ANALISIS KUALITAS AIR PADA KOLAM PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO (Clarias
gariepinus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot utillisima)
SEBAGAI PAKAN BUATAN
WATER QUALITY ANALYSIS IN DUMBO CATFISH BREEDING PONDS (Clarias gariepinus)
WITH CASSAVA LEAF ADDITIVES (Utilisima Manihot) AS ARTIFICIAL FEED
Andi Alifia Fara Dhiba1), Husain Syam2), Ernawati3)
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM
2) dan 3)Dosen PTP FT UNM
alifiafaradhiba@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan dengan
penambahan tepung daun singkong (Manihot utillisima) terhadap kualitas air kolam pendederan
ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Penelitian ini menggunakan uji T (one sample T test) untuk
membandingkan perlakuan dengan pemberian pakan buatan dan pakan komersil yang terdiri dari
3 ulangan.Dosis pemberian pakan yaitu 3% dari bobot ikan selama 30 hari pemeliharaan dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari.Parameter yang diamati meliputi NH3, NO2,
NO3, pH, suhu, DO dan kelulushidupan ikan lele dumbo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pakan buatan pada kolam pendederan ikan lele dumbo tidak memberikan pengaruh
nyata (P>0,05) terhadap parameter kualitas air yang diamati. Kualitas air yang diperoleh selama
pemeliharaan dengan pemberian pakan komersil maupun pakan buatan masih menunjang
kelulushidupan ikan lele dumbo.
Kata Kunci : Daun singkong, ikan lele dumbo, kualitas air, pakan
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of artificial feed by adding cassava leaf flour (Manihot
utillisima) to the water quality of the African catfish nursery pond (Clarias gariepinus). This study
used the T test (one sample T test) to compare the treatment with artificial feed and commercial
feed consisting of 3 replications. The feeding dose was 3% of the weight of the fish for 30 days of
maintenance with the frequency of feeding twice a day. Parameters observed were NH3, NO2,
NO3, pH, temperature, DO and survival of African catfish. The results showed that the provision
of artificial feed in the African catfish nursery did not have a significant effect (P> 0.05) on the
observed water quality parameters. The quality of water obtained during maintenance by
providing commercial and artificial feed is still supporting the survival of African catfish.
Keywords : African catfish, cassava leaves, feed, water quality
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S132 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S133
kualitas air kolam pendederan ikan lele timbangan analitik, seser,pH meter, DO
dumbo (Clarias gariepinus). meter, termometer, botol sampel 500 ml,
coolbox, spektrofotometer dan peralatan
BAHAN DAN METODE analisis kimia lainnya.
Bahan dan Alat Metode Penelitian
Adapun bahan yang digunakan
Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
pada penelitian ini yaitu benih ikan lele
Penelitian yang akan dilaksanakan
dengan bobot 3,8 g/ind, bahan pembuatan
pakan antara lain tepung daun singkong, adalah penelitian eksperimen dengan
menggunakan uji T (One Sample T Test)
tepung ikan, tepung jagung, ampas tahu
untuk membandingkan perlakuan dengan
dan dedak. Sampel air dan tanah sebagai
pemberian pakan yang dibuat dengan
media pemeliharaan, kertas saring
penambahan tepung daun singkong dan
whatman, aquadest, pakan komersil yang di
perlakuan pemberian pakan komersil.
peroleh di pasaran serta bahan untuk
Terdapat 2 perlakuan dan 3 ulangan
menganalisis kualitas air di laboratorium.
Peralatan yang digunakan dalam sehinggamemperoleh 6 unit percobaan.
Formulasi pembuatan pakan buatan dengan
penelitian ini adalah wadah pemeliharaan
penambahan tepung daun singkong
berupa styrofoam berukuran 70 x 40 x 35
cm, aerator, batu aerasi, selang aerasi, disajikan pada Tabel 1.
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S134 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144
amonia, nitrit, nitrat, suhu, pH dan DO yang terjadi masih berada dalam batas toleransi
pengamatannya dilakukan dengan selang untuk kehidupan ikan lele dumbo.
waktu 7 hari, sementara sintasan ikan lele Peningkatan konsentrasi amonia
dumbo diambil sebagai data pendukung. tertinggi diperoleh pada perlakuan
pengaplikasian pakan buatan pada minggu
HASIL DAN PEMBAHASAN ke 2 pemeliharaan sebesar 0,087 mg/L
Konsentrasi Amonia (NH3-N) (mg/L) kemudian berangsur menurun seiring
Selama 30 Hari Pemeliharaan dengan bertambahnya waktu pemeliharaan.
Peningkatan konsentrasi amonia juga terjadi
Hasil penelitian menunjukkan
pada pelakuan pengaplikasian pakan
konsentrasi amonia pada perlakuan pakan
komersil pada minggu ke 2 pemeliharaan
buatan berkisar antara 0,003-0,087 mg/L
yakni sebesar 0,045 mg/L dan berangsur
dengan rata-rata 0,030 mg/L sementara
menurun seiring bertambahnya waktu
perlakuan pakan komersil berkisar antara
pemeliharaan.
0,002-0,046 mg/L dengan rata-rata
Menurut Effendi (2003) sumber
konsentrasi amonia sebesar 0,022 mg/L.
amonia di perairan dipengaruhi oleh adanya
Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak
proses pemecahan nitrogen organik (protein
menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05)
dan urea) dan nitrogen anorganik yang
untuk setiap perlakuan.
terdapat di dalam tanah dan air yang
0,1
pakan buatan berasal dari dekomposisi bahan organik
0,09
0,087 pakan komersil termasuk diantaranya hasil ekskresi biota
0,08
(feses) dan sisa pakan yang tidak termakan.
konsentrasi Amonia (NH3) (mg/L)
Linear (pakan
0,07 buatan)
Linear (pakan Tingginya konsentrasi amonia pada
0,06 komersil)
perlakuan pengaplikasian pakan buatan
0,05 0,045
0,046 dibanding dengan pengaplikasian pakan
0,04 komersil diduga dipengaruhi oleh komposisi
0,034
0,03 pakan buatan itu sendiri(Tabel 2).
R² = 0,027
0,02
R² = 0,0679
Komposisi yang dikandung oleh pakan
0,015 0,013
0,01 0,004 0,012
buatan diantaranya mengandung serat
0,003
0 0,002 kasar yang lebih tinggi dibanding dengan
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu ke-
pakan komersil menyebabkan tingkat
kecernaan terhadap ikan lele relatif rendah.
Gambar 1. Konsentrasi Amonia (NH3-N)
(mg/L) Selama 30 hari
pemeliharaan
Pengukuran konsentrasi amonia
untuk setiap perlakuan (Gambar 1.)
menunjukkan bahwa kisaran amonia untuk
setiap perlakuan masih berada pada batas
yang aman dalam budidaya ikan lele yakni
0,1 mg/L (Ghufron, 2010). Meskipun secara
umum terjadi fluktuasi, perubahan yang
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S135
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S136 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144
buatan)
3 Linear (pakan
komersil)
tingginya konsentrasi nitrit dapat
2,383 R² = 0,3301
2,5 2,192 dipengaruhi karena bakteri alami untuk
2 2,035
1,867
1,935
menguraikan dan memanfaatkan nitrit
1,5 R² = 0,0231 1,302 jumlahnya sedikit.
1,23 Konsentrasi nitrit pada penelitian ini
1
0,145 jauh lebih tinggi dibanding dengan yang
0,5
dilaporkan oleh Hermawan et al.(2014)
0,154
0 dimana rasio konsentrasi nitrit yang
1 2 3 4 5
dilaporkan berkisar antara 0,047-0,059
Waktu Pengamatan Minggu ke- mg/L. Konsentrasi nitrit pada setiap
perlakuan cenderung meningkat disebabkan
Gambar 2. Konsentrasi Nitrit (NO2-N)
adanya pakan yang tidak termakan oleh
(mg/L) Selama 30 hari
ikan sehingga menyebabkan proses
pemeliharaan
nitrifikasi tidak berjalan optimal. Nitrit
Tingkat konsentrasi nitrit yang merupakan bentuk peralihan (intermediate)
tertinggi didapatkan pada minggu ke 3 antara amonia dan nitrat atau dikenal
pemeliharaan pada perlakuan dengan istilah nirifikasi (Effendi, 2003).
pengaplikasian pakan komersil sebesar Salahsatu penyebab tingginya
4,124 mg/L lebih tinggi dibanding perlakuan mortalitas ikan disebabkan oleh tingginya
berupa pengaplikasian pakan buatan tingkat konsentrasi nitrit pada media pemeliharaan.
konsentrasi nitrit yang juga didapatkan pada Hal ini sesuai dengan pendapat Moore
minggu ke 3 pemeliharaan sebesar 2,383 (1991) dalam Ernawati (2014) apabila
mg/L kemudian mengalami penurunan pada konsentrasi nitrit dalam perairan >0,05 mg/L
minggu berikutnya untuk setiap perlakuan. dapat bersifat toksik atau beracun bagi
Konsentasi nitrit yang didapatkan organisme perairan. Sementara menurut
dalam penelitian ini untuk setiap perlakuan Boyd (1990) konsentrasi amonia yang
lebih besar dibanding baku mutu yang rendah dapat menurunkan daya toksik atau
dipersyaratkan yakni <0,05 mg/L racun nitrit begitupun sebaliknya.
(Setijaningsih dan Suryaningrum, 2015).
Konsentrasi Nitrat (NO3-N) (mg/L)Selama
Tingginya konsentrasi nitrit untuk setiap
30 Hari pemeliharaan
perlakuan diduga selain dipengaruhi oleh
akumulasi bahan organik yang ada pada Nitrat adalah produksi dari nitrit
setiap jenis pakan serta hasil metabolisme dalam proses nitrifikasi serta merupakan
ikan dalam perairan yang menghasilkan bentuk oksidasi terbanyak dari nitrogen
amonia yang kemudian mengalami nitrifikasi dalam air (Mayunar, 1990). Konsentrasi
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S137
pakan
nitrat selama penelitaian bersifat fluktuatif 1,4
buatan
dimana konsentrasi nitrat pada perlakuan 1,2
1,278
pakan
1,27
pakan buatan berkisar antara 0,207-1,278 1,133 komersil
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S138 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144
Suhu (⁰C)
nitrogen dan berlangsung pada kondisi 26
26 26 26 26
Pakan
Komersil
aerob atau konsentrasi oksigen yang cukup. 26
Linear (Pakan
Oksidasi amonia menjadi nitrit dilakukan 26 Buatan)
26
oleh bantuan bakteri Nitosomonas, Linear (Pakan
25 Komersil)
sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat
25
dilakukan oleh bakteri Nitrobacter.
1 2 3 4 5
Waktu Pengamatan Minggu Ke-
Suhu (0C) Selama 30 Hari Pemeliharaan
Hasil penelitian menunjukkan suhu Gambar 4. Suhu Air (0C) Selama 30 Hari
0
air ( C) untuk setiap perlakuan baik Pemeliharaan
pengaplikasian pakan buatan maupun Suhu mempengaruhi kelarutan
pakan komersil cenderung konstan yakni oksigen di dalam air serta menyebabkan
berkisar antara 26-27 0C. Hasil analisis uji T interaksi berbagai faktor lain dalam
(one sample T test) tidak terlihat adanya parameter kualitas air. Kondisi tersebut
pengaruh yang nyata (P>0,05) atau setiap terbukti dalam penelitian ini dimana
perlakuan memberikan respon yang sama peningkatan suhu pada minggu ke lima
terhadap parameter suhu.Suhu air untuk diiringi dengan penurunan konsentrasi
setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar oksigen terlarut/DO dalam air. Peningkatan
4. suhu yang diiringi dengan penurunan DO
Suhu yang didapatkan dalam diduga disebabkan oleh terjadinya
penelitian ini berada dalam kondisi optimum peningkatan metabolisme maupun respirasi
untuk pertumbuhan ikan lele. Menurut organisme dalam air sehingga
Mahary (2017) suhu yang ideal dalam mengakibatkan peningkatan konsumsi
budidaya ikan lele berkisar antara 26-31 0C. okeigen.
Menurut Samsundari dan Wirawan (2013) Peningkatan suhu air dapat
ikan merupakan hewan poikilothermal yaitu menyebabkan terjadinya peningkatan
hewan yang memiliki suhu tubuh yang sama dekomposisi bahan organik sehingga terjadi
dengan suhu lingkungan sekitarnya. peningkatan metabolisme dan respirasi
(Lisna dan Insulistyowati, 2015). Menurut
Fardiaz (1992) dalam Nur et al. (2016)
semakin tinggi suhu air maka konsentrasi
oksigen terlarut semakin menurun.
Pernyataan yang sama dikemukakan oleh
Effendi (2003) bahwa peningkatan suhu
juga menyebabkan peningkatan
metabolisme dan respirasi organisme air
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S139
7,80 7,77 Linear (Pakan Buatan) Derajat Keasaman (pH) Selama 30 Hari
7,77 7,67 Linear (Pakan Komersil) Pemeliharaan
7,60
7,47 Tingkat keasaman (pH) untuk
7,47
7,40
7,47 7,37 perlakuan pengaplikasian pakan buatan
7,37 R² = 0,6059
7,23 berkisar antara 6,67-7,70 dengan pH rata-
7,20
7,13 rata 7,14 sementara perlakuan
R² = 0,9809
7,00 pengaplikasian pakan komersil berkisar
antara 6,93-7,7 dengan pH rata-rata 7,33.
6,80
1 2 3 4 5 Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak
Waktu Pengamatan Minggu Ke- terlihat adanya pengaruh yang nyata
Gambar 5 Konsentrasi Dissolved Oxigen (P>0,05) Tingkat keasaman (pH) untuk
(DO) (mg/L) selama 30 hari setiap perlakuan mengalami penurunan
pemeliharaan selama pemeliharaan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 6.
Oksigen berperan penting dalam
proses metabolisme di dalam tubuh hewan
budidaya (Rosmawati dan Muarif, 2014).
Terkait dengan Parameter kualitas air
bahwa kisaran DO yang baik untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
lele adalah 4,4-4,6 mg/L (Augusta,
2016).Flukstuasi DO dipengaruhi oleh
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S140 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144
8,00
Pakan Buatan individu yang hidup pada akhir
Pakan Komersil
7,80 7,77 pemeliharaan dengan jumlah individu yang
Linear (Pakan Buatan)
7,60 7,70
Linear (Pakan Komersil)
hidup pada awal pemeliharaan.SR ikan lele
7,40 7,47
7,40
7,30 yang diperoleh dari hasil penelitian berupa
7,20 7,17
7,07 pengaplikasian pakan buatan dan komersil
pH
7,00
6,93
6,80 6,87 R² = 0,9687 dapat dilihat pada Gambar 7.
6,67
6,60 R² = 0,9786 Sintasan/Survival Rate (SR) ikan lele pada
6,40 setiap perlakuan baik perlakuan berupa
6,20
pengaplikasian pakan buatan maupun
6,00
1 2 3 4 5 pakan komersil menunjukkan hasil yang
Waktu Pengamatan Minggu Ke- baik.
Nilai SR yang didapatkan pada
Gambar 6. Derajat Keasaman (pH) Selama
perlakuan pengaplikasian pakan buatan
30 Hari Pemeliharaan
sedikit lebih rendah dari perlakuan pakan
Proses respirasi dalam ekosistem komersil. Nilai SR yang didapatkan untuk
akan meningkatkan jumlah karbondioksida perlakuan berupa pakan buatan sebesar
sehingga pH perairan menurun (Elpawati et 96,67% sementara untuk perlakuan berupa
al., 2015). Nilai pH yang didapatkan setiap pengaplikasian pakan komersil didapatkan
perlakuan mengalami penurunan seiring nilai SR sebesar 100%. Hasil analisis uji T
bertambahnya waktu pemeliharaan. Hal ini (one sample T test) tidak menunjukkan
diduga akibat menumpuknya bahan organik perbedaan nyata (P>0,05) terhadap SR ikan
baik yang berasal dari sisa pakan maupun lele untuk semua perlakuan. Tingginya SR
hasil metabolisme ikan itu sendiri. Hasil yang didapatkan untuk setiap perlakuan
analisis uji T (one sample T test) tidak membuktikan bahwa pengaplikasian jenis
ditemukan adanya pengaruh yang nyata pakan baik pakan buatan maupun pakan
untuk setiap perlakuan (P>0,05) untuk komersil dengan lama pemeliharaan 30 hari
parameter pH. Nilai kualitas air yang baik mendukung sintasan ikan lele ditinjau dari
untuk parameter pH dalam budidaya ikan segi kualitas air baik amonia, nitrit, nitrat,
lele berkisar antara 6,5-8,5 (Defrizal dan suhu, DO maupun pH.
Khalil, 2015). 101,00
Kondisi perairan yang terlalu asam
100,00
maupun terlalubasa akan membahayakan 100
Survival Rate (SR) (%)
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S141
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S142 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144 S143
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858
S144 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 Maret Suplemen (2019) : S131 - S144
p-ISSN : 2476-8995
e-ISSN : 2614-7858