Anda di halaman 1dari 6

Nama : ayunda daratista efenda hutahaean

Kelas : agribisnis d / 19024010151

Golongan : sv1

KLASIFIKASI IKLIM DI INDONESIA

Iklim merupkan keadaan rata-rata cuaca dalam waktu panjang. Setiap tempat
dapat mempunyai iklim yang berbeda dengan tempat lainnya sesuai dengan kondisi
masing-masing unsur-unsur iklim. Ada beragam klasifikasi iklim dan ia dinamai sesuai
dengan ahli yang mengembangkannya. Contoh yang umum dikenal adalah koppen,
schmith dan ferguson, oldemaann, mohr dan lainya (Team Penyusun Agroklomatologi,
2016).

 Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB
dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode
pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Dimana bulan kering adalah
bulan dengan curah hujan < 60mm, bulan lembab yaitu bulan dengan curah hujan antara 60mm-
100mm, dan bulan basah adalah bulan dengan curah hujan > 100m (Prayoga, 2012 ).

Klasifikasi iklim yang tepat digunakan untuk pemetaan pola tanam pada bidang pertanian
adalah klasifikasi iklim menurut Oldeman. Klasifikasi iklim Oldeman memakai unsur curah
hujan sebagai dasar penentuan klasifikasi iklimnya. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan
pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan
memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman (Fadholi dan Supriyatin,
2012).

Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim
tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan
tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah)
jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya
dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak
kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe
iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis
vegetasinya adalah padang ilalang (Sabarudin,L.2012)

Tabel pengamatan data curah hujan 5 tahun terakhir di kabupaten sidoarjo

Bulan Data Curah Hujan (mm) jumlah Rata - keterangan


rata
2014 2015 2016 2017 2018
Januari 61,28 16,2 14,6 490 210 792,08 158,41 BL
Februari 45,52 17,9 27,06 550 450 1.090,4 218,09 BB
8
Maret 75,47 18,4 19,92 410 380 903,79 180,75 BL
April 45,48 15,5 13,3 430 250 754,28 150,85 BL
Mei 28,91 17,1 16,21 300 - 362,22 72,44 BK
Juni 79,34 9,3 11,98 250 40 290 58 BK
Juli 21,83 - 12,22 300 - 334,05 66,81 BK
Agustus 4,00 - 7,11 - - 11,11 2,22 BK
September - - 10,69 390 - 400,69 80,13 BK
Oktober - - 27,71 400 - 427,71 85,54 BK
November 29,14 11,4 9,75 600 250 900,29 190,05 BL
Desember 59,59 15,9 16,99 490 210 792,39 158,47 BL

 Klasifikasi iklim Mohr


 Klasifikasi iklim ini didasarkan pada jumlah bulan kering (BK) dan jumlah bulan basah
(BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam waktu yang lama. Bulan basah adalah
bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi
angka evaporasi ). Bulan kering (BK) bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm
(jumlah curah hujan lebih kecil dari jumlah penguapan).
Hasil :

No. Tahun Jumlah Jumlah Jumlah


bulan bulan bulan
basah kering lembab
1. 2014 - 7 3
2. 2015 - 8 -
3. 2016 - 12 -
4. 2017 11 - -
5. 2018 6 1 -
Rata – rata 3.4 5.6 0.6
Dari data diatas didapat rata-rata bulan basah 3.4 dan rata-rata bulan kering 5.6
,berdasarkan metode mohr wilayah sidoarjo termasuk dalam kelas IV / kering.

 Klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson


 Didasarkan pada perbandingan bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) kriteria BK dan
BB yang digunakan dalam klasifikasi Scmidht-Ferguson sama dengan kriteria BK dan
BB oleh Mohr, namun perbedaanya dalam cara perhitungan BK dan BB akhir selama
jangka waktu data curah hujan itu dihitung. Ketentuan penetapan bulan basah dan bulan
kering mengikuti aturan sebagai berikut :
Bulan kering : lebih dari 60 mm, bulan basah : lebih besar dari 100 mm, bulan lembab:
curah hujan antara 60-100 mm.
Dihitung dengan persamaan :
Q = (rata-rata jumlah BK / rata-rata jumlah BB) X 100%

Berdasarkan skema tersebut, Schmidt-Ferguson menggolongkan iklim di Indonesia


menjadi 8 (delapan) yaitu:
Dari persamaan tersebut dapat digolongkan iklim sebagai berikut :
A = sangat basah
B = basah
C = agak basah
D = sedang
E = agak kering
F = kering
G = sangat kering
H = luar biasa kering

Sering disebut Q model karena didasarkan atas nilai indeks nilai Q yang
nilainya perbandingan rata-rata bulan kering dengan bulan basah
Bulan Data Curah Hujan (mm) jumlah Rata - keterangan
rata
2014 2015 2016 2017 2018
Januari 61,28 16,2 14,6 490 210 792,08 158,41 BL
Februari 45,52 17,9 27,06 550 450 1.090,48 218,09 BB
Maret 75,47 18,4 19,92 410 380 903,79 180,75 BL
April 45,48 15,5 13,3 430 250 754,28 150,85 BL
Mei 28,91 17,1 16,21 300 - 362,22 72,44 BK
Juni 79,34 9,3 11,98 250 40 290 58 BK
Juli 21,83 - 12,22 300 - 334,05 66,81 BK
Agustus 4,00 - 7,11 - - 11,11 2,22 BK
Septembe - - 10,69 390 - 400,69 80,13 BK
r
Oktober - - 27,71 400 - 427,71 85,54 BK
November 29,14 11,4 9,75 600 250 900,29 190,05 BL
Desember 59,59 15,9 16,99 490 210 792,39 158,47 BL
Tabel curah hujan wilayah sidoarjo
Hasil :

NO. Tahun Bulan basah Bulan kering Bulan


lembab
1. 2014 - 7 3
2. 2015 - 8 -
3. 2016 - 12 -
4. 2017 11 - -
5. 2018 6 1 -
RATA- RATA 3.4 5.6 0.6

5.6
Q= x 100 %
3.4
= 164.7 %
Termasuk iklim tipe E ( 100< Q< 167) / agak kering (wilayah sidoarjo)
 Klasifikasi iklim Oldeman
Dasar klasifikasi agriklimat ialah kriteria bulan basah dan bulan kering, bulan basah (BB)
ialah bulan dengan curah hujan sama atau lebih besar 200 mm. bulan kering (BK) ialah
bulan dengan curah hujan lebih kecil 100 mm. kriteria penentuan BB dan BK didasarkan
Penggolongan menitikberatkan kepada bulan basah. Oldeman mengemukakan 5 zona
utama bulan basah yaitu:

1. Zona A, bulan basah (BB) lebih dari; 9x berturut-turut


2. Zona B, bulan basah (BB) 7-9 x berturut-turut
3. Zona C bulan basah (BB) 5-6 x berturut-turut
4. Zona D bulan basah (BB) 3-4 x berturut-turut
5. Zona E bulan basah (BB) < 3 x berturut-turut

  Zona Oldeman

  Zona A1, A2 Sesuai untuk budidaya padi terus-menerus namun produksi nya rendah
karena kerapatan fluks matahari sepanjang tahun.
 Zona B1 Sesuai dengan perencanaan awam musim tanam yang baik dilakukan di musim
kemarau.
 Zona B2 Dapat dibudidayakan setahun sekali dengan varitas umur yang pendek
 Zona C1 Budidaya padi dua kali dalam satu tahun nya.
 Zona C2, C3, C4 Namun tanam palawija harus hati-hati karena jatuh di musim kering.
 Zona D1 umur yang pendek dengan panen yang sesuai
 Zona D2, D3, D4 Memungkinkan sekali tanam palawija, tergantung dari kestabilan
irigasi.
 Zona E Wilayah ini sangat kering dan tandus karena tidak adanya hujan.

Hasil :
Bulan Data Curah Hujan (mm) jumlah Rata - keterangan
rata
2014 2015 2016 2017 2018
Januari 61,28 16,2 14,6 490 210 792,08 158,41 BL
Februari 45,52 17,9 27,06 550 450 1.090,48 218,09 BB
Maret 75,47 18,4 19,92 410 380 903,79 180,75 BL
April 45,48 15,5 13,3 430 250 754,28 150,85 BL
Mei 28,91 17,1 16,21 300 - 362,22 72,44 BK
Juni 79,34 9,3 11,98 250 40 290 58 BK
Juli 21,83 - 12,22 300 - 334,05 66,81 BK
Agustus 4,00 - 7,11 - - 11,11 2,22 BK
Septembe - - 10,69 390 - 400,69 80,13 BK
r
Oktober - - 27,71 400 - 427,71 85,54 BK
November 29,14 11,4 9,75 600 250 900,29 190,05 BL
Desember 59,59 15,9 16,99 490 210 792,39 158,47 BL
Dari hasil penggolongan bulan basah wilayah sidoarjo menurut klasifikasi oldeman
termasuk dalam zona E / sangat kering.

Anda mungkin juga menyukai