PEMBAHASAN
2.1. Klimatologi
Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmosfer. Berdasarkan
penyebarannya di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran secara
horisontal dan vertikal.Suhu udara dipermukaan bumi adalah relatif, tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat
berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara.
Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut
tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari jam ke
jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun.
Pada Daerah penelitian Kab. Bogor memiliki iklim tropis. Terdapat curah hujan
yang signifikan sepanjang tahun di Bogor. Bahkan bulan terkering masih memiliki banyak
curah hujan. Iklim ini dianggap menjadi Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger. Suhu
di sini rata-rata 25.2 ° C.
Berdasarkan Data diatas dapat disimpulkan suhu di daerah Kab. Bogor Bahwa Bulan
terhangat sepanjang tahun adalah September, dengan suhu rata-rata 25.6 ° C. Sedangkan
bulan yang suhu nya terendah adalah pada februari, suhu rata-rata nya adalah 24.6 ° C. Ini
adalah suhu rata-rata Kab. Bogor terendah sepanjang tahun 2017.
2.2. Topografi
Berdasarkan Peta Topografi daerah Klapanunggal didominasi oleh bentuk
bentangalam perbukitan ditandai dengan pola kontur yang rapat dan relatif melingkar ,
terdapat juga bentuk bentangalam perbukitan karst yang dicirika oleh pola kontur
melingkar yang khas dalam penyebaran yang luas, beberapa aliran sungai seakan-akan
terputus. Pola aliran sungai dan arah sungai yang membelok secara tiba-tiba serta adanya
pergeseran pola kontur. Dapat ditafsirkan pada jalur sungai tersebut dilalui oleh sesar
mendatar dengan pergerakan relatifnya mengarah ke kanan ( dexstral fault) .
Jika dilihat dari peta lokasi kegiatan terdapat perbedaan yang sangat signifikan
dimana bagian Selatan desa Kembang Kuning ( Nambo, Klapanunggal, Cikahuripan,
Bojong ) di dominasi oleh kontur yang rapat dan berdasarkan klasifikasi Van Zuidam
tahun 1985 daerah penelitian tersebut memiliki kemiringan lereng agak curam- sangat
curam (18,75-100%) dan bentuk bentangalam berupa perbukitan,pegunungan,dan
pegunungan terjal, sehingga sangat sedikit sekali pemukiman ataupun gedung dibangun
dibagian utara desa karena berdasarkan . Berbeda dengan bagian Utara desa Kembang
Kuning ( Bojongnangka, Wanaherang, Dayeuh, Cileungsi, Mampir ) disusun oleh kontur
yang relatif renggang menandakan bentuk bentangalam Dataran dan berombak dengan
beda tinggi 5 m-50 m sehingga banyak dijadikan pemukiman dan bangunan/gedung.
2.3. Hidrologi
Pada daerah Desa Kembang Kuning dan Desa Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal
Kabupaten Bogor memiliki jenis pola aliran sungai pararel karena sungainya dikontrol oleh
litologi berbeda yang mengalir dari arah utara ke selatan. Bentuk lembah dari sungai ini
seperti huruf “U”, yaitu mengindikasikan bahwa sungai daerah ini termasuk ke dalam stadia
sungai tua yang dimana erosi lateral lebih dominan daripada erosi vertikal.
Menurut data yang diperoleh dari internet, pada daerah penelitian debit rata-rata
minimum yaitu sekitar 1,91 m3/detik dan debit rata-rata maksimun pada daerah penelitian
yaitu sekitar 293,70 m3/detik dengan selisih debit 291,80 m3/detik. Sedangkan rasio debit
minimum dan minimum pada daerah penelitian yaitu sekitar 171,39 m3/detik.
2.4. Hidrogeologi
2.4.1. Kondisi Geohidrologi
Terdapat dua buah sungai utama di daerah Kecamatan Klapanunggal dan Kecamatan Gunung
Putri Kabupaten Bogor Jawa Barat, yaitu Kali Cileungsir dan Kali Cikeas. Sungai-sungai
bersifat sub paralel dengan aliran berarah timur laut dan berarah barat laut. Aliran sungai-
sungai tersebut berasal dari kawasan gunung api bagian selatan di sekitar G. Pangrango.
Kawasan utara Kecamatan Klapanunggal merupakan daerah tangkapan hujan (catchment
area) bagi daerah aliran sungai yang mengalir ke daerah ini. Aliran sungai yang melewati
lapisan batuan besifat permeabel terhadap air pada zona Volkanik gunungapi tersebut
memeberikan resapan aluvial tersebut. Di bagian hulu yang berada pada perbukitan dengan
batuan yang bersifat impermeabel seperti Batugamping, resapan-resapan air sungai ke dalam
akuifer akan berjumlah lebih kecil
2.4.2. Cekungan Air Tanah
2.6. Litologi
Desa Kembang Kuning dan Desan Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal Kabupaten
Bogor Secara umum tersusun atas batuan gunungapi maupun batuan terobosan. Dibawah ini
adalah satuan batuan penyusun daearah tersebut dari muda ke tua:
1. Aluvial (Qa): terdiri atas lempung, lanau, kerikil juga kerakal terutama endapan sungai
termasuk pasir maupun kerikil endapan pantai sepanjang teluk Pelabuhanratu.
2. Kipas Aluvial (Qav): terutama lanau, batupasir, kerikil juga kerakal dari batuan
gunungapi kuarter yang diendapkan kembali sebagai kipas aluvial.
3. Anggota Batuan Basalt adalah salah satu Batuan Beku bersifat basa yang terbentuk
dari proses pembekuan magma di permukaan atau dekat permukaan bumi. Karena
terbentuk pada permukaan bumi maka termasuk ke dalam batu ekstrusif
(vulkanik). Basalt umumnya terbentuk dari proses pembekuan yang berlangsung
cepat.
4. Formasi Serpong (Tpss) terdiri atas tuff batugamping, batupasir tufan, breksi andesit,
konglomerat dan batu-lempung tufan
5. Formasi Klapanunggal (Tmk): terutama batugamping terumbu padat dengan
foraminifera besar, fosil - fosil lainnya termasuk moluska, maupun echinodermata.
6. Formasi Jatiluhur (Tmj): Napal, serpih lempungan dengan sisipan batupasir kuarsa,
bertambah pasiran ke arah timur.
PETA GEOLOGI
2.7. Struktur Geologi Desa Kembang Kuning dan Desa
Klapanunggal - Kecamatan Klapanunggal
Perkembangan tektonik Jawa Barat dipengaruhi oleh posisi subdaksi dan Kabupaten
busur Bogor
magmatik Indonesia, khususnya Jawa. Akibat perubahan dan perkembangan tektonik, terjadi
perbedaan pola struktur geologi. Menuru M. Untung dalam Martodjojo,S (1984), Jawa Barat
mempunyai tiga pola sesar dan lipatan yang utama, dengan arah Baratlaut-Tenggara, Barat-
Timur dan Utara- Selatan. Daerah penelitian menurut E.Rusmana dicerminkan oleh adanya
lipatan dan sesar, sumbu lipatan pada umumnya berarah Utara Timurlaut – Selatan Baratdaya.
Pada kala Mio-Pliosen mengalami pengangkatan dan perlipatan, disertai kegiatan gunungapi
dan batuan terobosan. Pada kala akhir Pliosen terjadi proses epirogenesa hal ini ditunjukan
dengan lipatan dan sesar-sesar kecil dan proses tersebut berlangsung terus sampai Plistosen Skala 1: 100.000
dimana pengangkatan dan perlipatan semakin aktif dan terjadinya kegiatan gunungapi.
Legenda:
2.8. Sumberdaya Geologi
Endapan Aluvial
Berdasarkan peta geologi Lembar Bogor, Geologi daerah Desa Kembang Kuning dan
Desa Klapanunggal ,Daerah Kecamatan Klapanunggal dan sekitarnya Kabupaten Bogor,
Endapan Kopas Aluvial
Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang terdiri dari beberapa formasi batuan, yaitu
Formasi Jatiluhur, Formasi Klapanunggal, Formasi Serpong, Endapan kipas alluvial, endapan
Batuan Beku Basal
alluvial. Dari data formasi tersebut dapat diketahui bahwa potensi sumberdaya yang ada
didaerah penelitian berupa pertambangan batuan. Jenis sumberdaya Pertambangan batuan
Formasi Serpong
yang ada didaerah tersebut berupa Batugamping, batulempung, dan pasir, kerikil, serta Batuan
Formasi Klapanunggal
beku Basal.
1. Batugamping dapat digunakan untuk bahan baku semen, sebagai bahan dasar jalan
untuk mengurangi plastisistas dan pengeras jalan. Antiklin
2. Batulempung dapat digunakan untuk bahan campuran dalam industry semen dengan
Sesar/patahan
memperhatikan komposisi mineral pada batulempung tersebut, juga dapat dimanfaatkan
Strike/dip
Lokasi Kegiatan
dalam pembuatan kerajinan gerabah seperti guci, patung, celengan, piring dan produk
lainnya.
3. Konglomerat dapat digunakan sebagai bahan pondasi bangunan.
4. Pasir dan kerikil dapat digunakan untuk bahan bangunan.
Endapan tuff dapat digunkan untuk bahan pembuatan batako