Anda di halaman 1dari 62

TUGAS AKHIR

PELUANG PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA DI PUNCAK

PATO KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

Oleh :

Yola Novita Sari

NPM : 20104066015

Program Studi : BINA WISATA

AKADEMI PARIWISATA PARAMITHA

BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tugas akhir yang

berjudul “ Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di Puncak Pato Kecamatan

Lintau Buo Utara” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas akhir ini disusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya

Pariwisata di Akademi Pariwisata Paramitha Bukittinggi.

Selama penyusunan tugas akhir ini penulis menemukan banyak kendala

diantaranya kurang nya pengalaman dalam melakukan penulisan serta

terbatasnya sumber bacaan. Akan tetapi semua dapat diatasi dengan bantuan

dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Yolveri, SH, MH selaku Direktur Akademi Pariwisata Paramitha

Bukittinggi.

2. Ibuk Fresti Yuliza, S. Sn. MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

Tugas Akhir selesai dengan baik.

3. Bapak dan Ibuk staff pengajar Akademi Pariwisata Paramitha.

4. Bapak Ismail, S.Pd selaku Pengelola Objek Wisata Puncak Pato.

5. Orang tua tercinta, Ayahanda Adre Chandra (Alm) dan Ibunda Desviyeni

(Almh) yang telah banyak memberikan do‟a, dukungan baik moril maupun

materil semasa hidupnya kepada saya sehingga kenangan, kehangatan

i
pelukan yang telah ayahanda dan ibunda berikan kepada saya mampu

mengantarkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Abang yang telah membuat saya kuat dan bertahan menjalani kehidupan.

7. Seluruh keluarga yang mendukung dan memberi semangat penuh dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

8. M. Dani Fadullah yang saling memberikan dukungan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Sahabat saya Putri, Rahma, Yusra, Ainul yang memberikan dukungan dan

motivasinya.

10. Teman-teman seperjuangan Akademi Pariwisata Paramitha Bukittinggi.

11. Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian tugas akhir yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan

saran yang membangun dalam menyempurnakan Tugas Akhir ini.

Bukittinggi, 2023

Yola Novita Sari


20104066015

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................


PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ........................................................................
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...........................................................................
KATA PERSEMBAHAN ........................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
ABSTRAK .............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................4
1.3 Hipotesis ................................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................5
1.6 Ruang Lingkup Pembahasan .................................................................5
1.7 Metode Penelitian ..................................................................................6
1.8 Sistematika Penulisan ............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................8


2.1 Peluang Pengembangan Atraksi Wisata ................................................8
2.2 Objek Wisata Puncak Pato ..................................................................13
2.3 Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di Puncak Pato Kecamatan
Lintau Buo Utara .................................................................................16
BAB III TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN ....................................17
3.1 Sejarah Umum Puncak Pato ................................................................17
3.2 Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................20
3.3 Fasilitas Puncak Pato ...........................................................................21
3.4 Harga Tiket dan Jam Buka Puncak Pato .............................................24
3.4.1 Harga Tiket ................................................................................24
3.4.2 Jam Buka ...................................................................................24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................26

iii
4.1 Daya Tarik Puncak Pato .......................................................................26
4.2 Atraksi Wisata Budaya Puncak Pato ....................................................27
4.3 Produk Wisata Puncak Pato ................................................................28
4.4 Kuliner Khas Puncak Pato ...................................................................30
4.5 Kelebihan Alam Dan Kelebihan Budaya Yang Dimiliki Objek Wisata
Puncak Pato .........................................................................................31
4.6 Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di Puncak Pato .....................32
4.7 Kelebihan yang Menjadi Daya Tarik Wisata Puncak Pato Sehingga
Berpotensi Untuk Dikembangkan .......................................................34
4.8 Pengembangan Objek Wisata Puncak Pato .........................................36
4.9 Dukungan Pemerintah Dalam Mempromosikan dan Mengembangkan
Objek Wisata Puncak Pato ..................................................................37
4.10Event Pertunjukan yang Diadakan di Puncak Pato .............................39
4.11Strategi Pengembangan Wisata Puncak Pato ......................................40

BAB V PENUTUP ...............................................................................................42


5.1 Kesimpulan ..........................................................................................42
5.2 Saran ....................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................44

LAMPIRAN ..........................................................................................................46

iv
PELUANG PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA DI PUNCAK PATO KECAMATAN LINTAU BUO
UTARA

Yola Novita Sari


Akademi Pariwisata Paramitha

ABSTRAK
Sebagai daerah dengan sektor pariwisata yang cukup banyak, pemerintah
Kabupaten Tanah Datar harus melakukan pembangunan dalam berbagai sektor
terutama sektor pariwisata. Mengingat dengan potensi wisata yang cukup besar
harus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Salah satu tempat pariwisata
yang tengah terus mengalami pengembangan adalah sektor wisata puncak pato
(Bukit marapalam). Puncak pato memang terkenal dengan udara yang sejuk,
pemandangan yang indah dan memiliki peristiwa bersejarah wisata Puncak Pato
ini terus dikembangkan. Sampai sekarang sudah terlihat jumlah pengunjung yang
terus meningkat untuk datang mengunjungi Puncak Pato. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana peluang pengembangan atraksi wisata sebagai daya
tarik wisata di Puncak Pato. Dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif,
sedangkan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
potensi yang dimiliki objek wisata Puncak Pato sangat memadai, peluang
geografis yang strategis dan memiliki sejarah yang mampu menarik minat
pengunjung, namum belum optimalnya promosi yang dilakukan dalam
mengembangkan objek wisata dan kurangnya atraksi wisata yang ada di Puncak
Pato.

Kata Kunci: Peluang, pengembangan wisata, daya tarik wisata

v
ABSTRACT
As an area with quite a lot of tourism sector, Tanah Datar Regency government
must carry out development in various sectors, especially the tourism sector.
Given the considerable tourism potential, it must be supported by adequate
infrastructure. One of the tourism places that is continuing to experience
development is the peak pato tourism sector (Bukit marapalam). Pato Peak is
indeed famous for its cool air, beautiful scenery and has historical events Puncak
Pato tourism continues to be developed. Until now it has been seen that the
number of visitors continues to increase to come to visit Punak Pato. This study
aims to find out how the opportunity to develop tourist attractions as a tourist
attraction in Puncak Pato. In this study using qualitative data, while the data
sources used are primary and secondary data sources. Data collection techniques
in this study used observation, interview, and documentation techniques. The
results of this study can be concluded that the potential of Puncak Pato tourism
objects is very adequate, strategic geographical opportunities and has a history
that is able to attract visitors, but the lack of optimal promotion carried out in
developing tourist attractions and the lack of tourist attractions in Puncak Pato.

Keywords: Opportunity, tourism development, tourist attraction

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Pemilihan Judul

Pariwisata adalah salah satu sektor industri yang bergerak dibidang jasa,

dimana sampai saat ini masih tetap menjadi sektor industri terbesar di dunia,

khususnya di Indonesia karena dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

selain sektor migas. Indonesia merupakan salah satu negara kaya di dunia

yang menyimpan banyak potensi alam yang dapat dijadikan sebagai objek

wisata. Banyak wisata di Indonesia yang bisa menarik perhatian para pelaku

pariwisata baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri. Banyak jenis potensi

wisata yang ada Indonesia seperti wisata alam, wisata budaya/sejarah dan

wisata minat khusus. Potensi sumber daya alam ini dapat dijadikan sebagai

objek wisata, seperti gunung, laut, sungai, pantai, flora fauna, air terjun,

danau, pemandangan alam dan lain sebagainya.

Secara etymologis “pariwisata” yang berasal dari bahasa sanskerta, yang

terdiri dari dua suku kata yaitu “pari dan wisata”. Pari yang berarti banyak,

berkali-kali atau berkeliling dan wisata berarti perjalanan. Istilah pariwisata

pada umumnya sering digunakan dengan istilah “pengunjung atau visitor”.

Visitor adalah setiap orang atau kelompok orang yang datang ke suatu daerah

atau negara lain dengan maksud apapun kecuali menerima upah (Bakaruddin,

2008:12).

1
Potensi wisata adalah segala macam bentuk sumber daya yang terdapat

pada suatu daerah tertentu yang bisa dikembangkan menjadi suatu bentuk

atraksi wisata. Beberapa produk wisata yang disebabkan oleh tiga komponen

pariwisata yaitu atraksi, fasilitas serta aksesibilitas wisata. Atraksi wisata

dalam sebuah daya tarik wisata merupakan hal yang paling penting dalam

pengembangan daya tarik wisata. Disamping itu juga perlu adanya dukungan

ketersediaan amenitas serta aksesibilitas menuju daya tarik wisata yang

disesuaikan dengan kondisi serta pengembangan atraksi wisata.

Produk wisata merupakan komponen penting dalam industri pariwisata

yang tidak terlepas dari aspek-aspek atraksi, amenitas, dan akses menjadi

komoditas pariwisata yang berdaya jual jika dikelola dan dikembangkan

dengan tepat dan optimal, produk wisata akan mampu meningkatkan

kunjungan wisatawan.

Dalam usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan

penyelenggaraan kepariwisataan, dilakukan pembangunan objek dan daya

tarik wisata, baik dalam bentuk mengusahakan objek dan daya tarik wisata

yang sudah ada maupun membuat objek-objek baru sebagai objek wisata dan

mempunyai daya tarik wisata.

Pengembangan produk wisata Kabupaten Tanah Datar yang didominasi

oleh wisata Sejarah dan Budaya dan wisata alam dimana segala upaya

perencanaan dan penataan pariwisata ini ditujukan untuk keseimbangan

ekosistem alam secara makro yang terdiri dari unsur makhluk hidup dan

2
habitatnya berdasar potensi yang ada serta melibatkan masyarakat dalam

pelaksanaannya.

Kabupaten Tanah Datar memiliki banyak potensi wisata sehingga

menjadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Potensi wisata yang ada

seperti wisata alam, wisata budaya/sejarah dan wisata minat khusus. Puncak

Pato merupakan bagian dari potensi wisata alam yang berada di Kecamatan

Lintau Buo Utara.

Objek Wisata Puncak Pato memiliki kelebihan yang bisa dijadikan

sebagai atraksi wisata, tetapi belum diketahui secara detail kegiatan yang

berpotensi untuk dijadikan sebagai atraksi wisata tersebut yang dapat

menunjang aktivitas wisatawan saat berada di objek wisata ini, sehingga

menyebabkan pelaksanaan kegiatan yang ada saat ini belum secara maksimal.

Salah satu langkah penting yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan

adalah studi potensi daya tarik wisata. Hal ini penting karena perjalanan

wisata ke suatu tempat pada dasarnya dipengaruhi oleh ketertarikan wisatawan

terhadap sesuatu yang disebut daya tarik atau atraksi wisata.

Sebagai daerah dengan sektor pariwisata yang cukup banyak,

pemerintah Kabupaten Tanah Datar harus melakukan pembangunan dalam

berbagai sektor terutama sektor pariwisata. Mengingat dengan potensi wisata

yang cukup besar harus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Salah

satu tempat pariwisata yang terus mengalami perkembangan adalah sektor

wisata Puncak Pato. Wisata ini memang terkenal dengan udara yang sejuk,

pemandangan yang indah dan memiliki peristiwa bersejarah wisata Puncak

3
Pato ini terus dikembangkan. Sampai sekarang sudah terlihat jumlah

pengunjung yang terus meningkat untuk datang mengunjungi Puncak Pato.

Oleh karena itu, alasan peneliti melakukan penelitian di Objek Wisata

Puncak Pato ini, karena banyak kegiatan yang ada bisa menjadi atraksi wisata

sebagai daya tarik wisatawan, tapi pelaksanaannya belum maksimal. Maka

penulis akan mengkaji masalah tersebut dengan mengadakan penelitian yang

diberi judul “Peluang Pengembangan Atraksi Wisata Sebagai Daya Wisata Di

Puncak Pato Kecamatan Lintau Buo Utara”. Yang artinya, mencari

kemampuan/kekuatan yang dimiliki Objek Wisata Puncak Pato baik yang

belum teraktualisasi maupun sudah teraktualisasi namun belum maksimal

yang dapat dikembangkan menjadi atraksi/daya tarik wisata.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas,maka penulis dapat merumuskan masalah yang

akan dibahas sebagai berikut:

1. Apa saja kelebihan yang dimiliki oleh daya tarik wisata Puncak Pato?

2. Bagaimana peluang pengembangan atraksi wisata yang ada di Puncak Pato?

1.3 Hipotesis

Beberapa hipotesis yang bisa penulis rumuskan adalah sebagai berikut:

1. Diduga adanya kelebihan yang bisa dijadikan sebagai atraksi wisata,untuk

dijadikan sebagai atraksi wisata tersebut yang dapat menunjang aktivitas

wisatawan saat berada di objek wisata ini.

4
1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat ditentukan tujuan

penelitiannya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kelebihan apa saja yang dimiliki oleh daya tarik wisata

Puncak Pato

2. Untuk mengetahui bagaimana peluang pengembangan atraksi wisata yang

ada di daya tarik wisata Puncak Pato

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi peneliti ini adalah sebagai informasi dan

pengetahuan yang baru bagi penulis. Dan juga sebagai salah satu syarat

kelulusan D-3 Kepariwisataan/Akademi Pariwisata Paramitha. Sementara

bagi objek penelitian itu sendiri penulisan ini dapat meningkat kan kelebihan

yang dimiliki daya tarik wisata Puncak Pato dan dapat meningkatkan

kunjungan dari wisatawan daerah maupun luar daerah. Adapun bagi

pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan

informasi tentang bagaimana pengembangan atraksi wisata di Puncak Pato,

sebagai referensi tempat wisata di Kabupaten Tanah Datar, dan diharapkan

penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukan penelitian

yang akan di buat selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini,penulis menetapkan batasan

5
masalah yang akan diteliti tentang Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di

Puncak Pato.

1.7 Metode Penelitian

Dalam mengerjakan tugas akhir ini teknik-tenik pengumpulan data

yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu melakukan penelitian dan pengamatan dengan mendatangi

objek penelitian secara langsung untuk melihat permasalahan yang terjadi.

b. Wawancara, yaitu penelitian yang dilakukan proses tanya jawab dalam

penelitian yang berlangsung secara lisan untuk mendengarkan secara

langsung informasi-informasi. Informan yang peneliti wawancara adalah

salah satu pengelola Puncak Pato bernama Ismail S.Pd yang sudah berumur

24 tahun. Informan merupakan mahasiswa tamatan Universitas Negri

Padang dengan jurusan Teknik Otomotif. Wawancara ini dilakukan

dipelantaran jalan Puncak Pato karena disediakan juga fasilitas seperti

tempat duduk untuk wisatawan beristirahat.

Peneliti akan memaparkan hasil wawancara yang diperoleh dengan

informan melalui observasi langsung, peneliti akan menguraikan data dari

hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I,

yaitu mengenai Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di Puncak Pato

Kecamatan Lintau Buo Utara. Hasil penelitian ini diperoleh melalui teknik

pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Teknik tersebut

dilakukan untuk memperoleh data yang alamiah, struktur wawancara yang

6
peneliti rancang bukan merupakan pedoman yang baku, jadi apabila jawaban

yang diberikan informan kurang jelas, peneliti akan mengajukan pertanyaan

lain agar jawaban yang diberikan bisa jauh saat informan menjabarkan.

c. Dokumentasi, yaitu sebuah catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa dalam

bentuk gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang.

1.8 Sistematika Penelitian


Sebagai gambaran tentang isi pembahasan, penulis menggambarkan

bentuk bab-bab yang terdiri dari sub-bab, satu sama lainnya yang berkaitandan

secara keseluruhan merupakan rangkaian yang tak terpisahkan yang tersusun

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini menjelaskan tentang dasar pemilihan

judul, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, ruang

lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka, pada bab ini penulis membahas tentang

penelitian terdahulu yang sama objek formal dan objek

materilinial yang berdasarkan pemilihan judul.

BAB III : Tinjauan Umum Objek Penelitian, pada bab ini penulis

membahas sejarah ringkas Puncak Pato.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan Masalah, membahas tentang hasil

penelitian di Puncak Pato.

BAB V : Penutup, berisikan kesimpulan dari pembahasan masalah pada

bab sebelumnya dan memberikan saran-saran atas kesimpulan

yang dikemukakan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peluang Pengembangan Atraksi Wisata

Penelitian mengenai peluang pengembangan atraksi wisata ini telah

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Berikut adalah beberapa penelitian

terdahulu yang dapat digunakan sebagai referensi untuk memahami tentang

peluang pengembangan atraksi wisata.

Penelitian pertama dilakukan oleh Ni Gusti Ayu Kadek Silviani dan

Nyoman Sunarta (2021) dengan judul “Peluang Pengembangan Atraksi

Wisata di Daya Tarik Wisata Pantai Soka Tabanan, Bali”. Penelitian ini

dilakukan di Daya Tarik Wisata Pantai Soka tepatnya berada di desa Antap,

kecamatan Selemadeg, kabupaten Tabanan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini juga

menggunakan paradigma penelitian kualitatif dengan metode-metode

kualitatif. Adapun hasil yang diteliti oleh peneliti yaitu Peluang

pengembangan suatu daya tarik dapat dilihat dari potensi yang dimiliki.

Sehingga dapat disusun renacana kerja untuk mengembangkan daya tari

wisata berdasarkan potensi yang dimiliki. Pada proses pengembangan daya

tarik pantai Soka, pemerintah telah menegluarkan surat ijin yang diberikan

kepada BPDTW (Badan Pengelola Daya Tarik Wisata) sebagai pengelola dan

diawasi langsung oleh desa adat. Dalam proses pengembangan daya tarik

wisata pantai Soka, masyarakat juga berperan aktif dalam rencana kerja badan

pengelola daya tarik pantai Soka. Adapn rencana kerja pengelola daya tarik

8
pantai Soka yaitu mendirikan landmark yang berbetuk Dewa Baruna yang

merupakan symbol dewa air, penguasa lautan, dan samudra, sehingga pantai

Soka akan menjadi satu – satunya pantai di Tabanan yang memiliki patung di

tengah laut dengan tinggi 15 meter. Selain patung yang memiliki tinggi15

meter, pengelola juga merencanakan untuk membangun patung – patung kecil

berbentuk ikan yang menggambarkan aktivitas neayan di pantai Soka. Atraksi

penunjuang yang akan diadakan di pantai Soka yaitu pementasantarian barong

setiap hari sabtu dan tetap memberikan masyarakat lokal untuk melakukan

kegiatan upacara agama seperti melukat dan melasti.

Penelitian kedua dilakukan oleh Eko Widodo (2017) dengan judul

“Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Karang Sebagai Kawasan

Wisata Bahari di Kabupaten Donggala”. Penelitian ini dilakukan di Pantai

Tanjung Karang Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif, untuk meringkas dan mengevaluasi

semua informasi internal dan informasi eksternal digunakan analisis IFAS dan

EFAS. Kemudian untuk merumuskan strategi pembangunan daerah dengan

melibatkan faktor-faktor internal dan eksternal, digunakan analisis SWOT dan

untuk menentukan strategi pengembangan digunakan Diagram Kartesius.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi fisik dan sosial

ekonomi Pantai Tanjung Karang yang dapat dikembangkan sebagai atraksi

wisata bahari, mengidentifikasi persepsi wisatawan terhadap wisata bahari di

kawasan wisata Tanjung Karang, menganalisis strategi perkembangan daya

9
tarik wisata, dan menganalisis dampak pengembangan tempat wisata dan

pengembangan ekonomi di wisata Tanjung Karang.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Dwi Retno Utari (2017) dengan judul

“Pengembangan Atraksi Wisata Berdasarkan Penilaian dan Preferensi

Wisatawan di Kawasan Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi atraksi yang memiliki potensi

untuk dikembangkan berdasarkan penilaian dan preferensi wisatawan dan

menganalisis jenis atraksi wisata yang dapat dikembangkan didalam kawasan

Mangrove Karangsong. Metode analisis yang digunakan adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jenis atraksi wisata yang dapat dikembangkan di Kawasan Mangrove

Karangsong adalah mangrove tree plantation or adoption, mangrove

educational tour, dan bird watching.

Penelitian keempat dilakukan oleh Fitriyah, Dadang dan Awaludin dengan

judul “Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Eretan Jumharto Indramayu

(2021)”. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman dari destinasi wisata Pantai Eretan Jumharto, kemudian

dari hasil analisis yang telah dilakukan, akan dirumuskan strategi untuk

pengembangan destinasi wisata Pantai Eretan Jumharto. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif, data akan dianalisis secara deskriptif. Data

akan dikumpulkan melalui studi literatur, observasi serta dengan melakukan

wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah strategi untuk

10
pengembangan destinasi wisata Pantai Eretan Jumharto agar dapat

berkembang lebih baik dan dapat bersaing dengan objek wisata lainnya.

Penelitian kelima dilakukan oleh Momon dt. Tanamir (2017) dengan judul

“Pengembangan Objek Wisata Panorama Tertinggal di Kabupaten Tanah

Datar”. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tanah Datar, yaitu pada objek

wisata panorama alam seperti; Panorama Tabek Patah, Panorama Puncak

Pato dan Panorama Bukit. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu

penelitian yang berusaha mengungkapkan bagaimana keberadaan objek secara

apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ditemui di lapangan. Dalam

pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan tiga

cara, yaitu; 1) wawancara (bebas dan terstruktur), 2) Observasi, dan 3)

Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan, yaitu; reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data

terdiri dari; perpanjangan keikutsertaan, ketekunan dalam pengamatan, dan

triangulasi. Hasil yang diteliti oleh peneliti untuk Pengembangan wisata

panorama di Kabupaten Tanah: 1. Mempublikasikan bahwa beberapa

panorama di Kabupaten Tanah Datar memiliki historis yang bias dijadikan

objek wisata sejarah. 2. Meningkatkan promosi melalui website dan peta

lokasi objek wisata Kabupaten Tanah Datar. 3. Melakukan pemangkasan

terhadap pohon pinus yang sudah menghalangi pemandangan. 4. Peningkatan

kerjasama antara Pemerintah Daerah (Dinas Pariwisata, Wali Nagari dengan

Pengelola objek wisata. 5. Pemerintah daerah hendaknya dapat menyusun

11
anggaran untuk mengalokasikan sarana prasarana dan pemeliharaannya

sehingga dapat meningkatan pelayan terhadap wisatawan.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Mulyadi, Agus (2017) dengan judul

Analisis Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissappu di

Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini dilakukan di Desa Bonto Salluang,

Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Pengumpulan data yang dilakukan

dengan menggunakan survey atau terjun langsung ke lapangan untuk melihat

situasi dan kondisi yang ada. Untuk menentukan strategi dalam

Pengembangan Obyek wisata Air Terjun Bissappu Di Kabupaten Bantaeng

digunakan dengan analisis faktor internal dan faktor eksternal kemudian

dianalisis dengan menggunakan Strengths, Weaknesses, Opportunities, Dan

Threats (SWOT). Strategi yang dapat digunakan untuk Pengembangan Obyek

Wisata Air Terjun Bissappu di Kabupaten Bantaeng adalah meningkatkan

kualitas infrastruktur guna mendukung pengembangan pariwisata,

memaksimalkan pengelolaan potensi wisata, mengoptimalkan partisipasi

masyarakat dalam melestarikan alam dan meningkatkan kinerja pengelola

pariwisata dengan melengkapi fasilitas ekonomi untuk mendukung

peningkatan aktivitas masyarakat dalam melakukan kunjungan wisata.

Selain dari penelitian diatas terdapat penelitian sejenis lainnya dengan

judul “Strategi Pengembangan Atraksi Wisata Buatan di Pantai Kata Kota

Pariaman” yang dilakukan oleh Wira Triana (2021). Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan data kualitatif. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi yang

12
melibatkan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Analisis data secara reduksi yaitu dengan merangkum, memilih dan juga

memfokuskan pada hal-hal penting, serta menganalisis data yang diperoleh

terhadap masalah yang diteliti. Hasil penelitian ini secara keseluruhan adanya

faktor internal yang didapatkan dari kekuatan dan kelemahan Pantai Kata serta

faktor eksternal yang didapatkan dari peluang dan ancaman.

2.2 Objek Wisata Puncak Pato

Penelitian mengenai objek wisata di Puncak Pato ini telah dilakukan oleh

para peneliti sebelumnya. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang

dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui tentang objek wisata

Puncak Pato.

Penelitian pertama dilakukan oleh Firgi Nurdiansyah (2023) dengan judul

“Komunikasi Pengelola Destinasi Wisata Puncak Pato Dengan Pemerintah

Dalam Upaya Meningkatkan Kunjungan Wisatawan”. Penelitian ini dilakukan

dengan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

penting nya konsep komunikasi antar pengelola wisata Puncak Pato, tujuan

nya adalah keterbukaan dalam menyampaikan informasi yang benar kepada

pemerintah, sikap mendukung pemerintah dalam komunikasi dan melakukan

kegiatan komunikasi dengan pemerintah dalam bentuk rapat.

Penelitian kedua dilakukan oleh Fuad Andika (2021) dengan judul

“Analisis Pengembangan Sarana Dan Prasarana Pada Daya Tarik Wisata

13
Puncak Pato Kabupaten Tanah Datar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui strategi pengembangan sarana dan prasarana di Objek Wisata

Puncak Pato. Jenis penelitian ini adalah deskriptif data kualintatif dan

kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini dilakukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan dan menganalisis secara mendalam

mengenai strategi pengembangan sarana dan prasarana di Objek Wisata

Puncak Pato.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Taufik Hidayat (2022) dengan judul

“Potensi Destinasi Wisata Olahraga pada Destinasi Wisata Puncak Pato

Kabupaten Tanah Datar”. Tujuan dalam penelitian ini membahas bagaimana

Potensi Wisata Olahraga Wisata Olahraga pada Puncak Pato Kabupaten Tanah

Datar Sumatera Barat. Metode yang dipakai merupakan naratif dan partisipasi.

Metode pengumpulan data observasi, wawancara terstruktur, dan

dokumentasi. Penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif yaitu analisis

secara interpretatif memakai teori atau literaturyang sesuai, lalu secara

induktif menarik konklusi menjawab pertanyaan. Hasil penelitian

menyebutkan mengenai Potensi Wisata Olahraga Puncak Pato, Fasilitas dan

Aksebilitas Objek Wisata.

Penelitian keempat dilakukan oleh Meria Eliza (2023) dengan judul

“Puncak Pato sebagai Destinasi Wisata Alam Sumatera Barat”. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran

yang komprehensif dan mendalam tentang eksistensi Puncak Pato sebagai

destinasi wisata.

14
Penelitian kelima dilakukan oleh Rahmi Arifatur (2021) dengan judul “

Pengembangan Pariwisata Berbasis di Puncak Pato, Kabupaten Tanah Datar”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan potensi fisik wisata

Puncak Pato dan mengetahui keinginan masyarakat dalam pengembangan

wisata di Puncak Pato. Jenis penelitian yang dilakukan di Puncak Pato adalah

metode campuran yaitu dengan analisis tapak dan wawancara. Dengan

menggunakan analisis tapak dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah

Puncak Pato memiliki potensi wisata yang bagus. Baik itu potensi alam yaitu

pemandangan yang indah, asri dan udara yang sejuk serta udara yang sejuk

serta potensi budaya yang sangat kuat.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Nelvia Sintia (2022) dengan judul

“Pengaruh Akses, Atraksi, dan Amenitas (3A) Terhadap Tingkat Kepuasan

Wisatawan di Objek Wisata Puncak Pato Kabupaten Tanah Datar (Ditinjau

Berdasarkan Prinsip Syariah)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh akses, atraksi, dan amenitas terhadap tingkat kepuasan

wisatawan di objek wisata Puncak Pato Kabupaten Tanah Datar yang di tinjau

berdasarkan prinsip syariah. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian angket dengan responden

sebanyak 100 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda dengan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan

bahwa variabel akses yang ditinjau berdasarkan prinsip syariah berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan, variabel atraksi yang ditinjau berdasarkan prinsip

15
syariah tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan, variabel amenitas, akses

dan atraksi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan.

2.3 Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di Puncak Pato Kecamatan

Lintau Buo Utara

Dari kajian-kajian penelitian yang telah dibahas oleh peneliti sebelumnya,

tampak bahwa penelitian tentang Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di

Puncak Pato Kecamatan Lintau Buo Utara belum dilakukan. Perbedaan antara

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sekarang yaitu ingin mencari dan

mengetahui informasi lebih dalam mengenai Peluang Pengembangan Atraksi

Wisata di Puncak Pato Kecamatan Lintau Buo Utara sebagai daya tarik

wisatawan untuk menarik minat pengunjung datang ke Objek Wisata Puncak

Pato.

Jika penelitian ini dilakukan, maka akan dapat dikembangkan secara lebih

jauh terhadap pengembangan atraksi wisata di Puncak Pato agar dapat

meningkatkan minat berkunjung wisatawan lokal maupun mancanegara. Dan

juga dapat meningkatkan ekonomi pemerintah dan masyarakat lokal.

16
BAB III

TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Umum Puncak Pato

Bukik marapalam merupakan puncak bukit tertinggi di Kabupaten Tanah

Datar, Provinsi Sumatera Barat. Sekarang kawasan ini lebih di kenal dengan

sebutan Puncak Pato. Pemandangan dari atas Puncak Pato yang menawan,

menjadikannya destinasi yang tepat untuk berfoto-foto. Namun siapa sangka,

di sana tersimpan sejarah besar tentang ninik mamak orang minangkabau.

Gambar 1.3

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2023)

Puncak Pato dari sejarah nya merupakan tempat lahirnya kesepakatan

antara tokoh agama dan tokoh adat yang menyimpan beberapa saksi bisu

peristiwa sejarah Minangkabau yang disebut dengan Sumpah Sati Bukik

Marapalam.

17
Marapalam sendiri dipercayai berasal dari kata „marapek alam‟ yang

artinya merapatkan dan memperat hubungan. Sedangkan Puncak Pato sendiri

berasal dari kata „patamuan‟ yang berarti penemuan. Dengan demikian, maka

dapat dipahami bahwa nama kawasan ini memiliki arti yang menunjukkan

semangat silaturahmi.

Sebelum agama Islam masuk ke Sumatera Barat, masyarakat mengambil

pedoman dalam menjalani hidup dengan melihat alam sebagai guru. Mereka

menggali nilai-nilai yang diberikan alam untuk dijadikan landasan hidup.

Ketika agama Islam masuk, masyarakat Minangkabau dapat dengan mudah

menerimanya karena ajaran Islam sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-

nilai yang sudah dianut oleh masyarakat Minangkabau itu sendiri.

Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial mengadu domba

masyarakat Minangkabau dengan memunculkan pertentangan dan perbedaan

pendapat. Hal ini kemudian didamaikan dengan dilaksanakannya Piagam

Bukik Marapalam yang disebut juga Sumpah Sati Bukik Marapalam.

Perjanjian ini merumuskan “Adat Basandi Syara‟, Syara‟ Basandi Kitabullah”.

Rumusan ini adalah hasil kesepakatan antara pemuka agama dan pemuka adat

Minangkabau. Perjanjian ini dilaksanakan di Puncak Pato, Tanah Datar, yang

disebut juga Bukit Marapalam. Daerah ini dipilih karena posisinya yang

strategis karena terletak di wilayah perbukitan antara Kecamatan Lintau

dengan Kecamatan Sungayang. Piagam Bukit Marapalam ini melahirkan

konsep ideologis masyarakat Minangkabau, yang kemudian dijadikan

landasan dalam menjalankan kehidupan sosial, budaya, dan politik.

18
Sumpah Sati Bukik Marapalam terjadi pada tahun 1837 M, seusai Perang

Paderi dimana Belanda yang kerepotan menghadapi Perang Jawa yang

dipimpin Pangeran Diponegoro akhirnya bersedia membuat kesepakatan

gencatan senjata dengan kaum Paderi. Namun Puncak Pato konon berasal dari

pact atau perjanjian. Dan pada jaman dahulu kawasan Puncak Pato pernah

digunakan sebagai salah sau benteng pertahanan kaum Paderi yang sulit

ditaklukan ketika berperang melawan tentara kolonial Belanda.

Puncak Pato secara geografis berada di ketinggian dengan pemandangan

alam yang cukup memanjakan mata saat berdiri di ketinggian. Dari Puncak

Pato ini, kita dapat melayangkan penglihatan sejauh mata memandang untuk

melihat sebagian keindahan alam minangkabau. Saat berada di Puncak Pato

kita seolah-olah berdiri saling berhadapan dengan gagahnya Gunung Marapi

yang berdiri menjulang. Lukisan alam yang luar biasa terbentang sejauh mata

memandang membuat hati dan pikiran jadi tenang. Udara sejuk dan angin

sepoi-sepoi yang berembus diantara pucuk-pucuk pinus membuat rasa tak

ingin beranjak dari Puncak ini.

Saat sekarang kawasan Puncak Pato dikelola oleh sekelompok pemuda

yang tergabung kedalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Mayang Taurai,

kelompok sadar wisata ini akan membantu para pengunjung untuk menikmati

minuman khas Puncak Pato yaitu Niro Talua (Nira Telur). Masyarakat Puncak

Pato pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani tebu dan nira (gula

aren), selain itu pengunjung juga bisa berpetualang selama 2 hari di kawasan

Puncak Pato dengan menikmati atau melihat langsung proses pengambilan air

19
nira dari pohon aren sampai proses pembuatan gula aren yang masih di olah

secara tradisional.

3.2 Gambaran Umum Objek Penelitian

Menurut Ramaini (1992) pada buku Geografi Pariwisata dijelaskan

bahwa Puncak Pato merupakan tempat menikmati pemandangan alam.

Tempat itu terletak antara Batusangkar dan Lintau Buo.

Lokasi Puncak Pato berada di sebuah Jorong kecil yang terletak di Nagari

Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, sekitar 17 km dari Kota

Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Untuk menuju ke Puncak Pato

dibutuhkan selama 30 menit perjalanan dengan melewati Nagari Sungayang.

Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat

yang dikenal sebagai “ Luhak Nan Tuo”. Kabupaten Tanah Datar memiliki 14

Kecamatan yaitu X Koto, Batipuh, Batipuah Selatan, Pariangan, Rambatan,

Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, Lintau Buo, Lintau Buo Utara,

Sungayang, Sungai Tarab, Salimpaung, dan Tanjung Baru. Secara geografi

wilayah di Kabupaten Tanah Datar berada di sekitar kaki Gunung Merapi,

Gunung Singgalang, dan Gunung Sago.

Berdasarkan posisi geografis Kabupaten Tanah Datar memiliki batas-

batas sebagai berikut: di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Agam

dan Kabupaten Lima Puluh Kota; disebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Solok; sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pariaman; dan

sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan Kota Sawahlunto.

20
Kabupaten Tanah Datar, secara astronomis terletak antara 00 17‟ dan 00

39‟ Lintang Selatan dan antara 100 19‟ – 100 51‟ Bujur Timur.( Kabupaten

Tanah Datar dalam angka 2020).

Pesona alamnya kini mampu membuat kagum pengunjung yang

berkesempatan ke sana puncak pato terletak di Nagari Batu Bulek, Kecamatan

Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatra Barat. Puncak

Pato secara geografis berada ketinggian (puncak bukit) Bukit Sati Marapalam.

Kecamatan Lintau Buo Utara merupakan salah satu kecamatan yang ada

di Kabupaten Tanah Datar. Kecamatan Lintau Buo Utara memiliki luas

wilayah 204,31 km2 dan terdiri dari 5 nagari yaitu nagari Tepi Selo, Lubuk

jantan, Balai Tangah, Batu Bulek, dan Tanjuang Bonai. Kecamatan Lintau

Buo Utara memiliki batas-batas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten 50 kota, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lintau Buo.

3.3 Fasilitas Puncak Pato

Apabila berbicara destinasi wisata, tentu tidak dapat lepas dengan

pengolahan dan pelayanan. Pada awalnya, Wisata Puncak Pato terdapat

banyak sampah yang berserakan, coret-coretan dinding dengan kata yang tidak

enak, dan terlihat seperti tidak terkelola dengan baik. Namun, sekarang

pemerintah setempat sudah memperbaiki hal tersebut. Berikut Puncak Pato

dilihat dari segi 4A:

21
1. Amenitas (Amenity)

Adalah fasilitas pendukung yang ada pada tempat wisata sebagai

pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang juga ditujukan untuk

memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Fasilitas yang dimaksud berupa

akomodasi, rumah makan, penjualan oleh-oleh, dll. Fasilitas yang ada pada

objek wisata Puncak Pato juga merupakan faktor pendukung yang bisa

menyebabkan para wisatawan kembali mengunjungi tempat tersebut. Namun

hal ini belum terkelola dengan baik.

Sarana akomodasi dan sarana umum di objek wisata Puncak Pato masih

kurang, dan tempat seperti coffe shop atau tempat penginapan belum ada.

Karena pola pikir masyarakat yang masih sangat sederhana dan Puncak Pato

merupakan objek wisata yang masih dalam proses pengembangan. Maka dari

itu pemerintah diharapkan lebih serius dalam mengelola dan mengembangkan

objek wisata Puncak Pato. Sarana akomodasi dan sarana umum yang terdapat

disekitar Puncak Pato sudah cukup lengkap seperti, toilet umum yang bersih

dan terawat, area parkir yang luas, mushola, tempat duduk untuk pengunjung

yang ingin bersantai serta kios-kios yang belum diisi oleh masyarakat yang

ingin berjualan

Namun tempat berjualan ini hanya digunakan ketika banyak nya jumlah

wisatawan yang datang, jika hari biasa hanya ada beberapa penjual yang

berjualan di warung kecil saja dan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke

Puncak Pato ini disarankan agar membawa bekal makanan atau membelinya

22
terlebih dahulu sebelum masuk pintu gerbang Puncak Pato, karena tidak ada

warung yang menjual makanan berat seperti rumah makan.

2. Aksesibilitas (Aksesibility)

Adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk

mencapai tujuan wisata. Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan

transportasi akan tetapi juga waktu yang di butuhkan menuju tempat wisata.

Objek wisata Puncak Pato terletak tidak jauh dari Puncak Pato. Sarana

transportasi yang digunakan oleh wisatawan yang datang ke objek wisata

Puncak Pato kebanyakan mengendarai sepeda motor dan mobil pribadi atau

bus. Di Puncak Pato disediakan juga odong-odong yang dapat mengantar

wisatawan dari tempat parkir sampai kedalam objek wisata Puncak Pato

dengan dikenakan biaya Rp 5000/ orang.

3. Aktifitas (Aktivity)

Adalah segala sesuatu yang bisa dilakukan di tempat tujuan wisata.

Aktifitas yang beraneka ragam bagi wisatawan dapat menyebabkan durasi

lamanya berkunjung lebih panjang dan dapat menimbulkan aktifitas usaha

penduduk setempat. Pada objek wisata Puncak Pato, aktifitas yang dimaksud

berupa bersantai untuk sekedar menyegarkan pikiran, menikmati

pemandangan alam, dan pada sore harinya dapat menikmati sunset di

pelantaran jalan Puncak Pato.

4. Atraksi (Attraction)

23
Adalah atraksi wisata yang disajikan di objek wisata Puncak Pato seperti

atraksi wisata budaya. Masih banyak lagi atraksi wisata Puncak Pato yang

belum dikembangkan.

Kini Puncak Pato menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di

Sumatera Barat yang dilengkapi dengan fasilitas memadai. Untuk

pelayanannya, dikarenakan para penjaga dan petugas di Puncak Pato adalah

masyarakat dan penduduk setempat, maka untuk keramah tamahannya tidak

dapat diragukan lagi. Sudah pasti ramah, dan melayani dengan baik. Dengan

pengolalaan yang benar oleh pemerintah daerah, dihasilkan pula pelayanan

dan kinerja yang selalu meningkat. Bahkan, pemerintah daerah

mempekerjakan ibu rumah tangga yang berjuang menghidupi keluargannya

sebagai salah satu penjaga tiket pintu masuk di Puncak Pato. Sehingga,

penduduk dan masyarakat memiliki konstribusi langsung terhadap destinasi

wisata yang berada didaerah mereka sendiri.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Puncak Pato agar berhati-hati

diajalan menuju puncak pato karena banyak tikungan, dan agak licin ketika

hujan turun.

3.4 Harga Tiket dan Jam Buka Puncak Pato

3.6.1 Harga Tiket Masuk

Harga tiket masuk di Puncak Pato cukup murah, yakni antara Rp 5.000 –

Rp 10.000/orang. Harga tersebut sudah termasuk biaya parkir motor. Pada

akhir pekan, harga tiket masuk biasanya memiliki kenaikan.

24
3.6.2 Jam Buka

Sedangkan untuk jam buka, loket Puncak Pato dibuka setiap hari, mulai

pukul 09.30 WIB – 17.30 WIB. Tidak ada perbedaan waktu buka antara hari

biasa dan hari libur/akhir pekan.

25
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Daya Tarik Puncak Pato

Dari sela-sela pohon pinus, wisatawan dapat menyaksikan hamparan

kebun tebu yang sangat indah ketika dilihat dari kejauhan. Ada juga kebun-

kebun tebu di sekitar bukit yang menghasilkan komoditi bisnis bagi

masyarakat. Masyarakat mengolah tebu hasil panen menjadi saka atau gula

tebu. Apabila cuaca sedang cerah saat berkunjung ke daerah ini, wisatawan

juga dapat menyaksikan keindahan Danau Singkarak. Sesekali, danau yang

termasyhur ini ditutupi kabut dan hal tersebut membuatnya tampak semakin

indah dan eksotis.

Dari puncak bukit wisatawan juga dapat memanjakan mata dengan

keindahan Gunung Marapi. Gunung yang dengan gagahnya berdiri di

kejauhan tersebut sesekali mengeluarkan kepulan asap dari kawahnya. Tak

ayal lagi, pemandangan yang begitu indah dan alami tersebut begitu sayang

untuk dilewatkan.

Suasana sejuk dari puncak bukit ini membuatnya jadi lokasi yang tepat

untuk piknik bersama keluarga. Sambil menggelar tikar di bawah naungan

pohon pinus tentu terasa sejuk saat bersantai. Keseruan piknik di puncak ini

tidak kalah dari kawasan Puncak Lawang. Apalagi jika para wisatawan piknik

bersama keluarga dan teman yang pasti membuat momen liburan jadi lebih

berkesan.

26
Tidak hanya piknik saja, wisatawan juga bisa berfoto di sejumlah spot

menarik yang tersedia di Puncak Pato. Misalnya foto yang berlatar kan pohon-

pohon pinus dan pemandangan persawahan serta perbukitan di sekelilingnya.

Udara di Puncak Pato ini terbilang cukup dingin, baik malam, maupun

disiang hari. Hal ini menyebabkan warga dan masyarakat untuk memanfatkan

kelebihan cuaca ini dengan menanam berbagai sayuran, tanaman,serta

tanaman tebu. Dari hasil tersebut, masyarakat juga banyak yang membuat gula

saka, yang proses pembuatannya dapat dilihat secara langsung, serta produk

hasilnya dapat dibeli dan dinikmati.

Sepanjang jalan menuju Puncak Pato ini dipenuhi pelantaran dengan

adanya kursi dan meja yang telah disediakan oleh beberapa masyarakat yang

berdagang di sekitaran Puncak Pato ini. Biasanya pada sore hari para pemuda

pemudi ramai mengunjungi tempat ini, untuk sekedar menikmati waktu sore

dengan melihat matahari terbenam sambil meminum kopi.

4.2 Atraksi Wisata Budaya Puncak Pato

Ada beberapa atraksi wisata budaya yang telah dikembangkan dan sering

dilakukan masyarakat lokal di objek wisata Puncak Pato ini, diantaranya:

1. Silek Lintau

Yaitu beladiri Minangkabau yang berasal dari daerah Lintau Buo Utara

yang telah diwariskan sejak turun temurun. Dikarenakan sifat orang

Minangkabau yang suka merantau, dengan sendirinya membuat silek Lintau

bisa berkembang bahkan sampai ke negara Malaysia.

27
2. Drama Limpapeh Rumah Nan Gadang

Bila ada kegiatan kegiatan upacara adat, hari besar agama atau nasional di

adakan di Puncak Pato ini maka perempuan minang memakai pakaian adat

Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang. Peran limpapeh dalam

memperkokoh dan menegakkan bangunan adalah analogi dari peran ibu dalam

sebuah keluarga. Drama ini ditampilkan agar pengunjung dapat melihat

pertunjukan yang ada di Puncak Pato

3. Balap sawah

Yaitu balap sepeda motor bermuatan gabah digelar ditengah sawah

berlumpur milik warga. Balap sawah ini dijadikan ajang tahunan menyambut

panen raya. Hal ini diharapkan bisa ikut menarik wisatawan untuk

meramaikan.

4. Talempong Pacik

Yaitu alat musik tradisional Minangkabau yang cara memainkannya

digenggam dan dipukul.

4.3 Produk Wisata Puncak Pato

Selain atraksi wisata, terdapat juga beberapa produk wisata yang menjadi

daya tarik wisatawan untuk bisa dijadikan souvenir bagi pengunjung yang

datang. Berikut produk wisata yang ada di objek wisata Puncak Pato:

1. Cincin buah aren

Cincin buah aren ini merupakan buatan sendiri dengan bahan baku biji

aren yang sudah berserakan di tanah dan dipilih dengan benar agar tidak

28
menyebabkan gatal kemudian diolah hingga menjadi cincin yang bewarna

kecoklatan.

2. Tas rajut ijuk aren

Tas rajut ijuk aren ini merupakan salah satu kerajinan yang dapat

dihasilkan adalah dengan memanfaatkan pohon aren. Manfaat pohon aren

seperti ijuk nya yang dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan

kerajinan tangan.

3. Sapu ijuk

Sapu ijuk merupakan salah satu kerajinan yang dapat dihasilkan dari

serat pohon aren. Manfaat pohon aren seperti ijuk nya yang dapat digunakan

sebagai bahan utama pembuatan kerajinan tangan. Serat ijuk juga dapat

digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti pohon aren. Serat yang

dihasilkan pohon aren memiliki banyak keistimewaan diantaranya tahan lama

dan memperlambat pelapukan kayu sert mencegah datang nya rayap tanah.

4. Lukah ikan dari lidi aren

Lukah adalah semacam alat penangkap atau perangkap ikan/lauk bilah

yang terbuat dari saga atau lidi-lidi kulit batang anau atau aren yang disusun

serta diikat pada bingkai bulat sesuai kebutuhannya. Lukah yang terbuat dari

kulit batang aren ini hanya dapat dilihat di daerah Minangkabau saja.

5. Piring lidi aren

Piring lidi aren adalah salah satu karya seni terapan berupa anyaman.

Piring lidi ini umumnya terbuat dari rotan yang dilapisi oleh lidi aren. Lidi

29
aren merupakan bahan yang elastis, kenyal dan praktis guna diatur atau dibuat

susunannya.

4.4 Kuliner Khas Puncak Pato

Kuliner juga sangat berpengaruh terhadap minat kunjungan wisatawan ke

Puncak Pato. Selain untuk rekreasi saja, pengunjung pun juga dapat mencoba

kuliner yang ada di objek wisata ini, diantaranya seperti:

1. Bika batu bulek gula aren

Bika ini merupakan sejenis kudapan atau kue khas Lintau, Sumatera

Barat. Bika ini mempunyai rasa manis dan bewarna merah muda. Selain itu

ada juga yang berwarna coklat karena menggunakan gula aren. Bika ini

dimasak dengan cara dikukus.

2. Gula semut aren

Gula semut adalah gula merah bubuk sebagai salah satu pemanis alami

yang terbuat dari cairan manis yang diambil dari pohon aren. Proses

pembuatannya melibatkan pengumpulan nira dari batang pohon aren,

kemudiakan dipanaskan hingga mengental, lalu dibuat butiran halus sampai

menghasilkan gula semut aren.

3. Lopek baluo

Lopek baluo merupakan salah satu makanan khas Minangkabau.

Lopek/lamang terbuat dari ketan yang dimasak dengan cara dikukus,

sedangkan baluo atau isian nya adalah campuran gula merah dengan kelapa

parut.

30
4. Pinyaram gula aren

Pinyaram merupakan cemilan manis khas Minangkabau yang berbahan

dasar tepung beras dan gula aren, kemudian digoreng menggunakan minyak

panas.

5. Kue talam gula aren

Kue talam gula merah terdiri dari dua lapisan. Lapisan atas yang terbuat

dari gula merah, sedangkan lapisan bawah terbuat dari beras ketan.

4.5 Kelebihan Alam dan Kelebihan Budaya Yang Dimiliki Objek Wisata

Puncak Pato

Kelebihan suatu daya tarik merupakan salah satu faktor penting yang

perlu diketahui untuk mengembangkan suatu daya tarik. Kelebihan juga

menjadi modal utama untuk mengembangkan daya tarik wisata. Adapun

kelebihan yang dimiliki di objek wisata Puncak Pato yaitu alam dan budaya

nya. Potensi alam yang dimiliki berupa pemandangan alam yang dapat dilihat

dari ketinggian seperti Gunung Marapi, hamparan sawah, perkampungan

penduduk, dan pohon pinus yang menyejukkan suasana. Ketika wisatawan

berkunjung ke Puncak Pato pada sore hari, disediakan pelantaran untuk duduk

santai menikmati keindahan alam yang letaknya ada di sekitaran bawah

Puncak Pato dengan banyak nya kuliner yang dijual masyarakat lokal.

Selain potensi alam, terdapat juga potensi budaya yang ada di Puncak

Pato seperti peristiwa sejarah yang cukup mempengaruhi budayadan adat

Minangkabau saat ini. Peristiwa itu dikenal dengan Sumpah Satiah Bukit

31
Marapalam, yang berisi kesepakatan antara kaum adat Minangkabau dan

kaum agama, kesepakatan dan pencetusan sebuah Sumpah Satiah Bukit

Marapalam yang berbunyi “Adat Basandi Syara‟, Syara‟ Basandi Kitabullah”,

yang berarti adat yang di dasarkan kepada agama Islam, dan syariat di

dasarkan kepada Al Qur‟an dan Hadist. Untuk mengenang sejarah itu

kemudian didirikan beberapa bangunan dan monumen di sekitar Puncak Pato

patung tiga Niniek Mamak atau orang yang dituakan dalam adat atau disebut

Tungku Tigo Sajarangan. Dilengkapi sebuah bangunan yang berundak dan

bergonjong, memiliki kubah seperti mesjid melambangkan bahwa adat

Minangkabau erat hubungannya dengan agama Islam.

Daya tarik lain yang menjadi pendukung potensi alam dan budaya nya,

terdapat festival yang di adakan di Puncak Pato, seperti Festival Pesona Adat

dengan adanya penampilan seni budaya dan memperkenalkan produl lokal

Lintau. Dalam kegiatan ini di tampilkan pertujukkan Minangkabau seperti

randai, silek dan musik tradisional dan teater. Festival ini diadakan sebagai

daya tarik wisatawan dan dapat meningkatkan ekonomi dan promosi wisata

Puncak Pato.

4.6 Peluang Pengembangan Atraksi Wisata di Puncak Pato

Peluang pengembangan atraksi wisata di Puncak Pato dapat dilihat dari

kelebihan yang dimiliki, sehinggan dengan adanya kelebihan dan potensi yang

ada dapat dirancang pengembangan atraksi wisata di Puncak Pato oleh

pemerintah desa, masyarakat lokal, dan Dinas Pariwisata dan Olahraga Tanah

32
Datar sebagai pengelola daya tarik wisata Puncak Pato. Lokasi yang strategis

menjadikan Puncak Pato memiliki daerah yang kaya akan potensi alam dan

budaya sehingga pemerintah desa menginginkan pengelolaan daya tarik wisata

Puncak Pato lebih optimal agar kunjungan wisatawan terus bertambah.

Pengembangan daya tarik Puncak Pato juga dimanfaatkan sebagai lapangan

pekerjaan bagi masyarakat lokal sehingga dapat diharapkan dapat membantu

ekonomi masyarakat. Pemasukan yang didapatkan dari daya tarik Puncak Pato

juga dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat lokal ataupun memenuhi

kebutuhan desa.

Kekayaan alam dan budaya yang melimpah menjadikan masyarakat

setempat sangat antusias dalam mengembangkan daya tarik wisata Puncak

Pato. Dalam pengembangan daya tarik wisata Puncak Pato masyarakat lokal

ikut serta dalam proses pelaksanaannya. Pada saat hari bersejarah Puncak Pato

seperti ada nya festival, masyarakat lokal dilibatkan langsung dalam menjaga

loket, mengatur lalu lintas dan parkir. Sejauh ini masyarakat lokal sangat

mendukung pengembangan daya tarik wisata Puncak Pato hal ini dikarenakan

dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Sebagian

masyarakat lokal bermata pencaharian sebagai penanam tebu dan kemudian

diolah menjadi gula sehingga dengan di kembangkannya atraksi wisata di

Puncak Pato akan lebih memudahkan masyarakat lokal menjual gula tebu

hasil buatannya langsung.

Daya tarik alam dan budaya merupakan modal awal bagi pengelola daya

tarik wisata Puncak Pato untuk mengembangkan atraksi wisata. Dengan

33
keindahan alam Puncak Pato yang terletak didaerah ketinggian maka

pengelola dan Dinas Pariwisata dan Olahraga Tanah Datar merancang akan

dibuat outbond seperti flying fox dan jembatan layang untuk dijadikan sebagai

salah atraksi wisata Puncak Pato. Selain itu juga dirancang untuk pembuatan

coffe shop, taman air mancur dan taman bunga yang juga dilakukan sebagai

daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Puncak Pato.

Peneliti dapat menganalisa bagaimana peluang pengembangan atraksi

wisata di Puncak Pato sebagai daya tarik wisata, yang meliputi:

4.7 Kelebihan yang Menjadi Daya Tarik Wisata Puncak Pato Sehingga

Berpotensi Untuk Dikembangkan

A Yoeti (1997) menyatakan bahwa daya tarik wisata atau tourist

attraction,istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang

menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.

Menurut Rossadi dan Widayanti (2018) Atraksi atau daya tarik wisata

merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang

berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia

yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata (UU No.10 tahun 2009).

Dalam hal ini juga dijelaskan bahwa apa kelebihan yang menjadi daya

tarik wisata ini sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Beirut (2002)

mengatakan bahwa potensi adalah serangkaian kemampuan mendasar bagi

setiap manusia untuk mampu dikembangkan dan dioptimalkan dengan sebaik

34
mungkin. Pengamatan ini dilakukan atau dilaksanakan melalui pekerjaan,

usaha, dana pembangun.

Adapun hasil wawancara penelitian dengan Bapak Ismail S.Pd sebagai

pengelola Puncak Pato sebagai berikut:

“Puncak pato ini merupakan objek wisata di Sumatera Barat yang


memiliki dua unsur wisata dalam satu objek wisata dimana unsur wisata
nya itu yang pertama wisata alam dan yang kedua yaitu unsur budaya.
Salah satu kelebihan dari Puncak Pato ini yang dapat menjadi daya tarik
dibandingkan objek wisata yang lain, yaitu objek wisata puncak pato ini
di ikrarkan nya Sumpah Sati Bukik Marapalam yang isinya itu “Adat
Basandi Syara‟, Syara‟ Basandi Kitabullah”. Dan menurut saya Puncak
Pato ini juga memiliki suasana yang sangat sejuk, juga tempat nya yang
strategis berada di atas puncak maka pemandangannya pun sangat
memanjakan mata.”

Berdasarkan wawancara diatas dapat dilihat bahwa kelebihan Puncak

Pato ini sangat berbeda dari tempat wisata yang lain karena Puncak Pato ini

memiliki sejarah yang mampu meningkatkan kunjungan wisata. Keunggulan

berkunjung ke tempat wisata bersejarah ini sekaligus mennikmati keindahan

alam beserta udara yang dingin dan sejuk merupakan pengalaman sangat

jarang sekali di temukan di tempat wisata pada umumya. Puncak pato sendiri

sudah terkenal sejak lama dan menjadi tujuan wisata favorit yang terus

dikembangkan oleh mentri pariwisata.

Disini wisatawan akan disuguhi oleh pemandangan alam dari ketinggian

dan tiupan angin yang sejuk yang berhembus di antara pepohonan pinus yang

berbaris dengan indahnya. Selain itu, jika berkunjung ke tempat ini disaat

cuaca cerah maka terlihat sebagian dari keindahan Danau Singkarak yang

sesekali ditutupi kabut. Keindahan lainnya juga terdapat Gunung Merapi yang

35
berdiri dengan kokohnya serta sesekali terlihat kepulan asap yang keluar dari

kawah Gunung Merapi.

4.8 Pengembangan Objek Wisata Puncak Pato Saat Ini

Barreto dan Giantari (2015:34), Pengembangan pariwisata adalah suatu

usaha untuk mengembangkan atau memajukan objek wisata agar, objek wisata

tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat maupun benda-

benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk

mengunjunginya.

Menurut Sulistyadi Yohanes (2019). Pengembangan destinasi wisata

berupaya untuk memanfaatkan dan menjual potensi alam dan budaya yang

masih asli (nature), serta merupakan industri pariwisata yang cenderung

berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya kecenderungan minat

masyarakat untuk menikmati alam lingkungannya (back to nature), kemajuan

dan kemudahan akses mencapai lokasi objek pariwisata, dan meningkatkan

pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat

setempat(Sulistyadi Yohanes tahun 2019).

Adapun hasil wawancara penelitian dengan Bapak Ismail S.Pd sebagai

pengelola Puncak Pato sebagai berikut:

“kinerja dari sumber daya manusia untuk pengembangan objek wisata


bukit sati marapalam Puncak Pato oleh dinas pariwisata sudah membaik
dan meningkat dikarenakan kami melakukan peningkatan sumber daya
manusia setiap tahunnya guna untuk meningkatkan kualitas wisata yang
ada di Tanah Datar, penyusunan anggaran yang dipakai oleh dinas untuk
pengembangan objek wisata puncak pato digunakan sesuai dengan
undang-undang yang ada didaerah potensi yang ada. Potensi yang ada di

36
puncak pato ini dapat meningkatkan daya tarik wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa pengembangan

wisata puncak pato sudah dilakukan semaksimal mungkin, dan juga

sebelumnya sempat terhenti oleh pandemi karena adanya pengalihan dana dan

tahun ini sudah mulai lagi dilakukan pengembangan objek wisata tersebut dan

juga wisata tersebut sangat berpotensi dengan keindahan alam yang dimiliki

oleh wisata tersebut dan juga sejarah yang ada di objek wisata tersebut mampu

meningkatkan kunjungan wisata.

4.9 Dukungan Pemerintah Dalam Mengembangkan dan Mempromosikan

Wisata Puncak Pato

Paturusi dalam (Nainggolan and Adikampana, 2015) mengungkapkan

bahwa pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk

memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu

objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta

mampu memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar objek dan daya tarik

wisata maupun bagi pemerintah.

Oka (1997), berkembangnya pariwisata tergantung pada produksi

industri pariwisata yang meliputi daya tarik wisata, kemudahan perjalanan,

sarana dan fasilitas serta promosi.

Dari penjelasan diatas disebutkan bahwa berkembangnya pariwisata

salah satunya tergantung adanya promosi pada objek wisata tersebut.

Gitosudarmo (2000) mengatakan bahwa promosi adalah kegiatan yang

37
ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal

akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian

mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu

kegiatan untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi dan membujuk

wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tertentu.

Adapun hasil wawancara penelitian dengan Bapak Ismail S.Pd sebagai

pengelola Puncak Pato sebagai berikut:

“dinas pariwisata sudah melakukan kerja sama untuk meningkatkan


puncak pato atau berkolaborasi ,sarana danprasarana yang ada di puncak
pato cukup memadai namun perlu di tingkatkan lagi, saat ini pun
pemerintah memberikan bantuan pembangunan infrastruktur seperti kios-
kios untuk masyarakat sekitar yang ingin berjualan. Untuk bantuan
promosi puncak pato, salah satunya dijadikan konten youtube oleh
Dispar Tanah Datar dan juga Perumda Tanah Datar. Pemasaran nya juga
juga dilakukan dengan adanya kerja sama dari Politeknik Payakumbuh,
Dispar Sumbar, Dispar Tanah Datar, dan Poltekpar Enhai Bandung yang
mendapatkan rekomendasi dari Dispar Tanah Datar. Promosi ini pun
sudah banyak dilakukan, tapi belum semaksimal mungkin karena saat ini
kami masih dalam proses pengembangan objek wisata dan juga lebih
fokus meningkatkan kualitas objek wisata, setelah selesai pembangunan
baru kami mulai lagi untuk melakukan promosi-promosi seperti
pemasangan spanduk, promosi di media sosial, dll. Gunanya untuk
diketahui oleh masyarakat sekitar maupun luar mengenai objek wisata
puncak pato setelah melakukan pengembangan.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa objek wisata

Puncak Pato saat ini sedang melakukan peningkatan kualitas sarana dan

prasarana nya, begitu juga promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan

objek wisata ini belum maksimal dilakukan karena saat ini masih dilakukan

beberapa pembangunan tambahan untuk kemajuan objek wisata dan

meningkatkan daya tarik wisatawan.

38
4.10 Event Pertunjukan yang Diadakan di Puncak Pato

Menurut (Hartono, Nugroho Ajie, Susana Dida, 2016) event

didefinisikan adalah sebagai kegiatan yang diselenggarakan untuk

memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu

atau kelompok yang terkait dengan adat, budaya, tradisi dan agama yang

diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat

yang diharapkan untuk hadir dalam ajang khusus.

Adapun hasil wawancara penelitian dengan Bapak Ismail S.Pd sebagai

pengelola Puncak Pato sebagai berikut:

“untuk event ini kita sudah melakukan 2 event besar, yang pertama pada
tahun 2018 yang bertemakan Napak Tilas dan Penyuluhan Kembali Adat
Basandi Syara‟, Syara‟ Basandi Kitabullah, untuk event yang kedua
diadakan pada tahun 2021 dengan tema Festival Sumpah Sati Marapalam
yang diadakan ketika pandemi dengan melaksanakan protokol covid. Dan
insyaallah pada tanggal 17-19 juni 2023 ini akan diadakan lagi event
dengan tema yang sama dengan sebelumnya yaitu Festival Sumpah Sati
Marapalam, sekarang ini kami sedang persiapan untuk pelaksanaan event
tersebut.”
Menurut Wijaya Serli, Festival berarti “pesta besar” atau sebuah acara

meriah yang diadakan dalam rangka peringatan peristiwa penting atau

bersejarah, atau pesta rakyat.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa salah satu

atraksi wisata yang dilakukan di Puncak Pato ini yaitu mengadakan event-

event besar dengan adanya kegiatan yang dikemas dalam bentuk penampilan

seni budaya dan memperkenalkan produk lokal Lintau dengan konsep acara

mengangkat sejarah Sumpah Sati Bukik Marapalam. Dalam kegiatan ini juga

ditampilkan pertunjukan Minangkabau zaman dahulu dengan melibatkan grup

39
randai, silek, musik tradisional dan teater.

4.11 Stategi Pengembangan Wisata Puncak Pato

a. Strength (Kekuatan)

Strength atau kekuatan yang dimiliki oleh puncak pato adalah Potensi

yang ada baik itu potensi fisik maupun non fisik. Potensi berupa pepohonan,

pemandangan yang indah, serta udara yang sejuk, dan juga adanya budaya

sejarah yang dapat dijadikan sebagai kekuatan daya Tarik wisata untuk

berwisata ke Puncak Pato.

b. Weakness (Kelemahan)

Beberapa faktor yang menjadi kelemahan dalam pengembangan puncak

Pato diantaranya adalah kurangnya atraksi wisata. Masyarakat ataupun

wisatawan yang berkunjung bersifat spontan dan rekreatif, dan melakukan

aktifitas seperti melihat-lihat, berjalan-jalan, sekedar duduk, berfoto, dan

berbincang-bincang. Kurangnya atraksi disebabkan oleh belum maksimalnya

upaya pengelolaan objek wisata ini.

c. Opportunities (Peluang)

Opportunities atau peluang yang dimiliki oleh puncak Pato antara lain

peluang geografis yang sangat strategis berada di tengah-tengah Provinsi

Sumatera Barat. Selain itu faktor lain yang dapat dijadikan peluang adalah

kemajuan teknologi dan social media sebagai media promosi. Sehingga

banyak nya masyarakat yang mengetahui objek wisata ini dan meningkatkan

40
kunjungan wisatawan di Puncak Pato.

d. Threats (Ancaman)

Faktor yang menjadi ancaman dalam pengembangan puncak Pato antara

lain perkembangan pariwisata didaerah lain yang cukup berkembang pesat dan

keberadaan pedagang kaki lima yang belum tertata dengan baik disekitaran

objek wisata.

41
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan mengamati

dan menganalisa sistem pengolahan data, digunakan teori-teori yang berkaitan

dengan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan pada Objek

Wisata Bukit Sati Marapalam (Puncak Pato) tersebut sangat memiliki nilai

jual dan sangat berpotensi untuk dikembangkan, baik keindahan alam nya

yang dapat diperlihat kan kepada pengunjung dan bahkan sejarah dari budaya

adat minangkabau juga bisa dilihat di objek wisata tersebut, letak nya pun

sangat strategis karena berada di tengah-tengah Provinsi Sumatera Barat dan

yang paling penting kondisi sosial masyarakat yang cukup mendukung yang

membuat masyarakat atau wisatawan nyaman berkunjung.

B. Saran

Pada akhir penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memberikan saran yang

diharapkan dapat membantu atau berguna bagi segala kekurangan yang ada

maupun dijadikan bahan pertimbangan bagi pengembangan objek wisata

Puncak Pato. Adapun saran-saran yang diberikan antara lain:

1. Kepada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar

disarankan agar lebih mengenalkan dan mempromosikan objek wisata Puncak

Pato kepada masyarakat setempat bahkan kepada turis yang sedang

42
berkunjung. Bentuk promosi ini dapat dilakukan dengan memasang banner

atau selembaran brosur yang berisi tentang potensi yang ada pada objek wisata

puncak pato untuk memperbanyak wisatawan lokal maupun domestik

melakukan kunjungan ke Puncak Pato.

2. Mengembangkan atraksi wisata agar wisatawan tidak jenuh berlama-lama di

objek wisata Puncak Pato.

43
DAFTAR PUSTAKA

Andhika, Fuad (2021) Analisis Pengembangan Sarana Prasarana Pada Daya Tarik
Wisata Puncak Pato Kabupaten Tanah Datar. Laporan Proyek. Fakultas
Pariwisata Dan Perhotelan UNP, Padang.

A Yoeti, Oka, (1997). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT Pradnya.


Paramita. Jakarta.

Bakaruddin. (2008). Perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan. Padang:


UNP Press.

Barreto, M., Giantari, I.G.A. (2015). Strategi Pengembangan Objek Wisata Air
Panas Di Desa Marobo, Kabupaten Bobonaro, Timor Leste. E-jurnal
Ekonomi Dan Bisnis.

Eliza, Meria. (2023). Puncak Pato sebagai Destinasi Wisata Alam Sumatera Barat.
Jurnal Seni dan Pertunjukan Melayu.

Fitriyah, Dadang S., & Awaludin N. (2021). Pengembangan Daya Tarik Wisata
Pantai Eretan Jumharto Indramayu: JPIG (Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Geografi).

Gitosudarmo, Indriyo. (2000). Manajemen Pemasaran. BPEE. Yogyakarta.

Hidayat, Taufik. (2022). Potensi Destinasi Wisata Olahraga Pada Destinasi Wisata
Puncak Pato Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Fakultas Seni Rupa dan
Desain Institut Seni Indonesia Padang Panjang.

Mulyadi, Agus. (2017). Analisis Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air


Terjun Bissappu di Kabupaten Bantaeng. Skripsi (tidak diterbitkan).
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin Makassar.

Novianti, S., dan Hariyanto, O. I. (2016). Pengembangan Atraksi Wisata Pantai


Tanjung Pendam sebagai Daya Tarik Wisata. Jurnal Pariwisata.

Nurdiansyah, F., Chatra, E., Sarmiati. (2023). Komunikasi Pengelola Destinasi


Wisata Puncak Pato Dengan Pemerintah Dalam Upaya Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan.

Rahmi, Arifatur (2021). Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Puncak


Pato Kabupaten Tanah Datar. Skripsi Universitas Negeri Padang.

Silviani, Ni Gusti Ayu Kadek, Sunarta, I Nyoman (2021). Peluang Pengembangan


Atraksi Wisata Di Daya Tarik Wisata Pantai Soka Tabanan, Bali. Jurnal
Destinasi Pariwisata.

44
Sintia Nelvia. (2022). Pengaruh Akses, Atraksi, dan Amenitas (3A) Terhadap
Tingkat Kepuasan Wisatawan di Objek Wisata Puncak Pato Kabupaten
Tanah Datar (Ditinjau Berdasarkan Prinsip Syariah). Jurnal Skripsi
Pariwisata Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN.

Tanamir, M. D. (2017). Pengembangan Objek Wisata Panorama Tertinggal Di


Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Spasial: Penelitian, Terapan Ilmu
Geografi, dan Pendidikan Geografi.

Triana, Wira Yuliana (2021). Strategi Pengembangan Atraksi Wisata Buatan Di


Pantai Kata Kota Pariaman. Jurnal Pendidikan dan Keluarga.

Utari, Dwi Retno (2017). Pengembangan Atraksi Wisata Berdasarkan Penilaian


dan Referensi Wisatawan di Kawasan Mangrove Karangsong, Kabupaten
Indramayu. Jurnal Manajemen Resort & Leisure.

Widodo, Eko. (2017). Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Karang


sebagai Kawasan Wisata Bahari di Kabupaten Donggala. Jurnal Katalogis.

https://www.kompasiana.com/leehyori8168/62163f42dd394376ef3175e4/puncak-
pato-wisata-sejarah-dan-keindahan-panorama-di-bukit-marapalam di akses
tanggal 15 Mei 2023

https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-tujuan-dan-bauran-
promosi.html di akses tanggal 23 Mei 2023

45
LAMPIRAN

1. Dokumentasi dengan Pengelola Puncak Pato

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2023)

46
2. Surat Izin Penelitian ke Wali Nagari Batu Bulek

Sumber : Dokumen Pribadi (2023)

3. Surat Izin Penelitian ke Disparpora Tanah Datar

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2023)

47
4. Pertanyaan Wawancara

48
5. Monumen Perjanjian Sumpah Sati Bukik Marapalam

Sumber : azwe11.blogspot.com

6. Gerbang Masuk Puncak Pato

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2023)

49
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2023)

7. Objek Wisata Puncak Pato

Sumber : Dokumentasi Pribadi

50
Sumber : Dokumentasi Pribadi

8. Fasilitas Objek Wisata Puncak Pato

Sumber : Dokumentasi Pribadi

51
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

52
Sumber : Dokumentasi Pribadi

9. Festival Sumpah Sati Bukit Marapalam 17-19 Juni 2023

Sumber : Instagram Tanah Datar Tourism (2023)

53
Sumber : Instagram Tanah Datar Tourism (2023)

Sumber : Instagram Tanah Datar Tourism (2023)

54
Sumber : Instagram Tanah Datar Tourism (2023)

Sumber : Instagram Tanah Datar Tourism (2023)

55

Anda mungkin juga menyukai