Anda di halaman 1dari 2

PEMBUATAN PAKAN

Laju pertumbuhan ikan dapat berjalan optimal apabila jumlah [akan, kualitas dan
kandungan nutrisi terjaga dan terpenuhi dengan baik. Penyediaan pakan dengan nilai mutu baik
menetukan keberhasilan usaha budidaya perikanan air tawar maupun air laut dilihat dari
ketersediaan nutrient yang dibutuhkan oleh tiap jenis ikan, diantaranya air, abu, protein, lemak, dan
serat kasar (Adibrata et al. 2022). Peran bahan baku dalam produksi pakan akuakultur sangatlah
dibutuhkan dan penting dikarenakan sector akuakultur menjadi peran penting dalam produksi
pangan dalam pertumbuhan ekonomi dan tercepat didunia (Khater et al. 2021). Peningkatan
permintaan pakan seiring dengan berkembangnya kegiatan budidaya menjadi salah satu
perhatian yang sangat oenting, dimana harga pakan yang semakin mahal terutama dari bahan
pakan konvensional sumber protein tinggi seperti tepung ikan, dan bungkil kedelai masih harus
diimpor untuk memenuhi kebutuhan karena adanya harga yang berfluktuasi (Dawodu et al.
2012). Pakan buatan umumnya berasal dari bahan nabati dan bahan hewani.

Bahan hewani yang umumnya digunakan tepung ikan. Mahalnya harga tepung ikan
menyebabkan perlunya mencari bahan baku pakan lain yang dapat mengganti tepung ikan.
Berbagai permasalah yang timbul dalam pembudidaya ikan salah satunya adalah pakan, dimana
harga untuk pakan semakin meningkat yang mengakibatkan pembudidaya sulit memperoleh
keuntungan, terkendalanya sarana dan prasarana yang mudah dioperasikan menjadi satu
penghambat dalam pembuatan pakan yang lebih sederhana yang dibuat dari bahan local yang
berpotensi lebih dibandungkan dengan pAKAN komersil, oleh sebab itu haruslah sesuai dalam
pembuagtan pakan yang menyediakan kebutuhan ikan terpenuhi (Satoto et al. 2021). Menurut
penelitian yang telah dilakukan oleh Zaenuri et al. (2014), kandungan energi yang dibutuhkan
oleh ikan yang baik untuk protein 20-35 %, lemak 2-10%, abu dan kadar ais kurang dari 12%,
kadar air sedikit dikarenakan dapat mempengaruhi kualitas pakan dimana kalua terlalu banyak
kandungan air dalam suatu pakan akan menyebabkan pakan tersebu lembab dan tengik
sehingga banyak akan menimbulkan parasite ataupun jamur pada pakan. Selain dapat dilihat
dari analisis proksimat suiatu kandungan pakan, pakan juga tidak hanya bias dilihat sebatas itu
saja tetapi harus juga memperhatikan kualitas, kuantitas, kecernaan dan daya serap bagi ikan
yang akan mengkonsumsi (Darmawiyanti dan Baidhowi 2015).

Kebutuhan kadar protein untuk setiap jenis ikan berbeda-beda dimana total pakan bagi
ikan herbic=vora memerlukan protein sekitar 15-30%, 45% bagi ikan karnivora dan 50% bagi
ikan-ikan muda dimana pada saat ikan itu di fase pertumbuhan masih sangat membutuhkan
protein yang tinggi untuk difokusnya benar-benar pada pertumbuhannya (Anugraha dan Arini
2014). Menururt penelitian yang dilakukan Tiwow et al. (2016), dimana karbohidrat tidak
diperlukan dalam jumlah besar oleh ikan dikarena semakin besar kandungan karbohidrat yang
terkandung dapat menghambat pertumbuhan. Komponen dalam budidaya yang memeberikan
sumber materi dan energi untuk kelangsungan hidup ikan, nutrisi merupakan factor terpenting
dalam pembuatan pakan ikan (Babo et al. 2013).

Penepungan bahan baku, pengayakan bahan baku, pencetakan, pengeringan,


pengemasan, dan penyimpanan merupakan beberapa tahapan dalam pembuatan pakan
(Darmawiyanti dan Baidhowi 2015). Menurut Achadri et al. (2018), dalam pembuatan pakan ikan
menggunakan bahan alyternatif salah satunya dengan limbah organic yang berasal dri rumah
makan ataupun limbak rumah tangga seperti sayuran dan daging dapat menekan biaya
operasional dalam pembuatannya. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan bahan limbah ini
memiliki nilai protein tinggi sebesar 22,40% dengan teknologi fermentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Achadri Y, Tyasari Gemma F, Dughita AP. 2018. Pemanfaatan Limbah organic dari rumah makan
sebagai alternative pakan ternak ikan budidaya. AGRONOMIKA. 13(1): 210-215.

Adibrata S, Astuti FP, Bahtera NI, Lingga R, Manih F, Firdaus M. 2022. Proximate analysis of bycatch
fish and probiotic treatments towards the good aquaculture practices. Indonesian
Journal of Marine Science. 27(1): 37-44. DOI: 10.14710/IK.IJMS.27.1.37.44.

Anugraha RS, Arini E. 2014. Pengaruh penggunaan ekstrak buah nanas terhadap tingkat
pemanfaatan protein pakan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio). Journal of
Aquaculture Management and Technology. 3(4): 238-246.

Babo D, Sampekola J, Pangkey H. 2013. Pengaruh beberapa jenis pakan hijauan terhadap
pertumbuhan ikan koan Stenopharyngodon Idella. e-Journal Budidaya Perairan. 1(3): 1-
6.

Darmawiyanti V, Baidhowi. 2015. Teknik produksi pakan buatan di Balai Perikanan


Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Jawa Timur. Jurnal Ilmu Perikanan.
6(2): 118-124.
Dawodu OM, Olutona OG, Ajani F, Olusoji BAO. 2012. Determination of mineral trace element and
proximate analysis of fish feed. FOOD. 6(1): 76-81.DOI:
http://www.globalsciencebooks.info/Online/GSBOnline/images/2012/FOOD_6(1)/
FOOD_6(1)76-81o.pd

Khater ES, Bahnasawy A, Morsy A. 2021. Evaluation of fish feeder manufactured from local raw
materials. Scientific Reports. 1-13. DOI:

Satoto I, Fitriadi R, Palupi M, Dadiono SM. 2021. Pembuatan pakan ikan lele di kelompok
pembudidaya ikan mina semboja, Desa Pasinggangan. Jurnal Pendidikan dan
Pengabdian Masyarakat. 4(2): 227-231.
Tiwow VM, Hafid IW, Supriadi S. 2016. Analisis Kadar Kalsium (Ca) dan Fosforus (P) pada Limbah Sisik
dan Sirip Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) dari Danau Lindu Sulawesi Tengah.
Jurnal Akademika Kimia, 5(4), 159-165.
Zaenuri R, Suharto B, Haji Sutan TA. 2014. Kualitas pakan ikan berbentulk pellet dari limbah
pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungna.1(1): 31-37.

Anda mungkin juga menyukai