Anda di halaman 1dari 35

PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

LAMPIRAN 1
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 1- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
Rona lingkungan hidup awal adalah kondisi komponen geofisik-kimia,
biologi, sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan masyarakat sebelum
adanya kegiatan proyek yang diprediksi dapat mengalami perubahan dan
atau memberikan dampak langsung maupun dampak ikutan terhadap
lingkungan hidup. Rencana Kegiatan Pembangunan Pusat Perbelanjaan
Jiku Rumah Tiga Di Desa Rumahtiga Kecamatan teluk Ambon tentunya
juga akan memberikan dampak terhadap lingkungan hidup. Untuk itu,
pengumpulan data/informasi perlu dilakukan untuk menggambarkan
kondisi awal lingkungan hidup sebelum adanya kegiatan dimaksud.
Data/informasi dari berbagai komponen lingkungan tersebut terdiri
dari data primer yang diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran
langsung di lapangan dan foto-foto, serta data sekunder yang
dikumpulkan dari dokumen penelitian terdahulu, BPS serta Dinas dan
Institusi yang relevan atau studi literatur. Data yang telah terkumpul
kemudian ditabulasi, diolah, dianalisis dan diinterpretasi.

A. Komponen Fisik-Kimia
A.1. Iklim
Lokasi studi memiliki iklim laut tropis yang sangat kuat
dipengaruhi oleh massa udara maritim Laut Banda yang cukup luas.
Secara geografis, lokasi studi terletak di Pulau Ambon bagian selatan.
Wilayah yang terletak di bagian selatan garis khatulistiwa ini masuk ke
dalam pengaruh kawasan Pasifik dan Benua Asia di bagian utara serta
kawasan Samudera Indonesia dan Benua Australia di bagian selatan.
Secara astronomis lokasi studi terletak sekitar 03032’ – 03034’ Lintang
Selatan dan 128007’ – 128018 Bujur Timur. Posisi ini menempatkan
wilayah ini sebagai salah satu wilayah/zone pertemuan angin yang
bertiup dari belahan bumi utara dengan angin dari belahan bumi selatan
yang dikenal sebagai zone konvergensi intertropik (inter-tropical
corvergency zone, ITCZ).
Secara global, selama periode Oktober-Maret angin Pasat Timur
Laut dari daerah subtropis lintang utara (Lautan Pasifik dan Asia) yang
lembab dan panas bertiup secara dominan dan konvergen menuju daerah
tropis dan ketika melewati khatulistiwa akan berubah arah menjadi barat
laut atau angin baratan (westerly wind) menuju bagian selatan
khatulistiwa; termasuk Pulau Ambon. Selama periode ini hujan yang
tercurah di Pulau Ambon relatif kurang.
Sebaliknya, selama periode April-September bertiup angin Passat
Tenggara atau angin timuran (easterly wind) yang dingin dan relatif
kering dari daerah subtropis lintang selatan (Benua Australia) menuju
daerah tropis. Angin ini tidak banyak mengandung uap air untuk
dikondensasikan sebagai hujan, sehingga wilayah-wilayah yang

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 2- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
dilewatinya seperti pulau-pulau di bagian selatan wilayah Maluku kurang
mendapat curah hujan. Selanjutnya, dalam perjalanannya melewati Laut
Banda yang cukup luas, angin ini mengangkut massa air yang cukup
besar untuk dikondensasikan menjadi hujan dan akan jatuh pada
wilayah-wilayah yang dilewatinya, termasuk lokasi studi (Pulau Ambon).
Selama periode ini (terutama pada bulan Mei s.d Agustus) curah hujan
cukup tinggi di Pulau Ambon.
Pola iklim di lokasi studi adalah pola hujan lokal (Gambar Lamp 1),
yaitu pola hujan yang terbalik dengan pola monsunal. Berdasarkan data
curah hujan bulanan, musim hujan berlangsung dalam periode Mei –
Agustus dan musim kering berlangsung dalam periode November –
Februari. Bulan Maret-April dan September-Oktober merupakan periode
peralihan/transisi (pancaroba) antara kedua musim tersebut; yaitu bulan
Maret-April merupakan periode peralihan dari musim kering ke musim
hujan dan bulan September-Oktober merupakan periode peralihan dari
musim hujan ke musim kering.
Berdasarkan sistem klasifikasi iklim yang dibuat oleh Schmidt-
Ferguson (1951), lokasi studi termasuk dalam Tipe Iklim A, yaitu daerah
sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropik (nilai Q = 10,08%); yang
dicirikan oleh rata-rata bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan)
selama 1,00 bulan dan rata-rata bulan basah (curah hujan > 100
mm/bulan) selama 9,92 bulan. Selanjutnya menurut sistem klasifikasi
iklim yang dibuat oleh Oldeman (1975), lokasi studi memiliki Tipe Iklim C1,
yang dicirikan oleh banyaknya bulan basah (curah hujan > 200
mm/bulan) selama 6 bulan berturut-turut (April – September) dan hanya
1 bulan kering (curah hujan < 100 mm/bulan) pada bulan November,
dengan panjang periode pertumbuhan tanaman selama 11 bulan
(Desember – Oktober).

900

800

700
Curah Hujan

600

500

400

300

200

100

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Gambar Lamp 1. Pola curah hujan di lokasi studi

Informasi kondisi iklim (hujan, suhu udara, kelembaban udara,


penyinaran surya, dan angin) untuk lokasi studi penting untuk diketahui

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 3- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
bagi prakiraan besaran dampak maupun bagi perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan pembangunan di suatu wilayah. Untuk
menggambarkan kondisi iklim lokasi studi digunakan data klimatologi 15
tahun terakhir periode 2006 - 2020 dari Stasiun Meteorologi Pattimura
Ambon, dimana hasil analisisnya seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut ini:
Tabel Lamp 1. Kondisi iklim bulanan di lokasi studi
Curah Hari Suhu Udara (ºC) Lama Angin
Kelembaban
Bulan Hujan Hujan Penyinaran Kec.rata. Arah Kec.Maks. Arah
Rata. Maks. Min. Udara (%)
(mm) (hari) (%) (knot) (º) (knot) (º)
Januari 193 20 27,4 31,8 24,1 81 58 4 350 30 250
Februari 133 17 27,3 31,8 24,0 81 63 4 350 27 220
Maret 138 17 27,2 31,7 24,0 82 65 4 350 24 240
April 206 21 26,9 31,1 24,1 85 62 4 350 32 250
Mei 540 25 26,5 30,3 24,0 88 53 4 350 18 80
Juni 774 26 25,7 28,7 23,7 89 31 4 350 22 50
Juli 681 27 25,3 27,9 23,5 88 29 5 150 22 80
Agustus 418 24 25,2 28,0 23,0 87 40 5 150 19 130
Septmber 306 17 25,6 29,1 23,1 86 51 4 150 16 130
Oktober 157 14 26,6 30,4 23,7 84 72 4 300 19 150
November 74 12 27,8 31,7 24,0 82 79 4 300 25 230
Desember 152 19 27,6 32,1 24,1 81 61 4 350 26 260
Setahun 3.770 240 26,6 30,4 23,8 84,6 55,4 4
Sumber: diolah dari data klimatologi Stasiun Meteorologi Pattimura
Ambon periode 2006-2020

A.2. Curah hujan dan hari hujan


Hasil analisis data seri curah hujan (CH) bulanan periode 2006–
2020 menunjukkan bahwa curah hujan tahunan di lokasi studi berkisar
antara yang paling rendah 2.008 mm pada tahun 2009 hingga yang
paling tinggi 5.711 mm pada tahun 2008 dengan nilai rata-rata tahunan
3.770 mm (Gambar Lamp 2).

6000 5711
Curah Hujan (mm)

5000

4000 3770

3000

2000 2008
1000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Series_CH CH_Rataan

Gambar Lamp 2. Distribusi curah hujan tahunan di lokasi studi


periode 2006-2020

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 4- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
Curah hujan tertinggi di lokasi studi berlangsung dalam bulan Juni-
Juli sebesar 681 - 774 mm dan terendah berlangsung dalam bulan
November sebesar 74 mm. Jumlah hari hujan di lokasi studi rata-rata
240 hari per tahun. Sama halnya dengan curah hujan, jumlah hari hujan
tertinggi berlangsung dalam bulan Juni-Juli selama 25-26 hari dan
terendah berlangsung dalam bulan November selama 12 hari. Selama
musim hujan (Mei s.d Agustus) jumlah hari hujan setiap bulannya
berkisar antara 24 s.d 27 hari, dan selama periode musim kering
(November s.d Februari) jumlah hari hujan setiap bulannya berkisar
antara 12 s.d 20 hari (data Tabel Lamp 1). Secara grafis, kondisi bulanan
curah hujan dan hari hujan rata-rata di lokasi studi seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut:
900 27 30
800
774
25
700
Curah Hujan (mm)

Hari Hujan (hari)


600 20
500
15
400 12
300 10
200
5
100
74
0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Hari Hujan Curah Hujan

Gambar Lamp 3. Kondisi bulanan curah hujan dan hari hujan


di lokasi studi

A.3. Suhu udara


Data pada Tabel Lamp 1 sebelumnya menunjukkan bahwa rata-rata
suhu udara harian di lokasi studi berkisar antara yang paling rendah
25,2 - 25,30C pada bulan Juli dan Agustus hingga tertinggi 27,6 - 27,80C
pada bulan November dan Desember dengan nilai tahunan 26,6 0C. Suhu
udara rata-rata maksimum berkisar antara 27,90C pada bulan Juli hingga
32,1°C pada bulan Desember dengan nilai tahunan 30,4°C. Rata-rata
suhu udara minimum tiap bulannya berkisar antara 23,0 0C pada bulan
Agustus hingga 24,1°C pada bulan Desember, Januari dan April dengan
nilai tahunan 23,8°C.
Mencermati data series suhu udara bulanan periode 2006-2020,
nampak bahwa suhu udara maksimum tertinggi yang pernah terjadi di
lokasi studi berlangsung dalam bulan November 2017 sebesar 34,3 0C,
sedangkan suhu udara minimum terendah yang pernah terjadi
berlangsung dalam bulan September 2019 sebesar 19,80C. Secara grafis

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 5- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
kondisi suhu udara bulanan pada kondisi rata-rata, maksimum, dan
minimum disajikan pada gambar berikut ini:

35.0
Suhu Udara (0C)
32.1

30.0
27.8

25.0 25.3

23.0
20.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Suhu_Minimum Suhu_Maksimum Suhu_Rataan

Gambar Lamp 4. Kondisi bulanan suhu udara di lokasi studi

A.4. Kelembaban udara dan lama penyinaran surya


Kelembaban nisbi udara (relative humidity) bulanan rata-rata di
lokasi studi (data Tabel Lamp 1 sebelumnya) berkisar antara yang paling
rendah dalam bulan Desember, Januari dan Fenruari sebesar 81% hingga
tertinggi dalam bulan Juni sebesar 89%. Secara umum, kondisi
kelembaban udara ini berkorelasi positif dengan curah hujan. Selama
musim hujan kelembaban nisbi udara biasanya tinggi dengan kisaran 87
s.d 89%, dan selama musim kemarau kelembaban nisbi udara biasanya
rendah dengan kisaran 81 s.d 82% dengan nilai rata-rata tahunan 84,6%.

90 90
89
79 80
88
Kelembaban Udara (%)

70
Lama Penyinaran ( % )

86 60

50
84
40

82 81 30
29
20
80
10

78 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kelembaban Udara Lama Penyinaran

Gambar Lamp 5. Kondisi bulanan kelembaban udara dan lama


penyinaran surya di lokasi studi

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 6- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
Hasil perhitungan (data Tabel Lamp 1 sebelumnya) menunjukkan
bahwa lamanya surya bercahaya cerah di lokasi studi berkisar dari yang
terendah pada bulan Juli sebesar 29% ketika curah hujan maksimum
hingga tertinggi pada bulan November sebesar 79% ketika curah hujan
minimum. Selama periode musim hujan lama penyinaran rendah (rata-
rata 39%) akibat persentase penutupan awan yang tinggi, sebaliknya
selama periode musim kemarau lama penyinaran relatif tinggi (rata-rata
65%) karena langit umumnya cerah. Gambar Lamp 5 memperlihatkan
kondisi bulanan kelembaban nisbi udara dan lama penyinaran surya di
lokasi studi.

A.5. Angin
Secara global kondisi angin di lokasi studi sangat dipengaruhi oleh
sirkulasi umum angin moonson serta pengaruh lokal; yaitu posisi
geografis dan topofisiografi Pulau Ambon. Kondisi bulanan kecepatan dan
arah angin di lokasi studi seperti yang sudah ditunjukkan pada Tabel
Lamp 1 sebelumnya. Kecepatan angin rata-rata di lokasi studi berkisar
antara 4 – 5 knot; dominannya dari tiga arah, yaitu (i) 350º pada bulan
Desember s.d Juni, (ii) 300º pada bulan Oktober-November, dan (ii) 150º
pada bulan Juli s.d Agustus. Kondisi arah angin pada kecepatan
maksimum di lokasi studi seperti yang disajikan pada gambar berikut:

UTARA
UBL UTL
1

0.9

BL TL
0.8

0.7

0.6

0.5

BBL 0.4

0.3
TTL
0.2

0.1

BARAT 0

TIMUR

BBD TTG

BD TG
SBD STG
SELATAN
Nov s.d Apr Mei - Juli Ags s.d Okt

Gambar Lamp 6. Arah angin pada kecepatan maksimum di lokasi studi

A.6. Kualitas Udara dan Kebisingan


Pengukuran kualitas udara di lokasi studi dimaksudkan untuk
untuk mengetahui konsentrasi gas-gas dan debu di dalam udara yang
diakibatkan oleh adanya kegiatan Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku
Rumah Tiga di Desa Rumahtiga. Pengukuran kualitas udara dilakukan
pada 2 (dua) lokasi sampling di wilayah studi. Parameter kualitas udara

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 7- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
selanjutnya dianalisis di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon dan disajikan
dalam Tabel Lamp 2 berikut.

Tabel Lamp 2. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien & Kebisingan


di Lokasi Studi
Pembangunan
Pusat
Baku Perbelanjaan
No Parameter Satuan
Mutu Jiku Rumah
Tiga
ST-01 ST-02
FISIKA
1. Suhu Udara 0C - 31,9 39,2
2. Kelembaban Udara %RH - 70,8 61
3. Kecepatan Angin m/s - 0,1-3,7 0,1-1,2
4. Kebisingan dBA 55-70 59,6 57,7
5. Tekanan Udara mmHg 757,7 756,6
UDARA AMBIEN
1. NO2 (Nitrit) µg/Nm3 200 9,55 9,55
2. SO2 (Sulfur Dioksida) µg/Nm3 150 <1,63 <1,63
3. Amonia NH3 µg/Nm3 2 <0,04 <0,04
TSP (Partikulat ppm 76,13 76,13
4. 230
Debu)
Carbon Monoksida 0 0
5. µg/Nm3 10.000
(CO)
6. O3 (Ozon) µg/Nm3 150 98,81 98,81

Sumber: Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan


Pengendalian Penyakit Kelas II, 2022
Keterangan:
ST-01=Area Pembangunan
ST-02=Pemukiman Warga Rumahtiga.

Hasil pengukuran kualitas udara di wilayah studi sebagaimana


tertera dalam Tabel Lamp 2 menunjukkan bahwa semua parameter
kualitas udara tidak melampaui baku mutu lingkungan sesuai lampiran 7
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang Baku Mutu Udara
Ambien. Hal ini mengindikasikan kualitas udara di wilayah kegiatan
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa Rumahtiga
masih berada dalam batas baku mutu lingkungan yang diperkenankan.
Grafik kualitas udara Ambien tiap parameter dapat dilihat dalam Gambar
Lamp 7 sedangkan pengukuran kualitas udara ambien di wilayah studi
dapat dilihat pada Gambar Lamp 8.

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 8- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Gambar Lamp 7. Grafik Kualitas Udara Ambien di Lokasi


Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga

Gambar Lamp 8. Pengukuran Kualitas Udara Ambien di Lokasi


Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 9- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
Terkait dengan kebisingan, dampak ini juga diprakirakan timbul
akibat adanya usaha dan/atau kegiatan dan menjadi penting untuk
diketahui kondisinya di area Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku
Rumah Tiga di Desa Rumahtiga. Hasil pengukuran lapangan (tabel Lamp
2) menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kebisingan di lokasi kegiatan
sesuai data 57,7 – 59,6 dB. Sebaran nilai tingkat kebisingan di lokasi
pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kebisingan di lokasi
studi masih berada di bawah ambang batas baku mutu lingkungan hidup
sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
Kep-48/MenLH/10/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan (industri < 70
dB atau pemukiman < 55 dB).

A.7. Geologi
Geologi merupakan karakteristik biofisik yang penting untuk
memahami ekologi kepulauan. Proses-proses yang dialami dalam
pembentukan pulau-pulau sampai sekarang masih terjadi, sangat
mempengaruhi posisi, ukuran dan bentuk pulau. Kondisi geologi dalam
interaksinya dengan iklim, mempengaruhi pembentukan tanah dan
berperan penting dalam distribusi tumbuhan dan binatang di pulau-
pulau yang berada di Maluku. Kebanyakan pulau-pulau di Maluku
berumur satu sampai lima belas juta tahun, dan berbagai kekuatan
geologi yang membentuk pulau-pulau ini masih sangat kuat (Monk dkk,
2000; Ririhena, 2015).
Adapun secara geologi, kedudukan Pembangunan Pusat
Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa Rumahtiga secara administratif
berada pada Desa/Negeri Rumahtiga. Jika dilihat dari Peta Geologi
(Gambar Lamp 9), lokasi ini berada pada formasi geologi alluvium.
Formasi alluvium merupakan bentuk lahan yang terdapat diantara
daerah pantai dan daerah perbukitan. Formasi alluvium merupakan
bahan induk yang menyusun daerah ini dengan asosiasi jenis tanah
seperti Alluvial, Regosol, Rendsina, dan Kombisol.
Tanah Aluvial tersebar pada daerah-daerah bertopografi datar
terutama di pusat kota Ambon, Desa Passo, dan Poka. Aluvial
berkembang dari bahan induk alluvium muda mempunyai susunan
berlapis atau kadar C-Organik tidak teratur, dan yang tidak
mempunyai horizon diagnostic kecuali tertimbun oleh 50 cm atau lebih
bahan baru selain horizon Agrik, dengan kadar fraksi pasir < 60% pada
kedalaman 25 cm sampai 100 cm dari permukaan tanah. Tanah ini
memiliki solum sedang sampai dalam, dengan tekstur sedang dan
ber-drainase agak buruk, berasosiasi dengan Regosol, Kambisol, dan
Rendzina. Vegetasi umumnya didominasi oleh kelapa dan tanaman
campuran.

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 10- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2
A.8. Topografi
Mengacu kepada Jacob (2009) yang dikutip oleh Ririhena (2015),
terdapat enam kelas kemiringan lereng di Pulau Ambon, yaitu: datar (0-
3%); landai (3-8%); bergelombang (8-15%); agak curam (15-30%); curam
(30-45%) dan lereng lebih besar dari 45% (sangat curam). Selanjutnya
dikatakan bahwa Pulau Ambon didominasi oleh kelas lereng 30 -45%
seluas 21.559 ha (28.33%); lereng 15-30% seluas 21.465 ha (28.21%);
kemudian lereng 8-15% seluas 12.603 ha (16.56%); lereng >45% seluas
7.776 (10.22%); lereng 3-8% seluas 7.247 ha (9.53%); dan terendah
adalah kelas lereng 0-3% seluas 5.449 ha (7.16%). Topografi Pulau
Ambon didominasi oleh lereng lebih besar dari 30% seluas 29.335 ha
(38.55%), sedangkan lereng 0-3% (datar) hanya 5.449 ha (7.16%)
Lereng datar umunya tersebar secara tidak merata dalam luasan
yang sempit dan dekat dengan daerah pesisir. Pertumbuhan penduduk
yang makin tinggi serta aktivitas pembangunan yang makin tinggi
memaksa penggunaan lahan di sepanjang pesisir Kota Ambon untuk
berbagai tujuan seperti daerah pemukiman, pasar, pelabuhan,
perkantoran serta berbagai fasilitas umum. Fenomena ini dipastikan
akan mempengaruhi keadaan ekosistem pesisir di perairan teluk Ambon.
Berdasarkan karakteristiknya, maka wilayah studi (Pembangunan Pusat
Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa Rumahtiga) berada pada
ketinggian 0 – 10 m dpl (Gambar Lamp 10).

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 11- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Gambar Lamp 9. Wilayah Studi Dalam Peta Geologi Kota Ambon

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 12- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Gambar Lamp 10. Wilayah Studi Dalam Peta Topgrafi Kota Ambon

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 13- LAMP 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

A.9. Hidrologi

Kualitas Air Bersih

Untuk mengetahui kualitas air tanah (sumur Bor) yang


dimanfaatkan sebagai sumber air bersih di dalam dan sekitar lokasi
kegiatan Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa
Rumahtiga, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air tanah
sumur bor. Hasil analisis laboratorium kualitas air tanah pada lokasi
di wilayah studi seperti yang disajikan pada Tabel Lamp 3. Cara
penentuan kualitas air tanah mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum.
Berdasarkan hasil analisis kualitas air tanah pada Tabel 3 dan
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.32 Tahun
2017 terlihat bahwa tidak ada parameter kualitas air (baik fisik, kimia
maupun biologi) yang melebihi ambang batas baku mutu.

Tabel Lamp 3. Hasil Analisis Labaroratorium Kualitas Air Tanah


Persyaratan Kualitas Lokasi
Baku Kegiatan
No Parameter Satuan
Mutu*)
A FISIKA
- Tidak Tidak berbau
1 Bau
berbau
Jumlah zat padat mg/L 15,07
2 1000
terlarut (TDS)
3 Kekeruhan NTU 25 0,08
- Tidak Tidak berasa
4 Rasa
berasa
o C Suhu udara 25,3
5 Suhu
±3
B KIMIA
B.1 KIMIA ANORGANIK
1 Besi mg/l 1 <0,0313
2 Detergent mg/l 0,05 0,0144
3 Kesadahan sebagai 210
mg/l 500
CaCO3
4 Nitrit sebagai NO2 mg/l 1 <0,0017
5 Nitrat sebagai NO3 mg/l 10 <0,003
6 PH mg/l 6,5-8,5 6,67
7 KMnO4 mg/l 10 2,844
8 Mangan mg/l 0,5 <0.0350
9 Seng mg/l 15 <0.0330

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 14 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

10 Sulfat mg/l 400 8,3671


C MIKROBIOLOGI
MPN/100 <1,8
1. Total Koliform 50
ml
MPN/100 <1,8
2. E-coli 0
ml
Keterangan :
*) PERMENKES No. 32 Tahun 2017

Kualitas Air Laut


Untuk mengetahui kualitas air laut diperairan sekitar kegiatan
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa Rumahtiga,
maka dilakukan pengujian laboratorium terhadap sampel. Cara
pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air laut berpedoman
pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Hasil analisis laboratorium kualitas air laut di lokasi studi disajikan
pada berikut.
Tabel Lamp 4. Hasil Analisis Labaroratorium Kualitas Laut
Persyaratan Kualitas Lokasi
Depan
No. Parameter Baku
Satuan Lokasi
Mutu*)
Kegiatan
A FISIKA
1. Kekeruhan NTU 5 0,12
2. Bau mg/l Alami Tak Berbau
3. Suhu o C Alami 25,1
B KIMIA
1. BOD mg/l 20 1,60
2. DO mg/l >5 7,5
3. Ortofosfat mg/l 0,015 <0,0081
4. Seng mg/l 0,05 <0,0078
5. Detergent mg/l 1 0,0653
12. Minyak Lemak mg/l 1 0,024
13. Salinitas % Alami 32,3
14. Amoniak mg/l 0,3 0,1109
15. PH mg/l 7-8,5 5,314
16. TSS mg/l 20 9
C. MIKROBIOLOGI
MPN/100
1. Total Koliform 1000 >16.000
ml
Keterangan :
*) PP RI No.22 Tahun 2021
* Melebihi Baku Mutu

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 15 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Gambar Lamp 11. Pengambilan Sampel Air Tanah dan Air Laut

Berdasarkan hasil uji, terlihat bahwa terdapat 1 parameter kimia


kualitas air laut yaitu PH yang tidak memenuhi syarat baku mutu.
Selain itu parameter mikrobiolog kualitas air laut yaitu Total Koliform
juga tidak memenuhi syarat baku mutu. Diduga hal ini disebabkan
aktifitas pasar tradisional Rumahtiga yang ada tanpa proses-proses
pengolahan limbah seperti tidak adanya bidang resapan yang
menyebabkan hal itu dapat terjadi.

A.9. Transportasi
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai
peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial
dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antardaerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan
nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional,
serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional (UU no. 38 tahun 2004 ).
Jalan utama menuju kegiatan Pembangunan Pusat
Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa Rumahtiga adalah jalan Mr.Chr
Soplanit. Jalan ini membujur kurang lebih 2 Km dan merupakan akses
menuju dan menghubungkan tempat-tempat strategis seperti Kampus
Universitas Pattimura Poka ataupun Jembatan Merah Putih, dan
Kampus Politeknik Negeri Ambon. Pengamatan dilakukan selama 1 jam
pada waktu jam 9-10 WIT, dengan pertimbangan jam sibuk. Hasil
pengamatan terhadap moda transportasi yang melewati ruas jalan ke
arah lokasi studi (berdasarkan klasifikasi umum kendaraan, terdiri
dari, kendaraan ringan (LV) [kendaraan bermotor ber-as dua dengan 4
roda dengan jarak as 2 – 3m, meliputi: mobil penumpang, sedan,
mikrobis, pick-up, dan truk kecil], kendaraan berat (HV) [kendaraan
bermotor dengan lebih dari 4 roda, meliputi : bis, truk 2 as, truk 3 as,

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 16 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

dan truk kombinasi], sepeda motor (MC) [kendaraan bermotor dengan


dua atau tiga roda, meliputi: sepeda motor .
Berdasarkan hasil observasi terhadap arus lalu lintas pada ruas
Jalan Mr.Chr Soplanit, dapat dijelaskan bahwa jenis kendaraan yang
mendominasi pada ruas ini pada arah JMP-Desa Rumahtiga-Wailela
adalah jenis kendaraan sepeda motor (MC) dengan persentase arus
kendaraan sebesar 57%; kemudian diikuti dengan jenis kendaraan
ringan (LV) dengan persentase arus kendaraan sebesar 40%; dan
kendaraan berat (HV) dengan persentase arus lalu lintas sebesar 3%
dengan volume kendaraan 62 SKR/Jam. Jenis kendaraan yang
mendominasi pada Wailela-Desa Rumahtiga-JMP juga adalah jenis
kendaraan sepeda motor (MC) dengan persentase arus kendaraan
sebesar 62%; kemudian diikuti dengan jenis kendaraan ringan (LV)
dengan persentase arus kendaraan sebesar 33%; dan kendaraan berat
(HV) dengan persentase arus lalu lintas sebesar 5, dengan volume
kendaraan 66 SKR/Jam.

(a) Arah JMP-RT3-Wailela (b) Arah Wailela-RT3 JMP

Gambar Lamp 12. Komposisi Lalu Lintas di Ir M Putuhena

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dapat dijelaskan


pula bahwa kecepatan rata-rata yang dapat di tempuh oleh kendaraan
pada ruas Jalan ini adalah sebagai berikut : kecepatan rata-rata
kendaraan LV adalah 35 km/jam; kecepatan rata-rata kendaraan HV
adalah 25 km/jam; dan kecepatan rata-rata kendaraan MC adalah 25
km/jam.

B. Komponen Biologi

B.1. Vegetasi
Pengetahuan mengenai sebaran jenis spesies bermanfaat untuk
mengetahui keragaman vegetasi di suatu areal dan pengambilan
keputusan tentang program konservasi atau pelestarian. Hal ini
berhubungan erat dengan kestabilan komunitas terhadap adanya

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 17 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

gangguan yang dihadapinya baik sekarang maupun yang akan datang


akibat hadirnya suatu kegiatan.
Survei terhadap vegetasi dan satwa dilakukan pada area lokasi
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa
Rumahtiga. Hasil survei menunjukkan terdapat 2 jenis vegetasi yang
tersebar dilokasi studi tersebut. Umumnya jenis-jenis yang ditemukan
merupakan jenis tanaman budidaya dan didominasi oleh alang-alang
dan pisang.

Tabel Lamp 5.Komposisi jenis flora penyusun vegetasi di lokasi studi


No Jenis Spesies
A. Tanaman Bawah
1 Alang-Alang Imperata cylindrica
2 Putri Malu Mimosa pudica
B. Tanaman Atas (Pohon)
1 Pisang Musa

2. Kelapa Cocus nucifera


3. Bintanggur Callophyllum inophyllum

.
Gambar Lamp 13. Kenampakan Vegetasi di Dalam Lokasi Kegiatan

B.2. Satwa
Sebagai penyempurna mata rantai ekosistem bumi dan
lenyapnya satu spesies dari rantai satwa liar yang mempengaruhi
eksistensi satwa-satwa lainnya, maka keberlangsungan kehidupan
satwa liar harus dijaga sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu,
perubahan terhadap lingkungan akibat adanya usaha dan/atau
kegiatan yang mengganggu atau meniadakan habitatnya berdampak
pada ketidakseimbangan ekosistem di alam.

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 18 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Hasil pengamatan di wilayah studi maupun hasil komunikasi


interpersonal dengan penduduk setempat, didapati beberapa jenis
antara lain burung gereja (Passer domesticus), burung walet (Apodidae),
burung tekukur (Spilopelia chinensis), Capung (Anisoptera spp) dan,
Kupu-kupu (Rhopalocera spp).

C. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


C1.Sosial Ekonomi
Kegiatan Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di
Desa Rumahtiga diharapkan dapat mendukung kawasan tersebut
sebagai kawasan perbelanjaan sebagai penunjang aktifitas pemukiman.
Sehingga dengan adanya kegiatan dapat menunjang kegiatan
perekonomian dan kegiatan-kegiatan lain yang nantinya mendapat
dampak multiplier efek dari keberadaannya. Hal lain yang paling
penting dari keberadaan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa
Rumahtiga ini nantinya adalah peningkatan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat disekitar kawasan, dan masyarakat kota Ambon
pada umumnya.

Penduduk dan Angkatan Kerja


Wilayah studi untuk kegiatan Pembangunan Pusat Perbelanjaan
Jiku Rumah Tiga berada desa Rumahtiga yang berada di wilayah
kecamatan Teluk Ambon. Berdasarkan data statistik tahun 2020,
kecamatan teluk ambon memiliki jumlah penduduk sebanyak 43.363
jiwa. Gambaran lengkap tentang jumlah penduduk dan persentase
penduduk di kecamatan Teluk Ambon dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Lamp 6.Jumlah dan Perbandingan Seks Rasio


Penduduk di Lokasi Studi

Rasio Kepadatan
Luas Jumlah Laki-
Negeri Presentasi Perempuan jenis penduduk
(Km2) Penduduk laki
kelamin per km2

Kecamatan Teluk Ambon

Laha 17,00 5.590 12,89 2.889 2.701 107


328,82
Tawiri 5,68 5.526 12,74 2.787 2.739 102
972,88
Hative
30,00 5.792 13,36 2.923 2.869 102
Besar 193,06

Wayame 7,50 6.213 14,33 3.173 3.040 104


828,40
Rumah
28,39 9.939 22,92 5.038 4.901 103
Tiga 350,08
Kel. Tihu 0,33 1.444 3,33 727 717 101
4.375,70

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 19 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Poka 2,78 5.547 12,79 2.754 2.793 99


1.995,30
Hunuth/DP 2,00 3.312 7,64 1.701 1.611 106
1.656,00
Total 93,68 43.363 100 21.992 21.371 103
462,88
Sumber: Kecamatan Teluk Ambon dalam Angka, 2021

Desa yang menjdi lokasi Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku


Rumah Tiga di Desa Rumahtiga adalah Desa Rumahtiga kecamatan
Teluk Ambon. Desa Rumah Tiga dengan luas wilayah sebesar 28,39
Km2, dihuni penduduk dengan jumlah yang tercatan sampai dengan
tahun 2020 adalah sebanyak 9.939 jiwa yang terdiri dari 5.038 laki-laki
dan 4.901 perempuan, dengan kepadatan penduduk 350,08 jiwa/km2.
Sex ratio pada Desa Rumah Tiga adalah 103, artinya bahwa setiap 103
laki-laki di Desa Rumah Tiga akan diperhadapkan dengan 100
perempuan.
Dari segi tenaga kerja kegiatan Pembangunan Pusat
Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di Desa Rumahtiga masuk dalam
Wilayah Administrasi Kota Ambon sehingga untuk tenaga kerja dilihat
secara keseluruhan penduduk Kota Ambon. Berkaitan dengan tenaga
kerja masyarakat dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Batas usia kerja yang
berlaku di Indonesia adalah berumur 15-64 tahun. Adapun Jumlah
penduduk Kota Ambon pada tahun 2019 yang berusia 15 tahun ke
atas yang masuk dalam kategori usia kerja berdasarkan survei
angkatan kerja nasional adalah sebanyak 182.252 jiwa, sebagaimana
dilihat pada tabel berikut.

Tabel Lamp 7. Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Ambon


2019
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. 15 – 24 13.852 8.063 21.915
2. 25 – 54 82.173 56.894 139.067
3. 55+ 12.682 8.588 21.270
Jumlah 108.707 73.545 182.252
Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2020

Berdasarkan Tabel Lamp 8, terdapat 182.252 jiwa merupakan


angkatan kerja yamg bekerja. Tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki
mendominasi bursa tenaga kerja di Kota Ambon yaitu sebesar 108.707
jiwa. Tabel Lamp 8 dapat juga dilihat Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) penduduk Kota Ambon sebesar 58,72 persen. Artinya

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 20 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

setiap 100 penduduk Usia Kerja terdapat 58,72 penduduk yang


berpartisipasi dalam Angkatan Kerja. Lebih jelas mengenai penduduk
Berusia 15 Tahun Ke Atas yang bekerja menurut kelompok umur dan
jenis kelamin di Kota Ambon pada tahun 2019 akan ditunjukan pada
tabel berikut.
Tabel Lamp 8. Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis
Kelamin di Kota Ambon pada Tahun 2019
Laki-
Kegiatan Utama Perempuan Jumlah
Laki
1. Angkatan Kerja 122.200 85.711 207.911
- Bekerja 108.707 73.545 182.252
- Pengangguran Terbuka 13.493 12.166 25.659
2. Bukan Angkatan Kerja 52.037 93.211 146.148
- Sekolah 23.310 32.801 56.011
- Mengurus Rumah Tangga 16.130 53.026 69.156
3. Jumlah 175.237 178.922 354.059
4. Tingkat Partisipasi Angkatan
69,73 47,90 58,72
Kerja
5. Tingkat Pengangguran Terbuka 29,69 52,09 41,27
Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2020

Kependudukan wilayah studi jika dilihat dari bidang pekerjaan


tidak terlepas dari aspek ketenagakerjaan di Kota Ambon. Berdasarkan
data yang ada, didapati penduduk Kota Ambon pada tahun 2019 lebih
banyak bekerja di bidang Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
dengan presentasi 35,40% dengan jumlah 64.514 jiwa. Secara detail,
jumlah penduduk usia kerja Kota Ambon berdasarkan lapangan
pekerjaannya tahun 2019, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel Lamp 9. Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin


di Kota Ambon Tahun 2019
Lapangan Usaha Utama Laki-laki Perempuan Jumlah
Pertanian,Kehutanan, Perburuan, dan
3.705 639 4.344
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian - - -
Industri Pengolahan 5.333 8.713 14.046
Listrik, Gas, dan Air 207 280 487
Bangunan 11.076 266 11.342
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan
20.426 28.706 49.132
dan, Hotel
Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 25.249 1.888 27.137
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
8.513 2.737 11.250
Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
34.198 30.316 64.514
Perorangan
Jumlah 108.707 73.545 182.252
Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2020

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 21 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Kondisi Perekonomian
Aktivitas perekonomian di wilayah studi di kaji secara makro.
Jika di lihat secara makro lokasi studi masuk dalam wilayah kota
ambon sehingga dari aspek ekonomi dapat dilihat melalui transaksi
perdagangan dan kejadian ekonomi masyarakat kota ambon. Hal ini
tercermin dari kegiatan ekonomi masyarakat yang ditunjukan melalui
toko/kios, warung makan dan kegiatan perdagangan. Kondisi
perekonomian tersebut sangat erat hubungannya dengan kegiatan
sektor primer, antara lain: hasil-hasil perikanan dan pertanian; sektor
sekunder, seperti: perdagangan; dan sektor tersier (kegiatan jasa).
Usaha-usaha yang berkembang disekitar lokasi studi berupa: Ojek,
Warung/Rumah Makan, Pasar, fotocopy, Kost/Penginapan, Toko,
tanaman pertanian, peternakan dll.
Konstribusi masing-masing sektor tersebut berperan penting
terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ambon.
Sebagai perbandingan data yang digunakan tahun 2018-2020, di tahun
2020 kontribusi masing-masing sektor berfluktuatif namun secara
rata-rata kontribusi yang diberikan setiap sektor cenderung menurun
dari tahun 2019 sebesar -0.33 % terhadap PDRB kota Ambon.
Keseluruhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada Tahun
2020 adalah sebesar Rp. 10,192,380.00 lebih rendah dari Tahun 2019
yaitu sebesar Rp.10,398,471.62 atau mengalami penurunan sebesar
Rp. 206,091.62 atau -1,95%.

Gambar Lamp 14. Usaha-Usaha Yang Berkembang


disekitar Lokasi Studi

Tabel Lamp 10. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha dan presentasi
kontribusi Kota Ambon (juta rupiah), 2018-2020
LAPANGAN USAHA 2018 2019 2020
A Pertanian, Kehutanan, 509,415.46 519,818.16 526,070.00
dan Perikanan
B Pertambangan dan 26,553.23 28,313.10 27,810.00
Penggalian
C Industri Pengolahan 373,826.69 375,971.30 362,600.00

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 22 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

D Pengadaan Listrik, Gas 18,381.11 18,466.80 20,000.00


E Pengadaan Air, 83,516.96 87,731.41 88,730.00
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 468,237.91 499,283.51 499,180.00
G Perdagangan Besar dan 2,180,705.30 2,341,399.51 2,234,300.00
Eceran, dan Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan 1,000,798.80 1,043,660.89 900,590.00
Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi 292,470.87 305,208.75 278,010.00
dan Makan Minum
J Informasi dan 924,834.77 960,443.87 969,940.00
Komunikasi
K Jasa Keuangan dan 674,458.76 719,326.98 782,950.00
Asuransi
L Real Estate 29,031.12 29,471.22 29,420.00
M, N Jasa Perusahaan 187,481.80 195,930.71 194,230.00
O Administrasi 2,227,752.38 2,381,825.24 2,381,620.00
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 537,905.54 580,017.46 579,020.00
Q Jasa Kesehatan dan 100,520.79 106,610.85 116,610.00
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 191,493.09 204,991.87 201,290.00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL 9,827,384.59 10,398,471.62 10,192,380.00
BRUTO
Sumber: PDRB Kota Ambon Menurut Lapangan Usaha, 2018-2020

Agama dan Sarana Peribadatan


Masyarakat di Kecamatan Teluk Ambon terdiri dari berbagai
golongan agama, antara lain, Islam, Kristen Protestan, Katholik, Budha,
dan Hindu. Walau demikian kehidupan masyarakatnya memiliki
tingkat kerukunan dan toleransi yang sangat tinggi. Bahkan lebih dari
itu, berbagai kegiatan untuk menciptakan dan meningkatkan
kerukunan yang dinamis dan kerjasama aktif antar umat beragama
terus dilaksanakan.
Data Kota Ambon dalam Angka (2020) menunjukkan sarana
ibadah dan penganut agama yang ada di Kecamatan Teluk Ambon
terdiri atas: Agama Islam 19.838 jiwa dengan jumlah mesjid sebayak 39
unit; Agama Kristen Protestan 18.460 jiwa dengan jumlah gereja
sebayak 29 unit; Agama Kristen Katolik 3.131 jiwa dengan jumlah
gereja sebayak 2 unit; Agama Budha dengan 0 jiwa dengan jumlah
Pura sebanyak 0 unit; Agama Hindu 0 jiwa dengan jumlah wihara
sebayak 0 unit.

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 23 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Tabel Lamp 11. Jumlah Penganut dan Sarana Ibadah


di Wilayah Studi Tahun 2019
Sarana
No Agama Penganut Ibadah
1 Islam/ Mesjid 19.838 39
2 Kristen Protestan/ 18.460 29
Gereja
3 Kristen Katolik/ 3.131 2
Gereja
4 Budha/ Pura - -
5 Hindu/ Wihara - -
Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2020

Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di wilayah studi terdiri dari
komponen pendidikan dasar pada umumnya yaitu SD, SMP, dan SMA,
SMK, dan perguruan tinggi. Fasilitas pendidikan ini menjadi penunjang
dalam kegiatan belajar mengajar, yang secara langsung memberi
kontribusi pada Pembangunan sumber daya manusia di wilayah kajian.
Jumlah sarana Pendidikan di Desa Rumahtiga dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel Lamp 12. Jumlah Sarana Pendidikan (Negeri dan
Swasta) di Desa Rumahtiga
SD SMP SMA/SMK Kampus
Desa/Kelurahan Sekolah Pendidikan
Sekolah Sekolah
Tinggi
Rumahtiga 8 2 2
Sumber: Kec. Teluk. Ambon Dalam Angka, 2020

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa fasilitas pendidikan


yang ada di wilayah studi di desa Rumahtiga pada tahun 2020 dapat di
jelaskan sebagai berikut: Desa Rumah Tiga terdiri dari 8 unit SD
dengan jumlah murid 894 Siswa dan 85 Guru dengan rasio 10:1.
Terdapat pula 2 unit SMP dengan jumlah murid 853 Siswa dan 62
Guru dengan rasio 13:1; Pada jenjang pendidikan SMA terdiri atas 1
unit SMA dan SMK. Selain itu tedapat 2 Kampus Perguruan Tinggi
yaitu Universitas Pattimura dan Politeknik Negeri Ambon.

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 24 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Gambar Lamp 15. Sarana Pendidikan di Desa/Negeri Rumahtiga

Adat Istiadat dan Pranata Sosial


Kehidupan sehari-hari masyarakat di ke wilayah studi
(Rumahtiga dan Poka) tidak terlepas dari keberadaan sistem pranata
sosial. Pranata sosial merupakan suatu tatanan atau aturan yang
dipegang teguh masyarakat untuk menjaga keutuhan dan kerukunan
diantara mereka. Sistem pranata sosial yang ada terdiri dari:
 Aturan-aturan yang mendasari adat istiadat dan hukum informal
dalam masyarakat setempat berupa sistem-sistem norma yang
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
 Kebiasaan masyarakat yang ditunjukan dari tatanan kehidupan,
pergaulan, dan interaksi sosial berupa pola Kelakuan.
 Alat dan teknologi yang mencerminkan penguasaan sistem
pengetahuan
 Masyarakat pendukung pada ketiga aspek tersebut di atas.

Tabel Lamp 13. Sistem Pranata Sosial di masyarakat


Desa Rumahtiga
Aspek-aspek
Potret Kegiatan Hidup Masyarakat
Pranata Sosial
1. Sistem Norma a) Berpantang pada tindakan yang
tidak diperbolehkan dalam ajaran
agama dan kebudayaan
b) Menghormati orang tua, tokoh
agama, tokoh adat dan tokoh

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 25 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Aspek-aspek
Potret Kegiatan Hidup Masyarakat
Pranata Sosial
masyarakat.
c) Masyarakat cenderung menurut
nasihat orang tua, tokoh agama,
tokoh adat, dan tokoh masyarakat.
d) Tidak merusak sumber daya alam
dan vasilitas umum di sekitar.
2. Kelakuan berpola a). Melakukan aktivitas dan bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
b). Terlibat dalam kegiatan-kegiatan
sosial.
3. Alat-alat dan teknologi a). Kendaraan, peralatan dan teknologi
informasi.
4. Masyarakat pendukung b). Masyarakat di wilayah kajian serta
lembaga-lembaga sosial lainnya
yang ada di lingkungan.
Sumber: Hasil Survey, 2021

Dalam kehidupan sosial, masyarakat didesa umumnya


masyarakat melakukan kegiatan untuk berinteraksi dengan kelompok
masyarakat lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hubungan yang bersifat dinamis tersebut tertata dalam bentuk
tindakan-tindakan yang berdasarkan nilai - nilai dan norma sosial yang
berlaku. Wujud dari interaksi tersebut dapat berupa kerjasama dan
saling menghargai melalui tindakan-tindakan yang dilakukan misalnya
gotong-royong untuk membangun rumah atau memperbaiki tempat
ibadah, memperbaiki jalan ataupun fasilitas-fasilitas umum lainnya.
Sifat masyarakat di wilayah studi cenderung terbuka, yang
tercermin dari perilaku mereka yang ramah terhadap para pendatang.
Para pendatang umumnya diterima secara baik. Selain itu, masyarakat
di keempat desa stud juga memiliki tatanan budaya dan adat istiadat
yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dari nilai-nilai, aturan, dan norma
yang berlaku dalam masyarakat. Kondisi tersebut telah berlangsung
sejak lama, dimana kehidupan masyarakat setempat senantiasa
tunduk pada nilai-nilai budaya yang ada, yang tercermin melalui
perilaku masyarakat di dalam menjunjung tinggi kepentingan komunal
di atas kepentingan individual.

Persepsi Masyarakat & Sikap Masyarakat


Karakteristik Responden
Analisis sosial ekonomi masyarakat dalam kajian ini, akan didahului
oleh uraian karakteristik responden. Karakteristik responden

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 26 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

membantu kita untuk memetakan kondisi faktual dari masyarakat


yang dianggap terwakili oleh keberadaan masyarakat dalam studi ini.
Wilayah studi kajian lingkungan untuk aspek sosial ekonomi budaya
khusus di Desa Rumahtiga. Jumlah responden sebanyak 100 orang.

Gambar Lamp 16. Pengambilan Data Sosial Sosekbud di Masyarakat


Desa Rumahtiga

Beberapa karakteristik responden yang dianalisis yaitu:

1. Jenis Kelamin
Tabel Lamp 14. Karakteristik Responden Berdarkan Jenis Kelamin
di Lokasi Studi

Jenis Kelamin Jumlah %


Laki-laki 92 92,0
Perempuan 8 8,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa yang banyak


menjadi responden adalah laki-laki dengan persentase sebesar 92,0

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 27 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

persen. Hal ini karena laki-laki merupakan kepala keluarga, sehingga


setiap kegiatan yang akan dilakukan di Desa perlu didiskusikan
dengan kepala keluarga guna mendapatkan tanggapan dari para kepala
keluarga. Demikian pula keberadaan Pembangunan Pusat Perbelanjaan
Jiku Rumah Tiga di Desa Rumahtiga, perlu mendapat tanggapan dari
masyarakat yang diwakili Kepala Keluarga agar tidak menimbulkan
masalah dalam Desa. Namun, keterwakilan perempuan sebagai
responden juga menunjukkan bahwa, perempuan turut berperan
dalam aktivitas publik terutama dalam menunjang pendapatan
keluarga. Sehingga pengambilan keputusan juga mendapat masukan
dari pihak perempuan.

2. Status
Tabel Lamp 15. Karakteristik Responden Berdarkan Status di Lokasi Studi
Status Responden Jumlah %
Perangkat Desa 6 6,0
Tokoh Masyarakat 11 11,0
Masyarakat Umum 83 83,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian


responden terpilih adalah masyarakat biasa dengan persentase sebesar
83,0 persen. Hal ini karena kegiatan pembangunan membutuhkan
banyak tanggapan dari masyarakat desa serta perangkat-perangkat
desa, guna meminimalisir terjadinya silang pendapat antara
masyarakat dengan perangkat-perangkat desa. Potensi konflik yang
mungkin timbul sebagai akibat keberadaan Pusat Perbelanjaan Jiku
Rumah Tiga di Desa Rumahtiga dapat diminimalisir atau dikelola
menjadi kekuatan dalam memantau aktivitas dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat sendiri. Oleh karena itu, Pemrakarsa
diharapkan memperhatikan dan mengelola perbedaan pandangan yang
ada di masyarakat sehingga terjadi pemahaman yang sama dalam
Pembangunan Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di
Desa Rumahtiga di lokasi studi.

3. Umur
Tabel Lamp 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Lokasi Studi
Umur Total %

15 – 64 81 81,0
 64 19 19,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 28 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat sebaran umur


responden berada pada usia produktif yaitu 15 – 64 tahun dengan
persentase sebesar 81,0 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
responden akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Adanya pembangunan proyek, diharapkan dapat
menyerap tenaga kerja produktif yang ada di lokasi studi sehingga
dapat membantu masyarakat meningkatkan pendapatan keluarga.
Selain itu, keberadaan Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah
Tiga di Desa Rumahtiga diharapkan turut mendukung efektifitas
pelayanan masyarakat baik tertama pendidikan dan kesehatan di
lokasi studi.

4. Tingkat Pendidikan
Tabel Lamp 17. Karakteristik Responden Berdarkan Tingkat Pendidikan
Formal di Lokasi Studi
Tingkat Pendidikan Total %
SD 16 16,0
SLTP 21 21,0
SLTA 30 30,0
Perguruan Tinggi 33 33,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat


pendidikan formal responden terbanyak berada pada jenjang
pendidikan Perguruan Tinggi diikuti oleh SLTA dan SLTP. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat pendidikan formal di lokasi studi tergolong
memadai, karena masyarakat yang menamatkan jenjang pendidikan
SLTP dan SLTA mencapai 51,0 persen, serta didukung pendidikan
tinggi yang mencapai 33,0 persen. Lokasi studi sangat didukung
sarana dan prasarana pendidikan mulai dari jenjang SD dan SLTP,
SLTA maupun Perguruan Tinggi.

5. Lama Tinggal di Lokasi Studi


Tabel Lamp 18. Lama Tinggal Responden di Lokasi Studi

Lama Tinggal
Total %
(tahun)
<1 18 18,0
1–5 36 36,0
 5 46 46,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa, responden yang


terambil adalah masyarakat yang tinggal di lokasi studi lebih dari 5

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 29 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

tahun dengan persentase sebesar 46,0 persen. Hal ini menunjukkan


bahwa responden sangat mengetahui karakteristik lokasi studi.
Tentunya akan berdampak terhadap kegiatan pembangunan yang akan
dilakukan di sekitar desa. Jika kegiatan pembangunan memberikan
dampak yang postif bagi desa tentu akan mendapat dukungan
masyarakat, namun bila memberikan dampak yang negatif maka akan
ditentang dan tidak mendapat dukungan masyarakat. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa, asal para pendatang ini antara lain dari desa-
desa sekitar Saparua Lease, Pulau Buru, Pulau Seram, dan terutama
dari Kepulauan di Maluku Tenggara.

6. Jenis Mata Pencaharian


Tabel Lamp 19. Mata Pencaharian Responden di Lokasi Studi

Mata Pencaharian Total %

Buruh 37 37,0
Pedagang/Warungan 19 19,0
PNS / Pensiunan 19 19,0
Pegawai Swasta 15 15,0
Petani 10 10,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa mata


pencaharian sebagian besar masyarakat di lokasi studi adalah pegawai
(PNS, Swasta maupun Pensiunan) mencapai 34 persen. Hal ini
mengindikasikan pembangunan tidak banyak mempengaruhi pekerjaan
masyarakat sekitar. Namun, perlu diperhatikan bahwa aktivitas
pembangunan Pembangunan Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di
Desa Rumahtiga juga menjadi peluang kerja tambahan bagi 37 persen
masyarakat yang bekerja sebagai buruh.

7. Jumlah Anggota Keluarga


Tabel Lamp 20. Jumlah Anggota Keluarga Per Responden di Lokasi Studi
Jumlah Anggota
Total %
Keluarga (orang)
≤2 61 61,0
>2 39 39,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden memiliki jumlah anggota keluarga ≤ 2 (dua) orang. Hal ini

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 30 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah studi memahami bahwa


besarnya anggota keluarga menjadi beban jika tidak dikelola dengan
baik oleh keluarga masing-masing. Terutama menjadi beban dalam
pembiayaan pendidikan dan kesehatan yang semakin meningkat.

8. Pendapatan Responden
Tabel Lamp 21. Pendapatan Responden di Lokasi Studi
Pendapatan Responden (Rp
Total %
/ Bulan)
≤ 2.600.000 37 37,0
>2.600.000 63 63,0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar


responden memiliki pendapatan lebih besar dari Rp. 2.600.000, dengan
persentase sebesar 63,0 persen. Hal ini sesuai dengan keberadaan
sebagian besar pekerjaan di wilayah studi sebagai Pegawai (PNS
maupun Swasta). Namun, pihak Pemrakarsa harus memperhatikan
keberadaan 37,0 persen responden yang berpendapatan rendah,
sehingga aktivitas pembangunan paling tidak dapat membantu
peningkatan pendapatan masyarakat.

Analisis Sikap dan Perilaku Masyarakat


Analisis sikap dan perilaku masyarakat merupakan gambaran
posisi dan kedudukan masyarakat terhadap rencana pembangunan
Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga di lokasi studi. Sikap dan
perilaku masyarakat menjadi penting, karena berdasarkan sikap dan
perilaku dapat dianalisis potensi pengembangan yang berbasis pada
pandangan responden tentang rencana pembangunan di wilayah studi.
Penjelasan detailnya dapat dilihat berikut ini.

1. Pendapat Responden Terhadap Rencana Pembangunan


Tabel Lamp 22. Pendapat Responden terhadap Rencana Kegiatan

Pendapat Responden Total %

Setuju 100 100,0


Tidak Setuju 0 0
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua


masyarakat menerima kehadiran kegiatan rencana pembangunan

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 31 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Pusat Perbelanjaan Jiku Rumah Tiga, dengan harapan bahwa


pembangunan tersebut akan dapat membantu masyarakat dalam
mempermudah akses perbelanjaan, peluang usaha dan kesempatan
kerja sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarga.

2. Alasan Responden
Tabel Lamp 23. Alasan Responden Setuju terhadap Rencana Kegiatan
Pembangunan

Pendapat Responden Total %

Tersedianya Lapangan
31 31,0
Kerja
Meningkatkan
26 26,0
Pendapatan
Meningkatkan Akses
43 43,0
Belanja
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa masyakat setuju


dengan kegiatan pembangunan dengan tiga alasan utama yaitu
kegiatan pembangunan akan membantu masyarakat meingkatkan
aksesibilitas belanja, membuka lapangan kerja sekaligus membantu
meningkatkan pendapatan keluarga.

3. Perilaku Responden
Tabel Lamp 24. Perilaku Responden tentang Rencana Kegiatan
Pembangunan

Perilaku Responden Total %

Terlibat dalam
Rencana 100 100,0
Pembangunan
Tidak Terlibat dalam
Rencana 0 0
Pembangunan
TOTAL 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

Berdasarkan sikap yang ditunjukkan resonden, maka dapat


diduga perilaku responden terhadap rencana pembangunan. Konsep
perilaku dalam kajian ini dilihat dari keteribatan responden dalam

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 32 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

rencana pembangunan. Hasil menunjukkan bahwa, sebagian besar


masyarakat pada prinsipnya ingin terlibat dalam rencana
pembangunan.

D. Komponen Kesehatan Masyarakat


Insidensi dan Prevelensi Penyakit
Berdasarkan data Puskesmas Rumah tiga, jenis penyakit yang
sering diderita oleh masyarakat (Agustus – Desember 2021) adalah
penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas dan penyakit
tekanan darah tinggi dan sistem otot serta jaringan ikat. Dominannya
penyakit ini karena berkaitan erat dengan kualitas udara dan kondisi
lingkungan masyarakat. Data yang diperoleh dari Puskesmas Rumah
Tiga, menyebutkan bahwa penyakit lain pada saluran pernapasan
bagian atas merupakan penyakit yang memiliki prevelensi tertinggi
lokasi penelitian, sedangkan penyakit feringitis merupakan jenis
penyakit terendah.

Sumber: Puskesmas Rumahtiga

Gambar Lamp 17. Prevelensi Penyakit Dilokasi Studi

Selain kasus-kasus penyakit diatas, pada wilayah studi juga


terdapat insidensi penyakit Covid yang saat ini menjadi konsekuensi
seluruh komponen masyarakat di Indonesia bahnkan dunia. Gambar
berikut merupakan gambaran insiden penyakit tersebut pada wilayah
studi yaitu Desa/Negeri Rumahtiga.

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 33 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Gambar Lamp 18. Perkembangan Covid 19 di Lokasi Studi dan Sekitar

Sarana dan Kesehatan Tenaga Medis


Sarana kesehatan dan fasilitas penunjang yang terdapat di Desa
Rumahtiga dan Desa Poka yang termasuk dalam Kecamatan Teluk
Ambon memiliki Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Posyandu dan Polindes. Berikut data rincian sarana dan prasarana
yang terdapat di wilayah studi yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Lamp 25. Sarana Kesehatan dan Fasilitas Pendukung
di Desa Rumahtiga dan Desa Poka
Desa/Kelurahan
No Sarana Kesehatan Jumlah
Rumah Tiga Poka
1. Rumah Sakit 1 - 1
2. Puskesmas 1 1 2
3. Posyandu 1 2 3
4. Polindes 1 1 2
Total 4 4 8

Berdasarkan data pada Tabel Lamp 25, desa di wilayah studi


merupakan desa yang terdapat pada kota Ambon sehingga fasilitas
yang tersedia dalam mendukung pengobatan tersedia dengan baik.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan,
masyarakat dari wilayah studi selama ini melakukan pengobatan
tersebar di setiap lokasi studi. Berdasarkan hasil pengamatan di
wilayah studi telah memiliki fasilitas dan peralatan yang memadai
untuk menunjang aktivitas pengobatan.
Berdasarkan data yang diperoleh yang berkaitan dengan jumlah
tenaga kesehatan, terdapat jumlah tenaga medis yang ditempatkan
pada di wilayah studi. Adapun jumlah tenaga medis dan non medis
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 34 –Lamp 1


PT JIKU PASARAYA SEGARA 2 0 2 2

Tabel Lamp 26. Jumlah Tenaga Medis di Desa Rumah Tiga dan Desa
Poka
Desa
No Tenaga Medis Rumah Jumlah
Poka
Tiga
1. Dokter Umum 1 1 4
2. Dokter Gigi 1 1 2
3. Apoteker 1 1 4
4. Asisten Apoteker 1 1 2
Total 4 4 12

Data pada tabel di atas, pada lokasi penelitian telah tersedianya


tenaga dokter. Biasanya jika ada masyarakat yang ingin memeriksakan
diri ke dokter, masyarakat selalu berobat pada Puskesmas Kecamatan
atau langsung ke Rumah Sakit di Kota Ambon. Jika ada masyarakat
yang membutuhkan pengobatan dengan dokter spesialis, masyarakat
mendatangi Rumah Sakit yang berada di Kota Ambon untuk
mendapatkan pelayanan medis yang tersedia pada beberapa Rumah
Sakit.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan keluarga
sudah terlihat sangat tinggi. Hal ini terlihat pada jawaban responden
yang selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan sebagai sarana untuk
memperoleh pengobatan jika ada pihak keluarga yang sakit. Sarana
Rumah Sakit dan Puskesmas yang tersedia dan terdapatnya petugas
kesehatan, menjadi 2 unsur penting sehingga dapat memberikan
pelayanan maksimal kepada masyarakat yang akan melakukan
pengobatan saat masyarakat sakit. Berikut data kebiasaan berobat
pada responden di lokasi penelitian.

Tabel Lamp 27. Kebiasaan Berobat Responden di Desa Rumah Tiga


Total
Kebiasaan Berobat
Jumlah %
Ke Puskesmas 90 90
Warung Obat 10 10
Total 100 100
Sumber : Hasil Penelitian (Diolah, 2022)

DOKUMEN UKL-UPL PPJR 35 –Lamp 1

Anda mungkin juga menyukai