LISA LISTI
07021381823094
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2022
2
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum.................................................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................................5
1.5. Manfaat Teoritis.................................................................................................5
1.6. Manfaat Praktis..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Penelitian Terdahulu..........................................................................................7
2.2. Teori Perubahan Sosial .....................................................................................21
2.3. Karakteristik Perubahan Sosial.........................................................................23
2.4. Bentuk-bentuk Perubahan.................................................................................24
2.5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ...................................................................27
2.6. Faktor Pendorong Jalannya Proses Perubahan .................................................28
2.7. Pengertian Pariwisata........................................................................................31
2.8. Pengertian Pariwisata dan Komponen Pariwisata.............................................31
2.9. Candi Hindu Bumi Ayu....................................................................................33
2.10. Kerangka Pemikiran........................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian...............................................................................................36
3.2. Lokasi Penelitian...............................................................................................37
3.3. Strategi Penelitiaan............................................................................................39
3.4. Fokus penelitian ...............................................................................................39
3.5. Jenis Penelitian dan Sumber Data ....................................................................40
3.6. Penentuan Informan..........................................................................................42
3.7. Peranan Peneliti ................................................................................................43
3.8. Unit Analisis Data ............................................................................................43
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1..................................................................................................................19
Universitas Sriwijaya
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.............................................................................................................34
Gambar 3.1.............................................................................................................48
Universitas Sriwijaya
6
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
7
sosial klasik dan teori perubahan sosial modern. Kemudian dari sejumlah teori
yang dikemukakan oleh para ahli, dipilih beberapa teori yang dianggap tepat
untuk mewakili masing-masing kelompok. (Soemardjan, 1986).
Perubahan sosial adalah perubahan gaya hidup yang diterima, baik karena
kondisi geografis, budaya material, demografi, perubahan ideologi, atau difusi
atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat (Djazifah, 2012).
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
(sosial relation) atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial
(Kasnawi dan Sulaiman, 2009) .
Perubahan sosial adalah proses perubahan, modifikasi, atau adaptasi yang
terjadi pada gaya hidup masyarakat, baik aspek kehidupan yang berwujud maupun
tidak berwujud, nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan
sosial ekonomi, dan termasuk sistem masyarakat (Syamsuri dan Muhammad,
2019).
Sektor pariwisata ialah salah satu sektor yang dapat berkontribusi dalam
meningkatkan perkembangan kehidupan suatu wilayah yang harus dimanfaatkan
sebaik mungkin. Salah satu perkembangan tersebut yaitu menjadikan desa sebagai
tempat wisata lokal agar menarik perhatian masyarakat lain sebagai pembangunan
ekonomi lokal yang memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh daerah, desa atau
masyarakat itu sendiri. Perkembangan wilayah ada tiga, yaitu masyarakat,
pemerintah dan kondisi wilayah setempat (Soritua, 2017).
Wilayah yang memiliki potensi tentu harus dimanfaatkan sebaik mungkin
sehingga dengan begitu masyarakat tidak hanya bergantung pada sektor pertanian
saja melainkan dapat memanfaatkan keberadaan atau potensi dari wilayah itu
sendiri sehingga wilayah tersebut dapat berkembang. Wilayah yang menjadi
perhatian dari pemerintah terutama sejak tahun 1990 dan telah banyak dilakukan
penelitian dan terdapat aset yang sangat berharga sehingga keberadaan situn bumi
ayu harus di manfaatkan dengan baik oleh pemerintah serta masyarkat di Desa
Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir,
Sumatera Selatan. Desa Bumi Ayu memiliki potensi untuk menjadi desa yang
dapat berkembang dikarenakan dengan keberadaan situs Bumi Ayu yang
Universitas Sriwijaya
8
merupakan aset yang sangat berharga sehingga keberadaan situs Bumi Ayu harus
dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah serta masyarakat di Desa Bumi Ayu.
Desa bumi ayu adalah desa yang terletak di Kecamatan Tanah Abang,
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, yang
berbatasan dengan Desa Tanah Abang di sebelah utara, Desa Siku di sebelah
timur, Desa Ponimor (Prabumulih) di sebelah selatan dan juga Desa Suka Manis
di sebelah barat. Kondisi topografi Desa Bumi Ayu berupa dataran rendah
dengan kondisi iklim tropis lembab, dengan tingkat curah hujan cukup tinggi
sehingga ketika terjadi musim hujan beberapa wilayah mengalami banjir. Jarak
menuju kecamatan Tanah Abang berjarak sekitar 3 km sedangkan jarak menuju
ibu kota kabupaten sekitar 15 km. Akses menuju Desa Bumi Ayu sudah cukup
baik setelah beberapa tahun terakhir dan terus mengalami perbaikan sejak tahun
2013.
Kehidupan masyarakat dimasa perkembangan candi Bumi Ayu masih
berdiri tentu kondisi kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan agama sudah ada dan
berkembang dengan baik. Melihat beraneka ragam candi Bumi Ayu yang besar
dan tersebar di tepian sungai Lematang, maka secara tidak langsung gambaran
kehidupan masyarakat di Bumi Ayu pada bidang ekonomi bisa dikatakan
sejahtera, sebagian masyarakat sudah ada yang mulai berdagang walaupun usaha
kecil-kecilan dan bisa membantu penghasilan tambahan buat perekonomian
masyarkat, Keberhasilan perkembangan suatu daerah bisa di pengaruhi dengan
beberapa faktor seperti peningkatan pembangunan dan perkembangan ekonomi
yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang menarik untuk
meningkatkan karya produktifitas dan dilakukan secara efisien. Meningkatkan
pembangunan tentu menjadi suatu perubahan faktor utama untuk bisa
menciptakan lapangan pekerjaan pada masyarkat serta memajukan suatu daerah
sehingga membantu memberbaiki daerah tidak hanya bergantung pada
pemerintahan pusat melainkan juga melalui pemerintahan daerah yang
berkerjasama dengan daerah ataupun masyarkarat desa sehingga hal ini dapat
berjalan dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Saprin sebagai kepala
Desa Bumi Ayu mengatakan bahwa perkembangan di Desa Bumi Ayu mulai
terlihat sejak Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir berdiri sejak tahun 2013
Universitas Sriwijaya
9
Sebagaian besar masyarakat di Desa Bumi Ayu bekerja di bidang pertani kater
dan juga perkebunan. Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan utama yang
digunakan sebagai pemenuh kebutuhan dasar dari masyarakat Desa Bumi Ayu
sehingga faktor letak geografi dan juga kondisi di topografi sangat bergantung
pada pemanfaatan sektor pertanian dan juga perkebunan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, semenjak dilakukannya pembangunan Wisata
Candi Bumi Ayu terjadi perubahan sosial ekonomi seperti perubahan mata
pencarian yang awalnya petani menjadi pengurus keamaan kompleks candi,
pembuatan organisasi karang taruna dan lain sebagainya. Tolok ukur keberhasilan
pembangunan dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi serta
sedikitnya ketimpangan ekonomi baik daerah ataupun sektor. Pada suatu
perubahan ekonomi yang terjadi di dalam masyarkat tidak menjamin pada
perubahan yang terdapat pada pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menjadi
suatu jaminan dalam pemerataan dan perkembangan didalam suatu wilayah.
Dimana pertumbuhan ekonomi mulai meningkat setiap tahunnya diharapakan
kedepannya perkembangan di Desa Bumi Ayu juga semakin baik (Murty, 2021).
Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu
yang terdapat di Pesisir Sungai Lematang, di Hilir Desa Siku sebagai desa paling
hilir dari Kecamatan Rambang Dangku masih kawasan Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Nama Wisata Candi Bumi ayu diambil
dari nama desa di mana candi ini terletak yaitu di Desa Bumiayu. Pada candi
tersebut memiliki sembilan buah candi yang terdapat di dalam kompleks
percandian Bumi Ayu di Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan.
Komplek Candi Bumi Ayu Penukal Abab Lematang Ilir memiliki 11 buah candi
yang terdapat di dalamnya. Candi-candi tersebut memiliki aliran siwa dan
merupakan peninggalan agama Hindu, sama seperti Candi Prambanan di Jawa
Tengah. Pemerintah daerah telah memperbaiki empat bangunan candi. Selain itu,
pemerintah juga melakukan pembangunan jalan, pembebasan tanah serta
pembangunan gedung museum lapangan.
Pada Wisata Candi Bumi Ayu tersebut terdapat arca Siwa Mahaguru,
Narawahana, Agastya dan Nandi yang merupakan simbol agama Hindu. Lokasi
Candi Bumi Ayu berjarak 85 kilometer dari Kota Penukal Abab Lematang Ilir.
Universitas Sriwijaya
10
Pengembangan Candi Bima Ayu sebagai tempat wisata merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial dan peningkatan pendapatan
masyarakat pada kawasan tersebut, Candi Bima Ayu merupakan situs peninggalan
sejarah agama Hindu terbesar di Sumatera Selatan dan diperkirakan dibangun
pada 819 Saka atau 897. Ukuran candi yang megah dapat dijadikan sebagai lokasi
wisata unggulan keagamaan Sumatera Selatan bagi umat Hindu dari berbagai
daerah di Indonesia. Budaya yang tertuang pada bangunan candi serta nilai sejarah
yang mengisahkan kemakmuran Kerajaan Gedebong Udang dapat dijadikan
tujuan destinasi bagi kalangan dunia pendidikan untuk mengkaji berbagai budaya
dan informasi saat ribuan tahun yang lalu.
Perubahan karakteristik sosial masyarakat terlihat dari perubahan kondisi
tingkat migrasi dan tingkat kesenjangan sosial. Sementara untuk perubahan
karakteristik ekonomi masyarakat dapat dilihat dari perubahan jenis pekerjaan,
tingkat pendapatan masyarakat dan perubahan harga laha. Kegiatan pariwisata
Candi Bumi Ayu dalam kehidupan ekonomi, diduga dapat berdampak positif
dalam menciptakan lapangan pekerjaan (kesempatan usaha) yang cukup luas bagi
penduduk sekitarnya. Peluang kerja tersebut antara lain bekerja sebagai petugas
tempat pemungutan retribusi (TPR), petugas parkir, petugas kebersihan, pedagang
pakaian, souvenir, kerajinan, usaha dagang makanan dan minuman, serta usaha
jasa angkutan (transportasi) dan lain-lain.
Totalitas kultural yang terpisah-pisah oleh proses yang berlangsung dalam
sistem industri pariwisata dapat melahirkan transformasi sosial ekonomi, dalam
hal ini adalah kasus di kawasan Wisata Candi Bumi Ayu. Kasus di kawasan Cadi
Bumi Ayu menyatakan bahwa proses itu memang terjadi perubahan ekosistem
antara lain yang semula lahan pertanian, perkebunan, permukiman penduduk dan
kawasan hutan, berubah menjadi kawasan industri pariwisata, perhotelan,
homestay, perdagangan, perkantoran dan sarana transportasi. Berdasarkan uraian
di atas, maka kawasan Wisata Candi Bumi Ayu yang berada di Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir memerlukan adanya suatu penelitian untuk
mengetahui seperti apa pengaruh keberadaan aktivitas pariwisata budaya Candi
bumi ayu terhadap karakteristik sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman serta
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
cungkup pada Candi Bumi Ayu, serta perbaikan bangsal temuan Candi.
Pencungkupan dibangun dengan menggunakan model cungkup yaitu tiang coran
semen, kuda-kuda dari besi, dan atap menggunakan seng.
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
14
BAB II
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
mereka baik secara jasa, tenaga ataupun keahlian yang mereka punya yang
berhubungan dengan kegiatan wisata.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Andriyani et al. (2012), terhadap
penelitian ini yaitu sama-sama mempelajari pengaruh keberadaan objek pariwisata
Bahari di Kepulauan Sikakap dan objek Wisata Candi di Desa Bumi Ayu yang
telah dibangun pada kawasan tersebut terhadap peningkatan sosial ekonomi
masyarakat setempat. Objek Wisata Bahari dan Wisata Candi di Desa Bumi Ayu
merupakan wisata yang bersifat rekreasi yang aktifitasnya dapat dilakukan pada
setiap jenis pengunjung. Aktifitas Wisata Bahari dan Wisata Candi di Desa Bumi
Ayu pada dasarnya akan sama-sama menarik pengunjung yang menyukai
tantangan, keberanian, ketenangan, historis dan yang lebih penting adalah cinta
terhadap alam lingkungan baik di laut ataupun di daratan sehingga mempengaruhi
perubahan sosial masyarakat pasca pengembangan wisata tersebut. Kesamaan
metode penelitian kualitatif pada penelitian terdahulu dan penelitian ini dapat
mempermudah dalam menganalisis dan membandingkan secara kontras terhadap
tingkat sosial ekonomi masyarakat setempat.
Perbedaan penelitian terdahulu oleh Andriyani et al. (2012), terhadap
penelitian ini yaitu mengenai keberadaan lokasi dari suatu wisata. Lokasi yang
berbeda yaitu pada lokasi laut yaitu Wisata Bahari dan lokasi daratan untuk
Wisata Candi di Desa Bumi Ayu diduga akan menimbulkan perubahan pola
aktivitas yang berbeda sehingga taraf peningkatan sosial ekonomi masyarakat
setempat juga akan berbeda. Dampak perubahan aktivitas sosial masyarakat pasca
pengembangan Wisata Bahari dan Wisata Candi di Desa Bumi Ayu juga akan
menunjukkan pola perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan keberadaan
wisata pada lokasi yang berbeda juga akan menunjukkan perbedaan terhadap
partisipasi lokal dalam kawasan tersebut. Partisipasi masyarakat lokal adalah
kegiatan pembangunan yang memberdayakan masyarakat sebagai entitas sosial,
bukan entitas pasif dimana pemerintah mengelola sumber daya, membuat
keputusan, dan mengelola kegiatan yang berdampak pada kehidupan sesuai
dengan kemampuannya, menawarkan banyak peluang efektif.
Kajian Penelitian terdahulu keempat dilakukan oleh Krisnasari (2008),
dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Taman Krida Wisata Terhadap
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
konflik dengan cara musyawarah atau dengan mediasi yang menunjuk orang
ketiga sebagai penengah. Pembangunan lokasi wisata di Dusun Wakka juga
meningkatkan ekonomi masyarakat disana sehingga keuntungan yang diperoleh
masyarakat dapat bertambah dengan dilakukannya pembangunan yang
mengakibatkan bertambahnya pengunjung pada desa tersebut.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Nasir (2014), terhadap penelitian ini
yaitu sama-sama memiliki objek dalam mempelajari perubahan sosial masyarakat
akibat perkembangan pariwisata pada kawasan tersebut. Kawasan pariwisata
dapat menyebabkan perubahan sosial masyarakat, sehingga mempermudah
integrasi sosial. Integrasi sosial merupakan sebuah penyesuaian antara unsur-
unsur yang berbeda, terutama pada kehidupan sosial. Sehingga nantinya akan
menghasilkan pola kehidupan yang nyaman untuk masyarakat pada kawasan
pariwisata. Di dalam integrasi masyarakat, terdapat kerjasama dari semua lapisan
masyarakat, mulai dari keluarga, individu, lembaga dan juga masyarakat itu
sendiri. Sehingga hal tersebut bisa menghasilkan kesepakatan tentang nilai, yang
kemudian dijunjung tinggi bersama-sama. Pada penelitian ini sama-sama
menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menggunakan data primer dan data sekunder melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
yaitu pada penelitian terdahulu oleh Krisnasari (2008) tidak menjelaskan objek
perubahan ekonomi masyarakat pada kawasan pariwisata. Fasilitas dan wahana
pada kawasan wisata Dusun Wakka masih terbatas. Hal tersebut menghambat
munculnya aktivitas lain sebagai pendukung aktivitas pariwisata, seperti aktivitas
perdagangan dan jasa di kawasan wisata Dusun Wakka. Selain itu, penelitian
terdahulu dengan penelitian ini juga membahas subjek tempat wisata yang
berbeda sehingga menyebabkan perbedaan jenis wisatawan yang mengunjungi
kawasan tersebut juga berbeda.
Kajian Penelitian terdahulu keenam dilakukan oleh Harianik et al. (2016),
dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Objek Wisata Pulau Merah Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumberagung, Kecamatan
Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dampak keberadaan objek wisata Pulau Merah terhadap kegiatan ekonomi dan
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
wisata yang
berbeda
6. Nurul Dampak Objek Wisata Objek penelitian sosial Jenis wisata
Harianik Pulau Merah ekonomi masyarakat yang
(2016) Terhadap Kondisi kawasan wisata, Metode berbeda,
Sosial Ekonomi penelitian kualitatif. Pangsa pasar
pengunjung
Masyarakat Desa
tempat
Sumberagung wisata yang
Kecamatan berbeda.
Pesanggaran
Kabupaten
Banyuwangi
7. Aprilia Perubahan Sosial Objek penelitian sosial Jenis wisata
Nofitasari, Ekonomi Masyarakat ekonomi masyarakat yang
Indah Sri Desa Bejiharjo Pasca kawasan wisata, Metode berbeda.
Pinasti Berkembangnya Objek penelitian kualitatif.
(2016) Wisata Goa Pindul
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
menimbulkan perubahan bila individu tersebut beralih dari nilai, norma dan
adat istiadat yang telah diikutinya selama ini;
d. Pemberontakan atau revolusi dapat merombak seluruh aspek kehidupan
sampai pada hal-hal yang mendasar seperti yang terjadi pada masyarakat
Inggris, Prancis dan Rusia.
2) Perubahan yang berasal dari luar masyarakat. Dimana perubahan tersebut bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (Soekanto dan Sulistyowati, 2014).
a. Sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik yang kadang disebabkan
oleh tindakan masyarakat itu sendiri. Misalnya, penebangan hutan secara
liar oleh segolongan anggota masyarakat memungkinkan untuk terjadinya
tanah longsor, banjir dan lain sebagainya;
b. Peperangan yang terjadi dalam satu masyarakat dengan masyarakat lain
menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat besar karena peralatan
perang sangat canggih dan sangat merusak lingkungan sakitar;
c. Adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya akan menyebabkan saling pengaruh. Selain itu pengaruh dapat
berlangsung melalui komunikasi satu arah yakni komunikasi masyarakat
dengan media massa. Ada empat tipe respon psikologis individu terhadap
cross-cultural contact yaitu pertama, tipe passing yaitu individu menolak
kebudayaan yang asli dan mengadopsi kebudayaan yang baru. Kedua, tipe
chauvinist yaitu individu menolak sama sekali pengaruh asing. Ketiga, tipe
marginal yaitu respon yang terombang ambing di antara kebudayaan asli
dengan kebudayaan asing. Keempat, mediating yaitu individu dapat
menyatukan bermacam-macam identitas budaya.
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
4) Toleransi merupakan sikap menghormati dan menghargai orang lain serta tidak
memaksakan apa yang dianggap dirinya benar. Toleransi terhadap perbuatan
yang menyimpang (deviation) dan bukan merupakan delik.
5) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka memungkinkan adanya adanya
mobilitas sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan pada para
individu buat maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian
seorang mungkin akan mengadakan identifikasi menggunakan masyarakat yg
memiliki status lebih tinggi. Identifikasi adalah tingkah laris yang sedemikian
rupa sebagai akibatnya seorang merasa kedudukan sama menggunakan orang
atau golongan lain yg dipercaya lebih tinggi menggunakan asa supaya
diperlakukan sama menggunakan golongan tadi. Identifikasi terjadi pada pada
interaksi super ordinasi menggunakan sub ordinasi. Pada golongan yang
berkedudukan lebih rendah sering kali masih ada perasaan tidak puas terhadap
kedudukan sosial sendiri. Keadaan tadi pada sosiologi dianggap status-anxiety
yang bisa mengakibatkan seorang berusaha buat mempertinggi kedudukan
sosialnya.
6) Penduduk yang heterogen dapat diartikan sebagai masyarakat yang terdiri atas
kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan, ras, ideologi
yang berbeda mempermudah terjadinya pertentangan-pertentangan. Keadaan
yang demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan dalam
masyarakat.
7) Kekecewaan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu yang
berlangsung lama dalam masyarakat kemungkinan besar akan mendatangkan
revolusi.
8) Setiap orang yang memiliki orientasi pemikiran kemasa depan pasti akan
memiliki tekad untuk terus berusaha agar bisa hidup lebih baik. Berbagai usaha
dilakukan agar bisa mencapai cita-cita yang diimpikan.
9) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
Di dunia ini tidak ada yang diperoleh dengan gratis. Semuanya butuh
perjuangan dan pengorbanan untuk dapat mencapai hidup yang baik.
10) Adanya disorganisasi dalam masyarakat, sikap mudah menerima hal-hal yang
baru, dan seterusnya. Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa dinamika
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
Adanya perubahan sosial ekonomi sebelum dan sesudah adanya Candi Bumi Ayu di
Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Universitas Sriwijaya
37
Gillin dan Gillin dalam Koenig (1957: 279) mengatakan bahwa perubahan sosial adalah
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang disebabkan baik karena
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun adanya penemuan baru dalam masyarakat.
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
dapat menyelidiki kasus suatu program, peristiwa, atau individu. (Creswell dan
David, 2018).
Alasan dipilihnya strategi studi kasus pada penelitian ini yaitu karena
penelitian ini dilakukan dengan cara mendalam dan menyeluruh terhadap
permasalahan partisipasi masyarakat sehingga mampu menggali substansi atau
nilai menyeluruh yang terdapat di dalamnya dan juga mengikuti runtutan struktur
permasalahan yang memudahkan peneliti dalam menganalisis kasus atau objek
penelitian sehingga dapat diketahui seberapa jauh tingkat perubahan sosial
ekonomi masyarakat pasca pembangun Wisata Candi di Desa Bumi Ayu
Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Universitas Sriwijaya
42
Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
mengumpulkan data, menafsirkan data dan menarik kesimpulan dari data yang
diperoleh (Chaerunissa dan Yuniningsih, 2020).
Pelaksanaan dalam mendapatkan informasi yang mendalam pada penelitian
ini, maka peneliti harus turun langsung kelapangan untuk melihat hasil dari
perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca pembanguna Wisata Candi Bumi
Ayu. Pengamatan bertujuan untuk memperoleh informasi yang nantinya
digunakan dalam bentuk data primer dan sekunder yang dilakukan dengan
wawancara terhadap objek penelitian serta observasi untuk mendapatkan data
sekunder seperti data, foto dan dokumen yang didapatkan di lapangan.
Universitas Sriwijaya
46
yang lebih akurat mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat
pasca pembangunan Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah
Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Nasution, 2003).
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan untuk memperoleh kelengkapan dan kedalaman data yang dibutuhkan
dalam penelitian, yang dilakukan oleh dua orang, yaitu pewawancara dan
terwawancara. Wawancara juga dilakukan dengan cara langsung bertatap muka
dengan informan dimana kemampuan mengajukan pertanyaan yang dirumuskan
secara tajam, halus, tepat dan kemampuan untuk menangkap buah pikiran orang
lain dengan cepat. Apabila pertanyaan disalah artikan, pewawancara harus dapat
merangkai atau mengganti pertanyaan dengan kata-kata lain sehingga informan
dapat memahaminya. Secara garis besar teknik wawancara dibagi menjadi 2 yaitu,
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara
terstruktur, semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat,
bahkan terkadang jawabannya sudah ditentukan sebelumnya. Informan diyakini
memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Wawancara terstruktur dapat dilakukan dengan waktu yang cepat. Teknik yang
kedua adalah wawancara tidak terstruktur dimana daftar pertanyaan belum
disiapkan. Pada teknik tidak terstruktur, wawancara dilakukan seperti percakapan
sehari-hari. Informan dapat dengan bebas menjawab pertanyaan sesuai dengan
hati dan pikirannya. Wawancara tidak terstruktur umumnya dilakukan secara
berulang-ulang dalam jangka waktu yang lebih lama daripada wawancara
terstruktur. Wawancara yang dilakukan bersama informan untuk mendapatkan
data atau informasi tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat pasca
pembangunan Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Nasution, 2003).
3.10. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengumpulkan data serta catatan penting yang berhubungan dengan masalah
Universitas Sriwijaya
47
yang diteliti dan digunakan untuk menunjang keakuratan data dalam mengetahui
perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat pasca pembangunan Desa Wisata
Candi di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir (Moleong, 2012).
Universitas Sriwijaya
48
yang sama. Setelah data diperoleh melalui observasi dan wawancara maka
dilakukan juga dokumentasi untuk melengkapi data dan menunjukkan apakah data
dari wawancara memang benar adanya (Moleong, 2012).
Universitas Sriwijaya
49
menjadi bentuk kategorisasi data yang didukung dengan bukti yang valid dan
konsisten sehingga data kesimpulan yang dikemukakan adalah data yang
kredibel. Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan keseluruhan hasil dari
proses pengumpulan data. Serta, peneliti mampu menjawab dan menemukan
pertanyaan penelitian mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat pada
saat pasca pembangunan Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan
Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Jadwal Penelitian
No Kegiatan 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
.
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan
proposal
3. Konsultasi
proposal
penelitian
4. Seminar
proposal
5. Perbaikan
proposal
penelitian
6. Pengumpulan
data lapangan
penyusunan
7. Bimbingan
laporan
penelitian
8. Ujian
komprehensif
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian
Universitas Sriwijaya
50
Universitas Sriwijaya
51
DAFTAR PUSTAKA
Arida, I. S., dan Punjani, L. K. 2017. Kajian Penyusunan Kriteria Desa Wisata
sebagai Instrumen Dasar Pengembangan Desa Wisata. Jurnal Analisis
Pariwisata, 17(1) 1-6.
Dewi, M. H., Fandeli, C., dan Baiquni, d. M. 2013. Pengembangan Desa Wisata
Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih. Kawistara,
Jurnal Pariwisata, 3(131).
Harianik, N., Petrus, E. S., dan Herman, C. D. 2016. Dampak Objek Wisata Pulau
Merah Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumberagung
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa, 1(1): 1-5.
Nofitasari, A., dan Indah, S. P. 2016. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
Bejiharjo Pasca Berkembangnya Objek Wisata Goa Pindul. Jurnal
Pendidikan Sosiologi, 5(4) 45-52.
Universitas Sriwijaya
52
Narowok, J. D., dan Bagong, S. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.
Prenademedia Grup: Jakarta.
Salim, A. 2002. Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus
Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
Soekanto, S., dan Sulistyowati. 2014. Sosiologi: Suatu Pengantar. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Universitas Sriwijaya
53
Andriyani, I., Etmi, H., dan Liza, H. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
Pasca Pengembangan Wisata Bahari Di Pulau Sikakap, Kabupaten
Mentawai. Skripsi. Universitas sriwijaya.
Universitas Sriwijaya