Disusun oleh:
Shintia Sasmitasari 1824071
Insia Wahda Aulia 1824081
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan
berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Permukiman
yang berjudul “Perumahan Ampeldento Residence ” pada waktu yang telah
ditentukan.
Penyusunan laporan ini kami lakukan untuk memenuhi tugas mata
kuliahPermukiman. .Penyusunan laporan Permukiman ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, khususnya Mahasiwa program studi Perencanaan
Wilayah dan Kota. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini dan kemajuan studi kami selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini, baik secara ilmiah
maupun praktis yaitu :
A. Ilmiah
Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya,
serta aset bagi pemiliknya. Berbagai macam rumah di antaranya adalah:
1. rumah komersial, rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan
2. rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya
Masyarakat. rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
3. Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan khusus.
Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau pegawai negeri. Permukiman kumuh adalah permukiman yang
tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang
tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunian.
1. Rumah Gandeng atau Rumah Kopel Rumah gandeng atau rumah kopel adalah
dua buah rumah yang bergandengan, dan masing-masing memiliki kapling
sendiri. Pada rumah gandeng atau rumah kopel, salah satu dinding bangunan
induk saling menyatu.
2. Rumah Deret Rumah deret adalah beberapa rumah yang bergandengan antara
satu unit dengan unit lainnya. Pada rumah deret, salah satu atau kedua dinding
bangunan induknya menyatu dengan dinding bangunan induk lainnya.
Dengan system rumah deret, unit-unit rumah tersebut menjadi satu kesatuan.
Pada rumah deret, setiap rumah memiliki kapling sendiri-sendiri.
Lokasi tanah harus bebas dari pencemaran air dan pencemaran lingkungan
baik berasal dari sumber daya pembuatan atau sumber daya alam. Dapat menjamin
tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi pembinaan individu
dan masyarakat penghuni. Kondisi tanahnya bebas banjir dan memiliki kemiringan
tanah 0% - 15%, sehingga dapat dibuat sistem salurann pembuangan air hujan
(drainase) dan jaringan jalan setapak yang baik serta memiliki daya dukung yang
cukup untuk memungkinkan dibangun perumahan. Terjamin adanya kepastian hukum
bagi masyarakat penghuni terhadap tanah dan bangunan diatasnya yang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Prasaran lingkungan
a. Jalan Setapak
Lebar badan jalan setapak maksimum 2 meter, lebar perkerasan 1,20 meter
dengan konstruksi dari rabat beton 1 pc : 3 pasir : 5 koral, tebal 7 cm atau bahan lain
yang setara. Di kiri kanan perkerasan dibuat bahu jalan masing-masing dengan lebar
0,4 meter untuk penempatan tiang tiang listrik dan pipa-pipa saluran lingkungan
b. Saluran
Lebar atas : 30 cm
Lebar bawah : 20 cm
Tinggi minimal : 30 cm
Kemiringan :0% - 15%
1. Kesejahteraan;
2. Keadilan dan pemerataan;
3. Kenasionalan;
4. Keefisienan dan kemanfaatan;
5. Keterjangkauan dan kemudahan;
6. Kemandirian dan kebersamaan;
7. Kemitraan;
8. Keserasian dan keseimbangan;
9. Keterpaduan;
10. Kesehatan;
11. Kelestarian dan keberlanjutan; dan
12. Keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan.
A. Faktor-Faktor Geografis.
Kondisi geografis penting untuk diperhatikan oleh setiap pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman karena kondisi geografis tersebut akan
memberikan petunjuk kepada pelaksana pembangunan mengenai keadaan alam
dimana perumahan atau kawasan permukiman tersebut hendak dibangun, yaitu
sebagai berikut;
1. Tanah.
a. Kondisi tanah.
b. Riwayat tanah.
1. Jalan.
Terdiri atas jalan penghubung lingkungan perumahan. Perencanaan konstruksi
jalan harus memperhitungkan keadaan tanah dimana jalanakan dibangun,
kepadatan lalu lintas dan pemilihan bahan/material yang akan
dipergunakan.Pembuatan jalan lingkungan sebaiknya mengikuti bentuk lahan
dan tidak merubah bentuk alami unsur alam yang menarik seperti bukit,
kelompok pohon, petak arkeologi, kelompok batuan yang keluar dari tanah.
4. Sistem drainase.
Saluran mengumpulkan air hujan dan air bawah tanah yang ada dilingkungan
perumahan yang memiliki lebar sesuai kebutuhan/kondisi alam pastikan tidak
mampet danharus menyalurkan sesuai kemana akan dibuang.
6. Jaringan listrik.
Di lingkungan pemukiman harus dilengkapi dengan jaringan listrik yang
sumbernya dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) atau listrik lingkungan.
7. Pembuangan sampah.
Setiap lingkungan perumahan dan pemukiman harus dilengkapi dengan sistem
pembuangan sampah yang meliputi fasilitas pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah dan tempat pembuangan sampah berupa tempat
penimbunan suniter pembakaran.
8. Jalur hijau
Daerah (tempat, lapangan) ditanami rumput, pohom dan tanaman perindang di
setiap jengkal tanah yang kosongdipergunakan sebagai unsur penghijauan dan
atau daerah peresapan air hujan serta berfungsi menurunkan suhu, menyerap
gas polutan, meredam tingkat kebisingan, insulasi alami yang mendinginkan
permukaan bangunan.
a. Tempat tinggal;
b. Prasarana, sarana, dan utilitas umum permukiman; dan
a. Lokasi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Pemanfaatan tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan meliputi
pemanfaatan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, kegiatan ekonomi, dan prasarana,
sarana, dan utilitas umum.
Luas Wilayah Desa Ampeldento adalah 171,3.98 Ha. Luas lahan yang ada
terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk
fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 31Ha. Luas lahan
yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 136 Ha. Sedangkan luas lahan untuk
fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 0,0198 Ha, sekolah 0.35
Ha, dan tempat pemakaman umum 0.59 Ha. Wilayah Desa Ampeldento secara
umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai
lahan pertanian dan perkebunan.
Menurut informasi yang kami dapatkan dari para sesepuh desa bahwa desa
Ampeldento didirikan oleh orang yang bernama Slamet yang berasal dari Demak
yang juga disebut berjuluk Ki Ageng Ronggoboyo. Pada tahun 1435 mbah slamet
membuka hutan dibagian timur desa Ampeldento tepatnya sekarang menjadi dusun
kasin putuk, Dimana pada waktu mbah slamet berjalan kebarat untuk mencari
sumber air dan beliau menemukan sumber air disebuah sungai yang sekarang
dinamakan sumber beling. Mbah Slamet pun mengajak keluarganya membuka hutan
di daerah sumber tersebut untuk dijadikan tempat persinggahan dimana tempat itu
adalah disebut sebagai sentana/tempat peristirahatan. Mbah slamet adalah santri dari
sunan ampel yang diutus oleh sunan pergi keselatan untuk berdakwah menyiarkan
agama islam dan demikian mbah slamet menamakan wilayah perdikannya menjadi
desa Ampeldento.seperti halnya nama desa tmpat sunan ampel, dengan
perkembangan jaman mbah slamet memiliki anak dimana beliau mempunyai 4, anak
pertama beliau diutus pergi keutara untuk membuka kembali lahan yang pertama kali
beliau memijakan kakinya dikasin putuk, dan anak keduanya disuruh pergi ketimur
membuka lahan ditimur, dan anak ketiganya diutus membuka lahan dibarat, dan anak
perempuannya untuk tetap tinggal disentana. Dengan demikian desa Ampeldento
terbagi menjadi 4 (Empat) wilayah dusun yaitu:
a. Dusun Jumput
b. Dusun Bunder
c. Dusun Kasin Putuk
d. Dusun Kasin Krajan
1. Perumahan
2. Perdagangan
3. Jasa
4. Industri
5. Rekreasi
6. Lahan kososng
Penggunaan lahan di Desa Ampeldento meliputi :
1. Perkampungan
2. Pertanian
3. Belukar
4. Perkebunan
Luas
Nomor Kepemilikan Jumlah
No Kegiatan Tipe Lahan
Rumah Lahan Lantai
(m2)
1 01 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 109
2 02 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 107
3 03 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 90
4 05 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 105
5 06 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 106
6 07 Pribadi Tempat Tinggal 36 2 109
7 08 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 96
8 09 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 116
9 10 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 103
10 11 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 141
11 15 Pribadi Tempat Tinggal 36 2 117
12 16 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 109
Luas
Nomor Kepemilikan Jumlah
No Kegiatan Tipe Lahan
Rumah Lahan Lantai
(m2)
13 17 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 83
14 18 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 130
15 19 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 157
16 20 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 111
17 21 Pribadi Tempat Tinggal 36 1 123
Tabel 1.1 Tipe Bangunan dan Luas Kavling Perumahan Ampeldento Residence
4.1 Kesimpulan
Menurut Undang-undang No. 1 tahun 2011 telah terlaksana sesuai dengan
aturan-aturan dalam Undang-undang, seprti peran dan fungsi, menimbulkan aktifitas
ekonomi baru, pemenuhan sarana dan prasarana, dan legalitas dalam
pembangunan.Dampak positif pembangunan perumahan menurut Undang-undang
No.1 tahun 2011 yaitu membantu penataan kota, daerah tadinya sepi menjadi ramai,
pajak bumi dan bangunan menjadi tinggi, dan harga tanah menjadi tinggi. Sedangkan
dampak negatifnya adalah berkurangnya lahan hijau, dan bertambahnya polusi udara,
negatif adalah berkurangnya resapan air, berkurangnya lahan pertanian, dan adanya
peluang kekeringan.
4.2 Saran
Bagi devoloper dalam membangun sebuah perumahan baik yang berskala
kecil atau besar jangan hanya berorientasi pada profit semata, perlu dipertimbangkan
hal-hal apa saja yang terjadi setelah pembangunan perumahan tersebut terlaksana,
selain itu devoloper harus benar-benar mengerti tentang pelestarian lingkungan yang
meliputi tanah dan air serta mempertimbangkan lebih dalam mengenai lahan yang
digunakan untuk membangun perumahan, karena lahan pertanian semakin berkurang
dan hari demi hari pemanasan global semakin bertambah jadi harap sangat lebih
diperhatikan jika membangun sebuah perumahan.
Bagi penghuni perumahan diharapkan benar-benar menjaga sarana, prasarana
dan utilitas lainnya yang mendukung dalam kawasan pemukiman yang sehat, aman,
nyaman, dan teratur.