Anda di halaman 1dari 53

1

USULAN PROPOSAL SKRIPSI

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA


PEMBANGUNAN WISATA CANDI DI DESA BUMI AYU
KECAMATAN TANAH ABANG KABUPATEN PENUKAL
ABAB LEMATANG ILIR

LISA LISTI
07021381823094

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2022
2

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum.................................................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................................5
1.5. Manfaat Teoritis.................................................................................................5
1.6. Manfaat Praktis..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Penelitian Terdahulu..........................................................................................7
2.2. Teori Perubahan Sosial .....................................................................................21
2.3. Karakteristik Perubahan Sosial.........................................................................23
2.4. Bentuk-bentuk Perubahan.................................................................................24
2.5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ...................................................................27
2.6. Faktor Pendorong Jalannya Proses Perubahan .................................................28
2.7. Pengertian Pariwisata........................................................................................31
2.8. Pengertian Pariwisata dan Komponen Pariwisata.............................................31
2.9. Candi Hindu Bumi Ayu....................................................................................33
2.10. Kerangka Pemikiran........................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian...............................................................................................36
3.2. Lokasi Penelitian...............................................................................................37
3.3. Strategi Penelitiaan............................................................................................39
3.4. Fokus penelitian ...............................................................................................39
3.5. Jenis Penelitian dan Sumber Data ....................................................................40
3.6. Penentuan Informan..........................................................................................42
3.7. Peranan Peneliti ................................................................................................43
3.8. Unit Analisis Data ............................................................................................43

Universitas Sriwijaya
3

3.9. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................44


3.10. Dokumen.........................................................................................................45
3.11. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data......................................................46
3.12. Teknik Analisis Data ......................................................................................47
3.13. Jadwal Penelitian.............................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................49

Universitas Sriwijaya
4

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1..................................................................................................................19

Universitas Sriwijaya
5

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1.............................................................................................................34
Gambar 3.1.............................................................................................................48

Universitas Sriwijaya
6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumatera Selatan merupakan daerah yang memiliki potensi untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri dan dapat menjadi daerah yang
berkembang. Selain memanfaatkan kondisi alamnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, terdapat beberapa kawasan situs bersejarah yang berpotensi menjadi
sumber pendapatan baru bagi masyarakat dan pemerintah jika dapat
dimanfaatkan secara optimal. Objek wisata ini perlu dikelola secara optimal
dalam pembangunan berkelanjutan agar masyarakat bisa memanfaatkan potensi
yang ada di daerah tersebut. Potensi pariwisata merupakan salah satu sektor
yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan perekonomian suatu daerah
(Suryana, 2010).
Pariwisata memiliki potensi yang besar dalam memajukan pembangunan
suatu daerah karena pariwisata dapat memberikan dampak positif sebagai
penggerak kegiatan perekonomian masyarakat daerah dalam hal pertumbuhan
dan kesejahteraan (Yakup, 2019).
Pembangunan pariwisata dapat mengakibatkan terjadinya perubahan-
perubahan baik dalam aspek sosial dan aspek ekonomi. Kebiasaan dan gaya hidup
masyarakat akan berubah dalam waktu yang relatif singkat menuju ke arah
kehidupan yang cenderung terbarukan sehingga menimbulkan pola hidup, sosial
dan ekonomi yang berbeda. Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan
yang dialami setiap masyarakat kapan saja, di mana saja. Setiap masyarakat
mengalami perubahan dalam segala aspek kehidupan yang sering terjadi dalam
pergaulan (interaksi) antara individu sesama warga dan antara masyarakat
dengan lingkungannya. Perubahan sosial mengacu pada semua perubahan
pranata sosial dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi pranata sosial,
termasuk nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok masyarakat . Proses
perubahan sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dijelaskan
dengan beberapa pendekatan teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Kajian ini
menjelaskan beberapa pendekatan teoritis terhadap perubahan sosial. Secara garis
besar, teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok: teori perubahan

Universitas Sriwijaya
7

sosial klasik dan teori perubahan sosial modern. Kemudian dari sejumlah teori
yang dikemukakan oleh para ahli, dipilih beberapa teori yang dianggap tepat
untuk mewakili masing-masing kelompok. (Soemardjan, 1986).
Perubahan sosial adalah perubahan gaya hidup yang diterima, baik karena
kondisi geografis, budaya material, demografi, perubahan ideologi, atau difusi
atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat (Djazifah, 2012).
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
(sosial relation) atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial
(Kasnawi dan Sulaiman, 2009) .
Perubahan sosial adalah proses perubahan, modifikasi, atau adaptasi yang
terjadi pada gaya hidup masyarakat, baik aspek kehidupan yang berwujud maupun
tidak berwujud, nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan
sosial ekonomi, dan termasuk sistem masyarakat (Syamsuri dan Muhammad,
2019).
Sektor pariwisata ialah salah satu sektor yang dapat berkontribusi dalam
meningkatkan perkembangan kehidupan suatu wilayah yang harus dimanfaatkan
sebaik mungkin. Salah satu perkembangan tersebut yaitu menjadikan desa sebagai
tempat wisata lokal agar menarik perhatian masyarakat lain sebagai pembangunan
ekonomi lokal yang memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh daerah, desa atau
masyarakat itu sendiri. Perkembangan wilayah ada tiga, yaitu masyarakat,
pemerintah dan kondisi wilayah setempat (Soritua, 2017).
Wilayah yang memiliki potensi tentu harus dimanfaatkan sebaik mungkin
sehingga dengan begitu masyarakat tidak hanya bergantung pada sektor pertanian
saja melainkan dapat memanfaatkan keberadaan atau potensi dari wilayah itu
sendiri sehingga wilayah tersebut dapat berkembang. Wilayah yang menjadi
perhatian dari pemerintah terutama sejak tahun 1990 dan telah banyak dilakukan
penelitian dan terdapat aset yang sangat berharga sehingga keberadaan situn bumi
ayu harus di manfaatkan dengan baik oleh pemerintah serta masyarkat di Desa
Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir,
Sumatera Selatan. Desa Bumi Ayu memiliki potensi untuk menjadi desa yang
dapat berkembang dikarenakan dengan keberadaan situs Bumi Ayu yang

Universitas Sriwijaya
8

merupakan aset yang sangat berharga sehingga keberadaan situs Bumi Ayu harus
dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah serta masyarakat di Desa Bumi Ayu.
Desa bumi ayu adalah desa yang terletak di Kecamatan Tanah Abang,
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, yang
berbatasan dengan Desa Tanah Abang di sebelah utara, Desa Siku di sebelah
timur, Desa Ponimor (Prabumulih) di sebelah selatan dan juga Desa Suka Manis
di sebelah barat. Kondisi topografi Desa Bumi Ayu berupa dataran rendah
dengan kondisi iklim tropis lembab, dengan tingkat curah hujan cukup tinggi
sehingga ketika terjadi musim hujan beberapa wilayah mengalami banjir. Jarak
menuju kecamatan Tanah Abang berjarak sekitar 3 km sedangkan jarak menuju
ibu kota kabupaten sekitar 15 km. Akses menuju Desa Bumi Ayu sudah cukup
baik setelah beberapa tahun terakhir dan terus mengalami perbaikan sejak tahun
2013.
Kehidupan masyarakat dimasa perkembangan candi Bumi Ayu masih
berdiri tentu kondisi kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan agama sudah ada dan
berkembang dengan baik. Melihat beraneka ragam candi Bumi Ayu yang besar
dan tersebar di tepian sungai Lematang, maka secara tidak langsung gambaran
kehidupan masyarakat di Bumi Ayu pada bidang ekonomi bisa dikatakan
sejahtera, sebagian masyarakat sudah ada yang mulai berdagang walaupun usaha
kecil-kecilan dan bisa membantu penghasilan tambahan buat perekonomian
masyarkat, Keberhasilan perkembangan suatu daerah bisa di pengaruhi dengan
beberapa faktor seperti peningkatan pembangunan dan perkembangan ekonomi
yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang menarik untuk
meningkatkan karya produktifitas dan dilakukan secara efisien. Meningkatkan
pembangunan tentu menjadi suatu perubahan faktor utama untuk bisa
menciptakan lapangan pekerjaan pada masyarkat serta memajukan suatu daerah
sehingga membantu memberbaiki daerah tidak hanya bergantung pada
pemerintahan pusat melainkan juga melalui pemerintahan daerah yang
berkerjasama dengan daerah ataupun masyarkarat desa sehingga hal ini dapat
berjalan dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Saprin sebagai kepala
Desa Bumi Ayu mengatakan bahwa perkembangan di Desa Bumi Ayu mulai
terlihat sejak Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir berdiri sejak tahun 2013

Universitas Sriwijaya
9

Sebagaian besar masyarakat di Desa Bumi Ayu bekerja di bidang pertani kater
dan juga perkebunan. Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan utama yang
digunakan sebagai pemenuh kebutuhan dasar dari masyarakat Desa Bumi Ayu
sehingga faktor letak geografi dan juga kondisi di topografi sangat bergantung
pada pemanfaatan sektor pertanian dan juga perkebunan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, semenjak dilakukannya pembangunan Wisata
Candi Bumi Ayu terjadi perubahan sosial ekonomi seperti perubahan mata
pencarian yang awalnya petani menjadi pengurus keamaan kompleks candi,
pembuatan organisasi karang taruna dan lain sebagainya. Tolok ukur keberhasilan
pembangunan dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi serta
sedikitnya ketimpangan ekonomi baik daerah ataupun sektor. Pada suatu
perubahan ekonomi yang terjadi di dalam masyarkat tidak menjamin pada
perubahan yang terdapat pada pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menjadi
suatu jaminan dalam pemerataan dan perkembangan didalam suatu wilayah.
Dimana pertumbuhan ekonomi mulai meningkat setiap tahunnya diharapakan
kedepannya perkembangan di Desa Bumi Ayu juga semakin baik (Murty, 2021).
Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu
yang terdapat di Pesisir Sungai Lematang, di Hilir Desa Siku sebagai desa paling
hilir dari Kecamatan Rambang Dangku masih kawasan Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Nama Wisata Candi Bumi ayu diambil
dari nama desa di mana candi ini terletak yaitu di Desa Bumiayu. Pada candi
tersebut memiliki sembilan buah candi yang terdapat di dalam kompleks
percandian Bumi Ayu di Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan.
Komplek Candi Bumi Ayu Penukal Abab Lematang Ilir memiliki 11 buah candi
yang terdapat di dalamnya. Candi-candi tersebut memiliki aliran siwa dan
merupakan peninggalan agama Hindu, sama seperti Candi Prambanan di Jawa
Tengah. Pemerintah daerah telah memperbaiki empat bangunan candi. Selain itu,
pemerintah juga melakukan pembangunan jalan, pembebasan tanah serta
pembangunan gedung museum lapangan.
Pada Wisata Candi Bumi Ayu tersebut terdapat arca Siwa Mahaguru,
Narawahana, Agastya dan Nandi yang merupakan simbol agama Hindu. Lokasi
Candi Bumi Ayu berjarak 85 kilometer dari Kota Penukal Abab Lematang Ilir.

Universitas Sriwijaya
10

Pengembangan Candi Bima Ayu sebagai tempat wisata merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial dan peningkatan pendapatan
masyarakat pada kawasan tersebut, Candi Bima Ayu merupakan situs peninggalan
sejarah agama Hindu terbesar di Sumatera Selatan dan diperkirakan dibangun
pada 819 Saka atau 897. Ukuran candi yang megah dapat dijadikan sebagai lokasi
wisata unggulan keagamaan Sumatera Selatan bagi umat Hindu dari berbagai
daerah di Indonesia. Budaya yang tertuang pada bangunan candi serta nilai sejarah
yang mengisahkan kemakmuran Kerajaan Gedebong Udang dapat dijadikan
tujuan destinasi bagi kalangan dunia pendidikan untuk mengkaji berbagai budaya
dan informasi saat ribuan tahun yang lalu.
Perubahan karakteristik sosial masyarakat terlihat dari perubahan kondisi
tingkat migrasi dan tingkat kesenjangan sosial. Sementara untuk perubahan
karakteristik ekonomi masyarakat dapat dilihat dari perubahan jenis pekerjaan,
tingkat pendapatan masyarakat dan perubahan harga laha. Kegiatan pariwisata
Candi Bumi Ayu dalam kehidupan ekonomi, diduga dapat berdampak positif
dalam menciptakan lapangan pekerjaan (kesempatan usaha) yang cukup luas bagi
penduduk sekitarnya. Peluang kerja tersebut antara lain bekerja sebagai petugas
tempat pemungutan retribusi (TPR), petugas parkir, petugas kebersihan, pedagang
pakaian, souvenir, kerajinan, usaha dagang makanan dan minuman, serta usaha
jasa angkutan (transportasi) dan lain-lain.
Totalitas kultural yang terpisah-pisah oleh proses yang berlangsung dalam
sistem industri pariwisata dapat melahirkan transformasi sosial ekonomi, dalam
hal ini adalah kasus di kawasan Wisata Candi Bumi Ayu. Kasus di kawasan Cadi
Bumi Ayu menyatakan bahwa proses itu memang terjadi perubahan ekosistem
antara lain yang semula lahan pertanian, perkebunan, permukiman penduduk dan
kawasan hutan, berubah menjadi kawasan industri pariwisata, perhotelan,
homestay, perdagangan, perkantoran dan sarana transportasi. Berdasarkan uraian
di atas, maka kawasan Wisata Candi Bumi Ayu yang berada di Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir memerlukan adanya suatu penelitian untuk
mengetahui seperti apa pengaruh keberadaan aktivitas pariwisata budaya Candi
bumi ayu terhadap karakteristik sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman serta

Universitas Sriwijaya
11

memperkecil dampak dari pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh keberadaan


aktivitas Wisata Candi Bumi Ayu.
Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir menyadari bahwa
upaya dalam pengembangan Desa Bumi Ayu menjadi desa wisata tidak dapat
dilakukan hanya satu pihak saja melainkan melalui kerjasama kepada kelurahan
dan juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Bumi Ayu agar
perkembangan Desa Bumi Ayu menjadi Desa wisata dapat terlaksana dengan
lancar dan sesuai dengan harapan masyarakat. Sebagian besar masyarakat yang
ada di Desa Bumi Ayu belum banyak memiliki pekerjaan lain selain bertani dan
berkebun, tentu hal ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru setelah Wisata
Candi di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir resmi terbentuk.
Tujuan pelaksanaan otonomi daerah dengan pemekaran tidak lagi
didasarkan pada pemerintah pusat, sehingga daerah mampu mengatur sendiri
wilayahnya dengan berpedoman pada pemerintah pusat dalam mengatur anggaran
dan juga pendapatan di daerah Otonomi yang dilakukan oleh Kabupaten Penukal
Abab Lematang Ilir diharapkan bahwa daerah tersebut dapat mengatur
perekonomiannya sendiri sehingga potensi- potensi yang dimiliki oleh desa yang
ada di Kabupaten tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mampu
meningkatkan pendapatan daerah dan memaksimalkan potensi kesejahteraan
masyarakat sehingga dengan mengacu pada pemerintah pusat ketika mengatur
anggaran dan pendapatan daerah, daerah mengatur wilayahnya. Perekonomian
yang unik bagi desa kabupaten untuk Desa Bumi Ayu semakin berkembanga dan
telah direncanakan oleh pemerintah setempat kedepannya bahwa Desa Bumi Ayu
akan menjadi Desa percontohan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir guna
menumbuhkan perekonomian masyarakat.
Candi ini diperkirakan dibangun pada 819 Saka atau 897 Masehi dan
merupakan candi Hindu terbesar di luar Pulau Jawa. Usaha pelestarian candi
tersebut telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang, namun fokus
pembangunan pariwisata Candi Bumi Ayu mulai difokuskan pembangunan sejak
tahun 2004 hingga sekarang oleh Subdin Kebudayaan Dinas Pendidikan Nasional
Propinsi Sumatera Selatan menggunakan dana APBD. Proses pembangunan
pariwisata ini dilakukan mulai dari pengupasan, pemugaran, dan pembangunan

Universitas Sriwijaya
12

cungkup pada Candi Bumi Ayu, serta perbaikan bangsal temuan Candi.
Pencungkupan dibangun dengan menggunakan model cungkup yaitu tiang coran
semen, kuda-kuda dari besi, dan atap menggunakan seng.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, rumusan
masalah penelitan ini yaitu:
1. Bagaimana bentuk perubahan sosial ekonomi pasca pembangunan Wisata
Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir?
2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat perubahan sosial ekonomi pasca
pembangunan Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang,
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk menganalisis perubahan sosial
ekonomi masyarakat Di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah, Abang Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Menganalisis bentuk perubahan sosial ekonomi pasca pembangunan
Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir.
2. Menganalisi faktor pendukung dan penghambat perubahan sosial ekonomi
pasca pembangunan Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah
Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Universitas Sriwijaya
13

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis
tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan Wisata Candi
di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir.
1.4.1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian secara teoritis ini yaitu diharapkan penelitian ini dapat
memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu sosial khususnya di bidang
sosiologi kependudukan, sosiologi ekonomi dan sosiologi lingkungan yang
berhubungan dengan pembangunan lingkungan sekitar sebagai Wisata Candi
Bumi Ayu yang dapat membantu ekonomi masyarakat di lingkungan tersebut.
penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi bacaan atau bahan bacaan dan
bahan kajian yang bermanfaat untuk menambah wawasan dalam kajian ilmu
sosiologi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktif bagi mahasiswa yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan terutama dalam kajian
ilmu sosiologi.
2. Mahasiswa dapat menjadikan referensi dalam penulisan skripsi dan
masyarakat Desa Bumi Ayu dapat mengetahui perubahan sosial ekonomi
masyarakat pasca pembangunan wisata Candi di desa Bumi Ayu
Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Universitas Sriwijaya
14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu merupakan salah satu upaya peneliti untuk mencari
perbandingan dan menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya. Selain
itu, penelitian terdahulu membantu penelitian dapat diposisikan dan menunjukkan
orisinalitas dari penelitian tersebut. Penelitian-penelitian sebelumnya merupakan
menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat
memperkaya teori-teori yang digunakan peneliti untuk memvalidasi penelitian
yang dilakukan. Berikut ini adalah penelitian-penelitian terdahulu berupa berbagai
sumber yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan dijadikan sebagai
referensi. Pertimbangan serta perbandingan peneliti dalam melakukan penelitian
terhadap pengembangan Desa Wisata Candi yaitu sebagai berikut:
Kajian Penelitian terdahulu pertama dilakukan oleh Listiana (2005), dalam
penelitiannya yang berjudul Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur Terhadap
Perilaku Sosial Ekonomi Pedagang Di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur
Kabupaten Magelan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara umum
gambaran tentang pengaruh objek wisata candi borobudur terhadap perilaku sosial
ekonomi pedagang dan pola-pola interaksi sosial pedagang di Taman Wisata
Candi Borobudur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan mengambil
lokasi di Taman Wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang.
Fokus dalam penelitian ini adalah perilaku sosial ekonomi pedagang dan
pola interaksi sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Sumber data dalam
penelitian ini yaitu pegawai PT Taman Wisata Candi Borobudur dan para
pedagang di Taman Wisata Candi Borobudur. Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data teknik triangulasi sumber,
sedangkan metode analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku sosial ekonomi pedagang
tampak dalam cara dan aktivitas para pedagang dalam kegiatan ekonomi mereka

Universitas Sriwijaya
15

sebagai pedagang yang meliputi kegiatan pengadaan barang dagangan, pembagian


barang dagangan, penentuan harga barang dagangan, penawaran barang dagangan,
penjualan barang dagangan, pembagian tempat berdagang, kerjasama ekonomi
dan pemanfaatan peluang ekonomi. Dalam interaksi social, tampak dalam pola
interaksi sosial pedagang terbagi menjadi dua pola yaitu pola interaksi sosial
asosiatif yang berupa kerjasama dalam berbagai aspek kehidupan yaitu ekonomi,
sosial, agama, kebersihan lingkungan, hukum, keamanan dan ketenangan
lingkungan serta adanya akomodasi dan asimilasi. Pola yang kedua yaitu pola
interasi sosial disosiatif yang berupa persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Adanya objek Wisata Candi Borobudur memberikan pengaruh positif bagi
perilaku sosial ekonomi pedagang yaitu semakin luasnya kesempatan usaha,
membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan dan pola pikir pedagang
dalam pengembangan usaha dagang. Sedangkan pengaruh negatifnya yaitu
meningkatnya harga di daerah wisata, adanya persaingan dan pertentangan atau
pertikaian dan pencemaran lingkungan.
Persamaan dalam penelitian terdahulu Listiana (2005), terhadap penelitian
ini yaitu penelitian ini memiliki kesamaan dalam membahas suatu dampak yang
dapat meningkatkan pola pikir masyarakat dan mengakibatkan suatu perubahan
sosial ekonomi pada setiap lapisan masyarakat. Kesamaan pada suatu penelitian
terdahulu dengan penelitian sebelumnya juga terdapat pada fokus penelitian
terhadap suatu objek wisata unggulan pada kawasan setempat, objek Wisata
Borobudur dan objek Wisata Candi di Desa Bumi Ayu merupakan suatu potensi
yang dikembangkan pada masing-masing daerah tersebut untuk meningkatkan
daya tarik pada kawasan tersebut agar orang-orang dapat berkunjung ke tempat
tersebut. Objek Wisata Borobudur dan objek Wisata Candi di Desa Bumi Ayu
juga memiliki kesamaan terhadap jenis pengunjung yang akan mengunjungi suatu
tempat tersebut yaitu pengunjung yang sama-sama memiliki minat terhadap suatu
budaya lokal, ke asrian alam dan pengunjung yang memiliki minat terhadap studi
sejarah pada kawasan tersebut. Kesamaan pengunjung tersebut akan mengubah
pola pikir masyarakat dalam mengembangkan kreativitasnya dalam melakukan
interaksi sosial dan perdagangan sehingga meningkatnya sosial ekonomi
masyarakat di sekitar kawasan tersebut, pengeluaran dan perbelanjaan pengunjung

Universitas Sriwijaya
16

akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi masyarakat setempat, seperti


penjualan souvenir khas wisata tersebut, penjualan makanan dan minuman khas
daerah dan hingga kawasan homestay atau penginapan bagi pengunjung di
kawasan wisata tersebut. Jenis dan metode pendekatan dalam penelitian terdahulu
dan penelitian ini juga memiliki kesamaan yaitu yaitu sama-sama menggunakan
metode penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini yaitu terdapat pada pengaruh sosial ekonomi terhadap objek wisata
yang telah lama dikelola dengan objek wisata yang baru saja dikelola, dimana
perbedaan tersebut dapat berpengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat
pada kawasan tersebut.
Kajian Penelitian terdahulu kedua dilakukan oleh Praja (2011), dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Keberadaan Objek Wisata Jatim
Park 2 Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Penduduk di Sekitarnya”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan objek Wisata Jatim Park 2
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Penduduk sekitar
merupakan sekelompok orang yang berada di wilayah geografi yang sama dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada yaitu penduduk Desa Oro-oro Ombo,
Kecamatan Batu Kota Batu. Penelitian ini menunjukkan adanya dampak positif
pembangunan pariwisata terhadap kehidupan ekonomi penduduk yang tinggal di
sekitar objek Wisata Jatim Park 2 khususnya penduduk Desa Oro-Oro Ombo.
Walaupun taraf pengaruhnya belum terlalu mampu untuk meningkatakan secara
cepat kehidupan ekonomi penduduk. Kontribusi sektor wisata memang masih di
nikmati oleh sebagian penduduk yang terlibat secara langsung dalam kegiatan
objek Wisata Jatim Park 2. Selain dampak positif yang ada, keberadaan objek
Wisata Jatim Park 2 juga memunculkan suatu eksternalitas negatif bagi penduduk
Desa Oro-oro Ombo. Antara lain dapat dilihat dari adanya perubahan sosial
penduduk secara struktural maupun kultural, masalah sampah, serta keberadaan
sumber daya lokal berupa lahan pertanian yang semakin terancam oleh kekuatan
modal dari luar.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Praja (2011), terhadap penelitian ini
yaitu sama-sama mempelajari pengaruh keberadaan objek pariwisata yaitu objek
Wisata Jatim Park 2 dan objek Wisata Candi di Desa Bumi Ayu yang telah

Universitas Sriwijaya
17

dibangun pada kawasan tersebut terhadap peningkatan sosial ekonomi masyarakat


setempat. Pembangunan dan pengelolaan suatu objek wisata dapat memacu
pertumbuhan ekonomi suatu wilaya, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang
baik untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu yang
memiliki potensi objek wisata. Kesamaan lainnya yaitu sama-sama menggunakan
metode kualitatif dengan pengumpulan data dari hasil kegiatan observasi,
wawancara dan survei lapangan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian
ini yaitu pada penelitian terdahulu lebih memfokuskan pengaruh objek wisata
berbasis hiburan yang memiliki kebun binatang modern sehingga akan menarik
pengunjung yang berasal dari kalangan keluarga hingga pencinta hewan.
Sedangkan, objek wisata yang dipelajari pada penelitian ini yaitu Wisata Candi Di
Desa Bumi Ayu yang menunjukkan nilai sejarah yang tinggi tentang megahnya
wisata candi dan peninggalan kerajaan di Indonesia. Objek wisata tersebut akan
memiliki jenis pengunjung yang berbeda sehingga pola perubahan masyarakat
terhadap peningkatan sosial ekonominya juga akan berbeda.
Kajian Penelitian terdahulu ketiga dilakukan oleh Andriyani et al. (2012),
dalam penelitiannya yang berjudul “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca
Pengembangan Wisata Bahari di Kepulauan Sikakap, Kabupaten Mentawai”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembangunan Wisata Bahari
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian dilakukan dengan metode
kualitatif dalam pendekatan historis. Wisata bahari yang dikembangkan di
Kepulauan Sikakap memberikan dampak positif terhadap perkembangan sosial
ekonomi masyarakat di daerah Kepulauan Sikakap. Dikatakan berdampak positif
sebab dikarenakan dengan adanya Wisata Bahari tersebut telah mampu merubah
keadaan sosial ekonomi dari masyarakat di Kepulauan Sikakap jika dibandingkan
sebelum adanya perkembangan Wisata Bahari di Kepulauan Sikakap. Dampak
dari perkembangan Wisata Bahari yang paling berarti bagi kondisi sosial ekonomi
masyarakat adalah beragamnya sumber mata pencarian. Hal ini dapat dilihat dari
masyarakat yang tidak hanya mengandalkan satu profesi sebagai sumber
penghasilannya, tetapi juga mampu melakukan kegiatan ekonomi yang lain. Saat
musim libur dimana turis banyak berkunujung membuat para penduduk disekitar
kawasan wisata memanfaatkan peluang yang ada guna menambah pendapatan

Universitas Sriwijaya
18

mereka baik secara jasa, tenaga ataupun keahlian yang mereka punya yang
berhubungan dengan kegiatan wisata.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Andriyani et al. (2012), terhadap
penelitian ini yaitu sama-sama mempelajari pengaruh keberadaan objek pariwisata
Bahari di Kepulauan Sikakap dan objek Wisata Candi di Desa Bumi Ayu yang
telah dibangun pada kawasan tersebut terhadap peningkatan sosial ekonomi
masyarakat setempat. Objek Wisata Bahari dan Wisata Candi di Desa Bumi Ayu
merupakan wisata yang bersifat rekreasi yang aktifitasnya dapat dilakukan pada
setiap jenis pengunjung. Aktifitas Wisata Bahari dan Wisata Candi di Desa Bumi
Ayu pada dasarnya akan sama-sama menarik pengunjung yang menyukai
tantangan, keberanian, ketenangan, historis dan yang lebih penting adalah cinta
terhadap alam lingkungan baik di laut ataupun di daratan sehingga mempengaruhi
perubahan sosial masyarakat pasca pengembangan wisata tersebut. Kesamaan
metode penelitian kualitatif pada penelitian terdahulu dan penelitian ini dapat
mempermudah dalam menganalisis dan membandingkan secara kontras terhadap
tingkat sosial ekonomi masyarakat setempat.
Perbedaan penelitian terdahulu oleh Andriyani et al. (2012), terhadap
penelitian ini yaitu mengenai keberadaan lokasi dari suatu wisata. Lokasi yang
berbeda yaitu pada lokasi laut yaitu Wisata Bahari dan lokasi daratan untuk
Wisata Candi di Desa Bumi Ayu diduga akan menimbulkan perubahan pola
aktivitas yang berbeda sehingga taraf peningkatan sosial ekonomi masyarakat
setempat juga akan berbeda. Dampak perubahan aktivitas sosial masyarakat pasca
pengembangan Wisata Bahari dan Wisata Candi di Desa Bumi Ayu juga akan
menunjukkan pola perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan keberadaan
wisata pada lokasi yang berbeda juga akan menunjukkan perbedaan terhadap
partisipasi lokal dalam kawasan tersebut. Partisipasi masyarakat lokal adalah
kegiatan pembangunan yang memberdayakan masyarakat sebagai entitas sosial,
bukan entitas pasif dimana pemerintah mengelola sumber daya, membuat
keputusan, dan mengelola kegiatan yang berdampak pada kehidupan sesuai
dengan kemampuannya, menawarkan banyak peluang efektif.
Kajian Penelitian terdahulu keempat dilakukan oleh Krisnasari (2008),
dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Taman Krida Wisata Terhadap

Universitas Sriwijaya
19

Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Wergu Wetan, Kabupaten


Kudus, Tahun 1990–2003”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak
Taman Krida Wisata terhadap Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Wergu Wetan, Kabupaten Kudus, pada periode tahun 1990–2003.
Penelitian ini menjelaskan bahwa Taman Krida Wisata di Kelurahan Wergu
Wetan, Kabupaten Kudus pada tahun 1987 diresmikan oleh Bupati Suhartono.
Pembanguan tempat wisata ini berpengaruh terhadap masyarakat sekitar
khususnya masyarakat Wergu Wetan. Pengaruh yang ditimbulkan antara lain
pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh positif antara lain pengaruh
terhadap bidang ekonomi dan bidang sosial. Pengaruh di bidang ekonomi antara
lain penyedia lapangan kerja, peningkatan pendapatan bagi masyarakat dan bagi
pemerintah. Pengaruh di bidang sosial antara lain seperti peningkatan taraf hidup
masyarakat dan kondisi lingkungan sosial. Pengaruh negatif yaitu pemanfaatan
Taman Krida Wisata yang tidak tepat sasaran. Konsekuensi logis dari keberadaan
Taman Krida Wisata sebagai tempat wisata adalah membawa pengaruh terhadap
perkembangan sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Wergu Wetan. Hal itu
tampak pada peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat Kelurahan
Wergu Wetan. Pada segi sosial menciptakan perubahan peranan wanita sebagai
wanita pekerja dan peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Krisnasari (2008), terhadap penelitian
ini yaitu sama-sama termasuk kedalam jenis pariwisata yang mengangkat tema
kebudayaan di Indonesia sehingga dapat menjadi tempat wisata keluarga yang
terdapat di daerah tersebut. Selain itu, pada penelitian ini juga sama-sama
mempelajari perubahan sosial ekonomi masyarakat pada kawasan wisata tersebut.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada penelitian
terdahulu oleh Krisnasari (2008), menggunakan metode sejarah kritis sedangkan
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode sejarah kritis
terdiri dari empat tahap. Tahap heuristik, tahap kritik, tahap intepretasi atau
sintesis, dan tahap historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
sosial dan ekonomi. Pendekatan sosiologi di dalam mempelajari pariwisata dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai teori atau perspektif sosiologi.
Perspektif atau teori sosiologi yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini

Universitas Sriwijaya
20

berdasar pada teori fungsional-struktural. Fungsional-struktural ini dapat


digunakan untuk menganalisis pariwisata, dengan melihat pariwisata sebagai
suatu sistem sosial yang berfungsi dalam masyarakat modern. Pendekatan
sosiologi digunakan untuk mengetahui kondisi masyarakat dan memahami
kelompok sosial khususnya berbagai macam gejala kehidupan masyarakat. Ilmu
ekonomi digunakan untuk menganalisa permasalahan ekonomi yang terkait
dengan kegiatan ekonomi dalam peranannya untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Penggunaan pendekatan ekonomi dalam tulisan ini
banyak disorot karena permasalahan yang diangkat merupakan bagian dari sejarah
ekonomi sosial yang meliputi tingkat kesejahteraan penduduk. Sedangkan, metode
penelitian kualitatif merupakan proses eksplorasi dan memahami makna perilaku
individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah
kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelitian dan
prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data pada setting
partisipan, analisis data secara induktif, membangun data yang parsial ke dalam
tema dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu data.
Kajian Penelitian terdahulu kelima dilakukan oleh Nasir (2014), dalam
penelitiannya yang berjudul “Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat
Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka, Kab. Pinrang (Interaksi Antara
Wisatawan dan Masyarakat Lokal)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk perubahan sosial pada masyarakat lokal, akibat interaksi yang terjadi
dengan wisatawan dan untuk mengetahui faktor–faktor apa saja yang
mempengarui perubahan sosial pada masyarakat akibat interaksi masyarakat lokal
dengan wisatawan. Hasil penelitian ini membahas bentuk perubahan sosial di
Dusun Wakka yaitu pada Dusun Wakka mengalami perubahan sosial secara kecil
yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat seperti
perubahan gaya berpakaian pada masyarakatnya yang sudah mulai mengikuti
trend, tapi masih saja mempertahankan kebudayaannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sosial di Dusun Wakka yaitu dengan adanya pendidikan
formal yang sudah maju pada masyarakat membuat pola pikir masyarakat juga
sudah maju, dilihat dari cara masyarakat menyelesaikan konflik yang tidak lagi
menggunakan cara main hakim sendiri, melainkan menyelesaikan masalah atau

Universitas Sriwijaya
21

konflik dengan cara musyawarah atau dengan mediasi yang menunjuk orang
ketiga sebagai penengah. Pembangunan lokasi wisata di Dusun Wakka juga
meningkatkan ekonomi masyarakat disana sehingga keuntungan yang diperoleh
masyarakat dapat bertambah dengan dilakukannya pembangunan yang
mengakibatkan bertambahnya pengunjung pada desa tersebut.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Nasir (2014), terhadap penelitian ini
yaitu sama-sama memiliki objek dalam mempelajari perubahan sosial masyarakat
akibat perkembangan pariwisata pada kawasan tersebut. Kawasan pariwisata
dapat menyebabkan perubahan sosial masyarakat, sehingga mempermudah
integrasi sosial. Integrasi sosial merupakan sebuah penyesuaian antara unsur-
unsur yang berbeda, terutama pada kehidupan sosial. Sehingga nantinya akan
menghasilkan pola kehidupan yang nyaman untuk masyarakat pada kawasan
pariwisata. Di dalam integrasi masyarakat, terdapat kerjasama dari semua lapisan
masyarakat, mulai dari keluarga, individu, lembaga dan juga masyarakat itu
sendiri. Sehingga hal tersebut bisa menghasilkan kesepakatan tentang nilai, yang
kemudian dijunjung tinggi bersama-sama. Pada penelitian ini sama-sama
menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menggunakan data primer dan data sekunder melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
yaitu pada penelitian terdahulu oleh Krisnasari (2008) tidak menjelaskan objek
perubahan ekonomi masyarakat pada kawasan pariwisata. Fasilitas dan wahana
pada kawasan wisata Dusun Wakka masih terbatas. Hal tersebut menghambat
munculnya aktivitas lain sebagai pendukung aktivitas pariwisata, seperti aktivitas
perdagangan dan jasa di kawasan wisata Dusun Wakka. Selain itu, penelitian
terdahulu dengan penelitian ini juga membahas subjek tempat wisata yang
berbeda sehingga menyebabkan perbedaan jenis wisatawan yang mengunjungi
kawasan tersebut juga berbeda.
Kajian Penelitian terdahulu keenam dilakukan oleh Harianik et al. (2016),
dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Objek Wisata Pulau Merah Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumberagung, Kecamatan
Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dampak keberadaan objek wisata Pulau Merah terhadap kegiatan ekonomi dan

Universitas Sriwijaya
22

jenis pekerjaan serta tingkat pendidikan masyarakat Desa Sumberagung.


Pengembangan objek wisata Pulau Merah memberikan dampak langsung terhadap
kegiatan ekonomi yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan wisata. Banyaknya
pengunjung yang datang mengakibatkan perputaran arus uang di Desa
Sumberagung sehingga pendapatan masyarakat baik yang bekerja pada sektor
pariwisata maupun bukan pariwisata meningkat, setelah pengembangan objek
wisata Pulau Merah juga megakibatkan peningkatan jumlah masyarakat yang ber
alih pekerjaan sebagai pekerja pariwisata dan menurunnya jumlah masyarakat
yang bekerja pada sektor pertanian, tingkat pendidikan masyarakat meningkat
dengan semakin banyaknya masyarakat yang melanjutkan pendidikan hingga
perguruan tinggi.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Harianik et al. (2016), terhadap
penelitian ini yaitu memiliki objek yang sama dalam mempelajari perubahan
sosial ekonomi masyarakat akibat perkembangan pariwisata pada kawasan
tersebut. Pulau Merah dan Wisata Candi Bumi Ayu dapat mendatangkan
wisatawan dari berbagai daerah untuk menikmati keindahan wisata tersebut.
Banyaknya wisatawan atau pengunjung yang datang akan memberikan dampak
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Kegiatan wisata dapat
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan pada objek wisata, selain itu juga
dapat berdampak positif dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang luas bagi
masyarakat sekitar lokasi wisata. Pada penelitian ini, juga sama-sama
menggunakan metode pendekatan secara kualitatif. Perbedaan penelitian
terdahulu oleh Harianik et al. (2016), terhadap penelitian ini yaitu pada penelitian
terdahulu mempelajari dampak objek wisata Pulau Merah terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat pada kawasan tersebut, sedangkan pada penelitian ini
mempelajari perubahan sosial ekonomi masyarakan pasca pembangun Wisata
Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir. Kedua lokasi wisata tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup
jelas sehingga menyebabkan berbedanya jenis pengunjung yang akan datang pada
kawasan wisata tersebut.
Kajian Penelitian terdahulu ketujuh dilakukan oleh Nofitasari dan Indah
(2016), dalam penelitiannya yang berjudul “Perubahan Sosial Ekonomi

Universitas Sriwijaya
23

Masyarakat Desa Bejiharjo Pasca Berkembangnya Objek Wisata Goa Pindul”.


Keberadaan objek wisata Goa Pindul yang terletak di Desa Bejiharjo
menimbulkan dampak yang tercermin dengan adanya perubahan pada aspek
ekonomi masyarakat setempat, terutama perubahan dalam hal mata pencarian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan ekonomi masyarakat
Desa Bejiharjo sebelum dan sesudah Goa Pindul diresmikan sebagai objek wisata,
perubahan sosial ekonomi masyarakat dan dampak pengembangan objek wisata
Goa Pindul terhadap kehidupan ekonomi masyarakat Desa Bejiharjo. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan sosial ekonomi pada masyakat
Desa Bejiharjo setelah berdirinya objek wisata Goa Pindul, hal tersebut terlihat
dengan adanya perubahan dalam segi sosial berupa perubahan tingkat pola pikir
masyarakat, perubahan hubungan sosial dan status sosial masyarakat. Sedangkan
perubahan dalam segi ekonomi terlihat dengan adanya perubahan orientasi
ekonomi masyarakat yang disebabkan oleh munculnya mata pencarian baru dalam
sektor pariwisata, sehingga yang dulunya masyarakat bekerja hanya
mengandalkan sektor pertanian saat ini mulai mendirikan usaha-usaha dalam
sektor pariwisata dengan tujuan dapat memperoleh penghasilan tambahan.
Keberadaan objek wisata Goa Pindul dirasakan memiliki dampak positif dan
negatif terhadap masyarakat. Dampak positif yang dirasakan diantaranya,
interaksi masyarakat terjalin lebih erat, perhatian lebih masyarakat terhadap
pendidikan, munculnya beberapa mata pencarian baru dalam sektor pariwisata
serta kesempatan usaha yang diperoleh dalam sektor pariwisata telah menambah
pendapatan masyarakat. Sedangkan dampak negatif yang dirasakan diantaranya
gaya hidup westernisasi yang dicontoh oleh masyarakat setempat, adanya
kecemburuan sosial yang diakibatkan oleh rasa iri terhadap pihak lain yang lebih
sukses serta masyarakat cenderung lebih konsumtif. Persamaan penelitian
terdahulu oleh Nofitasari dan Indah (2016), terhadap penelitian ini yaitu sama-
sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif
serta memiliki kesamaan tempat wisata yang lebih mengedepankan nilai sejarah
dan keindahan alam Indonesia. Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian
terdahulu dengan penelitian ini memiliki subjek jenis wisata yang berbeda yaitu
antara wisata candi dan wisata goa.

Universitas Sriwijaya
24

Kajian Penelitian terdahulu kedelapan dilakukan oleh Saputri (2012),


dalam penelitiannya yang berjudul “Perubahan Sosial ekonomi Masyarakat
Penambang Pasir Pasca Erupsi Merapi Tahun 2010 di Dusun Kojor, Kelurahan
Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang”. Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan ataupun menggambarkan secara jelas perubahan
sosial ekonomi masyarakat penambang pasir pasca erupsi merapi yang ada di
Dusun Kojor. Hasil penelitian ini adalah terjadinya banjir lahar dingin yang
menerjang Dusun Kojor mengakibatkan perubahan diberbagai aspek kehidupan
terutama bagi kondisi sosial ekonomi mereka. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kondisi sosial masyarakat Dusun Kojor pada umumnya hanya mengenyam
pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD). Interaksi sosial yang ada di dalam
masyarakat Kojor berjalan baik, dimana tercermin dari adanya kegiatan
keorganisasian seperti arisan, yasinan, karang taruna, serta saling tolong
menolong dalam peristiwa perjalanan hidup mereka. Kekuatan mengikat norma
sosial diinternalisasikan dalam berbagai macam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Kondisi ekonomi masyarakat Dusun Kojor dapat dilihat dari pendapatan rumah
tangga masyarakat sekitar yang terbilang cukup untuk kebutuhan sehari-hari
dengan mengandalkan pertanian. Tetapi sejak terjadinya musibah tersebut telah
merusak sebagian lahan pertanian warga yang ada di dekat bantaran sungai, selain
itu juga mengakibatkan saluran irigasi rusak, hal tersebut tentu saja sempat
mengakibatkan penurunan pendapatan warga khususnya petani, sehingga mereka
memanfaatkan lahan pasir tersebut untuk pekerjaan sampingan sebagai
penambang pasir. Pekerjaan sampingan tersebut dapat membantu perekonomian
masyarakat disana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Saputri (2012), terhadap penelitian ini
yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan memiliki objek
penelitian dalam mempelajari perubahan sosial ekonomi masyarakat pada suatu
kawasan yang telah mengalami perubahan. Sampel dalam penelitian ini sama-
sama menggunakan masyarakat di kawasan yang telah mengalami perubahan
tersebut. Sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian terdahulu dengan
penelitian ini memiliki subjek penelitian yang berbeda yaitu antara wisata candi
dan perubahan mata pencarian pasca erupsi gunung. Pada penelitian terdahulu

Universitas Sriwijaya
25

lebih memfokuskan terhadap pola perubahan mata pencarian akibat adanya


musibah banjir lahar dingin, musibah tersebut menjadikan penduduk di Dusun
Kojor untuk beberapa waktu tidak bisa mengandalkan perekonomiannya dari hasil
pertanian, untuk itu banyak para warga yang seketika menjadi penambang pasir
untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan pada penelitian ini, masyarakat pada
kawasan Wisata Candi Di Desa Bumi Ayu mengalami perubahan sosial ekonomi
disebabkan karena adanya peluang dalam meningkatkan taraf hidup karena
banyaknya lapangan pekerjaan dan besarnya kesempatan dalam membuat usaha
secara mandiri.
Kajian Penelitian terdahulu kesembilan dilakukan oleh Mustofa (2009),
dalam penelitiannya yang berjudul “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Pecalukan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan (Studi Tentang
Dampak Wisata Tretes Bagi Kehidupan Masyarakat Kelurahan Pecalukan
Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Wisata Tretes berdampak bagi kehidupan masyarakat sekitar dari segi positif
antara lain meningkatkan pendapat masyarakat, terciptanya lapangan kerja,
tumbuhnya ketahanan moral masyarakat terhadap pengaruh buruk wisatawan,
menguatnya budaya lokal sebagai wujud jati diri masyarakat yang tinggal di
sekitar tempat wisata dan pembangunan sarana-sarana lembaga kemasyarakatan
antara lain memperbaiki fasilitas komunikasi.
Persamaan penelitian terdahulu oleh Mustofa (2009), terhadap penelitian
ini yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan memiliki
objek penelitian dalam mempelajari perubahan sosial ekonomi masyarakat pada
suatu kawasan wisata tretes ataupun Wisata Candi Di Desa Bumi Ayu. Sedangkan
perbedaannya yaitu pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini memiliki jenis
wisata yang berbeda sehingga akan mempengaruh jenis pengunjung yang datang
pada tempat wisata tersebut dan pada akhirnya akan mempengaruhi aktivitas
sosial dan aktivitas ekonomi yang berbeda pada setiap kawasan wisata tersebut.
Berikut merupakan ringkasan pada penelitian terdahulu yang akan dijadikan
sebagai pembanding dan acuan dalam penelitian ini yaitu disajikan padaTabel 2.1

Universitas Sriwijaya
26

NO NAMA JUDUL PERSAMAAN PERBEDA


PENELITI AN
1. Afri listiana PengaruhTabel
objek2.1. Penelitian
TempatTerdahulu
wisata berbasis Objek
(2005) wisata candi sejarah yang diteliti penelitian
borobudur terhadap Fungsi candi antara sosial
perilaku sosial Metode penelitian ekonomi
ekonomi pedagang di kualitatif. pedagang
kawasan taman wisata dan sosial
candi borobudur ekonomi
kabupaten magelang masyarakat
setempat
pada
kawasan
wisata
Lokasi
penelitian.
2. Yuda Eka Analisis Pengaruh Subjek dalam penelitian Jenis wisata
Praja (2011) Keberadaan Objek adalah tempat wisata yang
Wisata Jatim Park 2 Objek penelitian sosial berbeda,
Terhadap Kehidupan ekonomi masyarakat Pangsa pasar
Sosial Ekonomi kawasan wisata Metode pengunjung
Penduduk di Sekitarnya. penelitian kualitatif. tempat
wisata yang
berbeda.
3. Ismi Perubahan Sosial Objek penelitian sosial Jenis wisata
Andriyani, Ekonomi Masyarakat ekonomi masyarakat yang
Etmi Hardi, Pasca Pengembangan kawasan wisata, Metode berbeda,
Liza Husniati Wisata Bahari di penelitian kualitatif. Pangsa pasar
(2012) pengunjung
Kepulauan Sikakap,
tempat
Kabupaten Mentawai wisata yang
berbeda.

4. Dieta Widya Dampak Taman Krida Objek penelitian sosial Metode


Krisnasari Wisata Terhadap ekonomi masyarakat penelitian
(2008) Perkembangan Sosial kawasan wisata. berbeda
Ekonomi Masyarakat (metode
Kelurahan Wergu sejarah
Wetan Kecamatan kritis
Kota Kabupaten dengan
Kudus metode
kualitatif).
5. Sri Rahayu Perubahan Sosial Objek penelitian sosial Objek
Rahmah Masyarakat Lokal masyarakat kawasan penelitian
Nasir (2014) Akibat Perkembangan wisata, Metode penelitian ekonomi
Pariwisata Dusun kualitatif. masyarakat
kawasan
Wakka Kab. Pinrang
wisata,
(Interaksi Anatara Subjek
Wisatawan dan tempat
Masyarakat Lokal) wisata yang
berbeda,
Pangsa pasar
pengunjung
tempat

Universitas Sriwijaya
27

wisata yang
berbeda
6. Nurul Dampak Objek Wisata Objek penelitian sosial Jenis wisata
Harianik Pulau Merah ekonomi masyarakat yang
(2016) Terhadap Kondisi kawasan wisata, Metode berbeda,
Sosial Ekonomi penelitian kualitatif. Pangsa pasar
pengunjung
Masyarakat Desa
tempat
Sumberagung wisata yang
Kecamatan berbeda.
Pesanggaran
Kabupaten
Banyuwangi
7. Aprilia Perubahan Sosial Objek penelitian sosial Jenis wisata
Nofitasari, Ekonomi Masyarakat ekonomi masyarakat yang
Indah Sri Desa Bejiharjo Pasca kawasan wisata, Metode berbeda.
Pinasti Berkembangnya Objek penelitian kualitatif.
(2016) Wisata Goa Pindul

8. Catur Dewi erubahan Sosial Objek penelitian sosial Penyebab


Saputri Ekonomi Masyarakat ekonomi masyarakat perubahan
(2008) Pariwisata Paska kawasan wisata, Metode sosial
Eropsi Merapi penelitian kualitatif. ekonomi
yang
Kelurahan Bojong
berbeda..
Kecamatan Mungkid
Kabupaten Magelang
9. Agus Perubahan Sosial Objek penelitian sosial Jenis wisata
Mustofa Ekonomi Masyarakat ekonomi masyarakat yang
(2009) Kelurahan Pecalukan kawasan wisata, Metode berbeda,
Kecamatan Prigen penelitian kualitatif. Pangsa pasar
pengunjung
Kabupaten Pasuruan
tempat
(Studi Tentang wisata yang
Dampak Wisata Tretes berbeda
Bagi Kehidupan
Masyarakat
Kelurahan Pecalukan)
Sumber : Doalah oleh peneliti (2022)

2.2. Teori Perubahan Sosial


Perubahan sosial merupakan perubahan perilaku masyarakat dari keadaan
tertentu ke keadaan lainnya. Namun terdapat beberapa batasan mengenai
perubahan sosial dari berbagia ahli sebagai berikut (Basrowi, 2006:155-156).
a. Gillin dan Gillin dalam Koenig (1957: 279) mengatakan bahwa perubahan
sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang
disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun adanya penemuan baru dalam masyarakat.

Universitas Sriwijaya
28

b. Davis (1960) mengartikan perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan yang


terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
c. Koening (1957) mengartikan bahwa perubahan-perubahan sosial menunjuk
pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
d. Roucek dan Warren (1984) mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
e. Selo Soemardjan perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disebutkan bahwa perubahan sosial itu
sendiri adalah perubahan yang berhubungan dan menyangkut tentang masyarakat
baik dalam perubahan sistem nilai maupun norma sosial dan tindakan yang
dilakukan masyarakat. Perubahan sosial itu merujuk kepada perubahan suatu
fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat
individual hingga tingkat dunia ( Dwi dan Bagong, 2007: 365). Proses perubahan
sosial di masyarakat pasti terjadi karena kehidupan masyarakat akan mengikuti
perubahan dan perkembangan zaman.

2.3. Karakteristik Perubahan Sosial


Perubahan sosial dapat dilihat secara konkrit, artinya dapat dirasakan secara
fisik dan juga dapat dilihat secara abstrak, artinya dapat dirasakan tetapi tidak
dapat diukur. Untuk mengetahui terjadinya suatu perubahan sosial diperlukan ciri-
ciri untuk dapat menilai apakah perubahan yang dimaksud merupakan perubahan
sosial. Berikut merupakan karakteristik perubahan sosial yaitu: (Martono, 2012).
a) Perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat;
b) Pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur
immaterial;
c) Suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru
dalam masyarakat.
d) Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial;

Universitas Sriwijaya
29

2.4. Bentuk-Bentuk Perubahan


Perubahan sosial tidak terjadi secara kebetulan, artinya ada kemungkinan
terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Secara umum, ada dua faktor
pendorong terjadinya perubahan sosial, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
faktor internal yaitu pertumbuhan dan penurunan populasi akan mempengaruhi
penyebaran koloni dan perubahan sosial budaya, temuan baru dapat mengubah
cara individu berinteraksi dan mempengaruhi permintaan tenaga kerja di industri,
konflik sosial yang dapat menyebabkan perubahan kepemimpinan, akomodasi di
antara yang bertikai partai-partai, dan munculnya kesepakatan atau aturan baru
dan munculnya pemberontakan atau revolusi menimbulkan kebutuhan baru.
Selain faktor internal, terdapat juga faktor eksternal antara lain terjadinya bencana
alam yang mengubah kehidupan masyarakat yang terkena bencana alam,
peperangan yang dapat menyebabkan pihak yang menang memaksakan ideologi
dan budayanya, pihak yang kalah dan pengaruh pihak lain. budaya atau budaya
baru dapat mempengaruhi budaya lama (Cahyono, 2016).
Lamanya perubahan sosial tidak dapat ditentukan karena perubahan sosial
dapat berlangsung cepat atau permanen tergantung pada kondisi masyarakat yang
ada, yaitu hambatan atau dukungan. Jika masyarakat memiliki sifat tertutup, sikap
tradisional yang kuat, ilmu pengetahuan yang kurang berkembang, keengganan
untuk menerima perubahan, dan stereotip yang buruk, maka perubahan sosial
akan berlangsung cukup lama. Sedangkan jika masyarakat memiliki proses
komunikasi yang baik dengan masyarakat lain, aparatur administrasinya fleksibel,
mudah mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki ideologi, maka
perubahan sosial dapat terjadi dengan cepat di masyarakat tersebut. (Salim, 2002).
a). Perubahan lambat dan perubahan cepat
Perubahan yang terjadi memerlukan jangka waktu yang lama, serangkaian
perubahan kecil yang mengikuti satu demi satu, disebut evolusi. Dalam proses
evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak
tertentu. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari upaya masyarakat untuk
beradaptasi dengan kebutuhan, kondisi dan kondisi baru yang muncul
berdasarkan pertumbuhan.. Berikut merupakan macam-macam teori evolusi:

Universitas Sriwijaya
30

1) Unilenear theories of evolution, mengemukakan teori ini antara lain adalah


Spencer yang menyatakan bahwa struktur sosial berkembang secara
evolusioner dari struktur yang homogen menjadi heterogen. Perubahan
struktur berlangsung dengan diikuti perubahan fungsi. Masyarakat yang
sederhana bergerak maju secara evolusioner ke arah ukuran lebih besar,
keterpaduan, kemajemukan dan kepastian sehingga terjelma suatu bangsa
yang beradab.
2) Universal theory of evolution, menyatakan bahwa perkembangan
masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini
mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis
evolusi yang tertentu.
3) Multilined theories of evolution, pada teori ini lebih menekankan pada
penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi
masyarakat.
Perubahan-perubahan sosial terjadi secara cepat dan melibatkan basis-basis
atau artikulasi-artikulasi kehidupan sosial secara sosiologis bagi terjadinya suatu
revolusi, maka harus dipenuhi syarat-syarat tertentu antara lain: (Cahyono, 2016).
1) Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan;
2) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut;
3) Pemimpin diharapkan dapat menampung keinginan masyarakat untuk
kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas menjadi program
dan arah gerakan;
4) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat;
5) Harus ada momentum yaitu saat di mana segala keadaan dan faktor sudah
tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila keliru menggunakan
momentum, maka revolusi bisa gagal.
b). Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial tanpa menimbulkan dampak langsung atau berarti bagi masyarakat.
Misalnya, perubahan gaya berpakaian tidak akan berpengaruh pada masyarakat
secara keseluruhan, karena tidak membawa perubahan pada institusi sosial.

Universitas Sriwijaya
31

Sedangkan perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur


struktur sosial yang mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat.
c). Perubahan yang dikehendaki (intended-change)
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan adalah perubahan yang
sebelumnya diharapkan atau direncanakan oleh pihak-pihak yang ingin
membuat perbedaan dalam masyarakat. Pihak yang menginginkan perubahan
disebut sebagai agen perubahan. Artinya, sekelompok individu atau orang yang
menikmati kepercayaan publik sebagai pemimpin dari satu atau lebih sistem
sosial. Perubahan sosial yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan, di sisi
lain, adalah perubahan yang terjadi secara tidak sengaja atau di luar jangkauan
pengawasan publik dan dapat menimbulkan akibat sosial yang tidak terduga
bagi masyarakat. (Suwena, 2017).
2.5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan sosial terjadi karena anggota masyarakat pada titik tertentu tidak
puas dengan kondisi kehidupan lama mereka. Norma-norma sosial lama, institusi
dan mata pencaharian tidak lagi dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup baru. Secara umum, penyebab perubahan sosial budaya dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar., yaitu:
1) Perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Dimana perubahan tersebut
bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (Soemardjan, 1986).
a. Perubahan jumlah penduduk merupakan penyebab terjadinya perubahan
sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah
tertentu. Bertambahnya penduduk pada suatu daerah dapat mengakibatkan
perubahan pada struktur masyarakat, terutama mengenai lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Sementara pada daerah lain terjadi kekosongan sebagai
akibat perpindahan penduduk tadi;
b. Penemuan-penemuan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan baik
berupa teknologi maupun berupa gagasan-gagasan yang menyebar, dikenal,
diakui dan selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial;
c. Pertentangan dalam nilai dan norma, politik, etnis dan agama dapat
menimbulkan perubahan sosial budaya secara luas. Pertentangan individu
terhadap nilai dan norma serta adat istiadat yang telah berjalan lama akan

Universitas Sriwijaya
32

menimbulkan perubahan bila individu tersebut beralih dari nilai, norma dan
adat istiadat yang telah diikutinya selama ini;
d. Pemberontakan atau revolusi dapat merombak seluruh aspek kehidupan
sampai pada hal-hal yang mendasar seperti yang terjadi pada masyarakat
Inggris, Prancis dan Rusia.
2) Perubahan yang berasal dari luar masyarakat. Dimana perubahan tersebut bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (Soekanto dan Sulistyowati, 2014).
a. Sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik yang kadang disebabkan
oleh tindakan masyarakat itu sendiri. Misalnya, penebangan hutan secara
liar oleh segolongan anggota masyarakat memungkinkan untuk terjadinya
tanah longsor, banjir dan lain sebagainya;
b. Peperangan yang terjadi dalam satu masyarakat dengan masyarakat lain
menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat besar karena peralatan
perang sangat canggih dan sangat merusak lingkungan sakitar;
c. Adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya akan menyebabkan saling pengaruh. Selain itu pengaruh dapat
berlangsung melalui komunikasi satu arah yakni komunikasi masyarakat
dengan media massa. Ada empat tipe respon psikologis individu terhadap
cross-cultural contact yaitu pertama, tipe passing yaitu individu menolak
kebudayaan yang asli dan mengadopsi kebudayaan yang baru. Kedua, tipe
chauvinist yaitu individu menolak sama sekali pengaruh asing. Ketiga, tipe
marginal yaitu respon yang terombang ambing di antara kebudayaan asli
dengan kebudayaan asing. Keempat, mediating yaitu individu dapat
menyatukan bermacam-macam identitas budaya.

2.6. Faktor Pendorong Jalannya Proses Perubahan


Adapun faktor-faktor pendorong jalannya proses perubahan yaitu sebagai
berikut: (Sriyana, 2020).
1. Difungsi merupakan proses penyebaran unsur kebudayaan dari individu kepada
individu lain dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut
manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah

Universitas Sriwijaya
33

dihasilkan. Ada dua tipe difungsi yaitu difungsi intra-masyarakat (intra-society


diffusion) dan tipe difungsi antar masyarakat (inter-society diffusion). Difungsi
intra-masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:
a) Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru mempunyai kegunaan;
b) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang dipengaruhi dan diterimanya atau
tidak diterimanya unsur yang baru;
c) Unsur baru yang berlawanan unsur lama kemungkinan tidak akan diterima;
d) Kedudukan dan peran sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang
baru tadi akan mempengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah
diterima atau tidak;
e) Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.
Sedangkan difusi antar masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
antara lain:
a) Adanya kontak antara masyarakat tersebut;
b) Kemampuan mendemontrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut;
c) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut;
d) Ada tidaknya unsur kebudayan yang menyaingi unsur penemuan baru
tersebut;
e) Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru;
f) Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru.
2) Sistem pendidikan formal yang maju dimana pendidikan mengajarkan individu
berbagai keterampilan. Pendidikan memberi orang beberapa nilai, terutama
dalam hal keterbukaan dan penerimaan hal-hal baru, dan dalam hal pemikiran
ilmiah. Pendidikan mengajarkan orang untuk berpikir secara objektif dan
menentukan apakah budaya masyarakatnya dapat memenuhi kebutuhan zaman.
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
Begitu sikap ini terbentuk di masyarakat, masyarakat akan menjadi kekuatan
pendorong untuk upaya eksplorasi baru. Di Indonesia, apresiasi terhadap karya
orang lain belum terlihat, dan terbukti masih banyak terjadi plagiarisme
terhadap karya yang mengorbankan orang lain demi keuntungan pribadi atau
kolektif. Penghargaan dapat mendorong seseorang untuk menciptakan karya
inovatif dan mendorong kemajuan dalam semua langkah kehidupan

Universitas Sriwijaya
34

4) Toleransi merupakan sikap menghormati dan menghargai orang lain serta tidak
memaksakan apa yang dianggap dirinya benar. Toleransi terhadap perbuatan
yang menyimpang (deviation) dan bukan merupakan delik.
5) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka memungkinkan adanya adanya
mobilitas sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan pada para
individu buat maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian
seorang mungkin akan mengadakan identifikasi menggunakan masyarakat yg
memiliki status lebih tinggi. Identifikasi adalah tingkah laris yang sedemikian
rupa sebagai akibatnya seorang merasa kedudukan sama menggunakan orang
atau golongan lain yg dipercaya lebih tinggi menggunakan asa supaya
diperlakukan sama menggunakan golongan tadi. Identifikasi terjadi pada pada
interaksi super ordinasi menggunakan sub ordinasi. Pada golongan yang
berkedudukan lebih rendah sering kali masih ada perasaan tidak puas terhadap
kedudukan sosial sendiri. Keadaan tadi pada sosiologi dianggap status-anxiety
yang bisa mengakibatkan seorang berusaha buat mempertinggi kedudukan
sosialnya.
6) Penduduk yang heterogen dapat diartikan sebagai masyarakat yang terdiri atas
kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan, ras, ideologi
yang berbeda mempermudah terjadinya pertentangan-pertentangan. Keadaan
yang demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan dalam
masyarakat.
7) Kekecewaan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu yang
berlangsung lama dalam masyarakat kemungkinan besar akan mendatangkan
revolusi.
8) Setiap orang yang memiliki orientasi pemikiran kemasa depan pasti akan
memiliki tekad untuk terus berusaha agar bisa hidup lebih baik. Berbagai usaha
dilakukan agar bisa mencapai cita-cita yang diimpikan.
9) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
Di dunia ini tidak ada yang diperoleh dengan gratis. Semuanya butuh
perjuangan dan pengorbanan untuk dapat mencapai hidup yang baik.
10) Adanya disorganisasi dalam masyarakat, sikap mudah menerima hal-hal yang
baru, dan seterusnya. Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa dinamika

Universitas Sriwijaya
35

dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi di bidang pendidikan,


terutama lembaga pendidikannya.

2.7. Pengertian Pariwisata


Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu,
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan
untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna berekreasi atau untuk
memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1982). Menurut Undang
Undang RI No 10 tahun 2009 menyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Fasilitas serta layanan yang disediakan oleh stakeholder pariwisata merujuk pada
sebuah usaha pariwisata yang menurut UU No. 9 tahun 1990 tentang usaha sarana
pariwisata adalah penyediaan akomodasi; makan dan minum; angkutan wisata;
sarana wisata tirta; kawasan pariwisata). sebagai contoh antara lain adalah usaha
pondok wisata, rumah makan, warung makan, kedai makan dan minuman jasa
boga (Suwena dan Widyatmaja, 2010)

2.8. Pengertian Pariwisata dan Komponen Pariwisata


Pariwisata diidentikkan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris yang
diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu tempat ke
tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini
Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang direncanakan, baik secara
individu maupun kelompok, dari satu tempat ke tempat lain untuk kepuasan dan
kegembiraan. Pariwisata dapat didefinisikan sebagai perjalanan dari suatu tempat
ke tempat lain sebagai upaya untuk menemukan keseimbangan atau keserasian
dan kebahagiaan dengan lingkungan dari segi aspek sosial, budaya, alam dan
ilmiah. (Chaerunissa dan Yuniningsih, 2020).
Komponen Pariwisata terdiri dari beberapa kelompok yaitu 1) daya tarik
wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan menghasilkan pengalaman kepada
pelaku wisata, baik secara pasif maupun aktif. Contohnya seperti laut, danau dan

Universitas Sriwijaya
36

pegunungan, 2) sarana penunjang wisata adalah segala sesuatu yang dapat


memfasilitasi kegiatan wisata, baik dapat di indera maupun tidak dapat di indera,
contohnya seperti transportasi, guide dan lain-lain, 3) infrastruktur yaitu segala
sesuatu yang merupakan penunjang utama dalam terselenggaranya proses
kegiatan wisata dan kegiatan bukan wisata (Hidayah, 2019).

2.9. Candi Hindu Bumi Ayu


Candi Bumi ayu adalah salah satu situs peninggalan agama Hindu yang
terdapat dipesisir sungai lematang, tempatnya di Desa Bumi Ayu, Kecamata
Tanah Abang, Kabupaten penukal Abab Lemetang Ilir, Sumatera Selatan, candi
ini merupakan satu-satunya kompleks percandian di Sumatra Selatan dan sampai
saat ini tidak kurang 9 buah bangunan candi yang telah ditemukan dan 4
diantaranya telah diperbaiki, yaitu candi 1, candi 2, candi 3 dan candi 8. Usaha
pelestarian ini telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang, Komlek
Percandian Bumi Ayu meliputi lahan seluas 75,56 ha dengan batas terluar 7
(tujuh) buah suagai parit yang telah mengalami pendangkalan. Candi-candi di
Bumi Ayu merupakan death monument, artinya monumen yang telah ditinggalkan
masyarakat pendukungnya. Candi tersebut ditinggal seiring dengan terdesaknya
kekuatan politik Hindu oleh Islam pada sekitar abad ke-16, kemudian candi-candi
itu rusak dan terkubur di dalam tanah hingga ditemukan kembali oleh E.P.
Tomrink tahun 1864. Peninggalan monumental itu beserta sistem budayanya
benar-benar hilang pula dari ingatan kolektif pewarisnya. Cerita penduduk yang
dicatat oleh A.J Knaap tahun 1902 menyatakan bahwa acandi di Bumi Ayu adalah
bekas istana sebuah kerajaan yang disebut Gedebong Udang.
2.10. Kerangka Pemikiran
Kerangka pikiran bertujuan untuk menganalisis dan mempelajari dampak
yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan objek Wisata Candi Bumi Ayu
terhadap kehidupan masyarakat sekitar, baik dari segi ekonomi, sosial serta segi
fisik yang timbul akibat pembangunan pariwisata tersebut. Berikut merupakan
kerangka pikir dalam penelitian yang disajikan pada Gambar 2.1.

Adanya perubahan sosial ekonomi sebelum dan sesudah adanya Candi Bumi Ayu di
Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Universitas Sriwijaya
37

Gillin dan Gillin dalam Koenig (1957: 279) mengatakan bahwa perubahan sosial adalah
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang disebabkan baik karena
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun adanya penemuan baru dalam masyarakat.

Perubahan sosial merupakan perubahan perilaku masyarakat dari keadaan


tertentu ke keadaan lainnya. Namun terdapat beberapa batasan mengenai
perubahan sosial dari berbagia ahli sebagai berikut (Basrowi, 2006:155-156).

Geografis Biologis Ekonomi

Perubahan sosial ekonomi Masyarakat pasca pembangunan wisata candi di


Desa Bumi Ayu, kecamatan tanah abang, Kabupaten Penukal Abab
Lematang ilir.

Sumber : Diolah oleh peneliti (2022)


Keterangan Tanda :
: Sistematika Berpikir
: Batasan Kerangka Berpikir

Terbentuknya Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kabupaten Penukal Abab


Lematang Ilir akan mendatangkan berbagai perubahan pada masyarakatnya.
Perubahan tersebut mambawa dampak tersendiri bagi kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat disekitarnya. Hal ini terlihat dari beberapa perubahan yang
terjadi di Desa Bumi Ayu, berawal dari sebuah desa yang serba terbatas namun
kemudian berubah menjadi destinasi wisata yang dikelola secara apik dan
disinyalir membawa dampak baik positif maupun negatif yang tentunya akan
berpengaruh secara langsung dalam tata kehidupan masyarakat Desa Bumi Ayu.

Universitas Sriwijaya
38

Universitas Sriwijaya
39

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, metode kualitatif merupakan suatu metode pengumpulan data tentang
pandangan, perilaku dan ekspresi informan atau pemangku kepentingan dalam
kaitannya dengan situasi mereka sendiri atau lingkungan sosial, budaya, ekonomi
dan politik. Kajian ini tidak hanya mencakup objek yang diteliti, tetapi juga objek-
objek di sekitarnya yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, metode penelitian
kualitatif, disebut juga metode ilmiah, menekankan pada proses dan pentingnya
penelitian yang muncul dari subjek penelitian dengan cara yang telah dipersiapkan
sebelumnya, teratur dan sistematis. (Moleong, 2012). Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Alasan peneliti
menggunakan metode deskriptif kualitatif adalah untuk memberikan gambaran
atau penjelasan yang jelas tentang keadaan tanpa mengolah objek yang diteliti.
Tujuan penelitian kualitatif deskriptif adalah untuk menciptakan penjelasan,
penjelasan, atau lukisan yang sistematis, faktual, dan akurat tentang hakikat dan
fakta hubungan antara fenomena yang diteliti. Bentuk penelitian yang digunakan
penulis adalah penelitian kualitatif, yang memerlukan observasi data tertulis dan
verbal. Dalam hal ini, data yang diambil berupa wacana, kalimat maupun unsur
serapan dalam buku acuan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,
teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari ada generalisasi (Sugiyono, 2013).

Universitas Sriwijaya
40

3.2. Lokasi Penelitian


Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Desa Bumi Ayu merupakan salah satu desa yang menjadi fokus pemerintah
dalam pembangunan desa pariwisata candi terbesar di Sumatra.
2. Banyaknya masyarakat Desa Bumi Ayu berpindah profesi dari petani
menjadi wirausaha dan pengurus kawasan wisata.
3. Pengaruh pariwisata menyebabkan meningkatnya pembangunan disektor
jual beli seperti munculnya minimarket yang membuat pola hidup masyrakat
Desa Bumi Ayu menjadi lebih modern.
4. Munculnya kembali kearifan lokal dan aktivitas adat di Desa Bumi Ayu
sejak adanya pembangunan tempat wisata.
5. Lokasi penelitian dilatar belakangi dengan tempat KKN tahun 2021
sebelumnya sudah surve lokasi pada saat mengikuti program KKN di desa
bumi ayu kecamatan tanah abang kabupaten penukal abab lematang ilir, karena
peneliti memili lokasi tersebut di karnakan di desa bumi ayu kondisi sosial
ekonomi masyarakat setempat, karena di desa bumi ayu terdapat candi yang
menjadi tempat wisata, pemerintah memilih tempat pembangunan wisata candi
ini di desa bumi ayu karena sejak tahun 1990 telah banyak dilakukan penelitian
terdapat aset yang sangat berharga sehingga keberadaan situn bumi ayu harus
dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah serta masyarkat di desa bumi ayu.

3.3. Strategi Penelitiaan


Strategi penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi kasus.
Suatu penelitian dapat disebut sebagai penelitian studi kasus apabila proses
penelitiannya dilakukan secara mendalam dan menyeluruh terhadap kasus yang
diteliti serta mengikuti struktur studi kasus seperti permasalahan, konteks, isu dan
pelajaran yang dapat diambil. Penelitian studi kasus dilakukan peneliti secara
mendetail dan menyeluruh terhadap suatu program, fenomena dan masyarakat.
Selain itu juga Studi kasus adalah strategi penelitian yang mengumpulkan data
dari waktu ke waktu dan memasukkan berbagai sumber dalam konteks yang ingin
Anda ketahui. Sistem dikaitkan dengan waktu dan tempat investigasi, tetapi Anda

Universitas Sriwijaya
41

dapat menyelidiki kasus suatu program, peristiwa, atau individu. (Creswell dan
David, 2018).
Alasan dipilihnya strategi studi kasus pada penelitian ini yaitu karena
penelitian ini dilakukan dengan cara mendalam dan menyeluruh terhadap
permasalahan partisipasi masyarakat sehingga mampu menggali substansi atau
nilai menyeluruh yang terdapat di dalamnya dan juga mengikuti runtutan struktur
permasalahan yang memudahkan peneliti dalam menganalisis kasus atau objek
penelitian sehingga dapat diketahui seberapa jauh tingkat perubahan sosial
ekonomi masyarakat pasca pembangun Wisata Candi di Desa Bumi Ayu
Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

3.4. Fokus penelitian


Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong,
tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah.
Faktor penting dalam penelitian kualitatif ialah tingkat fokus yang tinggi.
Penentuan fokus suatu penelitian memiliki dua tujuan, yaitu sebagai penetapan
fokus yang dapat membatasi studi sehingga dalam hal ini fokus akan membatasi
bidang inkuiri serta sebagai pemenuh kriteria inklusi-eksklusi atau memasukkan
mengeluarkan suatu informasi yang baru di peroleh di lapangan. (Aini, 2016)

3.5. Jenis Penelitian dan Sumber Data


Sumber data utama di dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data pelengkap atau data sekunder. Dari definisi di
atas maka jenis data diuraikan sebagai berikut: (Moleong, 2012).
1. Data primer merupakan data yang akan digunakan pada penelitian, data primer
juga adalah data yang didapat langsung oleh peneliti tanpa ada pihak ketiga
dalam memperoleh informasi. Data primer atau sumber informasi utama yang
diperoleh dan digunakan adalah data yang didapatkan dari Kepala Desa Bumi
Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
2. Data sekunder ialah informasi yang diperoleh dan dikelola dari sumber lain
yang ada, informasi ini bersifat pendukung dan berbentuk dokumen atau hasil
wawancara. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber wawancara yang

Universitas Sriwijaya
42

dilakukan dengan masyarakat Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang,


Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengumpulan data tentang perbuatan,
perkataan maupun pandangan informan mengenai kondisi dirinya atau pun
budaya, lingkungan sosial, politik dan ekonomi mereka. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk
memecahkan atau menjawab seluruh masalah yang ada dalam penelitian. Metode
kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah dibandingkan dengan melihat permasalahan
untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih menggunakan teknik
analisis mendalam secara kasus perkasus karena sifat suatu masalah satu akan
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Jenis penelitian ini dikatakan sebagai jenis penelitian kualitatif, karena
sesuai dengan definisi jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau dalam bentuk hitungan-hitungan lainnya. Penelitian
ini jelas merupakan jenis penelitian kualitatif karena ciri khas penelitian kualitatif
adalah memiliki data-data bersifat deskriptif atau uraian kata-kata, gambar dan
kebanyakan bukan angka, kalaupun ada angka sifatnya hanya sebagai penunjang.
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasannya dan dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif yang akan dilakukan
memiliki lima karakteristik, yaitu: (Zamroni, 1992).
1. Mempunyai latar belakang alamiah, peneliti sendiri menjadi instrumen inti.
Peneliti lebih banyak mempergunakan waktu di daerah penelitian untuk
mengamati dan memahami permasalahan secara mendalam;
2. Bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata atau
gambar daripada data dalam wujud angka. Laporan yang ditulis sering
mengambil kutipan data dalam rangka menunjukkan pentingnya sesuatu yang
dihadapi;
3. Menekankan proses dibandingkan produk;

Universitas Sriwijaya
43

4. Cenderung menganalisis data secara induktif atau berangkat dari hal-hal


khusus yang berhasil dikumpulkan;
5. Mementingkan peran makna;
Dalam hal ini peneliti diharapkan fleksibel dan reflektif, tetapi tetap
mengambil jarak, dalam upaya untuk mencapai wawasan imajinatif ke objek
penelitian. Tradisi yang digunakan dalam penelitian ini menurut pandangan
peneliti memiliki ketepatan untuk menggali dan mendapatkan hasil penelitian
yang lebih mendalam. Penelitian ini dimaksudkan untuk menginformasikan dan
menjelaskan secara khusus suatu perubahan sosial ekonomi masyarakat di Desa
Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.
Selain itu, juga untuk mengetahui perkembangan perubahan sosial ekonomi
masyarakat di Desa Bumi Ayu sejak adanya Wisata Candi Bumi Ayu, mengetahui
kendala yang di alami oleh masyarakat di Desa Bumi Ayu dalam Wisata Candi
Bumi Ayu, mengetahui pendapat wisatawan di Desa Bumi Ayu mengenai wisata
candi serta untuk mendapatkan beberapa penggambaran dan keterangan data
dengan sejelas-jelasnya dan dapat menjelaskan bentuk perubahan sosial ekonomi
masyarakat pasca pembanguna Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan
Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

3.6. Penentuan Informan


Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive. Prosedur purposive adalah cara penentuan informan penelitian
berdasarkan kriteria terpilih yang memungkinkan peneliti fokus pada informan
yang memiliki pengalaman dan mengetahui atau memiliki wawasan tentang
masalah penelitian. Teknik purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
berdasarkan pertimbangan tertentu, pertimbangan-pertimbangan informan yang
telah ditetapkan memiliki pengetahuan yang cukup, kompetensi dan kredibilitas
dalam menjawab setiap pertanyaan dalam pelaksanaan wawancara (Sugiyono,
2013).
Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Pemanfaatan informan bagi peneliti ini ialah agar dalam waktu yang

Universitas Sriwijaya
44

relatif singkat banyak informasi yang terjangkau, karena informan dimanfaatkan


untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang
ditemukan dari subjek lainnya. Perubahan sosial yang berperan sebagai informan
dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkompeten dengan masalah yang
diteliti serta beberapa pihak yang mengalami perubahan sosial ekonomi terhadap
pembangunan Wisata Candi Bumi Ayu.
Informan yang dipih dalam penelitian ini harus memiliki peneliti misalnya
informan kunci yang telah lama tinggal dan memahami keadaan di kawasan
penelitian, mengetahui perubahan sosial ekonomi masyarakat serta mengetahui
keadaan lingkungan sekitar khususnyadi kawasan wisata candi bumi ayu.
1. Informan kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui secara mendalam
permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti.
- Koordinator kepengurusan candi bumi ayu.
2. Informan Utama
Informan utama adalah orang yang memeberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar masalah penelitian, adapun kriteria informan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Juru pemeliharaan wisata candi di desa bumi ayu.
3. Informan pendukung
Informan pendukung adalah sebagai orang-orang yang mengerti
keseharian informan, mereka adalah informan pendukung yang dapat menjadi
sumber informan untuk mendapatkan hasil yang lebih lengkap.
- Tokoh masyarakat seperti kepalah desa dan kepalah dusun.
- Masyarakat yang bertempat tinggal di dekat candi bumi ayu.

3.7. Peranan Peneliti


Peranan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana, pengumpul
data, pelaksana, analis data, penafsiran data dan pelapor penelitian. Peneliti
melakukan penelitian secara langsung untuk mendapatkan data yang akan
digunakan. Peranan peneliti dalam pengamatan adalah sebagai non participant
untuk menetukan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

Universitas Sriwijaya
45

mengumpulkan data, menafsirkan data dan menarik kesimpulan dari data yang
diperoleh (Chaerunissa dan Yuniningsih, 2020).
Pelaksanaan dalam mendapatkan informasi yang mendalam pada penelitian
ini, maka peneliti harus turun langsung kelapangan untuk melihat hasil dari
perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca pembanguna Wisata Candi Bumi
Ayu. Pengamatan bertujuan untuk memperoleh informasi yang nantinya
digunakan dalam bentuk data primer dan sekunder yang dilakukan dengan
wawancara terhadap objek penelitian serta observasi untuk mendapatkan data
sekunder seperti data, foto dan dokumen yang didapatkan di lapangan.

3.8. Unit Analisis Data


Unit analisis data adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit analisis diartikan sebagai sesuatu
yang berkaitan dengan komponen yang diteliti. Unit analisis ini dipakai peneliti
agar penelitian dapat terjaga karena terkadang peneliti keliru dalam membedakan
antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data. (Hamidi, 2005).
Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu disekitar kawasan wisata,
tokoh masyarakat dan individu yang tergabung dalam pengelolaan kawasan
wisata, wisata candi di desa bumi ayu kecamatan tanah abang kabupaten penukal
abab lematang ilir. Dan informan yang dijadikan sampel tersebut di pilih sesuai
dengan pertimbangan tertentu agar sesuai dengan tujuan penelitian.

3.9. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan langkah penting dalam melakukan
penelitian, karena data yang terkumpul akan dijadikan bahan analisis dalam
penelitian kualitatif yaitu dengan teknik triangulasi. Observasi atau pengamatan
adalah teknik lain dari pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
kepada permasalahan secara langsung dan terus menerus. Teknik observasi atau
pengamatan yang dilakukan peneliti digunakan sebagai teknik pendukung dari
proses pengambilan data utama yaitu wawancara. Tujuan dari adanya teknik
pendukung ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih menyeluruh serta
mendapatkan perbandingan data yang akan dikelola sehingga menghasilkan data

Universitas Sriwijaya
46

yang lebih akurat mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat
pasca pembangunan Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah
Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Nasution, 2003).
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan untuk memperoleh kelengkapan dan kedalaman data yang dibutuhkan
dalam penelitian, yang dilakukan oleh dua orang, yaitu pewawancara dan
terwawancara. Wawancara juga dilakukan dengan cara langsung bertatap muka
dengan informan dimana kemampuan mengajukan pertanyaan yang dirumuskan
secara tajam, halus, tepat dan kemampuan untuk menangkap buah pikiran orang
lain dengan cepat. Apabila pertanyaan disalah artikan, pewawancara harus dapat
merangkai atau mengganti pertanyaan dengan kata-kata lain sehingga informan
dapat memahaminya. Secara garis besar teknik wawancara dibagi menjadi 2 yaitu,
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara
terstruktur, semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat,
bahkan terkadang jawabannya sudah ditentukan sebelumnya. Informan diyakini
memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Wawancara terstruktur dapat dilakukan dengan waktu yang cepat. Teknik yang
kedua adalah wawancara tidak terstruktur dimana daftar pertanyaan belum
disiapkan. Pada teknik tidak terstruktur, wawancara dilakukan seperti percakapan
sehari-hari. Informan dapat dengan bebas menjawab pertanyaan sesuai dengan
hati dan pikirannya. Wawancara tidak terstruktur umumnya dilakukan secara
berulang-ulang dalam jangka waktu yang lebih lama daripada wawancara
terstruktur. Wawancara yang dilakukan bersama informan untuk mendapatkan
data atau informasi tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat pasca
pembangunan Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Nasution, 2003).

3.10. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengumpulkan data serta catatan penting yang berhubungan dengan masalah

Universitas Sriwijaya
47

yang diteliti dan digunakan untuk menunjang keakuratan data dalam mengetahui
perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat pasca pembangunan Desa Wisata
Candi di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir (Moleong, 2012).

3.11. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data


Teknik pemeriksaan dan keabsahan data merupakan cara untuk mengurangi
kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian, hal ini tentunya akan
berimbas terhadap akhir penelitian. Proses pengecekan keabsahan data harus
melalui beberapa teknik pengujian. Teknik yang digunakan pada pemeriksaan
keabsahan data yaitu triangulasi. Teknik triangulasi adalah pengumpulan data
melalui proses penggabungan dari berbagai literatur dan sumber secara langsung
yang akan diuji keabsahannya pada penelitian ini, selain itu juga membantu dalam
memberikan solusi terhadap permasalahan serta pengoptimalan sumber-sumber
yang terkait dalam penelitian. Teknik triangulasi memberikan ruang pemahaman
mengenai data yang sebagaimana diperlukan pada proses penelitian berlangsung.
Pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua
triangulasi yaitu 1) triangulasi sumber, merupakan penelitian yang
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan yang
diperoleh dengan alat dan waktu yang berbeda dalam penelitian kualitatif
(Moleong, 2012). Kegiatan ini dapat dicapai dengan membandingkan data hasil
pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan secara
pribadi, mengkategorikan sesuai kebutuhan sehingga didapatkan simpulan yang
kemudian diminta kesepakatan dengan para sumber data tersebut. Sumber utama
penelitian ini adalah perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat pasca
pembangunan Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang,
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, 2) triangulasi teknik, digunakan untuk
memeriksa kredibilitas data yang diperoleh dengan memverifikasi data pada
sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Apabila beberapa teknik
menghasilkan data yang berbeda, peneliti melakukan diskusi tambahan dengan
sumber data yang relevan atau sumber lain untuk memastikan keakuratan data.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan verifikasi data dari sumber informan

Universitas Sriwijaya
48

yang sama. Setelah data diperoleh melalui observasi dan wawancara maka
dilakukan juga dokumentasi untuk melengkapi data dan menunjukkan apakah data
dari wawancara memang benar adanya (Moleong, 2012).

3.12. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai pada saat
pengumpulan data berlangsung sampai selesainya pengumpulan data yang
diproses menjadi suatu informasi yang akurat. Teknik analisis data adalah langkah
kerja yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian, data yang didapat
kemudian diolah sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan kesimpulan atas
persoalan-persoalan yang ada di dalam penelitian ini (Moleong, 2012). Terdapat
beberapa tahap yang dilakukan dalam teknik analisis data, yaitu: (Sugiyono,
2013).
1. Tahap kondensasi data adalah penyederhanaan data yang dilakukan melalui
seleksi, fokus pada keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna,
sehingga memudahkan penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data yang
akan dilakukan oleh penulis adalah melakukan wawancara kepada informan
tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat pada saat pasca pembangunan
Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir;
2. Tahap penyajian data adalah teknik dari analisis kualitatif dan diperkuat
dengan temuan yang ada dilapangan, baik menggunakan wawancara ataupun
dokumentasi yang dilakukan sehingga dapat memberikan informasi yang dapat
diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan dari informasi yang
telah diperoleh dari informan. Pada tahap ini peneliti melakukan penyajian data
dalam bentuk teks yang bersifat narasi, tabel, matrik serta grafik yang telah
tersusun dan terorganisasi agar mudah untuk dipahami. Adapun yang dilakukan
dalam penelitian ini akan memberikan hasil wawancara dari beberapa informan
yang menjadi objek penelitian;
3. Tahap verifikasi atau kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses
penelitian untuk menggambarkan makna terhadap data yang telah dianalisis.
Mulai dari proses pengelolaan data lapangan (data mentah), lalu direduksi

Universitas Sriwijaya
49

menjadi bentuk kategorisasi data yang didukung dengan bukti yang valid dan
konsisten sehingga data kesimpulan yang dikemukakan adalah data yang
kredibel. Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan keseluruhan hasil dari
proses pengumpulan data. Serta, peneliti mampu menjawab dan menemukan
pertanyaan penelitian mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat pada
saat pasca pembangunan Desa Wisata Candi di Desa Bumi Ayu, Kecamatan
Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

3.13. Jadwal Penelitian


Adapun jadwal pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu disajikan pada
Gambar 3.1.

Jadwal Penelitian
No Kegiatan 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
.
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan
proposal
3. Konsultasi
proposal
penelitian
4. Seminar
proposal
5. Perbaikan
proposal
penelitian
6. Pengumpulan
data lapangan
penyusunan
7. Bimbingan
laporan
penelitian
8. Ujian
komprehensif
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian

Universitas Sriwijaya
50

Universitas Sriwijaya
51

DAFTAR PUSTAKA

Adile, J. M., Rantung, V. V., Kerebungu, F. 2016. Perubahan Sosial Ekonomi


Keluarga Nelayan Setelah Reklamasi Di Kelurahan Wewenang. Jurnal
Politico, 3(1): 1-8.

Arida, I. S., dan Punjani, L. K. 2017. Kajian Penyusunan Kriteria Desa Wisata
sebagai Instrumen Dasar Pengembangan Desa Wisata. Jurnal Analisis
Pariwisata, 17(1) 1-6.

Cahyono, A. S. 2016. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial


Masyarakat Indonesia. Jurnal Publiciana, 9(1): 140-157.

Chaerunissa, S. F., dan Yuniningsih, T. 2020. Analisis Komponen Pengembangan


Pariwisata Desa Wisata Wonolopo Kota Semarang. Journal of Public Policy
and Management Review, 9 (4): 159-75.

Creswell, John W dan David Creswell. 2018. Research Design Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches Fifth Edition. SAGE
Publications, Inc.

Dewi, M. H., Fandeli, C., dan Baiquni, d. M. 2013. Pengembangan Desa Wisata
Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih. Kawistara,
Jurnal Pariwisata, 3(131).

Goa, L. 2017. Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat. Jurnal


Kateketik dan Pastoral, 2(2): 53-67.

Harianik, N., Petrus, E. S., dan Herman, C. D. 2016. Dampak Objek Wisata Pulau
Merah Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumberagung
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa, 1(1): 1-5.

Nofitasari, A., dan Indah, S. P. 2016. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
Bejiharjo Pasca Berkembangnya Objek Wisata Goa Pindul. Jurnal
Pendidikan Sosiologi, 5(4) 45-52.

Syamsuri, A. S., dan Muhammad, A. 2016. Perubahan Sosial Ekonomi Terhadap


Eksistensi Batu Akik. Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi, 3(2) : 232-
241.

Djazifah, N. 2012. Proses Perubahan Sosial di Masyarakat. UNY Press:


Yogyakarta.

Gerungan. 2009. Psikologi Sosial. Refika Aditama: Bandung.

Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. UMM Press: Malang.

Hidayah, N. 2019. Pemasaran Destinasi Pariwisata. Alfabeta: Bandung.

Universitas Sriwijaya
52

Kasnawi, M. T., dan Sulaiman, A. 2009. Konsep dan Pendekatan Perubahan


Sosial. Universitas Terbuka Press: Jakarta.

Martono, N. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern


Postmodern, dan Poskolonial. Rajawali Press: Jakarta.

Moleong, L. J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya:


Bandung.

Narowok, J. D., dan Bagong, S. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.
Prenademedia Grup: Jakarta.

Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito: Bandung.

Nuryanti, W. 1993. Concept, Perspective and Challenges Pariwisata Budaya.


UGM Press: Yogyakarta.

Salim, A. 2002. Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus
Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Soekanto, S., dan Sulistyowati. 2014. Sosiologi: Suatu Pengantar. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.

Soemardjan, S. 1986. Perubahan Sosial Di Yogyakarta. UGM Press: Yogyakarta.

Soerjono, S. 2009. Peranan Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Baru. Rajawali


Press: Jakarta.

Sriyana. 2020. Perubahan Sosial Budaya. Literasi Nusantara: Malang.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Suwena, I. K., dan Widyatmaja, I. G. N. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu


Pariwisata. Universitas Udayana Press: Bali.

Suwena, W. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Larasan Press: Bali.

Suryana. 2010. Metodelogi Penelitian (model praktis penelitian kuantitatif dan


kualitatif). UPI Press: Bandung.

Yoeti, O. A. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa: Bandung.

Zamroni. 1992. Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Tiara Wacana:


Yogyakarta.

Aini, I. 2016. Pengaruh berkembangnya tempat wisata Pantai Dalegan kec.


Panceng kab. Gresik. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.

Universitas Sriwijaya
53

Andriyani, I., Etmi, H., dan Liza, H. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
Pasca Pengembangan Wisata Bahari Di Pulau Sikakap, Kabupaten
Mentawai. Skripsi. Universitas sriwijaya.

Krisnasari, D. W. 2008. Dampak Taman Krida Wisata Terhadap Perkembangan


Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Wergu Wetan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Krisnasari, D. W. 2008. Dampak Taman Krida Wisata Terhadap Perkembangan


Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Wergu. Skripsi. Universitas
Diponegoro.

Listiana, A. 2005. Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur Terhadap Perilaku


Sosial Ekonomi Pedagang di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur
Kabupaten Magelang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Murty, S. 2021. Analisis Hubungan Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi Jumlah


Penduduk dan Ketimpangan Pendapatan Di Pulau Sumatera. Tesis.
Universitas Sumatera Utara.

Mustofa, A. 2008. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Pecalukan


Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan (Studi Tentang Dampak Taman
Wisata Tretes Bagi Kehidupan Masyarakat Kelurahan Pecalukan
Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Skripsi. IAIN Sunan Ampel
Surabaya.

Nasir, S. R. R. 2014. Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan


Pariwisata Dusun Wakka Kabupatten Pinrang. Skripsi. Universitas
Hasanuddin.

Praja, Y. E. 2011. Analisis Pengaruh Keberadaan Obyek Wisata Jatim Park 2


Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Penduduk di Sekitarnya. Skripsi.
Universitas Brawijaya.

Saputri, D. C. 2012. Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Penambang Pasir


Pasca Erupsi Merapi Tahun 2010 di Dusun Kojor, Kelurahan Bojong,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Soritua, Y. A. 2017. Analysis Of The Role Of Tourism Sector To Be The Main


Income In The Region (a comparation study in the tourism sector in Bali
Province). Skripsi. Universitas Brawijaya.

Yakup, A. P. 2019. Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Di Indonesia. Tesis. Universitas Airlangga.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai