 16.Ds.Tegowanukulon
5.Ds.Tanggirejo 11.Ds. Gaji 17.Ds.Tegowanuwetan
6.Ds.Kebonagung 12.Ds. Tujungharjo 18.Ds.Kedungwungu
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2006
Peta Administrasi Grobogan (skala 1:50.000)
4.1.1. Penggunaan Lahan
Luas wilayah Kabupaten Grobogan seluruhnya 197.586,420 ha. Berdasarkan penggunaan
lahan wilayah Kabupaten Grobogan terdiri dari jenis penggunaan sawah, dan tanah bukan sawah
yang dimanfaatkan untuk bangunan/pekarangan, tegalan/kebun, padang gembala, tambak/ kolam,
rawa, hutan negara, hutan rakyat dan tanah lainnya. hasil laporan Dinas Pertanian TPH (SPVA)
diperoleh data Luas wilayah Kabupaten Grobogan seluruhnya 197.586,420 ha yang terdiri dari :
- Tanah Sawah : 65.185,220
- Tanah Bukan Sawah : 132.401,200
Penggunaan lahan sawah digolongkan ke dalam irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi
sederhana, dan irigasi tadah hujan. Sedangkan untuk luas lahan bukan sawah yang ada dimanfaatkan
untuk bangunan/pekarangan, tegalan/kebun,padang gembala, tambak/kolam, rawa, hutan negara,
hutan rakyat dan tanah lainnya.
a. Jenis, Luas dan Penyebaran Penggunaan Tanah
Berdasarkan penggunaan lahan wilayah Kabupaten Grobogan yang terdiri dari sawah, dan
tanah bukan sawah penggunaan lahan untuk hutan negara menempati porsi paling besar. Luas
keseluruhan penggunaan lahan hutan negara pada tahun 2011 mencapai luas sebesar 68.633,320 ha
atau sebesar 34,74 % dari seluruh luas kabupaten. Selain hutan negara jenis penggunaan lahan yang
dominan berturut-turut adalah: sawah, yaitu sebesar 65.185,220 ha (32,793%), disusul penggunaan
untuk tegalan/kebun sebesar 28.514,860 ha (14,443%).
Berdasarkan penyebarannya, luas hutan negara paling banyak berada di Kecamatan Geyer,
yaitu seluas 13.147,000 ha atau 19,16%. Selain di Kecamatan Geyer lokasi hutan negara yang cukup
dominan berturut-turut berada di Kecamatan Kedungjati, seluas 10.027,600 ha atau 14,61%,
Kecamatan Gabus seluas 7.948,000 ha atau 11,58% dan juga di Kecamatan Karangrayung seluas
5.907,000 ha atau 8,61%.
Penggunaan lahan sawah berada hampir di semua kecamatan. Luas lahan sawah yang paling
dominan berada di Kecamatan Godong, yaitu sebesar 6.540 ha atau 10,03% dan Kecamatan
Pulokulon, yaitu sebesar 5.675 ha atau 8,70 %. Selain itu penggunaan lahan sawah yang cukup
dominan berada di Kecamatan Purwodadi, Penawangan, Toroh, Wirosari dan Kecamatan Ngaringan
dengan luasan antara 6-10% dari luas sawah di Kabupaten Grobogan.
Penggunaan lahan untuk tegalan/kebun berada di semua kecamatan. Untuk luasan lahan
tegalan yang dominan berada di Kecamatan Wirosari dan Kecamatan Geyer dengan luas masing-
masing sebesar 3.658,00 ha (12,83%) dan 3.452,00 ha (12,10%). Untuk kecamatan yang lainnya
luasan penggunaan lahan untuk tegalan/kebun mencakup luasan sebesar 315 - 2.315 ha atau 1,1 –
8,12% dari seluruh luas tegalan/kebun kabupaten
Penggunaan lahan untuk bangunan/pekarangan (permukiman) tersebar merata di semua kecamatan.
Luas penggunaan lahan rata-rata untuk bangunan dan pekarangan ini mencapai 109,930 ha - 2.573,9
ha atau 0,5% - 10,98% dari seluruh luas permukiman kabupaten.
Tabel 4.3
Luas Daerah Menurut Penggunaan Tanah di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Lainnya
Irigasi 1/2 Irigasi Tadah Pekarangan/ Tegal/ Padang Tambak/ Hutan Hutan
No Kecamatan Rawa (jln, sungai, Jumlah
Teknis Teknis Sederhana Hujan Bangunan Kebun Rumput Kolam Negara Rakyat dll)
1 Kedungjati 0 0 228,000 204,550 109,930 2.096,000 0 0 0 10.027,600 101,000 267,108 13.034,188
2 Karangrayung 1.072,000 0 244,000 1.039,000 2.077,090 2,315,000 0 0 0 5.907,000 1.015,000 390,421 14.059,511
3 Penawangan 1.992,000 0 1.386,000 1.327,000 567,000 969,000 0 1,000 0 771,600 93,000 311,850 7.418,450
4 Toroh 1.912,000 80,000 252,000 2.274,000 1.802,000 2.143,000 0 6,000 0 2.919,000 34,000 509,891 11.931,891
5 Geyer 41,000 0 0 2.144,610 557,654 3.452,000 0 0 0 13.147,000 0.000 276,167 19.618,431
6 Pulokulon 0 10,000 0 5.665,000 2.111,800 1.117,000 0 0 0 3.596,120 325,000 539,889 13.364,809
7 Kradenan 0 0 596,000 3.319,000 2.573,900 1.420,860 0 0 0 2.471,000 0.000 392,912 10.773,672
8 Gabus 0 123,000 16,000 3.762,000 1.820,503 1.846,000 0 0 0 7.948,000 367,000 654,467 16.536,970
9 Ngaringan 619,000 596,000 496,000 2.772,000 1.345,600 1.855,000 0 0 0 2.799,000 0.000 1.189,520 11.672,120
10 Wirosari 161,000 105,000 702,000 3.144,000 744,020 3.658,000 0 0 0 5.882,000 774,000 260,270 15.430,290
11 Tawangharjo 0 0 0 2.502,000 333,050 1.701,000 0 0 0 2.640,000 641,000 543,001 8.360,051
12 Grobogan 0 0 120,000 2.751,000 1.735,000 972,000 0 2,000 0 4.148,000 439,000 289,180 10.456,180
13 Purwodadi 1.670,000 0 1.417,000 1.837,000 2.162,090 487,000 0 15,000 0 0 3.000 173,540 7.764,630
14 Brati 0 0 1.317,000 1.196.000 983,000 424,000 0 0 0 1.186,000 189,000 194,610 5.489,610
15 Klambu 973,290 0 1.387,770 0 548,627 365,000 0 0 0 1.154,000 0 227,669 4.656,356
16 Godong 5.001,000 0 1.539,000 0 1.207,140 447,000 0 0 0 0,000 194,000 290,350 8.678,490
17 Gubug 3,506,000 0 190,000 0 1.510,000 315,000 0 0 0 1.183,000 0.000 407,165 7.111,165
18. Tegowanu 565,000 573,000 442,000 1.141.000 683,000 1.612,000 0 0 0 0 0.000 150,980 5.166,980
19 Tanggungharjo 709,000 0 0 66.000 569,150 1.320,000 0 0 0 2.853,000 224,000 321,476 6.062,626
Jumlah 18.221,290 1.487,000 10.332,770 35.114,160 23.440,554 28.514,860 0 24,000 0 68.632,320 4.399,000 7.390,466 197.586,420
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2012

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


IV - 7
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
b. Pola Penguasaan Tanah
Pola penguasaan tanah di Kabupaten Grobogan dapat dijelaskan. bahwa, pemilikan
tanah yang ada meliputi tanah hutan (Perhutani), tanah negara, dan tanah hak milik.
Penguasaan tanah yang ada sebagian besar berupa tanah kepemilikan adat bekas yasan
(ditambah Hak UUPA) yang mencapai 65,19%. Penguasaan tanah yang lain adalah tanah hutan
yang mencapai 34,75% dan tanah negara sebesar 0,05%. Sebaran pola pengusaan di
Kabupaten Grobogan dijelaskan sebagai berikut:
 Tanah hutan terluas ada di Kecamatan Geyer seluas 13.147 ha. Selain itu tanah hutan
tersebar di beberapa kecamatan, kecuali untuk kecamatan Purwodadi, Godong dan
Tegowanu yang tidak terdapat hutan.
 Tanah negara hanya berada di Kecamatan Klambu, yaitu seluas 100 ha.
 Tanah hak milik tersebar di setiap kecamatan. Kecamatan yang memiliki tanah hak milik
paling luas adalah kecamatan Pulokulon, yaitu seluas 9.768,6 ha dan yang terkecil di
Kecamatan Kedungjati, seluas 3.005,3 ha.
 Kecamatan yang memiliki tanah hutan lebih luas dibandingkan tanah hak milik adalah
Kecamatan Kedungjati dan Geyer.

Tabel 4.4 Luas Penguasaan Tanah di Kabupaten Grobogan


Dirinci Tiap Kecamatan Tahun 2011
Luas Penguasaan Tanah (ha)
No Kecamatan Tanah Lain-lain Jumlah (ha)
Hutan Hak Milik
Negara
1 Kedungjati 10.027,600 - - 276.986 12.646,216
2 Karangrayung 5.906,700 - 265 390.552 11.704,342
3 Penawangan 771,600 - - 395.68 2.751,450
4 Toroh 2.919,570 - - 509.891 7.600,891
5 Geyer 13.147,000 - - 305.617 17.707,676
6 Pulokulon 3.596,60 - 250 530.5 7.906,809
7 Kradenan 2.471,40 - 399 392.272 6.858,672
8 Gabus 7.947,66 - - 607.86 12.554,970
9 Ngaringan 2.799,60 - - 1.189.460 7.592,120
10 Wirosari 5.881,80 - 699 260.67 11.318,410
11 Tawangharjo 2.639,65 - 331 210.401 5.858,051
12 Grobogan 4.147,80 - 439 310.98 7.585,180
13 Purwodadi - - - 502.63 3.320,630
14 Brati 1.186,10 - 150 221.51 3.307,610
15 Klambu 1.154,150 - 125 356.006 2.435,356
16 Godong - - - 281.49 2.298,490
17 Gubug 1.182,90 - - 422.155 3.640,165
18 Tegowanu - - - 159.98 2.445,980
19 Tanggungharjo 2.852,90 - 224 321.976 5.287,876
Jumlah 68.633,030 - 2.882.000 7.646,616 134.820,894
Sumber : Grobogan dalam Angka 2012

c. Perkembangan dan Perubahan Penggunaan Lahan


Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Grobogan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir, secara umum terjadi tidak terlalu besar. Perubahan yang terjadi adalah penambahan dan
pengurangan luas suatu peruntukan.
Untuk penggunaan lahan yang mengalami penambahan luasan adalah untuk tanah sawah.
Lahan sawah dalam kurun waktu tahun 2008 sampai tahun 2011 bertambah sebesar 1.256,92 ha
atau sebesar 1,97 % dari luas lahan semula sebesar 63.928,300 ha. Untuk lahan sawah ini,

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
perubahan yang paling menonjol terjadi pada sawah irigasi sederhana, yang mana penambahan
luas lahan adalah sebesar 2.327,77 ha atau 29,07% dari luas lahan semula.
Untuk penggunaan lahan yang mengalami penurunan luasan, yaitu tanah bukan sawah,
terjadi pengurangan luas lahan sebesar 1.256,92 ha atau 0,95% dari luas lahan semula 133.658,120.
Untuk lahan bukan sawah ini, penurunan terbesar penggunaan lahan terjadi pada
Pekarangan/Bangunan, yang mana penurunan luas lahan adalah sebesar 5.320,601 ha atau sebesar
22,70% dari luas lahan semula. Penurunan penggunaan lahan yang lain terjadi juga pada rawa,
hutan negara, dan lain-lain (jalan,sungai,dll). Sedangkan pada penggunaan lainnya, justru terjadi
penambahan luas lahan. Untuk lebih jelasnya perkembangan dan perubahan penggunaan lahan
tanah sawah dan tanah bukan sawah di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5
Perkembangan Penggunaan Lahan di Kabupaten Grobogan Tahun 2008- 2011
Jenis
No 2008 2009 2010 2011
Penggunaan Lahan
I TANAH SAWAH 63.928,300 63.955,000 64.790,210 65.185,220
1 Irigasi Teknis 18.351,000 19.092,000 18.394,780 18.221,290
2 Irigasi Setengah Teknis 1.646,000 1.539,000 1.658,000 1.487,000
3 Irigasi Sederhana 8.005,000 9.306,000 10.609,260 10.332,770
4 Tadah Hujan 35.926,300 34.018,000 34.128,170 35.144,160

II TANAH BUKAN SAWAH 133.658,120 133.631,420 132.796,210 132.401,200


1 Pekarangan/ Bangunan 28.761,155 22.752,864 23.649,278 23.440,554
2 Tegalan/ Kebun 25.496,829 30.665,016 28.536,865 28.514,860
3 Padang/ Gembala 0,000 0,000 0,000 0,000
4 Tambak/ Kolam 17,000 22,000 22,430 24,000
5 Rawa 15 15 0.000 0.000
6 Hutan Negara 68,633.030 68,633.030 68,633.030 68.632,320
7 Hutan Rakyat 3.264,000 4.307,000 4.443,107 4,399.000
8 Perkebunan Negara 0,000 0,000 0,000 0,000
9 Lain-lain (sungai, jalan,
kuburan,dll) 7.471,106 7.236,510 7.551,500 7.390,466
Sumber: Grobogan dalam Angka, beberapa tahun terbit.

Tabel 4.6
Besaran Perubahan Lahan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2008 – 2011
Jenis
No Perubahan Keterangan %
Penggunaan Lahan
I TANAH SAWAH 1.256,920 bertambah 1,97%
1 Irigasi Teknis -129,710 berkurang -0,71%
2 Irigasi Setengah Teknis -159,000 berkurang -10,69%
3 Irigasi Sederhana 2.327,770 bertambah 29,07%
4 Tadah Hujan -782,140 berkurang -2,22%

II TANAH BUKAN SAWAH -1.256,920 berkurang -0,95%


1 Pekarangan/ Bangunan -5.320,601 berkurang 22,70%
2 Tegalan/ Kebun 3.018,031 bertambah 11,84%
3 Padang/ Gembala 0,000 tetap 0,00%
4 Tambak/ Kolam 7,000 bertambah 28,17%
5 Rawa 0,000 tetap 0,00%
6 Hutan Negara 0,710 berkurang -0,001%
7 Hutan Rakyat 1.135,000 bertambah 34,77%
8 Perkebunan Negara 0,000 tetap 0,00%
9 Lain-lain (sungai, jalan, kuburan,dll) -80,64 berkurang -1,09%
Sumber : Diolah dari Grobogan Dalam Angka Tahun 2012
4.2. PROFIL DEMOGRAFI
Keberadaan penduduk pada suatu wilayah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
perkembangan suatu wilayah. Kondisi kependudukan suatu wilayah yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan suatu perencanaan meliputi: Jumlah penduduk, Kepadatan penduduk, Pertumbuhan
penduduk, Penduduk menurut mata pencaharian, Penduduk menurut tingkat pendidikan, Penduduk
menurut struktur usia, Penduduk menurut struktur agama, Penduduk menurut jenis kelamin,Jumlah
kepala keluarga, Angka kelahiran dan angka kematian. Masalah kependudukan yang ada di
Kabupaten Grobogan lebih lanjut akan di bahas di bawah ini.

4.2.1. Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk Kabupaten Grobogan pada akhir tahun 2011 adalah 1.423.261 jiwa yang
terdiri dari 706.303 jiwa penduduk laki-laki dan 716.958 jiwa penduduk perempuan. Rata-rata
pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir adalah 0,64%, sedangkan bila dibandingkan
dengan data jumlah penduduk tahun 2008 adalah sebesar 0,54%. Secara lebih jelas mengenai
jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan untuk tiap kecamatan pada tahun 2011 adalah sebagai
berikut.

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011


No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Kedungjati 20.696 21.862 42.558 94,7
2 Karangrayung 49.618 50.386 100.004 98,5
3 Penawangan 32.766 33.047 65.813 99,1
4 Toroh 58.844 59.141 117.985 99,5
5 Geyer 34.619 35.932 70.551 96,3
6 Pulokulon 54.929 56.509 111.438 97,2
7 Kradenan 42.388 42.972 85.360 98,6
8 Gabus 37.489 38.305 75.794 97,9
9 Ngaringan 34.543 33.472 68.015 103,2
10 Wirosari 46.512 45.422 91.934 102,4
11 Tawangharjo 25.442 26.927 52.369 94,5
12 Grobogan 34.170 34.961 69.131 97,7
13 Purwodadi 64.832 67.343 132.175 96,3
14 Brati 23.465 23.017 46.482 101,9
15 Klambu 18.048 17.678 35.726 102,1
16 Godong 44.068 44.628 88.696 98,7
17 Gubug 37.978 39.028 77.006 97,3
18 Tegowanu 25.426 25.723 51.149 98,8
19 Tanggungharjo 20.470 20.605 41.075 99,3
Jumlah 706.303 716.958 1.423.261 98,5
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2012

Secara umum jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan cukup bervariasi untuk masing-
masing kecamatan. Pada tahun 2011, Kecamatan Purwodadi memiliki jumlah penduduk paling
banyak yaitu sejumlah 132.175 jiwa, hal ini dikarenakan Kecamatan Purwodadi merupakan pusat
aktivitas dan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan, dimana sarana dan prasarana cukup
memadai. Hal tersebut menjadi daya tarik penduduk untuk tinggal di Kecamatan Purwodadi.
Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan
Klambu dengan jumlah 35.726 jiwa.

4.2.2. Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk di suatu daerah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
aktivitas yang terjadi serta dapat menimbulkan dampak yang bermacam-macam. Jika dilihat dari
kepadatan penduduknya, maka Kabupaten Grobogan memiliki potensi untuk mengalami
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi struktur penduduk sebagai
pelaku berbagai aktivitas yang terjadi pada kawasan tersebut. Gambaran mengenai kepadatan
penduduk dan persebarannya di Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 4.8
Kepadatan Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah
No Kecamatan Penduduk Penduduk
(Km2)
(Jiwa) (jiwa/Km2)
1 Kedungjati 42.558 130,33 327
2 Karangrayung 100.004 140,59 711
3 Penawangan 65.813 74,18 887
4 Toroh 117.985 119,31 989
5 Geyer 70.551 196,19 360
6 Pulokulon 111.438 133,65 834
7 Kradenan 85.360 107,74 792
8 Gabus 75.794 165,38 458
9 Ngaringan 68.015 116,72 583
10 Wirosari 91.934 154,30 596
11 Tawangharjo 52.369 83,60 626
12 Grobogan 69.131 104,56 661
13 Purwodadi 132.175 77,65 1702
14 Brati 46.482 54,90 847
15 Klambu 35.726 46,56 767
16 Godong 88.696 86,78 1022
17 Gubug 77.006 71,11 1083
18 Tegowanu 51.149 51,67 990
19 Tanggungharjo 41.075 60,64 677
Jumlah 1.423.261 1.975,86 720
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka Tahun 2012
4.2.3 Rasio Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 mengalami penurunan baik secara
absolut maupun secara persentase dari jumlah total penduduk, apabila dibandingkan tahun
2008 dan 2009. Demikian juga jumlah Rumah Tangga Miskin apabila dibandingkan dengan
tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel II.16
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Perkembangan Penduduk Miskin Tahun 2007-2010
Uraian 2007 2008 2009 2010
Penduduk Miskin 348.704 276.665 262.411 260.401
(25,14%) (19,84%) (18,68%) (18,48%)
Total Rumah Tangga 400.785 407.609 412.480 409.485
Total Penduduk 1.308.307 1.395.709 1.404.770 1.408.959
Sumber : Dinsosnakertrans Kab. Grobogan Tahun 2010 (diolah)

Tabel 4.10 Jumlah penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010
No Nama Kecamatan Jumlah keluarga
miskin (KK)
1 Kedungjati 7.064
2 Karangrayung 9.750
3 Penawangan 7.275
4 Toroh 10.642
5 Geyer 8.657
6 Pulokulon 12.601
7 Kradenan 6.881
8 Gabus 7.471
9 Ngaringan 8.045
10 Wirosari 10.186
11 Tawangharjo 6.712
12 Grobogan 10.105
13 Purwodadi 12.691
14 Brati 6.627
15 Klambu 4.225
16 Godong 8.609
17 Gubug 10.414
18 Tegowanu 6.741
19 Tanggungharjo 4.800
Jumlah 159.496

Tabel 4.11 Indikator distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Grobogan tahun


2006-2010:

No. Indikator 2006 2007 2008 2009 2010 Interpretasi


1. Indeks Gini 0,2153 0,2194 0,2639 0,2331 0,2329*) Masuk dalam kategori
ketimpangan rendah,
karena masih di atas
batas ketimpangan
(<0,35)
2. Persentase 27,59% 27,06% 26,21% 27,01% 26,94%*) Masuk dalam kategori
pendapatan ketimpangan rendah,
yang diterima karena masih di atas
oleh 40% batas ketimpangan
penduduk yang (>12%)
berpendapatan
rendah
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2010
*) Tahun 2010 masih angka sementara
Berdasarkan indikator distribusi pendapatan masyarakat sebagaimana tampak pada
tabel di atas, dapat diketahui bahwa distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Grobogan
berada pada kategori ketimpangan rendah (low inequality) yang ditunjukkan dari indikator
sebagai berikut.
1. Angka Gini Ratio selama lima tahun berturut-turut selalu berada di bawah angka 0,35.
2. Berdasarkan kriteria Bank Dunia, 40% penduduk berpendapatan rendah dalam lima
berturut-turut menerima lebih dari 17% dari pendapatan total kabupaten yakni 27,59%,
27,06%, 26,21%, 27,01% dan 26,94%.
Namun yang perlu diwaspadai adalah adanya gejala menuju ke arah timpang. Hal ini
dibuktikan dengan kecenderungan naiknya angka Gini Ratio dari tahun 2006 sampai 2009
dari 0,2153 menjadi 0,2194; 0,2639; 0,2331 dan turun kembali 0,2329. Untuk persentase
penerimaan pendapatan dari 40% penduduk berpendapatan rendah dari 27,5% menjadi
27,06%, kemudian di tahun 2009 tetap 27,01%, kemudian turun menjadi 26,94%.

4.2.4. Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan rata-rata penduduk pertahun di Kabupaten Grobogan berdasarkan
jumlah penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2007 sampai tahun 2011 adalah 0,59%.
Tingkat pertumbuhan rata-rata tertinggi per kecamatan adalah di Kecamatan Purwodadi dan
terendah di Kecamatan Kedungjati. Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun di Kabupaten
Grobogan selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.12
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Per Tahun di Kabupaten Grobogan Tahun 2007 – 2011
Pertumbuhan
Rata-rata
No Kecamatan
per tahun
2006- 2007- 2008- 2009- 2010-
2007 2008 2009 2010 2011
1 Kedungjati -0.28 -1,01 -0,09 -0,28 0,35 -0,26
2 Karangrayung 0.52 0,21 0,42 0,40 1,79 0,67
3 Penawangan 0.88 0,69 0,85 0,64 0,74 0,76
4 Toroh 0.73 0,46 0,50 0,42 0,65 0,55
5 Geyer 0.09 -1,52 0,48 0,49 0,17 -0.06
6 Pulokulon 0.66 0,52 0,91 0,80 0,85 0,75
7 Kradenan 0.65 0,41 0,96 0,47 0,63 0,62
8 Gabus 0.17 0,41 0,35 0,41 0,28 0,33
9 Ngaringan 0.66 0,85 0,80 0,58 0,76 0,73
10 Wirosari 1.08 0,97 0,56 0,37 0,60 0,72
11 Tawangharjo -0.06 0,36 0,56 0,19 0,41 0,29
12 Grobogan 0.58 0,23 0,43 0,35 0,25 0,37
13 Purwodadi 1.15 1,89 1,72 1,61 0,82 1,44
14 Brati 1.36 0,94 0,31 0,50 0,37 0,70
15 Klambu 0.88 0,90 1,19 1,05 0,84 0,97
16 Godong 0.93 0,76 1,15 0,76 0,58 0,84
17 Gubug 0.15 0,43 0,32 0,33 1,06 0,46
18 Tegowanu 0.56 1,29 1,03 1,09 0,98 0,99
19 Tanggungharjo 0.28 0,22 0,71 0,60 0,39 0,44
Rata-rata 0.58 0.47 0,69 0,57 0,66 0,59
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2012

4.2.5. Penduduk menurut Mata Pencaharian


Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Grobogan pada umumnya masih bekerja
di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan potensi wilayah Kabupaten Grobogan sebagian
besar masih merupakan lahan pertanian.
Berdasarkan sensus penduduk 2010 tercatat bahwa penduduk yang bekerja di
sektor pertanian sebesar 52,5 %, perdagangan 17,4 %, angkutan 8,6 %, serta sisanya bekerja
di sektor jasa, perkebunan, industri, perikanan, dan lain sebagainya. Jumlah penduduk
menurut mata pencahariannya selengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.13
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Mata Pencaharian
No Kecamatan Jumlah
Pertanian Industri
Pertanian Perkebunan Perikanan Peternakan Lainnya Pengolahan Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya
1 Kedungjati 14.990 179 48 507 557 1.792 4.316 1.351 2.934 2.498 29.172
2 Karangrayung 36.756 2.653 46 480 517 2.928 10.533 2.371 4.634 4.673 65.591
3 Penawangan 26.648 1.049 46 292 107 1.059 8.426 1.896 3.350 2.088 44.961
4 Toroh 45.345 5.569 74 1.567 452 4.796 12.413 3.700 5.448 6.638 86.002
5 Geyer 39.363 136 31 214 554 1.192 4.887 1.433 2.364 2.233 52.407
6 Pulokulon 60.536 4.892 39 784 436 2.623 11.737 2.568 3.848 3.813 91.276
7 Kradenan 32.800 423 25 1.495 291 2.275 12.197 2.710 3.637 3.228 59.081
8 Gabus 34.947 56 24 1.996 1.311 1,756 8.348 1.961 3.278 2.943 56.620
9 Ngaringan 32.185 226 30 1.066 163 995 6.216 1.490 1.899 1.999 46.269
10 Wirosari 33.051 950 44 1.320 457 6.144 12.289 3.267 6.854 5.104 69.480
11 Tawangharjo 26.227 38 20 157 126 901 6.719 1.558 3.156 2.489 41.391
12 Grobogan 30.216 99 30 452 198 4.788 10.150 2.639 7.076 5.142 60.790
13 Purwodadi 30.094 3.043 89 772 231 3.682 28.271 11.336 16.205 16.144 109.867
14 Brati 17.062 28 105 194 91 2.386 7.594 1.613 3.709 2.678 35.460
15 Klambu 10.417 33 194 246 47 1.760 3.909 1.199 1.982 1.349 21.136
16 Godong 25.019 75 77 273 33 2.621 11.384 3.517 6.123 5.209 54.331
17 Gubug 18.903 66 94 134 51 6.164 12.918 3.598 7.607 4.813 54.348
18 Tegowanu 16.929 1.825 52 103 70 6.684 5.759 1.712 2.824 2.248 38.206
19 Tanggungharjo 17.106 99 15 111 105 1.910 4.174 1.323 2.824 1.825 29.492
Jumlah 548.594 21.439 1.083 12.163 5.797 56.456 182.240 51.242 89.752 77.114 1.045.880
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2012

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
4.2.6. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan
merupakan salah satu tolok ukur bagi kualitas sumberdaya
manusia. Sesuai dengan data yang telah diperoleh, jumlah
penduduk di Kabupaten Grobogan menurut tingkat
pendidikan pada tahun 2011 mencapai jumlah 1.305.487 jiwa
atau sekitar 90,98% dari jumlah penduduk yang ada
(1.423.261 jiwa). Hal ini berarti bahwa sebagian besar
penduduk Kabupaten Grobogan telah mengenyam bangku
pendidikan.
Pada tahun 2011 tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Grobogan didominasi oleh
tamatan SD yaitu sebesar 509.438 jiwa atau 39,02%. Tingkat pendidikan Akademi/Perguruan Tinggi
adalah paling rendah yaitu 27.711 jiwa atau 2,12%. Selain itu terdapat penduduk yang tidak/belum
tamat SD sebesar 421.937 jiwa (32,52%), tamat SLTP sebesar 224.343 jiwa (17,18%) dan tamat
SMU/SMK sebesar 119.447 jiwa (9,14%).

Tabel 4.15
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Tingkat Pendidikan
No Kecamatan Jumlah
AKDM/PT SMU/SMK SLTP SD Tidak Tamat SD
1 Kedungjati 614 3.622 8.737 14.187 11.962 39.122
2 Karangrayung 1.337 5.587 12.306 34.156 38.302 91.688
3 Penawangan 1.021 4.464 10.163 22.170 22.369 60.187
4 Toroh 1.771 10.576 20.482 45.157 30.324 108.310
5 Geyer 761 4.221 9.205 26.790 24.400 65.377
6 Pulokulon 1.112 5.184 13.164 44.545 38.147 102.152
7 Kradenan 1.273 5.348 9.923 34.694 27.165 78.403
8 Gabus 920 3.832 8.085 31.353 25.826 70.016
9 Ngaringan 753 3.292 6.303 30.612 21.461 62.421
10 Wirosari 1849 7.010 10.199 37.083 27.933 84.074
11 Tawangharjo 732 4.060 8.986 19.157 14.973 47.908
12 Grobogan 1.068 5.159 9.527 24.551 22.896 63.201
13 Purwodadi 7.613 24.693 28.265 37.791 22.674 121.036
14 Brati 643 3.009 7.234 18.479 13.153 42.518
15 Klambu 410 2.093 6.282 12.107 11.785 32.677
16 Godong 2.271 8.939 19.088 26.096 24.638 81.032
17 Gubug 1.992 9.912 18.503 21.789 18.467 70.663
18 Tegowanu 937 4.153 8.248 16.674 16.697 46.709
19 Tanggungharjo 634 4.293 9.643 12.047 11.376 37.993
Jumlah 27.711 119.447 224.343 509.438 424.548 1.305.487
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2012

4.2.7. Penduduk menurut Kelompok Umur


Berdasarkan data jumlah penduduk menurut
kelompok umur tahun 2011, maka kelompok umur
tertinggi adalah kelompok umur 10 – 14 tahun
dengan jumlah penduduk 135.330 jiwa atau sekitar
9,51% dari seluruh jumlah penduduk yang ada.
Sedangkan kelompok umur terkecil adalah kelompok
umur 70-74 tahun dengan jumlah penduduk 31.297
jiwa atau 2,20% dari seluruh jumlah penduduk pada
Kabupaten Grobogan.

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
penduduk usia produktif dan usia non produktif. Penduduk usia non produktif sendiri dibedakan lagi
menjadi 2 (dua), yaitu usia belum produktif (usia sekolah) dan usia tidak produktif. Kelompok usia
belum produktif (usia sekolah adalah antara usia 0 tahun sampai 14 tahun yang merupakan
tanggungan orang tua dan mereka belum bisa bekerja), sedangkan yang termasuk dalam usia tidak
produktif selanjutnya adalah lebih dari usia 60 tahun. Adapun untuk penduduk usia produktif adalah
usia antara 15 tahun sampai dengan usia 59 tahun.
Pada tahun 2011 di Kabupaten Grobogan, prosentase penduduk kelompok usia produktif
(15 – 59 tahun) sebesar 897.793 jiwa (63,08%) kemudian kelompok belum produktif (0 – 14 tahun)
sebesar 377.185 jiwa (26,50%), serta kelompok tidak produktif (60 tahun keatas) sebesar 148.283
jiwa (10,42%) secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.16
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Kelompok Umur
No Kecamatan Jumlah
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
1 Kedungjati 3.437 3.747 4.196 3.611 3.118 2.902 2.992 2.813 3.109 2.907 2.659 1.953 1.462 1.412 1.033 1.207 42.558
2 Karangrayung 8.317 8.905 10.093 8.632 7.780 7.721 7.195 6.745 7.125 7.031 5.707 4.048 3.343 2.793 2.369 2.200 100.004
3 Penawangan 5.627 5.854 6.314 5.439 4.813 4.918 5.011 4.330 5.094 4.964 3.996 2.612 2.040 1.816 1.504 1.481 65.813
4 Toroh 9.674 9.813 10.524 8.817 8.272 8.844 9.133 9.084 8.995 8.599 7.281 5.389 4.101 3.598 2.752 3.109 117.985
5 Geyer 5.174 5.853 6.490 5.349 4.513 5.332 5.090 4.829 5.418 5.134 4.458 3.442 2.800 2.421 1.996 2.252 70.551
6 Pulokulon 9.287 9.788 10.814 8.617 7.839 8.316 8.242 8.337 8.668 8.010 6.462 4.912 3,849 3.254 2.633 2.410 111.438
7 Kradenan 6.956 7.462 8.093 6.055 5.672 6.305 6.464 6.410 6.824 6.371 5.207 3.734 3.003 2.468 2.107 2,229 85.360
8 Gabus 5.779 6.353 6.967 5.396 5.030 5.517 5.562 5.796 6.032 5.798 4.565 3.584 2.763 2.578 1.994 2.080 75.794
9 Ngaringan 5.594 5.914 6.363 5.564 5.310 5.561 5.585 5.167 5.343 4.755 3.498 2.663 1.956 1.867 1.432 1.443 68.015
10 Wirosari 7.860 8.026 8.373 7.260 6.854 7.417 7.214 6.906 7.118 6.584 5.167 3.800 2.894 2.587 1.953 1.921 91.934
11 Tawangharjo 4.460 4.171 5.100 4.475 4.316 4.221 3.856 3.681 3.825 3.651 2.841 2.090 1.512 1.480 1.067 1.077 52.369
12 Grobogan 5.931 6.141 6.610 6.159 5.588 5.514 5.092 4.951 5.262 4.813 3.829 2.532 1.991 1.772 1.441 1.505 69.131
13 Purwodadi 11.139 11.300 11.896 11.571 10.230 10.522 10.338 9.786 10.345 9.399 7.821 5.566 3.810 3.145 2.482 2.825 132.175
14 Brati 3.964 4.223 4.402 3.965 3.506 3.759 3.506 3.376 3.615 3.364 2.501 1.873 1.402 1.289 846 891 46.482
15 Klambu 3.047 3.255 3.584 3.314 2.562 2.539 2.647 2.607 2.907 2.478 1.925 1.393 1.097 905 768 698 35.726
16 Godong 7.664 7.806 8.512 7.655 6.533 6.960 6.876 5.988 6.780 6.819 5.231 3.498 2.567 2.475 1.790 1.542 88.696
17 Gubug 6.344 6.736 7.667 7.374 6.656 6.270 5.834 5.364 5.799 5.362 4.207 2.851 2.060 1.806 1.412 1.264 77.006
18 Tegowanu 4.440 4.531 5.049 4.697 4.299 4.399 4.045 3.655 3.909 3.374 2.598 1.810 1.325 1.201 904 913 51.149
19 Tanggungharjo 3.082 3.655 4.283 4.207 3.244 3.082 2.880 2.820 2.998 2.999 2.279 1.635 1.205 1.069 814 823 41.075
Jumlah 117.776 124.079 135.330 118.157 106.135 110.099 107.562 102.645 109.166 102.412 82.232 59.385 45.180 39.936 31.297 31.870 1.423.261
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2012

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


IV - 20
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
4.3. Topografi
Kabupaten Grobogan ditinjau dari segi topografi memiliki daerah dengan kondisi yang
bervariasi. Secara umum daerah bagian selatan dan utara memiliki kondisi yang berbukit-bukit,
sementara bagian tengah merupakan wilayah yang datar. Wilayah Kabupaten Grobogan terbagi
kedalam tiga bagian sebagai berikut :
a. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 25 m dpl terdapat pada hampir seluruh wilayah
kecamatan di Kabupaten Grobogan, kecuali di Kecamatan Geyer, Kradenan, Gabus dan
Ngaringan. Luas wilayah kabupaten pada range ketinggian ini adalah sebesar 44.172,00 Ha.
b. Wilayah perbukitan berada pada ketinggian antara 25 - 100 m dari permukaan air laut dan
hampir terdapat di seluruh wilayah kecamatan, kecuali Gubug, Godong dan Tegowanu. Luas
wilayah pada ketinggian ini adalah seluas 103.122,68 Ha.
c. Wilayah dataran tinggi berada pada ketinggian > 100 m dpl (dari permukaan air laut) dan
hampir terdapat di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Godong, Gubug, Tegowanu,
Purwodadi dan Penawangan. Luas Wilayah kabupaten pada ketinggian ini sebesar 35125,00
Ha.

Selanjutnya dari morfologi wilayah Kabupaten Grobogan, terbagi dalam 3 (tiga) kategori kemiringan
sebagai berikut :
– Wilayah dengan kemiringan < 15 %, terdapat diseluruh wilayah kecamatan dengan total
wilayah kabupaten pada kemiringan ini adalah 178.287,50 Ha.
– Wilayah dengan kemiringan 15 - 40 %, terdapat diseluruh wilayah kecamatan, kecuali
Kecamatan Penawangan, Ngaringan, Purwodadi, Godong, Tegowanu. Luas wilayah yang
terletak diantara kemiringan ini adalah 18.845,50 Ha.
– Wilayah kemiringan > 40 % hanya terdapat di wilayah Kecamatan Wirosari, Tawangharjo,
Grobogan dan Brati dengan jumlah luasan sebesar 448,50 Ha.

