Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan 30

Vol. 5., No. 1, Maret 2023, pp. 30-33 SSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online)

Analisis Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Media


Perkembangbiakan Maggot
Lisa
a
Channi Sari1, Guntar Marolop Saragih2, Hadrah3
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Batanghari
1
lisachanni@gmail.com; 2saragihguntar@gmail.com*; 3hadrah@gmail.com
* Corresponding Author: saragihguntar@gmail.com

Received ………….; revised ……….; accepted …….

ABSTRAK
Pada ruas Jalan AH Nasution adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan Sampah
organik sebagai media perkembang biakan maggot untuk dapat menjadikan hasil kompos yang
maksimal. Kualitas dan kuantitas media berkembangbiakan larva lalat sangat mempengaruhi
kandungan nutrien tubuh serta keberlangsungan hidup larva pada tahap metamorfosis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan model rancangan penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 1 perlakuan. Perlakuan yang diberikan dengan KATA KUNCI
sampah organik,
menggunakan sampah organik yang telah dipilih. Analisis data pada penelitian ini berupa tabel kompos,
hasil analisis labotarorium karakteristik kompos yaitu pH, C-Organik, N-Total dan Rasio C/N maggot
serta berat maggot. Hasil Laboratorium Uji Tanah terlihat pada pH dengan media nasi, buah
dan sayur mengalami perbedaan pH dengan nilai 5,15, 5,5, 5,95 dan 6,4 (bersifat asam) terlihat
berbeda dengan pH awal, padapengujian ini nilai pH menunjukan media yang digunakan cukup
baik untuk proses pengomposan. Pada tabel 4.2 pun memperlihatkan perbedaan nilai pada
saat pengujian, terlihat dari ke 4 variasi tersebut pada C-Organik menghasilkan nilai paling
tinggi pada media sampah sayur dan buah yaitu mencapai 13,05 %, namun belum memenuhi
standar baku mutu nilai C-Organik yang baik untuk pengomposan. Pada N-Total nilai tertinggi
pada variasi ke 4 dengan nilai 26,3 dengan standar baku mutu N-Total 30% sehingga dari ke
4 variasi media tidak melebihi standar baku mutu N-Total yang akan mempengaruhi bobot
maggot , berbeda dengan C/N yang memiliki nilai yang tertinggi ialah variasi ke 4 dengan nilai
20, dengan standar baku mutu nilai terbaik Rasio C/N pada proses pengomposan ialah 25-
40%, dan dapat disimpulkan bahwa nilai Rasio C/N belum memenuhi standar baku mutu Rasio
C/N sehingga mempengaruhi perkembangbiakan maggot dengan rentang waktu 20 hari.
ABSTRACT KEYWORDS
organic trash,
Organic waste as a maggot breeding medium to be able to produce maximum compost. The compost,
quality and quantity of fly larvae breeding media greatly affect the nutrient content of the body maggot
and the survival of the larvae at the metamorphosis stage. This research is a type of
experimental research with a completely randomized design (CRD) model consisting of 1
treatment. The treatment is given using organic waste that has been selected. Data analysis in
this study was in the form of tables of the results of laboratory analysis of compost
characteristics, namely pH, C-Organic, N-Total and C/N Ratio and weight of maggot. The
results of the Soil Test Laboratory showed that the pH with rice, fruit and vegetable media
experienced a difference in pH with values of 5.15, 5.5, 5.95 and 6.4 (acidic) which looked
different from the initial pH, in this test the pH value showed the media used is good enough for
the composting process. Table 4.2 also shows the difference in values at the time of testing. It
can be seen from the 4 variations that C-Organic produced the highest value in vegetable and
fruit waste media, reaching 13.05%, but did not meet the quality standards for good C-Organic
values. for composting. The highest N-Total value is in the 4th variation with a value of 26.3
with the N-Total quality standard of 30% so that the 4 media variations do not exceed the N-
Total quality standard which will affect maggot weight, different from C/N which having the
highest value is the 4th variation with a value of 20, with the quality standard the best value the
C/N ratio in the composting process is 25-40%, and it can be concluded that the value of the
C/N ratio does not meet the C/N ratio quality standard so that affect maggot breeding with a
span of 20 days.

This is an open-access article under the CC–BY-SA license

10.52005/teslink.v115i1.xxx teslink@nusaputra.ac.id
31 Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan
ISSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online) Vol. 5., No. 1, Maret 2023, pp. 30-33

1. Pendahuluan
Salah satu kegiatan dalam paradigma baru adalah memanfaatkan sampah. Salah satu bentuk
pemanfaatan sampah organik adalah memanfaatkan sampah menjadi media pengembangbiakan maggot
Black Soldier Fly (BSF). Maggot BSF mampu mendegradasi sampah organik, baik sampah yang berasal
dari hewan maupun tumbuhan. Selain itu, keberadaan maggot BSF dinilai cukup aman bagi kesehatan
manusia, karena tidak termasuk vektor penyakit (Piyantina, 2020). Maggot BSF merupakan sumber
protein dapat dijadikan dalam bentuk pelet, sehingga maggot dapat dijadikan alternatif untuk pakan
ternak. Maggot dapat dijadikan pakan secara langsung dalam bentuk segar ataupun dicampur bahan
lain seperti dedak untuk dijadikan pelet. Desa Pandan Sejahtera, Kecamatan Geragai, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur terdapat banyak usaha tambak ikan masyarakat. Maggot yang di budidayakan
akan dimanfaatkan sebagai pakan ikan, sehingga akan lebih mengurangi pengeluaran peternak ikan,
hemat secara ekonomis dan praktis. Dari jenis sampah domestik yang dihasilkan masyarakat desa
Pandan Sejahtera, perlu dilakukan penelitian jenis sampah apa yang lebih nbaik digunakan sebagai
media perkembangbiakan maggot.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini diberi judul “Analisis Pemanfaatan Sampah
Organik Sebagai Media Perkembangbiakan Maggot”.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimen dengan model rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas
1 perlakuan dengan 4 komposisi sampah. Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan sampah
organik dari sisa aktivitas permukiman.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2021 hingga Juli 2021. Pengambilan sampah organik
dilakukan di Permukiman di desa Pandan Sejahtera, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Pengujian parameter kualitas kompos sisa sampah sebagai media perkembangbiakan maggot
dilakukan di Laboratorium Pertanian Universitas Jambi.
Komposisi sampah sebagai media maggot menggunakan 4 variasi, yakni a). Variasi I : Nasi (100%,
b). Variasi II : Sayur (kol dan timun) 100%, c). Variasi III : Buah (pisang) 100%, dan; d). Variasi IV ;
50 % buah : 50% Sayur (campuran), seperti Tabel 1 di bawah.
Tabel 1. Variasi komposisi sampah sebagai media maggot

Komposisi (gram)
No Jenis sampah
Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4
1 Nasi 500 0 0 0
2 Sayur 0 500 0 0
3 Buah 0 0 500 0
4 Sayur + Buah 0 0 0 250 : 250
Sumber : Data primer 2022.
Setelah maggot berusia 20 hari, maggot ditimbang dan diukur panjangnya. Kompos sisa media
maggot dianalisis di Laboratorium untuk mengetahui pH, C-Organik, N-Total dan Rasio C/N dari ke 4
variasi dimaksud.

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil uji laboratorium kompos sisa media perkembangbiakan maggot adalah seperti Tabel 2.

Lisa Channi Sari et al. (Analisis Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Media …)
Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan 32
Vol. 5., No. 1, Maret 2023, pp. 30-33 SSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online)

Tabel 2. Karakteristik kompos sisa media maggot

pH (H2O)
C-Organik N-Total C/N
Jenis sampah
(Furnace) 21% (Kjeldahl) (20-25)%
Nasi 5,15 12,66 16,5 12
Buah 5,5 12,86 22,8 16
Sayur 5,95 12,47 24,9 18
Sayur + Buah 6,4 13,05 26,3 20
Sumber : Laboratorium Tanah Universitas Jambi, 2022
Pada Tabel 2. terlihat pada pH kompos sisa nasi lebih rendah dari jenis sampah lain. pH tertinggi
adalah dari campuran sayur dan buah, yakni sebesar 6,4. Besar C-Organik, N-Total dan C/N tertinggi
juga dihasilkan dari kompos sampah campuran sayur dan buah.
Dari besaran karakteristik kompos ini, dapat dijelaskan bahwa kompos yang lebih baik dan lebih
bernutrisi untuk mendukung perkembangbiakan maggot BSF adalah sampah campuran sayur dan
buah.
Penimbangan berat (bobot) dan panjang maggot hasil perkembangbiakan dari media sampah
yang digunakan adalah seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot dan panjang maggot.

No Jenis Sampah Bobot Maggot Panjang Maggot

1 Nasi 0,79 gram 12 mm


2 Buah 0,81 gram 14 mm
3 Sayur 0,83 gram 14 mm
4 Sayur + Buah 1,08 gram 16 mm

Sumber:Hasil Penelitian, 2022


3.1. Hubungan Berat Maggot dengan Variasi Komposisi Bahan Baku Kompos
Maggot memiliki bakteri dalam pencernaannya yang mampu menguraikan sampah organik.
Dalam penelitian ini terlihat dari hasil bobot dan panjang maggot bervariasi. Bobot dan panjang
maggot ditentukan oleh nutrisi yang tersedia di sampah.
Nutrisi merupakan salah satu faktor yang diberpengaruhi oleh komposisi sampah. Dalam
penelitian ini kompos yang bernutrisi lebih baik adalah kompos dari sampah campuran sayur dan
buah. Ini menunjukkan bahwa campuran sampah sayur (kol+timun) dan buah (pisang) menghasilkan
nutrisi yang baik untuk pertumbuhan maggot.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: jenis sampah yang lebih baik digunakan
sebagai media perkembangbiakan maggot adalah jenis sampah campuran sayur dan buah.
Saran dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan kajian pemanfaatan sampah organik lain untuk
mengetahui perkembangbiakan maggot yang lebih optimum, sehingga dapat membantu masyarakat
setempat dalam hal penyediaan pakan ternak.

Lisa Channi Sari et al. (Analisis Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Media …)
33 Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan
ISSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online) Vol. 5., No. 1, Maret 2023, pp. 30-33

References
[1] Arief,Sabdo,Priscilia Dana, 2018, Penggunaan Larva (Maggot) Black Soldier Fly (BSF) dalam Pengolahan Limbah
Organik. Bogor : SEAMEOBIOTROP.
[2] Ashar, Gilang, 2018, Pengaruh Penambahan Bioaktivator Effective Microorganism-4 (EM-4) Terhadap Kualitas Kompos
dari Sampah Organik Dapur Menggunakan Komposter Skala Rumah Tangga. Tugas Akhir. Program Studi Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Bandung.
[3] Damanhuri, D. E.,(2010), Diktat Pengelolaan Sampah. Institut Teknologi Bandung.
[4] KLHK, (2008). UURI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pegelolaan Sampah, Jakarta.
[5] Kusuma, Tomy Budi, 2018, Studi Pengolahan Sampah Organik Pasar dengan Metode Continuous Flow Bin
Vermicomposting dengan Parameter Uji C/N, P dan Kandungan K. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
[6] Mahardika, Tifani Rosa. 2016. Teknologi Reduksi Sampah dengan Memanfaatkan Larva Black Soldier Fly (BSF) Di
Kawasan Pasar Puspa Agro Sidoarjo. Tugas Akhir. Program Studi Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
[7] Mentari, Priscilia Dana, 2018, Karakteristik Dekomposisi Sampah Organik Pasar Tradisional Menggunakan Larva Black
Soldier Fly (Hermetia Illucens L). Tugas Akhir. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
[8] Monita, Lena,l 2017, Biokonversi Sampah Organik Menggunakan Larva Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) dan
EM4 dalam Rangka Menunjang Pengelolaan Sampah Berkelanjutan. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
[9] Pangestu, Widya., Agus Prasetya., Rochim Bakti. 2017. Pengolahan Limbah Kulit Pisang dan Nangka Muda
Menggunakan Larva Black Soldier Fly (Hermetia Illucens). Jurnal. Magister Teknik Sistem, Fakultas Teknik, Universitas
Gajah Mada.

Lisa Channi Sari et al. (Analisis Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Media …)

Anda mungkin juga menyukai