Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Ke-3 Hari, tanggal : Selasa, 27 Februari 2018

M.K. Analisis Hidrologi


Dosen: Asisten :
1. Prof. Dr. Ir. Hidayat Pawitan 1. Yudha Kristanto (G24140005)
2. Dr. Drs. Bambang Dwi Dasanto 2. Dinia Putri (G24130034)
3. Dr. Muh Taufik S.Si, M.Si

ANALISIS FREKUENSI UNTUK RANCANGAN HIDROLOGI

Kelompok (5)
Fajriah Nur Nadhifah (G24150025)
Agung Baruna S.N. (G24150027)
Denico Zakieaulia (G24150028)
Erna Nur Aini (G24150029)
Fitri Yusti Andini (G24150030)

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kejadian-kejadian ekstrem seperti banjir dan kekeringan diperlukan analisis
hidrologi. Menurut Triatmodjo (2009), hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di
bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan
hubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Penerapan ilmu
hidrologi dapat dijumpai dalam beberapa kegiatan seperti perencanan dan operasi
bangunan air, penyediaan air untuk beberapa keperluan (air bersih, irigasi, perikanan,
peternakan), pembangkit listrik tenaga air, pengendalian banjir dan sedimentasi,
transportasi air, drainase, dan air limbah. Analisis data hidrologi sering dilakukan dalam
jumlah yang sangat banyak. Data tersebut diperoleh dari pengukuran di alam yang dapat
diukur hanya satu kali dan kemudian tidak akan terjadi lagi.
Analisis hidrologi diperlukan untuk memperoleh besarnya debit banjir rencana
suatu wilayah. Debit banjir rencana merupakan debit maksimum dengan periode ulang
tertentu yaitu besarnya debit maksimum yang rata-rata terjadi satu kali dalam periode
ulang yang ditinjau. Untuk mendapatkan debit banjir, rencana dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu melalui pengolahan data debit dan melalui pengolahan data hujan. Data
curah hujan didapatkan dari stasiun hujan yang tersebar di daerah pengaliran sungai. Data
yang tercatat merupakan data curah hujan harian, yang kemudian akan diolah menjadi
data curah hujan harian maksimum tahunan.
Frekueni hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau
dilampaui. Periode ulang diartikan sebagai waktu hipotetik dimana debit atau hujan
dengan besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Analisis frekuensi memerlukan seri
data hujan yang diperoleh dari stasiun cuaca. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat
statistik data kejadian yang telah berlalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan
yang akan datang. Beberapa macam distribusi frekuensi dalam ilmu statistik yang sering
digunakan dalam bidang hidrologi, yaitu distribusi normal, distribusi log normal,
distribusi log pearson III, dan distribusi Gumbel (Suripin 2004).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan menentukan frekuensi kejadian debit puncak sungai
dengan teknik partial duration series dan menentukan rancangan hidrologi suatu
bangunan air.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah data debit harian
selama 10 tahun pada tiga DAS berbeda, yaitu Batang Agam, Jambo Aye, dan KR
Peusangan Beukah dan laptop yang sudah terpasang aplikasi exel.

2
Langkah Kerja

Gambar 1. Diagram alir analisis frekuensi untuk rancangan hidrologi

3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Indonesia, sebagian besar stasiun hujannya masih menggunakan alat penakar
hujan manual sehingga ketersediaan data hujannya berupa data hujan harian. Data hujan
harian tersebut nantinya akan digunakan pada analisis frekuensi. Sebelum dilakukan
analisis frekuensi, data hujan harian tersebut dipilih seri datanya. Pemilihan seri data
hujan dapat menggunakan metode partial duration series atau annual maximum series
(Purnomo 2014).
Metode partial duration series adalah metode yang digunakan apabila jumlah
data kurang dari 10 tahun, dimana besarnya di atas suatu nilai batas bawah tertentu,
sedangkan metode annual maximum series digunakan jika ketersediaan data hujan
minimal 10 tahun data runtut waktu (Triatmodjo 2009). Semakin besar periode ulangnya
maka semakin kecil peluangnya.
Tabel 1 Graphical approach minimum Weibull untuk DAS KR Peusangan Beukah
Persentase
Partial Duration Series Periode
Peluang Tidak Terlampaui peluang
(treshold EFQ 90% Ranking Ulang
(Weibull) tidak
(<=90)) (Tahun)
terlampaui
11.4 1 0.09 9.09 11.00
26.9 2 0.18 18.18 5.50
34.3 3 0.27 27.27 3.67
34.5 4 0.36 36.36 2.75
38.5 5 0.45 45.45 2.20
48.7 6 0.55 54.55 1.83
53 7 0.64 63.64 1.57
65.5 8 0.73 72.73 1.38
73.7 9 0.82 81.82 1.22
92.4 10 0.91 90.91 1.10

Tabel 2 Graphical approach maximum Weibull untuk DAS KR Peusangan Beukah


Persentase
Partial Duration Series
Peluang Tidak Terlampaui peluang Periode Ulang
(treshold EFQ 90% Ranking
(Weibull) tidak (Tahun)
(<=90))
terlampaui
337 1 0.09 9.09 11.00
331 2 0.18 18.18 5.50
321 3 0.27 27.27 3.67
231 4 0.36 36.36 2.75
218 5 0.45 45.45 2.20
217 6 0.55 54.55 1.83
179 7 0.64 63.64 1.57
137 8 0.73 72.73 1.38
120 9 0.82 81.82 1.22
97.2 10 0.91 90.91 1.10
Tabel 1 dan 2 merupakan tabel hasil perhitungan periode ulang dan presentase
peluang tidak terlampaui dengan metode weibull menggunakan data debit minimum dan
maksimum bulan Mei selama tahun 1984 sampai tahun 1994 di DAS KR Peusangan

4
Beukah. Berdasarkan Tabel 1, nilai debit yang semakin kecil akan memiliki presentase
peluang tidak terlampaui yang lebih besar sehingga waktu periode ulangnya lebih lama.
Berbeda dengan Tabel 1, Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai debit yang semakin kecil
akan memiliki presentase peluang tidak terlampaui yang lebih kecil sehingga waktu
periode ulangnya lebih cepat. Hal ini dapat dibuktikan dari data pada Tabel 1 dan 2 yang
menunjukkan bahwa debit sebesar 11.4 m 3/detik akan memiliki presentase peluang tidak
terlampaui sebesar 9.09% dengan waktu periode ulang selama 11 tahun (pada Tabel 1),
sedangkan debit sebesar 97.2 m 3/detik memiliki presentase peluang tidak terlampaui
sebesar 90.91% dengan waktu periode ulang selama 1.1 tahun (pada Tabel 2).
Tabel 3 Metode Gumbel (minimum) untuk DAS KR Peusangan Beukah
PARTIAL DURATION SERIES Periode Ulang
P2(X≤x) Q (m3/det)
(MIN) (treshold EFQ 90% (≤13.9)) (Tahun)
38.50 2 0.5 43.94
65.50 5 0.2 28.14
34.50 10 0.1 21.42
92.40 25 0.04 15.14
11.40 50 0.02 11.48
53.00 100 0.01 8.42
48.70 200 0.005 5.79
73.70      
34.30      
26.90      

Tabel 4 Metode Gumbel (maksimum) untuk DAS KR Peusangan Beukah


PARTIAL DURATION SERIES
Periode Ulang P2(X≤x
(MAX) (treshold EFQ 90% Q (m3/det)
(Tahun) )
(≤13.9))
179.00 2 0.5 204.33
331.00 5 0.2 146.42
337.00 10 0.1 121.79
321.00 25 0.04 98.76
97.20 50 0.02 85.35
218.00 100 0.01 74.14
217.00 200 0.005 64.50
231.00      
137.00      
120.00      
Tabel 3 dan 4 merupakan tabel hasil pendugaan nilai debit dengan periode ulang
tertentu berdasarkan data debit minimum dan maksimum bulan Mei dari DAS KR
Peusangan Beukah selama tahun 1984 sampai 1994 menggunakan metode gumbel.
Berdasarkan Tabel 3, periode ulang suatu nilai debit yang lama akan terjadi pada nilai
debit yang kecil. Hal ini dapat dilihat dari data Tabel 3 yang menunjukkan bahwa nilai
debit 5.79 m3/detik akan mempunyai waktu periode ulang selama 200 tahun. Tabel 4 juga
menunjukkan hal yang serupa dengan Tabel 3 yang mana nilai debit yang semakin kecil