Tabel 4.17 Luas Wilayah Berdasar Ketinggian di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Luas wilayah yang mempunyai ketinggian Jumlah
No. Kecamatan
(Ha)
< 25 dpl 25 - 100 dpl > 100 dpl
1 Kedungjati 675,00 8.608,00 3.750,00 13.033,00
2 Karangrayung 2.675,00 11.059,00 325,00 14.059,00
3 Penawangan 4.918,00 2.500,00 0,00 7.418,00
4 Toroh 350,00 11.056,00 525,00 11.931,00
5 Geyer 0,00 15.181,50 4.437,00 4.453,18
6 Pulokulon 137,00 10.702,50 2.525,00 13.364,50
7 Kradenan 0,00 7.999,00 2.775,00 10.774,00
8 Gabus 0,00 9.538,00 7.000,00 16.538,00
9 Ngaringan 0,00 9.572,00 2.100,00 11.672,00
10 Wirosari 0,00 10.717,00 4.675,00 15.430,00
11 Tawangharjo 237,50 6.335,00 1.787,50 8.360,00
12 Grobogan 16.887,50 5.631,00 3.137,50 10.456,00
13 Purwodadi 4.315,00 3.450,00 0,00 7.765,00
14 Brati 2.965,00 1.150,00 1.375,00 5.490,00
15 Klambu 3.393,50 950,00 312,50 4.656,00
16 Godong 8.678,00 0,00 0,00 8.678,00
17 Gubug 7.111,00 0,00 0,00 7.111,00
18 Tegowanu 5.167,00 0,00 0,00 5.167,00
19 Tanggungharjo 1.825,00 3.839,00 400,00 6.064,00
Jumlah 59 103.122,68 35.125,00 197.582,00
Sumber : Bappeda Kab. Grobogan, 2012

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


IV - 21
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya
IV - 22
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Tabel 4.18 Kondisi Kemiringan Tanah di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Luas wilayah yang mempunyai
kemiringan Jumlah
No. Kecamatan
(Ha)
< 15 % 5 – 40 % > 40 %
1Kedungjati 5.625,20 7.408,00 0,00 13.033,20
2Karangrayung 10.459,30 3.600,00 0,00 14.059,30
3Penawangan 7.418,50 0,00 0,00 7.418,50
4Toroh 11.868,50 62,50 0,00 11.931,00
5Geyer 17.869,00 1.750,00 0,00 19.619,00
6Pulokulon 12.877,30 487,50 0,00 13.364,80
7Kradenan 9.149,00 1.625,00 0,00 10.774,00
8Gabus 16.325,50 212,50 0,00 16.538,00
9Ngaringan 11.672,00 0,00 0,00 11.672,00
10
Wirosari 15.027,90 212,50 190,00 15.430,40
11
Tawangharjo 7.860,00 450,00 50,00 8.360,00
12
Grobogan 9.440,00 887,50 28,00 10.455,50
13
Purwodadi 7.765,00 0,00 0,00 7.765,00
14
Brati 4.934,00 475,00 80,50 5.489,50
15
Klambu 4.131,30 525,00 0,00 4.656,30
16
Godong 8.578,50 0,00 0,00 8.678,50
17
Gubug 7.036,20 75,00 0,00 7.111,20
18
Tegowanu 5.167,00 0,00 0,00 5.167,00
19
Tanggungharjo 4.987,00 1.075,00 0,00 6.062,90
Jumlah 178.292,00 18.845,50 448,50 197586,10
Sumber : Bappeda Kab. Grobogan, 2012

4.4. Gambaran Geohidrologi


a. Air permukaan
Wilayah Kabupaten Grobogan dilewati tiga aliran sungai yang cukup besar dan airnya selalu ada
disepanjang tahun yaitu sungai Lusi, Tuntang dan Serang. Selain itu masih ada juga sungai-
sungai kecil yang airnya berasal dari mata air/sendang yang berada di Kabupaten Grobogan dan
sungai kecil lainnya yang merupakan sungai tadah hujan atau sungai yang ada airnya bila pada
musim penghujan. Sedangkan pemanfaatan sungai-sungai tersebut adalah terutama untuk
keperluan irigasi.
Wilayah Kabupaten Grobogan, termasuk dalam wilayah Daerah Aliran Sungai Jratunseluna
(Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana) yang mana termasuk dalam Sub DAS Tuntang,
Serang dan Lusi hilir. Pada Sub DAS Tuntang, Serang dan Lusi Hilir tersebut sudah banyak
dibangun bangunan irigasi (Dam/Waduk) seperti diantaranya Waduk Butak, Simo, Nglangon,
Gambrengan, Sanggeh, Kenteng serta bendungan Kedungombo, Bendung Dumpil, Klambu,
Sidorejo, Sedadi, Lanang dan jaringan irigasinya.
Secara kewilayahan, sistem DAS di Kabupaten Grobogan termasuk dalam SWP Jratun Seluna
dengan DAS meliputi
1. DAS Tuntang dengan sub DAS yaitu tuntang hilir (Godong, Gubug, Kedungjati, dan
Tanggungharjo), Blorong ds (Gubug, Kedungjati, Tanggungharjo), Jajar Hulu (Godong,
Gubug, Karangrayung, Penawangan, dan Kedungjati), Temuireng (Gubung, Karangrayung,
Kedungjati, Tanggungharjo), Tuk Bening T Hulu (kedungjati, dan Tanggungharjo),
2. DAS Jragung DS dengan sub DAS yaitu Jragung wonokerto (Gubug, Kedungjati,
Tanggungharjo, dan Tegowanu), dan Klampok (Kedungjati),
3. DAS Juwana DS dengan sub DAS yaitu Landaraguna (Brati, Grobogan), Sukosungging
(Wirosari),
4. DAS Serang dengan sub DAS yaitu Geyer (Geyer, Toroh, Purwodadi, Penawangan, Brati, dan
Klambu), Glugu (Geyer, Toroh, Purwodadi, Brati, Grobogan, Klambu, dan Tawangharjo),
Ingasjajar (Ngaringan), Karangboyo (Geyer, Karangrayung, Kedungjati), Kedungwaru
(Ngaringan dan Wirosari), Lanang (Geyer, Toroh, Penawangan, Karangrayung), Medang
(Gabus, Kradenan, Wirosari, dan Ngaringan), Ngantru (Grobogan, Purwodadi, Pulokulon,
Tawangharjo, dan Wirosari), Peganjing (Geyer, Toroh, Pulokulon, Purwodadi, Tawangharjo,
dan Wirosari), Tirto (Ngaringan, Wirosari, dan Tawangharjo), dan Uter (Geyer)

Pada musim kemarau, sungai-sungai kecil pada umumnya kering, sehingga daerah tersebut rata-
rata mengalami kesulitan air, sedangkan pada musim penghujan sering kali sungai tersebut
mempunyai debit air cukup besar, sehingga terjadi luapan air dan mengakibatkan banjir pada daerah
persawahan yang rendah didekatnya dan kemungkinan juga daerah pemukiman.
b. Air Tanah
Air Tanah yang ada, sebagian besar telah dimanfaatkan untuk keperluan air minum
maupun pengairan pedesaan. Kondisi air tanah bebas, yang banyak dipengaruhi oleh Air
permukaan dan air sungai, kualitas airnya kurang baik, karena kesadahannya cukup tinggi.
Untuk kebutuhan air bersih sehari-hari bagi penduduk, selain menggunakan air sumur dangkal,
juga menggunakan sumber mata air yang banyak dijumpai di Kabupaten Grobogan dan sebagian
sudah ada jaringan air minum yang dikelola oleh PDAM seperti mata air Sucen, Lengki dan
Batang dan lain-lainnya. Keberadaan air tanah tidak terlepas adanya imbuhan air tanah pada
sistem akuifer tidak tertekan/dangkal Cekungan Air Tanah (CAT) Semarang – Demak di wilayah
Kabupaten Grobogan. Cekungan Air Tanah (CAT) membentang di bagian tengah wilayah
Kabupaten Grobogan, mencakup Kecamatan Tegowanu, Tanggungharjo, Gubug, Godong,
Karangrayung, Penawangan, Klambu, Brati, Grobogan, Tawangharjo, Wirosari, Ngaringan,
Purwodadi, Toroh, Pulokulon, Kradenan, dan Gabus. Kondisi daerah yang masuk dalam CAT
Semarang – Demak adalah sebagai berikut:
1. Satuan morfologi berupa dataran – dataran bergelombang dengan kemiringan
lereng 0 – 5%
2. ketinggian/elevasi berkisar antara 0 – 75% mdpl.
3. litologi berupa endapan pantai, sungai dan danau yang terdiri atas lempung, pasir,
kerikil, berakal dan bongkah yang tersusun atas andesit, batu gamping dan batu
pasir.
4. Kedalaman akuifer dangkal berkisar antara 3 – 12 m bmt.
5. Kedalaman muka air tanah berkisar antara 1 – 5 m bmt.
6. Kelulusan batuan berkisar antara 0,0016 – 0,0093 m/hari.
7. penggunaan lahan didominasi pemukiman penduduk, industri, persawahan dan
perkebunan.

Semua ini merupakan potensi sumberdaya air yang berada di pedesaan maupun diperkotaan. Di
wilayah perdesaan potensi sumber daya air ini pada umumnya dipergunakan untuk irigasi dan
keperluan sehari-hari. Sedangkan di wilayah perkotaan dipergunakan oleh PDAM untuk fasilitas
air minum.
Gambar Cekungan Air Tanah
B. Waduk, Rawa, dan Bendungan
Prasarana pengairan di Kabupaten Grobogan digunakan untuk irigasi dan penyediaan air bersih.
Prasarana pengairan tersebut berupa waduk dan saluran irigasi. Masing-masing memiliki peran
tersendiri, seperti : waduk dan saluran irigasi digunakan untuk mengairi sawah. Di dalam usaha
memenuhi kebutuhan air baik untuk irigasi maupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
masyarakat di Kabupaten Grobogan, maka telah dibangun beberapa waduk seperti : Waduk
Sanggeh, Gambrengan, Simo, Nglangon, Butak dan Waduk Kenteng.
a. Waduk Sanggeh
Waduk yang terletak di Desa TambirejoKecamatan Toroh ini mampu mengairi sawah seluas
260 Ha. Tetapi setelah Bendung Sidorejo berfungsi, waduk ini hanya mampu mengairi sawah
seluas 46 Ha.
b. Waduk Gambrengan (Waduk Krukul)
Waduk yang terletak di Desa Gambrengan Kecamatan Toroh ini hanya digunakan untuk air
bersih saja.
c. Waduk Simo
Waduk yang terletak di Desa Simo Kecamatan Kradenan ini mampu mengairi sawah didesa
Simo dan Sidorejo seluas 395 Ha.
d. Waduk Nglangon
Waduk yang terletak Di Desa Kradenan Kecamatan Kradenan ini mampu mengairi sawah
didesa Banjardowo dan Kradenan serta Pandanarum seluas 477 Ha.
e. Waduk Butak
Waduk yang terletak di Desa Pakis Kecamatan Kradenan ini mampu mengairi sawah di Desa
Pakis dan Crewek seluas 366 Ha.
f. Waduk Kenteng
Waduk Kenteng terletak didesa Kenteng Kecamatan Toroh ini mampu mengairi sawah seluas
140 Ha.

C. Air Baku
Kabupaten Grobogan mempunyai curah hujan yang sedang dan memiliki sumber air yang dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan kepentingan lainnya. Sumber-
sumber air baku tersebut dibedakan atas air permukaan dan air tanah.Mata air yang terdapat di
Kabupaten Grobogan tersebar di 15 wilayah Kecamatan dan berjumlah kurang lebih 110 mata air.
Mata air tersebut pada saat ini sebagian telah kering. Penyebaran mata air tersebut terdapat di
Kecamatan Ngaringan 14 buah, Kecamatan Wirosari 26 buah, Kecamatan Tawangharjo 10 buah,
Kecamatan Grobogan 11 buah, kecamatan Brati 9 buah, Kecamatan klambu 8 buah, Kecamatan
Pulokulon 1 buah, Kecamatan Toroh 5 buah, Kecamatan Kradenan 5 buah, Kecamatan Gabus 11
buah, Kecamatan Karangrayung 8 buah, Kecamatan Kedungjati 2 buah, Kecamatan Tanggungharjo 3
buah, Kecamatan Godong 1 buah, Kecamatan Purwodadi 1 buah, Sumber mata air ini sebagian besar
berada disekitar pegunungan Kendeng Utara dan pegunungan Kendeng Selatan dengan debit air
yang sangat bervariatif. Sumber air ini pada umumnya dipergunakan oleh penduduk sekitarnya
untuk keperluan sehari-hari seperti : mandi, cuci dan air minum. Selain itu juga dipergunakan untuk
keperluan irigasi. Ada juga beberapa sumber air yang dikelola oleh PDAM untuk penyediaan air
bersih.
Adapun rincian lokasi mata air di Wilayah Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:
a. Mata air Keongan dan Mata air Kandang di Kecamatan Klambu
b. Mata air Gedangan, Mata air Beni, Mata air Madoh, Mata air Jono, Mata air Kembang
Kuning, Mata air Ngaliman. Mata air Jaringan, Mata air Deresmi, Mata air Pojok I, Mata air
Ngrijo di Kecamatan Ngaringan
c. Mata air Taruman, Mata air Sucen, Mata air Selojari, Mata air Tirem, Mata air Pasiraman,
Mata air Sinawah, Mata air Karangsari, Mata air Katekan, Mata air Sirah di Kecamatan Brati;
d. Mata air Talang dudo, mata air Sedayu, Mata air Geneng, di Kecamatan Grobogan
e. Mata air Blimbing, Mata air Ngrandu, mata air Dokoro, mata air widuri, mata air tapan
blebek, mata air srikuning, mata air Gedong, mata air Godan, mata air Carikan, mata air
Genengan, mata air Mudal II di Kecamatan Tawangharjo
f. Mata air Karang asem, mata air Mudal I, mata air Brubulan, mata air kenthi, mata air
watusong, mata air genggeng, mata air kenongo, mata air wuni, mata air mojorebo, mata
air anggel anggel, mata air pucung ,mata air pondok, mata air Pakuwon kiri, mata air
pakuwon kanan, mata air Mudal I, mata air pancur, mata air Grantil, mata air ketek di
Kecamatan Wirosari;
g. Mata air coyo di Kecamatan Pulokulon;
h. Mata air belik, mata air gabus, mata air kedung kotak di Kecamatan Gabus
i. Mata air ragem, mata air brongkah di Kecamatan Kradenan
j. Mata air Termas, mata air putat nganten di Kecamatan karangrayung
k. Mata air jumo I, mata air jumo II di Kecamatan Kedungjati
l. Mata air Ngambak, mata air mrisi di Kecamatan Tanggungharjo

4.5. Geologi dan Jenis Tanah


Ditinjau dari keadaan geologi, di Kabupaten Grobogan terdapat jenis batuan sebagai berikut :
Pliosen Fasies Sedimen, Pliosen Fasies Batu Gamping, Alumunium, Hasil Gunung Api tak terurai
dan yang termasuk dalam waduk. Jenis batuan yang dominan terdapat di wilayah Kabupaten
Grobogan adalah Alumunium (86.873,00 Ha) dan Pliosen Fasies Sedimen (53.183,50 Ha). Secara
umum dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Grobogan merupakan daerah pertanian yang
cukup berpotensi, kecuali di daerah pegunungan di sebelah timur yang termasuk pegunungan
tandus. Jenis tanah yang ada termasuk jenis tanah :
 Aluvial dengan bahan induknya endapan liat dan pasir.
 Asosiasi Litosol, Mediteran kuning dan Rensina dengan bahan induknya batu kapur dan napal
lunak.
 Komplek Regosol kelabu dan Grumosol kelabu tua dengan bahan induknya batu kapur dan
napal.
 Grumosol dengan bahan induk endapan liat.
 Grumosol dengan bahan induk batu kapur dan napal.
 Asosiasi Grumosol tua coklat dengan bahan induk napal lunak.
 Asosiasi Mediteran merang kekuningan dan Mediteran coklat kekuningan dengan bahan induk
batu liat lunak.
 Komplek Mediteran coklat kemerahan dan Litosol dengan bahan induk batu kapur dan napal.
Gambar Jenis Tanah (skala 1:50.000)
4.6. Klimatologi
Wilayah Kabupaten Grobogan merupakan dataran rendah di bagian Utara Pulau Jawa, maka wilayah
tersebut memilk jenis iklim tropis dengan suhu maksimum 33ºC dan suhu rata-rata 23ºC. Dengan
bulan basah 4 sampai 5 bulan, sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan sedang sampai kering.
Terdapat hujan selama 1 tahun yang tidak menentu. Curah hujan Kabupaten Grobogan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.19 Jumlah Curah Hujan dirinci Per Kecamatan dan Per Bulan
di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Jumlah Curah Hujan Bulan (Mm) Rata-Rata
Jumlah
No Kecamatan per
(Mm) bulan (Mm)
Jan. Feb. Maret April Mei Juni Juli Agust. Sept. Okt. Nov. Des.
1 Kedungjati 382 224 352 670 146 20 50 0 44 183 762 618 3.451 288
2 Karangrayung 252 182 92 156 175 43 111 0 12 73 271 260 1.627 136
3 Penawangan 235 74 163 176 78 95 38 0 14 92 159 222 1.346 112
4 Toroh 345 175 350 202 52 173 59 0 22 179 313 280 2.150 179
5 Geyer 189 173 515 310 109 85 61 0 34 267 490 313 2.546 212
6 Pulokulon 247 159 418 439 131 39 43 43 47 83 328 306 2.283 190
7 Kradenan 242 140 158 273 124 66 26 0 17 103 445 374 1.968 164
8 Gabus 225 266 229 284 117 94 16 9 58 159 496 556 2.509 209
9 Ngaringan 136 191 224 349 114 48 19 0 170 62 504 270 2.087 174
10 Wirosari 175 66 281 253 127 23 18 0 49 93 384 287 1.756 146
11 Tawangharjo 279 176 392 366 95 40 39 7 13 173 481 344 2.405 200
12 Grobogan 303 136 98 379 119 68 41 0 28 67 269 307 1.815 151
13 Purwodadi 242 172 213 296 53 64 51 0 14 57 310 376 1.848 154
14 Brati 455 177 170 234 113 83 36 4 32 52 277 311 1.944 162
15 Klambu 409 235 143 190 84 43 17 17 16 95 268 365 1.882 157
16 Godong 256 214 137 134 93 25 30 9 50 52 200 317 1.517 126
17 Gubug 175 221 222 54 63 34 - 0 9 32 472 251 1.533 128
18 Tegowanu 225 220 173 150 93 39 23 0 7 84 303 265 1.582 132
19 Tanggungharjo 358 134 70 96 118 90 35 0 19 243 704 503 2.370 198
20 Dispertan TPH 278 189 341 315 66 156 76 0 18 183 332 463 2.417 201
21 BB Ngambak 407 208 326 570 118 90 35 0 19 290 750 511 3.324 277
Rata-Rata Tahun 2011 277 178 241 281 104 68 41 15 33 125 406 357 2.112 176
2010 326 268 378 225 268 102 97 78 250 295 306 307 2.901 242
2009 295 356 192 178 158 59 10 13 29 123 129 173 1.700 142
2008 307 323 258 121 87 13 0 72 41 259 174 154 696 58
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2012
Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018 IV - 33
4.7. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
4.7.1. PROFIL SOSIAL BUDAYA
Kondisi sosial dan budaya cukup baik walaupun ada beberapa kekurangan. Untuk
kebudayaan jawa disini kurang berkembang seperti kesenian kethoprak dan tari-tarian jawa lainnya.
Khusus untuk adat- istiadat jawa masyarakat kabupaten Grobogan masih cukup kental
memegangnya. Sedangkan kondisi sosial masyarakat cukup aman dan kondusif di daerah ini selain
itu fasilitas-fasilitas sosial cukup baik dengan ditandai adanya beberapa fasilitas sosial yang terdapat
di Kabupaten Grobogan diantaranya.
4.7.1.1 Fasilitas Peribadatan
Jumlah fasilitas peribadatan yang ada telah mencukupi dan mampu melayani kebutuhan penduduk
baik penduduk setempat maupun penduduk dari luar wilayah kecamatan yang ikut menggunakan
fasilitas tersebut. Jumlah sarana peribadatan yang paling banyak di Kabupaten Grobogan pada tahun
2011 adalah Masjid ,mushola dan Langgar karena sebagian besar penduduknya memeluk agama
Islam.
Jenis fasilitas peribadatan terbanyak adalah untuk fasilitas Langgar sebesar 4.608 unit. Selanjutnya
adalah berturut-turut Mushola (1.712 unit), Masjid (1.345 unit), Gereja Kristen Protestan (69 unit),
Gereja Katholik (42 unit), Wihara (11 unit) dan yang paling sedikit adalah Pura sebesar 7 unit.
Hampir dapat dikatakan persebaran fasilitas peribadatan di Kabupaten Grobogan telah merata,
kecuali untuk agama yang jumlah penganutnya sedikit (Budha dan Hindu). Untuk Agama selain itu
(Budha dan Hindu) hampir setiap kecamatan memiliki tempat ibadah.

Tabel 4.20 Jumlah dan Jenis Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Jumlah dan Jenis Fasilitas Peribadatan
No Kecamatan Grj Grj Wih
Masjid Musholla Langgar Pura
Katolik Kristen ara
1 Kedungjati 64 10 65 1 3 1 0
2 Karangrayung 75 98 317 4 2 0 1
3 Penawangan 58 130 345 1 5 0 0
4 Toroh 104 350 284 1 7 1 0
5 Geyer 85 116 184 1 4 0 0
6 Pulokulon 123 98 435 4 2 0 0
7 Kradenan 82 12 323 1 8 0 1
8 Gabus 56 45 305 1 3 0 0
9 Ngaringan 86 15 358 7 6 4 1
10 Wirosari 85 22 263 1 13 2 1
11 Tawangharjo 60 25 172 5 0 0 0
12 Grobogan 69 17 275 1 0 0 0
13 Purwodadi 85 486 145 4 6 0 1
14 Brati 60 30 65 1 1 1 0
15 Klambu 40 145 125 2 0 0 0
16 Godong 84 17 298 3 0 0 0
17 Gubug 51 20 330 2 4 1 0
18 Tegowanu 49 63 142 1 4 1 2
19 Tanggungharjo 29 13 177 1 1 0 0
Jumlah 1.345 1.712 4608 42 69 11 7
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2012

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


IV - 34
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
4.7.1.2. Fasilitas Pendidikan
Berdasarkan data perkembangan sarana pendidikan mulai tahun 2007 – 2011 dapat dilihat
adanya kecenderungan penurunan jumlah sekolah dasar ( SD ) dan jumlah murid, tetapi untuk
jumlah murid dan jumlah sekolah SLTP dan SLTA mengalami peningkatan. sedangkan untuk jumlah
guru cenderung mengalami peningkatan mulai tahun terakhir, hal ini dikarenakan banyaknya guru
yang telah memasuki masa pensiun tidak sebanding dengan banyaknya jumlah guru baru.
Perkembangan selama empat tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan jumlah sarana
pendidikan namun mengalami peningkatan kualitasnya. Rekapitulasi jumlah sekolah, murid, dan
guru dapat dilihat pada Tabel 2.4
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 secara umum meliputi fasilitas
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Fasilitas pendidikan yang lain di luar
Lingkungan Departemen Pendidikan Negeri/Swasta antara lain Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Jumlah fasilitas pendidikan terbanyak adalah fasilitas pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar
852 unit, sedangkan yang paling sedikit adalah fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebanyak 32 unit. Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan penyebaran
fasilitas pendidikan formal (SD-SLTA) di Kabupaten Grobogan cukup merata.
Jumlah fasilitas pendidikan terbanyak terletak pada Kecamatan Purwodadi sebesar 160
fasilitas pendidikan. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit mempunyai fasilitas pendidikan
adalah Kecamatan Klambu sebesar 54 fasilitas pendidikan. Selengkapnya mengenai jumlah dan
persebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.21 Jumlah Sekolah (JS), Guru (JG) dan Murid (JM) di Kabupaten Grobogan Tahun 2008 -2011
Sekolah Dasar SLTP SLTA
Tahun JS JG JM JS JG JM JS JG JM
2011 852 6.537 146.782 126 2.714 48.615 67 1.681 24.832
2010 851 4.733 145.151 138 1.788 55.899 61 1.567 37.637
2009 862 6.441 145.469 132 2.633 49.363 50 1.632 25.626
2008 854 7.250 166.549 100 2.318 45.997 49 931 14.953
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2012

Tabel 4.22 Jumlah dan Jenis Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
SLTP
No Kecamatan TK SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Jumlah
Terbuka
1 Kedungjati 30 31 6 - 1 2 5 2 1 78
2 Karangrayung 50 63 12 - 2 1 5 3 - 136
3 Penawangan 40 38 4 2 1 2 4 4 1 96
4 Toroh 59 65 6 - 2 1 7 6 1 147
5 Geyer 30 48 7 - 1 - 4 1 - 91
6 Pulokulon 52 60 9 1 2 1 11 8 1 145
7 Kradenan 44 46 9 1 2 2 - 5 1 110
8 Gabus 35 47 6 2 1 - 1 3 1 96
9 Ngaringan 35 38 6 1 - - 1 3 1 85
10 Wirosari 58 50 9 1 4 6 2 4 1 135
11 Tawangharjo 26 32 3 1 1 - 6 6 2 77
12 Grobogan 37 42 5 - 1 1 6 6 2 100
13 Purwodadi 54 76 14 1 8 7 4 9 3 176
14 Brati 24 32 2 1 - - 6 3 - 68
15 Klambu 25 26 2 1 - - 2 2 1 59
16 Godong 48 49 7 1 3 1 6 7 4 126
SLTP
No Kecamatan TK SD SLTP Terbuka SMA SMK MI MTs MA Jumlah
17 Gubug 39 49 9 1 4 6 4 6 4 122
18 Tegowanu 29 33 6 1 - 1 1 2 1 74
19 Tanggungharjo 22 27 4 1 2 1 - 6 2 65
Jumlah 737 852 126 16 35 32 75 86 27 1.986
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2012

4.7.1.3 Fasilitas Kesehatan


Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Grobogan antara lain meliputi Rumah Sakit baik yang
dikelola pemerintah maupun swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Apotek dan Posyandu. Jika
dilihat dari jumlah eksisting fasilitas kesehatan masih belum optimal kelengkapan alat dan
pelayanannya. Fasilitas kesehatan terbesar yaitu rumah sakit jumlahnya 1 (satu) unit untuk Rumah
Sakit milik pemerintah (RSUD) yang terletak di kecamatan Purwodadi dan 6 (enam) unit Rumah sakit
swasta yang letaknya tersebar di kecamatan Purwodadi, Gabus, Godang, dan Gubug. Untuk fasilitas
puskesmas dan posyandu sudah tersedia dan tersebar secara merata di seluruh kecamatan. Untuk
lebih jelasnya mengenai jumlah fasilitas kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.23
Jumlah dan Jenis Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2011
RS Puskesmas
No Kecamatan Pemerintah RS Swasta Puskesmas Pembantu Posyandu
1 Kedungjati 0 0 1 3 73
2 Karangrayung 0 0 2 3 80
3 Penawangan 0 0 2 2 93
4 Toroh 0 0 2 5 124
5 Geyer 0 0 2 4 81
6 Pulokulon 0 0 2 6 87
7 Kradenan 0 0 2 4 89
8 Gabus 0 1 2 5 77
9 Ngaringan 0 0 1 4 83
10 Wirosari 0 0 2 4 111
11 Tawangharjo 0 0 1 5 76
12 Grobogan 0 0 1 3 77
13 Purwodadi 1 3 2 4 127
14 Brati 0 0 1 3 53
15 Klambu 0 0 1 2 42
16 Godong 0 1 2 4 133
17 Gubug 0 1 2 4 100
18 Tegowanu 0 0 1 2 81
19 Tanggungharjo 0 0 1 2 35
Jumlah 1 6 30 69 1.622
Sumber: Grobogan dalam Angka, 2012

4.8. PROFIL EKONOMI


4.8.1 Produk Domestik Regional Bruto
Berdasarkan data PDRB Atas dasar harga (Adh) berlaku pada kurun 5 tahun terakhir dapat dianalisis
PDRB per kapita yang merupakan indikasi kasar terhadap pendapatan per kapita suatu daerah. PDRB
atas dasar harga konstan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. Rp 3.370.343,70. Perkembangan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Grobogan menunjukkan bahwa sektor pertanian
masih mempunyai peranan yang dominan dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tercatat
sektor ini mampu menyumbang sebesar Rp. 1.347.492,62 Juta. Kemudian diikuti sektor
Perdagangan, hotel, dan restoran. Lebih lengkap perkembangan PDRB atas dasar harga konstannya,
dapat dilihat pada Tabel 2.10 berikut :

Tabel 4.23 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten
GroboganTahun 2007 – 2011 (Juta Rupiah)
NO LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011
1 Pertanian 1.161.834,32 1.227.715,40 1.288.180,93 1.337.687,16 1.347.492,62
2 Pertambangan dan Penggalian 40.806,68 42.821,10 45.395,47 48.173,67 51.519,06
3 Industri 95.160,70 99.067,69 102.486,39 108.826,28 114.916,31
4 Listrik, Gas dan Air Minum 39.600,79 41.566,63 43.893,62 46.595,07 48.743,10
5 Bangunan 124.844,48 132.945,52 142.604,64 152.515,66 160.231,19
6 Perdagangan, Hotel dan 510.078,16 536.999,34 561.256,27 591.809,07 616.880,74
Restoran
7 Angkutan dan Komunikasi 91.623,18 94.923,27 100.209,91 105.911,32 10.234,95
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 260.082,55 273.033,50 287.195,88 302.685,71 321.041,81
Penunjang Keuangan
9 Jasa-Jasa 475.669,69 500.117,37 525.870,14 559.194,71 596.471,13
PDRB 2.799.700,55 2.948.793,82 3.097.093,25 3.253.398,65 3.267.530,91
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kab. Grobogan 2012

Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang
baik karena berada pada angka positif. Untuk tahun 2011 PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten
Grobogan mengalami kenaikan yaitu mencapai Rp 3.267.530,91 lebih tinggi dibanding tahun 2007
yaitu Rp 2.799.700,55. Laju pertumbuhan PDRB dasar harga konstan selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.11 dibawah ini :

Tabel 4.24 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten Grobogan Tahun 2007-2011
NO LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011
1 Pertanian 4,40 5,67 4,93 3,84 0,73
2 Pertambangan dan Penggalian 7,24 4,94 6,01 6,12 6,94
3 Industri 2,73 4,11 3,45 6,19 5,60
4 Listrik, Gas dan Air Minum 3,16 4,96 5,60 6,15 4,61
5 Bangunan 4,08 6,17 7,59 6,95 5,06
Perdagangan, Hotel dan
6 4,96 5,28 4,52 5,44 4,24
Restoran
7 Angkutan dan Komunikasi 45,37 3,60 5,57 5,69 6,74
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 3,64 4,98 5,19 5,39 6,06
Penunjang Keuangan
9 Jasa-Jasa 2,06 5,14 5,15 6,34 6,67
PDRB 4,00 5,33 5,03 5,05 3,59
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kab. Grobogan 2012

Sektor pertanian selama lima tahun selalu mendominasi kontribusinya terhadap


pembentukan PDRB sampai dengan tahun 2011, dengan kontribusi rata-rata sebesar 39,98% per
tahun. Sementara itu sektor perdagangan, sektor jasa-jasa, dan sektor Keuangan, Persewaan dan
Jasa Penunjang Keuangan yang masing-masing memberikan kontribusinya di tahun 2011 sebesar
18,30%, 17,70% dan 9,53%. Keempat sektor tersebut memberikan sumbangan lebih dari 70%
terhadap nilai tambah perekonomian Kabupaten Grobogan, sementara lima sektor lainnya
memberikan kurang dari 30% dari total nilai tambah yang tercipta di Kabupaten Grobogan.

JASA-JASA; 17,7
KEUANGAN, PERSEWA
AN, DAN JASA
PENUNJANG PERTANIAN; 39,98
KEUANGAN; 9,53

ANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI; 3,35 PERDAGANGAN, HOT
EL, DAN RESTORAN;
18,3

PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN; 1,53
INDUSTRI; 3,41

BANGUNAN; 4,75 LISTRIK, GAS, DAN AIR


MINUM; 1,45

Gambar 4.10 Distribusi Persentase PDRB Grobogan Menurut Lapangan


Usaha Tahun 2011 atas Harga Konstan

4.8.2. Struktur Perekonomian Daerah


Selanjutnya struktur petrekonomian Kabupaten Grobogan tahun 2006-2010 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Tabel 4.25 Struktur Perekonomian Kabupaten Grobogan


Tahun 2006 dan 2010 (%)
NO Sektor 2006 2010
01 Kelompok Sektor Primer (Agriculture) 44,62 45,82
02 Kelompok Sektor Sekunder(Manufacture) 9,94 10,86
03 Kelompok Sektor tersier (Service) 45,44 45,23
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan tahun 2010

Struktur perekonomian Kabupaten Grobogan tahun 2006 merupakan perekonomian jasa


karena kontribusi kelompok sektor dominan dimiliki oleh kelompok sektor tersier.Namun pada
tahun 2010 bergeser ke sektor pertanian.

4.8.3.PDRB Perkapita
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator makro ekonomi regional untuk melihat
perkembangan perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Data-
datanya seperti berikut ini.
Tabel 4.26 PDRB dan PDRB Per Kapita Kabupaten Grobogan
ADHB dan ADHK Tahun 2006-2010
Jumlah PDRB PDRB Perkapita
Penduduk (Rp.) (Rp.)
No Tahun
Pertengahan Harga Harga
Harga Berlaku Harga Konstan
Tahun Berlaku Konstan
1. 2006 1.374.353 4.019.470,49 2.682.467,18 3.924.627 1.951.804
2. 2007 1.383.003 4.558.277,14 2.799.700,55 3.295.927 2.024.363
3. 2008 1.391.203 5.185.205,33 2.948.793,80 3.727.138 2.119.600
4. 2009 1.399.683 5.764.639,16 3.097.093,25 4.118.532 2.212.710
5. 2010 1 408 312 6 499 594,27 3 253 398,56 4 615 166 2 310 140
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan tahun 2010

4.8.4 Inflasi/ Perkembangan Harga


Pembangunan ekonomi suatu wilayah lebih kondusif jika perkembangan harga
dapat dikendalikan, atau adanya stabilitas harga. Untuk mengukur perkembangan harga
atau tingkat stabilitas perekonomian suatu daerah digunakan indikator tingkat inflasi.
Tingkat inflasi di Kabupaten Grobogan pada tahun 2010 lebih fluktuatif dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya. Tingkat inflasi yang tertinggi selama tahun 2006 – 2010 terjadi pada
tahun 2008 yaitu sampai lebih dari dua digit tepatnya sebesar 13,59 persen. Sementara itu
pada tahun 2010 tingkat inflasi hanya mencapai angka sebesar 7,45 persen. Perkembangan
gerakan inflasi yang bersifat fluktuatif ini harus selalu diwaspadai oleh Pemerintah Daerah
dan harus dicari upaya-upaya untuk dapat mengendalikan perkembangan harga yang kurang
stabil tersebut. Perkembangan data inflasi Kabupaten Grobogan dapat diperhatikan dalam
tabel berikut:

Tabel 4.27
Tingkat Inflasi Kabupaten Grobogan Tahun 2006-2010 (Persen)
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

Inflasi 7,26 5,71 13,59 4,26 7,45


Sumber : BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2010

Seiring dengan perkembangan harga/ inflasi di atas, kemampuan daya beli


masyarakat mengalami perbaikan. Hal itu ditunjukkan dengan besarnya pengeluaran riil per
kapita per tahun yang cenderung meningkat. Jika dilihat dari kondisi kemampuan daya beli
masyarakat di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Gobogan mengalami perbaikan peringkat
yaitu dari urutan 35 menjadi 29. Selanjutnya perkembangan angka inflasi itu dapat
digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
13,59

7,26
7,45

5,71
4,26

2006
2007
2008
2009
2010

Gambar 4.11. Grafik Perkembangan Harga/ Inflasi Kabupaten Grobogan Tahun 2006 – 2010
(Persen)

4.8.5. Investasi/Penanaman Modal


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2006-2010 memberikan gambaran tren yang positif
dengan rata-rata kenaikan sebesar 13,34 %, walaupun pada masa itu terjadi kenaikan harga BBM
yang sempat mengguncangkan perekonomian nasional dan membawa dampak yang signifikan pada
perekonomian secara makro. Namun dikarenakan perekonomian Kabupaten Grobogan berbasis
pada sektor pertanian yang merupakan sektor primer sehingga dampak kenaikan harga BBM tidak
begitu terasa.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Grobogan selama tahun 2006 – 2010 menunjukkan angka
perkembangan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 nilai realisasi PAD
mencapai Rp. 4.1921.570.931,- dan meningkat terus dari tahun ke tahun sampai mencapai Rp.
78.364.888.399,- pada tahun 2010. Demikian pula sumber pendapatan daerah yang berasal dari
Dana Perimbangan juga mengalami peningkatan terus menerus selama kurun waktu 2006 – 2010
yaitu dari sebesar Rp. 597.126.310.190,- pada tahun 2006 meningkat menjadi sebesar Rp.
746.052.421.038,- pada tahun 2010. Namun demikian sumber pendapatan daerah yang berasal dari
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah cenderung berkembang fluktuatif selama tahun 2007 – 2010,
dimana pada tahun 2007 mencapai nilai sebesar Rp. 65.826.437.772,- menurun selama dua tahun
berikutnya masing-masing menjadi Rp. 64.165.806.639,- pada tahun 2008 dan Rp. 52.971.292.647,-
pada tahun 2009, sebelum kemudian meningkat sangat tajam pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp.
119.548.293.707,-.

Gambaran perkembangan struktur pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun 2006 – 2010 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.28
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
TAHUN ANGGARAN
NO URAIAN
2006 2007 2008 2009 2010
1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 41.921.570.931 53.458.621.480 59.924.849.995 76.776.418.078 78.364.888.399
Pajak Daerah 9.387.115.450 9.431.471.476 9.164.095.556 11.169.301.732 15.104.906.059
Retribusi Daerah 22.457.920.185 28.111.719.413 29.910.218.734 45.107.615.394 48.712.800.832
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 2.092.284.973 2.345.158.147 2.445.426.705 2.838.319.156 2.942.439.032
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 7.984.250.323 13.570.272.444 17.405.109.000 17.661.181.796 11.604.742.476
2. DANA PERIMBANGAN 597.126.310.190 631.220.514.573 688.986.155.873 713.129.581.551 746.052.421.038
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 40.751.671.356 57.196.514.573 53.944.198.873 53.918.290.551 60.752.838.038
Dana Alokasi Umum (DAU) 512.838.000.000 563.699.000.000 615.030.004.000 614.891166.000 617.827.183.000
Dana Alokasi Khusus (DAK) 13.020.000.000 10.325.000.000 10.325.000.000 26.808.000.000 67.472.400.000
Dana Perimbangan dari Provinsi 30.516.638.834 - 9.686.953.000 - -
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 65.826.437.772 64.165.806.639 52.971.292.647 119.548.293.707
Dana Hibah 10.000.000.000 - - -
Dana Darurat - 14.300.000.000 - -
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 25.641.843.012 32.167.322.389 - 37.955.403.707
Dana bagi Hasil pajak dari Prov. 10.000.000.000 - 40.747.992.647 59.847.060.000
Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemda Lain 20.184.594.760 17.698.484.250 12.233.300.000 21.745.830.000
JUMLAH 639.047.881.121 750.505.573.825 813.076.812.507 842.877.292.300 943.965.603.144
% Kenaikan Realisasi Pendapatan Pertahun - 17,44 8,34 3,87 11,99
Rata-rata Kenaikan 2006 – 2010 10,36
Sumber: DPPKAD Kab. Grobogan Tahun 2010

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


IV - 41
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Kontribusi PAD pada pembentukan Pendapatan Daerah secara keseluruhan selama tahun
2006 – 2009 walaupun masih relatif kecil namun dari tahun ke tahun cenderung meningkat,
sebelum sedikit menurun pada tahun 2010. Pada tahun 2006 kontribusi PAD terhadap Pendapatan
Daerah baru mencapai 6,56 persen dan meningkat menjadi 7,12 persen pada tahun 2007, kemudian
meningkat lagi pada tahun 2008 – 2009 dengan angka proporsi masing-masing sebesar 7,37 persen
dan 9,11 persen. Pada tahun 2010 kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah ini sedikit menurun
menjadi sebesar 8,30 persen. Rasio PAD terhadap Pendapatan Daerah ini menunjukkan rasio
kemampuan keuangan daerah atau Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF) daerah.
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan selama tahun 2006 – 2010
mendominasi walaupun perkembangannya berfluktuasi dan cenderung menurun. Tahun 2006
kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah mencapai 93,44 persen dan menurun
menjadi 84,11 persen pada tahun 2007, kemudian meningkat lagi pada tahun 2008 menjadi sebesar
88,74 persen. Pada tahun 2009 kontribusi Dana Perimbangan kembali menurun menjadi sebesar
84,61 persen dan pada tahun 2010 menurun lagi menjadi sebesar 79,03 persen.
Perkembangan PAD Kabupaten Grobogan selama tahun 2006 – 2010 tersebut terutama
didominasi oleh perkembangan penerimaan Retribusi Daerah yang selama kurun waktu itu dari
tahun ke tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2006 nilai realisasi Retribusi Daerah mencapai Rp.
22.457.920.185,- dan meningkat terus menerus masing-masing menjadi Rp. 28.111.719.413,- tahun
2007, Rp. 29.910.218.734,- tahun 2008, Rp. 45.107.615.394,- tahun 2009 dan Rp. 48.712.800.832,-
pada tahun 2010.
Meskipun secara nominal mengalami peningkatan terus menerus, Retribusi Daerah
Kabupaten Grobogan memiliki kontribusi yang menurun selama tahun 2006 – 2008 terhadap total
Pendapatan Daerah. Walaupun dua tahun terakhir yaitu tahun 2009 dan 2010 mengalami
peningkatan lagi.
Pada tahun 2006 kontribusi retribusi daerah sebesar 53,37 persen dan menurun pada tahun
2007 dan 2008 masing-masing menjadi sebesar 52,59 persen dan 49,91 persen. Namun pada tahun
2009 dan 2010 meningkat lagi dengan angka masing-masing menjadi sebesar 58,75 persen dan
62,16 persen.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebagai salah satu komponen PAD yang
memiliki kontribusi terkecil dan selama tahun 2006 – 2010 ada kecenderungan menurun. Pada
tahun 2006 kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan hanya mencapai 4,99
persen dan menurun menjadi 4,39 persen pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008 dan 2009
kontribusi terus menurun masing-masing menjadi sebesar 4,08 persen dan 3,70 persen, sebelum
kemudian sedikit meningkat lagi pada tahun 2010 menjadi sebesar 3,75 persen.
Kontribusi Pajak Daerah selama tahun 2006 – 2010 juga cenderung mengalami penurunan
terutama pada tahun 2006 – 2009. Kontribusi Pajak Daerah pada tahun 2006 mencapai 22,39 persen
dan menurun menjadi 17,64 persen pada tahun 2007 serta menurun lagi menjadi 15,29 persen pada
tahun 2008. Pada tahun 2009 kontribusi Pajak Daerah ini menurun lagi menjadi 14,55 persen
sebelum mengalami kenaikan lagi pada tahun 2010 menjadi sebesar 19,28 persen.
Kontribusi sumber PAD yang berasal dari Lain-lain PAD yang Sah selama tahun 2006 – 2010
juga mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2006 kontribusi Lain-lain PAD yang Sah
terhadap total PAD mencapai 19,05 persen dan meningkat pada dua tahun kemudian menjadi 25,38
persen dan 29,04 persen. Kemudian mengalami penurunan pada tahun 2009 dan 2010 masing-
masing menjadi sebesar 23,00 persen dan 14,81 persen.
Secara total Pendapatan Daerah Kabupaten Grobogan pada tahun 2006 mengalami
peningkatan dengan laju pertumbuhan fluktuatif dan rata-rata pertumbuhannya mencapai 10,36
persen per tahun.
Pada sisi Belanja Daerah Kabupaten Grobogan, nampak bahwa perkembangan Belanja Tidak

Penyusunan (RPI2JM) Bidang PU/Cipta Karya


IV - 42
Kabupaten Grobogan Tahun 2015 - 2018
Langsung Daerah cenderung lebih cepat dibandingkan laju perkembangan Pendapatan Daerah.
Selama tahun 2006 – 2010, pertumbuhan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Grobogan meningkat
rata-rata sebesar 14,59 persen per tahun. Pada sisi lain perkembangan Belanja Langsung Daerah
selama kurun waktu yang sama mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,65 persen per tahun,
sehingga secara keseluruhan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan selama tahun 2006 – 2010
meningkat rata-rata sebesar 12,27 persen per tahun.
Rincian perkembangan belanja daerah Kabupaten Grobogan pada tahun 2006 – 2010 adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.29 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
TAHUN
NO URAIAN
2006 2007 2008 2009 2010
BELANJA
I. TIDAK 373.634.780.907 419.787.946.791
LANGSUNG 508.440.114.095 555.190.632.467 642.416.058.857
1 Belanja 323.627.037.000 372.017.122.881
Pegawai 447.885.987.549 486.853.346.004 553.408.923.631
2 Belanja
Bunga - 82.115.035
641.661.259 3.955.243.628 2.261.205.632
3 Belanja - -
Subsidi - - 31.425.159.609
4 Belanja Hibah 8.242.425.632 400.000.000 12.489.000.000 22.434.565.000 28.255.753.480
Belanja
5 Bantuan 23.592.800.825 25.378.514.855
Sosial 22.519.381.937 15.624.735.859 740.832.000
6 Belanja Bagi
Hasil 17.810.017.100 799.956.100
740.737.100 740.832.000 26.160.548.141
Belanja
7 Bantuan - 20.667.156.894
Keuangan 24.138.326.250 23.683.296.420 163.636.364
Belanja Tidak
8 Terduga 362.500.000 443.0810.025
25.020.000 1.898.613.555 -
Persentase
Kenaikan - 12,35 21,12 9,19 15,71
Pertahun
Rata-rata 14,59
Kenaikan
BELANJA
II LANGSUNG 208.530.931.162 319.906.379.419 362.211.946.229 258.149.064.414 259.722.699.159

1 Belanja - 42.105.694.666 41.148.353.703 43.072.762.117 37.405.738.955


Pegawai
Belanja
2 Barang dan 127.835.244.108 117.392.031.548 138.009.347.307 117.604.406.627 130.717.703.081
Jasa
Belanja
3 Modal 80.695.687.054 160.408.653.205 183.054.245.219 97.471.895.670 91.599.257.123
Persentase
Kenaikan - 53,41 13,22 (28,73) 0,61
Pertahun
Rata-rata 9,65
Kenaikan
Jumlah 582.165.712.069 739.694.326.210 870.652.060.324 813.339.696.881 902.138.758.016
Persentase
Kenaikan - 27,06 17,70 (6,48) 10,92
Pertahun
Rata-rata 12,27
Kenaikan
Sumber: DPPKAD Kab. Grobogan Tahun 2010
Tabel 4.30 Rasio Realisasi Pendapatan dengan Belanja Dalam Tahun Berjalan Kabupaten
Grobogan Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
TAHUN
NO URAIAN
2006 2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 639.047.881.121 750.505.573.825 813.076.812.507 842.877.292.300 943.965.603.144
2 Belanja 582.165.712.069 739.694.326.210 870.652.060.324 813.339.696.881 902.138.758.016
Persentase
Belanja
91,10 98,56 107,08 96,50 95,57
terhadap
Pendapatan
Sumber: DPPKAD Kab. Grobogan Tahun 2010

Tabel 4.31 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2006 –
2010
TAHUN
URAIAN
2006 2007 2008 2009 2010
PENDAPATAN 639.047.881.12 750.505.573.82 813.076.812.50 843.180.476.37 943.965.603.14
1 5 7 9 4
BELANJA 582.165.712.06 739.694.326.21 870.652.060.32 813.339.696.88 902.138.758.01
9 0 4 1 6
SURPLUS/DEFISI 902.138.758.01
56.882.169.052 10.811.247.615 57.575.247.817 29.840.779.498
T 6
Penerimaan 140.105.609.21
8.582.531.374 68.313.553.308 92.454.014.781 65.472.509.071
Pembiayaan 3
Pengeluaran
9.132.606.207 15.440.890.025 24.792.689.541 72.642.255.976 43.290.933.393
Pembiayaan
PEMBIAYAAN 115.312.919.67
550.074.833 52.872.663.283 19.811.758.805 22.181.575.678
NETTO 2
Sisa Lebih
Pembiayaan
56.332.094.219 63.683.910.898 57.737.671.855 49.652.538.303 64.008.420.806
Anggaran Tahun
Berkenaan
Sumber: DPPKAD Kab. Grobogan Tahun 2010

4.8.6. Pergerakan orang dan barang


Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 kecamatan, yang pada tiap-tiap kecamatan tersebut
terdapat simpul-simpul kegiatan. Di sisi yang lain dalam masing-masing kecamatan itu sendiri
terdapat simpul-simpul desa. Dalam kaitannya dengan pergerakan penduduk (faktor penduduk) dan
kegiatan dari luar (faktor penarik eksternal).
Kegiatan yang banyak mempengaruhi pergerakan penduduk tersebut adalah kegiatan
perekonomian. Selain itu faktor sosial budaya juga dapat mempengaruhi pola pergerakan penduduk
tersebut.
Pengembangan sistem transportasi merupakan upaya memantapkan sistem aksesibilitas dan
pemeliharaan fungsi, terutama jaringan jalan regional yang terkait dengan hirarki dan fungsi
kota/pusat-pusat pengembangan. Sistem jaringan transportasi Kabupaten Grobogan memiliki dua
jaringan transportasi darat, yaitu jaringan kereta api dan jaringan jalan. Materi rencana
pengembangan sistem jaringan jalan akan mengacu pada Undang-Undang No. 38 Tahun 2004
tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Sedangkan rencana
pengembangan sistem jaringan kereta api akan mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian. Selain itu, rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi
juga harus mengakomodasi rencana jaringan prasarana transportasi Provinsi Jawa Tengah yang
tertuang dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah.
A. Jaringan Prasarana Kereta Api
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2007, yang dimaksud prasarana perkeretaapian
adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat
dioperasikan.
a. Jalur Kereta Api
Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang
manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api,
termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api. Jaringan
jalur kereta api adalah seluruh jalur kereta api yang terkait satu dengan yang lain yang
menghubungkan berbagai tempat sehingga merupakan satu sistem.
Jaringan jalur kereta api yang melewati wilayah Kabupaten Grobogan meliputi:
1. Jalur Kereta Api Semarang – Surabaya.
Kabupaten Grobogan dilalui oleh jalur kereta api Semarang – Surabaya yang merupakan
jalur kereta api nasional Pulau Jawa bagian utara. Jalur kereta api nasional ini
mempunyai peran penting dalam mendukung pengembangan distribusi orang dan
penumpang antar wilayah dalam skala nasional. Pengembangan pelayanan jalur kereta
api nasional ini akan mengikuti rencana pengembangan jaringan jalur kereta api
nasional yang ditetapkan melalui RTRW Nasional dan Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional.
2. Jalur Kereta Api Semarang – Surakarta.
Kabupaten Grobogan masuk dalam pengembangan wilayah Kedungsepur (Kendal,
Ungaran, Semarang, dan Purwodadi). Untuk meningkatkan aksesibilitas tiap kawasan,
maka perlu dikembangkan jalur kereta api Semarang – Surakarta sebagai akses bagi
kawasan perkotaan purwodadi dengan Kota Semarang. Selain itu, pengembangan jalur
regional ini juga akan memperkuat keterkaitan dua kota PKN yaitu Kota Semarang yang
mempungai wilayah pengembangan Kedungsepur, dan Kota Surakarta yang mempunyai
wilayah pengembangan Subosuka (Surakarta, Boyolali, Sukaharjo, dan Karanganyar).
Trayek kereta api regional ini akan mendukung pengembangan distribusi orang dan
penumpang antar wilayah di wilayah Kedungsepur dan Subosuka tersebut.
Pengembangan pelayanan kereta api regional Semarang – Surakarta ini perlu adanya
evaluasi berkaitan dengan frekwensi pelayanan pada jangka pendek, menengah dan
panjang.
3. Jalur Kereta Api komuter.
Jalur kereta api komuter sebagaimana direncanakan pengembangannya dalam RTRW
Provinsi Jawa Tengah, akan melalui wilayah Kabupaten Grobogan. Jalur tersebut
meliputi : jalur kereta api Semarang – Cepu dan jalur kereta api kedungjati – tuntang –
ambarawa. Jalur kereta api komuter dimaksudkan untuk meningkatkan aksesibilitas tiap
kawasan dalam pengembangan wilayah Kedungsepur. Trayek kereta api komuter ini
akan mendukung pengembangan distribusi orang dan penumpang antar wilayah di
wilayah Kedungsepur.
Pengembangan jaringan komuter dapat didasarkan pada kebutuhan dan biaya yang
dibutuhkan, jika kebutuhan sangat mendesak dan pembiayaan tidak ada masalah maka
mengembangkan jaringan keretaapi komuter ini dapat dilakukan. Pertimbangan lain
yang dapat dijadikan alasan pengembangan adalah pertimbangan arus komuter
(penduduk ulang alik) dari kota Semarang ke wilayah hinterlandnya.
Setiap jalur kereta api tersebut memiliki ruang manfaat, milik, dan pengawasan jalur kereta
api. Pengaturan mengenai batas wilayah yang merupakan ruang manfaat, milik, dan
pengawasan jalur kereta api, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Stasiun Kereta Api


Stasiun kereta api berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk
melayani penumpang dan barang. Di stasiun kereta api dapat dilakukan kegiatan usaha
penunjang angkutan kereta api dengan syarat tidak mengganggu fungsi stasiun.
Pengelompokan kelas stasiun menjadi stasiun besar, sedang, dan kecil, didasarkan pada
kriteria sebagai berikut:
1. Fasilitas operasi
2. Frekuensi lalu lintas
3. Jumlah penumpang
4. Jumlah barang
5. Jumlah jalur
6. Fasilitas penunjang.

Berdasarkan kriteria di atas, maka stasiun yang ada di wilayah Kabupaten Grobogan masih
tergolong sebagai stasiun kecil. Ada beberapa stasiun yang diarahkan dapat dikembangkan
sebagai stasiun sedang yaitu Stasiun Kedungjati, Stasiun Gundih, dan Stasiun Gambrengan.
Ketiga stasiun ini memilik peran strategis sebagai simpul distribusi barang dan penumpang
bagi wilayah Kabupaten Grobogan maupun daerah di sekitarnya. Selain ketiga stasiun
tersebut, direncanakan ada peningkatan stasiun kelas I, II, III sejumlah 2 buah. Pengembangan
stasiun tersebut khususnya harus didukung dengan pengembangan fasilitas operasi, jumlah
penumpang, jumlah barang, dan fasilitas penunjang. Stasiun kereta api juga dapat
menyediakan jasa pelayanan khusus, meliputi : ruang tunggu penumpang, bongkar muat
barang, pergudangan, parkir kendaraan, dan penitipan barang.

B. Jaringan Jalan Raya


Menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2006 tentang Jalan, yang dimaksud Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Penyelenggaraan jaringan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah adalah jalan umum. Jalan
umum dapat dikelompokkan dalam sistem jaringan jalan, fungsi jalan, status jalan, dan kelas jalan.
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem
jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
Sistem jaringan jalan disusun memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam
kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan
rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat
kegiatan sebagai berikut:
a. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat
kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
b. Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan nasional,
wilayah, dan lokal.
Sedangkan sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan pelayanan distribusi barang
dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus
kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi
sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.
Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan
atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi jalan pada sistem jaringan primer dibedakan atas
arteri primer, kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan primer. Fungsi jalan pada sistem
jaringan sekunder dibedakan atas arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder, dan
lingkungan sekunder.
a. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau
antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jaringan jalan ini tidak
direncanakan berada di wilayah Kabupaten Grobogan
b. Jalan Kolektor Primer
Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah
dengan pusat kegiatan lokal. Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan yang direncanakan
sebagai sistem dan fungsi jalan kolektor primer adalah :
 Ruas jalan yang menghubungkan Semarang – Jawa Timur yang melewati Karangawen –
Tegowanu – Gubug – Godong – Penawangan – Purwodadi – Tawangharjo – Purwosari –
Ngaringan, ke arah Blora, dan Tawangharjo – Wirosari – Kradenan – Gabus ke Kabupaten
Ngawi
 Ruas jalan yang menghubungkan Purwodadi dengan Kabupaten Kudus dan Pati yang
melewati ruas Purwodadi – Grobogan – Brati – Klambu ke Kabupaten Kudus, serta
Purwodadi – Grobogan – ke Kabupaten Pati.
 Ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Grobogan dengan Kota Surakarta yang
meliputi ruas Purwodadi – Toroh – Geyer – ke Surakarta.
 Ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Grobogan dengan Kabupaten Semarang yang
meliputi ruas Tegowanu – Gubug – Tanggungharjo – Kedungjati – Tempuran (Kabupaten
Semarang) – Salatiga, serta ruas Tempuran – Godong.
c. Jalan Lokal Primer
Jalan lokal primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat
kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat
kegiatan lingkungan. Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan yang direncanakan sebagai
sistem dan fungsi jalan lokal primer adalah :
d. Jalan Lingkungan Primer
Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan
jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan. Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan
yang direncanakan ditetapkan sebagai sistem dan fungsi jalan lingkungan primer adalah seluruh
ruas jalan di kawasan perdesaan selain yang telah ditetapkan sebagai jalan kolektor primer, dan
lokal primer.
e. Jalan di dalam Kawasan Perkotaan
Jalan yang berada di kawasan perkotaan baik di kawasan perkotaan ibukota kabupaten (Kota
Purwodadi) maupun ibukota kecamatan (IKK) direncanakan melalui sistem dan fungsi jalan
arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan sekunder. Jalan arteri
sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kedua. Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua
dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder
ketiga. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan,
kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai
ke perumahan. Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalam kawasan
perkotaan. Pengaturan dan perencanaan lebih rinci akan diatur melalui rencana rinci berupa
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan.
Status jalan di dalam kawasan perkotaan yang direncanakan berada di wilayah Kabupaten
Grobogan, merupakan jalan kabupaten.

Jaringan jalan di wilayah Kabupaten Grobogan dilalui oleh jalur trayek angkutan umum baik
regional maupun lokal. Angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan umum terbagi menjadi angkutan umum
penumpang dan angkutan umum barang.
a. Angkutan Umum Penumpang
Penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan
teratur adalah satu cara penyelenggaraan angkutan untuk memindahkan orang dari satu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang
terikat dalam trayek tetap dan teratur dengan dipungut bayaran. Untuk menyelenggarakan
angkutan penumpang umum diperlukan penataan rute angkutan yang disesuaikan dengan
pasokan dan permintaan angkutan. Penataan rute dilakukan pada rute angkutan AKAP, AKDP,
Angkutan perkotaan, angkutan perdesaan, dan angkutan sewa. Rute angkutan umum akan
diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati. Moda angkutan umum penumpang meliputi :
angkutan pick up (angkutan pegunungan), angkutan perdesaan, angkutan perkotaan, angkutan
bus sedang, dan angkutan bus besar. Pembukaan rute baru dilakukan dengan melihat potensi
perjalanan dan prasarana jalan yang memadai. Rute angkutan perdesaan yang direncanakan
adalah : rute Kota Purwodadi ke IKK di wilayah Kabupaten Grobogan.
a. angkutan penumpang Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) melayani penumpang dari dan ke
wilayah Kabupaten Grobogan menuju dan dari wilayah di luar provinsi Jawa Tengah,
meliputi:
1. Purwodadi – Jakarta;
2. Purwodadi – Surabaya.
3. Purwodadi – Bandung.
b. angkutan penumpang Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) melayani penumpang dari dan ke
wilayah Kabupaten Grobogan menuju dari dan ke wilayah di luar wilayah Kabupaten
Grobogan di dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah meliputi :
1. Semarang – Blora ;
2. Semarang – Purwodadi;
3. Purwodadi – Solo;
4. Purwodadi – Kudus;
5. Purwodadi – Pati;
6. Semarang – Kedungjati.
c. angkutan perdesaan yang melayani penumpang antar kecamatan di dalam wilayah
Kabupaten Grobogan meliputi :
1. Purwodadi – Wirosari;
2. Purwodadi – Kradenan;
3. Purwodadi – Gabus;
4. Purwodadi – Gubug;
5. Purwodadi – Godong;
6. Purwodadi – Pulokulon;
7. Purwodadi – Klambu;
8. Purwodadi – Toroh; dan
9. Godong – Karangrayung.
Gerbang wilayah untuk angkutan adalah terminal baik terminal penumpang maupun barang.
Gerbang wilayah yang diusulkan meliputi : optimalisasi terminal tipe A di Purwodadi, normalisasi
Terminal Gubug, Godong, dan Wirosari sebagai terminal tipe C, serta pengembangan terminal
tipe C di Terminal Kradenan Kecamatan Kradenan, Terminal Gabus Kecamatan Gabus, Terminal
Klambu Kecamatan Klambu, Terminal Karangrayung Kecamatan Karangrayung, Terminal
Kedungjati Kecamatan Kedungjati, Terminal Toroh Kecamatan Toroh, dan Terminal Pulokulon
Kecamatan Pulokulon.
b. Angkutan Umum Barang
Terminal angkutan barang sebagai tempat untuk memuat dan membongkar muatan barang,
untuk mendukung simpul distribusi barang pada skala lokal dan regional. Kabupaten Grobogan
sebagai lintasan angkutan barang dan juga pusat distribusi barang di Provinsi Jawa Tengah,
direncanakan akan dibangun terminal utama angkutan barang sebagai pusat keluar masuk
barang di Kabupaten Grobogan, serta terminal pendukung sebagai pendukung terminal utama.
Penentuan lokasi terminal angkutan barang ini akan akan memperhatikan potensi barang,
jaringan jalan, jaringan transportasi, yaitu direncanakan berada di Kawasan Perkotaan
Purwodadi. Sementara untuk terminal pendukung akan dikembangkan di kawasan perkotaan
Gubug, Godong, dan Wirosari. Keberadaan terminal utama dan pendukung menggunakan
konsep pusat distribusi barang dan dapat menyatu dengan terminal angkutan penumpang.
Pusat distribusi barang dapat berkembang menjadi pusat pertumbuhan suatu wilayah sehingga
perlu didukung dengan sarana prasarana penunjang dan angkutan.
Selain terminal angkutan barang, Wilayah Kabupaten Grobogan juga direncanakan
pengembangan rest area. Rest area dikembangkan sebagai suatu bentuk konsep pelayanan
terhadap pengguna angkutan barang dan fasilitas bagi kendaraan angkutan barang yang melitas
di wilayah Kabupaten Grobogan. Fasilitas yang tersedia di rest area meliputi : parkir, rumah
makan, pom bensin, toilet, suvenir, dan toko. Lokasi potensial untuk dikembangkan sebagai rest
area adalah Purwodadi, Wirosari, dan Gubug yang lokasinya dapat menyatu dengan terminal
angkutan penumpang.

Pada kawasan-kawasan perkotaan, jaringan jalan diarahkan untuk dilengkapi sarana


transportasi seperti shelter, trotoar, dan lahan parkir. Letak shelter hendaknya dekat dan atau
menyatu dengan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas perekonomian agar dapat
meminimalisir kemacetan lalu lintas akibat pemberhentian angkutan umum. Trotoar untuk pejalan
kaki yang dilengkapi dengan street furniture dibangun pada pusat-pusat keramaian kawasan
perkotaan. Lahan parkir wajib disediakan oleh kegiatan komersial dan perkantoran agar dapat
meminimalisir parkir umum di tepi jalan
C. Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten
Prasarana jalan yang ada di Kabupaten Grobogan adalah
sepanjang  883.101 km, dengan perincian berdasarkan
jenis permukaan, kondisi jalan dan kelas jalan. Jalan
tersebut juga dibedakan menjadi jalan yang dikelola
Kabupaten, Propinsi dan Negara dengan satuan
Kilometer (Km).
Dalam struktur tata ruang, baik yang akan dikembangkan maupun yang sudah ada, semua
didukung oleh pergerakan penduduk. Pergerakan penduduk antar wilayah di Kabupaten
Grobogan akan dilayani oleh :
a) Trayek angkutan antar kota, menghubungkan wilayah Kabupaten Grobogan dengan
wilayah lain di luar maupun di wilayah kabupaten itu sendiri.
b) Trayek angkutan pedesaan, menghubungkan antar wilayah di dalam wilayah Kabupaten
Grobogan.
Secara umum kondisi jalan yang ada di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009, dapat dilihat
pada tabel berikut

Tabel 4.32.
Kondisi Jalan di Kabupaten Grobogan Dirinci Per Kecamatan Tahun 2011
Kondisi Jalan (km)
Kecamatan Rusak Jumlah
Baik Sedang Rusak
Berat
Kedungjati 9,839 0 9,091 20,770 39,700
Karangayung 21,841 1,587 5,786 7,787 37,001
Penawangan 19,803 2,550 26,557 11,600 60,510
Toroh 21,699 5,810 9,745 67,296 104,550
Geyer 8,637 1,140 1,993 57,890 69,600
Pulokulon 13,783 12,720 41,653 14,595 82,751
Kradenan 7,789 3,905 7,578 6,828 26,100
Gabus 10,164 3,998 21,133 13,105 48,400
Ngaringan 4,677 3,075 14,694 18,854 41,300
Wirosari 9,868 7,815 8,673 20,645 47,000
Tawangharjo 10,780 3,804 15,448 0,068 30,100
Grobogan 8,907 6,760 5,979 22,254 43,900
Purwodadi 38,286 17,510 17,291 26,103 99,190
Brati 8,071 1,400 8,009 8,320 25,800
Klambu 7,716 2,900 5,342 4,442 20,400
Godong 14,735 2,514 15,735 7,719 40,900
Gubug 14,285 0 7,692 6,623 28,601
Tegowanu 7,508 0 8,061 15,131 30,700
Tanggungharjo 2,940 0,900 0 2,756 6,597
Jumlah Tahun 2011 241,328 78,388 230,400 332,984 883,100
Jumlah Tahun 2010 280,944 292,259 179,885 130,269 883.100
Jumlah Tahun 2009 248,067 222,259 217,518 195,257 883.100
Jumlah Tahun 2008 213,855 168,521 272,290 228,434 883.100
Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai