Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/367790449

Pemanfaatan Limbah Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Untuk Meningkatkan


Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp.)

Article in Jurnal Media Akuatika · January 2022


DOI: 10.33772/jma.v7i1.22561

CITATIONS READS

0 3

4 authors, including:

Latifa Fekri
Universitas Haluoleo
5 PUBLICATIONS 3 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Latifa Fekri on 29 September 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN 2503-4324
Media Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2022. 7(1): 33-39.

Pemanfaatan Limbah Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Untuk Meningkatkan


Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp.)
[Utilization of Eel (Anguilla marmorata) Waste for Growth of Catfish (Clarias sp.)]
Sri Murtini1, Neksidin1, Latifa Fekri2*, Hasan Eldin Adimu3
1
Program Ilmu Perikanan, Universitas Bina Insan
Jl.H.M Soeharto Lubuk Kupang Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan 31662, Indonesia
2
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo Kampus
Bumi Hijau Anduonohu Kendari 93232, Indonesia
3
Fakultas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Universitas Sembilanbelas November Kolaka
Jl. Pemuda, Tahoa, Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara 93561, Indonesia
*
Email korespondensi: latifa.fekri@uho.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji nutrisi yang terdapat pada limbah ikan sidat (Anguilla marmorata) yang dapat
dimanfaatkan ikan lele (Clarias sp.) sebagai pakan tambahan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang
terdiri dari 2 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan. Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari. Jumlah ikan yang ditebar
adalah 5 ekor/akuarium. Akuarium yang digunakan berukuran 30x40x50cm. Perlakuan A: pemeliharaan ikan lele dengan
pakan komersil 3% dari biomassa, perlakuan B: pemeliharaan lele dengan pakan komersil 1% dari biomassa ditambahkan
limbah sidat cair 3 liter/3 hari. Hasil pengujian kandungan nutrisi pada limbah sidat cair memiliki nilai protein sebesar 4%
dengan kandungan amoniak sebesar 0,037 mg/L. Nilai SR ikan lele pada masing-masing perlakuan adalah 100%. Laju
pertumbuhan spesifik pada perlakuan A sebesar 2,31%, sedangkan pada perlakuan B sebesar 1,63%. Biomassa ikan lele
pada perlakuan A mengalami peningkatan sebesar 100g sementara perlakuan B biomassa ikan lele meningkat 65g. Namun
berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan (p>0,05) baik itu pada
pengujian sintasan, laju pertumbuhan spesifik maupun konversi pakan. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah ikan
sidat dapat mendukung peningkatan pertumbuhan ikan lele.

Kata kunci: ikan lele, limbah pemeliharaan ikan sidat, pakan.

ABSTRACT
The purpose of this research was to examine the nutrients contained in eel (Anguilla marmorata) waste that can be used to
additional feed of catfish (Clarias sp.). This research used the completely randomized design which consist of 2 treatment
with 3 replication. Rearing for 30 days. The number of fish stocked is 5 fish/aquarium. The aquarium used is 30x40x50cm.
Treatment A: rearing catfish which commercial feed 3% of biomass, treatment B: rearing catfish which commercial feed 1%
of biomass added liquid eel waste 3 L/3 days. Result showed that the nutrients of liquid eel waste is 4% protein with 0,037
mg/L ammonia. SR of catfish in each treatment 100%. Spesific growth ratein treatment A is 2,3% while in treatment B is
1,63%. Increase biomass of catfish in treatment A by 100g and 65g increase biomass of catfish in treatment B. However,
based on the results of statistical analysis showed that no significant difference between treatments (p> 0.05) both in the
survival test, specific growth rate and feed conversion.This shows that eel rearing waste can still be used as additional feed
for catfish to increase its growth.

Keywords: catfish, waste of eel rearing, feed.

PENDAHULUAN pada suatu bahan untuk dimanfaatkan kembali


bagi organisme lainnya, dan mengintegrasikan
Sidat merupakan ikan karnivora yang
semua potensi, selain terdapat proses desimilasi
membutuhkan kandungan protein tinggi dalam
nutrient oleh bakteri autrotrof (nutrient
pakannya (Fekri dkk., 2019). Secara umum pada
transformation) juga terdapat asimilasi nutrien
kegiatan pemeliharaan ikan, hanya 50-60%
oleh bakteri heterotrof, alga dan makrofita
pakan yang akan dimanfaatkan organisme
(nutrient recycling) sehingga buangan nutrien
sedangkan sisanya akan terbagi dalam bentuk
dapat dihilangkan bahkan bisa menjadi produk
pakan yang tidak termanfaatkan, feses dan
ikutan yang bernilai ekonomis (Rimbawanto
amonia (sisa metabolisme) (Akmal dkk., 2019).
dkk., 2012).
Bagian pakan yang terbuang tersebut masih
Proses biotransformasi limbah ikan sidat
mengandung protein dan kandungan gizi
dapat termanfaatkan sebagai pakan tambahan
lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh biota
oleh ikan lainnya (ikan lele) sehingga
lainnya. Pemanfaatan pakan dari limbah
berdampak pada pengurangan modal yang akan
pemeliharaan akan opitimal jika melalui proses
digunakan pada kegiatan budidaya ikan lele dan
biotransformasi terlebih dahulu. Sistem
meminimalkan buangan limbah ke alam.
biotransformasi adalah perubahan biokimiawi
Limbah pemeliharaan ikan memiliki nilai

