Anda di halaman 1dari 34

Mata Kuliah : Arsitektur Tropis

Hatifah , ST.,MT
randatifa@yahoo.co.id
LINGKUNGAN BINAAN

SAKIT

MAKRO
TIDAK NYAMAN
IKLIM DAN
CUACA MANUSIA
MIKRO
 Temperatur
ADAPTASI
 Kelembaban
modifier
 Radiasi
 Angin
DLL
 Pengendalian Tapak  Perbaikan iklim
Mikro
 Pengendalian Bangunan  Bentuk
permukaan
selubung bangunan
 Pengendalian Internal  Jumlah
Penghuni &
peralatan yang
digunakan
RESPON
BIOLOGIS

KONDISI PAKAIAN
TRADISIONAL
IKLIM

RESPON
BANGUNAN
TRADISIONAL
PARADIGMA DESAIN TROPIS

Manusia& kebutuhan
Pertimbangan dalam
desain tropis

Iklim& kondisi kurang menguntungkan

Material & fungsi bangunan

3 aspek yang dapat didefinisikan sebagai arsitektur tropis yakni :


1. Ekspresi regional sebagai sebuah hasil dari tanggapan
terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan iklim tropis
2. Performa dalam menyediakan iklim yang nyaman dan
menyenangkan sesuai dengan persyaratan sosial dan budaya
3. Material dan fungsi bangunan yang tepat sesuai dengan zona
tropis.

Maxwel Fry and Jane Draw


PARADIGMA DESAIN TROPIS

Paradigma desain arsitektur tropis :


pandangan dalam upaya mencapai karakter-karakter
arsitektur yang dapat diidentifikasi sebagai karakter
yang dimiliki daerah tropis sehingga dapat
membedakannya dengan arsitektur di daerah yang
beriklim lain.
PARADIGMA DESAIN TROPIS

Line,
edge &
Paradigma Desain tropis

shade Reinvigorating tradition

Tradition- Reinventing tradition


based
Extending tradition

New Reinterpreting tradition


Screen&
Louver
Kitsch
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Line, edge & shade
Tay Kheng Soon berpendapat bahwa desain seharusnya berorientasi ke
depan, non-nostalgia dan tidak mengkopi gaya terdahulu tetapi berusaha
menggunakan prinsip-prinsip kontrol lingkungan dari desain tradisional

Paradigma ini memiliki karakteristik sebagai berikut :


•Aplikasi pada high-rise dan high density.
• Forward-looking expression, non nostalgia dan tidak mengkopi gaya-
gaya terdahulu
• Prinsip kontrol lingkungan seperti desain terbuka dan pembayangan.
• Ekspresi keregionalannya merupakan bahasa dalam iklim tropis yang
memberi kenyamanan
•Material modern/non tradisional dengan fabrikasi
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Line, edge & shade
Contoh :
Konsep Tay (1990) :
bahasa desain ars.tropis tidak sama dan
menyesuaikan diri dengan iklim.
• Selubung bang. tidak menjadi pemisah
yang absolut
• Dinding bukan elemen utama , tidak
seharusnya membatasi desain
selubung bangunan.

• Elemen utama : atap, shade, shelter, shadow, dan profile.


• Shade : ruang dimana manusia dapat beraktivitas.
• Perlakuan terhadap permukaan arsitektur berupa meshes, fretwork patterns,
dan trellis screens, bukan dinding planar.
• Profil dan bidang merupakan aspek informal yang penting untuk menunjukkan
keterkaitan antara bangunan dengan langit berawan dan cahaya diffuse.
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Tan Hock Beng berpendapat bahwa
perlu membangkitkan
ketradisionalan dalam arsitektur
tropis Asia dan mengusulkan desain
berbasis tradisi untuk menciptakan
arsitektur tropis dimana bentuk
tradisional merupakan ekspresi dari
inspirasi dan identitas

Tipe bangunan tradisional tropis antara lain:


• Bentuk atap besar dan luas, cross ventilation, teras, courtyard,
material lokal, ada unsur air dan landscape
• Material berupa tradisional, modern atau kombinasi keduanya
tergantung strategi yang digunakan.
• Aplikasi pada resort, bangunan pendidikan dan budaya, perumahan
dengan lahan dan bujet yang cukup untuk penggunaan kayu, batu dan
air.
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based

• Tipikal bang. Tradi.tropis yang sering digunakan dapat dilihat dari pembuatan
denah yang disusun memungkinkan untuk ventilasi silang, memiliki teras dan
courtyard, material lokal, unsur air dan lansekap.
• Bangunan yang dibangun dengan paradigma ini bertujuan untuk
menyesuaikan bangunan dengan iklim setempat serta mempertahankan
tradisi dan identitas daerah.
• Kearifan lokal suatu daerah merupakan hal yang tepat untuk menjadi
pertimbangan dalam membangun bangunan yang telah melalui proses “trial
and error”.
• Oleh karena itu, bangunan tradisional yang ada saat ini merupakan
penyempurna desain yang gagal sebelumnya dan masyarakat setempat
menganggap sebagai bangunan yang paling nyaman. Ekspresi bangunan yang
menggunakan paradigma ini berdasarkan strategi menonjolkan tradisi.
• Performance bangunan disesuaikan dengan iklim setempat dan berdasarkan
bentuk bangunan tradisional daerah asal dengan menyesuaikan diri dengan
daerah baru. Material yang digunakan bisa tradisional modern atau gabungan.
Paradigma ini memasukkan unsur tradisi di dalam arsitektur tropis. Pitch roof,
penghawaan silang, halaman, bukaan tradisional, material tropis, air, lansekap, dan aplikasi
berbagai elemen yang dapat menjamin integrasi alam dengan ekspresi tradisi.
Untuk mencegah keseragaman karena efek globalisasi dan memelihara kekayaan tradisi
lokal, William Lim dan Tan Hock Beng mengajukan beberapa strategi, yaitu:
•Menguatkan kembali tradisi: vernacular, traditional craft wisdom
•Menemukan kembali tradisi: memadukan (hybrid) antara tradisi kolonial dengan tradisi
melayu
•Memperluas tradisi: menggunakan struktur vernakular dengan tradisi seniman setempat
akan menambah nilai dan status tradisi
•Menginterpretasikan kembali tradisi: modern  abstrak dan minimalis
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Reinvigorating tradition

Reinvigorating tradition : paradigma yang berbasis


tradisi menerapkan prinsip vernakular yang
berasal dari traditional craft wisdom mulai dari
cara membangun (metode konstruksi), struktur
bangunan, dan penggunaan material yang
cenderung menekankan keaslian (otentik) agar
terjadi keberlanjutan sejarah (Tzonis dkk,2001).
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Reinventing tradition

Reinventing tradition, dengan memadukan antara dua budaya sehingga


menghasilkan sebuah gabungan (hibryd). Misalnya sebuah bangunan kolonial,
Belanda membangun dengan ekspresi gaya Eropa namun dipadukan dengan iklim
dan material setempat sehingga muncullah gaya kolonial di Indonesia.
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Extending tradition
Extending tradition, dengan tetap berprinsip pada arsitektur vernakular, namun
bangunan ditransformasikan ke gaya yang modern.

 Menghadirkan kembali bentuk pengalaman masa lalu berupa tradisi dan budaya
untuk dinikmati sebagai pengalaman kultur tropis suatu tempat melalui karya
arsitektur baik bentuk maupun fitur bangunan
 Tidak ada yang salah dalam pengembangan kekayaan sumber2 masa lalu
kedalam bentuk baru yang inovatif, hal ini muncul karena kita juga
menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang berubah
menurut waktunya (Lowenthal dalam Beng, 1998)
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Extending tradition

Karakteristik :
 Mencari keberlanjutan dengan tradisi lokal
 Mengutip secara langsung dari bentuk masa lalu
 Tidak dilingkupi oleh masa lalu, melainkan
menambahkannya dengan cara inovatif
 Interpretasi kita tentang masa lalu dirubah
berdasar kepada perspektif dan kebutuhan masa
kini dan masa depan
 Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan
baru
 Menggunakan struktur vernakular dan tradisi
craftmanship
 Mencari inspirasi dalam bentuk dan teknik yang
unik dari bangunan tradisional
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Reinterpreting tradition

Reinterpreting tradition, dengan membawa esensi dari arsitektur vernakular pada


bangunan modern. Penggunaan idiom kontemporer pada bangunan modern dengan
abstrak atau minimalis.

Pendekatan ini dilakukan dengan menyingkirkan pemulihan sentimental masa lalu


dan meninggalkan gerakan historikal, sebaliknya akan menggunakan sebuah idiom
modern yang menyegarkan. Namun demikian, bangunan diciptakan melalui
pendekatan ini berdedikasi pada tempat dan sejarah tanpa terjebak oleh kedua.

Perangkat formal tradisional tidak dibuang tetapi berubah dengan cara yang
menyegarkan sehingga ada pengakuan simultan dari masa lalu dan masa kini
melalui pernyataan abstrak dan biasanya minimalis.
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Reinterpreting tradition
The Serai Hotel, Bali

Menginterpretasikan kembali terhadap nilai2 dalam arsitektur vernakuler Bali. Hasilnya berupa
defamiliarisasi yakni pengasingan bentuk, dimana bentuk tradisional itu ada tapi tidak nampak.

Material
& Fungsi

Tropikal
PARADIGMA DESAIN TROPIS
Tradition-based
Reinterpreting tradition
Aspek Konsep
Perancangan
Tapak Konfigurasi kembali elemen vernakuler Bali dengan konsep keseimbangan yang lebih modern dengan
pertimbangan orientasi tapak pada sumbu utama gunung dan laut namun untuk mendapatkan view
yang maksimal tata massa bangunan dibuat miring.
Tata massa  Bangunan terdiri dari beberapa unit
 Bangunan terdiri dari pavliun-paviliun untuk guest room
Struktur  Bangunan terdiri dari dua lantai sehingga tidak melebihi ketinggian pohon kelapa
 Struktur atap terekspos secara jujur
 Sistem rangka menginterpretasikan arsitektur Bali dengan teknologi dan material yang
dikembangkan dengan sistem konstruksi yang kontemporer
Interior Menginterpretasikan material dari pembatas ruang secara modern untuk memperoleh kualitas ruang
dengan finishing kain dan warna-warna natural
Material Menginterpretasikan penggunaan material tradisional dan modern yang terekspos secara murni untuk
mengekspresikan keaslian tekstur, pola dan warnanya.
Ragam hias Menghindari penggunaan ornamen-ornamen sebagai tiruan dari arsitektur tradisional bali sehingga
tampak minimalis
Pandangan Menginterpretasikan cara pandang terhadap lingkungan sebagai sikap atau respon arsitektur terhadap
terhadap lingkungan dalam menjaga keseimbangan keberlangsungan kehidupan dengan menyediakan ruang
lingkungan terbuka yang luas seperti kebun kelapa dan menggunaan elemen air pada kolam renang.
Ekonomi Membuat pemahaman baru tentang konsep ekonomis dari suatu bangunan dimana material yang
digunakan lebih murah namun didesain dengan mempertimbangkan masalah estetika.
PARADIGMA DESAIN TROPIS
New Screen& Louver Kitsch

 Meniru image tropis modern yang sering menggunakan


sunshading yang diasosiakan = ars. tropis, louver pd fasad
tidak efektif memberikan pembayangan ,hanya memberi kesan
tropis sekilas mata.
 Designer tidak serius menciptakan kondisi iklim yang
dibutuhkan karena mereka berpikir iklim bukan faktor krusial
dan hanya mementingkan image dari publik terhadap gaya
arsitekturnya.
 Peniruan image tropis
ini menghasilkan
eksploitasi penggunaan
screen dan louver.
PARADIGMA DESAIN TROPIS
New Screen& Louver Kitsch

Paradigma ini lahir karena adanya beberapa faktor, yakni :


• Adanya peniruan dari image tropis modern, misalnya louver
pada fasad yang tidak membayangi ruang secara efektif karena
kemungkinan masih dikorelasikan secara tidak tepat seperti
peralatan shading yang asli dan hanya memberi kesan bahwa
elemen tersebut adalah kontrol iklim tropis
• Adanya motivasi untuk mengikuti aliran yang menitikberatkan
pada produk arsitektur yang mempertimbangkan lingkungan
seperti yang dilakukan oleh arsitek-arsitek terkenal.
PARADIGMA DESAIN TROPIS
New Screen& Louver Kitsch

Institute of Technical Education di Balestier, Singapore


TUGAS

TUGAS KELOMPOK
 Temukan 1 bangunan di kota Palu dengan paradigma desain tropis!
 Deskripsikan paradigma yang digunakan pada bangunan tersebut!
 Tugas disajikan dalam hal. kertas A4 dengan marjin atas-bawah-
kanan 3 cm dan kiri 4 cm, spasi 1, font Times New Roman 10
 Kelompok terdiri dari 11-12 orang

Line, edge & shade (Kel 1&2)

Tradition-based (Kel. 3&4)

New Screen& Louver Kitsch (Kel 5&6)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai