Cipta Hadi
1906321231
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN ARSITEKTUR
DEPOK
DESEMBER 2020
Pengembangan Kawasan Kampung Melayu Barat, Kabupaten Tangerang:
Perancangan Berbasis Informalitas
Abstrak
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin sagittis ut enim in vulputate.
Maecenas ac nunc sed est sollicitudin semper. Maecenas efficitur nec nunc eget semper.
Sed euismod massa augue, sed venenatis lorem vehicula non. Quisque et libero mi.
Donec condimentum neque odio, sed dignissim eros dapibus eget. Donec lacus dolor,
tempus et dignissim quis, eleifend quis sapien. Aenean luctus ante nec eros porta
sodales. Sed lacus arcu, efficitur quis purus eget, rhoncus luctus purus. Quisque at nisl
consectetur, dignissim dolor nec, tincidunt libero. Curabitur viverra, purus in malesuada
ornare, mi ligula semper augue, in sodales ipsum arcu eget nunc. Sed non ullamcorper
ante, sit amet fermentum sapien.
Praesent justo felis, condimentum id purus quis, malesuada laoreet odio. Donec gravida
ligula nec placerat bibendum. Pellentesque et nisl et ligula pulvinar placerat. Aliquam nec
ipsum hendrerit, maximus magna id, pulvinar ante. Vivamus tempus purus posuere,
fermentum magna eu, malesuada ligula. Sed metus arcu, sodales eu mi in, tempus
aliquet orci. Proin pharetra libero finibus nunc porttitor sagittis. Morbi dapibus convallis
quam sed pretium. Cras ullamcorper tristique vulputate. Etiam vulputate vehicula risus.
Suspendisse in nunc id risus aliquam vestibulum. Curabitur pharetra purus ut venenatis
pharetra. Nam rhoncus tempor enim, eget finibus diam euismod at. Nunc libero massa,
faucibus eu leo eget, malesuada interdum nisi. Morbi arcu ante, sagittis ultrices justo eu,
suscipit euismod tortor.
Universitas Indonesia - i
Contents
Abstrak ......................................................................................................................................i
2.3. Informalitas, Inkrementalitas dan Kampung sebagai ‘Ruang yang Berbeda’ ........... 8
Bibliography .......................................................................................................................... 15
Universitas Indonesia - ii
Daftar Gambar
1
Universitas Indonesia
Tangerang kehilangan 273 hektare setiap tahunnya. Beberapa titik lokasi di
Kabupaten Tangerang menunjukkan alih fungsi lahan tersebut dalam bentuk,
baik itu urban sprawl maupun perkembangan kawasan industri skala besar dan
kecil. Dapat dlihat juga dari data statistik yang menunjukkan lima sektor terbesar
yang berkembang di Kabupaten Tangerang yang sekarang didominasi oleh,
yakni, industri pengolahan (39,28%), kedua, konstruksi (12,30%), ketiga,
perdagangan (10,57%), keempat, pertanian (6.75%) yang terus mengalami
penurunan, serta kelima, real-estate (6,35%) (Bappeda Kabupaten Tangerang,
2017). Jika dibiarkan begitu saja, fakta ini saya rasa perlu untuk dicermati lebih
dalam agar tidak terjadi dampak buruk bagi perkembangan Kabupaten
Tangerang dan pinggiran kota secara umum.
2
Universitas Indonesia
yang berlokasi jauh dari lokasi kampung ‘ilegal’ tersebut (seperti di Jakarta)
sehingga mata pencaharian penduduk terganggu. Serta, fenomena baru yang
terjadi hingga kini yaitu menjadikan kampung wisata dengan melakukan
beautification yang sekedar mempercantik dengan warna-warni. Dari bentuk
masing-masing usaha ‘modernisasi’ kota atau kampung itu sendiri menunjukkan
bahwa program tersebut melihat kampung sebagai sesuatu yang tidak layak
(program KIP), sesuatu yang kacau/tidak teratur/dilarang (penggusuran dan
pemindahan), dan tidak enak dipandang (program mempercantik). Sebagaimana
ulasan Abidin Kusno (2016) dalam ‘Messy Urbanism’ (Hou & Chalana, 2016),
bahwa modernisasi itu bersifat politis, ekonomis, kulturalis, dan teknis. Sehingga,
modernisasi merupakan perspektif melihat sesuatu, tergantung dari sisi mana
kita melihat sebuah fenomena kampung terhadap suatu konteks secara politik,
ekonomi, budaya, dan teknologi.
3
Universitas Indonesia
fenomena modernisasi kampung, kampung perlu diakui sebagai ruang yang
‘berbeda’. Eksistensi kampung merupakan hal yang penting. Oleh karena itu,
dibutuhkan bentuk modernisasi kampung yang berbeda pula dengan pendekatan
perancangan yang cermat terhadap sifat, karakter, dan potensi kampung.
(wawancara)
4
Universitas Indonesia
1.3.2. Pemetaan Assemblage
5
Universitas Indonesia
BAB II KAJIAN LITERATUR
2.1.1. Peri-urban
6
Universitas Indonesia
mula urbanisasi (the dawn of urbanization) hingga ke pola kota hari ini (1950-an).
Ulasan tersebut menunjukkan sebuah transformasi kota dari masa ke masa yang
menghasilkan sebuah pola kota.
Desakota (McGee);
2.2.2. Keamanan
15 minutes city
7
Universitas Indonesia
2.2.4. Informal Urbanism
8
Universitas Indonesia
“This order is all composed of movement and change, and although it is
life, not art, we may fancifully call it the art form of the city and liken it to
the dance-not to a simple-minded precision dance with everyone kicking
up at the same time, twirling in unison and bowing off en masse, but to
an intricate ballet in which the individual dancers and ensembles all
have distinctive parts which miraculously reinforce each other and
compose an orderly whole. The ballet of the good city sidewalk never
repeats itself from place to place, and in any one place is always replete
with new improvisation.”
(Jacobs, 1961)
“Those of us who are concerned with buildings tend to for get too easily
that all the life and soul of a place, all of our experiences there, depend
not simply on the physical environment, but on the patterns of events
which we experience there.”
(Alexander, 1979)
9
Universitas Indonesia
“The everyday was always there, and we, like everyone else, were
always immersed in it. To some extent is this immersion which prevents
us from seeing the everyday or acknowledging it. But it is also from this
immersion that specialised disciplines, among them architecture,
attempt to escape. These disciplines require a distance from the
ordinary in order to define themselves as something set apart and
(crucially) thereby place themselves in a position to exert control and
power.”
Aspek ketiga, yakni lokalitas, dilihat dari perspektif yang ditawarkan oleh
Wigglesworth and Till (1998) dalam bukunya The Everyday and Architecture.
Dalam ulasannya, mereka menganalogikan sebuah kapal yang singgah ke
sebuah pula dan membawa muatan dari luar pulau yang pada akhirnya muatan
tersebut menutupi apa yang sebelumnya sudah ada di pulau. Muatan tersebut
bisa berupa teori, geometri, maupun teknik dalam kasus arsitektur. Hal ini yang
selanjutnya mengakibatkan sebuah apresiasi lebih terhadap produk daripada
proses dan momen sempurna akan sesuatu yang selesai daripada
ketidaksempurnaan sebuah penggunaan/penempatan (Wigglesworth & Till,
1998). Dengan kata lain, hal ini yang saya tangkap sebagai bentuk pengabaian
terhadap sebuah lokalitas.
10
Universitas Indonesia
BAB III TINJAUAN LOKASI
Sebelum meninjau secara spesifik lokasi studi kali ini, perlu untuk
memahami terlebih dahulu perkembangan kota dan khususnya kawasan
pinggiran kota di Indonesia. Menurut saya, buku Kaca Benggala (Kuswartojo,
2019) memberikan penjelasan yang komprehensif dan sangat memadai untuk
mengetahui perkembangan kota di Indonesia. Ulasan dimulai dari habitat di era
kerajaan hingga era reformasi dan mengajak untuk merefleksi mengenai wacana
kedepan.
Lokasi studi kali ini adalah sebuah Kabupaten yang terletak di pinggiran
megapolitan Jabodetabek, yaitu Kabupaten Tangerang. Kabupaten Tangerang
merupakan kabupaten yang terletak di sisi barat dan utara dari Kota Tangerang
dan DKI Jakarta. Dengan luas 959,60 km2 kabupaten Tangerang memiliki 29
Kecamatan. Seperti kabupaten pada umumnya, luas area Kabupaten Tangerang
terbilang besar. Alhasil, beberapa kecamatan berlokasi sangat jauh dari pusat
pemerintahan kabupatennya sebagai pusat aktivitas (administrasi, ekonomi, dan
lain-lain) dan sebagai daerah yang lebih mendapat perhatian untuk
pengembangan. Di beberapa kecamatan, peruntukan lahan didominasi oleh
lahan hijau, khususnya pertanian. Selain itu juga, masih terdiri dari permukiman
11
Universitas Indonesia
dengan kepadatan rendah hingga tinggi. Seperti di sisi selatan, beberapa bagian
kabupaten Tangerang merupakan kawasan pengembangan oleh pengembang
besar di Indonesia yaitu di Lippo Karawaci dan BSD City.
12
Universitas Indonesia
3.2. Teluknaga, Kabupaten Tangerang
13
Universitas Indonesia
Gambar 4 Kondisi Eksisting di sekitar Kecamatan Teluknaga
14
Universitas Indonesia
Bibliography
Alexander, C. (1979). The Timeless Way of Building. New York: Oxford University Press.
Gallion, A. B., & Eisner, S. (1950). The Urban Pattern: City Planning and Design.
Princeton: D. Van Nostrand Company, Inc.
Groat, L., & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley and
Sons.
Herlambang, S., Leitner, H., Tjung, L., Sheppard, E., & Anguelov, D. (2019). Jakarta’s
great land transformation: Hybrid neoliberalisation and informality. Urban Studies
2019, Vol. 56(4), 627-648.
Hou, J., & Chalana, M. (2016). Messy Urbanism. Hong Kong: Hong Kong University
Press.
Irawati, M., Cairns, S., & Suryadjaja, R. (2016). The Livelihood Impacts of the Large-scale
Industrial Estate in Emerging Peri-urban of Jakarta. In Book of Abstract : LANDac
International Conference on Land Governance for Equitable and Sustainable
Development “Linking the Rural and the Urban” (pp. 12-13). Utrecht: LANDac.
Jacobs, J. (1961). The Death and Life of Great American Cities. New York: Random
House, Inc.
KBBI. (n.d.). KBBI Daring. Retrieved December 18, 2020, from KBBI Daring:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/periferi
Kusno, A. (2019). Middling Urbanism; The Megacity and The Kampung. Urban
Geography, 954-970.
15
Universitas Indonesia
McGee, T. G. (1989). Urbanisasi or Kotadesasi?: Evolving patterns of urbanization in
Asia. Urbanization in Asia: Spatial Dimensions and Policy Issues, 93-108.
Olivia, M. L., Adianto, J., & Gabe, R. T. (2019). A post-occupancy evaluation study of a
mixed-income gated community in Cibubur,West Java, Indonesia. Urbani Izziv,
Volume 30,No. 2, 95-104.
Wigglesworth, S., & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. New York: Wiley.
Winarso, H., Hudalah, D., & Firman, T. (2015). Peri-urban transformation in the Jakarta
metropolitan area. Habitat International, 221-229.
16
Universitas Indonesia