33
ISSN 2503-4324
Media Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2022. 7(1): 33-39.

nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh biota Ikan uji


lainnya (Akmal dkk., 2019). Hal ini ditunjukkan
Ikan sidat yang digunakan pada
dengan maraknya pemanfaatan limbah
penelitian ini berukuran 100-200 g/ekor
pemeliharaan ikan baik sebagai pupuk cair
sebanyak 30 ekor. Ikan lele yang digunakan
tanaman (Prakosa, 2021) maupun bahan
pada penelitian ini berukuran 50-100 g/ekor
makanan tambahan ikan lainnya (Akmal
sebanyak 30 ekor. Pakan komersial yang
dkk.,2019). Namun saat ini pemanfaatan limbah
diberikan pada ikan lele dan ikan sidat
pemeliharaan ikan untuk pakan ikan lainnya
berbentuk pelet dengan kadar protein 45%.
masih sangat sedikit khususnya limbah
pemeliharaan ikan sidat. Limbah pemeliharaan Media
ikan adalah feses dan sisa pakan yang tidak Wadah pemeliharaan ikan sidat berupa
termakan oleh ikan. Jumlah pakan yang tidak box kontainer berukuran: 100 x 60 x 50cm.
termakan oleh ikan minimal 20% (Krismono Wadah pemeliharaan ikan lele berupa akuarium
dan Wahyudi, 2002; Azwar dkk., 2004), hal ini persegi berukuran 30 x 40 x 50cm. Wadah
dikarenakan daya tahan pakan akan menurun penampungan limbah berupa bak bulat
seiring dengan lama waktu perendaman pada berukuran: tinggi 1 meter dengan diameter 7,5
media pemeliharaan (Sukadi, 2010). cm. Masing-masing wadah pemeliharaan ikan
Penelitian ini memiliki ilmu yang luas dimasukkan air sebanyak 1/3 dari volume total.
dan hasil penerapan dapat dimanfaatkan pada Pergantian air total pada media pemeliharaan
kegiatan budidaya baik skala kecil, menengah dilakukan setiap seminggu sekali atau sebanyak
maupun industri secara nasional karena 4 kali selama 30 hari pemeliharaan.
organisme yang digunakan (ikan sidat dan ikan
lele) adalah organisme yang melimpah di Pemerliharaan ikan uji
perairan Indonesia dan memiliki nilai ekonomi Ikan sidat diberi pakan dua kali sehari,
tinggi (KKP, 2021). Ikan lele memiliki yakni pukul 08.00 (¼ bagian) dan pukul 16.00
permintaan dan nilai jual yang tinggi dan terus (3/4 bagian) dari jumlah pakan harian. Ikan lele
meningkat (Muntafiah, 2020; Ahmadi dkk., pada perlakuan A diberi pakan pada pagi hari
2012; Riska, 2015). Keuntungan yang diperoleh sebanyak 3% dari biomassa ikan. Perlakuan B,
dari metode pemeliharan ini adalah ikan lele diberi pakan 1 % dari biomassa ikan
penghematan biaya pembelanjaan ditambahkan 3 liter air limbah sidat tiap 3 hari.
pakan/produksi serta meminimalkan buangan Pakan diberikan setiap hari secara kontinu tanpa
limbah pemeliharaan ke perairan umum jeda selama 30 hari. Air limbah pemeliharaan
daratan. ikan sidat yang dimasukkan ke dalam media
Tujuan penelitian ini adalah untuk pemeliharaan lele adalah limbah endapan yang
mengkaji nutrisi yang terdapat pada limbah ikan telah ditampung dan diaerasi selama 3 hari.
sidat (A. marmorata) yang dapat dimanfaatkan Media pemeliharaan ikan sidat dilengkapi
untuk meningkatkan pertumbuhan ikan lele dengan aerasi dan filtrasi, sedangkan media
(Clarias sp.). pemeliharaan ikan lele dilengkapi dengan aerasi
BAHAN DAN METODE tanpa filtrasi. Pengambilan limbah
pemeliharaan ikan sidat melalui penyifonan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan dasar media pemeliharaan serta pada wadah
Mei sampai Oktober 2021. Uji kandungan filternya. Limbah pemeliharaan sidat yang
proksimat ikan lele dan limbah ikan sidat serta tertampung pada wadah limbah diaerasi selama
pengujian kualitas air pemeliharaan ikan lele 3 hari, selanjutnya dialirkan ke media
dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan pemeliharaan ikan lele.
Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo. Ikan sidat Rancangan Penelitian
diperoleh dari nelayan penangkap di Sungai Penelitian ini menggunakan metode
Moramo Sulawesi Tenggara, sedangkan ikan eksperimental. Rancangan percobaan yang
lele diperoleh dari pembudidaya ikan lele di digunakan adalah rancangan acak lengkap
Kecamatan Moramo Sulawesi Tenggara. Pakan (RAL). Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari.
pelet komersial yang digunakan diperoleh dari Perlakuan A: pemeliharaan ikan lele dengan
PT. Laju Banyu Semesta, Bogor. pakan komersil 3 % dari biomassa, perlakuan
B: pemeliharaan lele dengan pakan komersil

34
ISSN 2503-4324
Media Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2022. 7(1): 33-39.

1% dari biomassa ditambahkan limbah sidat Dimana: KP = Konversi pakan; Wt = Biomassa total
cair 3 liter/3 hari. ikan pada akhir pemeliharaan (g); Wo = Biomassa
total ikan pada awal pemeliharaan (g); Wd =
Prosedur pengamatan dan pengukuran Biomassa total ikan yang mati selama pemeliharaan
Pengamatan pada penelitian ini meliputi: (g); F = Jumlah pakan yang diberikan selama
pemeliharaan (g)
pergerakan/kondisi ikan, dilakukan setiap hari
selama masa pemeliharaan. Pengukuran pada Analisis Data
penelitian ini meliputi: pengukuran bobot tubuh
Data yang diperoleh selama penelitian
seluruh organisme uji. Penimbangan dilakukan
dianalisis menggunakan perangkat lunak
pada awal dan akhir pemeliharan. Pengukuran
Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 26, yang
nutrisi limbah dan ikan lele sebelum dan setelah
meliputi: Analisis ragam (ANOVA) dengan uji
pemeliharaan menggunakan metode kjeldhal
t pada selang kepercayaan 95%. Analisis ini
untuk protein, metode gravimetri untuk kadar
digunakan untuk menentukan apakah perlakuan
air, kadar abu, dan serat kasar, serta metode
berpengaruh nyata terhadap parameter
soxhlet untuk kadar lemak (AOAC,1980).
pertumbuhan dan apabila berpengaruh nyata,
Parameter uji maka dilakukan uji lanjut Tukey pada taraf
nyata 5% (Steel dan Torrie, 1981) untuk
Parameter yang diuji meliputi: survival
menentukan perbedaan antar perlakuan.
rate (SR), laju pertumbuhan spesifik biomassa
Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk
(LPSB), pertumbuhan bobot mutlak (PBM),
menjelaskan pengaruh perlakuan terhadap
konversi pakan (KP), komposisi kimia tubuh
parameter kualitas air selama pemeliharaan.
ikan lele, dan kandungan nutrisi limbah.
Kualitas air yang diuji meliputi: suhu, oksigen HASIL
terlarut, pH, dan amonia.
Survival rate (SR)
Sintasan dihitung dengan rumus Goddard
Hasil penelitian sintasan ikan lele
(1996).
pascapemeliharaan selama 30 hari, baik pada
perlakuan A maupun pada perlakuan B masing-
( )
masing memiliki nilai SR 100%.
Dimana: SR = Survival rate/ sintasan (%); Nt =
Jumlah ikan yang hidup di akhir penelitian (ekor); Laju pertumbuhan spesifik Biomassa
No = Jumlah ikan yang hidup di awal penelitian
(LPSB)
(ekor)
Laju pertumbuhan spesifik selama 30
Laju petumbuhan spesifik biomassa
hari masa pemeliharaan lele dengan pemberian
dihitung dengan rumus Huisman (1987).
pakan dan konsentrasi berbeda menghasilkan
LPSB pada perlakuan A 2,31%. Sedangkan
[√ ] pada perlakuan B 1,63% (Gambar 1).
Pertambahan bobot mutlak
Dimana: LPSB = laju prtumbuhan spesifik biomassa
(%/hari); wt = biomassa ikan sidat akhir (g); wo = Laju pertumbuhan mutlak selama 30 hari
Biomassa ikan sidat awal (g); t = Waktu masa pemeliharaan lele dengan pemberian
pemeliharaan (hari). pakan dan konsentrasi berbeda menghasilkan
peningkatan bobot pada masing-masing
Pertambahan bobot mutlak dihitung perlakuan. Pada perlakuan A peningkatan
dengan menggunakan rumus Effendie (1997). biomassa sebesar 100g. Sedangkan pada
 W  Wt  W0 perlakuan B peningkatan biomassa sebesar 63g
(Gambar 2).
Dimana: ΔW = Pertumbuhan bobot mutlak (gram);
Wt = Rata-rata bobot individu pada hari ke-t (gram); Konversi Pakan
Wo = Rata-rata bobot individu pada hari ke-0 (gram)
Ikan lele yang telah dipelihara selama 30
Konversi pakan (KP) dihitung dengan hari dengan pemberian pakan dan konsentrasi
rumus NRC (2011). berbeda menghasilkan konversi pakan berbeda.
KP = [Wt − (Wo + Wd)] / F Perlakuan A memiliki nilai konversi pakan
tertinggi sebesar 1,11. Sedangkan pada

35
ISSN 2503-4324
Media Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2022. 7(1): 33-39.

perlakuan B nilai konversi pakan sebesar 0,70 disajikan pada Tabel 1.


(Gambar 3). Parameter kualitas air
Komposisi kimiawi Pengukuran parameter kualitas air pada
Limbah ikan sidat memiliki kandungan penelitian ini terdiri dari pengukuran, suhu,
protein sebesar 4,55%. Komposisi kimiawi oksigen terlarut, pH, dan amonia. Hasil
ikan lele pada perlakuan A memiliki kandungan pengukuran air (amonia, pH, oksigen terlarut,
protein tertinggi yaitu 17,36% diikuti perlakuan dan suhu) limbah sidat dan pemeliharaan ikan
B sebesar 16,41%. Keterangan nutrisi lengkap lele disajikan pada Tabel 2.

B
Perlakuan

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50


Laju Pertumbuhan Spesifik Biomassa (%)

Gambar 1. Laju pertumbuhan spesifik biomassa ikan lele

B
Perlakuan

0 20 40 60 80 100 120
Pertambahan bobot mutlak (g)

Gambar 2. Pertambahan bobot mutlak ikan lele

B
Perlakuan

0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20


Konversi Pakan

Gambar 3. Konversi pakan ikan lele

Tabel 1. Kandungan nutrisi limbah dan tubuh ikan lele sebelum dan setelah pemeliharaan
Nutrisi Limbah sidat Lele awal Perlakuan A Perlakuan B
Protein (%) 4,55 16,22 17,36 16,41
Lemak 15,47 13,11 12,31
Air 65,88 67,42 68,36
Abu 1,57 1,17 1,35
Serat kasar 0,84 0,74 1,48

36
ISSN 2503-4324
Media Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2022. 7(1): 33-39.

Tabel 2. Kualitas air limbah sidat dan pemeliharaan ikan lele


Perameter Limbah sidat Perlakuan A Perlakuan B
Amonia (mg/L) 0,037 0,041 0,082
pH 5-6 5-6 5-6
Oksigen terlarut (ppm) 6-7 6-7 6-7
Suhu (°C) 28-29 29-30 29-30

PEMBAHASAN 2,31%. Sedangkan pada perlakuan B yaitu


pemberian pakan komersil 1% ditambahkan
Ikan sidat hasil tangkapan alam mampu
dengan limbah ikan sidat menghasilkan
mengkonsumsi pakan pelet dengan lahap
pertumbuhan 65 g pasca pemeliharaan 30 hari
setelah proses adaptasi selama 2 bulan di media
dengan nilai LPSB sebesar 1,63%. Nilai laju
pemeliharaan. Metode adaptasi pakan yang
pertumbuhan spesifik biomassa pada penelitian
dilakukan pada ikan sidat adalah dengan proses
ini lebih besar dari hasil penelitian Harianto dan
pemuasaan. Teknik pemuasaan mampu
Budiardi (2021) dengan lama waktu
meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan dan
pemeliharaan ikan lele yang sama. Hal ini
pertumbuhan ikan (Mustofa dkk., 2018;
disebabkan tidak adanya pergantian air selama
Mulyani dan Fitriani, 2014; Nurhuda dkk.,2018;
penelitian tersebut sehingga kualitas air rendah
Fekri dkk., 2019). Limbah pemeliharaan ikan
dan nilai SR juga rendah yakni <70%.
sidat yang telah diuji proksimat
Selanjutnya ikan lele yang telah dipelihara
memperlihatkan bahwa dalam limbah
selama 30 hari dengan pemberian pakan dan
pemeliharaan masih terdapat nutrisi (protein)
konsentrasi berbeda menghasilkan konversi
yang dapat dimanfaatkan ikan lele untuk
pakan berbeda. Perlakuan A memiliki nilai
mendukung pertumbuhannya. Nilai protein
konversi pakan tertinggi sebesar 1,11.
yang terdapat pada limbah pemeliharaan ikan
Sedangkan pada perlakuan B nilai konversi
sidat sebanyak 4,55% (Tabel 1.). Kandungan
pakan sebesar 0,70. Namun berdasarkan hasil
protein pada limbah pemeliharaan ikan sidat
analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada
berasal dari feses dan sisa pakan yang tidak
perbedaan nyata antar perlakuan (p>0,05) baik
termanfaatkan. Hal ini sesuai pernyataan
itu pada pengujian sintasan, pertambahan bobot
Krismono dan Wahyudi (2002); Azwar dkk.,
mutlak, laju pertumbuhan spesifik biomassa
(2004) bahwa terdapat pakan yang tidak
maupun konversi pakan. Hal ini menunjukkan
termakan oleh ikan minimal 20-30% pada
bahwa pemanfaatan limbah ikan sidat dapat
media pemeliharaan. Selanjutnya Sukadi,
mendukung peningkatan pertumbuhan ikan lele.
(2010) menyatakan bahwa daya tahan pakan
Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan
akan menurun seiring dengan lama waktu
bahwa terjadi proses biotransformasi.
perendaman pada media pemeliharaan.
Biotransformasi adalah perubahan atau
Kandungan protein tubuh ikan lele meningkat
modifikasi senyawa kimia oleh enzim atau sel
pascapemeliharaan, baik pada perlakuan A
mikroba, sehingga limbah ikan sidat
sebesar 1, 14% maupun pada perlakuan B
termanfaatkan bagi pertumbuhan ikan lele
sebesar 0,19%.
(Rimbawanto dkk., 2012). Hasil penelitian
Tidak ada kematian ikan lele selama
Silitonga (2012) menunjukkan bahwa limbah
pemeliharaan, hal ini ditunjukkan dengan nilai
ikan nila yang dimanfaatkan sebagai pakan ikan
kelangsungan hidup/sintasan yang didapatkan
nilem berdampak pada peningkatan
pada dua perlakuan tersebut adalah 100%. Sitio
pertumbukan dan pengurangan biaya produksi
dkk. (2017) menyatakan bahwa ikan lele adalah
ikan nilem. Selanjutnya Zulhelmi dkk., (2016)
salah satu ikan yang memiliki kemampuan
menyatakan bahwa pemanfaatan limbah hewan
adaptasi dan kelangsungan hidup yang tinggi.
lainnya (sapi) telah digunakan sebagai
Pertumbuhan ikan lele pada perlakuan A
campuran pakan buatan pelet untuk ikan lele.
dengan pemberian pakan komersil 3% dari
Pengamatan kualitas air untuk suhu,
bobot biomassa menunjukkan pertumbuhan 2
pH, kadar oksigen terlarut dan amonia pada
kali lipat dari bobot awal ikan lele sebelum
media pemeliharaan menunjukkan kondisi air
pemeliharaan atau meningkat 100g pasca
yang layak dan mampu mendukung biota
pemeliharaan 30 hari dengan nilai laju
pemeliharaan. Nilai kualitas air selama
pertumbuhan spesifik biomassa (LPSB) sebesar

37
ISSN 2503-4324
Media Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2022. 7(1): 33-39.

pemeliharaan disajikan pada Tabel 2. analysis of the association of official


Variabilitas suhu sangat penting karena analytical chemists. Washington (DC):
umumnya organisme air memiliki derajat Arlington.
toleransi dengan kisaran tertentu. Hargreaves Azwar, Z. I., Suhenda, N., Praseno, O. (2004).
dan Tucker (2004) menyatakan, bahwa Manajemen pakan pada usaha budidaya
pemeliharaan ikan di atas suhu 27,50 oC dapat ikan di karamba jaring apung. Dalam A.
mencegah terjadinya infeksi penyakit bakteri Sudradjat, S.E. Wardoyo, Z.I. Azwar, H.
dan virus. Hasil pengamatan oksigen terlarut Supriyadi, dan B. Priono, Pengembangan
pada pemeliharaan lele berkisar 6-7 ppm. Hal Budidaya Perikanan di Perairan Waduk:
ini sejalan dengan Khairuman dan Amri (2003) Suatu Upaya Pemecahan Masalah
yang menyatakan bahwa lele bisa hidup di Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring
lumpur atau di perairan dengan kadar oksigen Apung. Pusat Riset Perikanan Budidaya.
terlarut 3 ppm. Nilai amonia selama DKP. Jakarta.
pemeliharaan berkisar antara 0,37-0,82. Nilai Effendi, M. I. (1997). Metode Biologi
amonia tertinggi terdapat pada perlakuan B. Hal Perikanan. Bogor (ID): Yayasan Dewi
ini dikarenakan pada media pemeliharaan lele Sri.
ditambahkan limbah pemeliharaan sidat. Environment Agency (EA). 2010. Stocking
Yudiarto dkk., (2012); Environment Agency European Eels Anguilla anguilla. Bristol
(EA), (2010) menyatakan bahwa amonia pada (EN): Environment Agency Horizon
pemeliharaan sidat sebaiknya <2 mg/l. House.
Fekri, L., Affandi, R., Rahardjo, M. F.,
KESIMPULAN
Budiardi, T., Simanjuntak, C. P. C.
Nilai protein yang terkandung dalam (2019). Pertumbuhan elver Anguilla
limbah sidat sebesar 4,55%. Biomassa ikan lele bicolor McClelland, 1844
pada perlakuan B (pemberian pakan pelet 1% pascapembantutan yang dipelihara di
dari biomasa ikan ditambahkan limbah cair media semi alami. Jurnal Iktiologi
sidat 3 liter/3 hari) mengalami peningkatan Indonesia. 19 (2): 243-257.
pertumbuhan sebesar 65g. Fekri, L., Putri, A. K., Adimu, H. E. (2019).
UCAPAN TERIMA KASIH History of stunting on Anguilla spp.: A
literature riview. IOP Conference Series:
Penulis mengucapkan terima kasih Earth and Environmental Science.
kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, 241(1): 102031
Riset, dan Teknologi atas pendanaan penelitian Goddard S. 1996. Feed Management in
melalui hibah Penelitian Dosen Pemula Intensive Aquaculture. New York (NY):
2020/2021. Selanjutnya penulis mengucapkan Chapman and Hall.
terima kasih kepada Bapak Dr. Wellem H. Hargreaves, A. dan Tucker, S. C. (2004).
Muskita atas arahan dan bimbingannya kepada Biology and culture of channel catfish,
penulis khususnya dalam konsultasi terkait pond water quality. Elsivier, USA.
nutrisi pakan dan sistem budidaya. California. USA.
REFERENSI Harianto, E., Budiardi, T. (2021). Kinerja
produksi ikan lele (Clarias gariepinus sp)
Ahmadi, H., Iskandar, Kurniawati, N. (2012). dengan ukuran tebar berbeda pada sistem
Pemberian probiotik dalam pakan akuaponik rakit apung. Jurnal Akuakultur
terhadap pertumbuhan lele sangkuriang Sungai dan Danau. 6(2): 50-57
(Clarias graprienus) pada pendederan II. Huisman EA. 1987. The Principles of Fish
Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(4):99- Culture Production. Netherland (NLD):
107. Departemen of Aquaculture, Wageningen
Akmal, Y., Muliari, R. Humairani, I. Zulfahmi. University.
dan Maulina. (2019). Pemanfaatan Air KKP. 2021. Pengolahan Data Produksi
Buangan Budidaya Ikan Lele (Clarias Kelautan dan Perikanan, Statistik-KKP.
sp.) Sebagai Media Budidaya Daphnia Pusat Data Statistik dan Informasi
sp.. Jurnal Biosains dan Edukasi. 1 (1): Kementerian Kelautan dan Perikanan
22-27. (KKP) RI.
Association of Official Analytical Chemists https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=to
(AOAC). 1980. Official methods of tal&i=2#panel-footer

38
ISSN 2503-4324
Media Akuatika : Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2022. 7(1): 33-39.

Krismono, Wahyudi, N. (2002). Analisis yang berbeda. Skripsi. Institut Pertanian


pengelolaan KJA sebagai salah satu Bogor. Bogor.
kegiatan pengelolaan danau dan waduk. Sitio, M. H. F., Jubaedah, D., Syaifudin, M.
Dalam E.S. Heruwati, A. Sudradjat dan (2017). Kelangsungan hidup dan
S.E. Wardoyo (Eds.). Analisis Kebijakan pertumbuhan benih ikan lele (Clarias sp.)
Pembangunan Perikanan. Pusat Riset pada salinitas media yang berbeda. Jurnal
Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Akuakultur Rawa Indonesia. 5(1): 83-96.
Kelautan dan Perikanan. Steel, G. D., Torrie, J. H. (1981). Prinsip-
Mulyani, Y. S., Fitriani, M. (2014). prinsip dan Prosedur Statistika.
Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan Terjemahan. PT. Gramedia Pustaka
nila (Oreochromis niloticus) yang Utama. Jakarta.
dipuasakan secara periodik. Jurnal Sukadi, M. F. (2010). Ketahanan dalam air dan
Akuakultur Rawa Indonesia. 2(1): 1-12. pelepasan nitrogen dan fosfor ke air
Muntafiah, I. (2020). Analisis pakan pada media dari berbagai pakan air tawar.
budidaya ikan lele (Clarias sp.) di Jurnal Riset Akuakultur. 5(1):1-12.
Mranggen. Jurnal Riset Sains dan Yudiarto S, Arief M, Agustono. 2012. Pengaruh
Teknologi. 4(1):35-39. penambahan atraktan yang berbeda
Mustofa, A., Hastuti, S., Rachmawati, D. dalam pakan pasta terhadap retensi
(2018). Pengaruh periode pemuasaan protein, lemak dan energi benih ikan sidat
terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, 60 (Anguilla bicolor) stadia elver. Jurnal
pertumbuhan dan kelulushidupan ikan Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 4(2):
mas (Cyprinus carpio). Jurnal Ilmiah 135-140.
Perikanan dan Kelautan. 17(2): Zulhelmi, Fitri, C. A., Yaman, M. A. (2016).
NRC. (2011). Nutrient Requirement of Pemanfaatan limbah feses sapi sebagai
Warmwater Fishes and Shellfishes. pembuatan pakan pelet terhadap
Washington DC: National Academy of pertambahan berat badan ikan lele
Science Press. dumbo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Nurhuda, A. M., Samsundari, S., Zubaidah, A. Pertanian Unsyiah.1(1): 746-757.
(2018). Pengaruh perbedaan interval
waktu pemuasaan terhadap pertumbuhan
dan rasio efisiensi protein ikan gurame
(Osphronemus gouramy). Aquatic
Sciences Journal. 5(2):59-63.
Prakosa, D, G. (2021). Pemanfaatan limbah
kolam lele (Clarias sp.) Sebagai pupuk
organik dalam penerapan akuaponik.
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan. 12
(2):170-174
Rimbawanto, E. A., Suwandyastuti, Rahayu, S.
2012. Biotransformasi limbah ikan
menjadi bahan pakan untuk ruminansia.
Agripet. 12 (1): 41-46
Riska, F. F., Primyastanto, M., Abidin, Z.
(2015). Strategi pengembangan usaha
budidaya ikan lele (Clarias sp.) pada
usaha perseorangan “Toni Makmur” di
kawasan agropolitan Desa Kauman
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang
Jawa Timur. Jurnal ECSOFiM. 3 (1): 48-
54.
Silitonga, D. F. (2012). Pemanfaatan limbah
budidaya ikan nila Oreochromis niloticus
untuk pertumbuhan ikan nilem
Osteochilus hasselti dengan padat tebar

39

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai