Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN

AKUNTABILITAS DESA BATUYANG

PUTRI DINDA GUNAWAN

A1C018140

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2021
PROPOSAL PENELITIAN

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN

AKUNTABILITAS DESA BATUYANG

OLEH :

NAMA : PUTRI DINDA GUNAWAN

NIM : A1C018140

JURUSAN : AKUNTANSI

Setelah membaca naskah proposal ini dengan seksama,maka menurut


pertimbangan kami telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

(Animah SE., M.Si) (Isnawati, SE., M.A)


NIP. 197207062003122001 NIP. 198310072006042001
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................... i


Lembar Pengesahan ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................................ iii

BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Fokus Penelitian .............................................................................................6
1.2. Pertanyaan Penelitian .....................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Akuntansi Sektor Publik ................................................................................8
2.2 Akuntabilitas ............................................................................................ 10
2.3 Desa .............................................................................................................14
2.4 Sistem Informasi Keuangan .........................................................................17
2.5 Aplikasi Sistem Keuangan Desa ..................................................................18
2.6 Penelitian Terdahulu ....................................................................................20
2.7 Kerangka Berfikit ........................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ..................................................................................22
3.2 Pengumpulan Data .......................................................................................23
3.2.1 Informan dan Kehadiran Penelitian ....................................................23
3.2.2 Lokasi Penelitian.................................................................................25
3.2.3 Prosedur Pengumpulan Data ...............................................................26
3.3. Keabsahan Data ...........................................................................................28
3.4. Analisis Data ................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................30


LAMPIRAN...........................................................................................................................31
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini Desa dianggap memiliki peran yang sangat penting dalam

mendukung jalannya proses pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah

tremasuk dalam proses penyelenggaraan pembangunan. Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 1, menyatakan bahwa desa adalah kesatuan masyaratkat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang

diakui dan diormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2 menyatakan

bahwa desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi

dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga

dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pememrintahan dan

pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera(Bender,

2016).

Berlakukannya Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa ini

dinilai menjadi tonggak baru bagi pemerintah desa guna mewujudkan desa yang

lebih maju dan mempermudah dalam pelaksanaan pemerintahan desa dikarenakan

aturan yang lebih terperinci. Adanya aturan dalam Undang-Undang tersebut

menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh pemerinta pusat

dalam pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

saat ini disebut dengan dana desa, dengan adanya hal ini pemerintah desa
memiliki tenaggung jawab dalam penyusunan laporan keuangannya sendiri dan

menyajikan informasi yang menjadi bentuk dari akuntabilitas dari desa itu sendiri

dan juga nantinya akan dijadikan acuan dalam penyusunan anggaran berikutnya

(Dewi & Julianto, 2020).

Kebutuhan akan adanya akutabilitas dan juga transparasi sebagai bentuk

keterbukaan pemerintah desa terhadap masyarakat dalam berbagai hal terutama

akuntabilitas yang harus dijalankan pemerintah desa terhadap bupati/walikota

yakni mencakup laporan pertanggungjawaban yang berupa doumen perencanaan

desa jangka menengah dan tahunan di desa dalam hal ini kapasitas pemerintah

desa menjadi faktor utama dalam keberhasilan akuntabilitas ini, selain

akuntabilitas yang bersifat mengarah ke atas terdapat pula akuntabilitas yang

mengarah pada pengendalian internal ke bawah dalam hal ini kepala desa

berkedudukan sebagai pemeimpin dimana dalam hal ini indikatir dalam

akuntabilitas ini seperti rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa (RAP

dan RAB desa), bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah dan lain

sebagainya, selain itu adanya tuntutan yang berasal dari masyarakat sipil baik

secara individu ataupu kelompok serta media yang meminta informasi dan

penjelasan atas keputusan yang diambil oleh pemerintah desa, kontrol dari

akuntabilitas ini bergantung pada kepedulian warga, media yang ada pada desa

tersebut.

Adanya akuntabilitas dan transparasi akan memunculkan kepercayaan

masyarakat terhadap kinerja pemerintah desa, dimana saat ini menjadi isu yang

penting terhadap kinerja pemerintah desa terutama berfokus pada kinerja


pemerintah desa dalam pengelolaan dana desa semakin disorot terutama pada

kebijakan dana desa, pada kenyataannya akuntabilatas pengelolaan keuangan desa

masih sangat rendah kemampuan sumber daya manusia pada pemerintahan desa,

pembukaan akses terhdap informasi dan teknologi, lemhanya kemampuan

pemerintah desa dalam mengurus administrasi pemerintahan dan tidak adanya

sanksi serta lembaga pengawas menjadi penyebab kegagalan akuntabilitas

pemerintahan desa (Akuntabilitas Pemerintah Desa - Kedesa, n.d.).

