PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifkasi Iklim
Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama dan
meliputi tempat yang luas, kira-kira memerlukan data cuaca antara 10 sampai 30
tahun. Iklim dikaji dalam bidang ilmu klimatologi. Terjadinya perbedaan iklim di
muka bumi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rotasi dan revolusi bumi yang
berdasar pada garis lintang dan bujur, topografi bumi, tekanan udara, luas
permukaan tanah dan lautan. Klasifikasi iklim umumnya didasarkan atas tujuan
penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan.
Pengklasifikasian iklim hanya memilih data iklim yang mempengaruhi secara
langsung aktivitas dalam bidang yang diamati seperti pola tanam komoditas bahan
pangan atau perkebunan (Lakitan, 2002). Oleh karena itu pembagian iklim disuatu
tempat didasarkan pada dua atau tiga tipe iklim. Pembagian iklim berdasarkan
tujuan penggunaannya yaitu tipe iklim Mohr, tipe iklim Schmidt-Ferguson dan
tipe iklim Oldeman (Dewi, 2005).
Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan
klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari
segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti
angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur
aktif untuk tujuan khusus.
Iklim dan tanaman mempunyai hubungan yang erat, hubungan antara pola
iklim dengan distribusi tanaman banyak digunakan sebagai dasar dalam
klasifikasi iklim. (Kartasapoetra, 2004) mengatakan bahwa hasil suatu
jenis tanaman bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan pola iklim dan teknologi,
dalam buku yang sama dia juga mengatakan bahwa cuaca dan iklim
merupakan salah satu faktor peubah dalam produksi pangan yang sukar
dikendalikan.
PEMBAHASAN
3.1 Tingkat curah hujan di Kota Palu
Rata-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata
Januari
12 58 60,4 111 0 166,6 60,7 27,4 51,5 12 55,96
Februari 56 32 87,1 90 0 47 58,3 29,5 43,5 33,3 47,67
Maret 75 13 44,4 48 0 33,6 67 28,3 46 34,5 38,98
April 160 81 23,8 100 0 38,8 65 85,8 38,1 20,3 61,28
Mei 28 82 35,1 15,8 0 0 37,2 64,3 85,5 41,3 38,92
Juni 41 123 77 52,4 0 13,7 75,5 67,9 145,5 79,9 67,59
Juli
43 115 35 166,4 0 42,4 65 58,3 95,2 60,1 68,04
Agustus 16 96 52 83,2 0 175,7 19,4 51,2 95,9 82,3 67,17
September 11 114 101 15,5 0 32,9 20 63,5 87,5 81,1 52,65
Oktober 11 66 53 41,5 17,5 39,1 11,5 150,6 91 0,2 48,14
Penjelasan :
Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terdapat di bulan Juli dan rata-rata terendah
terdapat di bulan November sedangakan rata-rata hujan tahunan tertinggi di tahun
2010 dan rata-rata terendah di tahun 2018.
Dalam penentuan jenis iklim di Kota Palu dengan menggunakan metode klasifikasi
iklim menurut Oldeman atau disebut juga dengan zona agroklimat. Dasar dalam
penetuan iklim ini menggunakan urutan dari bulan basah dan bulan kering.
Sub Tipe
1 = bulan kering berjumlah < atau sama dengan 1
2 = bulan kering 2 -3 kali
3 = bulan kering 4 - 6 kali
4 = ada > 6 bulan kering
Dari tabel rata-rata curah hujan Kota Palu, menurut klasifikasi Oldeman
Kota Palu termasuk ke dalam zona E4 yang memiliki bulan basah kurang
dari 3 bulan dan bulan kering lebih dari 6 bulan.
Jagung
Tanaman jagung adalah bahan baku industri pakan dan pangan dan sebagai
makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia salah satunya di Kota
Palu, Sulawesi Tengah. Tanaman ini tumbuh di daerah tropic dan sub
tropic. Untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dibutuhkan sinar
matahari yang penuh. Hal ini sesuai dengan kondisi iklim di Kota Palu.
Kedelai
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah
bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik
daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan
iklim lembab. Kondisi iklim di Kota Palu sangat sesuai dengan komoditas
tanaman kedelai karena Saat panen kedelai yang jatuh pada musim
kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh
terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
Singkong
Tanaman singkong dalam proses produksi ataupun dalam pertumbuhan
hanya membutuhkan sedikit air. Tanaman ini dapat tumbuh baik di suhu
panas namun jika dilanda kekeringan maka akan berhenti tumbuh, lalu
dilanjutkan kembali setelah hujan turun. Hal ini sesuai dengan zona iklim
tipe E4 yang ada di Kota Palu.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan rata-rata curah hujan dalam 10 tahun terakhir di Kota Palu, Sulawesi
Tengah dapat disimpulkan bahwa :
1. Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terdapat di bulan Juli dan rata-rata
terendah terdapat di bulan November sedangakan rata-rata hujan tahunan
tertinggi di tahun 2010 dan rata-rata terendah di tahun 2018.
2. Dengan menggunakan klasifikasi iklim menurut oldeman bahwa Kota Palu
termasuk kedalam zona iklim tipe E4 : Terlalu kering hanya mungkin satu kali
palawija, yang memiliki bulan basah kurang dari 3 bulan dan bulan kering
lebih dari 6 bulan.
Daftar Pustaka
http://klikgeografi.blogspot.com/2015/07/klasifikasi-iklim-lengkap-
koppen.html?m=1
https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Berita-Umum/Cara-Bercocok-
Tanam-Jagung-Yang-Benar
http://8villages.com/full/petani/article/id/5524da5fa7e0187c1c5c5060
https://www.beritasatu.com/iptek/34154/singkong-tanaman-paling-cocok-saat-
iklim-berubah
https://www..com