Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Singkat Perusahaan


PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang pertambangan. Sejalan dengan pergerakan penggunaan
dan harga nikel dunia yang akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan dari waktu
ke waktu, memberikan peluang yang sangat baik bagi PT. Ceria Nugraha
Indotama (CNI) untuk melakukan penambangan nikel. Pada tanggal 19 Agustus
2011, PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) memenangkan lelang yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka terhadap blok Lapao-Pao di
Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, Dengan total
luas area sebesar 6.785 Ha berdasarkan keputusan Bupati Kolaka No. 327 tahun
2011. (TA Alfian, 2018)
Setelah memenangkan lelang tersebut, maka PT. Ceria Nugraha
Indotama (CNI) kemudian menerima Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi
No. 348 Tahun 2011. Setelah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi telah
diperoleh maka pihak perusahaan melakukan survey tinjau terhadap lokasi Izin
Usaha Pertambangan (IUP), Eksplorasi tersebut kemudian dari tingkat keyakinan
dan penelaahan hasil survey, maka dapat diyakinkan bahwa ada prospek area
nikel di daerah IUP Eksplorasi PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), atas dasar
keyakinan tersebut PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) mengajukan permohonan
ijin peningkatan menjadi Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi. Pada
tanggal 3 Oktober 2011 PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) mendapatkan Ijin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi No. 177 Tahun 2012 pada tanggal 23
April 2012. Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dapat dilihat
pada gambar dibawah ini. (TA Alfian, 2018)

5
Sumber:PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), 2017

Gambar 2.2 Peta IUP PT Ceria Nugraha Indotama


6
6

2.2 Lokasi Kesampaian Daerah


Secara geografis berdasarkan garis bujur dan lintang (longitude/latitude,
WGS ’84), PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) terletak pada koordinat: 121 o
14’58” s.d 121o 18’04” BT (Bujur Timur) dan 3o 54’38” s.d 3o 50’56” LS (Lintang
Selatan). Kolaka adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara,
Indonesia. Kabupaten Kolaka terdiri dari 13 Kecamatan dan salah satunya adalah
Kecamatan Wolo dengan luas wilayah sebesar 1.190.54 Km2.
Untuk mencapai wilayah PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kecamatan Wolo,
Kabupaten Kolaka provinsi sulawesi tenggara dapat dicapai melalui rute dengan
jarak tempuh untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
1. Dari kota makassar ke siwa dapat di tempuh ± 5,5 km dengan kisaran waktu
± 15 menit, dari siwa ke tobaku dapat di tempuh ± 419 km dengan kisaran
waktu 9 jam kemudian dari tobaku ke wolo dapat di tempuh dengan jarak
sejauh ± 104 km dengan kisaran waktu 2 jam untuk mencapai perusahaan
PT CNI.
2. Dari kota makassar ke pomalaa dapat ditempuh ± 881,5 km dengan kisaran
waktu ± 19 jam, dari pomalaa ke kolaka dapat ditempuh ± 43,1 km dengan
kisaran waktu 1 jam, dari kolaka ke wolo dapat di tempuh ± 51,9 km dengan
kisaran waktu 1 jam menuju Perusahaan PT CNI.
3. Dari kota kendari ke kolaka dapat ditempuh ± 162 km dengan kisaran waktu
± 3 jam, dari kolaka ke wolo dapat di tempuh dengan kisaran waktu ± 51,9
km dengan kisaran waktu 1 jam untuk menuju perusahaan PT CNI.

5
6

Lokasi kesampaian daerah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Peta Lokasi kesampaian daerah

5
6

2.3 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian berada di kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka,
Provinsi Sulawesi Tenggara yang berada dalam wilayah IUP yang di kelola oleh
PT Ceria Nugraha Indotama (CNI). Penelitian dilakukan di Blok 1 seperti yang
terlihat berdasarkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Peta Lokasi Penelitian


Sumber: Syefrianto Rombe, 2020.

5
6

2.4 Geologi Regional Dan Sumber daya Mineral


Berdasarkan peta Geologi Regional Lembar Lasusua – Kendari, yang
dimodifikasi dari Simanjuntak, dkk., (1994) dengan skala 1 : 120.000, susunan
litologi di daerah penelitian tersusun oleh batuan Sedimen Pratersier anggota
Formasi Meluhu dan Formasi Tokala, kompleks batuan ultrabasa berumur kapur,
serta batuan Sedimentersier anggota Formasi Alangga dan endapan Alluvial
berumur kuarter.

Gambar 2.4 Peta Geologi Local Daerah Wolo dan Sekitarnya


Sumber:Simanjuntak, dkk ., 1994

5
6

2.4.1 Geomorfologi
Tinjauan mengenai geomorfologi regional yang meliputi Daerah Wolo
dan sekitarnya didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Kolaka,
Sulawesi Tenggara yang disusun oleh Simanjuntak,dkk(1991). Daerah penelitian
termasuk dalam geomorfologi regional lembar Kolaka yang dapat dibagi dalam
daerah pegunungan, daerah perbukitan dan daerah pedataran.
Daerah pegunungan menempati bagian selatan dan utara. Dibagian
selatan terdapat pegunungan yakni pegunungan blok Lapao-Pao di bentuk oleh
batuan granit. Sedang bagian utara di tempati pegunungan Tamborasi di susun
oleh batu gamping. Daerah perbukitan menempati bagian timur dengan
ketinggian 200-700 meter dan merupakan perbukitan agak landai yang terletak
diantara pegunungan dan pedataran. Perbukitan ini di bentuk oleh batuan
vulkanik, ultramafik dan batu pasir.
2.4.2 Stratigrafi
Secara regional, daerah studi terutama tersusun oleh kelompok Batuan
Ultra basa (Ku) yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur Holosen.
Batuan Ultra Basa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan ofiolit
(Ku) yang terdiri atas peridotit, harsburgit, dunit dan serpentinit.Peridotit,
berwarna hitam kehijauan, kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar, fanerik,
hablur penuh, yang tersusun oleh mineral piroksen, olivin, dan sekitar plagioklas
serta bijih.
Harsburgit, berwarna hijau kehitaman, berbutir menengah, Fanerik,
hipidimofik, sebagian telah terserpentinkan.Dunit, berwarna hijau tua; berbutir
halus sampai sedang; granular dengan bentuk Kristal tidak sempurna
(anhedral),terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu
kehijauan; agak kerastempat mengandung asbes; biasanya terdapat pada lajur
sesar. Pada umumnya bantuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan
cukup kuat yang menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter
sampai belasan meter.Mineral garnierite, magnesit dan oksidabesi sering di
jumpai didaerah ini.Batuan ini adalah bantuan asal kerak samudera yang
merupakan batuan dasar dan lajur Hialu.Bantuan ofolit ini tertidih takselaras

5
6

dengan formasi Matano yang berumur kapurakhir.Sehingga umur batuan diduga


lebih tua dari kapur akhir.
Endapan Aluvial terdiri atas endapan berukuran kerikil, kerakal, pasir,
lempengan dan lumpur. Sebenarnya terdapat di daerah daratan sekitar muara
sungai besar yang didaerah penyelidikan dijumpai disekitar Lahumbuti.
2.4.3 Struktur Geologi
Struktur geologi yang terdapat pada Daerah Wolo berupa sesar geser
mendatar, sesar turun, kekar yang dijumpai hampir pada semua batuan komplek
mafik dan batuan ultramafik, begitu juga perlipatan yang diduga mulai terbentuk
sejak mezosoikum (Simanjuntak, dkk, 1994). Pada daerah Wolo banyak terdapat
kekar-kekar yang terisi oleh mineral-mineral sekunder, misalnya garnierit,
krisopras, asbes dan kalsedon (silika).
2.5 Genesa Nikel Laterit
2.5.1 Bentuk Endapan
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan dilapangan, dijumpai endapan
bijih nikel dengan variasi ketebalan antara 4 – 10 meter. Dari data hasil tes pit,
singkapan memperlihatkan kondisi berwarna merah kecoklatan dibagian atas,
berwarna kuning kehijauan dibagian tengah, berbutir halus – sedang, fragmen
pasiran sampai gravel, mineralisasi dijumpai berupa limonit, hematite, geotit,
klorit, serpentin dan krisopras.
Lapisan tanah penutup memiliki ketebalan bervariasi antara 2 – 4 meter
dengan kandungan oksida besi yang cukup tinggi.Pada bagian tengah merupakan
lapisan saprolit yang memiliki kandungan nikel lebih tinggi dibandingkan dengan
lapisan limonit yang berada pada bagian atas, dijumpai urat-urat kuarsa
(quartzveinz) yang tidak beraturan dengan varian kuarsa berupa kalsedon dan
krisopras.
1. Lapisan Limonit
Lapisan ini merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir
lempung sampai pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih
sangat sulit, dengan tebal lapisan berkisar antara 1 – 10 m. Lapisan ini tipis pada
daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Pada zona limonit hampir

5
6

seluruh unsur yang mudah larut dan hilang, kadar MgO hanya tinggal kurang dari
2% berat dan kadar SiO2 berkisar 2 – 5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi
sekitar 60 – 80% berat dan kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Zona ini
didominasi oleh mineral Goethit, disamping juga terdapat Magnetit, Hematit,
Kromit, serta Kuarsa sekunder. Pada Goethit terikat Nikel, Krom, Kobalt,
Vanadium, dan Aluminium.
2. Lapisan Saprolit
Lapisan ini merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk,
berupa bongkah-bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan.
Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zona saprolit
yang terletak di atas batuan asal ini tidak banyak, H2O dan Nikel bertambah,
dengan kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2 – 4%, sedangkan Magnesium dan
Silikon hanya sedikit yang hilang. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierit,
Mangan, Serpentin, Kuarsa sekunder.
3. Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah – bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75 cm,
dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral
mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ± 5% serta Ni dan
Co antara 0.01 – 0.30%.

2.5.2 Metode Penambangan pada PT Ceria Nugraha Indotama (CNI)


Metode penambangan PTCeria Nugraha Indotama (CNI) dilakukan
dengan metode tambang terbuka (Open Pit) dan secara garis besar aktivitas
penambangan sebagai berikut :
1. Pembersihan lahan tambang (Land Clearing)
Kegiatan ini merupakan langkah awal proses penambangan meliputi
pembersihan vegetasi yang menetupi daerah tambang agar tidak mengganggu
pada saat dilakukan pengupasan tanah penutup (OB) serta pembuatan jembatan,
jalanan untuk akses penambangan.

5
6

2. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Removal)


Top soil merupakan tanah yang berada dilapisan paling atas tanah dengan
kedalaman 5 cm hingga 30 cm dari permukaan bumi. Top soil akan berbentuk
apabila batuan telah berderai dan hancur melalui proses geological dan berubah
menjadi serpihan-serpihan kecil yang kemudian terkumpul diatas bumi. Top soil
biasanya mengandung bahan-bahan yang alami bersifat menyuburkan tanah,
seperti dedauan,ranting-ranting,kayu yang telah mati.
3. Pengupasan lapisan penutup (StrippingOverburden)
Penambangan dimulai dengan mengupas lapisan penutup(Overburden)
merupakan material bagian atas yang menutupi tanah laterit. Ketebalan lapisan
penutup bervariasi dari 0.8-4 meter yang meupakan Top soil serta Overburden
dengan kadar nikel yang rendah dan bila lapisan yang megandung ore sudah
tersingkap, persiapan penambangan dilakukan dengan pembuatan jalan menuju
level yang telah direncanakan. Lapisan penutup dikupas dengan Bulldozer
kemudian diangkut dan ditumpuk pada daerah tertentu (Disposal) yang digunakan
untuk menutupi daerah pasca tambang sebagai dasar bagi tanaman penghijauan
dalam revegetasi atau diangkut menuju lokasi-lokasi yang membutuhkan
penimbunan jalan.
3. Penggalian
Penggalian adsalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan bahan
galian dari induknya. Bijih nikel yang akan di tambang ditetapkan berdasarkan ut
off grade (COG), dengan sasaran produksi sebagai berikut:
a. Bijih nikel kadar rendah ( Low Grade) dengan kandungan Ni sekitar 1.5 % -
1.79 %.
b. Bijih nikel berkadar tinggi (High Grade) dengan kandungan Ni ≥ 1.8 %
Penggalian bijih nikel dengan menggunakan alat gali muat Excavator
PC. Proses penggalian dilakukan secara Selective Mining (SM) yaitu dengan
memilih endapan bijih yang memiliki kadar tinggi.
Adapun prosedur penambangan dengan menggunakan SelectiveMining
(SM) sebagai berikut:

5
6

a. PC (Excavator) menggali Ore dari front tambang serta melakukan


Mixing/pencampuran secara merata dan memisahkan Boulder yang
berukuran diatas 20 x 20 cm dan hasilnya terbentuk satu tumpukan Ore.
b. Tumpukan hasil Mixing dipindahkan dan disortir Boulder yang berukuran
diatas 20 x 20 cm yang masih tertinggal pada tumpukan tersebut, pekerjaan
ini terbentuk lagi satu tumpukan Ore yang bersih dari Boulder yang
berukuran di atas 20 x 20 cm.
c. Boulder hasil sortir yang berukuran diatas 20 x 20 cm ditempatkan pada
tempat khusus yang tidak mengganggu kegiatan penambangan sebagai file.
d. Hasil Selective Mining adalah tumpukan Ore yang siap diangkut sesuai
dengan kadar nikel yang diinginkan.
4. Pemuatan dan Pengangkutan
Pemuatan dan pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memuat bijih (Ore) ke atas alat angkut (Dump Truck) untuk diteruskanke suatu
tempat penampungan. Bijih nikel yang di tumpuk oleh alat gali di dekat front
penambangan dan jiika kadar dianggap layak untuk diangkut maka akan dimuat
kedalam Dump Truck untuk diteruskan ke tempat penimbunan (Stock yard).
5. Penimbunan pada Stock yard
Penimbunan pada Stock Yard dilakukan pada bijih nikel yang langsung di
ekspor tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Bijih nikel yang tidak
memenuhi standar untuk masuk ke pabrik selanjutnya diangkut dari front
penambangan ke tempat penimbunan (Stock Yard). Bijih nikel pada Stock yard
dipisahkan berdasarkan kandungan kadar Ni agar mempermudah pada saat
pengangkutan.
6. Pencampuran
Kadar bijih nikel yang ditambang sangat bervariasi sehingga untuk
diperolehkadar bijih nikel yang dinginkan (Permintaan konsumen). Perlu
dilakukan pencampuran ( Blending) antara bijih nikel kadar terendah dengan bijih
nikel kadar tinggi.

Anda mungkin juga menyukai