Kelompok (5)
Fajriah Nur Nadhifah (G24150025)
Agung Baruna S.N. (G24150027)
Denico Zakieaulia (G24150028)
Erna Nur Aini (G24150029)
Fitri Yusti Andini (G24150030)
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menentukan frekuensi kejadian debit puncak sungai
dengan teknik partial duration series dan menentukan rancangan hidrologi suatu
bangunan air.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah data debit harian
selama 10 tahun pada tiga DAS berbeda, yaitu Batang Agam, Jambo Aye, dan KR
Peusangan Beukah dan laptop yang sudah terpasang aplikasi exel.
2
Langkah Kerja
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Indonesia, sebagian besar stasiun hujannya masih menggunakan alat penakar
hujan manual sehingga ketersediaan data hujannya berupa data hujan harian. Data hujan
harian tersebut nantinya akan digunakan pada analisis frekuensi. Sebelum dilakukan
analisis frekuensi, data hujan harian tersebut dipilih seri datanya. Pemilihan seri data
hujan dapat menggunakan metode partial duration series atau annual maximum series
(Purnomo 2014).
Metode partial duration series adalah metode yang digunakan apabila jumlah
data kurang dari 10 tahun, dimana besarnya di atas suatu nilai batas bawah tertentu,
sedangkan metode annual maximum series digunakan jika ketersediaan data hujan
minimal 10 tahun data runtut waktu (Triatmodjo 2009). Semakin besar periode ulangnya
maka semakin kecil peluangnya.
Tabel 1 Graphical approach minimum Weibull untuk DAS KR Peusangan Beukah
Persentase
Partial Duration Series Periode
Peluang Tidak Terlampaui peluang
(treshold EFQ 90% Ranking Ulang
(Weibull) tidak
(<=90)) (Tahun)
terlampaui
11.4 1 0.09 9.09 11.00
26.9 2 0.18 18.18 5.50
34.3 3 0.27 27.27 3.67
34.5 4 0.36 36.36 2.75
38.5 5 0.45 45.45 2.20
48.7 6 0.55 54.55 1.83
53 7 0.64 63.64 1.57
65.5 8 0.73 72.73 1.38
73.7 9 0.82 81.82 1.22
92.4 10 0.91 90.91 1.10
4
Beukah. Berdasarkan Tabel 1, nilai debit yang semakin kecil akan memiliki presentase
peluang tidak terlampaui yang lebih besar sehingga waktu periode ulangnya lebih lama.
Berbeda dengan Tabel 1, Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai debit yang semakin kecil
akan memiliki presentase peluang tidak terlampaui yang lebih kecil sehingga waktu
periode ulangnya lebih cepat. Hal ini dapat dibuktikan dari data pada Tabel 1 dan 2 yang
menunjukkan bahwa debit sebesar 11.4 m 3/detik akan memiliki presentase peluang tidak
terlampaui sebesar 9.09% dengan waktu periode ulang selama 11 tahun (pada Tabel 1),
sedangkan debit sebesar 97.2 m 3/detik memiliki presentase peluang tidak terlampaui
sebesar 90.91% dengan waktu periode ulang selama 1.1 tahun (pada Tabel 2).
Tabel 3 Metode Gumbel (minimum) untuk DAS KR Peusangan Beukah
PARTIAL DURATION SERIES Periode Ulang
P2(X≤x) Q (m3/det)
(MIN) (treshold EFQ 90% (≤13.9)) (Tahun)
38.50 2 0.5 43.94
65.50 5 0.2 28.14
34.50 10 0.1 21.42
92.40 25 0.04 15.14
11.40 50 0.02 11.48
53.00 100 0.01 8.42
48.70 200 0.005 5.79
73.70
34.30
26.90
5
akan memiliki waktu periode ulang yang lebih lama. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
debit 64.50 m3/detik yang memiliki waktu periode ulang selama 200 tahun.
