PERENCANAAN DESA
(GPW 4206)
oleh:
1. Muhammad Fauzi
11/316475/GE/07055
11/316485/GE/07064
3. Trafika Anggini
11/316487/GE/07066
DAFTAR ISI
5.1.1 Masukan........................................................................................................ 20
5.1.2 Proses ............................................................................................................ 24
5.1.3 Hasil .............................................................................................................. 27
5.1.4 Dampak ......................................................................................................... 30
5.2 Perbandingan RPJM Desa Caturharjo dengan NSPM ........................................ 35
5.3 Implementasi dan Kendala Pelaksanaan Program RPJM Desa Caturharjo ........ 40
BAB VI KESIMPULAN .............................................................................................. 43
6.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 43
BAB VII KRITIK DAN SARAN TERHADAP MATA KULIAH.............................. 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 46
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kalender Musim Desa Caturharjo ................................................................. 22
Tabel 2. Daftar Masalah dan Potensi Desa Caturharjo Dari Kalender Musim ......... 23
Tabel 3. Daftar Masalah dan Potensi dari Bagan Kelembagaan Desa Caturharjo .... 24
Tabel 4. Perbandingan RPJM Desa Caturharjo dengan NSPM .................................. 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Presentase Alokasi Dana Kegiatan Desa Caturharjo 2012-2014
dan Diagram Presentase Kegiatan Desa Caturharjo 2010-2014 ................................ 28
Gambar 2. Grafik Jumlah Pendanaan Tiap Padukuhan RPJM Desa Caturharjo 20102014............................................................................................................................... 29
Gambar 3. Grafik Jumlah Kegiatan Desa Caturharjo 2010-2014 ............................... 30
Gambar 4. Bagan Alur Penyusunan RPJM dan RKP Desa Caturharjo 2010-2014 .... 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Membandingkan antara dokumen RPJM Desa Caturharjo dengan NSPM
RPJM.
2. Mendeskripsikan proses perencanaan pembangunan desa secara normatif.
3. Mendeskripsikan proses penyusunan RPJM Desa Caturharjo.
4. Mengidentifikasi kendala dalam implementasi program RPJM Desa Caturharjo.
1.3 Manfaat
1. Dapat merencanakan pembangunan desa dengan norma, standar, prosedur,
manual yang sesuai dan benar.
2. Dapat menyusun RPJM Desa secara sistematis dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (Permendagri no 66 tahun 2007). Perencanaan Desa
dilakukan dengan memperhatikan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang
menjadi salah satu landasannya. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah
suatu tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, menengah, hingga tahunan yang diselenggarakan
oleh Negara dan Masyarakat (UU. No. 25 tahun 2004).
untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa,
arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas
kewilayahan, disertai dengan rencana kerja (Permendagri no. 66 tahun 2007).
Rencana kerja yang dimaksud adalah penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Desa yang penyusunannya berpedoman pada hasil musyawarah desa
(musrenbang desa).
Selain RPJM Desa, terdapat dokumen lain yang memuat prioritas-prioritas
dari penjabaran program yang ada dalam RPJM Desa. Dokumen tersebut adalah
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) yang merupakan dokumen
perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa
yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan
kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa,
rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat (Permendagri no. 66 tahun 2007).
10
penyusunan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Desa dimuat dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.
414.2/1408/PMD, yang antara lain:
1. Lengkap artinya RPJM-Desa mencakup semua aspek pembangunan
masyarakat dan desa;
2. Cermat artinya data-data dasar diperoleh dan dihimpun secara teliti,
objektif dan dapat dipercaya;
3. Sistematis artinya RPJM-Desa disusun berdasarkan alur pemikiran logis
dan sesuai tata
4. Partisipatif artinya melibatkan semua pihak/pemangku kepentingan
secara aktif dalam proses pembahasan dan pengambilan keputusan;
5. Keterbukaan artinya memberikan akses seluas-luasnya kepada para
pemangku kepentingan untuk mendapatkan informasi dan mengontrol
proses penyusunan RPJM-Desa.
12
13
BAB III
GAMBARAN UMUM DESA CATURHARJO
Barat
Selatan
Timur
: 189,5150 Ha
Luas lapangan
Luas jalan
: 12,0300 Ha
Luas makam/kuburan
3,1575 Ha
7,0675 Ha
1,0000 Ha
14
: 411 Ha
: 20 Ha
Tanah Kering
Tegal/Ladang
: 447 Ha
Pemukiman
: 189 Ha
Tanah Perkebunan
Tanah Perkebunan Rakyat : 234 Ha
: 80 Ha
Tanah Lapangan
: 1 Ha
15
16
BAB IV
METODE
Desa
dengan
NSPM
antarkelompok
diperbandingkan
sehingga
menghubungkan keterkaitan data yang terkandung dalam PRJM Desa dan RKP
Desa dengan kaidah yang terdapat dalam NSPM. Dokumen perencanaan
pembangunan desa yang dibuat harus mengacu kepada peraturan perundangan.
Hal-hal yang tidak sesuai dalam kaidah NSPM menjadi bahan pertanyaan yang
akan dikonfirmasikan kepada informan.
Setelah data dan informasi lengkap, tim penulis memperbandingkan data
yang satu dengan data yang lain. Kemudian, tim penulis menganalisis dengan
menghubungkan keterkaitan data dengan NSPM.
4.2 Proses di Lapangan
Proses di lapangan berupa perolehan data primer. Data primer diperoleh
melalui proses wawancara mendalam terhadap informan. Data primer berfungsi
untuk melengkapi informasi. Pihak yang menjadi informan adalah Kepala Desa
Caturharjo, Sekretaris Desa, Kepala Bagian Pembangunan, Kepala Bagian
Kemasyarakatan, Kepala Bagian Keuangan, Ketua LKMD, Ketua BPD, dan
Kepala Dusun.
Daftar wawancara telah dipersiapkan terlebih dahulu melalui pembahasan
RPJM Desa dan RKP Desa dengan NSPM. Informasi yang tidak terdapat dalam
dokumen RPJM Desa dan RKP Desa ditanyakan kepada para informan. Selain
itu, hal-hal yang tidak sesuai anatara dokumen RPJM Desa dan RKP Desa
dengan NSPM akan dikonfirmasikan kepada para informan. Tim melakukan
wawancara secara mendalam kepada informan sehingga hasil yang didapatkan
tidak hanya seputar materi wawancara. Hasil yang diharapkan adalah tim
mendapatkan temuan baru mengenai perencanaan pembangunan di Desa
Caturharjo. Hal tersebut menjadi bahan yang menarik untuk dikaji karena tidak
tertera dalam dokumen RPJM.
Hasil diskusi di dalam kelas kuliah menjadi bahan masukan daftar
pertanyaan. Materi pertanyaan yang diajukan kepada setiap informan bersifat
beragam sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. Tim juga menyediakan
petanyaan yang serupa kepada setiap informan untuk mendapatkan menguji
ketepatan informasi.
18
19
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
masukan
merupakan
tahap
awal
yang
dalam
prosesnya
Potret Desa
20
Sumber: http://www.caturharjo.com
Kalender Musim
Kalender musim merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menggambarkan kegiatan dan kejadian di masyarakat yang bersifat musiman.
Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari iklim atau musim terhadap
kondisi ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa yang memperhatikan kalender musim dimaksudkan
untuk mengkaji potensi dan masalah yang terkait kegiatan atau kejadian
musiman, juga untuk mengembangkan gagasan pemecahannya, serta untuk
mencocokkan kegiatan pembangunan dengan jadwal kehidupan masyarakat.
Desa Caturharjo memiliki tiga musim yang terjadi: musim hujan,
pancaroba, dan kemarau. Kalender musim dibuat berdasarkan masalah yang
terkait kegiatan pertanian karena mayoritas penduduk Desa Caturharjo bekerja
21
sebagai petani. Masalah yang terjadi ketika musim hujan datang adalah
kekurangan pangan, kesehatan, dan panen. Masalah yang terjadi ketika musim
pancaroba berkaitan dengan kesehatan di penghujung akhir musim, daftar
panen, gagal tanam, panen, dan tanam. Sedangkan masalah yang tejadi ketika
musim kemarau di Desa Caturharjo berkaitan dengan masalah tanam. Masalah
yang terjadi berdasarkan musim di Desa Caturharjo secara ringkas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
No
1
Masalah
Kekurangan
Hujan
Pancaroba
Kemarau
Des
Jan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov
**
***
Pangan
2
Kesehatan
****
***
**
Daftar
**
***
***
Panen
4
Gagal
Tanam
Panen
***
***
Tanam
***
**
**
Tabel 2. Daftar Masalah dan Potensi Desa Caturharjo Dari Kalender Musim
Masalah
Kekurangan Pangan:
- Pada musim kemarau
terjadi kekurangan
pangan di beberapa
dusun karena gagal
panen
Kesehatan:
- Pada musim hujan dan
pancaroba banyak orang
terkena penyakit ringan
(flu, pilek)
Gagal Panen:
- Apabila memasuki
musim kemarau sering
terjadi gagal panen
Gagal Tanam:
- Pada musim tanam
kedua bersamaan
dengan musim
pancaroba banyak
penyakit tanaman
Panen:
- Pada saat memetik hasil
panen dipastikan
kekurangan tenaga
karena panennya
Tanam:
- Pada saat musim tanam
kekurangan tenaga
Potensi
Sungai, mata air
Keterangan
Puskesmas, Kader
Kesehatan
Alat, tenaga
Alat, tenaga
Bagan Kelembagaan
Desa Caturharjo memiliki perangkat kelembagaan yang terdiri dari
Pemerintah
Desa,
Badan
Permusyawaratan
Desa
(BPD),
Lembaga
Tabel 3. Daftar Masalah dan Potensi dari Bagan Kelembagaan Desa Caturharjo
No
Lembaga
1
Pemerintah Desa
2
BPD
3
LPMD
KKLPMD
RT/RW
PKK
Desa/Dasawisma
Kelompok
Tani/Gapoktan
Karang Taruna
Masalah
Perangkat tidak lengkap
Keanggotaan tidak
lengkap
Kurangnya koordinasi
dan komunikasi
Kepedulian pemerintah
kurang
Jabatan RT/RW kurang
diminati masyarakat
Pendanaan kurang
Potensi
Pemberdayaan perangkat
Pemberdayaan anggota
Puskesmas
Pembantu
Juklak-juknis kurang
jelas
Kurang komunikasi dan
koordinasi
Fasilitas kurang
mendukung
10
Simpan pinjam
Modal
11
Koperasi Desa
12
13
BKM
PKBM
- Proses pembentukan
- Kurang anggota
Banyak tunggakan
- Kurang dana
- Tutor
Fasilitas desa
Penghargaan
Perlu perhatian
Bantuan pemerintah
5.1.2 Proses
Pengelompokan Masalah
24
tingkat
permasalahan,
penghambat
dalam
peningkatan
25
pemecahan
masalah
dipertimbangkan
berdasarkan
26
non fisik. Kedua jenis kegiatan ini meliputi program kerja pada bidang
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Total perkiraan biaya seluruh
kegiatan yang ada pada RPJM Desa Caturharjo tahun 2010-2014 sebesar Rp.
6.833.579.750,00.
Gambar 1. Diagram Presentase Alokasi Dana Kegiatan Desa Caturharjo 2012-2014 (kiri)
dan Diagram Presentase Kegiatan Desa Caturharjo 2010-2014 (kanan)
Sumber : Pengolahan Data, 2014
28
Gambar 2. Grafik Jumlah Pendanaan Tiap Padukuhan RPJM Desa Caturharjo 2010-2014
Sumber : Pengolahan Data, 2014
pengembangan
kelompok
masyarakat
dalam
bidang
kesenian,
29
Rencana kegiatan fisik dan non fisik yang ada dalam RPJM Desa
Caturharjo merupakan kegiatan-kegiatan yang dihimpun dari masyarakat.
Masyarakat memberikan aspirasi melalui musyawarah dusun terkait rencana
kegiatan yang akan dilakukan di padukuhan dalam kurun lima tahun mendatang.
Hasil musyawarah tersebut kemudian diberikan kepada pemerintah desa untuk
diberi penilaian dan prioritas dalam RPJM Desa. Grafik jumlah kegiatan Desa
Caturharjo pada tahun 2010-2014 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah
kegiatan baik fisik maupun non fisik pada setiap padukuhan. Padukuhan dengan
jumlah kegiatan (fisik dan non fisik) terbanyak adalah Padukuhan Jetis. Selain
Padukuhan Jetis, Padukuhan Medari Gede juga memiliki jumlah kegiatan yang
banyak dibandingkan padukuhan lainnya. Kedua padukuhan ini letaknya
berdekatan. Padukuhan Jetis dilalui Jalan Magelang sehingga banyak kegiatan
pembangunan dilakukan di wilayah ini. Adapun lokasi Padukuhan Medari Gede
tidak dilalui jalan arteri seperti Padukuhan Jetis namun lokasi pedukuhan tidak
jauh dari jalan arteri tersebut. Padukuhan dengan jumlah kegiatan paling sedikit
yakni Padukuhan Mrisen. Padukuhan Mrisen terletak di selatan Padukuhan Jetis.
Sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian.
5.1.4 Dampak
RPJM Desa yang telah dibuat menjadi acuan dalam pembuatan rencana
kerja. Menurut PERMENDAGRI No. 66 Tahun 2007, RPJM Desa akan
menghasilkan beberapa hal lainnya seperti peraturan desa tentang RPJM Desa,
30
daftar usulan rencana kegiatan pembangunan, dan keputusan kepala desa tentang
RKP. Namun demikian, hasil observasi pada Desa Caturharjo menunjukkan
adanya perbedaan hasil dimana tidak adanya peraturan desa tentang RPJM Desa.
Adapun hasil yang berupa keputusan kepala desa tentang RKP Desa dibuat setiap
tahun untuk setiap periode RKP.
Alur pembuatan RPJM Desa menurut PERMENDAGRI No. 66 Tahun
2007 telah dijelaskan seperti diatas. Pembuatan RPJM Desa Caturharjo secara
ringkas berdasarkan hasil observasi sebagai berikut:
31
Formulir aspirasi
di tingkat
Padukuhan
Musyawarah
Padukuhan
Pemerintah Desa:
Pemilihan prioritas aspirasi
program oleh Kabag.
Pembangunan Desa
RPJM Desa
Caturharjo
Pembentukan tim
penyusun RKP Desa
Keterangan:
= input
= proses
= output
Gambar 4. Bagan Alur Penyusunan RPJM dan RKP Desa Caturharjo 2010-2014
RKP Desa
Caturharjo
32
tersebut selesai, RKP Desa kemudian ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala
Desa.
34
Sumber Acuan
Prinsip
PP NO 72
TAHUN 2005
1. P P No 72
Tahun 2005
2. UU No 25
Tahun 2004
3. UU No 32
Tahun 2004
4. UU No 33
Tahun 2004
5. PP No 79
Tahun 2005
6. PP No 40
Tahun 2006
7. Keputusan
Mendagri
No 130
Tahun 2003
Keanekaragama
n, Partisipasi,
Otonomi Asli,
Demokratisasi,
Pemberdayaan
Pemberdayaan,
Partisipatif, Berpihak
pada Masyarakat,
Akuntabel, Terbuka,
Selektif, Efisien,
UU No 25 Tahun 2004
UU No 32 Tahun 2004
UU No 33 Tahun 2004
UU No 17 Tahun 2007
PP No 20 Tahun 2001
PP No 56 Tahun 2001
PP No 72 Tahun 2005
Permendagri No 66 Tahun
Perbup No Tahun 2008
RKP DESA
CATUHARJO
1. UU No 32
Tahun 2004
2. PP No 72
Tahun 2005
3. Perda No 10
Tahun 2007
4. Perda No 2
Tahun 2007
5. Perbup No 26
Tahun 2007
Tidak tercantum
dalam RKP Desa
Tahun 20122014
35
Masyarakat
Sumber Dana
1. APBN
2. APBD
Provinsi
3. APBD
Kab/Kota
4. APB Desa
5. Hibah atau
sumber dana
lain yang
tidak
mengikat
Tim Penyusun
Keberlanjutan,
Cermat,Proses Berulang,
dan Penggalian Informasi
1 APBN;
2 APBD Provinsi;
3 APBD
Kabupaten/Kota;
4 APB-Desa; dan
5 Sumber lain yang sah
dan tidak mengikat.
1.
2.
3.
4.
APBD Kabupaten/Kota
APB Desa
Swadaya Masyarakat
Sumber Lain yang Tidak
Mengikat
1.
2.
3.
APBD
APB Des
Pendapatan Asli Desa
(Sewa Tanah Kas Desa,
Pungutan Desa, Retribusi
Pasar dan kios, Bantuan lain
YTM)
4.
Swadaya
5.
Pemerintah
6.
Sumber dana lainnya
1. Alokasi Dana
Desa (ADD)
2. APBDes
3. Swadaya
Masyarakat
4. PBB
5. TPAPD (
Tunjangan
Penghasilan
Aparatur
Pemerintahan
Desa)
Kepala Desa,
Sekretaris Desa,
Pemerintah Desa
(Bagian
Pemerintahan,
Pembangunan,
Kemasyarkatan,
Keuangan, dan
Bagian Umum)
dan lembaga
formal desa
36
Proses
Penyusunan
Pengkajian Keadaan
Desa, Pengelompokkan
masalah dan potensi,
PenentuanTindakan,
Perencanaan
Pembangunan dengan
anggaran yang terdiri
dari swadaya dan pihak
serta yang berasal dari
dana desa, Penyusunan
RPJM Desa dan RKP
Desa, Peraturan Desa ttg
RPJM Des, dan
Keputusan Kepala Desa
ttg RKP Desa
Persiapan, Pengkajian
Keadaan Desa, Penyusunan
Rancangan RPJM Desa,
Pembahasan Rancanan RPJM
Desa
Sesuai dengan
NSPM, dilakukan
pada tahun 20102014
Tidak tertera
secara langsung
pada RKP Desa
Tahun 20122014, namun
didalamnya
berisi rangkaian
program dan
pendanaannya
berdasarkan
bidang
pemerintahan
desa (Sekdes,
bagian
pemerintahan,
pembangunan,
kemasyarakatan,
keuangan dan
umum)
37
Pelaporan
Pembinaan dan
Pengawasan
Kepala Desa
melaporkan RPJMDesa dan RKP-Desa
secara berjenjang
RKP Desa
yang telah
selesai
disusun
kemudian di
buat
Peraturan
Desa yakni
Perdes no 6
tahun 2012,
Perdes no 4
tahun 2013,
dan Perdes
no 3 tahun
2014.
Disahkan oleh
BPD dalam
bentuk perdes
dan dilaporkan
serta
diumumkan
kepada
masyarakat
Tidak tetera
dalam RKP
Desa
38
supervisi.
2. Gubernur melakukan
pembinaan dan
pengawasan terhadap
perencanaan
pembangunan desa
berupa pelatihan dan
supervisi.
3. Bupati/Walikota
melakukan pembinaan
dan pengawasan
terhadap perencanaan
pembangunan desa
berupa bimbingan,
arahan dan supervisi.
4. Pembinaan dan
pengawasan
Bupati/Walikota
5. Dapat didelegasikan
kepada Camat.
Sumber: Hasil analisis, 2014
39
pengentasan
kemiskinan
melalui
kelompok
masyarakat
apabila
terdapat
kelompok
masyarakat,
sehingga
kelompok
untuk
membuat
RPJM
Desa
secara
lengkap.
42
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, diskusi, dan analisis yang didapatkan dari
lapangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses perencanaan pembangunan desa secara normatif mengacu pada Permen
No 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
2. Proses penyusunan RPJM Desa Caturharjo terdiri atas 4 tahap: (1) penjaringan
aspirasi masyarakat; (2) musyawarah padukuhan; (3) tindak lanjut pemerintah
desa yang terdiri atas pemilihan prioritas aspirasi, perencanaan anggaran
kegiatan dan musyawarah rencana pembangunan desa; (4) penetapan dokumen
RPJM Desa.
3. Proses penyusunan RKP Desa Caturharjo yang mengacu pada dokumen RPJM
Desa Caturharjo, terdiri atas 3 tahap: (1) pembentukan tim penyusun RKP
Desa; (2) pemilihan prioritas program tahunan; dan (3) penetapan dokumen
RKP Desa.
4. Kendala dalam implementasi program RPJM Desa Caturharjo, di antaranya 1)
sumber dana belum mencukupi pembangunan desa; 2) perubahan prioritas yang
lebih mendesak; dan 3) kepedulian masyarakat kurang terhadap pembangunan
infrastruktur jalan antar desa.
43
BAB VII
KRITIK DAN SARAN TERHADAP MATA KULIAH
-
Mata kuliah Perencanaan Desa memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa karena
secara tidak langsung mendidik mahasiswa melakukan penelitian dan riset
walaupun dalam skala mini riset. Sebaiknya mata kuliah Perencanaan Desa
ditawarkan pada semester awal sehingga mahasiswa mendapatkan ide penelitian
yang lebih beragam untuk mengajukan tema skripsi ataupun tugas akhir.
Mahasiswa pun dapat memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam penelitian.
Kelebihan lainnya adalah mahasiswa memiliki waktu dan kesempatan penelitian
yang lebih banyak dibandingkan apabila mata kuliah ini ditawarkan pada semester
akhir.
Hasil dari mata kuliah Perencanaan Desa sangat bermanfaat apabila dibuat
publikasi. Bentuk publikasi dapat berupa jurnal, buku, video, ataupun bentuk
lainnya. Informasi dan pengetahuan yang didapatkan dapat disebarluaskan kepada
kalangan umum dan dapat meningkatkan kualitas dan meningkatkan eksistensi
Program Studi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi UGM.
Mata kuliah Perencanaan Desa sangat bermanfaat bagi mahasiswa sehingga lebih
baik apabila dijadikan sebagai mata kuliah wajib. Selain itu, jumlah sks mata
kuliah Perencanaan Desa dapat ditingkatkan dari jumlah semula 2 sks. Mata kuliah
Perencanaan Desa dapat digabungkan dengan mata kuliah Geografi Pedesaan
sebagai suatu mata kuliah dengan konsep yang berkelanjutan. Setelah mengambil
mata kuliah Geografi Pedesaan, mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata
44
kuliah
Perencanaan
Desa
pada
semester
berikutnya
sehingga
proses
Dosen pengampu mata kuliah dapat menerapkan konsep pembelajaran mata kuliah
Perencanaan Desa kedalam mata kuliah lain sehingga proses pembelajaran menjadi
lebih menarik dna merangsang mahasiswa untuk melakukan penelitian riset.
Penelitian dan riset tidak hanya menjadi syarat wajib mahasiswa untuk lulus dan
memperoleh gelar sarjana, namun membentuk dan meningkatkan pemikiran kritis
mahasiswa terhadap kajian perencanaan pembangunan wilayah. Mahasiswa tidak
hanya mempelajari pembangunan wilayah dari bentuk konsep dan materi, tetapi
mempelajarinya dari proses di lapangan.
45
DAFTAR PUSTAKA
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional.
Jakarta:
46