Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................3
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................4
2.1 Klasifkasi Iklim .........................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................6
3.1 Tingkat curah hujan di Kota Palu ..........................................................................6
3.2 Jenis iklim di Kota Palu ...........................................................................................6
3.3 Tumbuhan yang cocok ditanam di Kota Palu .......................................................7
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................9
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian


sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan
pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu
udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan
ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya
pertanian khususnya budidaya padi

. Iklim disuatu daerah tidak selalu sama karena dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitu radiasi matahari, garis lintang, topografi, tekanan udara,
permukaan tanah, luas daratan dan lautan. Ada tiga tipe iklim yang
digunakan di Indonesia yaitu tipe iklim Mohr, tipe Schmidt-Ferguson dan
tipe iklim Oldeman.

Pembagian iklim menurut Mohr didasarkan atas banyaknya bulan


basah dan bulan kering. Schmid dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan
bulan kering dengan cara mencari harga rata-rata curah hujan tiap tahun.
Adanya bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan lalu
dirata-rata, untuk mengetahui periode kering di suatu daerah Schmid dan
Fergusson menghitung nilai Q. Klasifikasi iklim yang dibuat oleh Oldeman
menggunakan dasar yaitu bulan basah dan bulan kering yang berturut-turut,
semua itu dihubungkan dengan kebutuhan air bagi tanaman basah dan
palawija.

Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau


golongan menurut kaidah atau standar yg ditetapkan. Mengklasifikasi
menggolong-golongkan menurut jenis, menyusun ke dalam golongan. Iklim
adalah suatu keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan, hujan, dan sinar
matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang agak lama di suatu
daerah.Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang.

Klasifikasi iklim adalah usaha para ahli meteorologi dan klimatologi


untuk menggolongkan iklim menjadi beberapa kelas yang mempunyai
karakteristik tertentu. Sebagai contoh, klasifikasi iklim menurut para ahli
diantaranya adalah Mohr, Schmidt-Ferguson, Oldeman sesuai dengan kondisi
iklim di Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Berapa rata-rata curah hujan di Kota Palu dalam 10 tahum terakhir?
1.2.2 Apa jenis iklim di Kota Palu?
1.2.3 Apa jenis tumbuhan yang cocok ditanam di Kota Palu?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian iklim?
1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi iklim?
1.3.3 Untuk mengetahui jenis iklim di Kota Palu?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifkasi Iklim
Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama dan
meliputi tempat yang luas, kira-kira memerlukan data cuaca antara 10 sampai 30
tahun. Iklim dikaji dalam bidang ilmu klimatologi. Terjadinya perbedaan iklim di
muka bumi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rotasi dan revolusi bumi yang
berdasar pada garis lintang dan bujur, topografi bumi, tekanan udara, luas
permukaan tanah dan lautan. Klasifikasi iklim umumnya didasarkan atas tujuan
penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan.
Pengklasifikasian iklim hanya memilih data iklim yang mempengaruhi secara
langsung aktivitas dalam bidang yang diamati seperti pola tanam komoditas bahan
pangan atau perkebunan (Lakitan, 2002). Oleh karena itu pembagian iklim disuatu
tempat didasarkan pada dua atau tiga tipe iklim. Pembagian iklim berdasarkan
tujuan penggunaannya yaitu tipe iklim Mohr, tipe iklim Schmidt-Ferguson dan
tipe iklim Oldeman (Dewi, 2005).
Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan
klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari
segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti
angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur
aktif untuk tujuan khusus.
Iklim dan tanaman mempunyai hubungan yang erat, hubungan antara pola
iklim dengan distribusi tanaman banyak digunakan sebagai dasar dalam
klasifikasi iklim. (Kartasapoetra, 2004) mengatakan bahwa hasil suatu
jenis tanaman bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan pola iklim dan teknologi,
dalam buku yang sama dia juga mengatakan bahwa cuaca dan iklim
merupakan salah satu faktor peubah dalam produksi pangan yang sukar
dikendalikan.

 Klasifikasi iklim menurut Mohr


Dasar yang digunakan adalah bulan basah dan bulan kering. Pengertian bulan
basah menurut Mohr adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100mm
sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan 60mm, bulan
lembab dengan curah hujan antara 60-100mm dan tidak diperhitungkan dalam
klasifikasi Mohr.
 Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson
Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada
nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan
kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan
basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan
membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama
tahun pengamatan
 Klasifikasi Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman hanya menggunakan unsur curah hujan sebagai
dasar dari klasifikasi iklim. Oldeman menggunakan metode bulan kering dan
bulan basah berturut-turut dan dihubungkan untuk zonasi komoditas pertanian
di daerah tertentu. Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan
seperti padi dan palawija.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Tingkat curah hujan di Kota Palu

Rata-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata
Januari
12 58 60,4 111 0 166,6 60,7 27,4 51,5 12 55,96
Februari 56 32 87,1 90 0 47 58,3 29,5 43,5 33,3 47,67
Maret 75 13 44,4 48 0 33,6 67 28,3 46 34,5 38,98
April 160 81 23,8 100 0 38,8 65 85,8 38,1 20,3 61,28
Mei 28 82 35,1 15,8 0 0 37,2 64,3 85,5 41,3 38,92
Juni 41 123 77 52,4 0 13,7 75,5 67,9 145,5 79,9 67,59
Juli
43 115 35 166,4 0 42,4 65 58,3 95,2 60,1 68,04
Agustus 16 96 52 83,2 0 175,7 19,4 51,2 95,9 82,3 67,17
September 11 114 101 15,5 0 32,9 20 63,5 87,5 81,1 52,65
Oktober 11 66 53 41,5 17,5 39,1 11,5 150,6 91 0,2 48,14

Novembaer 54 43 52 27,7 15,6 36,9 42,5 17,4 35,3 36,4 36,08


Desember 56 37 49 79,4 52 100,3 0 39,3 23,2 8,9 44,51
Rata-rata
tahunan 46,92 71,67 55,82 69,24 7,09 60,58 43,51 56,96 69,85 40,86

Penjelasan :

Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terdapat di bulan Juli dan rata-rata terendah
terdapat di bulan November sedangakan rata-rata hujan tahunan tertinggi di tahun
2010 dan rata-rata terendah di tahun 2018.

3.2 Jenis iklim di Kota Palu

Dalam penentuan jenis iklim di Kota Palu dengan menggunakan metode klasifikasi
iklim menurut Oldeman atau disebut juga dengan zona agroklimat. Dasar dalam
penetuan iklim ini menggunakan urutan dari bulan basah dan bulan kering.

Kriteria Iklim Oldeman


Bulan Basah = rata-rata curah hujan > 200 mm per bulan
Bulan Kering = rata-rata curah hujan < 100 mm per bulan
Bulan Lembab = rata-rata curah hujan 100 - 200 mm per bulan

Tipe Utama Iklim Oldeman


Iklim A = jika ada lebih dari 9 bulan basah berturut-turut
Iklim B = jika ada 7 - 9 bulan basah berturut-turut
Iklim C = jika ada 5 - 6 bulan basah berturut-turut
Iklim D = jika ada 3 - 4 bulan basah berturut-turut
Iklim E = jika ada < 3 bulan basah berturut-turut

Sub Tipe
1 = bulan kering berjumlah < atau sama dengan 1
2 = bulan kering 2 -3 kali
3 = bulan kering 4 - 6 kali
4 = ada > 6 bulan kering

Hubungan klasifikasi iklim dengan pertanian menurut Oldeman

Dari tabel rata-rata curah hujan Kota Palu, menurut klasifikasi Oldeman
Kota Palu termasuk ke dalam zona E4 yang memiliki bulan basah kurang
dari 3 bulan dan bulan kering lebih dari 6 bulan.

3.3 Tumbuhan yang cocok ditanam di Kota Palu


Menurut Zona Agroklimat, Kota Palu termasuk jenis iklim E4 dan memiliki
sistem pola tanam 1 PL yang mungkin hanya ditanami satu kali palawija.
Komoditas tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim di Kota Palu, yaitu :

 Jagung
Tanaman jagung adalah bahan baku industri pakan dan pangan dan sebagai
makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia salah satunya di Kota
Palu, Sulawesi Tengah. Tanaman ini tumbuh di daerah tropic dan sub
tropic. Untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dibutuhkan sinar
matahari yang penuh. Hal ini sesuai dengan kondisi iklim di Kota Palu.
 Kedelai
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah
bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik
daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan
iklim lembab. Kondisi iklim di Kota Palu sangat sesuai dengan komoditas
tanaman kedelai karena Saat panen kedelai yang jatuh pada musim
kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh
terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
 Singkong
Tanaman singkong dalam proses produksi ataupun dalam pertumbuhan
hanya membutuhkan sedikit air. Tanaman ini dapat tumbuh baik di suhu
panas namun jika dilanda kekeringan maka akan berhenti tumbuh, lalu
dilanjutkan kembali setelah hujan turun. Hal ini sesuai dengan zona iklim
tipe E4 yang ada di Kota Palu.
BAB IV

KESIMPULAN
Berdasarkan rata-rata curah hujan dalam 10 tahun terakhir di Kota Palu, Sulawesi
Tengah dapat disimpulkan bahwa :

1. Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terdapat di bulan Juli dan rata-rata
terendah terdapat di bulan November sedangakan rata-rata hujan tahunan
tertinggi di tahun 2010 dan rata-rata terendah di tahun 2018.
2. Dengan menggunakan klasifikasi iklim menurut oldeman bahwa Kota Palu
termasuk kedalam zona iklim tipe E4 : Terlalu kering hanya mungkin satu kali
palawija, yang memiliki bulan basah kurang dari 3 bulan dan bulan kering
lebih dari 6 bulan.
Daftar Pustaka

Lakitan, . 2002. Dasar-dasar Klimatologi. Raja Grafondo Pustaka Jakarta.

Dewi, N. K. 2005. Kesesuaian iklim terhadap pertumbuhan tanaman. Jurnal


Biologi 1 (2) : 1-15.

Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Cetakan Ke-2 IPB Press. Bandung.

Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi : Pengaruh Iklim Terhadap


Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara Putra.

http://klikgeografi.blogspot.com/2015/07/klasifikasi-iklim-lengkap-
koppen.html?m=1

https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Berita-Umum/Cara-Bercocok-
Tanam-Jagung-Yang-Benar

http://8villages.com/full/petani/article/id/5524da5fa7e0187c1c5c5060

https://www.beritasatu.com/iptek/34154/singkong-tanaman-paling-cocok-saat-
iklim-berubah

https://www..com

Anda mungkin juga menyukai