Anda di halaman 1dari 9

USULAN PENELITIAN

KARAKTERISTIK BIOKONVERSI LIMBAH PANGAN


KAMPUS IPB DARMAGA MENGGUNAKAN LARVA BSF
(BLACK SOLDIER FLY)

DEWI APRILIANI PUTRI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian “Karakteristik Biokonversi Limbah Pangan (Food Waste) Kampus
IPB Darmaga Menggunakan Larva BSF (Black Soldier Fly)” dilakukan pada bulan
Februari-Mei 2022. Proses biokonversi limbah dengan larva BSF dilakukan di
rumah kompos yang berlokasi di Margajaya, Bogor. Analisis kadar air dilakukan di
Laboratorium Limbah Padat dan B3 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB
sedangkan analisis mutu hasil biokonversi dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah
dan Sumber Daya Lahan, serta kadar protein dan kadar lemak larva BSF dilakukan
di Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan. Pengambilan limbah pangan dilakukan di
rumah makan sekitar Kampus IPB atau kantin kampus saat kondisi memungkinkan.
Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 1. Peta
lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.

Mulai

Pengumpulan limbah pangan Kampus IPB

Pengukuran kondisi
udara lokasi penelitian
Pengukuran kadar air dan pH limbah pangan.
Pengukuran berat larva
BSF tiap siklus hidup
Bikonversi dengan larva BSF
Pengukuran kadar protein
larva tiap siklus hidup

Karakterisasi hasil biokonversi oleh larva BSF


Pengukuran kadar lemak
larva tiap siklus hidup

Efficiency
Fresh Dry Of
Persen Waste Dry
Matter Matter Conversi
reduksi Reduction Matter Survival
Consumpt Consumpt on
limbah Index Reduction Rate (SR)
ion Rate ion Rate Digested
pangan (WRI) (DMR)
(FMCR) (DMCR) Feed
(ECD)

A
Gambar 1 Diagram alir penelitian
2

Mutu hasil biokonversi limbah pangan


berdasarkan SNI 19-7030-2004.

selesai

Gambar 1 Diagram alir penelitian (lanjutan)

Gambar 2 Peta lokasi penelitian

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah termometer bola basah dan bola
kering (skala 0 – 100⁰C), meteran, pengayak kompos, timbangan digital, sarung
tangan lateks, masker, penggaris, gelas piala, pH meter, oven, mesin pencacah
sampah, dan laptop yang dilengkapi Microsoft Excel, aplikasi AutoCAD 2020, serta
aplikasi ArcGIS. Daftar alat dan spesifikasinya disajikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Alat yang digunakan dalam penelitian
No. Nama alat Spesifikasi
Termometer bola basah dan bola - Skala 0 – 100 ⁰C
1
kering - Jumlah alat : 1 buah
- Ukuran : panjang 5 meter
2 Meteran
- Jumlah alat : 1 buah
- Jenis : rotary screen
3 Pengayak kompos
- Jumlah alat : 1 buah
- Ketelitian : 0,1 gr
4 Timbangan Digital
- Jumlah alat : 1 buah
- Material bahan : lateks
5 Sarung tangan lateks
- Jumlah alat : 1 box
- Jenis : Masker medis
6 Masker
- Jumlah alat : 1 box
- Berukuran 50 cm
7 Penggaris
- Jumlah alat : 1 buah
- Kapasitas : 100 mL
8 Gelas piala
- Jumlah alat : 6 buah
- Jenis : pH meter portable
9 pH meter
- Jumlah alat : 1 buah
- Temperatur 30⁰C - 220⁰C
10 Oven
- Jumlah alat : 1 buah
11 Mesin pencacah sampah - Jumlah alat : 1 buah
- Laptop Acer Apire A514-53 dilengkapi
dengan Microsoft Excel, AutoCAD 2020,
12 Laptop
dan ArcGIS
- Jumlah alat : 1 buah

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva black soldier fly (BSF),
limbah pangan campuran, kain kasa, biopond, dan media penyimpan telur larva.
Penelitian ini menggunakan larva BSF yang telah berumur seminggu (7 hari) dan
akan diberikan pakan berupa limbah pangan campuran yang berasal dari 2 (dua)
rumah makan atau kantin kampus (saat kondisi memungkinkan) di sekitar Kampus
IPB. Larva akan dimasukan pada 6 biopond yang mewakili limbah pangan
campuran tiap rumah makan, dengan rincian 3 biopond berisi limbah campuran
rumah makan pertama dan 3 biopond berisi limbah pangan campuran rumah makan
kedua. Rencana menggunakan 3 biopond untuk masing-masing rumah makan ini
dimaksudkan sebagai ulangan dari sampel limbah pangan. Daftar bahan dan
spesifikasinya disajikan seperti pada Tabel 2 Bahan yang digunakan dalam
penelitian
4

Tabel 2 Bahan yang digunakan dalam penelitian


No. Nama Bahan Spesifikasi
- Larva berumur 7 hari
1 Larva black soldier fly - Larva black soldier fly diberikan untuk 5
reaktor kompos
- Asal limbah : Limbah pangan rumah
2 Limbah pangan IPB University
makan di sekitar Kampus IPB
- Material : plastik
3 Biopond
- Jumlah bahan : 4 buah
- Material : kayu
4 Media penyimpan telur
- Jumlah bahan : 12 buah
- Material : kasa
5 Kain kasa - Jumlah bahan : 6 buah (untuk masing
masing biopond)

3.3 Prosedur Penelitian


Pengumpulan Sampel dan Kadar Air Limbah Pangan
Sampel limbah pangan dikumpulkan dengan menyediakan bak sampah khusus
yang terbuat dari plastik berkapasitas 5 liter pada 2 rumah makan di sekitar Kampus
IPB. Bak sampah yang disediakan berjumlah 2 buah pada rumah makan pertama
dan 2 buah pada rumah makan kedua. Bak sampah tersebut akan diisi oleh limbah
pangan yang tercampur dari masing-masing rumah makan. Limbah pangan
campuran ini akan diberikan pada larva pada masing-masing biopond. Pengukuran
kadar air limbah pangan dihitung menggunakan metode gravimetri melalui proses
pemanasan menggunakan oven pada suhu 105⁰C selama 24 jam pada Laboratorium
B3 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.

Pengukuran Kondisi Udara pada Lokasi Penelitian


Pengukuran kondisi udara dibagi menjadi pengukuran suhu udara dan penentuan
kelembaban relatif (RH) pada Rumah Kompos. Pengukuran suhu udara dilakukan
menggunakan termometer bola basah dan bola kering. Pengambilan suhu ini
berlangsung selama 15 hari yaitu masa biokonversi sedang aktif berlangsung.
Pengukuran berlangsung tiga kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00-
08.00 WIB, siang hari pukul 12.00-13.00 WIB, dan sore hari pukul 17.00-18.00
WIB. Selanjutnya penentuan kelembaban relatif ditentukan melalui grafik
psikometri.

Pengukuran Perkembangan Berat Larva BSF


Pertambahan berat tubuh larva diukur selama masa larva yaitu selama 15 hari
dengan rentang waktu pengukuran setiap 3 hari sekali. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan neraca digital. Penimbangan tidak dilakukan untuk seluruh
larva melainkan hanya beberapa larva yang merepsesentasikan keseluruhan larva
dalam reaktor.
Perhitungan Dekomposisi Limbah Pangan oleh Larva BSF
Perhitungan dekomposisi limbah pangan ini diidentifikasi dari pertambahan
berat larva, persen reduksi, indeks reduksi limbah (WRI), dan fresh matter
consumption rate (FMCR). Tingkat reduksi limbah pangan oleh larva BSF
didefinisikan oleh Diener (2010) dalam penelitian Mentari (2018) sebagai waste
reduction index (WRI) melalui Persamaan (1).
𝐷
WRI = × 100%......................................................................................(1)
𝑡

Keterangan :
WRI : indeks reduksi sampah (%/hari)
D : tingkat reduksi sampah
T : waktu yang diperlukan untuk mendekomposisi sampah (hari)

Fresh matter consumption rate (FCMR) didefinisikan oleh Diener et al. (2011)
dalam penelitian Mentari (2018) sebagai laju konsumsi harian sampah berdasarkan
nilai berat kering dari sampel sampah organik melalui Persamaan (2).
𝑎⁄
𝑏
FMCR = ...............................................................................................(2)
𝑐

Keterangan :
FMCR : laju konsumsi harian sampah organik segar (mg/larva/hari)
a : jumlah sampah yang ditambahkan (mg)
b : rentang hari penambahan (hari)
c : jumlah larva (larva)

Selanjutnya yaitu perhitungan nilai dry matter reduction (DMR) berdasarkan


berat total limbah organik pada fase larva dan berat residu yang tersisa pada akhir
siklus larva. Perhitungan nilai DMR ini melalui Persamaan (3). Perhitungan
dilanjutkan menghitung dry matter consumption rate (DMCR) untuk pertimbangan
perancangan fasilitas dekomposisi kedepannya. Perhitungan DMCR melalui
Persamaan (4).
𝑗−𝑘
DMR = 𝑘
× 100%.................................................................................(3)

Keterangan :
DMR : nilai reduksi materi kering (%)
j : berat kering sampah organik awal (gr)
k : berat kering sampah organik akhir (gr)
6

𝐹𝑀𝐶𝑅 ×%𝐷𝑀𝑅
DMCR = ...............................................................................(4)
100

Keterangan :
DMCR : laju konsumsi harian sampah kering (mg/larva/hari)
FMCR : laju konsumsi harian sampah segar (mg/larva/hari)
DMR : nilai reduksi materi kering (%)

Nilai efisiensi konversi limbah yang tercerna larva BSF dihitung melalui
perhitungan efficiency of conversion of digested feed (ECD) dalam satuan %.
Perhitungan ECD menurut penelitian Mentari (2018) menggunakan metode Scriber
dan Slanky (1981) melalui Persamaan (5).
𝐵
ECD = × 100%................................................................................(5)
(𝐼−𝐹)

Keterangan :
ECD : efisiensi konsumsi sampah organik yang tercerna (%)
B : pertambahan berat larva selama periode makan (mg)
I : jumlah sampah organik yang dikonsumsi (mg)
F : berat sisa sampah organik dan material hasil ekskresi (mg)

Penentuan Kadar Protein dan Lemak Larva BSF


Kadar protein menjadi nutrisi paling tinggi yang berada pada tubuh larva BSF
dan disusul dengan kadar lemak yang memiliki potensi besar menghasilkan produk
pakan ternak. Penentuan kadar protein dan lemak larva BSF dilakukan di
Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan Fateta IPB.

Penentuan Mutu Biokonversi Limbah berdasarkan SNI 19-7030-2004


Dekomposisi limbah pangan Kampus IPB menghasilkan senyawa organik yang
lebih sederhana dan yang bisa dimanfaatkan seperti kompos. Beberapa parameter
fisik seperti suhu dan warna diamati. Sedangkan parameter yang digunakan sebagai
acuan penilaian mutu yaitu C, N, rasio C/N, P2O5, K2O, Zn, Ca, Co, Mg, Mn, dan
Fe. Pengukuran parameter mutu tersebut dilakukan pada laboratorium Ilmu Tanah
dan Sumber Daya Lahan Faperta IPB, dimana untuk pengukuran kadar Karbon (C)
dapat menggunakan metode gravimetri, pengukuran kadar Nitrogen (N)
menggunakan metode Kjedahl, pengukuran kadar fosfor (P2O5) dapat
menggunakan instrument UV Vis, pengukuran kadar Kalium (K2O) dapat
menggunakan instrument ICP, pengukuran kadar Kalsium (Ca) dan Magnesium
(Mg) dapat menggunakan metode titrimetri, serta kadar Seng (Zn), Kobalt (Co),
Mangan (Mn), dan Besi (Fe) dapat menggunakan spektrofotometri serapan atom.
Hasil pengomposan dengan larva BSF kemudian dibandingkan dengan SNI 19-
7030-2004 sehingga diketahui umur pengomposan yang terbaik dan sesuai dengan
mutu standar.
DAFTAR PUSTAKA
Diener S. 2010.Valorisation of organic solid waste using the black soldier fly,
Hermetia illucens l., in low and middle-income countries [disertasi]. Zurich
: Swiss Federal Institute of Aquatic Science and Technology.
Diener S, Solano NM. Gutiérrez FR, Zurbrügg CT. 2011. Biological treatment of
municipal organic waste using black soldier fly larvae. Waste Biomass
Valor. 2(1): 357-363.
Mentari PD. 2018. Karakteristik dekomposisi sampah organik pasar tradisional
menggunakan larva black soldier fly (Hermetia illucens L.) [skripsi]. Bogor:
IPB University.
Scriber JM, Slansky F. 1981. Selected bibliography and summary of quantitative
food utilization by immature insects. Bulletin of the Entomological Society
of America. 28 (1): 43-55.

Anda mungkin juga menyukai