Anda di halaman 1dari 5

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER III TAHUN 2019/2020

MATA KULIAH AGROHIDROLOGI


JURUSAN / PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAPERTA UNTAN
KELAS A RUANG A13
Tanggal 14 Desember 2019 Jam 08.00 – 10.00
Dosen : Dr. Ir. Tino Orciny Chandra, MS

Nama : Ferdy Ananta


NIM : C1051191005
Kelas : Ilmu Tanah A
Jawaban pertanyaan di ketik dan dikumpulkan file jawabannya paling lambat tgl 19 Desembae 2019
jam 16.00 wib. Nama file dibuat sebagai berikut: Agrohidro-NIM-Nama.
File dikirim di email: tino.orciny.c@faperta.untan.ac.id

Pertanyaan:

1. Jelaskan keberadaan air dalam tanah serta proses terjadinya aliran air tanah dan aliran
permukaan dari proses infiltrasi air hujan.

2. Jelaskan cara pengukuran debit aliran sungai menggunakan metode pelampung dan current
meter. Jelaskan dengan Gambar cara pengukuran current meter dengan metode mid section
dan mean section.

3. Jelaskan maksud dari frekuensi, periode ulang dan peluang curah hujan, serta hitung besarnya
peluang curah hujan tahunan dengan periode ulang 2, 5 dan 10 tahun dengan metode Weibull.
Dengan cara yang sama, hitung besarnya peluang curah hujan rata-rata bulanan dengan periode
ulang 2 , 5 dan 10 bulan Gunakan data curah hujan bulanan selama 5 – 10 tahun terakhir dari
Data BPS Kabupaten saudara tinggal dan sebutkan stasiun BMKGnya.

Data BPS disusun seperti ini.


Jml CH CH Bulan (mm)
Tahun
(mm) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
……
5 – 10
……

Rata-rata
Jawab :

1. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang
mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang
disebut air tanah. Proses terjadinya infiltrasi Ketika air hujan jatuh di atas permukaan
tanah, air tersebut akan terbagi dua menjadi air yang mengalir di permukaan (runoff)
dan air yang masuk ke dalam tanah. Air hujan sebagian besar akan mengalir ke
permukaan sebagai air permukaan seperti danau, sungai atau rawa. Sebagian kecil air
huijan akan meresap ke dalam tanah yang apabila meresap terus hingga zona jenuh
maka akan menjadi air tanah. Jumlah air yang masuk kedalam tanah ini sangat
bergantung pada karakteristik tanah dan kondisi fisik tanah di wilayah tersebut. Air
tersebut masuk lewat pori-pori yang ada di dalam tanah. Oleh karena itu, laju
masuknya air ini dibatasi oleh diameter pori-pori tanah. Semakin besar dan banyak
pori-pori, maka semakin tinggi laju dan kapasitas infiltrasinya. Masuknya air hujan
kedalam tanah ini disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Gaya
gravitasi menarik air masuk kedalam permukaan tanah. Sedangkan, gaya kapiler
mendistribusikan air tersebut ke sekelilingnya, secara vertikal dan secara horizontal.
Umumnya, gaya gravitasi cukup dominan pada permukaan tanah yang memiliki pori-
pori berukuran besar. Sedangkan, gaya kapiler mendominasi pada permukaan tanah
yang memiliki pori-pori berukuran kecil dan rapat. Secara garis besar, proses
terjadinya peristiwa infiltrasi air ke dalam permukaan tanah dapat dibagi menjadi
beberapa poin-poin penting. Poin penting tersebut antara lain adalah :
a. Terjadinya hujan atau presipitasi lainnya
b. Masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah,
c. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah
d. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain
2. Pengukuran debit aliran sungai
Metode pelampung, Pengukuran debit menggunakan alat pelampung pada
prinsipnya sama dengan metode konvensional, hanya saja kecepatan aliran diukur
dengan menggunakan pelampung. Metode pengukuran debit dengan menggunakan
pelampung biasa digunakan pada saat banjir dimana pengukuran dengan cara
konvensional tidak mungkin dilaksanakan karena faktor peralatan dan keselamatan
tim pengukur.

Metode Current Meter, Pengukuran debit dengan menggunakan current meter (alat
ukur arus) dilakukan dengan cara merawas, dari jembatan, dengan menggunakan
perahu, dengan menggunakan winch cable waydan dengan menggunakan cable
car.Apabila pengukuran dilakukan dengan kabel penggantung dan posisi kabel
penduga tidak tegak lurus terhadap muka air, maka kedalaman air harus dikoreksi
dengan besarnya sudut penyimpangan.
a) Metode Mean Section
Tampang melintang dibagi menjadi pias-pias vertical masing-masing dibatasi
oleh dua garis vertical. Jika v1 dan v2 adalah kecepatan rata-rata, d1 dan d2
adalah kedalaman terukur di masing-masing vertical tersebut, dan b adalah
jarak horizontal antara 2 garis vertical, maka debit Qp yang lewat 1 pias
tersebut adalah :

Untuk pias paling tepi dekat tebing, persamaan yang sama dapat digunakan,
namun kecepatan di tepi sungai harus diambil = nol dan kedalaman pada
lokasi tersebut juga = nol.

Harus diingat bahwa kecepatan rata-rata di vertikal yang semakin dekat


dengan tepi sungai akan berbentuk parabola dan oleh karena itu debit di pias
paling tepi (kiri dan kanan) harus dikoreksi menjadi :
Qp = 2/3 V1 x ½ d1 x b
dengan b = lebar pias paling tepi. Jika debit tiap pias dijumlahkan akan
diperoleh debit total sungai Qt = total penjumlahan Qp.

b) Mid Section
Cara ini sedikit berbeda dengan cara Mean Section, cara Mid section yaitu
menempatkan pias bukan dibatasi oleh vertical tempat dilakukan pengukuran
debit, namun dibatasi vertical yang terletak ½ jarak antara vertical ½ jarak
natara vertical tempat dilakukan pengukuran debit ke vertical sesudahnya.
Sehingga debit tiap pias Qp = v x d x ½ (b 1 + b2) dan debit total adalah
penjumlahan debit seluruh pias.

3. Frekuensi, Periode Ulang, dan Peluang Curah Hujan


− Frekuensi hujan adalah besaran kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau
dilampaui dalam satuan waktu tertentu.
− Periode ulang curah hujan merupakan kemungkinan terjadinya curah hujan
tertentu. Jika suatu data hidrologi (x) mencapai suatu harga tertentu (xi) atau
kurang dari (xi) yang diperkirakan maka akan terjadi sekali dalam T tahun, maka T
tahun ini dianggap sebagai periode ulang dari (xi).
− Peluang atau probabilitas curah hujan adalah cara untuk menghitung peluang
terpenuhi atau yang dikehendaki.

Tahu Jml CH CH Bulan (mm)


n (mm) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2014 2855,2 73,8 40,2 249,6 198,6 270,2 254,1 104,6 460,8 202,8 269,1 518,2 213,2
2015 2853,1 290,8 214,4 220,9 226,2 436,5 284,5 257 113,7 19,5 286,2 298 205,4
2016 3389,2 433,3 343,1 231,6 359,9 403,1 290,8 264,2 35,3 211,2 217,5 301,2 298
2017 3079,6 144,2 278,7 340,4 110,9 327,8 226,3 315,2 514,5 200,7 143,1 234,3 243,5
2018 3814 402 105 231 346 552,8 400 51 73 257 517,4 429,8 449
2019 3616,1 201,8 302,2 83,7 299,9 276,8 506,3 227,6 73 58,1 579,4 371,5 635,8
Rata- 213,9 377,8 211,7 358,8
3267,86 257,65 226,2 256,91 327 203,26 158,21 335,45 340,81
Rata 3 6 1 3
Data Curah Hujan :

Metode Grafis
No. Tahun Jlh CH (mm) m
Tr (Weibull) P1
Perhitungan Metode
1 2014 2855,2 5 1,4 71,43
Grafis Weibull
2 2015 2853,1 6 1,167 85,7
(Tahun)
3 2016 3389,2 3 2,33 42,92
4 2017 3079,6 4 1,75 57,14
5 2018 3814 1 7 11,11
6 2019 3616,1 2 3,5 28,57

WEIBULL
4500
4000
Total Curah Hujan (mm)

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Periode Ulang, Tr (Tahun)
Perhitungan Metode Grafis Weibull (Bulan)
Metode Grafis
No. Bulan Jlh CH (mm) m
Tr (Weibull) P1
1 Jan 1545,9 6 2,167 46,15
2 Feb 1283,6 9 1,44 69,44
3 Mar 1357,2 8 1,625 61,53
4 Apr 1541,5 7 1,86 53,76
5 Mei 2267,2 1 13 7,7
6 Jun 1962 5 2,6 38,46
7 Jul 1219,6 11 1,18 84,75
8 Agu 1270,3 10 1,3 76,92
9 Sep 949,3 12 1,083 92,33
10 Okt 2012,7 4 3,25 30,77
11 Nov 2153 2 6,5 15,38
12 Des 2044,9 3 4,33 23,095

WEIBULL
2500
Total Curah Hujan (mm)

2000

1500

1000

500

0
Periode Ulang, Tr (Bulan)

Anda mungkin juga menyukai