Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN KAPASITAS EMBUNG WONOBOYO

SEBAGAI PENUNJANG KEHIDUPAN WARGA DESA CEMORO

Planning Of The Capacity Of The Wonoboyo Embung As Supporting


The Life Of The Citizens Of Cemoro Village
Dewi Apriliani Putri1, Farhan Hadyan Halim2, Azizzah Shofiatunnisa 3, Irza Daffa Prawira4
1,2,3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga, Bogor, PO BOX 220, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Email: irza_daffa@apps.ipb.ac.id

PENDAHULUAN
Bila kemarau tiba, banyak media cetak memberitakan tentang kekeringan di
beberapa wilayah dengan menceritakan gagalnya panen dan terhentinya pasokan aliran
air. Tetapi sebaliknya bila musim hujan datang, banyak petani yang merasa was-was
bila areal pertanian terendam sehingga tanaman yang diimpikan terpaksa harus
dilupakan. Embung adalah suatu konstruksi bangunan dengan kapasitas tampungan
sebesar 500 m3 - 100.000 m3 sebagai salah satu sarana pemanfaatan sumber daya air
yang berfungsi untuk menyimpan dan penyedia air untuk kebutuhan air baku,
pertanian dan perkebunan(Prasetiya 2015). Embung merupakan komponen yang
sangat penting yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan
dan mengalirkan sesuai kebutuhan masyarakat (Aprizal 2015). Sementara pada
ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang
tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air dan menjadi
sumber air baku, irigasi, perkebunan dan peternakan pada musim kemarau.
Dalam program meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pembangunan
di bidang sumber daya air dengan menyediakan air untuk kebutuhan air baku warga
dan irigasi perkebunan. Pembangunan tersebut berupa pembangunan embung yang
terletak di Desa Cemoro, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Dengan
keberadaan embung dengan nama Embung Wonoboyo diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan air baku warga dan air irigasi perkebunan warga Desa Cemoro, sehingga
dapat meningkatkan perekonomian rakyat dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat akan air bersih. Desa Cemoro merupakan desa yang terletak di daerah
pegunungan, yang masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Temanggung, Provinsi
Jawa Tengah. Penduduk Desa Cemoro seluruhnya berjumlah 2.355 jiwa (Kecamatan
Wonoboyo Dalam Angka). Sebagian besar warga penduduk Desa Cemoro berprofesi
sebagai petani perkebunan. Terdapat 1.829 jiwa penduduknya berprofesi sebagai
petani perkebunan (Kecamatan Wonoboyo Dalam Angka). Tanaman perkebunan yang
dibudidayakan oleh petani antara lain berupa tembakau, bawang, dan jagung. Warga
Desa Cemoro menggunakan air dari Sungai Lingseng untuk memenuhi kebutuhan air
baku dan irigasi perkebunan.

METODOLOGI
Praktikum Bangunan Hidrolika pertemuan 14 membahas “Analisis Perencanaan
Embung Wonoboyo Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Di Desa Cemoro,”. Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Desember 2021 pukul 13.30 – 16.30 WIB secara
daring menggunakan platform Zoom Meeting. Topik bahasannya yaitu parameter
desain, hasil analisis dimensi, gambar teknik, arahan konstruksi dan RAB. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu Microsoft Word, Microsotf Power Point, serta literatur
ilmiah. Langkah-langkah pada praktikum ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Mulai

Studi literatur terkait bangunan embung

Parameter desain dan dimensibangunan embung dianalisis

Rancangan gambar teknik dari hasil analisis dan dimensi

Arahan konstruksi dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dibuat

Selesai

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

PEMBAHASAN
Embung Wonoboyo direncanakan pada Desa Cemoro, Kabupaten Temanggung,
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Desa Cemoro yang berada pada daerah
pegunungan, dan hulu Sungai Lingseng. Debit air Sungai Lingseng mengecil pada
musim kemarau sehingaan sering terjadi kekurangan air bersih pada musim kemarau
dikarenakan debit air menjadi kecil. Hal tersebut berakibat pada warga mengalami
kekurangan air untuk air baku dan irigasi perkebunan yang luasnya 757,40 ha. Dengan
kondisi keurangan air tersebut perlu adanya perencanaan bangunan embung yang
dapat difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan pengairan kebun warga
Desa Cemoro.

Gambar 2 Lokasi studi kasus

Curah hujan rencana pada DAS Embung Wonoboyo dapat dihitung berdasarkan 3
stasiun hujan dengan koefisien Thiessen yaitu Stasiun Tersono (10,1%), Stasiun Jumo
(60,5%) dan Stasiun Kutosari (26,4%). Data curah hujan yang digunaka yaitu selama
14 tahun tiap stasiun mulai tahun 2000 – 2013. Tabel 1 menunjukan hasil perhitungan
curah hujan rencana setiap periode ulang dengan metode distribusi normal. Sedangkan
analisis debit banjir rencana dengan metode rasional, Gamma 1, dan HEC-HMS di
lihat pada Tabel 2. Debit banjir yang digunakan sebesar 18,59 m 3/detik.

Tabel 1. Hasil perhitungan curah hujan rencana distribusi normal


Periode Ulang Curah Hujan Rencana
No
(Tahun) (mm)
1 2 62,64
2 5 75,59
3 10 82,37
4 25 88,97
5 50 94,25
6 100 98,56
7 1/3 PMP 105,68
Tabel 2 Rekapitulasi debit banjir rencana
Periode Ulang Rasional Gama 1 HEC-HMS
No (Tahun) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk)
1 2 7,11 7,71 6,2
2 5 8,58 9,9 8
3 10 9,36 11,05 8,9
4 25 10,1 12,17 9,8
5 50 10,7 13,06 10,6
6 100 11,19 13,79 11,2
7 1/3 PMP 12,00 18,59

Penghitungan neraca air dilakukan untuk mencek apakah air yang tersedia cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan air (Standar Perencanaan Irigasi). Penentuan
neraca air dirumuskan dengan cara menghitung selisih Antara total inflow dan total
outflow. Inflow dalam hal ini adalah debit andalannya, sedangkan outflow adalah
penjumlahan kebutuhan air untuk irigasi, air baku, dan evaporasi. Adapun rekapitulasi
perhitungan neraca air disajikan dalam Tabel 3, dan mengalami defisit sebesar
27.140,23 m3. Sehingga volume tampungan hidup adalah minimal sebesar defisit pada
neraca air.

Tabel 3 Hasil perhitungan neraca air pada embung


Inflow Kebutuhan Surplus
(+)

Bulan hari Debit Volume Komulatif Irigasi Evaporasi Air baku Jumlah Kumulatif Defisit (-)
3 3 3 3 3 3 3 3
m /dt m m m m m m m m3

Jan 31 0.228 609736.22 609736.22 133170.40 70.42 15680.38 148921.20 148921.20 460815.02
Feb 28 0.219 530598.65 1140334.87 20529.74 62.54 14162.93 34755.20 183676.40 956658.47
Mar 31 0.227 607922.80 1748257.67 0.00 66.47 15680.38 15746.85 199423.25 1548834.42
Apr 30 0.171 442156.71 2190414.38 458187.07 65.29 15174.56 473426.93 672850.17 1517564.21
Mei 31 0.140 374123.03 2564537.41 397582.48 62.21 15680.38 413325.07 1086175.24 1478362.16
Jun 30 0.117 302476.78 2867014.18 706815.87 64.15 15174.56 722054.58 1808229.83 1058784.36
Jul 31 0.110 312723.07 3179737.25 769549.99 141.80 15680.38 785372.16 2593601.99 586135.26
Agust 31 0.106 282894.04 3462631.29 571585.48 72.57 15680.38 587338.43 3180940.42 281690.87
Sep 30 0.103 265726.32 3728357.61 99931.43 69.43 15174.56 115175.43 3296115.85 432241.75
Okt 31 0.102 273869.61 4002227.22 717487.98 83.24 15680.38 733251.60 4029367.45 -27140.23
Nop 30 0.130 336409.37 4338636.59 77336.75 67.83 15174.56 92579.15 4121946.59 216689.99
Des 31 0.182 487858.75 4826495.34 335890.66 62.56 15680.38 351633.60 4473580.19 352915.14

Volume total sedimen embung diperhitungkan berdasarkan pada besarnya laju


sedimentasi tahunan yaitu debit sedimen dikalikan dengan umur rencana embung
selama 50 tahun, dan besarnya angkutan sedimen tahunan (Qsedimen) sebesar 70,26
m3/tahun. Maka volume yang disediakan untuk sedimen selama umur rencana 50
tahun sebesar 3.513,22 m3. Sedangkan kapasitas tampungan embung diperhitungkan
berdasarkan volume hidup sebesar 27.140,23 m3 sedangkan volume yang disediakan
untuk sedimen sebesar 3.513,22 m3. Sehingga total kapasitas tampungan sebesar
30.653,45 m3.

Gambar 3 Grafik hubungan elevasi dengan volume genangan dan luas genangan

Berdasarkan grafik hubungan elevasi dengan volume genangan dan luas genangan,
dengan elevasi dasar embung +1530 m, jika volume tampungannya 30.653,45 m 3,
maka didapatkan elevasi mercu pelimpah +1.541,75 m dan luas genangannya
12.963,12 m2. Elevasi mercu pelimpah dibulatkan dari +1.541,75 m menjadi +1.542
m sehingga volume tampungannya menjadi 33.081,32 m 3 dan luas genangannya
14.117,22 m2. Berdasarkan hasil perhitungan penelusuran banjir melalui pelimpah,
dengan debit inflow yang masuk ke embung sebesar 18,59 m3/detik, maka didapatkan
debit banjir outflow yang dialirkan melalui pelimpah sebesar 15,76 m 3/detik dengan
elevasi muka banjir +1543,13 m.
Gambar 4 Grafik penelusuran banjir melalui pelimpah

Embung memiliki konstruksi urugan tanah yang dipadatkan dimana tinggi tubuh
embung sebesar 15 meter. Elevasi muka air banjir yang didapat diketahui dari banjir
melalui pelimpah yang digunakan sebagai dasar perencanaan tinggi mercu embung,
dengan tinggi jagaan 2 meter dan elevasi muka air banjir sebesar +1543,13 meter,
maka tinggi mercu embung adalah +1545,13 meter sehingga tinggi mercu embung
dibulatkan menjadi +1545,5 meter.

Gambar 5 Ilustrasi gambar embung

Embung memiliki konstruksi dari urugan tanah homogen, Arahan konstruksi


pekerjaan embung urugan tanah yang pertama yaitu penentuan lokasi embung. Lokasi
embung yang dipilih yakni yang memiliki cekungan yang cukup untuk menampung
air dan terletak dekat dengan desa. Pekerjaan kedua yaitu pengukuran dan
penyelidikan geoteknik embung untuk menganalisis stabilitas bendung. Pekerjaan
yang terakhir yaitu pembuatan tubuh embung dan perlengkapannya. Rancangan
anggaran biaya (RAB) pembangunan embung urugan tanah ini memiliki total sebesar
Rp. 2.653.127.614,- dengan biaya pembersihan lahan sebesar Rp 144.731.895,-,
pekerjaan galian sebesar Rp. 1.137.937.500,-, pekerjaan timbunan Rp 356.527.431,- ,
pekerjaan utama sebesar Rp. 905.282.268,-, dan pekerjaan pagar pengaman Rp.
108.648.520.

Tabel 4 Rencana Anggaran Biaya


Nama Pekerjaan Volume Harga Satuan Total Harga
(Rp) (Rp)
Pembersihan lahan 9963 m2 11.165 144.731.895
Pekerjaan galian 14450 m3 78.750 1.137.937.500
Pekerjaan timbunan 4797 m3 74.323 356.527.431
Pekerjaan utama 15081 m3 60.028 905.282.268
Pekerjaan pagar pengaman 103 m 1.054.840 108.648.520
Total 2.653.127.614

Simpulan
Embung Wonoboyo direncanakan pada Desa Cemoro, Kabupaten Temanggung,
Provinsi Jawa Tengah yang difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan
pengairan kebun warga Desa Cemoro seluas 757,40 ha. Umur rencana embung sebesar
50 tahun dengan debit banjir pada daerah perencanaan Embung sebesar 18,59 m3/detik.
Volume yang disediakan untuk sedimen selama umur rencana 50 tahun sebesar
3.513,22 m3. Sedangkan kapasitas tampungan embung diperhitungkan berdasarkan
volume hidup sebesar 27.140,23 m3 sedangkan volume yang disediakan untuk sedimen
sebesar 3.513,22 m3. Sehingga total kapasitas tampungan sebesar 30.653,45 m3.
Elevasi muka air banjir pada embung sebesar +1543,13 meter. Elevasi banjir ini
digunakan sebagai dasar perencanaan tinggi mercu embung, dengan tinggi jagaan 2
meter dan elevasi, maka tinggi mercu embung adalah +1545,13 meter sehingga tinggi
mercu embung dibulatkan menjadi +1545,5 meter. Embung Wonoboyo memiliki
konstruksi urugan dengan arahan konstruksi terdiri dari penentuan lokasi embung,
penyelidikan geoteknik embung , dan pembuatan tubuh embung. Total anggaran biaya
pembangunan wonoboyo memiliki total sebesar Rp. 2.653.127.614,-

DAFTAR PUSTAKA
Aprizal. 2015. Perencaaan Embung Tejomartani Desa Branti Raya Natar Lampung
Selatan. Jurnal Teknik Sipil UBL. 6(1): 696-714.
Prasetiya AD. 2015. Perencanaan Embung pada Kali Kedungwaru guna
Penganggulangan Banjir di Wilayah Kabupaten Tulungagung [skripsi].
Malang(ID): Institut Teknologi Nasional.
Priambodo Y N, Susiawan T A, Pranoto S, Suharyanto. 2015. Penentuan kapasitas dan
tinggi mercu embung Wonoboyo untuk memenuhi kebutuhan air di Desa
Cemoro. Jurnal Karya Teknik Sipil. 4 (4) : 512 – 518.

Anda mungkin juga menyukai