TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat adalah tumbuahan
senggani. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun, akar, buah, dan biji.
Tumbuhan senggani berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan (dispepsi),
disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan(leukorea), sariawan, darah haid berlebihan,
pendarahan rahim diluar waktu haid, mimisan, berak darah(melena), wasir berdarah,
radang dinding pembuluh darah disertai pembekuan darah didalam salurannya
(tromboangitis), air susu ibu (ASI) tidak lancar, keracunan singkong, mabuk minuman
keras, busung air, dan bisul. (Arisandi, Y. 2008)
Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti
fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Struktur dasar flavonoida dapat
digambarkan sebagai berikut :
A C C C B
HO O
HO O
C3 C6
OH
C3 C6
Namun sering terhidroksilasi lebih lanjut :
HO O
A
HO C3 C6
OH
OCH3
H3CO O
A
H3CO C3 C6
OCH3
C6 (A) C3 B R'
R''
R = R’ = H, R’ = OH
R = H, R’ = R” = OH
R = R’ = R” = OH
(juga, R = R’ = R” = H) (Sastrohamidjojo, 1996).
1.Flavonol
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida, dan aglikon
flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat sebagai
antioksidan dan antiimflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan
merupakan variasi struktur sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana
basa dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada
pengerjaannya masih dapat dilakukan.
OH
HO O
OH
HO O
flavonol
2. Flavon
Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat gugusan 3-
hidroksi. Hal ini mempunyai serapan UV-nya, gerakan kromatografi, serta reaksi
warnanya. Flavon terdapat juga sebagai glikosidanya lebih sedikit daripada jenis
glikosida pada flavonol. Flavon yang paling umum dijumpai adalah apigenin dan
luteolin. Luteolin merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis yang
paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang terikat pada gula
melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-glikosida. Flavon dianggap
sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoida.
flavon
3. Isoflavon
Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai
fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai
pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya
tidak khas dengan pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein)
memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi
kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia
berubah menjadi coklat.
HO
O
OH O OH
Struktur Isoflavon
4. Flavanon
Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu, daun dan bunga.
Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus prenus dan buah
jeruk ; dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin dan hesperitin, terdapat
dalam buah anggur dan jeruk.
O
Struktur Flavanon
5. Flavanonol
Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit sekali jika
dibandingkan dengan flavonoida lain. Sebagian besar senyawa ini diabaikan karena
konsentrasinya rendah dan tidak berwarna.
OH
O
Struktur Flavanonol
6. Katekin
Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu.
Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir
dan daun teh kering yang mengandung kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat
sebagai antioksidan.
OH
OH
HO O
OH
OH
Struktur Katekin
OH
HO OH
Struktur Leukoantosianidin
8. Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam
tumbuhan. Pigmen yng berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir
semua warna merah jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan
buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu
struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin
ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau
glikosilasi.
O
OH
Struktur Antosianin
9.Khalkon
Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar UV bila
dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat dibedakan dari glikosidanya, karena
Struktur Khalkon
10. Auron
Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan briofita.
Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros dan tampak pada kromatografi
kertas berupa bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning kuat berubah
menjadi merah jingga bila diberi uap amonia (Robinson, 1995).
O
HC
Struktur Auron
Prazat utama flavonoida sendiri sudah diketahui tanpa keraguan sebagai hasil
dari banyak percobaan, tetapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab
mengenai jalur rinci yang diikuti. Sering teramati bahwa dalam spesies tumbuhan
tertentu semua flavoida yang berbeda-beda mempunyai pola hidroksilasi cincin yang
sama, perbedaan hanya terdapat asetilasi, glikosilasi, dan struktur bagian C-3.
Pengamatan ini menunjukkan bahwa terdapat senyawa antara C-15 yang umum
diubah menjadi berbagai senyawa flavonoida setelah pola hidroksilasi cincin
terbentuk.
Akan tetapi, tampaknya berbagai gugus hidroksil ini sesungguhnya
dimasukkan pada tahap yang berlainan dalam sintesis. Misalnya, jika hidroksil-7 harus
terdapat pada produk akhir (misalnya sianidin), gugus ini harus terdapat pada cincin A
kalkon. Pemasukan gugus hidroksil-3 ke dalam molekul yang sudah mengandung
hidroksil-4 dapat terjadi bahkan pada tahap akhir jalur, dan jika telah ditambahkan
Antosianin pigmen bunga merah marak, dan larut dalam air, λmaks 515-545 nm,
biru juga dalam daun dan bergerak dengan BAA pada kertas.
jaringan lain.
Proantosianidin terutama tan warna, dalam daun menghasilkan antosianidin (warna
tumbuhan berkayu. dapat diekstraksi dengan amil
alkohol) bila jaringan dipanaskan
dalam HCl 2M selama setengah
jam.
Flavonol Terutamako-pigmen tanwarna Setelah hidrolisis, berupa bercak
dalam bunga sianik dan asianik; kuning mirip pada kromatogram
tersebar luas dalam daun. Forestal bila disinari dengan sinar
UV;maksimal spektrum pada 330-
350 nm.
Khalkon dan auron pigmen bunga kuning, kadang- Maksimal spektrum 370-410nm.
kadang terdapat juga dalam
Flavanon jaringan lain Berwarna merah kuat dengan
tanwarna; dalam daun dan buah Mg/HCl; kadang-kadang sangat
( terutama dalam Citrus ) pahit.
Isoflavon tanwarna; sering kali dalam akar; Bergerak pada kertas dengan
hanya terdapat dalam satu pengembang air; tak ada uji warna
suku,Leguminosae yang khas
Glikoflavon
Seperti Flavonol Mengandung gula yang terikat
melalui ikatan C-C; bergerak
dengan pengembang air, tidak
seperti flavon biasa.
Aglikon flavonoida adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Tetapi harus diingat,
bila dibiarkan dalam larutan basa, dan di samping itu terdapat oksigen, banyak yang
akan terurai. Karena mempunyai sejumlah gugus hidroksi, atau suatu gula, flavonoida
merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoida cukup larut dalam pelarut polar
seperti Etanol (EtOH), Metanol (MeOH), Butanol (BuOH), Aseton, Dimetilsulfoksida
(DMSO), Dimetilformamida (DMF), Air dan lain-lain. Adanya gula yang terikat pada
flavonoida (bentuk yang umum ditemukan) cenderung menyebabkan flavonoida lebih
mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut yang disebut diatas
dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon
yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang
termetoksilasa cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti Eter dan Kloroform
(Markham, 1988).
Tujuan dari teknik pemisahan adalah untuk memisahkan komponen yang akan
ditentukan berada dalam keadaan murni, tidak tercampur dengan komponen-
komponen lainnya. Ada 2 jenis pemisahan:
1. Pemisahan kimia adalah suatu teknik pemisahan yang berdasarkan adanya
perbedaan yang besar dari sifat-sifat fisika komponen dalam campuran yang
akan di pisahkan.
2. Pemisahan fisika adalah suatu teknik pemisahan yang didasarkan pada
perbedaan-perbedaan kecil dari sifat-sifat antara senyawa-senyawa yang
termasuk dalam suatu golongan (Muldja, 1995).
2.3.1. Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur yang akan
dipisahkan terdistribusiskan antara dua fase, satu dari fasa-fasa ini membentuk lapisan
stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang
merembes lewat. Fasa stasioner mungkin suatu zat padat atau suatu cairan dan fasa
yang bergerak mungkin suatu cairan atau suatu gas (Underwood, 1981).
Kromatografi lapisan tipis (KLT) dapat dipakai dengan dua tujuan. Yang pertama,
dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, dan
preparative.Kedua dipkai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang
akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.
Pada hakikatnya Kromatografi lapisan tipis melibatkan dua sifat fase : sifat
fasa diam atau sifat lapisan dan sifat fase gerak atau campuran pelarut pengembang
.Fasa diam dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap
(kromatografi cair padat ) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair
(kromatografi cair-cair).Fasa diam pada KLT sering disebut penyerap, walaupun
sering berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair di dalam sistem
Kolom kromatografi atau tabung untuk pengaliran karena gaya tarik bumi (gravitasi)
atau sistem bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca yang dilengkapi dengan
keran jenis tertentu pada bagian bawahnya untuk mengatur aliran pelarut. Ukuran
keseluruhan kolom sungguh beragam, tetapi biasanya panjangnya sekurang –
kurangnya 10 kali garis tengah dalamnya dan mungkin saja sampai 100 kali.
Mengidentifikasi noda – noda dalam lapisan tipis lazim menggunakan harga Rf yang
diidentifikasi sebagai perbandingan antara jarak perambatan suatu zat dengan jarak
perambatan pelarut yang dihitung dari titik penotolan pelarut zat. Jarak yang ditempuh
oleh tiap bercak dari titik penotolan diukur dari pusat bercak. Untuk mengidentifikasi
suatu senyawa, maka harga Rf senyawa tersebut dapat dibandingkan dengan harga Rf
senyawa pembanding (Sastrohamidjojo, 1991).
Ekstraksi dapat dilakukan dengan metode maserasi, sokletasi, dan perkolasi. Sebelum
ekstraksi dilakukan, biasanya serbuk tumbuhan dikeringkan lalu, dihaluskan dengan
derajat kehalusan tertentu, kemudian diekstraksi dengan salah satu cara diatas.
Ekstraksi dengan metode sokletasi dapat dilakukan secara bertingkat dengan berbagai
pelarut berdasarkan kepolarannya, misalnya n-heksana, eter, benzena, kloroform, etil
asetat, metanol, etanol, dan air.
2.4.Teknik Spektroskopi
Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis kimia – fisika yang mengamati
tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektronagnetik. Ada dua macam
instrument pada teknik spekstroskopi yaitu spectrometer dan spektrofotometer.
Instrumen yang memakai monokromator celah tetap pada bidang focus disebut
sebagai spectrometer. Apabila spectrometer tersebut dilengkapi dengan detektor
yang bersifat fotoelektrik maka disebut spektrofotometer (Muldja, 1995).
Serapan molekul di dalam derah ultra ungu dan terlihat dari spektrum bergantung pada
struktur ultra elektronik dari molekul. Penyerapan sejumlah energi, menghasilkan
percepatan dari elektron dalam orbital tingkat dasar ke orbital yang berenergi lebih
tinggi di dalam keadaan tereksitasi (Silverstein, 1986).
Spekrum infra merah suatu molekul adalah hasil transisi antara tingkat energi getaran
yang berlainan. Pancaran infra merah yang kerapatannya kurang dari 100 cm-1
(panjang gelombang lebih daripada 100 µm) diserap oleh sebuah molekul organik dan
diubah menjadi putaran energi molekul.