3 METODE
Kerangka Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kunyit putih
(C. zedoaria), media Nutrient Agar (NA), media Water Yeast Extract Agar
9
(WYEA) (Lampiran 1), media Nutrient Broth (NB), media Potato Dextrose Agar
(PDA), media Potato Dextrose Broth (PDB), etanol 70%, larutan natrium
hipoklorit, Gotaq Green Master Mix, bahan-bahan PCR, dan embrio ikan zebra.
Alat-alat yang digunakan antara lain inkubator, micropippet, mesin PCR, alat
elektroforesis, UV transilluminator, spektrofotometer, sentrifugasi, evaporator,
mikroskop, plate multiwell, serta alat-alat gelas.
Sampel Tanaman
Tanaman kunyit putih (C. zedoaria) diambil dari tiga lokasi yang berbeda.
Sampel tanaman diambil dari kebun pribadi di Bojong Gede (BG), kebun
percobaan Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong, (CBN), dan kebun koleksi
tanaman obat, Pusat Penelitian Biofarmaka, IPB, Dramaga (DRMG) (Tabel 2).
Masing-masing sampel diambil tiga tanaman. Sampel tanaman diambil pada bulan
November 2012April 2013. Tanaman yang diambil adalah tanaman sehat bebas
kontaminasi patogen tanaman. Sampel selanjutnya dibawa ke laboratorium dan
dalam waktu 24 jam sampel sudah diisolasi. Sampel tanaman diidentifikasi di
Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI. Identifikasi dilakukan
berdasarkan karakteristik morfologi dengan mengacu pada buku identifikasi
tanaman Flora of Java (Backer dan van den Brink 1968) dan membandingkan
dengan spesimen herbarium yang terdapat di Herbarium Bogoriense.
Elektroforesis
Sebanyak 3 l dari produk PCR dianalisis menggunakan gel agarosa 1%
dengan aliran listrik bertegangan 100 V selama 25 menit. Setelah selesai, gel
direndam dalam larutan ethidium bromide 5 g/mL selama 30 menit dan dibilas
menggunakan bufer TAE 1x. Hasil elektroforesis dilihat menggunakan alat UV
transilluminator. DNA dikatakan teramplifikasi apabila pada hasil elektroforesis
diperoleh 1 pita tunggal berukuran 1500 pb.
Bioassay Antimikrob
Komposisi media lapisan atas sama dengan komposisi media lapisan bawah tetapi
dengan konsentrasi bacto agar lapisan atas adalah setengah dari konsentrasi bacto
agar lapisan bawah. Seed culture ditumbuhkan pada media NB selama 20 jam.
Pada jam ke-20, dilakukan pemeriksaan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 625 nm untuk bakteri dan 530 nm untuk yeast. Konsentrasi
bakteri dan yeast yang digunakan adalah 106 dan 105 CFU/ml. Setelah diperoleh
konsentrasi yang diinginkan, seed culture ditambahkan pada media lapisan atas
sebelum media tersebut dituangkan ke permukaaan cawan Petri.
Uji Antimikrob
Uji antimikrob dilakukan berdasarkan metode antagonisme langsung.
Bakteri endofit terlebih dahulu ditumbuhkan pada media NA selama 5 hari.
Bakteri endofit pada media agar selanjutnya dibuat dalam bentuk lempengan bulat
menggunakan sedotan steril. Lempengan kemudian diletakkan di atas permukaan
media bioassay. Cawan Petri diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam untuk
bakteri, dan suhu 30 oC selama 48 jam untuk yeast. Zona hambat yang terbentuk
diamati pada jam ke-24 dan 48. Uji antimikrob masing-masing bakteri endofit
dilakukan tiga pengulangan. Kriteria kekuatan daya hambat bakteri yang
digunakan adalah sangat kuat (zona hambat >20 mm), kuat (zona hambat1020
mm), sedang (zona bening 510 mm), lemah (<5 mm) (Davis dan Stout 1971).
Uji Toksisitas
Larutan fase ekstrak etil asetat dan fase air dibuat dalam konsentrasi 50,
100, 150, 200, dan 250 ppm. Satu telur embrio ikan zebra dalam 150 L air tawar
dan 150 L ekstrak dimasukkan ke dalam plate multiwell. Satu ulangan dibuat
dalam lima sumur dan ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Multiwell ditutup dan
diinkubasi selama 72 jam pada suhu ruang (Lampiran 2).
Bagian organ larva ikan zebra yang diamati meliputi sumbu tubuh, panjang tubuh,
pigmentasi, kantong kuning telur, jantung, warna mata, telinga, dan sirkulasi
darah (Kumar et al. 2013)
Isolasi bakteri endofit dilakukan dari tanaman kunyit putih yang diambil
dari lokasi tanam yang berbeda berdasarkan metode sterilisasi permukaan. Metode
sterilisasi permukaan yang digunakan pada penelitian ini dikatakan berhasil
karena tidak ada pertumbuhan mikrob pada cawan Petri kontrol. Hasil isolasi
menunjukkan bahwa bakteri endofit ditemukan pada semua bagian tanaman
kunyit putih meliputi bagian rimpang, batang dan daun. Keberadaan bakteri
endofit ditemukan hampir pada semua bagian tanaman inang termasuk akar,
batang, daun, biji, buah, umbi, dan juga dalam nodul tanaman legum (Sturz et al.
1997; Jalgaonwala dan Mahajan 2011). Struktur populasi bakteri endofit pada
suatu tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adanya rotasi tanaman,
kondisi tanah, umur tanaman, musim ketika dilakukan isolasi, jaringan tanaman,
dan keberadaan patogen tanaman.
Populasi bakteri endofit berbeda antar lokasi, umur, bagian tanaman
(rimpang, batang, daun), dan hal ini juga dipengaruhi oleh jenis media isolasi
yang digunakan. Tiga sampel tanaman kunyit putih yang diambil dari lokasi
berbeda diisolasi menggunakan empat macam media dan dua jenis metode
menunjukkan kelimpahan bakteri endofit yang berbeda. Sampel tanaman dari
CBN menunjukkan kelimpahan bakteri 3 log (CFU/g) sampel, sampel dari BG
adalah berkisar 2 sampai 3 log (CFU/g) sampel, dan sampel dari DRMG adalah
3 sampai 4 log (CFU/g) sampel (Gambar 4).