A. Deskripsi Wilayah
Letak suatu wilayah adalah lokasi atau posisi suatu tempat yang terdapat
di permukaan bumi. Letak suatu wilayah merupakan faktor yang sangat penting
sebagai berikut:
a. Letak Atronomis
sampai 109° 13’ 23,52’’ BT dan 7° 27’ 08,53’’ sampai 7° 27’ 08,53’’ LS. Luas
b. Letak Geografis
sebagai berikut:
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
- Sebelah utara : Igir Puncak Gunung Slamet
B. Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu wilayah dalam satu periode
tertentu. Klasifikasi iklim di Sub-DAS Logawa ditentukan dari data curah. Data
curah hujan ini dapat digunakan dalam menentukan iklim di Sub-DAS Logawa.
Curah hujan bulanan diambil dari stasiun pengukuran curah hujan Kecamatan
Baturraden sepuluh tahun terakhir yaitu dari tahun 2004-2013 yang diperoleh dari
dan bulan kering selama rerata waktu tertentu, yaitu sebagai berikut.
data curah hujan. Tabel 4.1 menyajikan data curah hujan bulanan tahun 2004-
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Tabel 4.1 Tabel curah hujan bulanan tahun 2004-2013 Kecamatan Baturaden
Kabupaten Banyumas.
Rata-
Tahun
No Bulan rata
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Januari 510 503 538 147 280 840 901 415 640 446 522,4
2 Pebruari 575 474 538 0 341 572 672 518 440 279 440,9
3 Maret 0 606 455 513 644 0 528 524 196 0 346,6
4 April 465 643 466 548 365 532 558 354 532 259 472,2
5 Mei 304 220 0 277 139 344 554 0 0 284 212,2
6 Juni 54 0 94 225 67 341 338 111 65 0 129,5
7 Juli 239 168 29 107 0 29 454 76 3 0 110,5
8 Agustus 0 87 0 23 61 0 369 0 0 0 54,0
9 September 185 513 0 17 0 45 904 0 0 0 166,4
10 Oktober 187 920 17 206 846 637 723 129 547 0 421,2
11 November 1357 670 230 458 565 948 554 938 782 0 650,2
12 Desember 1364 589 650 599 436 475 595 407 0 0 511,5
JUMLAH 5240 5393 3017 3120 3744 4763 7150 3472 3205 1268 4037,6
Bulan Basah 9 10 6 9 8 8 12 8 6 4 8,0
Bulan
Lembab 0 1 1 0 2 0 0 1 1 0 0,6
Bulan Kering 3 1 5 3 2 4 0 3 5 8 3,4
Sumber : Laboratorium Pengendalian Hama Dan Penyakit Kecamatan Jatilawang,
Kabupaten Banyumas.
Kecamatan Baturraden curah hujan terbanyak adalah pada tahun 2010 sedangkan
curah hujan paling sedikit adalah pada tahun 2013. Klasifikasi iklim menurut
>100 mm dan bulan kering apabila curah hujan <60 mm. Tabel 4.2 menyajikan
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Tabel 4.2 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson
Tipe Iklim Nilai Q Keterangan
A O < Q < 0,143 Sangat Basah
B 0,143 < Q < 0,333 Basah
C 0,333 < Q < 0,600 Agak Basah
D 0,600 < Q < 1,000 Sedang
E 1,000 < Q < 1,670 Agak Kering
F 1,670 < Q < 3,000 Kering
G 3,000 < Q < 7,000 Sangat Kering
H 7,000 < Q Luar Biasa Kering
Sumber: Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2008.
iklim Kecamatan Baturraden adalah tipe iklim C atau Agak Basah, karena
memiliki nilai Q = 0,43. dalam klasifikasi yaitu 0,333 < Q < 0,666. Gambar 4.1
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Gambar 4.1 Peta Curah Hujan Sub-DAS Logawa (Suwarno dan Sutomo, 2014)
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
C. Kemiringan Lereng
apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus
faktor yang menentukan karakteristik topografi suatu daerah aliran sungai. Lereng
adalah faktor yang sangat penting untuk terjadinya erosi karena menentukan
besarnya kecepatan dan volume air larian. Kecepatan air larian yang besar
umumnya ditentukan oleh kemiringan lereng yang tidak terputus dan panjang
kemiringan lereng. Wilayah terluas adalah kelas kemiringan lereng >45% kategori
sangat curam dengan luas 3.855,72 Ha, kemudian kelas kemiringan lereng 8-15%
kategori landai dengan luas 3.443,46 Ha, dilanjutkan dengan kelas kemiringan
lereng 15-25% kategori agak curam dengan luas 2.032,85 Ha, selanjutnya kelas
kemiringan lereng 25-45% kategori curam dengan luas 1.179,54 Ha, serta dengan
wilayah tersempit adalah kelas kemiringan lereng 0-8% kategori datar dengan luas
1.117,26 Ha. Tabel. 4.3 menyajikan data Klasifikasi kemiringan lereng di Sub-
DAS Logawa dan Gambar 4.2. menyajikan peta kelas kemiringan lereng Sub-
DAS Logawa.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Tabel 4.3 Klasifikasi Lereng
No. Kelas Kemiriringan Kategori Luas
Lereng lereng (%) Ha %
1. I 0-8 Datar 1.117,26 9,61
2. II 8-15 Landai 3.443,46 29,61
3. III 15-25 Agak curam 2.032,85 17,48
4. IV 25-45 Curam 1.179,54 10,14
5. V >45 Sangat curam 3.855,72 33,16
Jumlah 11.629,24 100,00
Sumber : Gambar 4.2 Peta Kelas Kemiringan lereng Sub-DAS Logawa
(Suwarno dan Sutomo, 2014)
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Gambar 4.2 Peta Kelas Kemiringan Lereng Sub-DAS Logawa (Suwarno dan Sutomo, 2014)
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
D. Jenis Tanah
Kepekaan tanah terhadap erosi tergantung pada jenis tanah. Sub-DAS Logawa
Kabupaten Banyumas memiliki jenis tanah yang peka terhadap erosi. Jenis tanah
Latosol Coklat merupakan jenis tanah terluas yang terdapat pada Sub-DAS
Logawa dengan luas 9.077.22 Ha dengan kategori agak peka terhadap erosi,
kemudian jenis tanah Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat dengan luas
1.923.09 Ha kategori peka terhadap erosi, dilanjutkan dengan jenis tanah Asosiasi
Glei Humus Rendah dan Aluvial Kelabu dengan luas 509.40 Ha kategori tidak
peka terhadap erosi, serta jenis tanah dengan luas paling sempit adalah jenis tanah
Asosiasi Andosol dengan luas 119.54 Ha kategori peka terhadap erosi. Tabel 4.4
menyajikan data jenis tanah yang terdapat di Sub-DAS Logawa dan Gambar 4.3
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Gambar 4.3 Peta Jenis Tanah Sub-DAS Logawa (Tri Hendra, 2015)
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
E. Penggunaan Lahan
Banyumas diambil dari data luas penggunaan lahan yang bersumber dari
penelitian Tri Hendra, 2015 yang secara umum di kelompokkan menjadi 8 , yaitu:
a. Hutan
Logawa atau terletak di bagian utara Sub-DAS Logawa. Luas pengguanaan lahan
Hutan di wilayah ini adalah 2.690,42 Ha, atau 23,13% dari luas wilayah Sub-DAS
Logawa.
b. Kebun
agak terjal. Penggunaan lahan kebun di wilayah Sub-DAS Logawa adalah seluas
c. Permukiman
di sepanjang jalur jalan. Luas wilayah permukiman di wilayah ini adalah 1.884,66
d. Rumput
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
e. Sawah Irigasi
dan pada kaki perbukitan. Luas wilayah sawah irigasi adalah 173,66 Ha, atau
Penggunaan lahan sawah tadah pada umumnya menempati daerah pada kaki
perbukitan dan lereng perbukitan. Luas penggunaan lahan sawah tadah hujan
g. Semak/Belukar
Kabupaten Banyumas adalah seluas 941,06 Ha, atau 8,09% dari dari luas wilayah
Sub-DAS Logawa.
h. Tegalan
Kebun dengan luas 3.309,33 Ha, terluas kedua adalah penggunaan lahan untuk
Hutan dengan luas 2.690,42 Ha, dilanjutkan dengan penggunaan lahan Sawah
Tadah Hujan dengan luas 2.527,06 Ha. Tabel 4.5 menyajikan luasan
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Tabel 4.5 Luasan Penggunaan Lahan Sub-DAS Logawa
Luas
No Bentuk Penggunaan Lahan
Hektar %
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Gambar 4.4 Peta Penggunaan Lahan Sub-DAS Logawa (Tri Hendra, 2015)
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
F. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Model bahaya erosi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah model
ikonik dalam bentuk dua dimensi yaitu peta. Model Ikonik adalah suatu model
yang mempresentasikan satu aspek dunia nyata dengan menggunakan satu simbol
atau ikon. Simbol atau ikon yang terdapat di dalam model bahaya erosi Sub-
Daaerah Aliran Sungai Logawa adalah simbol area. Area-area yang dimaksud
adalah area kategori bahaya erosi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat
tinggi. Peta model bahaya erosi digunakan untuk memprediksi terjadinya erosi
Kabupaten Banyumas.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Gambar 4.5 Peta Model Bahaya Erosi Sub-DAS Logawa (Penelitian, 2016)
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Berdasarkan Gambar 4.5 hasil overlay antara Peta Curah hujan, Peta Jenis
bahaya erosi. Luas masing-masing wilayah dengan kategori bahaya erosi secara
berturut-turut adalah dimulai dari kategori erosi Tinggi dengan luas 3.640,56 Ha
atau 31,31% dari total luas wilayah, kategori erosi Rendah dengan luas 3.071,79
Ha atau 26,41% dari total luas wilayah, kategori erosi Sedang dengan luas
2.986,86 Ha atau 25,68% dari total luas wilayah, kategori erosi Sangat Rendah
dengan luas 1.866,24 Ha atau 16,05% dari total luas wilayah, dan kategori erosi
Sangat Tinggi dengan luas 63,70 Ha atau 0,55% dari total luas wilayah. Tabel 4.6
Banyumas.
2. Pembahasan
wilayah Sub-DAS Logawa memiliki wilayah yang sebagian besar rawan erosi.
lahan, factor kelas kemiringan lereng, faktor jenis tanah dan faktor curah hujan.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Wilayah dengan kategori bahaya erosi Sangat Tinggi adalah wilayah pada
(25-45%), memiliki jenis tanah Latosol Coklat dengan kategori agak peka pada
erosi, dan terletak pada wilayah dengan curah hujan tinggi yaitu >4000 mm/thn.
Wilayah yang memiliki kategori bahaya erosi Tinggi adalah wilayah pada
penggunaan lahan hutan. Hutan adalah penutup lahan yang mencegah terjadinya
erosi. Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya erosi adalah faktor
kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan. Penggunaan lahan hutan di Sub-
DAS Logawa terletak pada kelas kemiringan lereng V (>45%), kemudian terletak
pada jenis tanah Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat yakni merupakan
tanah yang sangat peka pada erosi, dan curah hujan di wilayah ini yaitu >4000
mm/thn. Wilayah dengan kategori bahaya erosi Sedang terletak pada penggunaan
lahan yang bervariasi, dengan kemiringan lereng >15% atau diatas lereng kelas
III, memiliki jenis tanah Latosol Coklat dengan kategori agak peka terhadap erosi,
serta curah hujan yang tinggi yaitu >3000 mm/thn. Wilayah dengan kategori erosi
Rendah adalah wilayah yang terletak pada kemiringan lereng >8%, dan jenis
tanah agak peka terhadap erosi yaitu tanah Latosol Coklat dan sebagian kecil jenis
tanah Asosiasi Andosol yang peka terhadap erosi, terletak pada curah hujan 3000-
4000 mm/thn, dan penggunaan lahan yang bervariasi. Wilayah yang masuk dalam
kategori erosi Sangat Rendah adalah wilayah yang terletak pada penggunaan
lahan yang bervariasi, terletak pada kelas kemiringan lereng <15%, memiliki jenis
tanah yang agak peka terhadap erosi yaitu jenis tanah Latosol Coklat, dan terletak
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Wilayah yang masuk dalam kategori bahaya erosi Sangat tinggi hingga
Sangat Rendah tidak hanya dipengaruhi oleh oleh satu faktor saja, melainkan
semua faktor yang menjadi parameter pendorong terjadinya erosi yakni dilihat
dari jumlah skor total yang didapat dari masing-masing faktor. Berdasarkan tabel
4.7 faktor penyebab yang paling dominan terhadap kategori bahaya erosi adalah
memiliki nilai factor yang sangat bervariasi. Table 4.7 menyajikan contoh hasil
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
3. Validasi Model Bahaya Erosi
KETERANGAN
NO GAMBAR
TEMPAT
Desa Dawuhan
3
Wetan
4 Desa Keniten
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
NO KETERANGAN
GAMBAR
TEMPAT
5 Desa Kalikesur
6 Desa Rancamaya
Desa Sambirata
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
KETERANGAN
GAMBAR
NO TEMPAT
Desa Melung
Validasi Model pada kategori bahaya erosi Sangat Tinggi
10
dalam mata pelajaran Geografi adalah pada kelas X tentang penerapan materi
Penelitian Geografi dan pada kelas XII tentang penerapan materi Pemetaan dan
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Kompetensi Dasar kelas X dan Tabel 4.10 Menyajikan Kompetensi Inti dan
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
Pentingnya seorang Guru harus dapat menguasai semua materi dan
khususnya pada mata pelajaran Geografi harus baik, tepat, meyakinkan dan
disampaikan. Dalam Kurikulum 2013 peserta didik dituntut agar lebih aktif dalam
proses pembelajaran di dalam kelas. Semakin maju teknologi pada saat ini dan
saat yang akan datang seorang Guru wajib untuk dapat menguasai dan mengikuti
khususnya dalam mata pelajaran Geografi. Penerapannya adalah saat peserta didik
(sepuluh) dan menyajikan contoh hasil analisis SIG dalam bentuk peta meskipun
ditugasi untuk mengamati sejumlah laporan yang bersifat penelitian geografi atau
diminta untuk membaca artikel dari jurnal ilmu geografi.Peserta didik ditugasi
membaca buku teks tentang metode penelitian geografi untuk memahami sifat
studi, pendekatan, metode analisis, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data geografi, serta publikasi hasil penelitian geografi. Kemudian peserta didik
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016
diamati dan kemudian peserta didik wajib memberikan kesimpulan dari apa yang
telah diamati.
secara individu diberikan tugas untuk membuat sebuah peta perjalanan dari rumah
menuju ke Sekolah dengan seperti itu peserta didik dtugasi untuk menganalisis
informasi apa saja yang didapatkan setelah melakukan perjalanan dari rumah ke
analisis penerapan informasi geografis melalui peta dasar dan peta tematik
mencari informasi yang terdapat pada peta, dapat pula masing-masing peserta
didik diberikan tugas untuk menggambar peta secara manual sesuai dengan
ketentuan-ketentuan kartografi.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ...EKO SETIAWAN,PEND. GEOGRAFI FKIP, UMP 2016