Anda di halaman 1dari 3

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang tentu saja digunakan untuk pembangunan

yang tujuannya diperuntakkan bagi seluruh rakyat. Pajak dilihat dari segi sosial, berkaitan
dengan pungutan pajak sebagai kewajiban masyarakat. Dalam UU No. 28 tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga Atas UU No. 6 tahun 1983 telah diatur bagaimana ketentuan mengenai tata
cara perpajakan.

Sehuhubungan dengan itu:

Berikan analisis mengenai fungsi pajak bagi negara, jika dilihat dari fungsinya mengapa
masih terjadi penggelapan pajak, dan bagaimana pencegahannya, berikan contoh
penggelapan pajak dan analisis kasusnya

Jawaban :
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan telah dijelaskan bahwa Pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu sumber
pendapatan negara yaitu pajak, oleh karena itu pajak ini sendiri mempunyai
peran dan fungsi yang sangat penting di dalam kehidupan bernegara. Tidak
dapat dipungkiri bahwa pajak merupakan salah satu komponen penting
dalam pembangunan di Indonesia (Handayani dan Cahyonowati, 2014:3).

Secara garis besar, fungsi pajak dalam kehidupan bernegara ada empat yakni:

1. Fungsi anggaran
2. Fungsi mengatur
3. Fungsi stabilitas
4. Fungsi retribusi pendapatan

Pembahasan mengenai masing-masing fungsi dapat Anda simak dalam poin-poin berikut ini.

1. Fungsi anggaran

Fungsi pajak adalah fungsi anggaran atau budgeter yang berperan penting dalam kehidupan
bernegara. Pajak menjadi salah satu pendapatan negara yang kemudian digunakan untuk
membiayai anggaran-anggaran negara. Dengan begitu, seluruh tugas rutin negara,
pembangunan negara pun dapat dilaksanakan.

Salah satu pemanfaatan pajak terkait dengan anggaran negara adalah pajak untuk pembiayaan
rutin belanja pegawai, belanja barang, dan juga pemeliharaan. Dengan adanya pajak yang
dibayarkan oleh setiap Wajib Pajak, maka tugas rutin tersebut pun bisa berjalan sebagaimana
mestinya tanpa ada hambatan.

Perlu diingat, untuk keperluan pembiayaan pembangunan, pemerintah menggunakan


tabungan pemerintah. Apa itu tabungan pemerintah? Tabungan pemerintah berasal dari
penerimaan dalam negeri yang kemudian dikurangi pengeluaran rutin. Nah, pajak tergolong
sebagai penerimaan dalam negeri. Artinya, pajak yang Anda bayarkan juga dipakai dalam
pembiayaan pembangunan negara.

2. Fungsi mengatur

Fungsi pajak selanjutnya adalah fungsi mengatur atau regulerend. Bagaimana pajak memiliki
fungsi mengatur? Pada fungsi ini, pajak bertindak sebagai alat untuk mencapai tujuan negara.
Pertumbuhan ekonomi negara dapat diatur melalui regulasi atau kebijakan terkait pajak.

Hal ini bisa Anda lihat dalam penerapan kebijakan tarif PPh Final 0,5%. Kebijakan yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 ini mengatur beban pajak para pelaku
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Dengan adanya kebijakan ini, maka
diharapkan masyarakat akan tertarik untuk memulai UMKM dan para pelaku UMKM yang
ada pun bisa masuk dalam sistem perpajakan negara.

Contoh lain adalah kebijakan keringanan pajak. Kebijakan ini memiliki banyak manfaat bagi
pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah untuk mendorong penanaman modal oleh
investor dari dalam maupun luar negeri.

3. Fungsi stabilitas

Selanjutnya ada fungsi stabilitas. Apa yang dimaksud dengan fungsi stabilitas ini? Pajak
memiliki peranan dalam menjaga keseimbangan perekonomian negara. Dengan pajak,
pemerintah bisa mengeluarkan dan menjalankan kebijakan mengenai stabilitas harga. Jadi,
negara bisa menghindari terjadinya inflasi. Kebijakan yang terkait dengan stabilitas ini antara
lain kebijakan tentang peredaran uang, pemberlakuan bea masuk, PPN impor, pajak yang
efisien, hingga pemungutan pajak.

4. Fungsi redistribusi pendapatan

Terakhir, pajak juga bisa berfungsi sebagai redistribusi pendapatan. Fungsi ini masih
berhubungan dengan kemakmuran rakyat yang disebutkan dalam Undang-Undang tentang
KUP. Dengan adanya pajak, maka pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan baru
hingga terjadi penyerapan tenaga kerja. Pendapatan masyarakat pun semakin merata.

Namun, dengan berbagai fungsi pajak itu sendiri . masih kerap terjadi penggelapan pajak ,
Menurut Mujiyati dkk (2017:3), Perilaku penggelapan pajakmerupakan perilaku ilegal karena
melanggar undang-undang atau peraturanyang berlaku. Dalam penerapannya terkadang
penggelapan pajak dianggapetis untuk dilakukan di dalam kondisi atau suatu alasan tertentu.
Kasus penggelapan pajak yang masih sering terjadi bukan hanya berasal dari diri wajib pajak,
melainkan juga ada yang berasal dari petugas pajak. Sampai saat ini kasus penggelapan pajak
di Indonesia masih sering terjadi, berikut merupakan beberapa contoh kasus Penggelapan
Pajak yang pernah terjadi di Indonesia.
Contoh penggelapan dana :
Kasus penggelapan pajak terjadi pada tahun 2015 di Jawa Barat
yang dilakukan oleh DS,Direktur CV.TC . Wajib pajak ini bergerak dalam
bidang usaha perdagangan pupuk non subsidi, wajib pajak ini juga
melanggar ketentuan pasal 39 ayat (1) huruf c UU KPU yaitu tidak
melakukan melaporkan SPT masa PPN dan pasal 39 ayat (1) huruf I UU
KUP yaitu tidak menyetorkan PPN yang telah dia pungut dari pembeli
pupuk. Atas perbuatannya negara dirugikan sebesar 5 milyar.
Kasus penggelapan pajak yang terjadi di Palembang yang dilakukan
oleh bos PT Felicia Tunas Persada (FTP), Ir. Halim Thamsurie kasus
penggelapan pajak yang dilakukan terdakwa senilai Rp. 2,3 milyar divonis
majelis hakim PN Klas 1A Palembang 3,5 tahun penjara dan denda sebesar
dua kali pajak terutang atau senilai Rp. 4,6 milyar.
Kantor wilayah (Kanwil) DJP Sumatra Selatan dan Kep. Bangka
Belitung kembali melimpahkan kasus penggelapan pajak yang dilakukan
oleh bendahara ke Kejaksaan Tinggi Sumatra Selatan. Kasus tersebut
melibatkan dua tersangka Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah
Palembang yaitu Nana Mariana yang menjabat sebagai Bendahara
Kesbangpol Linmas Kota Palembang pada tahun 2008-2010 yang sekarang
menjadi PNS BKD Palembang dan Sana Marni Pns di Setda Kota
Palembang. Putusan pengadilan Negeri Palembang untuk terdakwa NM yaitu pidana penjara
selama 2 tahun 3 bulan penjara serta dendan Rp.
376.548.854 subsider 6 bulan penjara. Sedangkan terdakwa SM yaitu pidana
penjara selama 1 tahun 5 bulan penjara serta denda sebesar Rp. 376.
548.854 subsider 5 bulan penjara. Kerugian Negara yang ditimbulkan oleh
tersangka sebesar Rp. 576.971.553.

Anda mungkin juga menyukai