Anda di halaman 1dari 9

JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3 Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al.

Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v24i3.37436

PEMETAAN DAN ALTERNATIF PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG


RAJUNGAN DI INDONESIA

Kiki Puspita Amalia1,2*, Meti Ekayani2,3, Nurjanah4


1
Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, KKP
2
Departemen Multidisiplin Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB University
3
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, IPB University
4
Departemen Teknologi Hasil Perairan, IPB University

Diterima: 31 Agustus 2021/Disetujui: 26 Oktober 2021


*Korespondensi: kikipuspita@apps.ipb.ac.id

Cara sitasi: Amalia KP, Ekayani M, Nurjanah. 2021. Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah cangkang
rajungan di Indonesia. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 24(3): 310-318.

Abstrak
Pasteurized crab meat merupakan salah satu ekspor terbesar komoditas hasil perikanan di
Indonesia. Unit pengolahan ikan (UPI) menerima bahan baku berupa daging rajungan dari miniplant, hal
ini menyisakan limbah rajungan yang cukup besar karena sekitar 50-60% bagian tubuh rajungan adalah
cangkang. Penelitian ini bertujuan memetakan rantai pasok terkait pemanfaatan limbah rajungan, termasuk
menghitung potensi limbah, nilai ekonomi dan identifikasi alternatif pemanfaatan limbah rajungan.
Metode yang dilakukan dengan deskripsi kualitatif, benefit transfer, dan analisis pendapatan. Data hasil
penelitian memetakan rantai pasok terkait pemanfaatan limbah rajungan di delapan provinsi berdasarkan
pada 37 UPI yang mengolah pasteurized crab meat dan 148 miniplant di sembilan provinsi pemasok bahan
baku. Berdasarkan pilihan utama alternatif pemanfaatan oleh responden, jumlah cangkang yang tersedia
di setiap provinsi dan nilai ekonomi yang tinggi dari kitosan maka limbah cangkang sangat potensial jika
dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku kitin dan kitosan.

Kata kunci: benefit transfer, kitin, kitosan, pasteurized crab meat

Mapping and Alternative Utilization of Shell Crab Waste in Indonesia

Abstract

Pasteurized crab meat is one of the largest fishery export commodities in Indonesia. Fish Processing
Unit (FPU) receives raw materials in the form of whole crab from the miniplant, thus leaving a fairly large
crab waste because about 50-60% of the crab is the shell. Previous research has informed that crab waste
has potential utilization and it can increase the economic value of the crab waste. This study aims to map
the supply chain related to the use of crab waste, including calculate waste potential, economic value and
identify alternative uses of crab waste. The method used is a qualitative descriptive, benefit transfer, and
income analysis. The result of this study represent supply chain mapping of crab waste utilization in 8
provinces based on 37 FPU and 148 miniplant on 9 provinces that supply raw materials. Based on the main
choice of alternative utilization by respondents, the number of shells available in each province and the high
economic value of chitosan, shell waste has great potential used as chitosan.

Keyword: chitosan, crab, utilization, waste

310 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al. JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3

PENDAHULUAN pengelola khususnya miniplant, sehingga


Indonesia merupakan pengekspor sesuai dengan Sustainable Development Goals
pasteurized crab meat nomor empat terbesar di (SDGs) nomor 12 tentang konsumen dan
dunia setelah Rusia, Kanada dan China dengan produksi yang bertanggungjawab, sejalan juga
tujuan utama ekspor adalah Amerika Serikat. dengan konsep polluter pays principle, yaitu
Berdasarkan data, potensi rajungan di sebelas pihak penghasil limbah harus bertanggung
wilayah pengelolaan perikanan (WPP) sebesar jawab terhadap limbah yang dihasilkannya
60.489 ton dan volume ekspor pasteurized (Noordwijk et al. 2008).
crab meat ini cenderung naik pertahunnya. Tujuan penelitian adalah memetakan
Persentase kenaikan volume ekspor tahun rantai pasok terkait jumlah dan pemanfaatan
2019 ke tahun 2020 naik sebesar 13,25% limbah rajungan, termasuk menghitung
berdasarkan data Kementerian Kelautan dan potensi limbah, kapasitas produksi,
Perikanan (KKP 2020). Unit pengolahan ikan nilai ekonomi dan identifikasi alternatif
(UPI) memerlukan peningkatan bahan baku pemanfaatan limbah rajungan.
berupa daging rajungan dalam pengolahan
pasteurized crab meat, hal ini berpotensi BAHAN DAN METODE
meningkatkan limbah cangkang yang Bahan dan Alat
dihasilkan oleh miniplant sebagai pemasok Penelitian ini menggunakan bahan
bahan baku. Aktivitas industri yang hanya berupa aplikasi HACCP Online System
mengambil daging rajungan ini menghasilkan (HONEST) KKP serta perangkat lunak
limbah cangkang yang banyak. Suwandi et al. Microsoft Excel 2010, sedangkan alat yang
(2019) menyatakan proporsi bagian tubuh digunakan berupa kuesioner dengan Google
rajungan setelah pengupasan adalah cangkang Form yang disebarkan melalui media
52,59%, daging 35,68% dan jeroan 11,73%. komunikasi (telepon, zoom dan whatsapp)
Jacoeb et al. (2012) melaporkan bahwa dan laptop.
rajungan segar memiliki rendemen yang lebih
tinggi, rajungan kukus mengalami penurunan Metode
rendemen sebesar 14,99%. Komposisi Data yang digunakan berupa data primer
proksimat rajungan segar dan kukus berturut- yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara
turut sebagai berikut: kadar air 75,43%; (google form, whatsapp, telepon) serta data
abu 6,02%; protein 66,63%; lemak 0,75%; sekunder berupa nama unit pengolahan ikan
26,62%; protein larut air (bk) 25,32%; protein (UPI) yang diperoleh dari data HONEST
larut garam (bk) 30,77%. Adanya perbedaan KKP, nama miniplant dari data monitoring
proporsi tubuh ini dipengaruhi oleh ukuran, KKP, data pemanfaatan limbah cangkang dari
berat, jenis, dan tingkat pertumbuhan. jurnal ilmiah dan literatur terkait. Pelaksanaan
Limbah cangkang yang dimanfaatkan pengambilan data dilakukan pada bulan
belum optimal dan sebagian besar dibuang Januari−Juni 2021. Jenis informasi/data yang
begitu saja ke lingkungan sehingga dapat diperlukan, sumber, metode analisis dan
menimbulkan permasalahan lingkungan metode pengambilan contoh disajikan pada
antara lain pencemaran bau, dapat menularkan Table 1.
berbagai penyakit, dan mengganggu Penentuan responden menggunakan
kenyamanan masyarakat (Supratman et al. rumus Slovin (Sangaji et al. 2010):
2016). Limbah cangkang memiliki potensi N
pemanfaatan yang besar, sejalan dengan n= (1+Ne2)
penelitian terdahulu bahwa limbah cangkang Keterangan:
masih dapat dimanfaatkan antara lain n = Jumlah responden
sebagai bahan pencampur/suplemen pakan, N = Jumlah Populasi
pupuk, kitin, kitosan, produk pangan dan e = Eror atau galat (10%)
lainnya (Azizi et al. 2020; Faruqi et al. 2020). Benefit transfer digunakan untuk
Pemanfaatan limbah cangkang rajungan mengukur nilai berdasarkan studi lain
ini dapat memberikan nilai tambah bagi yang pernah dilakukan di tempat yang

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 311


JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3 Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al.

Table 1 Analysis and sampling method


Analysis Sampling
No Purpose Required Data Data Source
Method Method
1 Availability Number of FPU/region MMAF Qualitative Census
of supply description
chain related FPU Production Capacity FPU Benefit
to utilization transfer
crab waste in
Indonesia Number of miniplant Miniplant

Number of shell waste/


region
Percent handling shell
waste/region

Percent selling purpose/


region
2 Availability Utilization of shell waste Literature Qualitative Purposive
of potential based on literature description sampling
waste data,
economic value
and alternative
utilization of Percent of respondent FPU Income
crab waste choices regarding analysis
utilization of shell waste

Chitosan information Miniplant

Calculation of value added


of shell waste as chitosan

sama maupun berbeda (Fauzi 2015). TR = Total penerimaan


Jumlah cangkang ini dihitung dengan cara TC = Total biaya
mengurangi jumlah total rajungan yang Q = Jumlah Produk
diterima dengan jumlah daging dan jeroan P = Harga Produk
TFC = Total biaya tetap
yang dihasilkan, hal ini menggunakan metode
TVC = Total biaya variabel
benefit transfer dari penelitian Suwandi et al.
(2019). Nilai tambah didapatkan dari analisis Analisis data dilakukan secara deskripsi
pendapatan yang bertujuan untuk mengetahui kualitatif dengan perhitungan menggunakan
besar keuntungan yang diperoleh dari usaha Microsoft Office (Excel) versi 2010 untuk
yang dilakukan (Elza et al. 2020; Soekartawi menghitung jumlah cangkang, persentase
1995). penanganan, serta persentase penjualan
π = TR -TC limbah cangkang di tiap wilayah.
TR = Q x P
TC = TFC + TVC
Keterangan:
π = keuntungan (nilai tambah)

312 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al. JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3

HASIL DAN PEMBAHASAN dengan jumlah cangkang berkisar antara 25-


Rantai Pasok Terkait Pemanfaatan 1.300 kg per-hari. Jumlah UPI, miniplant dan
Limbah Rajungan di Indonesia limbah cangkang disajikan pada Figure 2.
Rantai pasok untuk industri pasteurized Berdasarkan Figure 2 jumlah UPI
crab meat dimulai dari nelayan, bakul, dan miniplant terbanyak di Provinsi Jawa
miniplant, UPI sampai importir. Pengambilan Timur sebanyak 9 UPI dan 37 miniplant.
sampel UPI berdasarkan data UPI yang Jumlah cangkang terbesar berada di Jawa
aktif berproduksi di data KKP, sedangkan Tengah sebesar 11,15 ton/hari, hal ini karena
data miniplant dilakukan sesuai data yang miniplant di Jawa Tengah mengolah rajungan
diberikan oleh UPI dan telah diverifikasi dengan jumlah yang lebih banyak yaitu
melalui data di KKP. Penelitian ini dibatasi dari 18,25 ton/hari dibandingkan Jawa Timur
miniplant karena miniplant yang melakukan yaitu 15,87 ton/hari. Sumber data berasal
pengupasan rajungan sebelum dipasok ke dari informasi yang diperoleh dari UPI dan
UPI sebagai bahan baku. Rantai pasok terkait miniplant terkait jumlah cangkang rajungan,
rajungan dan limbah rajungan selama ini kemudian dijumlahkan tiap wilayah. Bangka
disajikan pada Figure 1. Belitung tidak memiliki UPI namun memiliki
Figure 1 menunjukkan bahwa rantai tiga miniplant rajungan yang memasok bahan
pasok limbah rajungan selama ini berhenti di baku ke UPI di Jawa Timur dan memiliki
miniplant sebagai pengupas rajungan. Hasil potensi limbah cangkang sebesar 1 ton per
dari pengupasan tersebut adalah limbah hari. Data jumlah limbah cangkang rajungan
cangkang yang oleh miniplant ditangani yang dihasilkan disajikan pada Figure 3.
dengan membuangnya ke lingkungan serta Figure 3 menunjukkan jumlah limbah
ada yang menjual pada pihak pembeli limbah cangkang dari 148 miniplant sebesar 43,03
cangkang. ton perhari, data ini diperoleh menggunakan
UPI pengolah pasteurized crab meat di metode benefit transfer jumlah limbah
Indonesia menurut data HONEST KKP adalah cangkang (Suwandi et al. 2019). Perhitungan
sebanyak 37 unit yang tersebar di delapan dilakukan di setiap miniplant dengan
provinsi. Dari data UPI tersebut diperoleh mengurangi jumlah total rajungan yang
148 miniplant yang tersebar di 9 provinsi. diterima dengan jumlah daging dan jeroan
Data jumlah rajungan diperoleh dari masing- yang dihasilkan. Persentase rata-rata limbah
masing miniplant pemasok bahan baku ke 37 cangkang didapatkan sebesar 63,65%
UPI yang terdata. Diperoleh 148 miniplant dari total berat rajungan. Hal ini sesuai

Figure 1 Supply chain of pasteurized crab meat (1) and crab waste (2)

Figure 2 Number of fpu, miniplant and shell waste

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 313


JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3 Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al.

Percentage

A B C D E F G H I
Province
Figure 3 Shell crab waste distribution per province; disposed to environment; sold to other
parties; (A) Banten; (B) West Java; (C) Central Java; (D) East Java; (E) South Kalimantan;
(F) Lampung; (G) South Sulawesi; (H) North Sumatra; (I) Bangka Belitung.

dengan penelitian Suwandi et al. (2019) dan cangkang terjual yaitu digunakan sebagai
Rochima (2014) yang menyatakan bahwa pakan ternak. Persentase peruntukan limbah
limbah cangkang sekitar 40-60% dari total terjual di masing-masing wilayah disajikan
berat rajungan. Dari sensus yang dilakukan, pada Figure 4.
penanganan limbah cangkang di miniplant Figure 4 menjelaskan bahwa peruntukan
hanya berupa penjualan dan pembuangan limbah cangkang sebagai pakan paling tinggi
cangkang, belum ada miniplant yang di Kalimantan Selatan, kemudian diikuti
memanfaatkan dengan mengolah limbah oleh Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung,
cangkang tersebut. Data penanganan di Bangka Belitung dan Jawa Timur. Sedangkan
miniplant disajikan pada Figure 3. di Banten, Sulawesi Selatan dan Sumatra
Figure 3 menunjukkan bahwa mayoritas Utara seluruh miniplant tidak mengetahui
miniplant melakukan kedua kegiatan, yaitu peruntukkan limbah cangkang terjual.
menjual dan membuang limbah cangkang,
kecuali miniplant di Banten dan Kalimantan Potensi Limbah, Nilai Ekonomi
Selatan yang seluruhnya menjual cangkang dan Alternatif Pemanfaatan Limbah
tersebut. Wilayah yang membuang cangkang Rajungan
lebih banyak dibanding menjual cangkang Pemanfaatan limbah cangkang rajungan
antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, sudah cukup banyak menjadi subjek penelitian,
Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara. sehingga dalam penelitian ini dilakukan studi
Sedangkan wilayah yang menjual cangkang literatur dan diperoleh informasi bahwa
lebih banyak dibanding membuang cangkang berdasarkan jurnal pemanfaatan limbah
adalah Jawa Timur dan Bangka Belitung. cangkang rajungan selama tahun 2007-2020
Miniplant yang membuang limbah diperoleh 4 kelompok besar pemanfaatan
cangkang diberikan pertanyaan terkait limbah cangkang, yaitu sebagai bahan baku
peruntukan penjualan limbah cangkang industri (kitosan), pakan hewan, produk
tersebut. Mayoritas miniplant sebanyak 65% pangan, dan pupuk (Balkhande et al. 2020;
tidak mengetahui tujuan pembelian limbah Husni et al. 2020; Kurniawan et al. 2017;
cangkang tersebut, sedangkan 35% miniplant Kurnia et al. 2016).
memberikan informasi peruntukan limbah

314 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al. JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3

100%

90%

80%

70%

Percentage
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
A D B C E F G H I
Province
Figure 4 Shell crab waste handling per province; used as feed; not identified; (A) Banten
(B) West Java; (C) Central Java; (D) East Java; (E) South Kalimantan; (F) Lampung; (G)
South Sulawesi; (H) North Sumatra; (I) Bangka Belitung.

100%

90%

80%

70%
Percentage

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

A B C E D F G H I
Province
Figure 5 Respondent choices regarding utilization of shell waste per province; chitosan;
feed; fisheries product; fertilizer; (A) Banten; (B) West Java; (C) Central Java; (D)
East Java; (E) South Kalimantan; (F) Lampung; (G) South Sulawesi; (H) North Sumatra;
(I) Bangka Belitung.

Mayoritas responden di beberapa wilayah yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung,
memilih pemanfaatan limbah cangkang Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara. Banten
sebagai bahan baku industri (kitosan), hal ini seluruhnya memilih pupuk sebagai pilihan
sejalan dengan isu terkini pemanfaatan limbah pemanfaatan, Jawa Barat memilih pakan
cangkang sebagai kitosan yang dilkukan oleh sebagai pilihan pertama, Kalimantan Selatan
Azizi et al. (2020), dan Husni et al. (2020). memilih produk pangan sebagai pilihan
Data pilihan responden dalam memanfaatkan pertama, sedangkan Bangka Belitung memilih
limbah cangkang rajungan disajikan pada produk pangan dan pupuk sebagai pilihan
Figure 5. pertama pemanfaatan limbah cangkang.
Figure 5 menunjukkan lima provinsi Kitosan adalah senyawa turunan dari kitin
yang memilih kitosan sebagai pilihan yang banyak ditemukan pada cangkang hewan
pertama pemanfaatan limbah cangkang, laut seperti udang, kepiting dan rajungan.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 315


JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3 Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al.

Kitosan bermanfaat bagi kehidupan manusia, analisis pendapatan (Elza et al. 2020;
sebagai bahan pengawet dan antijamur pada Soekartawi 1995). Perhitungan nilai tambah
bidang pangan, antibakteri, adsorben logam kitosan disajikan pada Table 2.
berat dan lainnya. Hasil peneltian Rohima Berdasarkan data di Table 2 nilai tambah
(2007) menunjukkan bahwa potensi cangkang cangkang jika dijual begitu saja sebagai
rajungan sebagai bahan baku kitosan adalah cangkang (bahan baku pakan) didapatkan
sebagai berikut: rendemen 69,5%, kelarutan nilai tambah sebesar Rp2.000/kg, sedangkan
79,39%, derajat deasetilasi 70,7%, viskositas jika dimanfaatkan sebagai kitosan oleh
intrinsik 6,93 mL/g, berat molekul 8,75x103. pihak lain, maka didapatkan nilai tambah
Untuk meningkatkan pemanfaatan kitosan sebesar Rp18.000/kg. Jika miniplant sendiri
juga telah dilakukan penelitian tentang yang memanfaatkan akan diperoleh nilai
depolimerisasi kitosan menggunakan sinar tambah lebih besar sebesar Rp20.000/kg.
ultraviolet dan katalis asam klorida yang Perhitungan ini belum menambahkan biaya
menghasilkan rendemen 70,07±14,00%, tetap seperti biaya mesin, sewa bangunan,
kelarutan 99,80±0,17%, derajat putih listrik. Pemanfaatan limbah cangkang sebagai
99,99±0,00%, viskositas 49,78±0,31 cP, bobot kitosan yang memiliki nilai tambah yang
molekul 169,46±0,30 kDa, dan zeta potensial tinggi dan didukung dengan jumlah cangkang
7 3,03±1,92 mV (Nuryadin et al. 2020). yang tinggi diharapkan mampu menjadi
Pemanfaatan yang luas ini membutuhkan salah satu alternatif peningkatan nilai tambah
kitosan dalam jumlah banyak, dan kebutuhan limbah rajungan. Menurut Supriyantini et al.
bahan baku dari cangkang rajungan akan (2018), kitosan yang berasal dari rajungan
sangat mendukung produksi kitosan. Negara dapat digunakan sebagai bahan bioadsorben
produsen kitin kitosan terbesar saat ini adalah untuk menurunkan jumlah logam berat timbel
Jepang dan Amerika, di pasar internasional (Pb) pada limbah cair, sedangkan menurut
harga kitin mencapai US$ 5-10/kg, sedangkan Husni et al. (2020) kitosan berperan dalam
kitosan mencapai US$ 15-40/kg. Perhitungan bidang farmasi antara lain sebagai antibakteria.
nilai tambah limbah cangkang menggunakan

Table 2 Chitosan added value


Chitosan by Chitosan by
Component Shell
other party miniplant
Input
Numbel of shell waste/Q (kg) 100 100 100
Selling price/P (Rp/kg product) 2,000 350,000 350,000
Total income /TR (Rp/100kg of shell waste) 200,000 7,000,000 7,000,000
Output
Fix cost/FC (Rp/year) - - -
Total fix cost/TFC (Rp/year) - - -
Variabel cost/VC - 5,000,000 5,000,000
Production cost (Rp/100 kg of shell waste)
Buying cost (Rp/100 kg of shell waste) 200,000 0
Total variabel cost/TVC (Rp) 5,200,000 5,000,000
Total cost/TC (Rp) 5,200,000 5,000,000
Value added of shell waste/100 kg (Rp) 200,000 1,800,000 2,000,000
Value added of shell waste/kg (Rp) 2,000 18,000 20,000
Note: 1 kg chitosan is made from 5 kg of shell waste; Source: CV. X (Chitosan Unit Processing)

316 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al. JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3

KESIMPULAN Kementerian Kelautan dan Perikanan


Rantai pasok rajungan di wilayah Badan Karantina Ikan dan Pengendalian
Indonesia terdiri dari 148 miniplant yang Mutu.
tersebar di sembilan provinsi dan memasok [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan.
bahan baku ke-37 UPI di delapan provinsi. 2020. Limbah Kitin yang Bernilai Tambah.
Potensi limbah cangkang terbanyak terdapat di Diunduh pada 10 Agustus 2021. Tersedia
Provinsi Jawa Tengah karena selain memiliki pada: https://news.kkp.go.id/index.php/
banyak miniplant, jumlah rajungan yang limbah-kitin-yang-bernilai-tambah
diolah pun tinggi. Alternatif pemanfaatan Kurnia A, Muskita WH, Astuti O, Asnani,
limbah cangkang yang diminati mayoritas Harahap W. 2016. Evaluasi penggunaan
responden adalah kitosan karena memiliki tepung cangkang rajungan sebagai bahan
nilai tambah yang tinggi. baku pakan juwana udang windu Penaeus
monodon. Jurnal Akuakultur Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA 15(2): 117–123.
Azizi A, Fairus S, Mihardja EJ. 2020. Kurniawan, Yunita A, Christianingrum. 2017.
Pemanfaatan limbah cangkang rajungan Peningkatan produksi pertanian dengan
sebagai bahan kitin dan kitosan di pemanfaatan limbah cangkang rajungan
purchasing crap unit eretan “atul menjadi pupuk organik di Pulau Seliu,
gemilang” Indramayu. Jurnal Solma. 9(2): Kabupaten Belitung. Jurnal Pengabdian
411-419. Kepada Masyarakat Universitas Bangka
Balkhande JV. 2020. Devising of organic Belitung. 4(2): 54-61.
fertilizer from fish and crab wastes: waste Noordwijk MV, Leimona B, Jindal R, Villamor
to best technology. International Journal GB, Vardhan M, Namirembe S, Catacutan
of Fisheries and Aquatic Studies. 8(2): 01- D, Kerr J, Minang PA, Tomich TP. 2008.
05. Payments for environmental services:
Elza NI, Ekayani M, Ismail A. 2020. Pengelolaan evolution toward efficient and fair
sampah berbasis masayarakat: layakkah incentives for multifunctional landscapes.
secara finansial? (studi kasus: bank Annual Review of Environment and
sampah rangga mekar). Jurnal Ekonomi Resources. 37: 389–420.
Pertanian dan Agribisnis (JEPA). 4(2): Nuryadin DFE, Setyaningsih I, Hardiningtyas
335-342. SD. 2020. Depolimerisasi kitosan
Faruqi MU. 2020. Pemanfaatan limbah menggunakan sinar ultraviolet dan katalis
cangkang rajungan (Portunus pelagicus) asam klorida. Jurnal Pengolahan Hasil
sebagai produk pangan di Kabupaten Perikanan Indonesia. 23(3): 412-422.
Cirebon. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Rochima E. 2014. Kajian pemanfaatan limbah
2 (1): 12–17. cangkang rajungan dan aplikasinya untuk
Fauzi. 2015. Valuasi ekonomi dan penilaian bahan minuman kesehatan berbasis
kerusakan sumber daya alam dan kitosan. Jurnal Akuatika. 5(1): 71-82.
lingkungan. Bogor (ID): IPB Press. Rochima E. 2007. Karakterisasi kitin dan
Husni P, Junaedi, Gozali D. 2020. Potensi kitosan asal limbah rajungan Cirebon
kitosan bersumber dari limbah cangkang Jawa Barat. Buletin Teknologi Hasil
rajungan (Portunus pelagicus) dalam Perikanan. 10(1):9-22
bidang farmasi. Majalah Farmasetika Sari MN, Fransiska Y, Mahmiah. 2020.
5(1): 32-38. Dampak virus corona (covid-19)
Jacoeb AM, Nurjanah, Lingga LABr. 2021. terhadap sektor kelautan dan perikanan
Karakteristik protein dan asam amino : a literature review. Journal of Tropical
daging rajungan (Portunus pelagicus) Marine Research. 2(2): 59-66.
akibat pengukusan. Jurnal Pengolahan Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta
Hasil Perikanan Indonesia.15(2):156-163. (ID): Universitas Indonesia.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. Supratman O, Umroh. 2016. Pemberdayaan
2020. HACCP Online System. Jakarta (ID): masyarakat dalam pemanfaatan limbah

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 317


JPHPI 2021, Volume 24 Nomor 3 Pemetaan dan alternatif pemanfaatan limbah, Amalia et al.

cangkang rajungan sebagai pakan logam timbal (Pb). Jurnal Kelautan


ikan di Desa Tukak, Bangka Selatan. Tropis. 21(1): 23–28.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Suwandi R, Nurjanah, Ula MZ, Pertiwi
Universitas Bangka Belitung. 3(2): 8-14. RM. 2020. Characteristics of chemical
Supriyantini E, Yulianto B, Ridlo A, Sedjati compounds of horseshoe crabs
S, Nainggolan AC. 2018. Pemanfaatan Tachypleus gigas in different body
chitosan dari limbah cangkang rajungan proportions. IOP Conference Series: Earth
(Portunus pelagicus) sebagai adsorben and Environmental Science. 404 012029.

318 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai