Anda di halaman 1dari 13

JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3 Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al.

Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v25i3.41647

POTENSI SUMBER DAYA HAYATI RUMPUT LAUT DI PANTAI PULAU AMBON


SEBAGAI BAHAN MAKANAN

Christina Litaay1, Hairati Arfah2, Ferdinand Pattipeilohy2


1
Pusat Riset Teknologi Tepat Guna, BRIN
Jalan KS Tubun, No. 5 Cigadung, Subang, Jawa Barat 41213
2
Pusat Riset Laut Dalam, BRIN
Jalan Y. Syaranamual, Guru-guru Poka, Ambon, Maluku

Diterima: 23 Juni 2022/Disetujui: 21 Oktober 2022


*Korespondensi: christina_litaay@yahoo.com

Cara sitasi (APA Style 7th): Litaay, C., Arfah, H., & Pattipeilohy, F. (2022). Potensi Sumber Daya Hayati
Rumput Laut di Pantai Pulau Ambon sebagai Bahan Makanan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia,
25(3), 405-417. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v25i3.41647

Abstrak
Rumput laut merupakan sumber daya laut yang memiliki keragaman dan kaya akan nutrisi. Rumput
laut sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri, baik industri pangan maupun non-pangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumber daya hayati rumput laut di perairan pantai
Ambon. Metode penelitian ini adalah metode transek kuadrat. Pada setiap interval 10 m dari garis pantai
dilakukan sampling biomassa makroalga pada bingkai besi berukuran 50x50 m. Data dianalisis berdasarkan
indeks ekologi yaitu komposisi jenis dan frekuensi kehadiran, serta potensi rumput laut sebagai bahan
makanan. Rumput laut yang teridentifikasi sebanyak 23 jenis rumput laut yang tergolong dalam kelompok
Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta. Perairan pantai Tawiri memiliki jenis rumput laut tertinggi
sebesar 39%. Komposisi rumput laut tertinggi di Pantai Tawiri yaitu 14 jenis dari 10 marga yang terdiri
dari 6 jenis Rhodophyceae, 4 jenis Chlorophyceae, dan 4 jenis Phaeophyceae. Frekuensi kehadiran rumput
laut tertinggi di perairan pantai Tapi sebesar 12,5%. Jenis rumput laut yang memiliki potensi dimanfaatkan
sebagai pangan adalah Rhodophyceae (Gracilaria, Hypnea), Phaeophyceae (Sargassum, Turbinaria, Padina),
Chlorophyceae (Halimeda, Ulva). Rumput laut selain sebagai sumber pangan komersial juga dikembangkan
sebagai bahan baku industri.
Kata kunci: frekuensi kehadiran, komposisi jenis, potensi, rumput laut

The Potential of Seaweed Resources on the Coastal of Ambon Island


as Food Ingredient
Abstract
Seaweed is a marine resource that has diversity and is rich in nutrients. Seaweed is often used for
various industrial purposes, both in food and non-food industries. This study was aimed to determine the
potency of seaweed in the coastal waters of Ambon. This research method is a quadratic transect method.
At every 10 m interval from the shoreline, macroalgae biomass sampling was carried out on a 50x50 m iron
frame. The data were analyzed based on the ecological index, which consists of the species composition and
the frequency of presence, and also the potency of seaweed as a food ingredient. The results identified as
23 species of seaweed belonging to the Rhodophyta, Phaeophyta, and Chlorophyta groups. Tawiri coastal
waters have the highest type of seaweed at 39%. The highest composition of seaweed in Tawiri Beach is 14
species from 10 genera consisting of 6 species of Rhodophyceae, 4 species of Chlorophyceae, and 4 species
of Phaeophyceae. The highest frequency of presence of seaweed in coastal waters is 12.5%. Types of seaweed
that have the potency to be used as food are Rhodophyceae (Gracilaria, Hypnea), Phaeophyceae (Sargassum,
Turbinaria, Padina), Chlorophyceae (Halimeda, Ulva). Seaweed is a resources for a commercial food source,
as well as an industrial raw material.

Keyword: frequency of presence, potency, seaweed, species composition

405 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3

PENDAHULUAN atau nutraceuticals (Wells et al., 2017;


Indonesia merupakan negara kepulauan Shannon et al., 2019). Rumput laut merupakan
yang kaya akan sumber daya rumput laut, sumber daya laut yang kaya nutrisi asam
sehingga berpotensi untuk dikembangkan. lemak tak jenuh ganda, polisakarida, vitamin,
Rumput laut memiliki keunggulan yaitu protein (asam amino esensial), dan mineral
sangat ekonomis, melimpah, dan sangat (MacArtain et al., 2007; Misurcova, 2011).
menarik untuk dijadikan produk pangan Kandungan bahan organik yaitu mineral dan
(Peñalver et al., 2020). Kualitas dan potensi vitamin digunakan dalam bidang pangan dan
rumput laut ini membuatnya sangat diminati pangan, misalnya produk agar-agar, salad
berbagai negara di dunia, selain itu rumput rumput laut, karagenan, dan alginat.
laut sebagai produk olahan dan rumput laut Di Indonesia, rumput laut telah digunakan
kering telah banyak diekspor (Yudasmara, sebagai sumber makanan komersial misalnya
2011; Sahat, 2013). Rumput laut merupakan mi rumput laut (Keyimu, 2013; Atiqoh et al.,
tumbuhan multiseluler yang terdiri dari talus 2021) garam rumput laut (Kurniawan et al.,
berdiferensiasi kompleks, tidak memiliki akar 2019; Nurjanah et al., 2020a; Manteu et al.,
dan daun sejati, dan bersifat makrobentik (Rao 2021; Nurjanah et al., 2021a) kue, puding,
& Vaibhav, 2006; Lokollo, 2019). Menurut dan bahan tambahan makanan, permen,
MacArtain et al. (2007) rumput laut terdiri susu, roti, jeli, dan selai (Mamat et al., 2014;
dari Phaeophyta, Rhodophyta, Chlorophyta, Kementerian Perindustrian, 2015) dan bahan
dan Cyanophyta. baku industri makanan, pencegah kristalisasi
Rumput laut hidup menempel pada dua es krim, penyedap rasa, serta pengental dan
jenis substrat yaitu lunak dan keras, misalnya penstabil salad dressing, saus, yoghurt, dan
pasir, lumpur, campuran pasir, kerikil, mayones (Salim & Ernawati, 2015). Rumput
bebatuan, karang mati, kerang, karang hidup, laut juga berfungsi sebagai antioksidan dalam
serta benda keras lainnya (Setyawan et al., pembuatan krim lulur (Nurjanah et al., 2021b),
2014; Pandey et al., 2020). Di habitat pesisir, pembalur ikan nila untuk mempertahankan
rumput laut berperan sebagai produsen mutu (Suwandi et al., 2020), dan meningkatkan
utama yang berkontribusi pada ekosistem laut daya simpan filet nila merah (Husni et al.,
untuk produksi primer dan rantai makanan 2014). Keanekaragaman jenis rumput laut
(Williams & Smith, 2007; Harley et al., 2012). di Indonesia adalah 911 spesies, 268 marga,
Roy et al. (2015) menjelaskan bahwa rumput dan 89 familia (Handayani, 2021), dari 8.000
laut juga merupakan sumber daya terbarukan spesies yang terdapat di seluruh dunia. Rumput
dan memberikan perlindungan bagi organisme laut memiliki peran sebagai penopang substrat
laut sekaligus mendukung keanekaragaman dasar dan penyedia karbonat untuk menjaga
hayati pesisir dan laut. Rumput laut berperan keseimbangan kelestarian terumbu karang.
penting sebagai tempat bertelurnya biota laut, Menurut Subaryanti et al. (2013) rumput laut
produsen dalam rantai makanan atau sumber berperan dalam menunjang kebutuhan akan
makanan hewan di pesisir pantai dan laut, pangan dan untuk meningkatkan industri.
menjaga keseimbangan ekosistem pesisir Hal ini menunjukkan bahwa rumput laut
dan berfungsi dalam produktivitas perairan merupakan sumber daya hayati laut yang
(Kepel et al., 2018). memiliki peran ekologis dan nilai ekonomi
Penggunaan rumput laut di negara-negara (Satheesh & Wesley, 2012; Chaves et al., 2013).
Asia, Kepulauan Pasifik dan Amerika Selatan Pulau Ambon merupakan salah satu
dikonsumsi secara langsung (Butcher et al., pulau di Provinsi Maluku sebagai wilayah
2020; Naylor et al., 2021), berbeda dengan pesisir yang memiliki sejumlah potensi
negara-negara Eropa yang menggunakannya ekonomi, di antaranya keanekaragaman jenis
untuk industri kosmetik, agen pembentuk rumput laut yang tersebar pada berbagai
gel, dan koloid untuk makanan dan obat- habitat. Kekayaan dan potensi sumber daya
obatan (Peñalver et al., 2020), dan ada pula tersebut perlu dipelihara demi keberlanjutan
yang menggunakannya untuk meningkatkan sumber daya di masa depan dengan menjaga
kesehatan manusia melalui pangan fungsional kelestarian sumber daya baik organisme

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 406


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3 Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al.

maupun lingkungannya. Kondisi habitat Analisis Data


sangat memengaruhi persebaran dan Data rumput laut dianalisis berdasarkan
keanekaragaman berbagai jenis dan biota laut indeks ekologi yaitu komposisi jenis
khususnya rumput laut. Langoy et al. (2011) (English et al., 1997), frekuensi kehadiran
menjelaskan bahwa aktivitas masyarakat (Odum, 1993).
di perairan sangat berpengaruh terhadap
keanekaragaman rumput laut. Tujuan Komposisi jenis
penelitian ini adalah untuk mengetahui Hasil pengamatan jenis-jenis makroalga
komposisi jenis, frekuensi kehadiran, yang ditemukan dihitung jumlah individu per
kepadatan, dan potensi rumput laut sebagai jenis atau per spesies sehingga mendapatkan
bahan pangan. komposisi jenis dengan rumus :
Ni
BAHAN DAN METODE Ki= N
x100%
Bahan dan Alat
Bahan utama dalam penelitian ini adalah Keterangan:
rumput laut basah yang diperoleh dari perairan Ki = Komposisi jenis ke-i (%);
pulau Ambon, Maluku. Bahan lainnya adalah Ni = Jumlah individu jenis ke-i (tegakan);
alkohol 70% dan akuades. Alat-alat yang N = Jumlah total individu (tegakan)
digunakan antara lain bingkai besi (kuadran)
berukuran 50x50 m, meter roll, termometer,
hand refractometer, baskom, ember, kamera Frekuensi kehadiran (ind)
digital, timbangan, alat tulis, plastik, kertas Frekuensi kehadiran menunjukkan
label, dan buku identifikasi rumput laut. banyaknya petak pengamatan di mana suatu
spesies ditemukan dalam luasan tertentu
Metode (Odum, 1993) berdasarkan rumus berikut:
Pengambilan sampel rumput laut
Pengambilan sampel rumput laut Pi
Fi= ∑P
menggunakan metode transek kuadrat
yang dibuat tegak lurus garis pantai ke arah Keterangan:
tubir (slope) dengan selang 100 meter. Pada Fi= frekuensi spesies ke-i,
setiap interval 10 meter dari garis pantai Pi= jumlah petak sampel yang ditemukan
dilakukan pencuplikan (sampling) biomassa jenis ke-i,
makroalga pada bingkai besi berukuran ∑P = jumlah total petak sampel yang diamati
50x50 m, dan dilakukan pula koleksi bebas
dengan penyelaman untuk mendapat jenis- HASIL DAN PEMBAHASAN
jenis rumput laut yang hidup tumbuh pada Jenis Rumput Laut
setiap substratnya. Sampel yang diperoleh Hasil penelitian menunjukkan terdapat
dibersihkan dengan air laut lalu dimasukkan 23 jenis rumput laut yang tergolong dalam
ke dalam kantung sampel (plastik) yang diberi kelompok Rhodophyta, Phaeophyta, dan
label dan disimpan di wadah kering. Chlorophyta. Perairan pantai Tawiri memiliki
jenis rumput laut tertinggi sebesar 39%, diikuti
Identifikasi rumput laut pantai Allang 33%, dan pantai Tapi 28%.
Sampel rumput laut yang diperoleh Rumput laut Rhodophyta memiliki jumlah
dibersihkan dari substratnya, diseleksi dan spesies yang tinggi 44% dibandingkan dengan
dipisahkan menurut jenis dan marga, serta rumput laut Phaeophyta dan Rhodophyta.
ditimbang berat basahnya. Sampel hasil Setiap lokasi penelitian memiliki persentase
transek kuadrat dan koleksi diawetkan dalam jenis rumput laut yang berbeda dari kelompok
larutan alkohol 70%. Identifikasi sampel Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta.
dilakukan menurut acuan Gakkan (1975). Jenis rumput laut dapat dilihat pada Gambar
Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium 1.
Pusat Riset Laut Dalam, Ambon.

407 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3

Gambar 1 Jenis rumput laut pada tiga lokasi penelitian; Rhodophyta; Phaeophyta; Chlorophyta

Jumlah jenis rumput laut di lokasi dan pecahan karang mati dengan lingkungan
penelitian relatif lebih tinggi dibandingkan berombak. Hal ini sejalan dengan pendapat
dengan penelitian Langoy et al. (2011) di Priosambodo & Ferial (2006) bahwa substrat
Taman Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung yang didominasi pecahan karang dan pasir
sebanyak 18 spesies, Srimariana et al. (2020) di sangat memengaruhi pertumbuhan dan
perairan Pulau Tunda terdapat 15 spesies, Kadi perkembangan rumput laut.
(2007) sebanyak 15 jenis di Pulau Simeulue,
Aceh Barat, perairan Teluk Ambon sebanyak Komposisi Jenis
21 spesies (Litaay, 2014), dan 9 spesies di Pantai Komposisi rumput laut di lokasi
Bandengan, Jepara (Ruswahyuni & Widyorini, penelitian menunjukkan bahwa pantai Tawiri
2014). Adanya perbedaan jumlah jenis rumput memiliki komposisi rumput laut yang lebih
laut di daerah penelitian karena faktor musim, tinggi dibandingkan lokasi penelitian lainnya
perbedaan substrat atau habitat, dan kondisi dan pantai Tapi lebih rendah komposisi jenis.
lingkungan (Dwimayasanti & Kurnianto, Pantai Tawiri memiliki 14 jenis dari 10 marga
2018). Menurut Sukiman et al. (2014) rumput yang terdiri dari 6 jenis Rhodophyceae, 4 jenis
laut Rhodophyceae dan Phaeophyceae Chlorophyceae, dan 4 jenis Phaeophyceae.
cocok hidup pada substrat pecahan karang Komposisi jenis rumput laut dapat dilihat pada
sedangkan substrat pasir dan serpihan Gambar 2. Komposisi ini tidak jauh berbeda
karang mati untuk jenis Chlorophyceae dengan penelitian Pradana et al. (2020) di
(Pulukadang et al., 2013). perairan Desa Mantang Baru, sebanyak 15
Rumput laut jenis Gracilaria, Sargassum, spesies.
dan Enteromorpha sering dijumpai di lokasi Pesisir pantai Tapi memiliki komposisi
penelitian. Jenis rumput laut ini mampu jenis yang rendah karena kondisi lingkungan
bertahan dengan cara melekatkan atau yang berombak. Hal ini menyebabkan spora
menempelkan talusnya pada substrat dan rumput laut tidak dapat melekat dengan
mempunyai sebaran di area karang berpasir baik pada substrat. Proses penyebaran spora
dan pecahan karang atau terumbu. Genus rumput laut dan daya melekatnya pelekap
Sargassum hidup pada terumbu karang dan (holdfast) pada perairan sangat dipengaruhi
mempunyai talus yang kuat sehingga mampu oleh kecepatan arus. Perairan pantai yang
bertahan dari ombak yang kuat (Hurd et al., tenang dapat membantu spora melekat dengan
2014). Menurut Kadi (2000) spesies rumput baik pada substrat. Pergerakan air berfungsi
laut yang bervariasi sangat ditentukan sebagai faktor persporaan dan penyebar stadia
oleh kombinasi struktur substratnya. Jenis reproduksi rumput laut (Ruslin, 2006).
dominan dari kelas Rhodopyceae ditemukan Pertumbuhan rumput laut di lokasi
di pesisir pantai Tawiri dan Allang, sedangkan penelitian dipengaruhi oleh musim dan
kelas Phaeophyceae dan Chlorophyceae sebagian besar rumput laut bersifat musiman.
dominan di pesisir pantai Tawiri. Pesisir Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut
pantai Tapi memiliki jenis rumput laut yang sangat tergantung pada musim, habitat,
rendah, karena adanya pengaruh faktor dan kondisi lingkungan sekitar (Litaay &
musim dan habitat berupa pasir berkarang Arfah, 2019). Rendahnya rumput laut juga

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 408


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3 Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al.

kemungkinan disebabkan pengambilan laut tertinggi di perairan pantai Tapi sebesar


sampel tidak dalam musimnya, sehingga 12,5% dari kelompok Rhodophyta (Gelidium,
hanya sedikit jumlahnya. Selain itu cahaya Gracilaria), Phaeophyta (Sargassum,
matahari merupakan faktor penting Turbinaria, dan Dictyota), dan Chlorophyta
untuk pertumbuhan tanaman laut. Jika (Ulva), sedangkan frekuensi terendah di
berada pada kedalaman yang tidak terdapat perairan pantai Allang, dengan nilai rata-rata
cahaya matahari, maka rumput laut tidak 2,27% untuk jenis Phaeophyta (Hidroclatus
dapat bertumbuh dan hidup. Sinar matahari clatratus, Dictyota) dan jenis Chlorophyta
diperlukan untuk proses fotosintesis yang (Boergesenia forbessi, Codium, dan Halimeda).
terjadi dalam tubuh rumput laut. Adanya Jenis rumput laut yang hadir di semua lokasi
pigmen asesoris dan pigmen fotosintesis penelitian adalah Gracilaria, Sargassum, dan
menyebabkan terjadinya penyerapan cahaya Enteromorpha. Frekuensi rumput laut di
matahari, karena pigmen aksesori berfungsi lokasi penelitian tidak berbeda jauh dengan
menerima energi cahaya matahari yang penelitian Ira (2018) sebesar 13% (Halimeda)
selanjutnya ditransfer ke klorofil (Graham namun lebih rendah dibandingkan penelitian
& Wilcox, 2000). Perbedaan jumlah spesies Papalia dan Arfah (2013) yaitu 17,50% pada
rumput laut karena faktor kondisi lingkungan jenis Padina.
yang berpengaruh pada kemampuan adaptasi Tingginya frekuensi kehadiran jenis
dari masing-masing spesies rumput laut Gelidium, Gracilaria, Sargassum, Turbinaria,
(Ira et al., 2018). Dictyota, dan Ulva di pantai Tapi dipengaruhi
Habitat memiliki hubungan erat dengan kemampuan untuk beradaptasi pada substrat
rumput laut karena adanya kandungan rataan terumbu, berbatu pasir, dan pecahan
pikokoloid. Pertumbuhan rumput laut karang bercampur pasir. Substrat batu karang
yang cukup baik dan tingginya kandungan dan terumbu dijumpai di pantai Tapi yang
pikokoloid menunjukkan karakteristik suatu memiliki arus deras dan berombak namun
perairan baik untuk pertumbuhan rumput rumput laut dapat tumbuh menggunakan
laut. Rumput laut dengan jenis masing-masing pelekap berbentuk cakram untuk menempel.
hanya mampu tumbuh di substratnya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Handayani
Rumput laut merupakan tumbuhan fitobentos (2017) bahwa Sargassum dan Turbinaria
yang hidup menempel pada substrat pasir, adalah jenis rumput laut yang dapat tumbuh
batu, lumpur, kayu, fragmen karang mati, dan dan hidup melekat pada substrat keras
karang (Soegiarto et al., 2011). misalnya karang dan tahan ombak. Gracilaria,
Turbinaria, dan Sargassum dapat beradaptasi
Frekuensi Kehadiran dengan baik pada substrat karang atau batu
Nilai frekuensi kehadiran rumput laut masif, sehingga tetap melekat walaupun
di lokasi penelitian perairan pantai Tawiri, diterjang ombak yang keras (Imchen, 2015).
Allang, dan Tapi Pulau Ambon dapat dilihat Hal ini berbeda dengan frekuensi kehadiran
pada Tabel 1. Frekuensi kehadiran rumput rumput laut yang rendah karena keberadaan

Gambar 2 Komposisi dan marga rumput laut; Rhodophyta; Phaeophyta; Chlorophyta

409 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3

Tabel 1 Frekuensi kehadiran rumput laut di lokasi penelitian Tawiri, Allang dan Tapi, Pulau Ambon
Lokasi
Jenis/Marga
Tawiri (%) Allang (%) Tapi(%)
Rhodophyta
Acantophora 4,76 6,81 -
Hypnea 4,76 4,09 -
Corpopeltis - 6,81 -
Gelidium - 6,81 12,50
Gracilaria 9,52 4,09 12,50
Jania 6,81 -
Ploconium - 4,54 -
Phaeophyta
Sargassum 4,52 6,81 12,50
Turbinaria - 4,54 12,50
Padina 9,52 6,81 -
Hidroclatus clatratus - 2,27 4,17
Dictyota - 2,27 12,50
Laminaria sp. 9,52 - -
Chlorophyta
Boergesenia forbessi - 2,27 4,17
Clodophoropsis zallingeri - 6,81 6,68
Codium 9,52 2,27 -
Enteromorpha 9,52 6,33 4,17
Halimeda 9,52 2,27 -
Ulva - 4,54 12,5

jenis tidak mampu bertahan hidup di Litaay (2014) rumput laut Turbinaria, Ulva,
daerah kekeringan yang berpengaruh pada Gracilaria, dan Dictyota tumbuh di daerah
pertumbuhan dan penyebaran rumput laut tubir, menempel pada substrat batu maupun
yang sedikit. Substrat ini merupakan tipe rataan terumbu, batu karang mati atau pecahan
substrat tempat menempel dan menyebar karang yang bercampur pasir. Gelidium dan
spesies tersebut. Sargassum hidup melekat pada substrat
Kehadiran rumput laut sangat keras misalnya batu atau bongkahan karang
bervariasi dan tergantung pada musim (Handayani et al., 2017). Masing-masing
dan kondisi habitat, karena rumput laut lokasi penelitian mempunyai kekhususan
termasuk tumbuhan laut bersifat musiman tersendiri sesuai dengan cara setiap jenis
(Kang et al., 2011). Nilai frekuensi kehadiran rumput laut bertahan hidup (Lokollo, 2019).
rumput laut yang berbeda diakibatkan adanya
perbedaan nilai biomassa dan keragaman Potensi Rumput Laut
jenis rumput laut di perairan pantai Pulau Jenis rumput laut yang terdapat di
Ambalau (Papalia & Arfah, 2013). Menurut lokasi penelitian yang berpotensi untuk

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 410


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3 Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al.

Gambar 3 Jenis rumput laut yang digunakan sebagai bahan makanan

dikembangkan sebagai pangan adalah lemak serta memiliki nilai ekonomis tinggi
Rhodophyta (Gracilaria, Hypnea), sebagai hidrokoloid untuk alginat, karagenan,
Phaeophyceae (Sargassum, Turbinaria, dan agar. Masyarakat menggunakannya untuk
Padina), Chlorophyceae (Halimeda, sup dan salad, bahan baku pembuatan nori
Ulva). Jenis rumput laut yang berpotensi dan jeli (Pamungkas et al., 2019), sumber agar
dikembangkan dapat dilihat pada Gambar (Waluyo et al., 2019), mengandung yodium
3. Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan dan vitamin C (Kadi, 2014), mengandung
pangan oleh masyarakat biasanya dimakan protein dan lemak (Ate & da Costa, 2017).
mentah sebagai lalapan, asinan, manisan, Hypnea adalah rumput laut merah yang
puding, dan kue. mengandung koloid utama adalah karagenan.
Rumput laut sebagai makanan telah Spesies ini digunakan sebagai sumber agar
digunakan sejak zaman kuno, terutama oleh (Lalopua, 2017), dan makanan manusia
negara-negara Asia, sedangkan di negara- (Silaban, 2019).
negara Barat rumput laut telah digunakan Kelompok Phaeophyta adalah Sargassum,
sebagai obat-obatan, koloid untuk makanan, Turbinaria, dan Padina. Sargassum
dan industri kosmetik (Peñalver et al., merupakan makanan musiman (Ghazali &
2020). Rumput laut telah digunakan sebagai Nurhayati, 2018). Sargassum dimanfaatkan
bahan makanan di berbagai belahan dunia. sebagai lalapan yang dimakan bersama
Di Indonesia, potensi alga sebagai sumber ikan bumbu kuning, untuk bahan makanan
makanan (khususnya rumput laut) telah (Chamidah et al., 2017), sumber protein,
dimanfaatkan secara komersial dan intensif asam folat, vitamin C, dan yodium. Selain itu
melalui budi daya. Beberapa jenis alga telah juga merupakan sumber alginat, fenol, dan
digunakan sebagai bahan makanan karena tanin (Pakidi & Suwoyo, 2017). Di Jepang
mengandung beberapa protein, mineral, dan Korea, Sargassum sering dikonsumsi
karbohidrat, dan vitamin (Litaay et al., 2021). sebagai bahan makanan berupa sayuran.
Kelompok Rhodophyta yaitu Gracilaria dan Turbinaria adalah jenis rumput laut yang
Hypnea memiliki potensi yang besar dalam dimanfaatkan sebagai sayuran, mengandung
industri pangan. Gracilaria merupakan alginat yang digunakan dalam industri
sumber pangan yang kaya serat dan rendah makanan, antara lain pembuatan saus, sup, es

411 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3

krim, puding, manisan, campuran kue, dan KESIMPULAN


salad (Murata & Nakazoe, 2001; Tambunan Komposisi rumput laut tertinggi di
et al., 2013). Pemanfaatan rumput laut Padina Pantai Tawiri yaitu 14 jenis dari 10 marga
adalah sebagai makanan manusia, ekstrak yang terdiri dari enam jenis Rhodophyta,
tepung untuk produk olahan perikanan empat jenis Chlorophyta, dan empat jenis
(Malingin et al., 2012; Kalalo et al., 2014). Phaeophyceae. Frekuensi kehadiran rumput
Padina juga diekstraksi dan digunakan untuk laut tertinggi di perairan pantai Tapi sebesar
campuran filet ikan nila merah (Husni et al., 12,5%. Jenis rumput laut yang memiliki
2014). potensi dimanfaatkan sebagai pangan
Rumput laut Halimeda memiliki adalah Rhodophyceae (Gracilaria, Hypnea),
kandungan protein dengan asam amino yang Phaeophyta (Sargassum, Turbinaria, Padina),
berfungsi sebagai produk pangan fungsional Chlorophyta (Halimeda, Ulva).
(Nurhayati et al., 2017), dan kandungan
kalsium yang tinggi (Mayakun et al., 2012; DAFTAR PUSTAKA
Teichberg et al., 2013; Nurhayati et al., Ate, J.N.B., & da Costa, J.F. (2017).
2020) yang dimanfaatkan dalam makanan Analisis kandungan nutrisi Gracilaria
fortifikasi. Ulva sangat bermanfaat sebagai edule (SG Gmelin) PC Silva dan
bahan tambahan makanan alami untuk Gracilaria coronopifolia J. Agardh
menggantikan MSG, sumber protein, dan untuk pengembangan perekonomian
penambah rasa umami sebagai penambah masyarakat pesisir. Jurnal Ilmu Kesehatan,
rasa alami (Ortiz, 2006; Yaich et al., 2011). 5(2), 94-103.
Ulva merupakan rumput laut yang berpotensi Atiqoh, L., Susanto, A.B., & Santosa, G.W.
sebagai sumber pangan sehat karena memiliki (2021). Uji organoleptik pada pengaruh
kandungan protein dan serat yang tinggi penambahan rumput laut Kappaphycus
(Lalopua, 2017). Pemanfaatannya adalah alvarezii; Doty 1985 (Florideophyceae:
sebagai makanan manusia misalnya selada, Solieriaceae) dan Gracillaria verrucose;
produk makanan nori, sebagai salad buah dan Hudson 1950 (Rhodophyceae:
sup sayur (Rasyid, 2004; Handayani, 2016; Gracilariaceae) terhadap produk mie
Zakaria et al., 2017). suket segoro. Journal Marine Research,
Rumput laut selain sebagai sumber 10(1), 72-77.
pangan komersial juga dikembangkan Butcher, H., Burkhart, S., Paul, N., Tiitii, U.,
sebagai bahan baku komestik, lulur, masker, Tamuera, K., Eria, T., & Swanepoel, L.
dan pengangkutan ikan. Nurjanah et al. (2020). Role of seaweed in diets of Samoa
(2016) melaporkan bahwa rumput laut dapat and Kiribati: Exploring key motivators for
digunakan sebagai bahan baku kosmetik; consumption. Sustainability, 12(18), 1-13.
masker wajah (Nurjanah et al., 2019), tabir Chamidah, A., Marsono, Y., Harmayani, E.,
surya (Nurjanah et al., 2017), pencerah & Haryadi, H. (2013). Pengaruh metode
(Dolorosa et al., 2019; Sari et al., 2019), ekstraksi terhadap karakteristik crude
pelembap bibir (Nurjanah et al., 2018a), laminaran dari Sargassum duplicatum.
masker jerawat (Nurjanah et al., 2018b), AgriTECH, 33(3), 251-257.
pelembap kulit (Nurjanah et al., 2020b), lulur Chaves, L.T.C., Pereira, P.H.C., & Feitosa,
(Nurjanah et al., 2021b), pengangkutan ikan J.L.L. (2013). Coral reef fish association
(Suwandi et al., 2020). Di sisi lain rumput with macroalgal beds on a tropical reef
laut memiliki senyawa bioaktif dan bertindak system in North-eastern Brazil. Marine
sebagai antioksidan (Diachanty et al., 2017; and Freshwater Research, 64(12), 1101-
Gazali et al., 2019a; Gazali et al., 2019b). 1111.
Rumput laut juga memiliki peran sebagai Diachanty, S., Nurjanah, & Abdullah, A.
penopang substrat dasar dan penyedia (2017). Antioxidant activity of various
karbonat untuk menjaga keseimbangan types of brown seaweed from The
kelestarian terumbu karang. Waters of The Thousand Islands. Jurnal

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 412


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3 Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al.

Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, Phycol, p. 15.


20(2), 305-318. Hurd, C.L., Harrison, P.J., Bischof, K., &
Dolorosa, M.T., Nurjanah, Purwaningsih, Lobban, C.S. (2014). Seaweed ecology
S., & Anwar, E. (2019). Utilization of and physiology. (2nd ed.). Cambridge
Kappaphycus alvarezii and Sargassum University Press. U.K.
plagyophyllum from Banten as cosmetic Husni, A., Ustadi, U., & Hakim, A. (2014).
creams. IOP Conference Series Earth and Penggunaan ekstrak rumput laut
Environmental Science, 404, pp 1-10. Padina sp. untuk peningkatan daya
Dwimayasanti, R., & Kurnianto D. (2018). simpan filet nila merah yang disimpan
Komunitas Makroalga di Perairan pada suhu dingin. Jurnal Agritech, 34(3),
Tayando-Tam, Maluku Tenggara. Jurnal 239-246.
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, Imchen, T. (2015). Substrate deposit effect
3(1), 39-48. on the characteristic of an intertidal
English, S., Wilkinson, C., & Baker, V. (1997). macroalgal community. Indian Journal of
Survey Manual for Tropical Marine Geo-Marine Science.,44(3), 1-6.
Resources. (2nd Edition). Townsville: Ira. (2018). Struktur komunitas makro alga di
Australian Institute of Marine Science. perairan Desa Mata Sulawesi Tenggara.
Gakken. (1979). Gakkan Illustrated Nature Jurnal Biologi Tropis, 18(1), 45-56.
Encyclopedia. The Seaweeds Of Japan. Ira, Rahmadani, & Irawati, N. (2018).
Tokyo. Komposisi jenis makroalga di Perairan
Gazali, M., Nurjanah, & Zamani, N.P. (2019a). Pulau Hari Sulawesi Tenggara. Jurnal
The screening of bioactive compound Biologi Tropis, 18 (2), 141-158.
of the green algae Halimeda macroloba Kadi, A. (2000). Rumput laut di perairan
(Decaisne, 1841) as an antioxidant Kalimantan Timur. (In D.P. Praseno,
agent from Banyak Island Aceh Singkil. W.S. Atmadja, I. Soepangat, Ruyitno, &
IOP Conference Series Earth and B.S. Soedibjo, Ed.). Pesisir dan Pantai
Environmental Science, 348, pp 1-8. Indonesia IV. Pusat Penelitian dan
Gazali, M., Zamani, N.P., & Nurjanah. (2019b). Pengembangan Oseanologi-LIPI Jakarta:
The potency of green algae Chaetomorpha 107-109.
crassa Agardh as antioxidant agent Kadi, A. (2007). Kondisi habitat dan komunitas
from coastal of Lhok Bubon, West makro algae di perairan Pulau Simeulue
Aceh. IOP Conference Series Earth and Aceh Barat paska tsunami. Oseanologi
Environmental Science, 278, pp 1-10. dan Limnologi di Indonesia-LIPI, 33, 427-
Ghazali, M., & Nurhayati. (2018). Peluang dan 439.
tantangan pengembangan makroalga non Kadi, A. (2014). Rumput laut sebagai produk
budidaya sebagai bahan pangan di Pulau alam dari Perairan Indonesia. Oseana,
Lombok. Jurnal Agrotek, 5(2), 135-40. 39(3), 31-40.
Graham, L.E., & Wilcox, L.W. (2000). Algae. Kalalo, J.L., Mantiri, D., & Rimper, J. (2014).
Prentice Hall, inc. New York Analisis jenis-jenis pigmen alga coklat
Handayani, T. (2016). Karakteristik dan Padina australis Hauck dari perairan laut
aspek biologi Ulva spp. (Chlorophyta, Sulawesi. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis,
Ulvaceae). Jurnal Oseana, 41(1), 1-8. 2(1), 8-12.
Handayani, T. (2021). Mengenal lebih dekat Kang, J.C., Choi, H.G., & Kim, M.S. (2011).
keragaman jenis rumput laut di Indonesia. Macroalgal species composition and
Webinar Tropical Seaweed Inovation seasonal variation in biomass on Udo,
Network (TSIN). Kementerian Kelautan Jeju Island, Korea. Algae, 26(4), 333-342.
dan Perikanan. Jakarta. Kementerian Perindustrian. (2015). Kebijakan
Harley, C.D.G., Kathryn, M.A., Kyle, W.D., Pengembangan Hilirisasi Industri
Jennifer, P.J., Rebecca, L.K., & Theraesa, Pengolahan Rumput Laut 2015-2019
A.C. (2012). Effects of climate change (Road Map Industri Rumput Laut
on global seaweed communities. Journal Indonesia).

413 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3

Kepel, R.C., Mantiri, D.M.H., & Nasprianto. Mamat, H., Matanjun, P., Ibrahim, S., Amin,
(2018). Biodiversitas makroalga di S.F.Md., Hamid, M.A., & Rameli, A.S.
perairan pesisir Tongkaina, Kota Manado. (2014). The effect of seaweed composite
Jurnal Ilmiah Platax, 6(1), 160-173. flour on the textural properties of dough
Keyimu, X.G. (2013). The Effects of using and bread. Journal. Appl Phycol. 26,1057–
seaweed on the quality of asian noodles. 1062.
Journal Food Processing & Technology, Manteu, S.H., Nurjanah., Abdullah, A.,
4(3), 216. Nurhayati, T., & Seulalae, A.V. (2021).
Kurniawan, R., Nurjanah., Jacoeb, A.M., Efektivitas karbon aktif dalam pembuatan
Abdullah, A., & Pertiwi, R.M. (2019). garam rumput laut cokelat (Sargassum
Karakteristik garam fungsional dari polycystum dan Padina minor). Jurnal
rumput laut hijau Ulva lactuca. Jurnal. Pengolahan Hasil Perairan Indonesia.
Pengolahan Hasil Perairan Indonesia, 24(3), 407-416.
22(3), 573-580. Mayakun, J., Kim, J.H., Lapointe, B.E., Prathep,
Lalopua, V.M.N. (2017). Pemanfaatan dan A. (2012). Gametangial characteristics
karakteristik nori tiruan menggunakan in the sexual reproduction of Halimeda
bahan baku alga Hypnea saidana dan macroloba Decaisne (Chlorophyta:
Ulva conglubata dari perairan Maluku. Halimedaceae) Songklanakarin Journal
Majalah Biam, 13(02), 33-40. Sci. and Tech. 34 (2), 211–216.
Langoy, M.L.D., Saroyo., Dapas, F.N.J., Katili, Misurcova, L. (2011). Chemical composition
D.Y., & Syamsul, B.H. (2011). Deskripsi of seaweeds. PART II Isolation and
alga makro di taman wisata alam Chemical Properties of Molecules Derived
Batuputih, Kota Bitung. Jurnal Ilmiah from Seaweeds. Tomas Bata University in
Sains, 11(2), 219-224. Zl´ın, Faculty of Technology, Department
Litaay, C. (2014). Sebaran dan keragaman of Food Technology and Microbiology,
komunitas makro algae di perairan Czech Republic, pp. 173-192.
Teluk Ambon. Jurnal Ilmu dan Teknologi Murata, M., & Nakazoe, J. (2001). Production
Kelautan Tropis, 6(1), 121-130. and use of marine algae in Japan. Japan
Litaay, C., & Arfah, H. (2019). Species Agricultural Research Quarterly, 35(4),
composition, frequency and total density 281-290.
of seaweeds. International Journal of Naylor, R.L., Hardy, R.W., Buschmann, A.H.,
Development Research. 9(1), 25214-25215. Bush, S.R., Cao, L., Klinger, D.H., Little,
Litaay, C., Arfah, H., Rugebregt, M.J., & D.C., Lubchenco, J., Shumway, S.E, &
Opier, R.D.A. (2021). Species diversity, Troell, M. (2021). A 20-year retrospective
density, phosphate concentration and the review of global aquaculture. Nature, 591,
utilization of algae as a food material. IOP 551–563.
Conf. Series: Earth and Environmental Nurhayati, Januar, H.I., Fithriani, D.
Science. 777, pp. 8. (2020). Mineral content, heavy metals
Lokollo, F.F. (2019). Komunitas makro alga di and amino acid profiles of Halimeda
perairan pantai Eri Teluk Ambon. Jurnal opuntia seaweed from several waters in
Triton. 15(1), 40-45. Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and
MacArtain, P., Christopher, I.R.G., Mariel, B., Environmental Science]462 (2020) 012035
Ross, C., & Ian, R.R. (2007). Nutritional IOP Publishing. doi:10.1088/1755-
Value of Edible Seaweeds. Nutrition 1315/462/1/012035. ICONPROBIOS
Reviews. 65, 535-543. 2019.
Malingin, D.L, Hongayo, M.C., & Larino, R.C. Nurjanah, Nurilmala, M., Hidayat, T., &
(2012). Antibacterial and antioxidant Sudirdjo, F. (2016). Characteristics of
effects of brown alga Padina australis seaweed as raw materials for cosmetics.
Hauck crude extract. International Aquatic Procedia, 7, 177-180.
Journal of Science and Clinical Laboratory. Nurjanah, Nurilmala, M., Anwar, E.,
2, 35–70. Luthfiyana, N., & Hidayat, T. (2017).

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 414


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3 Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al.

Identification of bioactive compounds University Press.


of seaweed Sargassum sp. and Eucheuma Ortiz, J., Romero, N., Robert, P., Araya,
cottonii Doty as a raw sunscreen cream. J., Lopez-Hernandez, J., Bozzo, C.,
Proceedings of the Pakistan Academy of Navarrete, E., Osorio, A., & Rios, A.
Sciences: Pakistan Academy of Sciences B. (2006). Dietary fiber, amino acid, fatty
Life and Environmental Sciences, 54, 311- acid, and tocopherol contents of the edible
318. seaweeds Ulva lactuca and Durvillaea
Nurjanah, Abdullah, A., Fachrozan, R., & antarctica. Journal Food Chemistry, 99,
Hidayat, T. (2018a). Characteristics of 98-104.
seaweed porridge Sargassum sp. and Pakidi, C.S., & Suwoyo, H.S. (2017). Potensi
Eucheuma cottonii as raw materials for dan pemanfaatan bahan aktif alga cokelat
lip balm. IOP Publishing IOP Conference Sargassum sp. Jurnal Octopus, 6(1), 551-
Series: Earth and Environmental Science, 562.
196, pp 1-7. Pamungkas, P., Yuwono, S.S, & Fibrianto,
Nurjanah, Aprilia, B.E., Fransiskayana, A., K. (2019). Potensi rumput laut merah
Rahmawati, M., & Nurhayati, T. (2018b). (Gracilaria gigas) dan penambahan daun
Senyawa bioaktif rumput laut dan ampas kenikir (Cosmos caudatus) sebagai bahan
teh sebagai antibakteri dalam formula baku pembuatan nori. Jurnal Teknologi
masker wajah. Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian, 20(3), 171-80.
Perairan Indonesia, 20, 305-318. Pandey, A.K., Chauhan, O.P., Semwal, A.D.
Nurjanah, Fauziyah, S., & Abdullah, A. (2020). Seaweeds – A Potential Source
(2019). Karakteristik bubur rumput for Functional Foods. Def. Life Sci. J, 5(4),
laut Eucheuma cottonii dan Turbinaria 315-322.
conoides sebagai bahan baku masker peel Peñalver, R., Lorenzo, J.M., Ros, G.,
off. Jurnal Pengolahan Hasil Perairan Amarowics, R., Pateiro, M., & Nieto,
Indonesia, 22, 391-402. G. (2020). Seaweeds as a functional
Nurjanah, Abdullah, A., & Diachanty, S. ingredient for a healthy diet. Drugs, 18,
(2020a). Characteristics of Turbinaria 301.
conoides and Padina minor as raw Pradana, F., Apriadi, T., & Suryanti, A. (2020).
materials for healthy seaweed salt. Journal Komposisi dan pola sebaran makroalga di
Pharmacognosy, 12(3), 624- 629. perairan Desa Mantang Baru, Kabupaten
Nurjanah, Jacoeb, A.M., Bestari, E., Seulalae, Bintan, Kepulauan Riau. Biospecies, 13(2),
A.V. (2020b). Karakteristik bubur rumput 22-31.
laut Gracilaria verrucosa dan Turbinaria Priosambodo, D., & Ferial, E.W. (2006).
conoides sebagai bahan baku body lotion. Analisis vegetasi makroalga di rataan
Jurnal Akuatek, 1, 73- 83. terumbu karang Pulau Katindoang
Nurjanah, Abdullah, A., Darusman, H.S., Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
Diaresty, J.V.G, & Seulalae, A.V. (2021a). Jurnal Bioma, 1(2), 31-45.
The antioxidant activity of seaweed salt Rao, S.P.V., & Vaibhav, A.M. (2006). Indian
from Sargassum polycystum in Sprague- seaweed resources and sustainable
Dawley male white rats. International J. utilization: Scenario at the dawn of a new
of Research in Pharmaceutical Sciences, century. Current Science, 91(2), 164-174.
12(4), 2601-2609. Rasyid, A. (2004). Berbagai manfaat algae.
Nurjanah, Nurilmala, M., Abdullah, A., Jurnal Oseana, 29(3), 9-15.
Seulalae, A.V., & Fauzan, R. (2021b). Roy, S., Salvi, H., Brahmbhat, B., Vaghela, N.,
Characteristics of Eucheuma denticulatum Das, L., & Pathak, B. (2015). Diversity and
and Turbinaria conoides porridge as body distribution of seaweeds in selected reefs
lotion materials, 17(4), 1521-1536. and island in Gulf of Kachchh. Seaweed
Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Res. Utiln, 37(1), 12-19.
Terjemahan Tjahjono Samingan. (Edisi Ruswahyuni, N.A., & Widyorini, N. (2014).
Ketiga). Yogyakarta: Gadjah Mada Hubungan kerapatan rumput laut dengan

415 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al. JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3

substrat dasar berbeda di perairan pantai Pertanian Indonesia, 25(1), 138-144.


Bandengan Jepara. Journal of Maquares, Tambunan, A.P.M., Rudiyansyah., & Harlia.
3(1), 99-107. (2013). Pengaruh konsentrasi Na2CO3
Sahat, H.J. (2013). Rumput Laut Indonesia. terhadap rendemen natrium alginate dari
Ditjen PEN/MJL/004/9/2013. Kementerian Sargassum cristaefolium asal perairan
Perdagangan. Warta Ekspor. Jakarta, hal. Lemukutan. Jurnal Kimia Khatulistiwa,
20. 2(2), 112-117.
Salim, Z., & Ernawati. (2015). Info Komoditi Teichberg, M., Fricke, A., & Bischof, K. (2013).
Rumput Laut. Badan Pengkajian dan Increased physiological performance of
Pengembangan Kebijakan Perdagangan the calcifying green macroalga Halimeda
Al Mawardi Prima, Jakarta, pp. 118 opuntia in response to experimental
Sari, D.M., Anwar, E., Nurjanah., & Arifianti, nutrient enrichment on a Caribbean coral
A.E. (2019). Antioxidant and tyrosinase Reef. Aquatic Botany, 104, 25-33.
inhibitor activities of ethanol extracts of Yaich, H., Garna, H., Besbes, S., Paquot, M.,
brown seaweed (Turbinaria conoides) as Blecker, C., & Attia, H. (2011). Chemical
lightening ingredient. Pharmacognosy J, composition and functional properties of
11(2), 279-282. Ulva lactuca seaweed collected in Tunisia.
Satheesh, S., & Wesley, S.G. (2012). Diversity Journal Food Chemistry. 128, 895-901.
and distribution of seaweeds in the Yudasmara, G.A. (2011). Analisis komunitas
Kudankulam coastal waters. South- makroalga di perairan Pulau Menjangan
Eastern coast of India. Biodiversity Kawasan Taman Nasional Bali Barat.
Journal, 3(1), 79-84. Jurnal Sains dan Teknologi, 11(1), 90-99.
Setyawan, I.B., Prihanta, W., & Purwanti, E. Waluyo, W., Permadi, A., Fanni, N.A., &
(2014). Identifikasi keanekaragaman dan Soedrijanto, A. (2019). Analisis kualitas
pola penyebaran makroalga di daerah rumput laut Gracilaria verrucosa di
pasang surut pantai Pidakan Kabupaten tambak Kabupaten Karawang, Jawa
Pacitan sebagai sumber belajar biologi. Barat. Grouper: Jurnal Ilmiah Fakultas
Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 1(1), Perikanan Universitas Islam Lamongan,
78-88. 10(1), 32-41.
Shannon, E., & Abu-Ghannam, N. (2019). Wells, M.L, Potin, P., Craigie, J.S., Raven,
Seaweeds as nutraceuticals for health and J.A., Merchant, S.S., Helliwell, K.E.,
nutrition. Phycologia. 58, 563–577. Smith, A.G., Camire, M.E., & Brawley,
Silaban, R. (2019). Komunitas makro alga di S.H. (2017). Algae as nutritional and
Perairan Pantai Desa Wakal, Kabupaten functional food sources: Revisiting our
Maluku Tengah. Jurnal Sumberdaya understanding. Journal Appl. Phycol, 29,
Akuatik Indopasifik, 3(1), 45-56. 949-982.
Subaryanti, Artama, I.M., & Kadir, I. (2013). Williams, S.L., & Smith, J.E. (2007). A global
The influence of gamma irradiation into review of the distribution, taxonomy
the dry red algae quality from Nusa Dua and impacts of introduced seaweeds.
Bali. SAINSTECH, 23(2), 85-90. Annual Review of Ecology, Evolution and
Suwandi, R., Heldestasia, A.C, & Nurjanah. Systematic, 38, 327-59.
(2020). Efektivitas bubur rumput laut Zakaria, F.R., Priosoeryanto, B.P., Erniati., &
Sargassum polycystum sebagai pembalur Sajida. (2017). Karakteristik nori dari
ikan nila (Oreochromis niloticus) campuran rumput laut Ulva lactuca dan
untuk mempertahankan mutu. Jurnal Eucheuma cottonii. Jurnal PB Kelautan
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, dan Perikanan, 12(1), 23-30.
23(1), 10-21.
Srimariana, E.S., Kawaroe, M., Lestari, D.F.,
Nugraha, A.H. (2020). Keanekaragaman
dan potensi pemanfaatan makroalga
di pesisir Pulau Tunda. Jurnal Ilmu

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 416


JPHPI 2022, Volume 25 Nomor 3 Potensi sumber daya hayati rumput laut, Litaay et al.

FIGURE AND TABLE TITLES


Figure 1 Types of seaweed at three
research sites
Figure 2 Seaweed composition and genus

Figure 3 Types of seaweed used as food


ingredients

Table 1 Frequency of seaweed presence at


Tawiri, Allang and Tapi research
sites, Ambon Island

417 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai