Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Darma Henwa, Tbk (dulu bernama PT Henry Walker Eltin Indonesia)


didirikan pada tanggal 8 Oktober 1991 dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1996. Kantor pusat PT Darma Henwa berlokasi di
Gedung Bakrie Tower Lantai 8, Rasuna Epicentrum, Jl. HR. Rasuna Said,
Kuningan Jakarta, dan proyek berlokasi di Bengalon Kalimantan Timur serta
berlokasi di Asam-asam dan Satui Kalimantan Selatan.
PT Darma Henwa, Tbk (Perseroan) didirikan sebagai perusahaan
berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nama PT Darma
Henwa berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia dengan Akta No. 54
tanggal 8 Oktober 1991. Pada bulan Juli 1996, perusahan mengubah statusnya
dari PMDN menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan
masuknya Herry Walker Group Limited sebagai pemegang saham terbesar
Perseroan. Pada bulan Januari 2005, perseroan mengubah namanya menjadi
PT HWE Indonesia dan pada bulan September 2006 berubah lagi namanya
menjadi PT Darma Henwa Tbk.
Pada tahun 2007, Perseroan menjadi perusahaan publik dengan nama
PT Darma Henwa Tbk dengan mencatatkan 3.150.000.000 saham di Bursa Efek
Indonesia dengan kode saham Dewa. Kegiatan utama Perseroan saat ini adalah
bergerak dalam bidang jasa kontraktor pertambangan, jasa pertambangan
umum, pemeliharaan dan perawatan peralatan.

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi PT Darma Henwa ACP berada di wilayah PKP2B PT Arutmin
Indonesia yang terletak di Desa Asam Asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten
Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Desa Asam Asam berjarak 125 km dari
Banjarmasin, kemudian untuk lokasi penambangan PT Darma Henwa, Tbk dapat
ditempuh melalui jalan desa dengan jarak sekitar 8 km. Peta lokasi dan
kesampaian daerah PT Darma Henwa Tbk, ACP dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Sumber : Peta Administrasi Provinsi Kal-Sel 2005
Gambar 2.1.
Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.3 Keadaan Iklim dan Cuaca

Daerah tambang PT Arutmin Indonesia, ACP dan sekitarnya termasuk


daerah khatulistiwa yang dipengaruhi iklim tropis basah dengan ciri khas
yaitu curah hujan yang cukup tinggi. Daerah ini memiliki dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau namun tidak terdapat pergantian musim yang
tegas antara musim hujan dan musim kemarau.
Data curah hujan bulanan pada PT Darma Henwa Tbk, ACP dapat dilihat
pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.2.

Tabel 2.1.
Curah Hujan Bulanan Tahun 2008 – 2015 (dalam satuan mm)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2008 0 0 0 0 0 0 0 120 50 35 31 89
2009 80 41 32 34 56 8 42 11 2 25 52 49
2010 90 54 81 38 76 102 236 204 71 95 101 51
2011 62 76 70 92 85 61 55 8 43 78 74 148
2012 129 70 97 86 110 96 235 49 32 74 89 139
2013 150 115 91 114 92 106 260 124 80 3 77 134
2014 62 56 55 47 81 88 71 68 2 24 30 134
2015 114 85 70 131 119 163 7 0 0 1 21 100
Rata-Rata 85.86 86.13 62 67.75 77.38 78 113.3 73 35 41.88 59.38 105.5
Sumber : Dept. Engineering PT Darma Henwa Tbk, ACP

Gambar 2.2.
Grafik Rata-Rata Curah Hujan per Bulan Tahun 2008-2015
2.4 Geologi Regional

Secara regional, wilayah Asam Asam termasuk dalam satuan fisiografi


pegunungan Meratus dan Cekungan Asam Asam, dimana pada cekungan ini
tersingkap batubara. Cekungan Asam Asam merupakan hasil dari patahan pada
Zaman Paleosen sampai Zaman Tertier.
Pengendapan dalam cekungan ini mulai terjadi pada Zaman Eosen
dengan kondisi transgresi laut. Siklus kegiatan transgresi- regresi akan
mempengaruhi kondisi cekungan yang ada di sekitar Asia Tenggara. Transgresi
laut mencapai puncaknya pada awal Miosen Tengah, yang selanjutnya diikuti
siklus regresi.
Wilayah PKP2B PT Arutmin Indonesia site Asam Asam termasuk dalam
peta geologi lembar Banjarmasin, yang mana daerah PKP2B nya termasuk
kedalam fomasi batuan antara lain:
1. Aluvium terdiri atas kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur.
2. Formasi Dahor terdiri atas batupasir kwarsa kurang padu, konglomerat
dan batulempung lunak, dengan sisipan lignit (5-10 cm), kaolin (30-100 cm)
dan limonit. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralis dengan tebal
formasi diperkirakan 250 m. Umurnya diduga Plio-Plistosen.
3. Formasi Warukin terdiri atas persilangan batupasir kuarsa halus-kasar
setempatan konglomeratan (5-30 cm) dan batulempung (3-100 cm) dengan
sisipan batulempung pasiran dan batubara (20-50 cm) yang terendapkan
pada lingkungan Paralik dengan ketebalan diperkirakan 1250 m. Umurnya
diperkirakan akhir Miosen Awal – Miosen Tengah.
4. Formasi Tanjung terdiri atas batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar
dengan tebal perlapisan 50-150 cm, berstruktur sedimen perarian halus dan
perlapisan 30-150 cm, dijumpai pada bagian atas formasi, sisipan batu
berwarna hitam, mengkilat, pejal. Ketebalan formasi lebih kurang 750 m.
5. Formasi Berai terdiri atas batu gamping berwarna putih kelabu , berlapis baik
dengan ketebalan 20 sampai 200 cm, kaya akan koral, foraminifera dan
ganggang bersisipan napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10-15
cm). Formasi ini terendapkan dalam lingkungan neritik dan ketebalan formasi
lebih kurang 1000 m.
Sumber : Peta Geologi Regional, Lembar Banjarmasin
Gambar 2.3.
Peta Regional
2.5. Morfologi Daerah

Berdasarkan klasifikasi morfologi Van Zuindam, 1985 (Tabel 2.1),


keadaan morfologi daerah Asam Asam dan sekitarnya dapat dikelompokkan
sebagai morfologi dataran dan morfologi perbukitan bergelombang.
Morfologi dataran, yang memiliki slope antara 0 - 2 % terbentang sekitar 5 km
dari garis pantai ke arah dataran. Sungai yang mengalir ke arah pantai umumnya
berpola hampir paralel dan bersifat aktif. Sedangkan morfologi perbukitan
bergelombang terletak pada bagian utara jalan utama (Jalan provinsi),
berelevasi berkisar antara 20 - 250 M.dpl dengan kemiringan lereng berkisar
pada 16-25%.
Tabel 2.2.
Klasifikasi Satuan Morfologi

Perbeda
Kemiringan an
No Kelas Relief
Lereng (%) Ketinggi
an (m)
1 Datar – Hampir Datar 0–2 <5
2 Berombak 3–7 5 – 50
3 Berombak – Bergelombang 8 – 13 25 – 75
4 Bergelombang – berbukit 14 – 20 75 – 200
5 Berbukit – Pegunungan 21 – 55 200– 500
6 Pegunungan Curam 55 – 140 500-1000
7 Pengunungan Sangat Curam > 140 > 1000
Sumber : Van Zuindam, 1985

2.6. Stratigrafi Daerah

Asam Asam sendiri termasuk dalam formasi warukin yang banyak


sekali mengandung batupasir kuarsa halus-kasar, konglomeratan (5-30 cm)
dan batulempung (3-100 cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara
(20-50 cm) yang terendapkan dalam lingkungan paralik.
Tabel penyusun lapisan batuan di daerah pertambangan PT Darma
Henwa Tbk, Asam Asam Coal Project dapat dilihat pada Tabel 2.3.

2.7. Struktur Batuan

Struktur geologi yang paling dominan pada lokasi pengamatan adalah


struktur sinklin, dimana tambang yang sudah dibuka sampai saat ini merupakan
bagian dari sayap sinklin tersebut dengan pusat sinklin berada di sebelah
utara highwall yang sudah terbentuk. Trend dari sumbu sinklin tersebut relatif
berarah barat daya–timur laut, dengan kemiringan lapisan (dip) berada pada
kisaran 10°- 40°.

2.8. Tahapan Penambangan

Metode penambangan yang diterapkan di lokasi pengamatan merupakan


metode open pit mining. Material overburden dimuat, diangkut dan kemudian
ditimbun pada lokasi disposal diluar pit (out pit dump) dan lokasi penambangan
yang telah selesai (in pit dump) sedangkan material batubara diangkut ke lokasi
ROM (Run of Mine) dan atau stockpile. Dalam melakukan penambangan
batubara, terdapat tahapan yang harus dilakukan. Tahapan yang dilakukan PT
Darma Henwa Tbk, ACP adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan Tanah
Pembukaan tanah yang dimaksud dalam hal ini adalah
pengupasan tanah dan perintisan jalan.
a. Pengupasan Tanah
Setelah dilakukan eksplorasi dan telah ditentukan lokasi
penambangan maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah
membersihkan lahan tersebut dari segala sesuatu yang berada di
permukaan lahan tersebut (vegetasi atau bahkan pemukiman
penduduk). Pekerjaan ini sering disebut dengan land clearing.
b. Vegetasi
Dilakukan pembersihan (semak-semak), pohon-pohon dan
batuan yang menghalangi pekerjaan selanjutnya.

2. Penggalian Tanah Penutup dan Batubara


Dalam melakukan kegiatan pemberaian material lapisan penutup,
PT Darma Henwa Tbk, ACP menggunakan metode free digging, dimana
lapisan tanah penutup tersebut langsung digali dengan menggunakan alat
gali muat dan langsung diangkut dengan menggunakan alat angkut.
Metode free digging dipakai dikarenakan material tanah penutup
tersebut adalah material lunak. Kemudian lapisan penutup diangkut ke
disposal.
Penggalian batubara dimulai dengan aktivitas coal cleaning yang
bertujuan untuk membersihkan material non batubara sebelum dilakukan
penambangan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari batubara
yang ditambang. Untuk lapisan batubara yang keras maka dilakukan
penggaruan terlebih dahulu sebelum dilakukan coal getting. Batubara
kemudian dibawa menuju R O M (run of mine) dan atau stockpile untuk
kemudian dilakukan proses pengolahan sebelum di angkut menuju
pelabuhan
3. Penimbunan Lapisan Penutup
Seperti yang telah dijelaskan diatas, top soil merupakan lapisan
tanah penutup yang paling atas. Lapisan tanah ini memiliki kandungan
unsur hara (seperti humus) yang cukup tinggi yang memungkinkan
tumbuh dan berkembangnya vegetasi. Oleh karena Itu, pada tahap
penimbunan, jenis tanah ini dipisahkan dari overburden maupun interburden
karena pada saat penutupan tambang, tanah ini digunakan pada tahap
reklamasi.
Pada tahap penimbunan ini adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
a. Lokasi Penimbunan
Tidak terlalu jauh dari lokasi hauling karena hal ini
mempengaruhi cycle time alat yang kemudian berdampak pada
produktivitas.
b. Kestabilan timbunan (ketinggian dan kemiringan)
Material yang ditimbun merupakan material loose dengan void
yang besar, agar tidak terjadi amblasan maupun longsoran maka
ketinggian dan kemiringan harus dibuat dengan berdasarkan dimensi
yang sesuai dengan karakteristik geoteknik material setempat. Untuk itu
dimungkinkan pula dilakukan perataan dan pemadatan timbunan dengan
alat-alat khusus.

Tabel 2.3.
Tabel Penyusun Lapisan Batuan PT Darma Henwa Tbk, ACP
From To Thickness Lithology
(m) (m) (m)
0 8 8 Soil
8 13 6 Mudstone
13 15.7 2.7 Sandstone
15. 18.7 3 Mudstone
18. 20.5 1.8 Sandstone
7
20. 33.7 13.2 Mudstone
5
33. 34.5 0.8 Coal
34. 40 5.5 Mudstone
5
40 46.69 6.69 Sandstone
46.69 50.3 3.61 Mudstone
50. 69 18.7 Coal
3
69 77 8 Mudstone
77 80 3 Coal
80 85 5 Mudstone
85 89.6 4.6 Coal
89. 105.7 16.1 Mudstone
105.7 112.6 6.9 Sandstone/Mudstone
112.6 114 1.4 Coal
11 118 4 Mudstone
11 119.7 1.7 Coal
8
119.7 129.2 9.5 Mudstone
129.2 131.7 2.5 Sandstone
131.7 136.1 4.4 Mudstone
136.1 140 3.9 Sandy Mudstone
14 143.7 3.7 Sandstone
143.7 146.8 3.1 Coal
146.8 151.3 4.5 Mudstone
151.3 162.86 11.56 Coal
162.9 177.9 15 Mudstone
177.9 187.65 9.75 Coal
187.7 195.69 7.99 Mudstone
195.7 227.52 31.82 Mudstone
227.5 241.13 13.63 Sandstone
241.1 256.48 15.38 Mudstone
256.5 257.92 1.42 Coal
257.9 274 16.1 Mudstone
Sumber : Dept. Engineering PT Darma Henwa Tbk, ACP

2.9. Sumber Daya dan Cadangan


Batubara tambang Asam Asam memiliki kalori rata-rata sebesar 4500-
5500 Kcal/Kg. dimana batubara tersebut sebagian besar disuplai untuk
keperluan pembangkit listrik di Indonesia.
Tabel jumlah sumber daya batubara PT Arutmin Indonesia, ACP dapat
dilihat pada Tabel 2.4. Tabel jumlah cadangan batubara PT Arutmin Indonesia ,
ACP dapat dilihat pada Tabel 2.5. dan Tabel kualitas batubara PT Arutmin
Indonesia, ACP dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.4.
Jumlah Sumber Daya Batubara PT Arutmin Indonesia, ACP
Asam Asam Resources
Class
(Juta Ton)
Measured 149.6
Indicated 205
Infered 89.5
Total 444.1

Sumber : Dept. Engineering PT Darma Henwa Tbk, ACP


Tabel 2.5.
Jumlah Cadangan Batubara PT Arutmin Indonesia, ACP

Asam Asam Reserve


Class
(Juta ton)
Proved 115.5
Probable 33.1
Total 148.6
Sumber : Dept. Engineering PT Darma Henwa Tbk, ACP

Tabel 2.6.
Kualitas Batubara PT Arutmin Indonesia, ACP

Parameter Nilai
Fixed Carbon 33,23%
Ash Content 4,15%
Total Sulfur 0,29%
Total Moisture 22,88%
Vollatile Matter 39,73%
Caloric Value 4500-5500 Kcal/kg
Sumber : Dept. Engineering PT Darma Henwa Tbk, ACP
2.10. Target Produksi

Pada tahun 2019 di bulan maret atau end of month maret yang brakhir
pada tanggal 30 maret 2019 PT Arutmin Indonesia, ACP menargetkan produksi
penambangan batubara pada pit 4 sebesar 442,605 kton dengan produksi
penggalian material overburden sebesar 3,032.189 kbcm.

Anda mungkin juga menyukai