TAHUN 2013
Oleh :
Dibiayai Dari Dana DIPA BLU Universitas Udayana Tahun Anggaran 2013
Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan (Kontrak)
Nomor : 74.118/UN.14.2/PNL.01.03.00/2013 Tanggal 16 Mei 2013
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
ABSTRACT
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Mahaesa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Berbasis asset di Desa Kutuh Kabupaten Badung” dapat diselesaikan tepat pada
1. Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika SpPd KEMD selaku Rektor Universitas
Udayana.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT, selaku Ketua Lembaga Penelitian
Universitas Udayana.
4. Bapak Drs. I Nyoman Mesir selaku Kepala Desa Kutuh kabupaten Badung
dan seluruh pegawai di jajaran pemerintahan Desa Kutuh, yang telah banyak
5. Semua pihak yang banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
disadari bahwa laporan kemajuan penelitian ini jauh dari sempurna maka kritik
dan saran selalu diharapkan demi lebih sempurnanya laporan kemajuan ini.
Denpasar,September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
di Pantai Pandawa...........................................................................37
5.1 Kesimpulan..............................................................................................40
5.2 Saran........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................32
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Gambar 4.3 Potensi Daya Tarik Wisata Bawah Laut Pantai Pandawa.................26
PENDAHULUAN
menyumbangkan devisa sebesar US$ 9,1 milyar atau naik sebesar5,81 dari tahun
mancanegara yang mencapai 8,04 juta orang pada tahun 2012, serta peningkatan
persen, yaitu dari US$1.118,26 menjadi US$1.133,81 pada tahun 2012 (BPS,
2013).
Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang menjadi favorit
wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Salah satu faktor yang menjadi
daya tarik wisata Bali adalah pantai dengan segala daya tariknya. Dengan garis
pantai sepanjang kurang lebih 470 km, pembangunan pariwisata di wilayah pantai
atau pesisir Pulau Bali menjadi sangat potensial. Sejarah perkembangan pariwisata
di Bali pun bermula dari wilayah pesisir seperti daerah Pantai Kuta dan Sanur
yang sudah dikenal sejak kedatangan Belanda pada tahun 1906 (Picard, 2006).
dampak positif yang diharapkan. Serbuan investor asing dengan kekuatan modal,
akses informasi serta pasar yang kuat dengan mudah dapat menguasai berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat lokal sehingga pada akhirnya
kontrol atas sumber daya yang mereka miliki. Hal ini mendorong terjadinya
terus dilaksanakan karena dipercaya sebagai salah satu cara untuk mempercepat
rumput laut.
Menyadari sumber daya yang dimiliki yaitu panorama laut dari atas tebing
serta pantai yang berpasir putih masyarakat Kutuh mulai melirik sektor usaha
hidup mereka. Pantai di Desa Kutuh merupakan salah satu sumber daya yang kini
mulai dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata baru. Pantai yang juga
merupakan lahan pertanian rumput laut bagi masyarakat Desa Kutuh kini mulai
rumput laut milik masyarakat setempat. Menurut kepala Desa Kutuh I Nyoman
Mesir pengembangan pantai Kutuh yang kini lebih dikenal dengan nama Pantai
oleh masyarakat Desa Kutuh maupun pemerintah desanya masih sangat terbatas.
1. Apa saja potensi daya tarik wisata yang dimiliki di Pantai Pandawa Desa
Kutuh
2. Bagaimana upaya masyarakat Desa Kutuh khususnya masyarakat pesisir di
tujuan wisata ?
1. Mengetahui potensi daya tarik wisata yang ada di Pantai Pandawa Desa
kabupaten Badung
berikut.
1. Manfaat Teoritis
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi
pariwisata.
2. Manfaat Praktis
diharapkan nantinya dapat dijadikan masukan dan bahan evaluasi baik bagi
bagi masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang artinya kekuatan. Kata daya
mendapat awalan ber menjadi kata berdaya yang arinya mempunyai daya atau
akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi
suatu proses, pemberdayaan adalah usaha yang terjadi terus menerus sepanjang
hidup manusia.
kegiatan ekonomi yang berlangsung adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
manajemen.
atas tindakannya.
penunjang kelautan dan perikanan ataupun usaha lainnya serta terkait dengan
pelestarian lingkungan.
Definisi inipun bisa juga dikembangkan lebih jauh karena pada dasarnya banyak
orang yang hidupnya bergantung pada sumberdaya laut. Mereka terdiri dari
nelayan pemilik kapal, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut
lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, supplier faktor sarana produksi perikanan.
Dalam bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa
kehidupannya.
Kata pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses atau upaya jika
mengacu pada konteks perubahan sosial dan ekonomi. Namun lebih jauh
merata serta akses yang lebih luas pada fasilitas pendidikan, kesehatan dan
kesejahteraan.
pariwisata dapat diartikan sebagai suatu upaya atau proses untuk meningkatkan
dan aset memiliki korelasi yang sangat dekat, namun menurut Sherraden (dalam
maupun akumulasi aset yang ada dalam keluarga sedangkan pendapatan merujuk
pada arus sumber daya yang dimiliki oleh sebuah keluarga untuk memenuhi
konsumsi barang dan jasa serta peningkatan standar hidup. Konsep pembangunan
lagi memiliki tabungan yang dapat digunakan untuk tujuan jangka panjang.
investasi dan akumulasi aset yang pada akhirnya lebih mendorong masyarakat
politik dan ekonomi yang mendorong pemeratan pendapatan dan akumulasi asset
pada masyarakat lokal dan pemerintah daerah yang menjadikan pariwisata sebagai
core- business yang sesuai dengan potensi dan asset yang dimiliki daerah wisata
bersangkutan.
Potensi wisata adalah segala hal dan keadaan nyata dan dapat diraba
maupun yang tidak dapat diraba, yang digarap, diatur, dan disediakan sedemikian
1. Site Attraction, yaitu suatu tempat yang dapat disajikan daya tarik wisata,
2. Event Attraction, yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang menarik untuk
lain.
1. Potensi Budaya
2. Potensi Alamiah
Adalah potensi yang ada di masyarakat yang berupa potensi fisik dan potensi
alam.
di daerah tujuan wisata atau dalam Bahasa Inggris “Tourist Resort” (Wahyudi,
2001). Menurut Pendit, daerah tujuan wisata adalah daerah yang karena atraksi
(Wahyudi, 2001). Potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di suatu
daerah, baik berupa budaya atau alam yang dapat dikembangkan menjadi daya
tarik wisata.
Daya tarik wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber
daya wisata untuk dikembangkan dan memiliki daya tarik, sehingga wisatawan
menyatakan bahwa “daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang sasarannya
adalah wisata”. Daya tarik wisata diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi
sasaran wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik,
1. Benda yang terdapat di alam semesta (nature amenities) berupa iklim, bentuk
dan pemandangan alam, hutan belukar, flora dan fauna, pusat-pusat kesehatan,
yang merupakan salah satu sumber yang amat penting untuk ditawarkan
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh suatu daerah tujuan wisata, yaitu:
1. Something to see
Daerah atau tempat tersebut harus ada daya tarik wisata yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh daerah lain atau daya tarik khusus untuk dapat
2. Something to do
3. Something to buy
Daya tarik tersebut haruslah tersedia fasilitas belanja barang atau souvenir dan
METODE PENELITIAN
belum adanya investor asing dalam pengembangan pantai Pandawa sebagai daya
tarik wisata. Kondisi Pantai Pandawa ini juga merupakan ladang rumput laut
berikut:
pariwisata.
2. Aset Pembangunan pariwisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat Desa Kutuh baik itu
yang yang digunakan atau dilibatkan baik secara langsung maupun tidak
Pantai Pandawa.
1. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang akan disusun serta
jumlah penduduk.
2. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur secara langsung dengan
Tarik Wisata Pantai Pandawa, Struktur Organisasi, sejarah Desa Kutuh, dan
informasi lain yang terkait dengan penelitian ini (Buchari Alma, 2004: 106).
1. Sumber Data Primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan secara
penelitian.
2. Sumber Data Sekunder yaitu data telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak
lain dalam bentuk data jadi, yang dapat berupa dokumen dan laporan ilmiah
proses analisis.
lapangan antara lain kamera digital dan tape recorder untuk merekam informasi-
(interview guideline), dengan tujuan agar dalam proses pengumpulan data dapat
penelitian, dalam proses pengumpulan data dipergunakan pula alat tulis untuk
(2009:316)
adalah :
terdiri atas buku, jurnal ilmiah, dokumen organisasi, berita atau liputan
sehingga dapat memberikan makna dan gambaran yang jelas untuk menjawab
Hasil analisis data penelitian akan disajikan secara formal yakni penyajian
data dalam bentuk tabel-tabel atau bagan dan penyajian secara informal di mana
hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk naratif sehingga kedua bentuk penyajian
data ini dapat memberikan suatu gambaran lengkap dari permasalahan yang akan
dibahas.
BAB IV
Sejarah Desa Kutuh berawal dari sejarah Kerajaan Badung yang dipimpin
oleh Raja Badung yaitu Ida Cokorda III yang bergelar Kyai Anglurah Pemecutan
III, pada tahun 1682. Diceritakan pada suatu hari beliau melakukan perjalanan
memasuki hutan belantara yang sangat keramat, indah dan nyaman dihati beliau
yang berada diwilayah Kaki Pulau Bali bagian selatan. Didalam hutan tersebut
beliau bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang bernama Ni
Rangdu Kuning yang menghuni hutan keramat. Sebagai seorang lelaki yang
Pada suatu saat Ni Rangdu Kuning ditinggal oleh Sang Raja kembali ke
Puri Pemecutan dan tidak pernah kembali lagi, maka Ni Rangdu Kuning tinggal
sendirian bersama putranya. Karena lama Sang Raja tidak kembali maka Ni
Rangdu Kuning mulai melakukan perjalanan ke arah timur dan sampailah disuatu
tempat yang tidak diketahui namanya dan daerah tersebut banyak ditumbuhi oleh
Pohon Kayu Kutuh yang besar – besar, dan sampai sekarang masih ada dua pohon
Kayu Kutuh yang sangat besar. Karena daerah yang dijumpai tersebut banyak
ditumbuhi pohon Kayu Kutuh yang menjadi tempat tinggal Ni Rangdu Kuning,
maka tempat tersebut diberi nama Kutuh oleh beliau, dan seterusnya oleh
masyarakat setempat dijadikan nama Desa yaitu Desa Kutuh ( Desa Adat Kutuh ).
Pada Jaman Penjajahan Belanda di Indonesia, maka Desa Kutuh dijadikan
Perbekelan Desa Kutuh yang dipimpin oleh seorang perbekel. Namun pada masa
Atas permintaan masyarakat Desa Kutuh yang ingin memisahkan diri dari
Desa Ungasan maka pada tanggal 25 Juni Tahun 1999 Pemerintah Kabupaten
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor : 273 Tahun 1999, dan
mengangkat Drs. I Nyoman Mesir sebagai pejabat Kepala Desa Persiapan Kutuh.
Pada tahun 2002 sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Badung Nomor :
342 Tahun 2002, Tanggal 6 Maret 2002 Desa Persiapan Kutuh resmi menjadi
Desa Dipenitif yaitu Desa Kutuh yang diresmikan oleh Bupati Badung Anak
Adapun Kepala Desa yang memegang jabatan di Desa Kutuh sejak Desa
Persiapan dan setelah menjadi Desa Dipinitif sampai sekarang adalah sebagai
berikut (1) Pada masa Desa Persiapan, yaitu Tahun 1999 – 200 dipimpin oleh
Drs. I Nyoman Mesir. (2) selanjutnya pada masa definitif periode 2002 -2007 Drs.
melalui proses pemilihan langsung, dan (3) masa definitif periode 2007-2013
Desa Kutuh terletak di kaki Pulau Bali paling ujung selatan yang termasuk
bagian dari Wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Dilihat dari posisi ketinggian, Desa Kutuh berada rata-rata pada ketinggian 180
Dilihat dari iklim, Desa Kutuh beriklim tropis yang pada umumnya terdiri
dari 5 bulan musim hujan dan 7 bulan musim kemarau, dengan curah hujan rata-
rata pertahunnya antara 1000 s/d 2000 mm. Sedangkan suhu udara rata-rata
minimum 24 oC dan maksimum 32 oC dengan faktor iklim, curah hujan dan suhu
udara, menunjukan kondisi sedang sehingga kehidupan flora dan fauna dapat
Luas wilayah Desa Kutuh adalah seluas 976,800 Ha yang sebagian besar
Salah satu wilayah pesisir yang kini dikembangkan sebagai daerah tujuan
wisata yaitu Pantai Pandawa yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama Pantai
Melasti oleh masyarakat Desa Kutuh dan Secret Beach oleh wisatawan
mancanegara.
Gambar 4.1
Peta Wilayah Desa Kutuh
Sumber: http://desakutuh-badung.net/?page_id=214
4.1.3. Demografi Penduduk dan Lembaga Kemasyarakatan Desa Kutuh
penduduk laki-laki sebanyak 1.867 orang dan jumlah penduduk perempuan 1.861
dan pegawai swasta yang bekerja disektor pariwisata. Pada table 4.1 dapat dilihat
Tabel 4.1
Distribusi Penduduk Desa Kutuh Menurut Mata Pencaharian
Tahun 2012
NO MATAPENCAHARIAN TAHUN 2009
1 Petani 793 orang
2 Buruh 24 orang
3 Jasa Perdagangan 152 orang
4 Tukang / Lainnya 61 orang
5 Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 42 orang
6 Pegawai Swasta 771 orang
7 Dokter / Bidan / Paramedis 5 orang
8 TNI / POLRI - orang
9 Pensiunan TNI / POLRI - orang
10 Pengrajin 8 orang
11 Belum / Tidak Bekerja - orang
JUMLAH 1.861 orang
Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Desa Kutuh, 2012
tumbuh dan berkembang di Desa Kutuh merupakan mitra kerja bagi Pemerintahan
Desa Kutuh dalam melaksanakan pembangunan dalam arti luas. Organisasi-
Tani Ternak Tulus Dadi,(2) Kelompok Tani Ternak Bakis Sari, (3)
Kelompok Tani Ternak Tulus Kabeh, (4) Kelompok Tani Ternak Eka
Amerta, (5) Kelompok Tani Ternak Rare Angon, (6) Kelompok Tani
Ternak Mekar Jati, (7) Kelompok Tani Gubug, (8) Kelompok Tani Ternak
Jagat Karana, (9) Kelompok Tani Ternak Bekul Sari, (10) Kelompok Tani
7. Kelompok Subak Abian yang terdiri dari; (1) Subak Abian Pantigiri,
(2)Subak Abian Tulus Dadi dan (3) Subak Abian Kertha Buana.
Rumput Laut Merta Sari, (2) Kelompok Tani Rumput Laut Segara
Amertha, (3) Kelompok Tani Rumput Laut Artha Segara Jati, (4)
Kelompok Tani Rumput Laut Sari Segara dan (5) Kelompok Tani Rumput
11. Sekaa Santhi diantaranya; (1)Sekaa Santhi Giri Yasa, (2) Sekaa Santhi
Sekar Alit, (3) Sekaa Santhi Candra Githa dan (4)Sekaa Santhi Puspa Ayu
12. Kelompok Kesenian antara lain; (1) Sekaa Gong Suara Dharma Githa
Banjar Petangan, (2) Sekaa Gong Sancita Werdhi Banjar Pantigiri, (3)
Sekaa Gong Merdu Suara Jati Banjar Kaja Jati,(4) Sekaa Gong Kartika
Sandhi Banjar Jaba Pura, (5) Sekaa Angklung Suara Kartika, (6) Sekaa
Angklung Kartika Sandhi Banjar Jaba Pura, (7) Sekaa Cak Suara Giri
14. Perkumpulan Olah Raga antara lain; (1) Persatuan Sepak Bola Banjar
Petangan, (2) Persatuan Sepak Bola Banjar Pantigiri, (3) Persatuan Sepak
Bola Banjar Kaja Jati, (4) Persatuan Sepak Bola Banjar Jaba Pura, (5)
Persatuan Pencak Silat Bhakti Negara, (6) Persatuan Bulu Tangkis Karang
Putih
Potensi daya tarik wisata suatu daerah meliputi segala hal atupun sumber
daya baik itu yang nyata dan dapat diraba maupun yang tidak yang dapat
daya tarik wisata ini dapat berupa potensi alamiah yaitu potensi fisik yang telah
disediakan oleh alam dan juga potensi budaya yang merupakan hasil cipta
manusia baik pada masa lampau, sekarang maupun yang akan datang.
Potensi alam yang dimiliki oleh Pantai Pandawa yang dimanfaatkan untuk
menarik kedatangan wisatawan antara lain kontur alam yang berbukit, pantai yang
pemandangan Pantai Pandawa dan Samudera Hindia dari atas bukit. Wisatawan
juga dapat menikmati pemandangan matahari terbit dipagi hari. Penataan yang
baik, kontur alam yang berbukit ini dapat dijadikan dayatarik wisata yang
Daerah Pantai Pandawa merupakan data tarik utama bagi wisatawan untuk
mengunjungi Desa Kutuh. Meskipun daerah pantai yang dimiliki oleh Desa Kutuh
hanya 5 Ha namun pantai yang membentang dari timur ke barat memiliki pasir
putih dan perairan yang cukup tenang dibeberapa bagian. Daerah Pantai Pandawa
merupakan pantai yang memiliki perairan yang cukup tenang sehingga selain
dapat menikmati pemandangan pantai wisatawan juga dapat melakukan aktivitas
seperti berenang dan juga bermain cano. Dibeberapa bagian pantai ini langsung
dibatasi tebing berkarang dan juga dasar perairan pantai berkarang sehingga
Gambar 4.2
Pemandangan Pantai Pandawa dari Atas Bukit
Selain memiliki Pantai landai yang berpasir putih, di bagian barat daerah
Pantai Pandawa juga memiliki pesona pemandangan bawah air yang berupa
terumbu karang yang dihuni berbagai macam ikan laut. Bagi wisatawan
penggemar aktivitas snorkeling, pantai Pandawa dapat menjadi salah satu spot
Gambar 4.3
Potensi Daya Tarik Wisata Bawah Laut Pantai Pandawa
4.2.2. Potensi Daya Tarik Wisata Budaya Pantai Pandawa
Selain memiliki potensi daya tarik wisata alamiah Pantai Pandawa Desa
Kutuh juga memiliki potensi daya tarik budaya seperti kehidupan masyarakat
Desa Kutuh, ladang pertanian rumput laut dan juga bangunan-bangunan yang
Desa Kutuh.
petani rumput laut khususnya di daerah Pantai Pandawa. Lahan rumput laut
dipesisir Pantai Pandawa mencapai 750 m2. Hamparan lahan budidaya rumput
laut dan kegiatan mnasyarakat petani rumput laut itu sendiri dapat menjadi atraksi
yang menarik bagi wisatawan. Kegiatan menanam ataupun memanen rumput laut
juga dapat dijadikan atraksi bagi wisatawan yang berminat untuk melakukan
kegiatan tersebut.
Gambar 4.4
Kehidupan masyarakat Petani Rumput Laut di Pantai Pandawa
tokoh-tokoh pewayangan pendawa lima sesuai dengan nama yang diberikan untuk
pantai tersebut. Ukuran patung yang cukup besar serta menghadap kelaut akan
memberikan daya tarik tersendiri dimana saat menyaksikan patung-patung
tersebut sekaligus dapat menikmati pemandangan laut dari kaki2 patung tersebut.
patung tersebut dapat menjadi salah satu daya tarik yang dapat dinikmati oleh
untuk melestarikan dan menambah terumbu karang alami yang telah ada
dikembangkan oleh kelompok wanita tani rumput laut juga dapat menjadi salah
satu daya tarik kuliner yang dapat dikembangkan sebagai makanan khas Pantai
Pandawa yang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil rumput laut di Bali.
melasti oleh masyarakat setempat, karena pantai ini awalnya memang lebih sering
digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan upacara keagamaan umat
hindu seperti melasti dan juga rangkaian upacara ngaben. Jalan menuju pantai ini
pada saat itu masih sangat sulit karena harus menuruni bukit kapur yang cukup
Kondisi perairan pantai Melasti yang cukup tenang dan cocok untuk lahan
mengembangkan rumput laut maka masyarakat Desa Kutuh juga mulai melirik
budidaya rumput laut di pantai ini masyarakat khususnya para petani rumput laut
Kutuh seperti Nusa Dua, Sawangan, Pecatu dan Jimbaran, Desa Kutuh pun mulai
sering dilewati oleh wisatawan. Banyak wisatawan khususnya yang hobi bermain
surfing mulai mencari-cari pantai khususnya yang berada di Wilayah Bali selatan
menemukan pantai Melasti ini yang kemudian mereka sebut dengan nama Secret
Beach. Diberi nama Secret Beach karena pantai ini memang tersembunyi di balik
bukit kapur dan jalan menuju pantai pada saat awal mereka datang masih sangat
sulit untuk dilalui, sehingga mereka harus berjalan kaki cukup jauh untuk dapat
mencapai pantai tersebut. Tidak diketahui secara pasti siapa wisatawan yang
memberikan nama Secret Beach. Nama Secret Beach lebih dulu dikenal diluar
di wilayah mereka lebih dikenal dengan nama Secret beach dilakangan wisatawan
mancanegara.
mengunjungi Pantai Melasti atau Secret Beach pada tahun 1999 pemerintah Desa
Kutuh bersama dengan Masyarakat Desa Kutuh mulai membangun akses jalan
yang lebih lebar untuk menuju Pantai Melasti. Membutuhkan waktu selama
kurang lebih 4 tahun untuk mengeruk dan membelah perbukitan kapur sehingga
akses jalan menuju Pantai Melasti dapat lebih mudah dan dapat dilalui kendaraan.
Jalan yang masih berupa batu kapur ini memberikan kemudahan baik bagi
wisatawan yang ingin mengunjungi Pantai Melasti atau Secret Beach maupun bagi
masyarakat Desa Kutuh khususnya petani rumput laut untuk mengangkut hasil
usahanya.
Dengan dibukanya jalan menuju Pantai Melasti pada tahun 1999 tersebut,
Villa, paragliding dan paralayang. Namun usaha-usaha ini lebih banyak dikelola
baru, masyarakat Desa Kutuh khususnya lagi masyarakat yang bertani rumput laut
di pantai Melasti ini, sedikit demi sedikit mulai menata daerahnya seperti
pantai, membersihkan areal pantai dan juga mengatur areal pertanian rumput laut
dari bibir pantai agar pengunjung yang ingin berenang tidak sampai mengganggu
rumput laut yang mereka tanam. Tebing-tebing di sepanjang jalan masuk juga
Gambar 4.5
Pembangunan Jalan Menuju Pantai Pandawa
Selain untuk menambah daya tarik wisata pembangunan patung-patung ini juga
Desember 2012 Pantai Melasti diresmikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata
baru dengan nama Pantai Pandawa. Peresmian ini dilakukan bersamaan dengan
baik seni dan olahraga yang diikuti oleh seluruh Masyarakat Desa Kutuh
Pantai Pandawa sebagai daerah tujuan wisata baru efektif dari bulan February
2013. Berbagai usaha wisata pun dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat
Desa Kutuh untuk mendukung Pantai Pandawa sebagai daerah tujuan wisata
farming. Usaha-usaha ini ada yang dikelola secara berkelompok seperti usaha
snorkeling, paragliding dan agrowisata laut, dan juga dikelola atau milik
perorangan seperti jasa penyewaan payung pantai dan penyewaan kano serta
Gambar 4.6
Berbagai Usaha di Pantai Pandawa
sepenuhnya dilakukan secara mandiri oleh masyarakat Desa Kutuh Sendiri dengan
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat itu
Pandawa maupun modal usaha bagi masyarakat Desa Kutuh yang ingin membuka
juga dilakukan namun pinjaman modal dari pihak luar ini lebih ditujukan kepada
para petani rumput laut untuk mengembangkan usaha budidaya rumput lautnya.
Pinjaman modal dengan bunga rendah dari perbankkan ini diharapkan nantinya
dapat meringankan beban para petani rumput laut dalam menjalankan usaha
budidaya rumput lautnya sehingga dengan demikian mereka akan tetap tertarik
pada budaya pesisir sebagai petani rumput laut akan tetap terjaga yang menjadi
warung makanan dan minuman, penyewaan payung dan cano juga dilakukan
Salah satu usaha pemerataan tersebut antara lain dengan membatasi jumlah
kepemilikan jumlah payung dan cano yang boleh disewakan sehingga tidak terjadi
monopoli dari masyarakat yang memiliki modal yang lebih besar. Kepemilikan
payung dan kano dibatasi hanya 2 payung per orang dan 5 kano per orang,
sedangkan untuk usaha warung sementara ini masyarakat khususnya petani
mereka menyimpan hasil rumput lautnya. Namun kedepannya usaha warung ini
bangunan gazebo akan diberikan kepada max 3 orang dari masyarakat Desa
Kutuh untuk berdagang minuman dan makanan ringan saja. Sedangkan untuk
jenis makanan lainnya dan cinderamata akan dibuatkan tempat khusus diluar areal
pantai Pandawa. Usaha snorkeling, diving dan paragliding masih dikelola secara
Pengembangan daya tarik wisata bawah air yang dimiliki oleh Pantai
menambah jumlah terumbu karang yang telah tumbuh secara alami. Lokasi
penanaman terumbu karang yang baru ini juga ditata sedemikian rupa sehingga
sehingga kedepannya taman bawah laut ini akan dapat menjadi sebuah diorama
Gambar 4.7
Penanaman Terumbu Karang
penting. Kedua, dukungan masyarakat lokal menjadi akses yang sangat penting
dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang
garda terdepan untuk menjaga lingkungan alam dan budayanya yang dijadikan
menjadi core-business yang sesuai dengan potensi dan asset yang dimiliki daerah
mendorong mereka untuk menjaga sumber daya atau asset yang dimilikinya untuk
masyarakat Desa Kutuh menjadi bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
Pantai Pandawa
laut dan merupakan salah satu sentra penghasil rumput laut di Kabupaten
Badung khususnya dan Bali pada umumnya sehingga petani rumput laut
memanfaatkan asset petani rumput laut ini dilibatkan secara aktif dalam
untuk mengolah hasil rumput laut sehingga dapat dijadikan sajian kuliner
pertanian mereka.
khususnya petani rumput laut untuk membuka usaha meski masih dalam
pantai Pandawa sebagai daerah tujuan wisata serta tersedianya sarana dan
5.1. Kesimpulan
memanfaatkan asset sumber daya alam dan sumber daya budaya yang dimiliki
Potensi sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata alamiah di
Pantai Pandawa antara lain; perbukitan kapur yang menghadap Samudera Hindia
pemandangan matahari terbit, pantai yang berpasir putih dengan perairan yang
cukup tenang dan terumbu karang yang dihuni berbagai macam ikan laut.
Potensi daya tarik wisata budaya yang dimiliki oleh masyarakat Desa
pertanian rumput laut, kehidupan masyarakat petani rumput laut itu sendiri, olahan
Potensi daya tarik wisata yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Kutuh
secara adil dan merata kepada masyarakat Desa Kutuh pada umumnya dan Pantai
masyarakat lokal.
5.2. SARAN
pembangunan masih kuat karena kebutuhan akan sarana dan prasarana masih
mendorong kebutuhan akan sarana dan prasarana yang lebih baik yang tentu saja
membutuhkan modal yang lebih besar. Hal ini dikhawatirkan akan mendorong
di daerahnya. Untuk mencegah terjadinya hal ini beberapa saran yang dapat
monopoli.
DAFTAR PUSTAKA
Nikijuluw, Viktor P.H. 2001. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir
serta Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu. Makalah pada Pelatihan Pengelolaan
Pesisir Terpadu. Proyek Pesisir, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Payne M. 1997. Modern Social Work Theory. Edisi Kedua. London: MacMillan
Press Ltd.
Picard, Michel. 2006. Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Jakarta.
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Forum Jakarta –Paris.
Profil Desa dan Kelurahan Desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung Provinsi Bali Tahun 2012
Web Resmi Desa Kutuh KAbupaten Badung. tt. Desa Kutuh Kuta Selatan –
Badung – Bali. Diunduh dari http://desakutuh-badung.net/ pada tanggal 1
september 2013.