Anda di halaman 1dari 26

IBNU UMAR ALFARISI (2002148)

Manajemen LaluLintas Daerah Terbatas


Kawasan Pendidikan
Pendahuluan
Pendahuluan

Keselamatan lalu lintas adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari
resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan,
jalan, dan/atau lingkungan dan suatu upaya mengurangi kecelakaan jalan yang dapat
disebabkan oleh prasarana, faktor sekeliling, sarana, manusia, rambu atau peraturan
(UU LLAJ Nomer 22 Tahun 2009). Tujuan dari keselamatan jalan raya adalah untuk
menekan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Hal ini karena dengan rendahnya
angka kecelakaan lalu lintas maka kesejahteraan dan keselamatan bagi mereka di
jalan raya semakin terjamin.

3
Ruas jalan Brigjen Sudiarto merupakan salah satu ruas dengan tata guna lahan
kawasan pendidikan.Ruas jalan ini salah satu akses utama yang menghubungkan
menuju daerah batas wilayah Kota Semarang
Pada jalan Brigjen Sudiarto dengan tipe jalan 4/2 UD merupakan ruas jalan
yang memiliki kecepatan rata-rata kendaraan 40 km/jam. Karakteristik pergerakan
pelajar dari asal ke tujuan pada kawasan tersebut banyak yang berjalan kaki dan
menggunakan sepeda, mengingat banyak dari murid yang bertempat tinggal tak jauh
dari kawasan tersebut kurang dari 5 km.

4
Identifikasi Kawasan

Dalam menentukan kriteria kawasan pendidikan yang akan dijadikan


kawasan manajemen keselamatan diperlukan melalui tahapan :
1. Identifikasi titik lokasi sekolah;
2. Klasifikasikan sekolah yang berdekatan dan memungkinkan untuk
dijadikan satu cluster / kawasan (1 kawasan minimal 3 sekolah dengan
jumlah siswa minimal 300);
3. Identifikasi lokasi pemukiman;
4. Identifikasi bahaya resiko pada kawasan pendidikan; dan
5. Identifikasi konflik lalu lintas.

5
Analisa Faktor Prasarana

6
Analisa Konflik Lalu Lintas

Konflik lalu lintas adalah ukuran potensi kecelakaan dan


permasalahan operasional berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto.
Sebuah konflik terjadi ketika seorang pengemudi melanggar aturan
atau terlalu bergerak agresif di jalan. Konflik antar pengguna jalan
ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Konflik primer, yaitu konflik antara lalu lintas dari arah memotong
(crossing).
2. Konflik sekunder, yaitu bergabung (merging), berpencar
(differging), pindah lajur (weaving).

7
Analisa Konflik Lalu Lintas

Berdasarkan pengamatan, titik konflik yang terjadi pada berjumlah 5 titik konflik
pada Segmen 1 (satu) dan 6 titik konflik pada Segmen 2 (dua) dengan rincian jumlah
konflik sebagai berikut :

8
Segmen 1

9
Segmen 2

10
Analisa Bahaya Sisi Jalan

Tujuan dari hasil pengamatan objek bahaya sisi jalan yaitu untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang berpotensi berkaitan dengan
keselamatan bagi pengguna jalan, agar mengurangi atau menghilangkan
masalah bahaya sisi jalan yang ada. Berikut merupakan hasil pengamatan
bahaya sisi jalan pada lokasi studi :

11
12
Penentuan Rute Selamat Sekolah Pejalan Kaki dan Pesepeda

Dalam penentuan rute selamat


sekolah diperlukan data yang
diperoleh dengan melakukan
survai wawancara terhadap n=Jumlah sampel yg dicari
siswa/pelajar serta peta pembagian N= Jumlah populasi
zona. Adapun perhitungan sampel e=margin eror yg ditoleransi
di gunakan ialah menggunakan =330
rumus slovin dengan persamaan
sebagai berikut :

13
Setelah dilakukan perhitungan sampel dan survai wawancara maka dari data tersebut maka
diperoleh data berupa matrik zona asal tujuan (OD).

14
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan 16 Tahun 2016 Tentang RASS
disebutkan bahwasanya skema yang diharapkan dalam analisa penentuan rute aman
sekolah adalah sebagai berikut
1. Pada jarak dekat, dimana jarak rumah ke sekolah kurang dari 1 km, anak-anak
berangkat dari rumah ke sekolah dengan jalan kaki;
2. Pada jarak sedang, dimana jarak rumah ke sekolah maksimal 5 km, anak-anak
berangkat dari rumah ke sekolah dengan menggunakan sepeda;
3. Pada jarak jauh, dimana jarak rumah ke sekolah antara 5 sampai 10 km atau
bahkan lebih dari 10 km, anak-anak berangkat dari rumah ke sekolah dengan
menggunakan angkutan umum.

15
Untuk menunjang keselamatan pejalan kaki maka diperlukan analisa kebutuhan
fasilitas pejalan kaki berupa trotoar dan penyeberangan. Adapun analisa kebutuhan
tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut:
1) Fasilitas Trotoar
Untuk menentukan kebutuhan lebar trotoar digunakan rumus sebagai berikut :
Wd = ( P / 35 ) + N
Sumber : Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Ahmad Munawar
Dimana : Wd = Lebar trotoar yang dibutuhkan
P = Arus pejalan kaki per menit
N = Kostanta

16
Maka setelah dilakukan perhitungan diketahui sebagai berikut

17
2)Fasilitas Penyeberangan
Untuk menentukan kebutuhan fasilitas penyeberangan digunakan
rumus sebagai berikut :
P x V²
Sumber : Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Ahmad Munawar
Dimana : P = Pejalan kaki yang menyeberang jalan/jam
V = Volume kendaraan tiap jam dalam dua arah (kend/jam)

18
Maka setelah dilakukan perhitungan diketahui sebagai berikut

19
20
Dalam penentuan rute sepeda disebutkan bahwa dengan kriteria pelayanan
bersepeda merupakan rute dari rumah menuju ke sekolah dengan
menggunakan sepeda dengan radius paling jauh 5 km dari lokasi sekolah.
Jalur khusus sepeda merupakan lajur sepeda yang disediakan secara khusus
untuk pesepeda dan/atau dapat digunakan bersama-sama pejalan kaki.
Namun disisi lain untuk membuat fasilitas lajur khusus sepeda ada
beberapa kriteria yang harus diperhatikan, seperti :

21
1) Volume Sepeda
Jika volume sepeda melebihi 200 kendaraan per 12 jam maka wajib disediakan lajur
khusus sepeda.
2) Volume Lalu Lintas
Jika volume lalu lintas melebihi 2000 kendaraan per 12 jam maka wajib disediakan
lajur khusus sepeda.

22
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan

1) Manajemen Keselamatan Lalin pada Kawasan Pendidikan dengan pembagian 2


Segmen yaitu Segmen 1 (Depan SDN Angkasa 01, SDN Angkasa 05, SDN Angkasa
08 dan SDN Angkasa 12) dan Segmen 2 (Depan SMPN 1 Angkasa);
2) Hasil dari Identifikasi konflik lalu lintas dua segmen tersebut didapatkan, yaitu
pada segmen 1 saat peak pagi dan siang terjadi 21 sedangkan analisa pada segmen 2
peak pagi dan siang terjadi 16 konflik dengan;
3)Dari kawasan tersebut diciptakan kebutuhan fasilitas beserta rute perjalanan
selamat untuk pejalan kaki dan sepeda dan desain fasilitas keselamatan lalin pada
kawasan tersebut;
4)Usulan ZoSS diterapkan pada Ruas Jalan Brigjen Sudiarto Segmen 1 dan Segmen
2 di depan masing-masing sekolah;

24
Saran
1) Disarankan untuk melengkapi kawasan pendidikan Ruas jalan Brigjen Sudiarto
dengan fasilitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) untuk membuat penyeberang jalan
pada kawasan tersebut merasa aman dan nyaman.
2) Konsep ini dapat dijadikan percontohan untuk kawasan-kawasan pendidikan yang
lainnya di Kota Semarang karena sangat ideal untuk diterapkan di kawasan
pendidikan yang menjadi objek penelitian.
3) Dalam manajemen Keselamatan Lalu Lintas pada kawasan pendidikan tidak hanya
tahap perekayasaan tetapi perlu ada tahapan-tahapan lanjutan yang meliputi, seperti :
▫ Pendidikan/sosialisasi atau education
▫ Pendorong atau encouragement
▫ Penegakan hukum atau enforcement

25
TERIMAKASIH!!!

26

Anda mungkin juga menyukai