Berkaca dengan permasalahan akuntabilitas yang ada pada organisasi

pemerintah baik ditingkat pusat maupun daerah harus memiliki sistem informasi

keuangan yang baik dan memadai untuk dapat menciptakan pemerintahan yang

akuntabel. Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang dirancang

untuk menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para pemakai diseluruh

organisasi. Sistem Informasi Keuangan diciptakan dengan beberapa tujuan

diataranya 1.) meningkatkan kualitas laporan keuangan agar akurat,tepat waktu

dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemerintahan dengan jenjang yang

lebih tinggi 2.) mendukung efisiensii,efektifitas dan kelancaran penyusunan

laporan keuangan 3.) sebagai upaya peningkatan opini laporan

keuangan.(Pengertian Sistem Informasi Keuangan - BLUD.Co.Id, n.d.).

Dengan adanya kesadaran pemerintah pusat terhadap pentingnya

akuntabilitas pada setiap lini pemerintahan terutama pada pemerintahan desa

mengingat jumlah desa yang ada di Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik (BPS) yakni berjumlah 81616 desa, sehingga untuk menindaklanjuti

permasalahan tersebut pemerintah pusat melalui Badan Pengawasan Keuangan


dan Pembangunan (BPKB) mengembangkan aplikasi Sistem Keuangan Desa

(SISKEUDES) sebagai salah satu perwujudan sistem informasi keuangan desa

untuk meningkatkan akuntabilitas disetiap desa sehingga pemerintah pusat dapat

mengontrol secara langsung bagaimana tata kelola keuangan disetiap desa(Situs

Resmi BPKP 2021, n.d.).

Aplikasi SISKEUDES ini telah diberlakukan untuk seluruh indonesia mulai

tahun 2016, penerapan dan pengaplikasian aplikasi ini disertai dengan

diadakannya sosialisasi-sosialisasi dan bimbingan teknis bagi para bendahara

desa,begitu juga dengan Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten

Lombok Timur salah satu desan yang telah menggunakan apalikasi SISKEUDES.

Desa Batuyang merupakan salah satu desa yang telah menerapkan

SISKEUDES dengan harapan dapat membantu meningkatkan akuntabilitas dari

Desa Batuyang,baik akuntabilitas yang diwajibkan terhadap pememrintahan

kabupaten atau kota hingga pemerintah pusat, maupun masyarakat sipil. Sebelum

adanya aplikasi Sistem Keuangan Desa ini pemerintah desa melakukan tata kelola

keuangan seperti membuat laporan keuangan masih secara anual yakni

menggunakan microsoft excel atau aplikasi lainnya yang dimana nantinya bentuk

laporan keuangan yang dihasilkan biasnaya berbeda beda anatara desa yang satu

dengan yang lain dikarenakan tidak ada standar yang jelas. Hal seperti inilah yang

menjadi hambatan bagi pemerintah kabupaten atau ota dalam mengevaluasi

APBDes dan laporan keuangan desa,selain itu keterbatasan sumber daya manusia

yang ada pada pemerintah desa juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam

permaslaahan ini dimana kurangnya kualitas sumber daya manusia yang memadai
dalam pengelolaan keuangan desa, jika tata kelola keuangan tidak dapat dilakukan

dengan baik lalu bagaiamana pemerintah dapat memberikan data yang transparan

dan akuntabilitas.

Berdasarkan masalah di atas, pihak pemerintah pusat dan masyarakat belum

memperoleh data keuangan yang bersifaat akuntabel padahal data pengelolaan

keuangan yang akuntabel merupakan salah satu amanat yang diberikan oleh

pemerintah pusat terhdap pemerintah desa melalu Undang-Undang No 6 Tahun

2014 Tentang Desa, selain pemerintah pusat akuntabilitas keuangan pemerintah

desa merupakan tuntutan secara tidak langsung yang diberikan oleh masyarakat

desa kepada pemerintah desa. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait bagaimana pengaruh

penerepan sistem informasi keuangan terhadap akuntabilitas Desa Batuyang

sehingga penulis mengambil judul “Sistem Informasi Keuangan Dalam

Meningkatan Akuntabilitas Desa Batuyang”.

1.2. Fokus penelitian

Kebutuhan akan adanya akutabilitas dan juga transparasi sebagai bentuk

keterbukaan pemerintah desa terhadap masyarakat dalam berbagai hal terutama

akuntabilitas yang harus dijalankan pemerintah desa terhadap bupati/walikota

yakni mencakup laporan pertanggungjawaban yang berupa doumen perencanaan

desa jangka menengah dan tahunan di desa dalam hal ini kapasitas pemerintah

desa menjadi faktor utama dalam keberhasilan akuntabilitas ini penelitian ini akan
berfokus terhadap bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Keuangan

Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Desa Batuyang.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka yang menjadi

pertanyaan penelitian adalah Bagaimana penerapan sistem informasi keuangan

dalam meningkatkan akuntabilitas Desa Batuyang?

1.4. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penlitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi keuangan di Desa Batuyang?

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai bagaimana pengaruh sistem informasi keuangan terhadap tingkat

akuntabilitas desa,serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan yang secara teoritis dipelajari dibangku perkuliahan.

1.5.2 Manfaat Praktis

a) Bagi Penulis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang

bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang

sistem informasi keuangan, akuntabilitas desa, dan tata kelola

keuangan desa.
b) Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat membantu

memberikan konstribusi dalam pengembangan teori teori tentang

sistem informasi keuangan yang mempengaruhi tingkat akuntabilitas

desa, bagi yang ingin meanjutkan penelitian ini.

c) Bagi kepala urusan keuangan Desa Batuyang penlitian ini diharapkan

dapat membantu dalam menganalisis faktor-faktor penyebab

terjadinya beberapa kendala dalam penggunaan sistem informasi

keuangan yang ada pada Desa Batuyang yang berpengaruh terhadap

akunbilitas desa.

d) Bagi Pemerintah Desa penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan agar pemerintah desa dapat memenuhi akuntabilitas

yang menjadi tuntutan pemerintah pusat dan masyarakat sehingga

tidak ada lagi kesalahpahaman antara masyarakat dengan pemerintah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Akuntansi Sektor Publik

2.1.1 Definisi Akuntansi Sektor Publik

Sektor publik merupakan sebuah entitas yang memiliki keunikan

tersendiri.Disebut entitas karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil,

bahkan bisa dikatakan sangat besar(Sarwenda Biduri et al., 2018). Pada organisasi

sektor publik juga melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan namun

berbeda dengan entitas ekonomi yang lain,khususnya perusahaan komersial yang

mencari laba,dimana organisasi sektor publik tidak untuk tujuan mencari laba.

Sektor publik akuntansi sering diartikan sebagai akuntansi dana masyarakat,

yaitu teknik dan analisis akuntansi yang digunakan pada organisasi sektor publik.

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan

akuntansi pada wilayah publik.

Definisi Akuntansi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian Akuntansi

sektor publik adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan

pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan

departemen-departemen dibawahnya,pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM,

dan yayasan sosial pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.

Sedangkan menurut Mardiasmo mendefiisikan Akuntansi Sektor Publik

merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

informasi bagi publik.


Menurut Abdul Hafiz, Akuntansi Sektor Publik merupakan proses

penggolongan, pencatatan, serta pengikhtisaran dengan beragam metode tertentu

dalam ukuran transaksi, moneter, dan kejadian-kejadian yang sifatnya masuk ke

dalam laporan penylenggaran pemerintah yang turut pada atas otonomi serta tugas

pembantuan yang didasarkan pada prinsip dan sistem NKRI (Sarwenda Biduri et

al., 2018).

2.1.2 Jenis-Jenis Organisasi Sektor Publik

Menurut Sarwenda Biduri et al., (2018) jenis-jenis organsisasi sektor

publik dapat dibagi menjadi tiga :

1. Instansi pemerintah

Organisasi pemerintahan merupakan bagian dari sektor publik yang

berbentuk seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah.

2. Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah

Organisasi nirlaba milik pemerintah tidak berbentuk instansi

pemerintah namun milik pemerintah Bentuk nirlaba ini dibagi lagi

menjadi dua yakni Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD).

3. Organisasi Nirlaba Milik Swasta

Organisasi ini bagian dari sektor publik namun dikelola leh pihak

swasta dan dimiliki oleh pihak swasta seperti sekolah dan universitas

swasta.
2.2. Akuntabilitas

2.1. Definisi Akuntabilitas

Akuntabilitas kinerja sektor publik saat saat ini mendapat banyak kritik

dari masyarakat oleh karena itu akuntabilitas pada sektor publik harus dapat

dikelola dengan baik, jika dibandingkan dengan sektor swasta dengan tujuan

untuk mendapatkan laba sedangkan sektor publik untuk mengkur kinerjanya tidak

bisa diukur dari jumlah keuntungan,melainkan akuntabilitas.

Menurut Komang (2014) Akuntabilitas adalah kewajiban sebuah

organisasi terhadap pihak yang memiliki hak, Akuntabilitas akan dapat dikatakan

lebih baik apabila disertai dengan adanya sistem informasi keuangan yang

mendukung sehingga akan memnghasilkan data yang lebih akurat dan dapat

dipercaya. Akuntabilitas terkait dengan bagaimana dengan pencapaian pada

pelayanan publik dan keterbukaan penyampaian kepada masyarakat (Nafidah &

Anisa, 2017).

Peters mengatakan terdapat perbedaan antara akuntabilitas dan konsep

pertanggungjawaban (respontabilitas). Akuntabilitas lebih kearah bagaimana

sebuah organisasi terhadap relasi yang ada diluar orgaranisasi,artinya akuntabilitas

lebih menekankan fokus hubungan organisasi dengan pihak pihak yang terkait

dengan organisasi tersebut, sedangkan tanggung jawab mengarah kebagaiamana

masing-masing individu yang ada pada organisasi tersebut menjalankan tugasnya

sesuai dengan etika dan standar yang sudah ada sesuai dengan apa yang diarahkan

dan pelatihan yang diterima (Wicaksono, 2015).


Akuntabilitas sendiri merupakan sebuah konsep yang terfokus bagaimana

organisasi sektor publik untuk memberikan penjelasan ataupun jawaban ke pihak

yang memiliki keterkaitan dengan organisasi tersebut. Secara khusus

Akuntabilitas adalah kemampuan dari organisasi sektor publik untuk memberikan

jawaban serta penjelasan atas kegiatan dan tindakan yang dilakukannya untuk

pihak yang memang secara sistem politik telah diberikan hak untuk melakukan

evaluasi terhadap organisasi tersebut (Starling:169) (Wicaksono, 2015).

Dari beberapa pendapat terkait dengan definisi Akuntabilitas di atas dapat

disimpulkan, Akuntabilitas keuangan pemerintah merupakan kewajiban

melaporkan bagaimana pengelolaan penggunaan dana seperti pada pemerintahan

Desa, maka akan mempertanggungjawabkan penggunaan dana Desa secara

vertikal kepada pemerintahan yang lebih tinggi yakni pemerintah kabupaten/kota

dan secara horizontal yakni kepada masyarakat. Keberhasilan atau kegagalan dari

Akuntabilitas yang ada yakni dngan dengan mekigat seberapa taat dan patuh

pemerintah terhdap asas partisifasif,akuntabel,ttransparan dan disiplin.(Imawan et

al., 2019)

2.2. Prinsip-Prinsip Akuntabilitas

Prinsip Akuntabilitas adalah dimana pemerintah dapat

mempertanggungjawabkan apa yang telah dilaksanakan, kebijakan apa yang

diambil bahkan hingga laporan apa yang dilaporkan baik secara administratif

maupun politik. Aspek Akuntabilitas memungkinkan masyarakat dapat menilai

apakah penyelenggaran yang dilakukan pemerintah berhasil atau tidak.(Bolang,

2014)
Dalam pelaksaan Akuntabilitas dilingkungan organisasi sektor publik,

perlu memperatikan beberapa prinsip Akuntabilitas(Bolang, 2014) :

1. Harus ada komitmen baik dari pemimpin organisasi dan seluruh

pegawai untuk melakukan pelaksanaan dan pengelolaan yang

akuntabel.

2. Harus menerapkan sistem yang dapat menjamin penggunaan seluruh

sumber daya sesuai dengan apa yang ada pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Dapat menunjukkan tingkat hasil dari tujuan yang memang sudah

ditetapkan.

4. Harus berorientasi pada tujuan visi dan misi serta hasil dan manfaat

yang diperoleh.

5. Harus jujur dan objektif, transparan, inovatif sebagai katalisator

perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk

permukthiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan

laporan akuntabilitas.

2.3. Desa

2.3.1 Pengertian Desa

Menurut Undang-undang nomor 23 tahun 2014 pasal 1 Desa adalah Desa

dan Desa adat atau yang disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau


hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.(Bender, 2016)

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Desa adalah

Kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem

pemerintahan sendiri (dikepalai oleh kepala desa),(Arti Kata Desa - Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) Online, n.d.)

Secara etimologi kata Desa berasal dari bhasa sankakerta yakni deca yang

berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yanag memiiki kewenangan untuk mengurus rumah

tanggannya berdasarakan hak asal usul dan adat istiaday uang diakui oleh

pemerintah pusat dan berada di daerah kota/kabupaten.

Dari beberapa definisi Desa diatas dapat kita simpulkan bahwa Desa

merupakan suatu kelompok yang berhak mengatur dirinya sendiri sesuai dengan

bagaiamana budaya, keadaan sosial, maupun geografisnya sendiri sesuai dengan

kepentingan masyarakatnya hal ini bisa disebut juga dengan otonomi, otonomi

desa.

2.3.2 Stuktur Pemerintah Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya

Kabupaten Lombok Timur.

1. Kepala Desa, Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi

dimana Kepala Desa berhak menetapkan bagaimana pelaksana teknis

pengelolaan keuangan yang ada di Desa, Kepala Desa berperan dalam

menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa, menyetujui

pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa dll.


Jabatan seorang Kepala Desa akan berlangsung selama 6 tahun

terhitung sejak hari dilantik.

2. Sekretaris Desa, bertugas dalam membantu Kepala Desa dalam

pengelolaan keuangan dimana Sekretaris Desa diberikan tugas seperti

menyusun laporan dan pertanggungjawaban APBdesa, Verifikasi

RAB dll.

3. Kepala Urusan (Kaur), Kaur yang ada pada pemerintahan Desa

Batuyang yakni terdiri dari a.)Kaur Keungan yang bertugas membantu

tugas yang dilakukan oleh Sekretaris Desa dalam tata kelola keangan

desa dan termasuk menyusun APBDesa b.) Kaur Umum berfungsi

dalam pengurusan administrasi surat menyurat, arsip dan penyedia

prasarana perangkat Desa serta pelayanan-pelayanan umum lainnya.

4. Kepala Seksi (Kasi), Pada pemerintahan Desa Batuyang terdapat Kasi

Pelayanan dan Pemerintahan, Kasi Pelayanan memiliki kewajiban

untuk melaksanakan penyuluhan dan berupaya untuk meningkatkan

pelestarian masyarakat untuk pelestarian budaya, agama dll,

sedangkan Kasi Pemerintahan memiliki tugas untuk mengatur tata

pemerintahan, dan juga menyusun rancangan regulasi Desa dll.

2.4. Sistem Informasi Keuangan

Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang dirancang untuk

menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para pihak yang terkait dengan

perusahaan.(Pengertian Sistem Informasi Keuangan - BLUD.Co.Id, n.d.)


2.4.1 Tujuan Sistem Informasi Keuangan

Sistem Informasi Keuangan diciptakan dengan tujuan :

1. Meningkatkan kualitas pelaporaan keuangan agar akurat, tepat waktu

dan dapat dipertanggung jawabkan yang mampu memnghubungkan

organisasi publik dengan organisasi yang diatasnya.

2. Mendukung efisiensi, efektifitas dan kelancaran penyusunan laporan

keuangan.

3. Sebagai upaya mencapai peningkatan opini laporan keuangan.

2.4.2 Sifat Sistem Informasi Keuangan

Sistem Informasi Keuangan mengandung beberapa sifat yang antara lain :

1. Relevan dan matrealistis

2. Formal dan subtansi

3. Tingkat kepercayaan

4. Bebas dan bias

5. Dapat dibandingkan

6. Konsistensi

7. Dapat dipahami

2.5. Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

2.5.1 Definisi Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKB) mulai

mengembangkan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDE) ini sejak tahun

2016 hingga saat ini sudah belasan ribu desa yang menggunakan Aplikasi
SISKEUDES, Aplikasi ini dibuat dengan sangat sederhana dan user friendly

namun tetap saja dalam penggunaannya dibutuhkan kehati-hatian dalam

penginputan data pada aplikasi ini, dengan tampilan yang cukup sederhana

aplikasi ini diharapkan dapat membantu dalam tata kelola keuangan Desa yang

pada awalnya dengan standar yang sangat bervariasi, Sehingga aplikasi ini dibuat

dengan tampilan yang sederhana untuk memudahkan pengaplikasiannya.

2.5.2 Tujuan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

Aplikasi SISKEUDES ini diciptakan sebagi sarana untuk pemerintah Desa

untuk mengoptimalkan tata kelola keuangan desa seperti mulai dari perenncanaan,

pelaksanaan, pelaporan dan pertanggung jawaban secara komputerisasi, dengan

adanya aplikasi ini, maka segala hal yang terkait dengan pengelolaan keuangan

Desa akan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku dikarenakan aplikasi

ini resmi berasal dari pemerintah dan kesinambungan antara apa yang diinginkan

oleh pemerintah pusat, daerah, dan desa akan sama, selain itu penggunaan aplikasi

ini akan meminimalisir penyelewangan Dana Desa dengan didukung oleh

petunjuk peaksanaan dan bimbingan teknis serta aplikasi dengan tampilan yang

sederhana, maka ini akan mempermudah perangkat desa dalam hal tata kelola

keuangan. Adapaun tujuang utama dari Siskeudes antara lain :

1. Memenuhi segala tuntutan dan standar yang sudah dituangkan dalam UU

Desa terutama dalam bidang keuangan.

2. Sebagai sarana pemerintah untuk melakukan pelaporan keuangan secara

akuntabel dan transparan.


2.5.3 Input dan Output SISKEUDES

Input adalah apa yang dimasukkan yang nantinya akan diproses menjadi apa

yang diinginkan, input dari SISKEUDES adalah semua data yang dimasukkan ke

dalam aplikasi baik perencanaan, penganggaran, penatusahaan dan pembukuaan.

Beberapa data yang diinput ke SISKEUDES(BPKP, 2018) :

1. Perencanaan, dalam perencanaan data yang dimasukkan yakni Restra Data,

RPJMDesa dan RKPDesa.

2. Penganggaran, merupakan kelompok menu yang digunakan untuk

melakukan proses penyusunan anggaran dengan output utama APBDesa dan

Penjabaran APBDesa.

3. Penatausahaan, merupakan kelompok menu yang digunakan untuk

melakukan proses penatausahaan dalam tataran pelaksanaan anggaran

APBDesa yang meliputi pengajuan SPP, pencairan dan

pertanggungjawaban. Output utama menu ini adalah buku- buku

penatausahaan keuangan desa seperti Surat Permintaan Pembayaran (SPP),

Buku Kas Umum (BKU), Buku Kas Tunai, Buku Bank, Buku Pajak, Buku

Panjar dan Kuitansi.

4. Pembukuan, merupakan kelompok menu dalam rangka menghasilan

Laporan Keuangan Pemerintah Desa yang meliputi Laporan Pelaksanaan

Anggaran APBDesa dan Catatan atas Laporan Keuangan Desa (CaLK).

Pada modul ini juga disediakan Laporan Kompilasi yang menggabungkan

seluruh laporan desa-desa yang ada di pemda.


Sedangkan output adalah bentuk yang telah diproses dari data-data yang

diinput. Beberapa bentuk output dari SISKEUDES(BPKP, 2018) :

1. Surat permintaan pembayaran

2. Dokumen penatausahaan

3. Bukti penerimaan

4. Surat setoran pajak (SPP)

5. Laporan-Laporan seperti :

a) Laporan penatausahaan (buku kas umum, buku bank, buku pajak,

RAB).

b) Laporan Penganggaran (peraturan desa anggaran pendapatan dan

belanja desa, anggaran pendapatan belanja desa per sumber dana).

2.6. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lilis Hendrawati dengan skripsi yang

berjudul “Efektivitas Penerapan Aplikasi Sistem Keuangan Desa Dalam

Meningkatkan Akuntablitias Dan Transparansi Desa Pule Kecamatan Pule

Kabupaten Trenggalek” yang menggunakan metode pendekatan kualitatif

sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut : (1) penerapan Aplikasi sistem

keuangan desa (Siskeudes) di Desa Pule Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek

terbilang sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. (2) Penerapan Aplikasi sistem

keuangan desa (Siskeudes) di Desa Pule Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek

juga sudah terbilang efektif dalam meningkatkan akuntabilitas dan transparansi

laporan keuangan dilihat dari keberhasilan dan tercapainya tujuan dari aplikasi
Siskeudes. (3) Kendala yang dihadapi Desa Pule Kecamatan Pule Trenggalek

adalah kurangnya sinergitas antara perangkat desa dan adanya perubahan versi

dari aplikasi. (4) Solusi yang dilakukan oleh Desa Pule Kecamatan Pule

Kabupaten Trenggalek yaitu melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait aplikasi

sistem keuangan desa.

2.7. Kerangka Berfikir

Penelitian ini dilakukan di Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya

Kabupaten Lombok Timur yang merupakan salah satu desa yang telah

menerapkan Sistem Informasi Keuangan dalam bentuk Aplikasi Sistem Keuangan

Desa dalam mengelola keuangannya, yang mana aplikasi ini bertujuan untuk

memudahkan pemerintah desa dalam pengelolaan keuangannya baik dalam

bentuk penganggaran,pembukuan, dan pelaporan keuangan dan pengawasan serta

evaluassi RAPBDes. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana penerapan

Sistem Informasi Keuangan Desa Batuyanng Kecamatan Pringgabaya dalam

meningkatkan akuntabilitas desa apakah sudah transparan dan akuntabel.

Kerangka Konseptual

Sistem Informasi
Keuangan

Aplikasi Sistem
Keuangan Desa

Laporan Keuangan Desa


Batuyang Kecamatan
Pringgabaya

Akuntabel
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Pada dasarnya metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan.

Penelitian Kualitatif adalah penganut aliran fenomologis, yang menitik

beratkan kegiatan penelitian ilmiahnya dengan jalan penguraian (describing) dan

pemahaman (understanding) terhdap gejala-gejala sosial yang diiamatinya.

Pemahaman bukan saja dari sudut pandang peneliti (research’s perspectiive) tetapi

yang lebih penting lagi adalah pemahaman terhadap gejala dan fakta yang diamati

berdasarkan sudut pandang subjek yang diteliti.(Siyoto dan Sodik, 2015)

Menurut Strauss dan Corbin Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian

yang prosedur penemuan yang dilakukan tidak menggunakan prosedur statistik atau

kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif adalah penelitian tentang kehidupan

seseorang,cerita, perilaku dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan sosial ata

timbal balik.(Dr.farida Nugrahani, 2014)

Melalui beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang dimana penjelasannya tidak menggunakan angka-


angka, dalam penelitian kualitatif peneliti adalah hal yang utama untuk turun

langsung dan mengamati kelapangan untuk mendaptkan data-data secara langsung

terkait dengan Sistem Informasi Keuangan Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya

Kabupaten Lombok Tmur apakah sudah akuntabel atau tidak, selanjutnya peneliti

akan mencoba menjelaskan atau mendeskripsikan dan dibandingkan dengan teori-

teori yang dijadikan refrensi dasar pada penelitian ini.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni gambaran terhadap

suatu keadaan yang bersifat faktual dan akurat. Penelitian deskriptif ini ditujukan

untuk memcahkan masalah ataupun untuk mengumpulkan informasi yang disusun

dan kemudian dianalisis.

Penelitian deskriptif ini akan menyajikan berbagai data dari laporan yang

diperoleh dari berbagai sumber seperti interview dan juga observasi. Untuk

memperoleh data tersebut peneliti perlu untuk turun langsung kelapangan untuk

melakukan wawancara dan observasi yang lebih mendalam untuk mendapatkan data

yang dapat mendukung penelitian ini, yang akan dilakukan dengan pendekatan

kualitatif.

3.2. Pengumpulan Data

3.2.1 Informan dan Kehadiran Penlitian

Informan yang akan menjadi narasumber pada penelitian ini ada 3 orang

yakni :
a) Bapak Maswardi,S.Ap selaku Kaur Keuangan Desa

Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

b) Bapak Rusdi Zain selaku Kepala Desa Batuyang

Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

c) Bapak Mashuri,S.Pd selaku Sekretaris Desa Batuyang

Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

Dalam penelitian kualitatif adanya kehadiran peneliti sangatlah penting

dimana peneliti berperan dalam merencanakan, melaksanakan, mengumpulkan data

serta menganalisis hasil olah data menjadi hasil penelitian, maka dari itu peneliti akan

mengadakan observasi langsung dengan mendatangi lokasi penelitian yakni Desa

Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, serta mengumpulkan

data ebrupa dokumen-dokumen yang mungkin diperlukan dalam penelitian ini. Selain

peneliti sendiri peneliti akan menggunakan beberapa instrumen penelitian seperti

wawancara,observasi dan dokumentasi yang berfungsi mendukung penelitian.

Peneliti akan bersungguh-sungguh dalam melakukan wawancara dan

observasi untuk mendapatkan data yang relevan dan bisa dijamin keabsahannya untuk

mendapatkan data peneliti akan merealisasikannya dengan mendatangi lokasi

penelitian dimulai sejak diizinkannya penelitian ini dilakukan baik secara terjadwal

ataupun tidak.

Sebelumnya peneliti sudah mendapatkan izin secara resmi baik dari

Universitas Mataram maupun Kantor Desa Batuyang yang akan diteliti.


3.2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan.

Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang penting dalam penelitain

kualitatif.

Lokasi penelitian yang peneliti pilih adalah Desa Batuyang Kecamatan

Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu desa di kecamatan

Pringgabaya yang sudah menerapkan sistem informasi keuangan berupa penerapan

aplikasi Sistem Keuangan Desa.

3.2.3 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data

yang sesuai dengan judul peneitian yakni :

A. Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data yang

sistematis terhadap obyek penelitian secara langsung Observasi

langsung adalah mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat)

terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti.(Dr. Sandu Siyoto, SKM,

M.Kes, M. Ali Sodik, 2015) Metoe ini akan peneliti lakukan dengan

mendatangi lokasi peneitian secara langsung yakni Desa Batuyang

Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

B. Wawancara , wawancara adalah proses percakapan yang


berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu

proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat

membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari antara lain: (1)

pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal

sebelumnya; (2) responden selalu menjawab pertanyaan (3) pewawancara

selalu bertanya (4) pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada

suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral (5) pertanyaan yang

ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan

panduan ini dinamakan interview guide( Siyoto dan Sodik, 2015)

Dalam wawancara pada penelitian ini peneliti akan mewawancarai Bapak

Maswardi S.Ap selaku Kaur Keuangan Desa Batuyang Kecamatan

Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, Bapak Rusdi Zain selaku Kepala

Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur,

Bapak Mashuri,S.Pd selaku Sekretaris Desa Batuyang Kecamatan

Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

C. Dokumentasi, Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data

dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode ini lebih mudah

dibandingkan dengan metode pengumpulan data yang lain. Teknik

pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan. ( Siyoto dan Sodik,

2015)
D. Metode ini akan dilakukan dengan mempelajari dokumen apa yang ada

pada Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

3.3. Keabsahan Data

Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif biasanya diuraikan menjadi

yaitu ( Siyoto dan Sodik, 2015) :

a) Credibility,kriteria ini harus memenuhi data yang didapatkan harus

memiliki nilai kebenaran dan dapat dipercaya oleh pembaca .

b) Transfermability. Kriteria ini untuk memenuhi kriteria bahwa

hasilpenelitian-penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu (di mana

penelitian dilakukan) dapat diaplikasikan atau di transfer kepada konteks

atau setting yang lain untuk membangun keteralihan dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara uraian rinci.

c) Dependability Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses

penelitian kualitatif bermutu atau tidak.

d) Confirmability

Untuk memaksimalkan keabsahan data peneliti akan melakukan :

a) Memperpanjang pengamatan, peneliti akan meningkatkan kuantitas

kehadiran untuk melakukan penelitian langsung di lokasi penelitian yakni

Desa Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

Peneliti dapat melakukan wawancara ulang untuk memastikan keakuratan


data ataupun mencari dokumen yang memang dirasa kurang dan

diperlukan.

b) Peneliti akan membandingkan data yang ditemukan dilapangan dengan

berbagai teori pendapat para ahli untuk mengkaji data tersebut. Data yang

telah diperoleh dari berbagai sumber akan dikaji ukang untuk dapat di

kategorikan sama atau tidak sehingga dapat di deskripsikan dengan baik

dan benar.

3.4. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan

bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah

tahap memasuki lapangan. ( Siyoto dan Sodik, 2015)

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukakn dalam analisis data seperti

melakukan penggabungan data,mernagngkm lalu menyajikannya setelah

disederhanakan tentunya dalam bentuk deskripsi yang lebih sederhana dan mudah

dipahami,lalu menarik kesimpulan untuk menganalisis data yang ada. Agar data yang

di simpulkan sesuai dengan tujuan awal penelitian, maka akan terus dilakukan

verifikasi secara berulang-ulang dalam penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Akuntabilitas Pemerintah Desa - Kedesa. (n.d.). Retrieved August 9, 2021, from


http://kedesa.id/id_ID/akuntabilitas-pemerintah-desa/

Arti kata desa - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (n.d.). Retrieved
August 13, 2021, from https://kbbi.web.id/desa

Bender, D. (2016). DESA - Optimization of variable structure Modelica models


using custom annotations. ACM International Conference Proceeding Series,
18-April-2(1), 45–54. https://doi.org/10.1145/2904081.2904088

Bolang, J. (2014). “PENERAPAN PRINSIP AKUNTANBILITAS DAN


TRANSPARASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG
BAIK.” II(9), 634. https://hsgm.saglik.gov.tr/depo/birimler/saglikli-beslenme-
hareketli-hayat-db/Yayinlar/kitaplar/diger-kitaplar/TBSA-Beslenme-Yayini.pdf

BPKP. (2018). Pedoman Siskeudes. Bpkp.Go.Id, 3.


http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sakd/files/Pedoman_Keudesa(4).pdf

Dewi, P., & Julianto, I. P. (2020). Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Keuangan
Desa Dan Pengendalian Internal Terhadap Akuntabilitas Dana Desa. Jurnal
Akuntansi Profesi, 11(2), 281–292.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JAP/article/view/29296

Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes, M. Ali Sodik, M. (2015). Buku Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif (Issue April).

Dr.farida Nugrahani, M. H. (2014). dalam Penelitian Pendidikan Bahasa.


journal.usd.ac.id/index.php/LLT%0Ahttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/ar
ticle/viewFile/11345/10753%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.758
%0Awww.iosrjournals.org
Imawan, A., Irianto, G., & Prihatiningtias, Y. W. (2019). Peran Akuntabilitas
Pemerintah Desa Dalam Membangun Kepercayaan Publik. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 10(1). https://doi.org/10.18202/jamal.2019.04.10009

Nafidah, L. N., & Anisa, N. (2017). Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa di


Kabupaten Jombang. Akuntabilitas, 10(2), 273–288.
https://doi.org/10.15408/akt.v10i2.5936

Pengertian Sistem Informasi Keuangan - BLUD.co.id. (n.d.). Retrieved August 9,


2021, from https://blud.co.id/wp/sistem-informasi-keuangan/

Sarwenda Biduri, P., Mojopahit, J., & Sidoarjo, B. (2018). AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK Diterbitkan oleh UMSIDA PRESS.

Situs Resmi BPKP 2021. (n.d.). Retrieved August 9, 2021, from


http://www.bpkp.go.id/sakd/konten/2448/leaflet-simda-desa.bpkp

Wicaksono, K. W. (2015). Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik. JKAP (Jurnal


Kebijakan Dan Administrasi Publik), 19(1), 17.
https://doi.org/10.22146/jkap.7523

Anda mungkin juga menyukai