I. DAFTAR ISI.................................................................................................................I-I
2. Kabupaten Parepare.........................................................................................................2
X. KESIMPULAN................................................................................................................6
XI. LAMPIRAN....................................................................................................................8
perkotaan yang disesuaikan dengan rencana dan perubahan tersebut dilakukan secara
dalam proses perencanaan kota yang diterapkan untuk menata kembali suatu kawasan
di dalam kota dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai
dari kawasan kota tersebut sesuai dengan potensi serta nilai ekonomi yang
dimilikinya.
dan perbaikan kualitas yang lebih menyeluruh terhadap kawasan hunian yang sangat
kumuh.
kota yang diterapkan untuk menata kembali suatu kawasan didalam kota dengan
tujuan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai dari kawasan kota
terdiferensiasi dengan baik demi tercapainya tujuan faktor apa yang melatarbelakangi
pentingnya peremajaan kota dipusat kota, bagaimana cara meremajakan kota dipusat
kota, dan bagaimana pengaruh peremajaan kota dipusat kota dan kendala apa yang
4. Kabupaten Parepare
Kota Parepare merupakan kota kedua terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan,
dan dikategorikan sebagai Kota Sedang. Kota ini adalah pusat pengembangan KAPET
Secara geografis Kota Parepare terletak antara : 3° 57' 39" - 4° 04' 49" LS dan
119° 36' 24" - 119° 43' 40" BT. Sedangkan ketinggianya bervariasi antara 0 – 500
meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Parepare tercatat 99,33 km2 yang
terbagi dalam tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Bacukiki , Kecamatan Ujung
Penduduk Kota Parepare berdasarkan hasil sementara sensus penduduk tahun 2000
berjumlah 108.326 jiwa, yang terdiri dari 53.162 jiwa laki-laki dan 55.164 perempuan (ratio :
96,37%), dengan laju pertumbuhan rata-rata berkisar 1,32 % per tahun dan kepadatan
berada di tingkat sejahtera I. Angka ini mengalami peningkatan dari jumlah 9.033 KK pada
tahun 1999 dan 5.338 KK pada tahun 1998. Demikian pula jumlah keluarga prasejahtera
mengalami kenaikan dari 0 pada tahun 1999, 49 KK pada tahun 1999 dan 300 KK pada tahun
2000 atau 1,27%. Jumlah keluarga sejahtera II mengalami fluktuasi naik-turun pada tahun
1999' dan tahun 2000 (4.575 KK atau 1,9,44%). Jumlah keluarga sejahtera III dan sejahtera
III plus mengalami penurunan dari tahun 1998, 1999 dan 2000 menjadi masing-masing 5.959
KK (25,32%) dan 2.137 KK (9,08%). Sejumlah 599 KK (2,54%) tidak diketahui status
tingkat kesehteraannya.
yaitu “Peremajaan Kampung Kota Kab. Pare-Pare” pada penerima bantuan CSR dengan
tema project paint school yang di selenggarakan Bersama-sama dengan Kementrian PUPR
dan PT. Jotun Indonesia, pada permukiman perumahan masyarakat wattang soreang
Kab. Pare-Pare
memberikan rasa aman dan nyaman bagi para warga permukiman perumahan
Pare Pare.
Adapun rencana volume kebutuhan yang dibutuhkan untuk menjaga kelestarian dan
- Rumah Kayu sebanyak 88 Unit dengan jumlah total luas rumah 5127 M²
- Rumah Permanen sebanyak 33 Unit dengan jumlah total luas rumah 2291 M²
(Data Terlampir)**
8. NARASUMBER KEGIATAN
Kegiatan bertajuk Project Paint School ini digagas oleh Forum Mahasiswa Arsitektur
Sulawesi Selatan dan Barat, bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
9. PESERTA KEGIATAN
Berikut nama-nama yang ingin mengikuti kegiatan PEREMAJAAN KAMPUNG
KOTA, di watang soreang, Kota Pare-Pare, Yang dilaksanakan oleh Forum Mahasiswa
Arsitektur Sulawesi Selatan dan Barat yang melibatkan mahasiswa dari Universitas
Muhammadiyah Makassar, bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
3. Akbar Tanjung/105831104119
4. A.idham Khalid/105831104519
7. Nurdin 105831100119
8. Taufik 105831102819
33. Musyayyada(105831102021)
34. Pahrul(105831100221)
36. ramadhan(105831104421)
38. Mudatsir(105831102221)
41. (105831105221)
12. KESIMPULAN
Strategi implementasi peremajaan permukiman secara keseluruhan pertama-tama
harus memakai pendekatan pemberdayaan masyarakat yang bersifat terarah, dan bertumpu
pada kelompok. Sejak awal masyarakat harus sudah dilibatkan dalam prosesnya dan
dikembangkan aspirasinya. Hal ini untuk memberikan pengertian pada masyarakat bahwa
program ini adalah program mereka dan bukannya program pemerintah ataupun mahasiswa.
tentang perlunya hidup yang bersih, sehat, dan teratur sehingga tercipta pergeseran persepsi
Kota, di watang soreang, Kota Pare-Pare, Yang dilaksanakan oleh Forum Mahasiswa
Arsitektur Sulawesi Selatan dan Barat yang melibatkan mahasiswa dari Universitas
Muhammadiyah Makassar, bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Swadaya guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi para warga permukiman perumahan
swadaya yang ada di lingkungan Kelurahan Wattang Soreang dan memberikan dorongan
moril bagi seluruh warga di lingkungan sekitar dalam menjaga kelestarian dan keindahan
lingkungan.
Kepada Yth.
Ketua Umum HMA FT-UNISMUH
Di -
Tempat
Teriring doa dari kami semoga segala aktivitas keseharian kita mendapat
ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat yaitu
“Peremajaan Kampung Kota Kab. Pare-Pare”pada penerima bantuan CSR
dengan tema project paint school yang di selenggarakan Bersama-sama dengan
Kementrian PUPR dan PT. Jotun Indonesia, yang Insya Allah akan dilaksanakan
pada :
Hari/tanggal : 10 Januari - 16
Januari 2022 Tempat : Kawasan Niaga Kab.
Pare-Pare
Maka melalui surat ini, kami bermaksud meminta delegasi dan mengundang
Saudara untuk berkenan hadir pada kegiatan tersebut.
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatiann Saudara kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’Alaikum Wr. Wb
Makassar, 15 Desember 2021