TINJAUAN UMUM
5
Sumber:PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), 2017
5
6
5
6
5
6
5
6
2.4.1 Geomorfologi
Tinjauan mengenai geomorfologi regional yang meliputi Daerah Wolo
dan sekitarnya didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Kolaka,
Sulawesi Tenggara yang disusun oleh Simanjuntak,dkk(1991). Daerah penelitian
termasuk dalam geomorfologi regional lembar Kolaka yang dapat dibagi dalam
daerah pegunungan, daerah perbukitan dan daerah pedataran.
Daerah pegunungan menempati bagian selatan dan utara. Dibagian
selatan terdapat pegunungan yakni pegunungan blok Lapao-Pao di bentuk oleh
batuan granit. Sedang bagian utara di tempati pegunungan Tamborasi di susun
oleh batu gamping. Daerah perbukitan menempati bagian timur dengan
ketinggian 200-700 meter dan merupakan perbukitan agak landai yang terletak
diantara pegunungan dan pedataran. Perbukitan ini di bentuk oleh batuan
vulkanik, ultramafik dan batu pasir.
2.4.2 Stratigrafi
Secara regional, daerah studi terutama tersusun oleh kelompok Batuan
Ultra basa (Ku) yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur Holosen.
Batuan Ultra Basa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan ofiolit
(Ku) yang terdiri atas peridotit, harsburgit, dunit dan serpentinit.Peridotit,
berwarna hitam kehijauan, kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar, fanerik,
hablur penuh, yang tersusun oleh mineral piroksen, olivin, dan sekitar plagioklas
serta bijih.
Harsburgit, berwarna hijau kehitaman, berbutir menengah, Fanerik,
hipidimofik, sebagian telah terserpentinkan.Dunit, berwarna hijau tua; berbutir
halus sampai sedang; granular dengan bentuk Kristal tidak sempurna
(anhedral),terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu
kehijauan; agak kerastempat mengandung asbes; biasanya terdapat pada lajur
sesar. Pada umumnya bantuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan
cukup kuat yang menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter
sampai belasan meter.Mineral garnierite, magnesit dan oksidabesi sering di
jumpai didaerah ini.Batuan ini adalah bantuan asal kerak samudera yang
merupakan batuan dasar dan lajur Hialu.Bantuan ofolit ini tertidih takselaras
5
6
5
6
seluruh unsur yang mudah larut dan hilang, kadar MgO hanya tinggal kurang dari
2% berat dan kadar SiO2 berkisar 2 – 5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi
sekitar 60 – 80% berat dan kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Zona ini
didominasi oleh mineral Goethit, disamping juga terdapat Magnetit, Hematit,
Kromit, serta Kuarsa sekunder. Pada Goethit terikat Nikel, Krom, Kobalt,
Vanadium, dan Aluminium.
2. Lapisan Saprolit
Lapisan ini merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk,
berupa bongkah-bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan.
Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zona saprolit
yang terletak di atas batuan asal ini tidak banyak, H2O dan Nikel bertambah,
dengan kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2 – 4%, sedangkan Magnesium dan
Silikon hanya sedikit yang hilang. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierit,
Mangan, Serpentin, Kuarsa sekunder.
3. Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah – bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75 cm,
dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral
mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ± 5% serta Ni dan
Co antara 0.01 – 0.30%.
5
6
5
6