Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S131

ANALISIS KUALITAS AIR PADA KOLAM PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO (Clarias
gariepinus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot utillisima)
SEBAGAI PAKAN BUATAN
WATER QUALITY ANALYSIS IN DUMBO CATFISH BREEDING PONDS (Clarias gariepinus)
WITH CASSAVA LEAF ADDITIVES (Utilisima Manihot) AS ARTIFICIAL FEED
Andi Alifia Fara Dhiba1), Husain Syam2), Ernawati3)
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM
2) dan 3)Dosen PTP FT UNM

alifiafaradhiba@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan dengan
penambahan tepung daun singkong (Manihot utillisima) terhadap kualitas air kolam pendederan
ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Penelitian ini menggunakan uji T (one sample T test) untuk
membandingkan perlakuan dengan pemberian pakan buatan dan pakan komersil yang terdiri dari
3 ulangan.Dosis pemberian pakan yaitu 3% dari bobot ikan selama 30 hari pemeliharaan dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari.Parameter yang diamati meliputi NH3, NO2,
NO3, pH, suhu, DO dan kelulushidupan ikan lele dumbo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pakan buatan pada kolam pendederan ikan lele dumbo tidak memberikan pengaruh
nyata (P>0,05) terhadap parameter kualitas air yang diamati. Kualitas air yang diperoleh selama
pemeliharaan dengan pemberian pakan komersil maupun pakan buatan masih menunjang
kelulushidupan ikan lele dumbo.
Kata Kunci : Daun singkong, ikan lele dumbo, kualitas air, pakan
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of artificial feed by adding cassava leaf flour (Manihot
utillisima) to the water quality of the African catfish nursery pond (Clarias gariepinus). This study
used the T test (one sample T test) to compare the treatment with artificial feed and commercial
feed consisting of 3 replications. The feeding dose was 3% of the weight of the fish for 30 days of
maintenance with the frequency of feeding twice a day. Parameters observed were NH3, NO2,
NO3, pH, temperature, DO and survival of African catfish. The results showed that the provision
of artificial feed in the African catfish nursery did not have a significant effect (P> 0.05) on the
observed water quality parameters. The quality of water obtained during maintenance by
providing commercial and artificial feed is still supporting the survival of African catfish.
Keywords : African catfish, cassava leaves, feed, water quality

PENDAHULUAN memberi manfaat untuk kesehatan tubuh


yaitu mengandung protein yang tinggi dan
Ikan merupakan salah satu sumber
protein hewani yang banyak di konsumsi kandungan lemak yang lebih rendah
dibanding sumber protein hewani lain
masyarakat, mudah didapat dan harga yang
(Yuarni et al., 2015). Jenis ikan yang saat ini
murah (Ikhsan et al., 2016). Ikan banyak
dikonsumsi masyarakat Indonesia karena

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S132 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144

digemari dan dikembangkan adalah ikan digunakan untuk mengurangi penggunaan


lele dumbo (Clarias gariepinus). tepung ikan.
Ikan lele merupakan salah satu Beberapa penelitian telah dilakukan
spesies ikan air tawar yang mengandung untuk mengeksplor sumber bahan baku
sumber protein hewani dan bernilai nabati untuk pemenuhan kebutuhan protein
ekonomis.Kebutuhan sumber protein antara lain berasal dari tepung daun
hewani khususnya komoditas perikanan singkong (Listiowati dan Taufik, 2014). Daun
terus meningkat setiap tahun sehingga perlu singkong mengandung kadar protein yang
adanya inovasi agar produksi cukup tinggi yaitu sekitar 27,28% (Iriyanti,
meningkat(Hermawan et al., 2014). 2012). Tingginya kandungan protein daun
Usaha budidaya ikan lele perlu singkong mungkinkan untuk dijadikan
memerlukan manajemen pengelolaan yang sebagai bahan dalam pembuatan pakan
baik. Pakan mempunyai peranan sangat ikan lele.
penting dalam pertumbuhan dan Manajemen budidaya ikan yang
perkembangan budidaya ikan (Ardiwijoyo et baik selain memperhatikan nutrisi dan jenis
al., 2018). Pemberian pakan dalam jumlah bahan baku dalam pakan juga perlu
berlebih akan meningkatkan biaya memperhatikan alokasi pemberian pakan.
produksi bila ditinjau dari segi ekonomi Pemberian pakan dalam jumlah berlebih
dan dari segi lingkungan akan akanmenyebabkan sisa pakan dalam air
menyebabkan turunnya kualitas air akibat kolam menumpuk yang dapat
pencemaran (Nurdin et al., 2011). mempengaruhi kondisi kualitas
Pakan dan kualitas air merupakan air.Dekomposisi dari sisa pakan yang
faktor yang memegang peranan sangat menumpukakan menghasilkan racun dan
penting dalam keberhasilan usaha penyebab timbulnya penyakit (Patang,
perikanan.Ketersediaan pakan merupakan 2016).
salah satu faktor utama untuk menghasilkan Menurut Ajiboye et al.(2012)
produksi ikan lele secara maksimal(Arief et pencemaran lingkungan budidaya dapat
al., 2009).Pakan merupakan salah satu disebabkan oleh pakan yang termakan dan
biaya pengeluaran terbesar dalam usaha tidak termakan oleh ikan.Pemberian pakan
budidaya. Tingginya harga pakan terkait yang tidak tepat mengakibatkan
dengan bahan baku utama pembuatan menumpuknya sisa pakan di dalam air.
pakan yaitu tepung ikan sebagai sumber Keadaan ini akan mempengaruhi kualitas
protein yang masih mengandalkan import air, organisme akuatik dan lingkungan
(Pasaribu, 2007). sekitarnya. Kualitas air yang buruk tersebut
Salah satu cara untuk menekan menyebabkan keracunan atau kekurangan
biaya produksi adalah memanfaatkan oksigen serta mempercepat
sumber bahan baku lokal yang melimpah, berkembangnya bibit penyakit (Silaban et
murah dan masih memiliki nilai gizi yang al., 2012).
cukup. Hijauan dalam bentuk basah Penelitian ini bertujuan untuk
maupun tepung merupakan salah satu mengetahui pengaruh pemberian pakan
sumber protein yang murah dan dapat buatan dengan penambahan tepung daun
singkong (Manihot utillisima) terhadap

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S133

kualitas air kolam pendederan ikan lele timbangan analitik, seser,pH meter, DO
dumbo (Clarias gariepinus). meter, termometer, botol sampel 500 ml,
coolbox, spektrofotometer dan peralatan
BAHAN DAN METODE analisis kimia lainnya.
Bahan dan Alat Metode Penelitian
Adapun bahan yang digunakan
Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
pada penelitian ini yaitu benih ikan lele
Penelitian yang akan dilaksanakan
dengan bobot 3,8 g/ind, bahan pembuatan
pakan antara lain tepung daun singkong, adalah penelitian eksperimen dengan
menggunakan uji T (One Sample T Test)
tepung ikan, tepung jagung, ampas tahu
untuk membandingkan perlakuan dengan
dan dedak. Sampel air dan tanah sebagai
pemberian pakan yang dibuat dengan
media pemeliharaan, kertas saring
penambahan tepung daun singkong dan
whatman, aquadest, pakan komersil yang di
perlakuan pemberian pakan komersil.
peroleh di pasaran serta bahan untuk
Terdapat 2 perlakuan dan 3 ulangan
menganalisis kualitas air di laboratorium.
Peralatan yang digunakan dalam sehinggamemperoleh 6 unit percobaan.
Formulasi pembuatan pakan buatan dengan
penelitian ini adalah wadah pemeliharaan
penambahan tepung daun singkong
berupa styrofoam berukuran 70 x 40 x 35
cm, aerator, batu aerasi, selang aerasi, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.Formulasi Pakan Buatan


Komposisi (100%)
Jenis Bahan Jumlah
Kadar Protein Lemak Serat Kadar
Baku (%) BETN
Air Kasar Kasar Kasar Abu
Tepung Ikan 25 9,76 47,5 1,78 0,78 18,92 21,26
Ampas Tahu 20 8,34 41,98 10,25 4,23 6,13 28,98
Tepung Jagung 25 13,76 9,95 1,94 1,44 2,96 69,95
Dedak 20 9,3 6,61 2,22 16,21 13,47 52.19
Daun Singkong 10 8,34 23,58 6,46 10,05 22,25 25,44
Sumber : Data Primer 2018
Pelaksanaan Penelitian pemasangan aerasi untuk setiap wadah
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan penelitian.
secara bertahap mulai dari tahap Setelah wadah pemeliharaan sudah
pembuatan pakan buatan, tahap persiapan siap maka dilanjutkan ketahap penebaran
wadah berupa styrofoam dan media benih dengan dengan padat tebar 30
pemeliharan seperti tanah yang dibersihkan ekor/wadah.Pemeliharaan dilakukan selama
dan dikeringkan terlebih dahulu dalam 30 hari dengan frekuensi pemberian pakan
wadah dengan ketebalan 3 cm dan dua kali sehari pada pukul 08.00 pagi dan
pengisian wadah dengan air sebagai media 16.00 sore.Pemberian pakan diberikan
pemeliharaan, kemudian dilanjutkan dengan sebanyak 3% dari bobot ikan. Parameter
yang diamati adalah kualitas air berupa

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S134 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144

amonia, nitrit, nitrat, suhu, pH dan DO yang terjadi masih berada dalam batas toleransi
pengamatannya dilakukan dengan selang untuk kehidupan ikan lele dumbo.
waktu 7 hari, sementara sintasan ikan lele Peningkatan konsentrasi amonia
dumbo diambil sebagai data pendukung. tertinggi diperoleh pada perlakuan
pengaplikasian pakan buatan pada minggu
HASIL DAN PEMBAHASAN ke 2 pemeliharaan sebesar 0,087 mg/L
Konsentrasi Amonia (NH3-N) (mg/L) kemudian berangsur menurun seiring
Selama 30 Hari Pemeliharaan dengan bertambahnya waktu pemeliharaan.
Peningkatan konsentrasi amonia juga terjadi
Hasil penelitian menunjukkan
pada pelakuan pengaplikasian pakan
konsentrasi amonia pada perlakuan pakan
komersil pada minggu ke 2 pemeliharaan
buatan berkisar antara 0,003-0,087 mg/L
yakni sebesar 0,045 mg/L dan berangsur
dengan rata-rata 0,030 mg/L sementara
menurun seiring bertambahnya waktu
perlakuan pakan komersil berkisar antara
pemeliharaan.
0,002-0,046 mg/L dengan rata-rata
Menurut Effendi (2003) sumber
konsentrasi amonia sebesar 0,022 mg/L.
amonia di perairan dipengaruhi oleh adanya
Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak
proses pemecahan nitrogen organik (protein
menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05)
dan urea) dan nitrogen anorganik yang
untuk setiap perlakuan.
terdapat di dalam tanah dan air yang
0,1
pakan buatan berasal dari dekomposisi bahan organik
0,09
0,087 pakan komersil termasuk diantaranya hasil ekskresi biota
0,08
(feses) dan sisa pakan yang tidak termakan.
konsentrasi Amonia (NH3) (mg/L)

Linear (pakan
0,07 buatan)
Linear (pakan Tingginya konsentrasi amonia pada
0,06 komersil)
perlakuan pengaplikasian pakan buatan
0,05 0,045
0,046 dibanding dengan pengaplikasian pakan
0,04 komersil diduga dipengaruhi oleh komposisi
0,034
0,03 pakan buatan itu sendiri(Tabel 2).
R² = 0,027
0,02
R² = 0,0679
Komposisi yang dikandung oleh pakan
0,015 0,013
0,01 0,004 0,012
buatan diantaranya mengandung serat
0,003
0 0,002 kasar yang lebih tinggi dibanding dengan
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu ke-
pakan komersil menyebabkan tingkat
kecernaan terhadap ikan lele relatif rendah.
Gambar 1. Konsentrasi Amonia (NH3-N)
(mg/L) Selama 30 hari
pemeliharaan
Pengukuran konsentrasi amonia
untuk setiap perlakuan (Gambar 1.)
menunjukkan bahwa kisaran amonia untuk
setiap perlakuan masih berada pada batas
yang aman dalam budidaya ikan lele yakni
0,1 mg/L (Ghufron, 2010). Meskipun secara
umum terjadi fluktuasi, perubahan yang

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S135

Tabel 2. Komposisi Yang Terkandung Dalam Setiap Jenis Pakan


Komposisi (%)
Jenis BETN
Protein Lemak Serat
Pakan Air Abu (Karbohidrat
Kasar Kasar Kasar
Tercerna)
Buatan 6,90 22,19 5,79 5,85 11,30 45,97

Komersil 6,38 33,39 8,25 4,09 6,11 39,78


Sumber : Data Primer 2018
Tingginya serat kasar yang Keberadaan amonia selain
terkandung dalam pakan buatan tersebut dipengaruhi oleh hasil dari sisa metabolisme
tidak lain dipengaruhi oleh komposisi bahan oleh ikan itu sendiri (Ramdhan, 2015) juga
yang digunakan seperti daun singkong, dipengaruhi oleh ketersedian oksigen
dedak dan sebagainya yang memiliki serat terlarut/Dissolved Oxigen (DO) yang ada
kasar yang tinggi. Menurut Restiningtyas et dalam badan air. Dalam penelitian ini setiap
al.(2015) serat kasar merupakan komponen wadah penelitian menggunakan aerasi yang
karbohidrat yang kaya akan lignin dan tentunya berfungsi untuk menyuplai oksigen
selulosa yang bersifat sukar dicerna masuk ke dalam air sehingga konsentrasi
sehingga menyebabkan tingkat ekskresi oksigen dalam air dapat terpenuhi. Menurut
biota berupa feses lebih besar yang Effendi (2003) amonia jarang ditemukan
tentunya mengandung amonia. Hal tersebut pada perairan yang memiliki pasokan
sejalan dengan pendapat Yulianingrum et oksigen yang cukup. Sebaliknya, pada
al.(2017) semakin tinggi serat kasar pada wilayah yang kekurangan pasokan oksigen
pakan maka semakin sulit penyerapan (anoksik) kadar amonia relatif tinggi.
pakan oleh ikan. Dengan demikian kadar ammonia yang
terdapat dalam media pemeliharaan
Konsentrasi amonia untuk setiap
menjadi rendah bahkan tidak ada ammonia
perlakuan dalam penelitian ini sedikit lebih
sedikitpun sehingga tidak membahayakan
rendah dari yang dilaporkan oleh
ikan lele dumbo yang dipelihara (Wijaya et
Yulianingrum et al.(2017) dalam
al., 2016).
penelitannya yang melaporkan bahwa
konsentrasi amonia yang didapatkan Konsentrasi Nitrit (NO2-N) (mg/L) Selama
berkisar antara 0,04-0,20 mg/L yang 30 Hari Pemeliharaan
tentunya lebih tinggi dari konsentrasi
Konsentrasi nitrit dengan
amonia yang didapatkan dalam penelitian
pengaplikasian pakan buatan berkisar
ini. Syahrizal et al.(2016) yang mengkaji
antara 0,145-2,383 mg/L dengan rata-rata
tentang pemanfaatan tepung daun singkong
1,704 mg/L sementara pengaplikasian
sebagai sumber protein alternatif dalam
pakan komersil berkisar antara 0,154-4,124
formula pakan ikan gurami mendapatkan
mg/L dengan rata-rata konsentrasi nitrit
konsentrasi amonia berkisar antara 0,06-
sebesar 1,769 mg/L. Hasil analisis uji T (one
0,17 mg/L.
sample T test) menunjukkan semua
perlakuan tidak memberikan pengaruh yang

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S136 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144

nyata (P>0,05).Konsentrasi nitrit selama 30 sehingga terbentuk senyawa nitrit dalam


hari pemeliharaan ditunjukkan pada Gambar air.Selain itu, konsentrasi nitritjuga
2. dipengaruhi oleh tidak adanya pemanfaatan
4,5 pakan buatan atau rendahnya pemanfaatan senyawa nitrit
4
4,124
pakan
oleh mikroba untuk mengubah menjadi
komersil senyawa nitrat. Hal ini sesuai dengan
3,5 Linear (pakan
pendapat Pratama et al.(2017) bahwa
Konsentrasi Nitrit (NO2) (mg/L)

buatan)
3 Linear (pakan
komersil)
tingginya konsentrasi nitrit dapat
2,383 R² = 0,3301
2,5 2,192 dipengaruhi karena bakteri alami untuk
2 2,035
1,867
1,935
menguraikan dan memanfaatkan nitrit
1,5 R² = 0,0231 1,302 jumlahnya sedikit.
1,23 Konsentrasi nitrit pada penelitian ini
1
0,145 jauh lebih tinggi dibanding dengan yang
0,5
dilaporkan oleh Hermawan et al.(2014)
0,154
0 dimana rasio konsentrasi nitrit yang
1 2 3 4 5
dilaporkan berkisar antara 0,047-0,059
Waktu Pengamatan Minggu ke- mg/L. Konsentrasi nitrit pada setiap
perlakuan cenderung meningkat disebabkan
Gambar 2. Konsentrasi Nitrit (NO2-N)
adanya pakan yang tidak termakan oleh
(mg/L) Selama 30 hari
ikan sehingga menyebabkan proses
pemeliharaan
nitrifikasi tidak berjalan optimal. Nitrit
Tingkat konsentrasi nitrit yang merupakan bentuk peralihan (intermediate)
tertinggi didapatkan pada minggu ke 3 antara amonia dan nitrat atau dikenal
pemeliharaan pada perlakuan dengan istilah nirifikasi (Effendi, 2003).
pengaplikasian pakan komersil sebesar Salahsatu penyebab tingginya
4,124 mg/L lebih tinggi dibanding perlakuan mortalitas ikan disebabkan oleh tingginya
berupa pengaplikasian pakan buatan tingkat konsentrasi nitrit pada media pemeliharaan.
konsentrasi nitrit yang juga didapatkan pada Hal ini sesuai dengan pendapat Moore
minggu ke 3 pemeliharaan sebesar 2,383 (1991) dalam Ernawati (2014) apabila
mg/L kemudian mengalami penurunan pada konsentrasi nitrit dalam perairan >0,05 mg/L
minggu berikutnya untuk setiap perlakuan. dapat bersifat toksik atau beracun bagi
Konsentasi nitrit yang didapatkan organisme perairan. Sementara menurut
dalam penelitian ini untuk setiap perlakuan Boyd (1990) konsentrasi amonia yang
lebih besar dibanding baku mutu yang rendah dapat menurunkan daya toksik atau
dipersyaratkan yakni <0,05 mg/L racun nitrit begitupun sebaliknya.
(Setijaningsih dan Suryaningrum, 2015).
Konsentrasi Nitrat (NO3-N) (mg/L)Selama
Tingginya konsentrasi nitrit untuk setiap
30 Hari pemeliharaan
perlakuan diduga selain dipengaruhi oleh
akumulasi bahan organik yang ada pada Nitrat adalah produksi dari nitrit
setiap jenis pakan serta hasil metabolisme dalam proses nitrifikasi serta merupakan
ikan dalam perairan yang menghasilkan bentuk oksidasi terbanyak dari nitrogen
amonia yang kemudian mengalami nitrifikasi dalam air (Mayunar, 1990). Konsentrasi

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S137

pakan
nitrat selama penelitaian bersifat fluktuatif 1,4
buatan
dimana konsentrasi nitrat pada perlakuan 1,2
1,278
pakan
1,27
pakan buatan berkisar antara 0,207-1,278 1,133 komersil

Konsentrasi Nitrat (NO3) (mg/L)


1
mg/L dengan rata-rata sebesar 0,654 mg/L Linear
(pakan
sementara perlakuan pakan komersil 0,8 buatan)
Linear
berkisar antara 0,106-1,270 mg/L dengan 0,6
0,643 (pakan
komersil)
0,386
rata-rata 0,539 mg/L (Gambar 3.).Hasil 0,289
0,4 R² = 0,1285
0,418
analisis uji T (one sample T test) semua
0,234
perlakuan tidak memberikan pengaruh yang 0,2 0,207
R² = 0,476
0,106
nyata (P>0,05) atau setiap perlakuan 0
memberikan respon yang sama. 1 2 3 4 5

Waktu Pengamatan Minggu ke-


Konsentrasi nitrat yang tinggi
diperoleh pada minggu pertama Gambar 3. Konsentrasi Nitrat (NO3-N)
pemeliharaan baik perlakuan berupa (mg/L) Selama 30 hari
pengaplikasian pakan buatan maupun pemeliharaan
pengaplikasian pakan komersil dengan rata
rata konsentrasi nitrat masing-masing 0,654 Kondisi konsentrasi nitrat yang
mg/L dan 0,539 mg/L. Menurut tinggi didapatkan oleh perlakuan berupa
Tatangindatu et al. (2013) hasil tersebut bila pengaplikasian pakan organik dan terendah
dibandingkan dengan standar baku mutu air oleh perlakuan pengaplikasian pakan
untuk kegiatan budidaya ikan air tawar, komersil berkorelasi dengan konsentrasi
masih sangat jauh dari batas yang amonia seperti yang telah dibahas
ditentukan yaitu 20 mg/L, namun hal ini sebelumnya. Kandungan nitrat dalam media
tentunya perlu mendapatkan perhatian pemeliharaan berasal dari proses nitrifikasi
karena kadar nitrat yang lebih dari 0,2 mg/L nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi
dapat menyebabkan terjadinya pengayaan (Stickney, 2005) sehingga konsentrasi nitrat
unsur hara perairan (eutrofikasi). Tingginya dipengaruhi oleh keberadaan senyawa
konsentrasi nitrat untuk setiap perlakuan amonia dan nitrit dalam air. Dipertegas oleh
pada minggu pertama diduga senyawa nitrat Syahrizal et al. (2016) amonia dalam bentuk
tersebut sudah ada sebelumnya yang ion amonium akan mengalami proses
sumbernya berasal dari air dan tanah yang nitrifikasi berubah menjadi nitrit dan
digunakan dalam media pemeliharaan selanjutnya menjadi nitrat. Perubahan nilai
tersebut. nitrat dapat disebabkan oleh kondisi
perairan itu sendiri seperti halnya pH, suhu
maupun DO (Pasaribu et al., 2016).
Konsentrasi nitrat yang didapatkan
dalam penelitian ini jauh lebih rendah dari
yang dilaporkan oleh Mahary (2017) yang
mendapatkan konsentrasi nitrat yaitu
berkisar antara 0-40 mg/L. Nitrat memiliki
sifat yang mudah larut dalam air dan bersifat
stabil dan tidak bersifat toksik. Menurut

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S138 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144

Effendi (2003) senyawa ini dihasilkan dari 27


27
proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen 27
di perairan. Nitrifikasi merupakan hal 27
penting dalam proses oksidasi amonia 27
R² = 0,5
Pakan Buatan
menjadi nitrit dan nitrat dalam siklus 26

Suhu (⁰C)
nitrogen dan berlangsung pada kondisi 26
26 26 26 26
Pakan
Komersil
aerob atau konsentrasi oksigen yang cukup. 26
Linear (Pakan
Oksidasi amonia menjadi nitrit dilakukan 26 Buatan)
26
oleh bantuan bakteri Nitosomonas, Linear (Pakan
25 Komersil)
sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat
25
dilakukan oleh bakteri Nitrobacter.
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-
Suhu (0C) Selama 30 Hari Pemeliharaan
Hasil penelitian menunjukkan suhu Gambar 4. Suhu Air (0C) Selama 30 Hari
0
air ( C) untuk setiap perlakuan baik Pemeliharaan
pengaplikasian pakan buatan maupun Suhu mempengaruhi kelarutan
pakan komersil cenderung konstan yakni oksigen di dalam air serta menyebabkan
berkisar antara 26-27 0C. Hasil analisis uji T interaksi berbagai faktor lain dalam
(one sample T test) tidak terlihat adanya parameter kualitas air. Kondisi tersebut
pengaruh yang nyata (P>0,05) atau setiap terbukti dalam penelitian ini dimana
perlakuan memberikan respon yang sama peningkatan suhu pada minggu ke lima
terhadap parameter suhu.Suhu air untuk diiringi dengan penurunan konsentrasi
setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar oksigen terlarut/DO dalam air. Peningkatan
4. suhu yang diiringi dengan penurunan DO
Suhu yang didapatkan dalam diduga disebabkan oleh terjadinya
penelitian ini berada dalam kondisi optimum peningkatan metabolisme maupun respirasi
untuk pertumbuhan ikan lele. Menurut organisme dalam air sehingga
Mahary (2017) suhu yang ideal dalam mengakibatkan peningkatan konsumsi
budidaya ikan lele berkisar antara 26-31 0C. okeigen.
Menurut Samsundari dan Wirawan (2013) Peningkatan suhu air dapat
ikan merupakan hewan poikilothermal yaitu menyebabkan terjadinya peningkatan
hewan yang memiliki suhu tubuh yang sama dekomposisi bahan organik sehingga terjadi
dengan suhu lingkungan sekitarnya. peningkatan metabolisme dan respirasi
(Lisna dan Insulistyowati, 2015). Menurut
Fardiaz (1992) dalam Nur et al. (2016)
semakin tinggi suhu air maka konsentrasi
oksigen terlarut semakin menurun.
Pernyataan yang sama dikemukakan oleh
Effendi (2003) bahwa peningkatan suhu
juga menyebabkan peningkatan
metabolisme dan respirasi organisme air

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S139

dan selanjutnya mengakibatkan konsentrasi amonia dan karbondioksida


peningkatan konsumsi oksigen. dalam air.
Menurut Abulias et al. (2014)
Dissolved Oxigen (DO) (mg/L) Selama 30
Hari Pemeliharaan oksigen yang rendah umumnya diikuti
dengan meningkatnya amonia dan
Dissolved Oxigen (DO) atau sering karbondioksida dalam air yang
diistilahkan dengan oksigen terlarut adalah menyebabkan proses nirifikasi menjadi
gambaran dari volume oksigen terlarut yang terhambat sehingga dapat mengganggu
ada di dalam suatu perairan (Wanna et kelangsungan hidup ikan. Sementara
al.,2017). Konsentrasi DO untuk menurut Hermawan et al.(2012) dengan
pengaplikasian pakan organik berkisar adanya respirasi dan aktifitas mikroba
antara 7,13-7,77 mg/L dengan rata-rata 7,48 aerobik yang mutlak membutuhkan oksigen
mg/L sementara perlakuan berupa maka semakin tinggi respirasi dan aktifitas
pengaplikasian pakan komersil berkisar mikroba tersebut akan menurunkan
antara 7,23-7,77 mg/L dengan rata-rata 7,46 konsentrasi DO dalam air. Selain akibat dari
mg/L. Hasil analisis uji T (one sample T test) proses respirasi tumbuhan dan hewan,
tidak terlihat adanya pengaruh yang nyata hilangnya DO di perairan dipengaruhi oleh
(P>0,05). Konsentrasi DO dapat dilihat pada adanya pemanfaatan oksigen oleh mikroba
Gambar 5. untuk mengoksidasi bahan organik (Effendi,
Pakan Buatan
8,00 2003).
Pakan Komersil
Dissolved Oxigen (DO) (mg/L)

7,80 7,77 Linear (Pakan Buatan) Derajat Keasaman (pH) Selama 30 Hari
7,77 7,67 Linear (Pakan Komersil) Pemeliharaan
7,60
7,47 Tingkat keasaman (pH) untuk
7,47
7,40
7,47 7,37 perlakuan pengaplikasian pakan buatan
7,37 R² = 0,6059
7,23 berkisar antara 6,67-7,70 dengan pH rata-
7,20
7,13 rata 7,14 sementara perlakuan
R² = 0,9809
7,00 pengaplikasian pakan komersil berkisar
antara 6,93-7,7 dengan pH rata-rata 7,33.
6,80
1 2 3 4 5 Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak
Waktu Pengamatan Minggu Ke- terlihat adanya pengaruh yang nyata
Gambar 5 Konsentrasi Dissolved Oxigen (P>0,05) Tingkat keasaman (pH) untuk
(DO) (mg/L) selama 30 hari setiap perlakuan mengalami penurunan
pemeliharaan selama pemeliharaan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 6.
Oksigen berperan penting dalam
proses metabolisme di dalam tubuh hewan
budidaya (Rosmawati dan Muarif, 2014).
Terkait dengan Parameter kualitas air
bahwa kisaran DO yang baik untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
lele adalah 4,4-4,6 mg/L (Augusta,
2016).Flukstuasi DO dipengaruhi oleh

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S140 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144

8,00
Pakan Buatan individu yang hidup pada akhir
Pakan Komersil
7,80 7,77 pemeliharaan dengan jumlah individu yang
Linear (Pakan Buatan)
7,60 7,70
Linear (Pakan Komersil)
hidup pada awal pemeliharaan.SR ikan lele
7,40 7,47
7,40
7,30 yang diperoleh dari hasil penelitian berupa
7,20 7,17
7,07 pengaplikasian pakan buatan dan komersil
pH

7,00
6,93
6,80 6,87 R² = 0,9687 dapat dilihat pada Gambar 7.
6,67
6,60 R² = 0,9786 Sintasan/Survival Rate (SR) ikan lele pada
6,40 setiap perlakuan baik perlakuan berupa
6,20
pengaplikasian pakan buatan maupun
6,00
1 2 3 4 5 pakan komersil menunjukkan hasil yang
Waktu Pengamatan Minggu Ke- baik.
Nilai SR yang didapatkan pada
Gambar 6. Derajat Keasaman (pH) Selama
perlakuan pengaplikasian pakan buatan
30 Hari Pemeliharaan
sedikit lebih rendah dari perlakuan pakan
Proses respirasi dalam ekosistem komersil. Nilai SR yang didapatkan untuk
akan meningkatkan jumlah karbondioksida perlakuan berupa pakan buatan sebesar
sehingga pH perairan menurun (Elpawati et 96,67% sementara untuk perlakuan berupa
al., 2015). Nilai pH yang didapatkan setiap pengaplikasian pakan komersil didapatkan
perlakuan mengalami penurunan seiring nilai SR sebesar 100%. Hasil analisis uji T
bertambahnya waktu pemeliharaan. Hal ini (one sample T test) tidak menunjukkan
diduga akibat menumpuknya bahan organik perbedaan nyata (P>0,05) terhadap SR ikan
baik yang berasal dari sisa pakan maupun lele untuk semua perlakuan. Tingginya SR
hasil metabolisme ikan itu sendiri. Hasil yang didapatkan untuk setiap perlakuan
analisis uji T (one sample T test) tidak membuktikan bahwa pengaplikasian jenis
ditemukan adanya pengaruh yang nyata pakan baik pakan buatan maupun pakan
untuk setiap perlakuan (P>0,05) untuk komersil dengan lama pemeliharaan 30 hari
parameter pH. Nilai kualitas air yang baik mendukung sintasan ikan lele ditinjau dari
untuk parameter pH dalam budidaya ikan segi kualitas air baik amonia, nitrit, nitrat,
lele berkisar antara 6,5-8,5 (Defrizal dan suhu, DO maupun pH.
Khalil, 2015). 101,00
Kondisi perairan yang terlalu asam
100,00
maupun terlalubasa akan membahayakan 100
Survival Rate (SR) (%)

kelangsungan hidup organisme karena 99,00


mengakibatkan gangguan metabolisme dan
98,00
respirasi. Penurunan pH juga berkaitan
dengan proses oksidasi yang dilakukan oleh 97,00
bakteri semakin besar tingkat respirasi 96,67
96,00
maka memungkinkan penurunan nilai pH
(Pasaribu et al., 2016). 95,00
Pakan Buatan Pakan Komersil
Sintasan/Survival Rate (SR) (%) Perlakuan
Sintasan/Survival Rate (SR)
Gambar 7. Sintasan/Survival Rate (SR)
merupakan perbandingan antara jumlah

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S141

Secara umum sintasan pada Theingestion and Nutritional Effects


penelitian ini lebih tinggi dari yang of Feed Additives in Farmed Fish
dilaporkan oleh Dewi et al.(2013) dalam Species.World Journal of Fish and
penelitian tersebut sintasan yang dilaporkan Marine Sciences1(1): 87-101.
berkisar antara 28,8-53,3 %. Sintasan ikan Ardiwijoyo, Jamaluddin dan Mappalotteng,
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan A.M. 2018. Rancang Bangun Alat
hidupnya sehingga kondisi lingkungan yang Pemberi Pakan Ikan dengan Sistem
baik dapat mendukung sintasan ikan. Automatisasi Berbasis Arduino Uno
Effendie (2002) menambahkan R3 dengan Sistem Kendali SMS.
bahwa sintasan ikan dipengaruhi oleh Jurnal Teknologi Pertanian 4(1):12-
faktor internal dan eksternal. Faktor internal 20
dipengaruhi oleh resistensi penyakit, pakan
serta umur, sementara faktor eksternal Arief, M., Irmaya, T dan Widya, P.L. 2009.
dipengaruhi oleh padat tebar, penyakit serta Pengaruh Pemberian Pakan Alami
kualitas air. Ditambahkan oleh Maniani et al. Dan Pakan Buatan Terhadap
(2016) faktor lingkungan sangat Pertumbuhan Benih Ikan Betutu
mempengaruhi kelangsungan hidup biota (Oxyeleotrismarmorata
budidaya diantaranya adalah kualitas air. Bleeker).Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan1(1): 65-77.
KESIMPULAN Augusta, T.S. 2016. Dinamika Perubahan
Berdasarkan hasil penelitian yang Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan
dilakuan dapat disimpulkan bahwa Ikan Lele Dumbo (Clarias
perlakuan berupa pengaplikasian pakan gariepinus) yang Dipelihara di
dengan penambahan tepung daun singkong Kolam Tanah. Jurnal Ilmu hewani
maupun pakan komersil tidak memberikan Tropika 5(1) : 41-44.
pengaruh yang nyata terhadap parameter Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for
yang diamati. Secara keseluruhan Aquaculture. Birmingham Publishing
pengaplikasian pakan dengan penambahan Co: Birmingham, Alabama.
tepung daun singkong maupun pakan
komersil menunjuang sintasan ikan lele Defrizal dan Khalil, M. 2015. Pengaruh
yang tinggi ditinjau dari kualitas air yang Formulasi yang Berbeda pada
diamati dalam penelitian ini. Pakan Pelet Terhadap
Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo
DAFTAR PUSTAKA (Clarias gariepinus). Acta Aquatica
2(2) : 101-106.
Abulias, M.N., Utarini, D.R.S.R dan Winarni,
E.t. 2014. Manajemen Kualitas Dewi, C.D., Zainal A. dan Muchlisin, S.
Media pendederan Ikan Lele pada Pertumbuhan dan Kelangsungan
Lahan Terbatas dengan Teknik Hidup Larva Ikan Lele Dumbo
Bioflok. Jurnal MIPA 37(1) : 16-21. (Clarias Gariepinus) pada
Konsentrasi Tepung Daun Jaloh
Ajiboye, O.O., Yakubu, A.F dan Adams, T.E.
(Salix Tetrasperma Roxb) yang
2012. A Perspective on

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S142 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144

Berbeda dalam Pakan. Depik 2(2) : Bioflok. Journal of Aquaculture


45-49. Management and Technology 3(3) :
35-42.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Ikhsan, M., Muhsin dan Patang. 2016.
Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Pengaruh Variasi Suhu Pengering
Kanisius. Terhadap Mutu Dendeng Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepeanus).
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
Jurnal Teknologi Pertanian
Yogyakarta : Yayasan Pustaka
2(1):114-122
Nusantara
Iriyanti, N., 2012. Hasil Analisa Proksimat
Elpawati, Pratiwi, D.R dan Radiastuti, N.
Daun Singkong. Laboratorium Ilmu
2015. Alikasi Effective
Nutrisi dan Makanan Ternak.
Microorganism 10 (EM10) untuk
Purwokerto: Universitas Jenderal
Pertumbuhan Ikan Lele
Soedirman,
Sangkuriang (Clarias gariepinus
var. Sangkuriang) di Kolam Lisna dan Insulistyowati. 2015. Potensi
Budidaya Lele Jombang, Mikroba Probiotik-FM dalam
Tangerang. Al-Kauriyah Jurnal Meningkatkan Kualitas Air Kolam
Biologi 8(1) : 6-14. dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus).
Ernawati, D. 2014. Pengaruh Pemberian
Jurnal Penelitian Universitas Jamni
Bakteri Heterotrof Terhadap
Seri Sains 17(2) : 18-25.
Kualitas Air pada Budidaya Ikan
Lele Dumbo (Clarias Sp.) Tanpa Listiowati, E dan Taufik Budhi Pramono.
Pergantian Air. Skripsi. Fakultas 2014. Potensi Pemanfaatan Daun
Perikanan dan Kelautan Universitas Singkong (Manihot uttilisima)
Airlangga. Surabaya. Terfermentasi Sebagai Bahan
Pakan Ikan Nila (Oreochromis sp).
Ghufron, M.K.K.H. 2010. Budidaya Ikan Lele
Berkala Perikanan Terubuk 42(2):
di Kolam Terpal. Yogyakarta : Lily
63-70.
Hermawan, A.T., Iskandar dan Subhan, U.
Mahary, A. 2017. Pemanfaatan Tepung
2012. Pengaruh Padat Tebar
Cangkang Kerang Darah (Anadara
Terhadap Kelangsungan Hidup
granosa) Sebagai Sumber Kalsium
Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias
pada Pakan Ikan Lele (Clarias
gariepinus Burch.) di Kolam Kali
batrachus Sp.). Acta Aquatica 2(2) :
Menir Indramayu. Jurnal Perikanan
63-67.
dan Kelautan 3(3) : 85-93.
Maniani, A.A., Tuhumury, R.A.N dan Sari, A.
Hermawan, T.E.S.A., Agung S. dan Slamet
2016. Pengaruh Perbedaan
B. P. 2014. Pengaruh Padat Tebar
Filterisasi Berbahan Alami dan
Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Buatan (Sintetis) pada Kualitas Air
dan Kelulushidupan Benih Lele
Budidaya Lele Sangkuriang (Clarias
(Clarias gariepinus) dalam Media
Sp.) dengan Sistem Resirkulasi

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S143

Tertutup. The Journal of Pratama, W.D., Prayogo dan Manan, A.


development 2(2) : 17-34. 2017. Pengaruh Pemberian
Probiotik Berbeda dalam Sistem
Mayunar. 1990. Pengendalian Senyawa
Akuaponik Terhadap Kualitas Air
Nitrogen pada Budidaya Ikan
dengan Sistem Resirkulasi. Oseana pada Budidaya Ikan Lele (Clarias
Sp.). Journal of Aquaculture
15(1) : 43-55.
Science 1(1) : 27-35.
Nur, A.I., Syam, H dan Patang. 2016.
Ramdhan, M. 2015. Studi Kualitas Perairan
Pengaruh Kualitas Air Terhadap
Teluk Ekas Berdasarkan Komponen
Produksi Rumput Laut
Fisika-Kimia. Social Science
(Kappaphycus alvaewzii). Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian Education Journal 2(1) : 58-66.
2(2): 27-40 Restiningtyas, R., Subandiyono dan
Nurdin M., A. Widiyati, Kusdiarti dan I. Pinandoyo. 2015. Pemanfaatan
Tepung Daun Lamtoro (Laucaena
Insan. 2011. Pengaruh
FrekuensiPemberian Pakan gluca) yang Telah Difermentasikan
dalam Pakan Buatan Terhadap
Terhadap Produksi Pembesaran
Pertumbuhan benih Ikan Nila Merah
Ikan Mas (Cyprinuscarpio) di
Keramba Jaring Apung Waduk (Oreochromis niloticus). Jurnal of
Cirata. Prosiding Forum Aquacuture Management and
Technology 4(2): 26-34.
InovasiTeknologi Akuakultur 1 (2):
88-102. Rosmawati dan Muarif. 2014. Kelangsungan
Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan
Pasaribu, 2007. Produk Fermentasi Limbah
Lele Dumbo (Clarias Sp.) pada
Pertanian Sebagai Bahan Pakan
Unggas Di Indonesia. Wartazoa 17: Sistem Resirkulasi dengan
(3) 1-10. Kepadatan Berbeda. Sains Akuatik
2(1) : 1-8.
Pasaribu, F.M., Usman, S dan Leidonald, R.
Samsundari, S dan Wirawan, G.A.
2016. Pengaruh Padat Tebar tinggi
dengan Penggunaan Nitrobacter 2013.Analisis Penerapan Biofilter
dalam Sistem Resirkulasi Terhadap
Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele
(Clarias Sp.).Jurnal Mutu Kualitas Air Budidaya Ikan
Sidat (Angguilla biocolor).Jurnal
Aquacoastmarine 12(2) :1-10.
gamma 8(2) : 86-97.
Patang, 2016. Pengembangan Udang
Setijaningsih, L dan Suryaningrum, L.H.
Windu Melalui Penerapan
2015.Pemanfaatan Limbah Bididaya
Pembantutan, Probiotik &
Ikan Lele (Clarias batrachus) untuk
Pengendalian Lingkungan.Orasi
ilmiah pengukuhan guru besar Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dengan Sistem Resirkulasi. Berita
disampaikan pada sidang terbuka
Biologi 14(3) : 287-293.
luar biasa senat Universitas Negeri
Makassar pada Selasa, 27 Silaban T. F., Santoso L. dan Suparmono.
Desember 2016. 2012. Dalam Peningkatan

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S144 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144

KinerjaFilter Air Untuk Menurunkan Lele Asin Menggunakan Alat


Konsentrasi Amonia Pada Pengering Kabinet (Cabinet Dryer)
Pemeliharaan IkanMas(Cyprinus dengan Suhu Terkontrol. Jurnal
carpio). Jurnal Rekayasa dan Pendidikan Teknologi Pertanian
Teknologi Budidaya Perairan1(1): 1- 1(1): 12-21
10.
Yulianingrum, T., Pamukas, N.A dan Putra,
Stickney, R.R. 2005. Aquaculture: An I. 2017. Pemberian Pakan yang
Introductory Text. Massachusetts. Difermentasikan dengan Probiotk
CABI Publication. untuk Pemeliharaan Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepenus) pada
Syahrizal, Ghofur, M., Safratilofa dan Sam,
R. 2016.Tepung Daun Singkong Teknologi Bioflok. JOM Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
(Monihot utilissima) Tua sebagai
Universitas Riau 4(1):1-9.
Sumber Protein Alternatif dalam
Formula Pakan Ikan Lele (Clarias
gariepinus). Jurnal Akuakultur
Sungai dan Danau 1(1) : 1-11.
Tatangindatu, F., Kalesaran, O dan
Rompas, R. 2013. Studi Parameter
Fisika Kimia Air pada Areal
Budidaya Ikan di Danau Tondano,
Desa Paleloan, Kabupaten
Minahasa. Budidaya Perairan 1(2) :
8-19.
Wanna, M., Yanto, S dan Kadirman. 2017.
Analisis Kualitas Air dan Cemaran
Logam Berat Merkuri (Hg) dan
Timbal (Pb) pada Ikan Di Kanal
Daerah Hertasning Kota Makassar.
Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian 3(1) : 190-210.
Wijaya, M., Rostika, R dan Andriani, T.
2016. Pengaruh Pemberian C/N
Rasio Berbeda Terhadap
Pembentukan Bioflok dan
Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus). Jurnal
Perikanan Kelautan 7(1) : 41-47.
Yuarni, D., Kadirman dan Jamaluddin. 2015.
Laju Perubahan Kadar Air, Kadar
Protein dan Uji Organoleptik Ikan

p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858

Anda mungkin juga menyukai