Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRATIKUM

PEMBUATAN APLIKASI PESTISIDA NABATI ASAL ASAP CAIR TANDAN


KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PATOGEN

Oleh :

Zhuan Anses Armytha

(2205901020018)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pestisida dan teknik aplikasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
identifikasi pestisida, dan cara pengaplikasiannya. Guna untuk mengurangi serangan
OPT pada budidaya tanaman serta guna untuk meningkatkan hasil dan kulitas produksi
budidaya (Nasution, L., & Si, S. M., 2022).

Berkembangnya penggunaan pestisida sintetis yang dinilai praktis oleh petani


untuk mengendalikan hama dan penyakit ternyata dapat menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri. WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia) mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi keracunan
pestisida sintetis antara 44.000 – 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang
terbanyak terjadi di negara berkembang.

Penggunaan pestisida sintetis untuk mengendalikan hama dan penyakit pada


tanaman telah diaplikasikan secara berlebihan oleh para petani. Penggunaan pestisida
secara berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif seperti meracuni manusia dan
hewan, meracuni musuh alami hama, menimbulkan resistensi pada hama,
menimbulakan terjadinya ledakan hama sekunder dan hama potensial serta
menimbulakan pencemaran tanah dan air di sekitar lingkungan pertanian.

Mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari penggunaan


fungisida sintetik, maka perlu adanya alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan asap cair sebagai fungisida untuk
mengendalikan patogen penyebab penyakit busuk pangkal batang dan bercak daun
pada perkebunan kelapa sawit (Gurusinga, R. E., dkk. 2018).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk membuat asap cair berbahan dasar
tandan kosong kelapa sawit, dan kemudian diujicoba potensi penghambatan pada
patogen tanaman secara in vitro.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asap cair (liquid smoke) merupakan bahan aktif yang memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan fungi yang diperoleh dari hasil kondensasi fraksi uap atau
gas yang terbentuk selama proses destilasi kering dari bahan berserat belignin selulosa
lain (Aisyah, dkk, 2019).

Asap cair dapat digunakan sebagai antimikroba dikarenakan mengandung


senyawa fenol dan asam organik. Hal ini dapat dijadikan sebagai alternatif
pengurangan penggunaan pestisida kimia yang penggunaan jangka panjangnya
berdampak pada lingkungan dan masyarakat petani (Mugiastuti dan Abdul, 2019).

Menurut (Kresnawaty dkk. 2017) salah satu bahan yang dapat digunakan dalam
pembuatan asap cair adalah limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Tandan kosong kelapa sawit adalah tandan yang telah diambil buahnya sebagai
produk utama untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) yang melalui proses
pemipilan (Maryudi, 2021).

Saat ini pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit masih terbatas sebagai
pupuk dan media tanam bagi jamur serta tanaman (Agustina, dkk. 2018). Pemanfaatan
limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai asap cair akan meningkatkan nilai
ekonomis dari limbah tersebut (Kresnawaty, dkk. 2017).

Pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit di Indonesia yang dilaporkan


oleh Dewanti (2018) hanya 10 % saja dari total produksi kelapa sawit di Indonesia
yang mencapai angka 31.070.000 ton per tahun.

Oramahi, dkk. (2020) melaporkan asap cair dengan bahan tandan kosong kelapa
sawit dengan konsentrasi 3% mampu menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus
niger yang merupakan jamur antagonis yang lebih kuat dari Trichoderma sp. dengan
persentase 100% secara in vitro.
Aisyah, dkk. (2019) menambahkan bahwa asap cair mampu menghambat
pertumbuhan Colletotricum gloesporoides dan Fusarium oxysporum dengan
konsentrasi antara 0,25-6,0% secara in vitro maupun in vivo.

D a n Lestari, dkk. (2018) melaporkan asap cair tandan kosong kelapa sawit
grade 2 juga mampu berfungsi sebagai antibakteri dengan kadar hambat minimum 6%.
Dari beberapa penelitian sebelumnya yang melaporkan kemampuan asap cair tandan
kosong kelapa sawit yang mampu mengendalikan beberapa spesies fungi, maka dapat
diduga asap cair juga dapat digunakan dalam pengendalian G. boninense dan
Curvularia sp.

Zat asap cair yang diidentifikasi dalam penelitian Sari et al. (2018) m e n g g u n
a k a n G C - M S ( G a s Chromatography-Mass Spectrometry) mendapatkan 20
senyawa dalam asap cair yang dihasilkan dari pirolisis tandan kosong kelapa sawit.
Senyawa-senyawa yang kandungannya paling banyak terdapat pada asap cair TKKS
adalah ethylene glycol, asam asetat, butyrolactone, fenol, benzensulfonic
acid/carbamic acid, dan aseton. Kandungan fenol dan asam asetat pada TKKS dapat
berfungsi sebagai anti-fungi yang efektif menekan perkembangan mikroba (Aisyah et
al., 2018).
Oleh karena itu, pada PRATIKUM PESTISIDA DNA TEKNIK APLIKASI di
Universitas Teuku Umar mencoba melakukan pengamatan untuk menentukan potensi
asap cair terhadap pengaruh pestisida nabati asap cair asal tandan kosong kelapa sawit
terhadap patogen.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 28 oktober 2023 pukul 08.00
WIB sampai selesai di Laboratorium Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum adalah tandan kosong kelapa
sawit, media PDA, isolat jamur Fusarium, perangkat pirolisis, cawan petri, autoclave,
hotplate, LAF.

3.3 Cara Kerja


1) Membuat Asap Cair
o Siapkan sebanyak 5 kg tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
o Bersihkan dan keringkan TKKS
o Siapkan dan pasang perangkat pirolisis
o TKKS kering dimasukkan ke dalam tabung reaktor, ditutup
hingga rapat dan dipastikan kedap udara
o Tabung kondensator diisi dengan air hingga merendam pipa kondensator
o Gunakan kompor dan LPG sebagai alat dan bahan bakar
o Tampung asap cair pada ujung pipa kondensator
o Amati dan catat hasil pengamatan

2) Uji Potensi asap cair TKKS terhadap patogen


o Buatlah media PDA dan campuran PDA dengan campuran asap
cair pada konsentrasi 4%, 6%, 8% dan 10%.
o Inokulasikan isolat jamur patogen (Fusarium)
o Inkubasi selama 5-7 hari
o Amati dan ukur diameter koloni yang tumbuh dari setiap perlakuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Data Diameter Jamur
Media
Pengamatan Ke-
2% 4% 6%

1 6,8 cm 8 cm 6,2 cm

2 8 cm 8,2 cm 8,8 cm

3 9 cm 9 cm 9 cm

Table 4.1.2 Data daya hambat jamur dan daya hambat asap cair
Pengamatan ke- 1 Pengamatan ke- 2 Pengamatan ke- 3

Perhitungan Media

2% 4% 6% 2% 4% 6% 2% 4% 6%

Daya Hambat 0,88 1 1 1


0,75% 0,88% 0,68% 0,91% 0,97%
Jamur ( % ) % % % %

Daya Hambat 99,25 99,12 99,32 99,12 99,09 99.03 99 99 99


Asap Cair ( % ) % % % % % % % % %
4.2 Pembahasan

Pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Teuku Umar. pengamatan dilakukan selama 1 jam setelah pemberian
pestisida nabati dengan mekanisme kerja racun berupa racun perut.

Ada 3 kali perlakuan pengamatan yang diterapkan dalam pratikum ini, yaitu :
a) Pengamatan Pertama
b) Pengamatan Ke- 2
c) Pengamatan Ke - 3

Hasil pengamatan dapat di lihat di tabel hasil 4.1.1 dan tabel 4.1.2 yang mana
rincian dari tabel tersebut akan dijabarkan dan dijelaskan secara rinci dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan dengan menerapkan beberapa rumus penting untuk
menghasilkan sebuah data dari pengamatan yang telah dilakukan.

Data pada Tabel 4.4.1 diperoleh data ketika observasi telah dilakukan setiap 3
hari sekali sebanyak 3 kali. Pertumbuhan jamur diukur secara horizontal dan vertikal di
luar cawan petri. Dalam prartikum pengamatan ini media yang digunakan ialah media
PDA Setiap Media memilki konsesntrasi 2%, 4% dan 6%, dengan ukuran Cawan petri
yang digunakan berdiameter 9 cm.

Rumus perhitungan yang di gunakan untuk memperoleh data ialah :


Daya Hambat Jamur :

Diameter Jamur
×100 %
Diameter Petri

Daya Hambat Asap Cair :

100 % – Daya Hambat Jamur


Pada tabel 4.1.2 juga perlu menggunakan rumus untuk memperoleh data, yang
mana data tersebut akan dijabarkan secara rinci di bawah agar para pembaca dapat
lebih memahami rumus perhitumgam data tersebut.

a) Pengamatan Pertama

 Media 2%
 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :
Diameter Jamur = 100 % – Daya Hambat Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri
= 100% - 0,75 %
6,8
¿ ×100 % = 99,25 %
9
¿ 0 , 75 ×100 %
¿ 0 , 75 %

 Media 4 %

 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :


= 100 % – Daya Hambat Jamur
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100% - 0,88 %
= 99,12 %
8
¿ × 100 %
9
¿ 0 , 88 ×100 %
¿ 0 , 88 %
 Media 6 %

 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap


Cair :
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100 % – Daya Hambat
Jamur
6,2
¿ ×100 %
9 = 100% - 0,86 %
¿ 0 , 68 ×100 % = 58 %
¿ 0 , 86 %

b) Pengamatan Kedua
 Media 2%
 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :
= 100 % – Daya Hambat Jamur
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100% - 0,88 %
8 = 99,12 %
¿ × 100 %
9
¿ 0 , 88 ×100 %
¿ 0 , 88 %
 Media 4 %

 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :


= 100 % – Daya Hambat Jamur
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100% - 0,91 %
= 99,09 %
8 ,2
¿ ×100 %
9
¿ 0 , 91 ×100 %
¿ 0 , 91 %

 Media 6 %

 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :


= 100 % – Daya Hambat Jamur
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100% - 88 %
= 99,09 %
8.8
¿ ×100 %
9
¿ 0.97 ×100 %
¿ 0 , 97 %

c) Pengamatan Ketiga
 Media 2%
 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :
= 100 % – Daya Hambat Jamur
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100% - 1 %
9 = 99 %
¿ × 100 %
9
¿ 1 ×100 %
¿1%

 Media 4 %

 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :


= 100 % – Daya Hambat Jamur
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100% - 1 %
9 = 99 %
¿ × 100 %
9
¿ 1 ×100 %
¿1%

 Media 6 %

 Daya Hambat Jamur :  Daya Hambat Asap Cair :


= 100 % – Daya Hambat Jamur
Diameter Jamur
¿ ×100 %
Diameter Petri = 100% - 100 %
=0%
9
¿ × 100 %
9
¿ 1 ×100 %
¿ 100 %
Isolat yang digunakan dalam praktik ini dikultur pada media PDA dalam cawan
Petri. Tempat PDA telah disterilkan sebelumnya. Setelah ditanam, isolat diinkubasi
selama 3 hari. Asap cair dicampur dengan medium dengan dosis 2 ml dalam medium
2%. 4 ml dalam medium 4% dan 6 ml dalam medium 6%. Pada perlakuan asap cair 2
ml pertumbuhan jamur pada pengamatan pertama, kedua dan ketiga baik dan bebas
kontaminasi, pada perlakuan 4 ml juga baik.

pada perlakuan 6 ml, pada pengamatan pertama laju pertumbuhannya lebih


lambat dibandingkan dua perlakuan lainnya. Pada pengamatan kedua pertumbuhan
mulai baik dan hampir setara dengan perlakuan 2 ml dan 4 ml, bahkan pada minggu
ketiga perlakuan 6 ml menunjukkan laju pertumbuhan paling tinggi, pertumbuhan
memenuhi cawan petri berdiameter 9 cm. Pertumbuhan bervariasi namun tidak berbeda
nyata antar perlakuan, seperti terlihat pada Tabel 1.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pengamatan pratikum yang telah di lakukan didapatkan hasil,


bahwasanya :
1. Pestisida asap cair adalah cairan yang terbentuk dari hasil kondensasi asap
proses pirolisis atau pembakaran tidak sempurna bahan organik yang
mengandung selulosa seperti tandan sawit kosong (jangkos sawit).

2. Konsentrasi asap cair asal bahan baku jangkos terbaik adalah di konsentrasi
media 6%.
3. Dari pengujian komparatif asap cair ini menunjukkan bahwasanya adanya
nilai yang signifikan pada asap cair asal jangkos yang memiliki efektivitas
yang cukup baik terhadap penghambat daya hidup jamur.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustina. L., Udiantoro. dan A. Halim. 2018. Karakteristik Serat Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) dengan Perlakuan Perebusan dan Pengukusan.
Jurnal Ziraa’ah. 41: 97-102.

Aisyah, I., N. Juli, dan G. Pari. 2019. Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa
untuk Mengendalikan Cendawan Penyebab Penyakit Antraknosa dan
Layu Fusarium pada Ketimun. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 31: 170-
178.

Dewanti, D. 2018. Potensi Selulosa dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit
untuk Bahan Baku Bioplastik Ramah Lingkungan. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 19: 81-88.

Gurusinga, R. E., Retnowati, L., Wiyono, S., & Tondok, E. T. (2020). Dampak
penggunaan fungisida sintetik pada kelimpahan cendawan endofit
tanaman padi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(3), 432-439.

Kresnawaty, I., S.M. Putra, A. Budiani. dan T.W. Darmono. 2017. Konvensi
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Menjadi Arang Hayati dan Asap
Cair. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 14: 171-179.

Lestari, Y.I., N. Idiawati dan Harlia. 2018. Aktivitas Antibakteri Asap Cair
Tandan Kosong Kelapa Sawit Grade 2 yang Sebelumnya Diabsorpsi
Zeolit Teraktivasi. JKK, 4: 45-52.

Maryudi. 2021. Karakteristik Torrefaksi dan Densifikasi Limbah Tandan Kosong


Kelapa Sawit. Jurnal Chemica. 1: 77-84.

Mugiastuti, E. dan A. Manan. 2019. Pemanfaatan Asap Cair untuk


Mengendalikan Fusarium oxysporum dan Meloidogyne spp. Jurnal
Pembangunan Pedesaan. 9: 43-49.

14
Nasution, L., & Si, S. M. (2022). Buku Ajar Pestisida dan Teknik Aplikasi. umsu
press.

Oramahi, H.A., F. Diba, dan Wahdina. 2020. Efikasi Asap Cair dari Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dalam Penekanan Perkambangan Jamur
Aspergillus niger. Jurnal HPT Tropika,10: 146-153.

Sari, Y.P. 2018. Identifikasi Mutu Asap Cair Hasil Pirolisis Limbah Tandan
Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Agroqua. 16:1-8.

15
Lampiran

16

Anda mungkin juga menyukai