5
akan memiliki waktu periode ulang yang lebih lama. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
debit 64.50 m3/detik yang memiliki waktu periode ulang selama 200 tahun.
Tabel 5 Graphical approach minimum Weibull untuk DAS Batang Agam
Partial Duration Series Periode
Peluang Tidak Persentase peluang
(treshold EFQ 90% Ranking Ulang
Terlampaui (Weibull) tidak terlampaui
(<=90)) (Tahun)
5.48 1.00 0.09 9.09 11.00
5.84 2.00 0.18 18.18 5.50
6.48 3.00 0.27 27.27 3.67
6.48 4.00 0.36 36.36 2.75
6.72 5.00 0.45 45.45 2.20
9.36 6.00 0.55 54.55 1.83
10.1 7.00 0.64 63.64 1.57
10.1 8.00 0.73 72.73 1.38
10.4 9.00 0.82 81.82 1.22
10.8 10.00 0.91 90.91 1.10

Tabel 6 Graphical approach maximum Weibull untuk DAS Batang Agam


Partial Duration Series
Rankin Peluang Tidak Persentase peluang Periode Ulang
(treshold EFQ 90%
g Terlampaui (Weibull) tidak terlampaui (Tahun)
(<=90))
111 1 0.09 9.09 11.00
54.2 2 0.18 18.18 5.50
54.1 3 0.27 27.27 3.67
39.5 4 0.36 36.36 2.75
37.8 5 0.45 45.45 2.20
37.6 6 0.55 54.55 1.83
34.4 7 0.64 63.64 1.57
32 8 0.73 72.73 1.38
27 9 0.82 81.82 1.22
19.8 10 0.91 90.91 1.10
Tabel 5 dan 6 merupakan tabel hasil perhitungan periode ulang dan presentase
peluang tidak terlampaui dari suatu debit dengan metode weibull yang menggunakan data
debit minimum dan maksimum DAS Batang Agam pada bulan Mei selama tahun 1984
sampai 1993. Berdasarkan Tabel 5, nilai debit yang semakin kecil akan memiliki waktu
periode ulang yang lebih lama. Hal ini dapat dilihat dari data pada Tabel 5 yang
menunjukkan bahwa nilai debit sebesar 5.48 m3/detik akan memiliki waktu periode ulang
selama 11 tahun. Berbeda dengan Tabel 5, data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai
debit yang semakin besar akan memiliki waktu periode ulang yang lebih lama. Hal ini
dapat dilihat dari data pada Tabel 6 yang menunjukkan bahwa nilai debit sebesar 111
m3/detik akan memiliki waktu periode ulang yang lebih lama yaitu 11 tahun, sedangkan
nilai debit sebesar 19.8 m 3/detik akan memiliki waktu periode ulang yang lebih singkat
yaitu 1.1 tahun.

Tabel 7 Metode Gumbel (minimum) untuk DAS Batang Agam

6
PARTIAL DURATION SERIES Periode Ulang
P2(X≤x) Q (m3/det)
(MIN) (treshold EFQ 90% (≤13.9)) (Tahun)
6.72 2 0.5 7.82
10.40 5 0.2 6.42
10.80 10 0.1 5.82
9.36 25 0.04 5.26
6.48 50 0.02 4.94
10.10 100 0.01 4.66
10.10 200 0.005 4.43
6.48      
5.48      
5.84      

Tabel 8 Metode Gumbel (maksimum) untuk DAS Batang Agam


PARTIL DURATION SERIES
Periode Ulang P2(X≤x
(MAX) (treshold EFQ 90% Q (m3/det)
(Tahun) )
(≤13.9))
19.80 2 0.5 40.53
39.50 5 0.2 23.72
54.10 10 0.1 16.57
111.00 25 0.04 9.88
54.20 50 0.02 5.99
37.60 100 0.01 2.73
32.00 200 0.005 -0.07
27.00      
37.80      
34.40      
Tabel 7 dan 8 merupakan tabel hasil pendugaan nilai debit menggunakan metode
gumbel dengan periode ulang tertentu berdasarkan data debit minimum dan maksimum
DAS Batang Agam pada bulan Mei selama tahun 1984 sampai1993. Berdasarkan Tabel 7
dan 8, nilai suatu debit yang semakin kecil akan memiliki waktu periode ulang yang lebih
lama. Hal ini dapat dilihat dari data pada Tabel 7 dan 8 yang menunjukkan bahwa nilai
debit sebesar 4.43 m3/detik akan memiliki waktu periode ulang selama 200 tahun (pada
Tabel 7) dan nilai debit sebesar 2.73 m 3/detik akan memiliki waktu periode ulang selama
100 tahun. Nilai debit negatif pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai debit tersebut tidak
mungkin terjadi.
Tabel 9 Graphical approach minimum Weibull untuk DAS Jambo Aye
Partial Duration Series Periode
Rankin Peluang Tidak Terlampaui Persentase peluang
(treshold EFQ 90% Ulang
g (Weibull) tidak terlampaui
(<=90)) (Tahun)
62.5 1.00 0.09 9.09 11.00
67.4 2.00 0.18 18.18 5.50
71.6 3.00 0.27 27.27 3.67
73.3 4.00 0.36 36.36 2.75
91.3 5.00 0.45 45.45 2.20

7
121 6.00 0.55 54.55 1.83
124 7.00 0.64 63.64 1.57
187 8.00 0.73 72.73 1.38
194 9.00 0.82 81.82 1.22
238 10.00 0.91 90.91 1.10

Tabel 10 Graphical approach maximum Weibull untuk DAS Jambo Aye


Persentase
Partial Duration Series
Rankin Peluang Tidak Terlampaui peluang Periode Ulang
(treshold EFQ 90%
g (Weibull) tidak (Tahun)
(<=90))
terlampaui
636 1 0.09 9.09 11.00
584 2 0.18 18.18 5.50
581 3 0.27 27.27 3.67
470 4 0.36 36.36 2.75
466 5 0.45 45.45 2.20
453 6 0.55 54.55 1.83
444 7 0.64 63.64 1.57
373 8 0.73 72.73 1.38
355 9 0.82 81.82 1.22
309 10 0.91 90.91 1.10
Tabel 9 dan 10 merupakan tabel hasil perhitungan periode ulang dan presentase
peluang tidak terlampaui suatu debit dengan metode weibull menggunakan data debit
minimum dan maksimum DAS Jambo Aye pada bulan Mei selama tahun 1984 sampai
1993. Berdasarkan Tabel 9, nilai debit yang semakin kecil akan memiliki presentase
peluang tidak terlampaui yang lebih kecil sehingga waktu periode ulangnya lebih lama.
Hal ini dapat dilihat dari data pada Tabel 9 yang menunjukkan bahwa nilai debit sebesar
62.5 m3/detik akan memiliki waktu periode ulang yang lebih yaitu 11 tahun. Sebaliknya,
Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai debit yang semakin kecil akan memiliki presentase
peluang tidak terlampaui yang lebih besar sehingga waktu periode ulangnya lebih lama.
Hal ini dapat dilihat dari data pada Tabel 10 yang menunjukkan bahwa debit sebesar 309
m3/detik akan memiliki waktu periode ulang selama 1.1 tahun.

Tabel 11 Metode Gumbel (minimum) untuk DAS Jambo Aye


PARTIAL DURATION SERIES Periode Ulang
P2(X≤x) Q (m3/det)
(MIN) (treshold EFQ 90% (≤13.9)) (Tahun)
238.00 2 0.5 112.73
194.00 5 0.2 71.61
187.00 10 0.1 54.13
124.00 25 0.04 37.78
121.00 50 0.02 28.26
91.30 100 0.01 20.29
73.30 200 0.005 13.45
71.60      

8
67.40      
62.50      

Tabel 12 Metode Gumbel (maksimum) untuk DAS Jambo Aye


PARTIAL DURATION SERIES
Periode Ulang P2(X≤x
(MIN) (treshold EFQ 90% Q (m3/det)
(Tahun) )
(≤13.9))
636.00 2 0.2 379.51
584.00 5 0.1 349.71
581.00 10 0.05 327.83
470.00 25 0.03333 317.27
466.00 50 0.02 305.63
453.00 100 0.0125 296.19
444.00 200 0.00769 287.45
373.00
355.00      
309.00      
Tabel 11 dan 12 merupakan tabel pendugaan nilai debit menggunakan metode
gumbel dengan periode ulang tertentu berdasarkan data debit minimum dan maksimum
DAS Jambo Aye pada bulan Mei selama tahun 1984 sampai 1993. Berdasarkan data pada
Tabel 11 dan 12, nilai debit yang semakin kecil akan memiliki waktu periode ulang yang
lebih lama. Hal ini dapat dilihat dari data pada Tabel 11 dan 12 yang menunjukkan bahwa
nilai debit sebesar 13.45 m3/detik (pada Tabel 11) dan nilai debit sebesar 287.45 m 3/detik
(pada Tabel 12) akan memiliki waktu periode ulang selama 200 tahun.
Metode weibull menggunakan presentase peluang tidak terlampaui yang
diperoleh dari pengolahan data secara peringkat (rangking). Peringkat atas (nilai
peringkat terkecil) akan memiliki presentase peluang tidak terlampaui yang paling kecil.
Presentase peluang tidak terlampaui mengindikasikan bahwa suatu nilai debit tertentu
akan sulit untuk dilewati nilainya (tidak mungkin lebih besar dari nilai debit tersebut)
sehingga nilai debit tersebut mempunyai kemungkinan untuk terulang. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar presentase peluang tidak terlampaui dari suatu debit
akan meningkatkan potensi nilai debit tersebut terulang sehingga waktu periode ulangnya
menjadi lebih cepat.
Metode weibull dengan pendekatan minimum dan maksimum memiliki
perbedaan dalam melakukan proses peringkat data. Metode weibull dengan pendekatan
minimum menggunakan data debit minimum yang diurutkan dari nilai terkecil hingga
nilai terbesar sehingga nilai terkecil dari nilai debit minimum akan menduduki peringkat
pertama yang mana nilai debit tersebut akan memiliki presentase peluang tidak
terlampaui terkecil sehingga waktu periode ulangnya menjadi paling lama. Hal ini juga
berlaku pada metode weibull dengan pendekatan maksimum. Metode weibull dengan
pendekatan maksimum menggunakan data maksimum yang diurutkan dari nilai data
terbesar hingga nilai terkecil sehingga nilai terbesar dari debit maksimum akan
menduduki peringkat pertama dan memiliki waktu periode ulang yang paling lama.
Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan hasil antara kedua pendekatan tersebut.
Metode gumbel menggunakan hitungan statistik dalam proses pendugaan
debitnya, yaitu nilai rata-rata dan standar deviasi. Nilai rata-rata dan standar deviasi

9
tersebut kemudian diolah menjadi nilai parameter lokasi dan parameter skala yang
kemudian digunakan untuk menduga nilai debit dengan periode ulang tertentu. Hasil
dugaan nilai debit yang diperoleh dari metode gumbel akan memiliki sifat korelasi yang
sama dengan periode ulangnya baik dengan pendekatan minimum maupun maksimum.
Analisis yang dilakukan pada metode weibull dan gumbel memperlihatkan hasil
yang berbeda. Metode gumbel menghasilkan nilai debit dengan sifat korelasi yang selalu
sama terhadap periode ulangnya, baik pada pendekatan minimum maupun maksimum,
yaitu memiliki sifat korelasi negatif. Sedangkan, metode weibull akan menghasilkan hasil
yang berbeda antara pendekatan minimum dengan pendekatan maksimum. Hal ini
disebabkan oleh proses perhitungan yang berbeda. Metode weibull menuntut pengurutan
yang disertai proses peringkat data dalam perhitungannya, sedangkan metode gumbel
menggunakan pendekatan statistik dalam proses pendugaan nilai debit. Selain itu, apabila
dilihat dari nilainya, metode weibull cenderung menghasilkan waktu periode ulang yang
lebih cepat dengan nilai debit yang relatif lebih besar dibandingkan metode gumbel yang
menghasilkan nilai debit yang lebih kecil dengan periode ulang yang lebih lama. Hal ini
disebabkan oleh nilai periode ulang yang berbeda antara metode weibull dengan metode
gumbel. Periode ulang pada metode weibull diperoleh dari hasil perhitungan
menggunakan presentase peluang tidak terlampaui, sedangkan periode ulang yang
terdapat pada metode gumbel ditentukan sebelum menduga nilai debit.
Data debit antara DAS KR Peusangan Beukah, Batang Agam, dan Jambo Aye
menunjukkan nilai yang berbeda. Secara keseluruhan, DAS Jambo Aye merupakan DAS
dengan debit terbesar baik pada data minimum maupun maksimum, sedangkan DAS
Batang Agam merupakan DAS dengan debit terkecil baik pada data minimum maupun
maksimum. Perbedaan besar debit ini akan memiliki pengaruh terhadap besar nilai
estimasi debit dengan metode gumbel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data
debit yang semakin besar akan membuat nilai dugaan debit yang dihasilkan oleh metode
gumbel menjadi lebih besar.
Analisis hidrologi merupakan bagian awal dalam perancangan bangunan air
untuk dapat mengalirkan debit banjir rancangan yang mungkin terjadi. Banjir atau
kekeringan akan mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan. Curah hujan yang
sangat tinggi akan mengakibatkan banjir dan sebaliknya, jika tidak ada hujan akan
mengakibatkan kekeringan. Kejadian hujan merupakan proses stokastik, sehingga untuk
keperluan analisis dan menjelaskan proses stokastik tersebut digunakan teori probabilitas
dan analisis frekuensi (Upomo dan Rini 2016).
Hujan rancangan diperoleh dari analisis frekuensi hujan dan berupa hujan
rancangan dengan kala ulang tertentu yang berarti terjadinya hujan tersebut diharapkan
sama atau dilampaui rata-rata satu kali dalam suatu periode tahun. Beberapa cara
pendekatan penentuan series data untuk analisis frekuensi dipilih berdasarkan
ketersediaan data yang ada di lapangan dan tentunya masing-masing cara menghasilkan
besaran hujan rancangan yang berbeda. Melihat hal ini, dibutuhkan suatu analisis tentang
pengaruh cara pendekatan penetapan seri data yaitu cara maximum annual series (MAS)
dan partial series (PS) (Handayani et al. 2013).
Analisis frekuensi curah hujan merupakan hal yang rumit karena kenyataan
bahwa yang mungkin menjadi perhatian adalah curah hujan yang memiliki berbagai
durasi di berbagai daerah. Hampir semua analisis ditunjukkan pada curah hujan yang
memiliki berbagai durasi pada sebuah stasiun pengamatan (Linsley et al. 1991).

10
Parameter yaitu suatu besaran yang menandakan suatu sistem hidrologi bernilai
tetap dan tidak bergantung pada waktu (Harsoyo 2010). Parameter lokasi
menggambarkan lokasi dimana objek pengamatan belum ada yang hilang atau gagal.
Parameter skala (scale) menggambarkan sebaran data sedangkan parameter bentuk
menggambarkan bentuk distribusi pada Weibull. Konstanta Euler-Mascheroni (γ) sering
disebut sebagai konstanta Euler. Konstanta tersebut didefinisikan melalui persamaan
fungsi limit. Besarnya nilai γ yaitu sekitar 0.5772. Konstanta Euler-Mascheroni terdapat
diantara teori analisis dan perhitungan (Khattri 2012).
DAS Jambo Aye merupakan salah satu DAS terbesar di Provinsi Aceh (Djufri
2015). DAS Jambo Aye terdiri dari 17 sub DAS dengan total luasnya sekitar 462.457,60
ha. Debit DAS Jambo Aye mencapai 141.27 m 3/det (BPS 2009). DAS Batang Agam
merupakan salah satu DAS di wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Tabel 13 Periode ulang debit harian DAS Batang Agam menggunakan metode Gumbell
Kala ulang (tahun) Debit Harian
Gumbell
2 56.364
5 101.768
10 131.826
20 160.260
50 197.993
100 225.963
Sumber : Sofyan (2016)
DAS Krueng Peusangan merupakan salah satu DAS utama yang terdapat di
provinsi NAD. Luas DAS tersebut yaitu 238.550 ha sedangkan panjangnya 128 km.
Debit puncak air sekitar 250 m 3/det pada bulan Oktober (Ilhamsyah et al. 2012). Titik
tertinggi DAS tersebut yaitu 800-3000 mdpl.
Analisis frekuensi untuk rancangan hidrologi dapat digunakan untuk menentukan
rancangan infrastruktur hidrologi yang sesuai dengan DAS yang dianalisis. Analisis
tersebut digunakan untuk memperkirakan besaran hidrologi sebagai nilai besaran
rancangan dengan skala ulang tertentu (banjir rancangan dan hujan rancangan). Analisis
hidrologi untuk penetapan banjir rancangan tergantung dari keluaran analisis yang
diinginkan (peak discharge, flood hydrograph atau volume of flood hydrograf) dan
ketersediaan data yang dapat digunakan dalam proses hitungan. Gumbel memfokuskan
teorinya pada masalah-masalah teknik terkait fenomena-fenomena meteorologi seperti
banjir tahunan dan lain sebagainya. Upaya-upaya untuk mengatasi banjir yang dapat
dilakukan antara lain dengan melakukan pengerukan sedimen, merehabilitasi tanggul
sungai untuk menambah kapasitas tampung debit sungai, peningkatan kemampuan
meresapnya air hujan dari setiap penggunaan lahan baik daerah hulu maupun hilir dan
menghindari darah rawan banjir atau bantaran sungai sebagai tempat pemukiman.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, rancangan infrastruktur hidrologi yang dapat
diterapkan untuk DAS tersebut, yaitu bendungan sungai kecil atau bisa juga tanggul
sungai besar. Bangunan tersebut dapat menahan banjir dengan periode ulang 25 tahun.
Hal ini mengacu pada tabel nilai kala ulang banjir rancangan untuk berbagai bangunan di
sungai oleh Doelchomid (1987).

KESIMPULAN

11
Analisis periode ulang hujan dapat diketahui menggunakan metode partial
duration series Gumbel dan metode Weilbull. Metode Weilbull memberikan hasil yang
di bawah ambang batas pada debit minimum jika peluang terlampaui di bawah 5% dan di
atas ambang batas pada debit maksimum jika peluang tidak terlampaui di bawah 5%.
Metode Gumbel memberikan hasil dari nilai debit yang wajar karena nilai error
bergantung pada standar deviasi. Analisis ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan
perancangan pembangunan bendungan untuk mengatasi banjir dan membuat sistem
irigasi.

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Aceh Utara dalam Angka. Aceh Utara (ID): Badan
Pusat Statistik Aceh Utara.
Djufri. 2015. Ekosistem Leuser di Provinsi Aceh sebagai laboratorium alam yang
menyimpan kekayaan biodiversitas untuk diteliti dalam rangka pencarian bahan
baku obat-obatan. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON.1(7): 1543-1552.
Doelchomid S. 1987. Pembakuan Ramalan Banjir. Makalah. Dalam: Seminar Tinjauan
Hidrologi dan Hidraulika Banjir, PAU-IT UGM, Yogyakarta.
Handayani YL, Andy H, Arief A. 2013. Analisis hujan rancangan partial series dengan
berbagai panjang data dan kala ulang hujan. Jurnal Teknik Sipil. 12(3): 221-232.
Harsoyo B. 2010. Review modeling hidrologi DAS di Indonesia. Jurnal Sains dan
Teknologi Modifikasi Cuaca. 11(1): 41-47.
Ilhamsyah Y, Koem S, Muttaqin AS. Aplikasi model hidrologi HBV di DAS Peusangan
Aceh sebagai studi pengantar pengembangan konsep ekohidrologi berkelanjutan.
Jurnal Ilmu-ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan. 1(2): 86-92.
Khattri SK. 2012. Incarcerating the Euler-Mascheroni constant. Osjecki Matematicki
List.12: 45-54.
Linsley RK, Franzini JB, Sasongko D. 1991. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta (ID):
Erlangga.
Upomo TC, Rini K. 2016. Pemilihan distribusi probabilitas pada analisis hujan dengan
metode goodness of fit test. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan. 2(18): 139-
148.
Purnomo SN. 2014. Pengaruh pola aghian hujan terhadap profil muka air di sungai opak.
Jurnal Fropilnik Sipil Fakultas teknik Universitas Bangka Belitung. 2(2): 135-150.
Sofyan Z. 2016. Kalibrasi data curah hujan dengan data debit pada aliran sungai Batang
Agam. Jurnal Teknik Sipil ITP. 3(1): 1-11.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta (ID): Andi.
Triatmodjo B. 2009. Hidrologi Terapan. Yogyakarta (ID): Beta Offset.

LAMPIRAN I
Pembagian tugas

12
Nama NIM Tugas
Fajriah Nur Nadhifah G24150025 Pembahasan no. 8
Agung Baruna S.N. G24150027 Pendahuluan, metodologi,
kesimpulan + editor
Denico Zakieaulia G24150028 Pembahasan no.2,3,4
Erna Nur Aini G24150029 Pembahasan no.5 dan 7
Fitri Yusti Andini G24150030 Pembahasan no.1 dan 6

LAMPIRAN II
Tugas Individu

Nama : Fajriah Nur Nadhifah


NIM : G24150025

Nama : Agung Baruna SN


NIM : G24150027
GHRC (Global Hydrological Research Center)

GHRC (Global Hydrological Research Center) DAAC adalah perusahaan dari Marshall
Space Flight Center milik NASA dan Information Technology and Systems Center
(ITSC) yang berlokasi di University of Alabama di Huntsville. GHRC DAAC didirikan
pada tahun 1991 dan terletak di National Space Science and Technology Center di
kampus UAH. GHRC DAAC menyediakan arsip aktif komprehensif untuk layanan
pembesaran data dan pengetahuan dengan fokus pada cuaca ekstrem, proses dinamis,
fisik, dan aplikasi terkait. GHRC DAAC berfokus pada badai petir, siklon tropis, dan
bahaya akibat badai melalui pengumpulan data satelit, udara, dan in-situ terpadu.

Nama : Denico Zakieaulia


NIM : G24150028
ECMWF

13
ECMWF (European Centre for Medium-Range Weather Forecast) merupakan
salah satu organisasi yang menyediakan informasi iklim, termasuk data-data hidrologi di
dalamnya. Metode pemrosesan data yang digunakan oleh organisasi ini adalah reanalisis,
model, dan simulasi. ECMWF menyediakan permalanan jangka menengah-panjang untuk
data-data atmosfer/cuaca serta super-fasilitas komputasi untuk penelitian ilmiah dan
bekerja sama secara keilmuan maupun teknis untuk dengan agen satelit dan komisi
Eropa. ECMWF menyediakan data-data mengenai informasi hidrologi seperti air tanah,
integral uap air, curah hujan, dan beberapa informasi lainnya (Surbakti 2012).

Daftar Pustaka
Surbakti H. 2012. Penuntun Praktikum Meteorologi. Palembang (ID): Universitas
Sriwijaya,

Nama : Erna Nur Aini


NIM : G24150029

Nama : Fitri Yusti Andini


NIM : G24150030

14

Anda mungkin juga menyukai