Tabel 5 Graphical approach minimum Weibull untuk DAS Batang Agam
Partial Duration Series Periode
Peluang Tidak Persentase peluang
(treshold EFQ 90% Ranking Ulang
Terlampaui (Weibull) tidak terlampaui
(<=90)) (Tahun)
5.48 1.00 0.09 9.09 11.00
5.84 2.00 0.18 18.18 5.50
6.48 3.00 0.27 27.27 3.67
6.48 4.00 0.36 36.36 2.75
6.72 5.00 0.45 45.45 2.20
9.36 6.00 0.55 54.55 1.83
10.1 7.00 0.64 63.64 1.57
10.1 8.00 0.73 72.73 1.38
10.4 9.00 0.82 81.82 1.22
10.8 10.00 0.91 90.91 1.10
6
PARTIAL DURATION SERIES Periode Ulang
P2(X≤x) Q (m3/det)
(MIN) (treshold EFQ 90% (≤13.9)) (Tahun)
6.72 2 0.5 7.82
10.40 5 0.2 6.42
10.80 10 0.1 5.82
9.36 25 0.04 5.26
6.48 50 0.02 4.94
10.10 100 0.01 4.66
10.10 200 0.005 4.43
6.48
5.48
5.84
7
121 6.00 0.55 54.55 1.83
124 7.00 0.64 63.64 1.57
187 8.00 0.73 72.73 1.38
194 9.00 0.82 81.82 1.22
238 10.00 0.91 90.91 1.10
8
67.40
62.50
9
tersebut kemudian diolah menjadi nilai parameter lokasi dan parameter skala yang
kemudian digunakan untuk menduga nilai debit dengan periode ulang tertentu. Hasil
dugaan nilai debit yang diperoleh dari metode gumbel akan memiliki sifat korelasi yang
sama dengan periode ulangnya baik dengan pendekatan minimum maupun maksimum.
Analisis yang dilakukan pada metode weibull dan gumbel memperlihatkan hasil
yang berbeda. Metode gumbel menghasilkan nilai debit dengan sifat korelasi yang selalu
sama terhadap periode ulangnya, baik pada pendekatan minimum maupun maksimum,
yaitu memiliki sifat korelasi negatif. Sedangkan, metode weibull akan menghasilkan hasil
yang berbeda antara pendekatan minimum dengan pendekatan maksimum. Hal ini
disebabkan oleh proses perhitungan yang berbeda. Metode weibull menuntut pengurutan
yang disertai proses peringkat data dalam perhitungannya, sedangkan metode gumbel
menggunakan pendekatan statistik dalam proses pendugaan nilai debit. Selain itu, apabila
dilihat dari nilainya, metode weibull cenderung menghasilkan waktu periode ulang yang
lebih cepat dengan nilai debit yang relatif lebih besar dibandingkan metode gumbel yang
menghasilkan nilai debit yang lebih kecil dengan periode ulang yang lebih lama. Hal ini
disebabkan oleh nilai periode ulang yang berbeda antara metode weibull dengan metode
gumbel. Periode ulang pada metode weibull diperoleh dari hasil perhitungan
menggunakan presentase peluang tidak terlampaui, sedangkan periode ulang yang
terdapat pada metode gumbel ditentukan sebelum menduga nilai debit.
Data debit antara DAS KR Peusangan Beukah, Batang Agam, dan Jambo Aye
menunjukkan nilai yang berbeda. Secara keseluruhan, DAS Jambo Aye merupakan DAS
dengan debit terbesar baik pada data minimum maupun maksimum, sedangkan DAS
Batang Agam merupakan DAS dengan debit terkecil baik pada data minimum maupun
maksimum. Perbedaan besar debit ini akan memiliki pengaruh terhadap besar nilai
estimasi debit dengan metode gumbel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data
debit yang semakin besar akan membuat nilai dugaan debit yang dihasilkan oleh metode
gumbel menjadi lebih besar.
Analisis hidrologi merupakan bagian awal dalam perancangan bangunan air
untuk dapat mengalirkan debit banjir rancangan yang mungkin terjadi. Banjir atau
kekeringan akan mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan. Curah hujan yang
sangat tinggi akan mengakibatkan banjir dan sebaliknya, jika tidak ada hujan akan
mengakibatkan kekeringan. Kejadian hujan merupakan proses stokastik, sehingga untuk
keperluan analisis dan menjelaskan proses stokastik tersebut digunakan teori probabilitas
dan analisis frekuensi (Upomo dan Rini 2016).
Hujan rancangan diperoleh dari analisis frekuensi hujan dan berupa hujan
rancangan dengan kala ulang tertentu yang berarti terjadinya hujan tersebut diharapkan
sama atau dilampaui rata-rata satu kali dalam suatu periode tahun. Beberapa cara
pendekatan penentuan series data untuk analisis frekuensi dipilih berdasarkan
ketersediaan data yang ada di lapangan dan tentunya masing-masing cara menghasilkan
besaran hujan rancangan yang berbeda. Melihat hal ini, dibutuhkan suatu analisis tentang
pengaruh cara pendekatan penetapan seri data yaitu cara maximum annual series (MAS)
dan partial series (PS) (Handayani et al. 2013).
Analisis frekuensi curah hujan merupakan hal yang rumit karena kenyataan
bahwa yang mungkin menjadi perhatian adalah curah hujan yang memiliki berbagai
durasi di berbagai daerah. Hampir semua analisis ditunjukkan pada curah hujan yang
memiliki berbagai durasi pada sebuah stasiun pengamatan (Linsley et al. 1991).
10
Parameter yaitu suatu besaran yang menandakan suatu sistem hidrologi bernilai
tetap dan tidak bergantung pada waktu (Harsoyo 2010). Parameter lokasi
menggambarkan lokasi dimana objek pengamatan belum ada yang hilang atau gagal.
Parameter skala (scale) menggambarkan sebaran data sedangkan parameter bentuk
menggambarkan bentuk distribusi pada Weibull. Konstanta Euler-Mascheroni (γ) sering
disebut sebagai konstanta Euler. Konstanta tersebut didefinisikan melalui persamaan
fungsi limit. Besarnya nilai γ yaitu sekitar 0.5772. Konstanta Euler-Mascheroni terdapat
diantara teori analisis dan perhitungan (Khattri 2012).
DAS Jambo Aye merupakan salah satu DAS terbesar di Provinsi Aceh (Djufri
2015). DAS Jambo Aye terdiri dari 17 sub DAS dengan total luasnya sekitar 462.457,60
ha. Debit DAS Jambo Aye mencapai 141.27 m 3/det (BPS 2009). DAS Batang Agam
merupakan salah satu DAS di wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Tabel 13 Periode ulang debit harian DAS Batang Agam menggunakan metode Gumbell
Kala ulang (tahun) Debit Harian
Gumbell
2 56.364
5 101.768
10 131.826
20 160.260
50 197.993
100 225.963
Sumber : Sofyan (2016)
DAS Krueng Peusangan merupakan salah satu DAS utama yang terdapat di
provinsi NAD. Luas DAS tersebut yaitu 238.550 ha sedangkan panjangnya 128 km.
Debit puncak air sekitar 250 m 3/det pada bulan Oktober (Ilhamsyah et al. 2012). Titik
tertinggi DAS tersebut yaitu 800-3000 mdpl.
Analisis frekuensi untuk rancangan hidrologi dapat digunakan untuk menentukan
rancangan infrastruktur hidrologi yang sesuai dengan DAS yang dianalisis. Analisis
tersebut digunakan untuk memperkirakan besaran hidrologi sebagai nilai besaran
rancangan dengan skala ulang tertentu (banjir rancangan dan hujan rancangan). Analisis
hidrologi untuk penetapan banjir rancangan tergantung dari keluaran analisis yang
diinginkan (peak discharge, flood hydrograph atau volume of flood hydrograf) dan
ketersediaan data yang dapat digunakan dalam proses hitungan. Gumbel memfokuskan
teorinya pada masalah-masalah teknik terkait fenomena-fenomena meteorologi seperti
banjir tahunan dan lain sebagainya. Upaya-upaya untuk mengatasi banjir yang dapat
dilakukan antara lain dengan melakukan pengerukan sedimen, merehabilitasi tanggul
sungai untuk menambah kapasitas tampung debit sungai, peningkatan kemampuan
meresapnya air hujan dari setiap penggunaan lahan baik daerah hulu maupun hilir dan
menghindari darah rawan banjir atau bantaran sungai sebagai tempat pemukiman.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, rancangan infrastruktur hidrologi yang dapat
diterapkan untuk DAS tersebut, yaitu bendungan sungai kecil atau bisa juga tanggul
sungai besar. Bangunan tersebut dapat menahan banjir dengan periode ulang 25 tahun.
Hal ini mengacu pada tabel nilai kala ulang banjir rancangan untuk berbagai bangunan di
sungai oleh Doelchomid (1987).
KESIMPULAN
11
Analisis periode ulang hujan dapat diketahui menggunakan metode partial
duration series Gumbel dan metode Weilbull. Metode Weilbull memberikan hasil yang
di bawah ambang batas pada debit minimum jika peluang terlampaui di bawah 5% dan di
atas ambang batas pada debit maksimum jika peluang tidak terlampaui di bawah 5%.
Metode Gumbel memberikan hasil dari nilai debit yang wajar karena nilai error
bergantung pada standar deviasi. Analisis ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan
perancangan pembangunan bendungan untuk mengatasi banjir dan membuat sistem
irigasi.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Aceh Utara dalam Angka. Aceh Utara (ID): Badan
Pusat Statistik Aceh Utara.
Djufri. 2015. Ekosistem Leuser di Provinsi Aceh sebagai laboratorium alam yang
menyimpan kekayaan biodiversitas untuk diteliti dalam rangka pencarian bahan
baku obat-obatan. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON.1(7): 1543-1552.
Doelchomid S. 1987. Pembakuan Ramalan Banjir. Makalah. Dalam: Seminar Tinjauan
Hidrologi dan Hidraulika Banjir, PAU-IT UGM, Yogyakarta.
Handayani YL, Andy H, Arief A. 2013. Analisis hujan rancangan partial series dengan
berbagai panjang data dan kala ulang hujan. Jurnal Teknik Sipil. 12(3): 221-232.
Harsoyo B. 2010. Review modeling hidrologi DAS di Indonesia. Jurnal Sains dan
Teknologi Modifikasi Cuaca. 11(1): 41-47.
Ilhamsyah Y, Koem S, Muttaqin AS. Aplikasi model hidrologi HBV di DAS Peusangan
Aceh sebagai studi pengantar pengembangan konsep ekohidrologi berkelanjutan.
Jurnal Ilmu-ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan. 1(2): 86-92.
Khattri SK. 2012. Incarcerating the Euler-Mascheroni constant. Osjecki Matematicki
List.12: 45-54.
Linsley RK, Franzini JB, Sasongko D. 1991. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta (ID):
Erlangga.
Upomo TC, Rini K. 2016. Pemilihan distribusi probabilitas pada analisis hujan dengan
metode goodness of fit test. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan. 2(18): 139-
148.
Purnomo SN. 2014. Pengaruh pola aghian hujan terhadap profil muka air di sungai opak.
Jurnal Fropilnik Sipil Fakultas teknik Universitas Bangka Belitung. 2(2): 135-150.
Sofyan Z. 2016. Kalibrasi data curah hujan dengan data debit pada aliran sungai Batang
Agam. Jurnal Teknik Sipil ITP. 3(1): 1-11.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta (ID): Andi.
Triatmodjo B. 2009. Hidrologi Terapan. Yogyakarta (ID): Beta Offset.
LAMPIRAN I
Pembagian tugas
12
Nama NIM Tugas
Fajriah Nur Nadhifah G24150025 Pembahasan no. 8
Agung Baruna S.N. G24150027 Pendahuluan, metodologi,
kesimpulan + editor
Denico Zakieaulia G24150028 Pembahasan no.2,3,4
Erna Nur Aini G24150029 Pembahasan no.5 dan 7
Fitri Yusti Andini G24150030 Pembahasan no.1 dan 6
LAMPIRAN II
Tugas Individu
GHRC (Global Hydrological Research Center) DAAC adalah perusahaan dari Marshall
Space Flight Center milik NASA dan Information Technology and Systems Center
(ITSC) yang berlokasi di University of Alabama di Huntsville. GHRC DAAC didirikan
pada tahun 1991 dan terletak di National Space Science and Technology Center di
kampus UAH. GHRC DAAC menyediakan arsip aktif komprehensif untuk layanan
pembesaran data dan pengetahuan dengan fokus pada cuaca ekstrem, proses dinamis,
fisik, dan aplikasi terkait. GHRC DAAC berfokus pada badai petir, siklon tropis, dan
bahaya akibat badai melalui pengumpulan data satelit, udara, dan in-situ terpadu.
13
ECMWF (European Centre for Medium-Range Weather Forecast) merupakan
salah satu organisasi yang menyediakan informasi iklim, termasuk data-data hidrologi di
dalamnya. Metode pemrosesan data yang digunakan oleh organisasi ini adalah reanalisis,
model, dan simulasi. ECMWF menyediakan permalanan jangka menengah-panjang untuk
data-data atmosfer/cuaca serta super-fasilitas komputasi untuk penelitian ilmiah dan
bekerja sama secara keilmuan maupun teknis untuk dengan agen satelit dan komisi
Eropa. ECMWF menyediakan data-data mengenai informasi hidrologi seperti air tanah,
integral uap air, curah hujan, dan beberapa informasi lainnya (Surbakti 2012).
Daftar Pustaka
Surbakti H. 2012. Penuntun Praktikum Meteorologi. Palembang (ID): Universitas
Sriwijaya,
14